• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 Prosedur uji TPC dan TVBN A. Prosedur uji TPC

1. Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g; b. Autoklaf;

c. Inkubator 35oC ± 1oC; d. Anaerobic jar;

e. Cawan petri 15 mm x 90 mm; f. Botol pengencer 20 ml; g. Alat penghitung koloni; h. Stomacher;

i. Batang gelas bengkok diameter 3 mm – 4 mm, dengan panjang tangkai 15 cm – 20 cm;

j. Pipet gelas: 0,1 ml; 1 ml; 5 ml; dan 10 ml. 2. Media dan pereaksi

a. Plate Count Agar (dibuat dari tryptone 5 g, yeast extract 22,5 g, dextrose 1 g, agar 15 g, aquades 1 l yang dipanaskan hingga

mendidih kemudian disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121oC); b. Larutan butterfield’s phosphate buffered;

c. Gas pack dan indikator air anaerob. 3. Prosedur

a. Timbang contoh secara aseptis sebanyak 25 g.

b. Tambahkan 225 ml larutan butterfield’s phosphate buffered, homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan pengenceran 10-1.

c. Dengan menggunakan pipet steril, ambil 1 ml homogenat di atas dan masukkan ke dalam 9 ml larutan butterfield’s phosphate buffered untuk mendapatkan pengenceran 10-2.

d. Untuk pengenceran selanjutnya (10-3) ambil 1 ml contoh dari pengenceran 10-2 dan masukkan ke dalam 9 ml larutan butterfield’s phosphate buffered.

(2)

e. Hal yang sama dilakukan untuk pengenceran selanjutnya. Pada setiap pengenceran dilakukan pengosokan minimal 25 kali. f. Pipet 1 ml dari setiap pengenceran dan masukkan ke dalam cawan

petri steril. Lakukan duplo untuk setiap pengenceran.

g. Tambahkan 12 ml – 15 ml PCA yang sudah didinginkan dalam waterbath hingga mencapai suhu 45oC ± 1oC ke dalam masing-masing cawan yang sudah berisi contoh. Supaya contoh dan media PCA tercampur sempurna lakukan pemutaran cawan ke depan ke belakang dan ke kiri ke kanan.

h. Setelah agar menjadi padat, cawan-cawan tersebut diinkubasi dalam posisi terbalik dalam inkubator selama 48 ± 2 jam pada suhu 35oC ± 1oC.

i. Catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah total koloni. Perhitungan Angka Lempeng Total sebagai berikut:

 

n n

d C N     

2 1 0,1 1 Keterangan:

N: jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per g; ΣC: jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung; n1: jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung;

n2: jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung;

d: pengenceran pertama yang dihitung. B. Prosedur uji TVBN 1. Peralatan a. Blender; b. Buret; c. Corong gelas; d. Erlenmeyer; e. Gelas piala;

f. Kertas saring kasar; g. Labu takar;

(3)

i. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 g. 2. Pereaksi a. Asam perklorat 6%; b. NaOH 20%; c. H3BO4 3%; d. Na2B4O7 0,02 N; e. Silicon anti-foaming; f. Indikator fenolftalein; g. Indikator tashiro; h. Indikator metil merah. 3. Prosedur

a. Ekstraksi

1. Timbang 10 g contoh ± 0,1 g dengan menggunakan gelas piala; 2. Tambahkan 90 ml asam perklorat 6%;

3. Homogenkan contoh dengan menggunakan homogenizer selama 2 menit;

4. Saring contoh dengan menggunakan kertas saring kasar. b. Destilasi

1. Masukkan ekstrak sebanyak 50 ml ke tabung destilasi;

2. Tambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein. Tambahkan beberapa tetes silicon anti-foaming;

3. Pasangkan tabung destilasi pada peralatan destilasi uap.

Tambahkan 10 ml NaOH 20% (pada tahap ini campuran bersifat basa yang ditandai dengan warna merah);

4. Siapkan penampung erlenmeyer yang berisi 100 ml H3BO4 3%

dan 3 tetes – 5 tetes indikator tashiro;

5. Lakukan destilasi uap kurang lebih 10 menit sampai memperoleh destilat 100 ml sehingga pada volume akhir terdapat kurang lebih 200 ml larutan berwarna hijau; 6. Lakukan destilasi larutan blanko dengan mengganti ekstrak

contoh dengan 50 ml asam perklorat 6%, pengerjaan selanjutnya sama dengan contoh.

(4)

c. Titrasi

1. Lakukan titrasi terhadap destilat contoh dan blanko dengan menggunakan larutan HCl 0,02 N;

2. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya kembali warna ungu. d. Perhitungan

W N V V g mg N TVB ( /100 ) cb  14,0072100 Keterangan:

Vc: volume larutan HCl pada titrasi contoh;

Vb: volume larutan HCl pada titrasi blanko;

N: normalitas larutan HCl; W: berat contoh (g);

14,007: berat atom nitrogen; 2: faktor pengenceran.

(5)

Lampiran 2 Score sheet organoleptic daging keong emas mentah

Deskripsi organoleptik Nilai

Bau

Segar spesifik keong emas mentah 10

Basi 7

Sangat basi 5

Busuk 3

Sangat busuk 1

Kenampakan

Coklat cerah spesifik keong emas mentah 10

Coklat dan sebagian kehitaman 7

Kehitaman, masih ada kekuningan 5

Kehitaman 3

Sangat kehitaman 1

Tekstur

Kenyal, liat, kompak 10

Sebagian masih kenyal, sebagian melunak 7 Lebih banyak bagian lunak, sedikit bagian yang kenyal 5

Lunak, kebanyakan hancur 3

Hancur menjadi cairan kental 1

(6)

Lampiran 3 Uji t lebar karapas kepiting bakau uji One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

lebar 21 11.8238 .41461 .09048

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

lebar 130.684 20 .000 11.82381 11.5664 12.0812

Kesimpulan:

Lebar karapas kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99% (tingkat kesalahan 1%) adalah tidak berbeda nyata dengan 12 cm. Ini bisa dilihat dengan nilai t hitung sebesar 130,7; lebih besar dari nilai t tabel(0,01/2; 21-1) sebesar 2,845.

(7)

Lampiran 4 Uji t berat tubuh kepiting bakau uji One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

berat 21 3.4933E2 11.98054 2.61437

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

99% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

berat 133.621 20 .000 349.33333 341.8946 356.7721

Kesimpulan:

Berat tubuh kepiting bakau dengan tingkat kepercayaan 99% (tingkat kesalahan 1%) adalah tidak berbeda nyata dengan 350 gram. Nilai t hitung untuk berat adalah 133,6, lebih besar dari nilai t tabel(0,01/2; 21-1) sebesar 2,845.

(8)

Lampiran 5 Nilai pH sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan

Ulangan ke- pH pada 5 umur simpan

U0 U3 U6 U9 U12 1 7,22 6,82 7,29 7,26 7,14 2 7,43 6,96 7,36 7,33 7,14 3 7,42 6,95 7,35 7,32 7,14 4 7,36 6,94 7,30 7,27 7,10 5 7,40 6,93 7,31 7,30 7,11 Rerata 7,37 6,92 7,32 7,30 7,13 SD 0,08 0,05 0,03 0,03 0,02 Keterangan:

Metode uji: pH meter 220 Merk Corning

Lampiran 6 Nilai TVBN sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan (mg/100 gr sampel bahan umpan)

Ulangan ke- TVBN (mg/100g) pada 5 umur simpan

U0 U3 U6 U9 U12 1 16,0144 536,3973 883,1123 931,8942 1050,5823 2 16,0365 531,2085 891,1562 1014,9026 1128,1306 3 16,7801 533,8356 888,2124 1005,6533 1070,1672 4 16,6722 533,5217 890,4631 945,7321 1132,4862 5 16,1302 535,4019 884,1781 987,5014 1040,3040 Rerata 16,3267 534,0730 887,4244 977,1367 1084,3341 SD 0,3692 1,9833 3,6371 36,6743 43,3454 Keterangan:

(9)

Lampiran 7 Uji homogenitas kadar TVBN sampel umpan keong emas Descriptives

TVBN

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0 5 16.3267 .36922 .16512 15.8682 16.7851 16.01 16.78 3 5 5.3407E2 1.98331 .88696 531.6104 536.5356 531.21 536.40 6 5 8.8742E2 3.63709 1.62656 882.9084 891.9405 883.11 891.16 9 5 9.7714E2 36.67431 16.40125 931.5996 1022.6739 931.89 1014.90 12 5 1.0843E3 43.34539 19.38465 1030.5136 1138.1545 1040.30 1132.49 Total 25 6.9986E2 397.17207 79.43441 535.9144 863.8035 16.01 1132.49

Test of Homogeneity of Variances TVBN

Levene Statistic df1 df2 Sig.

21.817 4 20 .000

Kesimpulan:

Hasil uji Homogenity-of-Variances Box menunjukkan nilai Sig. (P-value) sebesar 0,000. Ini mengindikasikan bahwa kita menolak H0, berarti cukup bukti untuk

menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama (homogenitas tidak terpenuhi).

(10)

Lampiran 8 Uji normalitas kadar TVBN sampel umpan keong emas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TVBN

N 25

Normal Parametersa Mean 6.9986E2

Std. Deviation 3.97172E2

Most Extreme Differences Absolute .278

Positive .157

Negative -.278

Kolmogorov-Smirnov Z 1.389

Asymp. Sig. (2-tailed) .042

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan:

(11)

Lampiran 9 Uji Kruskal-Wallis kadar TVBN sampel umpan keong emas Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

TBVN 25 6.998590E 2 397.1720670 16.0144 1.1325E3 UmurSimpanUmpan 25 6.00 4.330 0 12 Ranks UmurSi mpanU

mpan N Mean Rank

TBVN 0 5 3.00 3 5 8.00 6 5 13.00 9 5 18.00 12 5 23.00 Total 25 Kesimpulan:

Nilai P-value sebesar 0,000 < nilai kritis 0,05, karena itu hipotesis nol ditolak, bahwa terdapat cukup bukti dimana terdapat perbedaan dari kelima umur simpan umpan terhadap TBVN.

Test Statisticsa,b TBVN

Chi-Square 23.077

df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: UmurSimpanUmpan

(12)

Lampiran 10 Nilai organoleptik sampel umpan pada berbagai umur simpan

Nilai organoleptik pada 5 umur simpan

U0 U3 U6 U9 U12 Bau 10 7 5 1 1 Kenampakan 10 7 5 1 1 Tekstur 10 7 5 1 1 Rerata 10 7 5 1 1 Keterangan: Metode uji: sensori

(13)

Lampiran 11 Uji homogenitas periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas

Descriptives

Periode

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

0 7 52.1429 11.68230 4.41550 41.3385 62.9472 35.00 70.00 3 7 61.5714 16.98879 6.42116 45.8594 77.2834 41.00 90.00 6 7 52.5714 20.08197 7.59027 33.9987 71.1442 30.00 81.00 Total 21 55.4286 16.38161 3.57476 47.9718 62.8854 30.00 90.00

Test of Homogeneity of Variances Waktu

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.104 2 18 .353

Kesimpulan:

Hasil uji Homogenity-of-Variances Box menunjukkan nilai Sig. (P-value) sebesar 0,353. Ini mengindikasikan bahwa kita gagal menolak H0, berarti tidak cukup

bukti untuk menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama (homogenitas terpenuhi).

(14)

Lampiran 12 Uji normalitas periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Waktu

N 21

Normal Parametersa Mean 55.4286

Std. Deviation 1.63816E1

Most Extreme Differences Absolute .153

Positive .153

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z .700

Asymp. Sig. (2-tailed) .711

Test distribution is Normal.

Kesimpulan:

(15)

Lampiran 13 Uji anova periode gerak kepiting bakau menuju umpan keong emas ANOVA

Waktu

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Umpan 396.857 2 198.429 .719 .501

Galat 4970.286 18 276.127

Total 5367.143 20

Kesimpulan:

Hasil uji one way anova yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa nilai uji F signifikan pada kelompok uji. Ini ditunjukkan oleh nilai Fhitung sebesar 0,719 yang

lebih kecil daripada F(2,18) sebesar 3.555 (Fhitung < Ftabel), diperkuat dengan nilai

(16)

Lampiran 14 Pencatatan pola dan arah gerak kepiting bakau Rekaman foto-foto gerakan kepiting bakau:

Menit ke-0 Menit ke-20

Menit ke-40 Menit ke-60

Foto ini ditransfer ke ilustrasi sebagai berikut:

: umpan keong emas : kepiting bakau

(17)

Lampiran 15 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan pertama

Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-1, kepiting bakau bergerak dari area A ke area C pada menit ke-20, kemudian dari area C ke area E pada menit ke-40, dan pada menit ke-60 kepiting bakau menuju ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(18)

Lampiran 16 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan kedua

Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-2, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit 19, kemudian dari area B ke area F pada menit ke-35, dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(19)

Lampiran 17 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan ketiga

Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-3, kepiting bakau tetap pada area A tetapi bergerak dari sisi satu ke sisi satunya pada menit ke-15, kemudian dari area A ke area E pada menit ke-31, dan pada menit ke 46 kepiting bakau menuju ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(20)

Lampiran 18 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan keempat

Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-4, kepiting bakau tetap pada area A tetapi bergerak dari sisi satu ke sisi satunya pada menit ke-20, kemudian dari area A ke area F pada menit ke-55, dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(21)

Lampiran 19 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan kelima

Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-5, kepiting bakau bergerak dari area A ke area C pada menit 20, kemudian dari area C ke area F pada menit ke-43, dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(22)

Lampiran 20 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan keenam

Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-6, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit 27, kemudian dari area B ke area F pada menit ke-56, dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(23)

Lampiran 21 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 0 hari, ulangan ketujuh

Pada perlakuan ke-1 (umpan 0 hari) ulangan ke-7, kepiting bakau bergerak dari area A ke area B pada menit ke-43, kemudian dari area B ke area E pada menit ke-55, serta dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-70.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(24)

Lampiran 22 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan pertama

Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-1, kepiting bakau bergerak dari area A ke area E pada menit 19, kemudian dari area E ke area F pada menit ke-41 dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(25)

Lampiran 23 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan kedua

Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-2, kepiting bakau bergerak masih di area A pada menit ke-15, kemudian dari area A ke area E pada menit ke-35, selanjutnya pada menit ke-55 dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

A B C D E F

: umpan keong emas : kepiting bakau

(26)

Lampiran 24 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan ketiga

Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-3, kepiting bakau bergerak dari area A ke area E pada menit ke-20, kemudian pada menit ke-65 dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(27)

Lampiran 25 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan keempat

Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-4, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara C dan D pada menit ke-46, kemudian pada menit ke-90 dari area antara C dan D ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(28)

Lampiran 26 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan kelima

Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-5, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara E pada menit ke-27, kemudian pada menit ke-45 bergerak masih di area E, selanjutnya pada menit ke-77 kepiting bergerak dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(29)

Lampiran 27 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan keenam

Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-6, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara B pada menit ke-15, kemudian pada menit ke-50 kepiting bergerak dari area B ke area F dan menyentuh umpan keong emas.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(30)

Lampiran 28 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 3 hari, ulangan ketujuh

Pada perlakuan ke-2 (umpan 3 hari) ulangan ke-7, kepiting bakau bergerak dari area A ke area antara B pada menit ke-23, kemudian pada menit ke-45 kepiting bergerak dari area B ke area C, terakhir bergerak dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-53.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(31)

Lampiran 29 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan pertama

Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-1, pada menit ke-26 kepiting bakau masih bergerak di area A dari satu sisi ke sisi lainnya, kemudian ke area antara E pada menit ke-46, terakhir bergerak dari area E ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-50.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(32)

Lampiran 30 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan kedua

Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-2, pada menit ke-15 kepiting bakau masih bergerak di area A dari tengah ke sisi lainnya, kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-30.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(33)

Lampiran 31 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan ketiga

Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-3, pada menit ke-20 kepiting bakau masih bergerak di area A dari salah satu sisi ke tengah, pada menit ke-40 dari tengah ke sisi lainnya di area A, kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-81.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(34)

Lampiran 32 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan keempat

Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-4, pada menit ke-16 kepiting bakau masih bergerak dari area A ke area B, kemudian dari area B ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-45.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(35)

Lampiran 33 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan kelima

Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-5, pada menit ke-32 kepiting bakau bergerak dari area A ke area B, kemudian kembali ke area A dari area B pada menit ke-35, dari area A kemudian langsung ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-44.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(36)

Lampiran 34 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan keenam

Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-6, pada menit ke-35 kepiting bakau bergerak dari area A ke area B, pada menit ke-40 dari area B ke area C, kemudian dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-80.

: umpan keong emas : kepiting bakau

(37)

Lampiran 35 Pola dan arah gerak kepiting bakau menuju umpan umur 6 hari, ulangan ketujuh

Pada perlakuan ke-3 (umpan 6 hari) ulangan ke-7, pada menit ke-17 kepiting bakau bergerak dari area A ke area C, kemudian dari area C ke area F dan menyentuh umpan keong emas pada menit ke-38.

: umpan keong emas : kepiting bakau

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan dalam putusan Mahkamah Agung tersebut menarik untuk dibahas lebih dalam terkait dengan permasalahan kewarisan yang memberikan porsi wasiat wajibah

menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Agen Galunggung Kota

Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi.. Staf

Pandangan seperti tercermin di atas menjadi alasan untuk menyatakan bahwa pelaku dosa besar tetap menjadi bagian dari umat Islam (tidak ditolak keanggotaannya sebagai warga umat)

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah (i) aplikasi pembelian

Pada data training dilakukan proses duplikasi data kelas minor untuk menyeimbangkan dengan data kelas mayor melalui metode SMOTE, sedangkan pada data testing tidak

Untuk menjadikan nilai sebagai bahan pengembangan tentunya disesuaikan dengan usia dan pola pikir anak usia sekolah dasar, sedangkan nilai yang tidak bersifat