• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOSENTRASI EKSTRAK DAUN DAN BIJI KECUBUNG (Datura matel, L) ERHADAP PROSES PEMBIUSAN INDUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus, Burchell )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOSENTRASI EKSTRAK DAUN DAN BIJI KECUBUNG (Datura matel, L) ERHADAP PROSES PEMBIUSAN INDUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus, Burchell )"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOSENTRASI EKSTRAK DAUN DAN BIJI KECUBUNG (Datura matel , L) ERHADAP PROSES PEMBIUSAN INDUK

IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus , Burchell ) Yuliastri Adha1, Nawir Muhar1, Lisa Deswati2

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta

E-mail: Yuliastriadha12@yahoo.com

ABSTRACT

Amethyst (Datura Meterl L) is a type of plant that is functioned to eliminate the awarness or as a drug. This plant has metal cristalin which has relaxation effect in muscle of luric. Amethyst consists of alkaloid, antropin, hiosiamin, and scopolomin. Nowdays, researching about leaf extract and amethyst seed as anasthesy at lele dumbo fish(clarias geriepenus burchell) never have done yet. According to that case, the writer want to do this researched that is purposed to know the influenced of extract leaf and seed amethyst through time anesthesy of main fish of lele dumbo. Experiment method was used in this researched which 2 actions and 9 repeated. The statistic result showed tvalue 1,311< t table 2,262 means there was no giving leaf extract and amethys seed in the process of anesthesy at the main lele fish (Hi was denied, H0 was accepted). The fastest time was happened in B action with submersion/ anesthesy that used main amethyst extract was 4,09 menutes. The longest proces in action A with submersion / anesthesy that use main extract amethyst is 6,15 minutes and the quickly awareness process belonged to B that was the submersion from fresh water of amethyst seed was 1,8 minutes.

Key words: anesthesy of lele fish, leaf, and amethyst seed

Latar Belakang

Pembangunan perikanan pada hakekatnya adalah upaya pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak kelestariannya, karena inventarisasi dan identifikasi terhadap sumber-sumber daya alam dan tipe tata lingkungan hidup sangat diperlukan.

Ikan lele dumbo merupakan satu jenis ikan yang sangat penting peranannya. Konsumsi ikan lele pada beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat, sesuai dengan kebutuhan, manusia akan makan yang mengandung protein. oleh karena itu

harga ikan lele meningkat, hal itu telah menjadi perangsang bagi petani ikan untuk membudidayakan ikan lele secara intensif .

Ikan lele dumbo termasuk buas dan bersifat (carnivore) pemakan daging karena ikan lele dapat memakan ikan-ikan kecil dan anaknya, ikan lele dikenal juga sebagai ikan pemakan campuran karena dapat memakan sisa bahan organik yang berprotein seperti kotoran manusia , sisa dapur dan sebagainya.

Ikan lele dumbo ( Clarias geriepinus

Burchell ) merupakan ikan air tawar yang mempunyai prospek yang baik dan semakin banyak dibudidayakan saat ini, karena ini

(2)

mudah dipelihara sekalipun pada kolam tadah hujan .

Menurut Soetemo (1987), ikan lele mulai banyak digemari karena rasanya lezat dan gizinya tinggi. Dalam usaha budidaya sering menjadi hambatan adalah tidak tersedianya benih yang berkesinambungan dan cukup. Untuk mengatasi hal ini dilakukan upaya dalam meningkatkan produksi benih ikan lele dumbo dengan menggunakan hormon, bioteknologi ataupun dengan teknik hipofisa

Menurut Herubawono (2001), pembiusan ikan mas koki dengan dosis efektif ekstrak daun kecubung pada saat pengangkutan memberikan hasil laju sintasan ikan yang lebih baik dari pada tanpa dibius. Menurut Hamid dan Mardjono (1980) pengangkutan ikan berhasil jika ikan yang hidup lebih dari 90% . Pengangkutan ikan koi selama 8 jam dengan pemberian

Ekstrak daun kecubung konsentrasi 0,7% telah mencapai 91,67% . Pembiusan dengan daun kecubung dapat mengurangi aktivitas ikan sehingga dapat menurunkan metabolisme, konsumsi oksigen, produksi Co2 dan amonia. Dengan demikian, dapat mengurangi angka kematian ikan selama proses pengangkutan.

Pada perlakuan kontrol yang tanpa pembiusan tingkat kelulusan hidup lebih kecil, karena ikan mengalami stres dengan adanya perubahan kualitas air, pengaruh goncangan karena ikan dalam keadaan sadar

(tidak dibius) selama transportasi atau selama proses pengepakan .

Saat ini penelitian tentang ekstrak daun dan biji kecubung ( Datura matel , L) untuk pembiusan induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus, Burchell), belum pernah dilakukan .

Berdasarkan hal di atas penulis ingin melakukan penelitian tentang pengaruh kosentrasi ekstrak daun dan biji kecubung (Datura matel , L) dalam proses pembiusan induk ikan lele (Clarias gariepinus

Burchell).

Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh ekstrak daun dan biji kecubung (Datura matel, L) terhadap lama pembiusan induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus , Burchell) Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang penggunaan daun dan biji kecubung (Datura matel ,L ) dalam pembiuasan ikan. Metode Penelitian

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen , 2 perlakuan dan 9 ulangan, dengan analisa uji t.

Hipotesis dan Asumsi

H0: Tidak ada pengaruh pemberian

ekstrak daun dan biji kecubung (Datura matel L) dalam pembiusan induk ikan lele (Clarias gariepinus, Burchell )

(3)

Hi: Ada pengaruh pemberian ekstrak daun

dan biji kecubung (Datura matel L) dalam Pembiusan induk ikan Lele (Clarias gariepinus, Burchell ).

Asumsi yang dilakukan adalah:

- Pengaruh lingkungan dianggap sama Perlakuan

Dalam penentuan perlakuan penelitian penulis terlebih dahulu melakukan penelitian pendahuluan dengan pemberian dosis terendah ekstrak daun dan biji kecebung sampai pemberian dosis tertinggi. Dimulai dengan pemberian dosis sebanyak 25 gram daun kecubung/ 10 liter air, sampai dengan sebanyak 80 gram/ 10 liter air.

Dalam pemberian 25 gram- 80 gram ekstrak daun kecubung ternyata ikan uji tidak mengalami pingsan atau terbius dikarenakan dosis ekstrak daun kecubung kurang. Berdasarkan hasil tersebut ditetapkan perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perlakuan A: Air ekstrak dari 100 gram daun kecubung (Datura matel L) dalam10 liter air.

Perlakuan B: Air ekstrak dari 100 gram biji kecubung (Datura matel L) dalam 10 liter air.

Prosedur Penelitian

Pembuatan Ekstrak Daun Kecubung dan Biji Kecubung (Datura matel L)

Daun kecubung ditimbang kemudian dicincang halus dan yang telah halus dimasukkan ke dalam kain furing lalu diikat dengan menggunakan karet. Kemudian

direndam ke dalam air selama 24 jam, sedangkan untuk biji kecubung pertama-tama ditimbang kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender. Setelah halus dimasukkan ke dalam kain furing dan diikat, selanjutnya direndam selama 24 jam di dalam air.

Proses Perendaman Ikan

Induk ikan Lele dimasukkan ke dalam air ekstrak daun dan biji kecubung, kemudian diamati berapa lama ikan itu pingsan setelah ikan benar-benar pingsan ikan tersebut diangkat, lalu ikan di pindahkan ke dalam air tawar untuk proses sadar dan di amati berapa lama sadarnya.

Peubah yang di Amati 1. Lama waktu pingsan.

2. Lama waktu sadar setelah pingsan

3. Lama waktu perendaman/ pembiusan dan penyadaran

Lama waktu perendaman/ pembiusan dan penyadaran dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (1978) yaitu:

Wm = Wt - Wo Keterangan:

Wm = Lama waktu mutlak Wt = Lama waktu akhir Wo = Lama waktu awal Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik yaitu uji “t”. Apabila uji analisis menunjukkan bahwa t hitung < ttabel pada taraf 95% berarti tidak ada pengaruh pemberian daun dan biji kecubung

(4)

dalam induk ikan lele (H0 diterima, Hi ditolak). Apabila t hitung > t tabel pada taraf 95% berarti ada pengaruh pemberian daun dan biji kecubung dalam induk ikan lele (Hi diterima, H0 di tolak). Untuk melihat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji duckan mutif .

Hasil Dan Pembahasan

Waktu Perendaman/ Pembiusan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan ekstrak daun dan biji (Datural matel L) untuk pembiusan induk ikan lele dumbo ternyata memberi pengaruh terhadap waktu perendaman/ pembiusan rataan waktu (menit) masing-masing perlakuan dicantumkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Rataan Waktu (Menit) Perendaman/ Pembiusan Induk Ikan Lele

Ulangan Perlakuan (Menit)

A B 1 3,53 3,37 2. 4,54 4,10 3. 3,12 5,63 4 2,56 6,59 5. 8,52 2,50 6. 3,17 2,53 7. 11,54 2,57 8. 12,04 3,58 9. 6,33 6,01 Jumlah 55,33 36,88 Rata-Rata 6,15 4,09 Keterangan:

A = Air ekstrak dari 100 gram daun kecubung (Datura matel L)/ 10 liter air.

B = Air ekstrak dari 100 gram biji kecubung (Datura matel L) /10 l iter air

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata waktu induk lele dumbo dengan proses pembiusan yang tercepat terjadi pada perlakuan B dengan perendaman/pembiusan yang menggunakan biji kecubung (Datura matel L) yaitu 4,09 menit. Sedangkan paling lama terjadi pada perlakuan A dengan perendaman/ pembiusan yang menggunakan ekstrak daun kecubung (Datura matel L) membutuhkan waktu 6,15 menit.

Waktu Perendaman Air Tawar/ Waktu Sadar

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan ekstrak daun dan biji kecubung (Datura matel L) untuk pembiusan ikan lele dumbo. Adapun rataan waktu masing-masing sadar induk ikan lele dumbo di cantumkan dalam tabel 2.

Tabel 2 Rataan Waktu Perendaman Air Tawar/ Waktu Sadar Induk Ikan Lele

Ulangan Pengamatan (Menit)

A B 1 2,36 1,58 2 3 1,39 3 8,12 2,37 4 4,36 2,01 5 9,12 1,08 6 8,03 2,28 7 2,39 2,30 8 5,43 1,54 9 6,17 1,37 Jumlah 48,98 15,92 Rata-Rata 5,45 1,80

Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan seperti lampiran 1, terlihat bahwa pada pemberian perlakuan dengan

(5)

daun dan biji kecubung (Datura matel,L) tidak memberi pengaruh nyata di mana thitung 1,3 < dari ttabel 2,262 pada saat ikan mengalami pingsan, (Hi ditolak, H0 diterima).Dan terdapat pengaruh nyata pada saat ikan kembali sadar dimana t hitung 2,3 > dari ttabel 2,26, (Hi diterima, H0 ditolak).

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat di gambarkan bahwa perlakuan B yaitu biji dalam proses pembiusan dapat mempercepat pingsannya ikan karena kandungan alkaloid sangat tinggi. Sedangkan perlakuan A yaitu daun dalam proses pembiusan sangat lama pingsannya ikan karena kandungan alkaloid dalam daun sedikit, sesuai menurut Lasmadiwati (2010), senyawa alkaloid berfungsi untuk menghilangkan kesadaran atau sebagai obat bius.

Hasil penelitian Sukendi (1995) yang menyatakan bahwa penggunaan zat peransang untuk mempersingkat waktu laten terhadap ikan Lele dumbo (Clarias gariephinus Burcheel) betina yang matang gonad sangat tergantung pada dosis zat peransang yang digunakan.

Penggunaan obat bius pada ikan dengan dosis yang berbeda dan lama kontak dengan obat bius mempengaruhi tingkat kesadaran ikan, melalui proses pelemahan syaraf ikan, sehingga menurunkan laju respirasinya. Tingkat kelulusan hidup Sintasan merupakan tingkat kelulusan hidup hewan uji. Semakin tinggi konsentrasi

ekstrak kecubung maka tingkat kelulusan hidup ikan lele semakin kecil, sebab ikan tidak mampu lagi mentoleransi kandungan alkaloid pada ekstrak daun kecubung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Tjay dan Rahardja, 1987).

Menurut Herubawono (2001), pembiusan ikan mas koki dengan dosis efektif ekstrak daun kecubung pada saat pengangkutan memberikan hasil laju sintasan ikan yang lebih baik dari pada tanpa dibius. Menurut Hamid dan Mardjono (1980), pengangkutan ikan berhasil jika ikan yang hidup lebih dari 90%. Pengangkutan ikan koi selama 8 jam dengan pemberian ekstrak daun kecubung konsentrasi 0,7% telah mencapai 91, 67%. Pembiusan dengan daun kecubung dapat mengurangi aktivitas ikan, sehingga dapat menurunkan metabolisme, konsumsi oksigen, produksi Co2 dan amonia. Dengan demikian, dapat mengurangi angka kematian ikan selama proses pengangkutan. Pada perlakuan kontrol yang tanpa pembiusan tingkat ke lulusan hidup lebih kecil, karena ikan mengalami stres dengan adanya perubahan kualitas air, pengaruh goncangan karena ikan dalam keadaan sadar (tidak dibius) selama transportasi atau selama proses pengepakan.

Perubahan lingkungan menyebabkan ikan stress misalnya suhu dan transportasi. Suhu akan meningkatkan metabolisme ikan dan transportasi menyebabkan tekanan pada sistem kekebalan yang menyebabkan

(6)

penyakit dan kematian ikan (Zonneveld, 1991).

Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan biji kecubung (Datura matel L) untuk pembiusan induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus, Burchell) lebih baik dari pada memggunakan ekstrak daun kecubung dengan waktu pingsan 4,09 menit dan waktu sadar 1,8 menit.

2. Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak daun dan biji kecubung proses pembiusan induk ikan lele dumbo yang menggunakan daun dan biji kecubung (Datura matel L) dimana thitung 1,311 < dari ttabel 2,262, dan terdapat pengaruh nyata pada proses kembali sadar di mana thitung 2,3 > dari ttabel 2,262.

Saran

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembiusan lebih baik dilanjutkan penelitian dengan dosis yang lebih tinggi terutama daun kecubung (Datura matel L).

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, N dan M. Mardjono. 1980. Pengangkutan dan Penampungan Benih Udang (Pedoman Pembenihan Udang Penaeid). Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian. Jepara.

Herubawono. 2001. Pembiusan ikan mas koki dengan dosis efektif biji daun Kecubung

.

Soetomo, M. H. A. 1989. Teknik budidaya

ikan Lele dumbo. CV. Yasaguna

Cirebon ke-2. Jakarta.

_____. 1987. Teknik budidaya ikan Lele

dumbo. CV. Sinar Baru Algesindo.

Bandung.

Susanto, H. 1987. Budidaya Ikan Lele. Penerbit Kanasius. 71 Halaman.

Tjay dan Rahardja, 1987. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Etanol 70% . Zonneveld et al., (1991), Prinsip-prinsip

Gambar

Tabel  1.  Rataan  Waktu  (Menit)  Perendaman/  Pembiusan  Induk Ikan Lele

Referensi

Dokumen terkait

Derajat hidrolisis yang dihasilkan dari proses hidrolisis protein ikan lele dumbo pada kondisi optimum sebesar 48,39%, hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil

Perendaman ekstrak daun jeruju pada lele dumbo menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan lele dumbo dan ekstrak daun jeruju dengan dosis diatas kurang

Untuk mengkaji tingkat keamanan lingkungan dari ikan lele dumbo transgenik. F3 apabila dilepas ke

Ikan lele dumbo memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif cepat bila dibandingkan dengan ikan lele lokal, dalam waktu kurang lebih tiga bulan bobot ikan lele dumbo dapat

Penggunaan larutan nenas dengan beberapa tingkat konsentrasi tidak dapat menghilangkan daya rekat pada telur ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), namun dari hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh ekstrak daun Avicennia marina terhadap daya tetas telur ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), maka

Upaya kriopreservasi semen lele dumbo terhadap 16 kombinasi perlakuan yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu: persiapan pengenceran semen lele dumbo; pencampuran

Kegiatan pembenihan ikan lele dumbo diawali dengan pemeliharaan induk yang bertujuan untuk menghasilkan induk yang matang gonad.. Persiapan wadah induk diawali