• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR KEPULAUAN RIAU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

NOMOR 26 TAHUN 2014

TENTANG RUMAH SINGGAH

PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK ENGKU PUTERI

PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin terlaksananya upaya

pemenuhan dan Perlindungan hak-hak Perempuan dan Anak korban kekerasan di Provinsi Kepulauan Riau perlu dilakukan upaya-upaya penyediaan sarana dan fasilitas yang memadai, sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

b. bahwa Sarana dan fasilitas pelayanan Perempuan dan anak meliputi sarana pelayanan tempat tinggal sementara, pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, bantuan hukuim, serta sebagai wadah koordinasi penanganan perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang berupa Rumah Singgah pada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdyaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a., dan huruf b., perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rumah Singgah pada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3039);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3143);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277);

4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3668); 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4237);

9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419);

11. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

(3)

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

13. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 57); 14. Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002 tentang

Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak;

15. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak;

16. Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan (Trafficking) Perempuan dan Anak;

17. Keputusan Presiden Nomor 83/P Tahun 2010 tentang Pengesahan Pengangkatan Drs.H.MUHAMMAD SANI dan Dr. H.M. SOERYA RESPATIONO, SH, MH sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Masa Jabatan Tahun 2010-2015;

18. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak (Trafiking) (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 12);

19. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan IMS di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 15 );

20. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 7);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU TENTANG RUMAH SINGGAH PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK ENGKU PUTERI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah

DPRD Provinsi Kepulauan Riau.

3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 5. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang

selanjutnya disingkat P2TP2A adalah Lembaga / wahana pelayanan bagi perempuan dan anak berbasis masyarakat dalam upaya pemenuhan informasi dan kebutuhan dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, perlindungan dan penanggulangan tindak kekerasan serta Tindak Pidana Perdagangan Orang, khususnya Tindak Pidana Perdagangan Orang yang korbannya perempuan dan anak.

6. Rumah Singgah adalah wadah penerimaan dan penanganan pengaduan masyarakat, tempat tinggal sementara perempuan dan anak korban tindak kekerasan dan perdagangan orang dalam rangka pelayanan pemulihan dan rehabilitasi Kesehatan, pemulihan dan rehabilitasi sosial, konseling, pendampingan dan bantuan hukum serta upaya fasilitasi pemulangan korban ke daerah asal.

7. Kekerasan adalah setiap perbuatan melawan hukum dengan atau tanpa menggunakan sarana terhadap fisik dan psikis yang menimbulkan bahaya bagi nyawa, badan, atau menimbulkan terampasnya kemerdekaan seseorang.

8. Anak adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih berada di dalam kandungan.

9. Perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberikan bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi.

10. Tindak Pidana Perdagangan Orang adalah setiap tindakan atau serangkaian tindakan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana perdagangan orang.

(5)

BAB II

PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN RUANG LINGKUP

Bagian kesatu Pembentukan

Pasal 2

Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau sebagai wadah atau sarana untuk : a. Menerima dan menagani pengaduan masyarakat tentang tindak

kekerasan dan perdagangan orang;

b. Memfasilitasi penyediaan tempat tinggal sementara termasuk makan dan minum; dan

c. Memberikan pelayanan rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, bantuan hukum, dan pemulangan dan reintegrasi sosial.

Bagian kedua Kedudukan

Pasal 3

Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau, berkedudukan di ibukota Provinsi Kepulauan Riau

Bagian ketiga Fungsi Pasal 4

Dalam melaksanakan tugasnya Rumah Singgah P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau mempunyai fungsi dalam hal:

a). pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat

b). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan kesehatan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang;

c). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang;

d). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan bantuan hukum bagi perempuan dan anak korban kekerasan dan perdagangan orang;

e). pelaksanaan koordinasi dan/atau fasilitasi dan/atau mediasi pelayanan pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan perdagangan orang;

f). Pemeliharaan sarana dan fasilitas pelayanan di rumah singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau;

(6)

g). penyelenggaraan administrasi pelayanan dan kesekretariatan rumah singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau;

h). penyelenggaraan dokumentasi Pelayanan Perempuan dan anak korban Tindak Kekerasan dan Perdagangan orang, khususnya yang ditangani di Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau; dan

i). Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan dan Perdagangan orang khususnya yang ditangani di Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau;

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI,

PETUGAS, JABATAN DAN TUGAS PEKERJAAN Bagian kesatu

Susunan Organisasi Pasal 5

Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas:

A. Koordinator

B. Ketata Usahaan, teridiri dari

a) Urusan Administrasi Perkantoran b) Urusan Administrasi Pelayanan C. Urusan Pelayanan teridiri dari

a) Pembantu Umum b) Pembantu Juru Masak

c) Pembantu urusan Pelayanan Kesehatan D Keamanan terdiri dari :

a) Keamanan Siang b) Kemanan Sore c) Keamanan Malam Bagian Kedua Petugas Pasal 6

Untuk memberi pelayanan terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan dan Perdagangan Orang di Rumah Singgah P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau Gubernur dapat menugaskan dan/atau mengangkat pegawai sebagai petugas sebanyak-banyaknya 15 (limabelas) orang.

(7)

Pasal 7

Petugas sebagaimana dimaksud pada pasal 6 adalah :

a. Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan oleh Gubernur dan/atau; b. Pegawai Tidak Tetap yang ditugaskan oleh Gubernur dan/atau; dan c. Petugas yang diangkat oleh Gubernur dengan Perjanjian Kontrak

melalui sesuatu Proses seleksi

Pasal 8

(1) Masa bakti Pegawai Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau adalah 1 (satu) tahun

(2) Pelaksanaan Seleksi Pengangkatan Petugas dengan Perjanjian Kontrak sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf c dilaksanakan oleh suatu Tim Seleksi yang ditetapkan oleh Gubernur

Pasal 9

(1) Tim Selaksi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (2) Menyelenggarakan Seleksi penerimaan Petugas dengan Perjanjian Kontrak, meliputi :

a. Seleksi Administrasi; b. Seleksi / ujian Tertulis; c. Seleksi Wawancara; dan d. Penetapan kelulusan

(2) Tata cara penyelenggaraan seleksi lebih lanjut di tetapkan oleh Tim Seleksi.

Pasal 10

(1) Jika dipandang perlu maka Pegawai Rumah Singgah pada P2TP2A yang telah berakhir masa kontraknya, dapat diangkat kembali sebagai Pegawai Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri dengan suatu Perjanjian kontrak kerja baru,

(2) Pengangkatan Kembali Pegawai yang telah berakhir masa kontrak kerjanya di lakukan melalui proses :

a. Evaluasi Kinerja sebelumnya;

b. Melengkapi Dokumen / Adminsitrasi; c. Mengikuti Suatu Proses Wawancara; dan d. Menandatangani perjanjian / kontrak kerja

(8)

Bagian ketiga

Jabatan dan tugas pekerjaan Pasal 11

(1) Pengangkatan petugas dan Pengisian jabatan pada Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(2) Untuk mengangkat petugas pada jabatan dan tugas pekerjaan pada Rumah Singgah pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan persyaratan dan kualifikasi pegawai meliputi :

a. Koordinator

1. Berpendidikan sekurang-kurangnya Diploma 3 bidang Sosial, atau sarjana (S.1).

2. Jenis Kelamin laki-laki atau perempuan. 3. Berusia maksimal 56 tahun.

4. Sehat jasmani dan rohani.

5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

7. Bersedia aktif sebagai Koordinator Rumah Singgah. 8. Lulus seleksi Jabatan.

b. Pembantu Urusan Administrasi :

1. Berpendidikan sekurang-kurangnya SMA sederajat . 2. Jenis Kelamin laki-laki atau perempuan.

3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani.

5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

7. Bersedia aktif sebagai Petugas Pembantu urusan Administrasi Rumah Singgah.

8. Lulus seleksi Jabatan. c. Pembantu Urusan Umum

1. Berpendidikan sekurang-kurangnya SMA sederajat. 2. Jenis Kelamin laki-laki atau perempuan.

3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani.

5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

7. Bersedia aktif sebagai Petugas Pembantu urusan Administrasi Rumah Singgah.

(9)

8. Lulus seleksi Jabatan.

d. Pembantu Urusan Pelayanan Kesehatan

1. Sekurang-kurangnya berpendidikan Keperawatan atau sederajat. 2. jenis Kelamin laki-laki dan/atau perempuan.

3. berusia maksimal 56 tahun. 4. sehat jasmani dan rohani.

5. tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana; 6. berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau;

7. bersedia aktif sebagai Petugas Pelayanan Kesehatan pada Rumah Singgah,

8. Lulus seleksi Jabatan.

e. Pembantu urusan Juru masak

1. Sekurang-kurangnya berpendidikan SMTP atau sederajat. 2. Jenis Kelamin laki-laki dan/atau perempuan.

3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani.

5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

7. Bersedia aktif sebagai Petugas Juru Masak pada Rumah Singgah.

8. Diutamakan memiliki pengalaman dalam urusan juru masak, 9. Lulus seleksi Jabatan.

f. Pembantu urusan Keamanan

1. Sekurang-kurangnya berpendidikan SD atau sederajat. 2. Jenis Kelamin laki-laki dan/atau perempuan.

3. Berusia maksimal 56 tahun. 4. Sehat jasmani dan rohani.

5. Tidak sedang menjalani proses hukum karena kasus pidana. 6. Berdomisili di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.

7. Bersedia aktif sebagai Petugas Keamanan pada Rumah Singgah. 8. Diutamakan memiliki pengalaman berkerja sebagai petugas

Keamanan,

9. Lulus seleksi Jabatan.

BAB IV

KEWAJIBAN DAN HAK PEGAWAI Bagian Kesatu

(10)

Pasal 12

Pegawai Rumah Singgah memiliki kewajiban meliputi

1. Melaksanakan Tugas dan Pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya 2. Mematuhi aturan dan kode etik pelayanan korban di Rumah Singgah

pada P2TP2A Engku Puteri Provinsi kepulauan Riau.

Bagian kedua Hak Pasal 13 Pegawai Rumah Singgah memiliki Hak :

a. Penghasilan berupa Gaji/Upah; dan

b. Tunjangan lain sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Pasal 14

Pegawai Rumah Singgah P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau dinyatakan berhenti apabila :

1. atas Permintaan sendiri;

2. dipandang tidak cakap untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan sebagai Pegawai Rumah Singgah;

3. telah berkahir masa kontraknya; dan 4. meninggal dunia

BAB V

MEKANISME KERJA Pasal 15

Mekanisme Kerja Rumah Singgah P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan tugas Rumah Singgah P2TP2A Provinsi Kepulauan Riau dilakukan dengan mengutamakan Kepentingan terbaik bagi Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan;

b. Rumah Singgah adalah satuan tugas Pelayanan bagi Perempuan dan Anak Korban Tindak Kekerasan yang merupakan unit pelaksana teknis dari P2TP2A Engku Puteri Provinsi Kepulauan Riau;

c. Rumah Singgah merupakan lembaga yang langsung memberi pelayanan kepada Perempuan dan Anak Korban Kekerasan;

d. program kerjasama dalam rangka mendukung kegiatan pelayanan Rumah Singgah dilakukan melalui dan oleh P2TP2A; dan

e. ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja Rumah Singgah diatur dalam Peraturan Tata tertib dan / atau Kode Etik P2PTP2A dan Rumah Singgah.

(11)

BAB V PEMBIAYAAN

Pasal 16

Biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan pelayanan Rumah Singgah pada P2TP2A engku puteri Provinsi Kepulauan Riau dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal didiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan menetapkannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Riau.

Ditetapkan di Tanjungpinang pada tanggal 1 Oktober 2014 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

H. MUHAMMAD SANI

Diundangkan di Tanjungpinang pada tanggal 2 Oktober 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU,

Drs. ROBERT IWAN LORIAUX, MM.

Referensi

Dokumen terkait

pada text text akan akan disisipkan disisipkan kode kode javascript javascript untuk untuk merequest merequest me me manggil halaman “contact.php” berdasarkan tag

TEACHING ADVISING SYNTHESIZING STRATEGIZING PLANNING MOTIVATING SERVING CONTROLLING MEDIATING NEGOTIATING SELLING SAFEKEEPING FILING HOUSEKEEPING KEKUATAN KELEMAHAN. FOKUS PADA

Salah satu faktor produksi yang sangat menentukan peningkatan produktivitas adalah pemupukan (Maryeni dkk, 2009). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

o Mahasiswa yang tidak heregistrasi dan tidak mengajukan cuti kuliah tetap berkewajiban membayar SPP sesuai dengan ketentuan mahasiswa aktif (dianggap cuti tanpa izin), dan

83 Perdagangan Pasar Tradisional 84 Perdagangan Penjual Alat-alat mesin 85 Perdagangan Penjual ikan asin 86 Perdagangan Penjual roti 87 Perdagangan Penjual sayuran 88

Laju pertumbuhan cempe yang dilahirkan pada akhir musim kemarau dan awal musim penghujan menunjukkan perbedaan pertambahan bobot hidup harian (PBHH) yang signifikan (P <

Hasil pengujian regresi linear berganda dalam penelitian ini diperoleh koefisien determinasi ( Adjusted R 2 ) sebesar 0,506 artinya besarnya sumbangan pengaruh

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: “Penerapan pendekatan Quantum Learning tipe Brainstorming dapat me-ningkatkan