PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PENGENDALIAN
INTERNAL AKUNTANSI, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Kasus Koperasi Simpan Pinjam Di Kecamatan Buleleng)
1
Ni Made Trisna Sapitri
1
I Gst Ayu Purnamawati,
2Edy Sujana
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {madetrisna_sapitri@yahoo.com, ayupurnama07@yahoo.com,
ediesujana_bali@yahoo.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data dari kuesioner dan diukur dengan menggunakan skala likert. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai bagian akuntansi/keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan Buleleng sebanyak 38 karyawan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 19.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan, (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengendalian internal akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan, (3) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan, dan (4) terdapat pengaruh signifikan antara kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan.
Kata Kunci: sumber daya manusia, pengendalian internal, teknologi informasi, dan kualitas laporan keuangan.
Abstract
The aim of this study was to obtain empirical evidence about the effect of human resource capacity, accounting internal control, use of information technology on quality of financial reports. This was a qualitative research using data collected by questionnaire and measured by Likert’s scale. This study used purposive sampling technique. The sample was 38 accounting /finance section employees in Koperasi Simpan Pinjam in Buleleng regency. The study used multiple linear regression analysis. The data were analyzed using SPSS version 19 software.
The results showed that (1) there is a positive and significant effect of human resource capacity on quality of financial reports, (2) there is a positive and significant effect of accounting internal control on quality of financial reports. (3) there is a positive and significant effect of use of information technology on quality of financial reports and (4) there is a positive and significant effect of human resource capacity, accounting internal control, use of information technology on quality of financial reports.
Keywords: human resource, internal control, information technology, and quality of financial reports
PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian
nasional yang dihadapi dunia usaha
termasuk koperasi dan usaha kecil
menengah saat ini sangat cepat dan dinamis. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagai badan usaha penting. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Akan tetapi dalam
perkembangannya ada berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh koperasi dan UKM saat ini, misalnya dalam segi pembiayaan dan permodalan masih sulitnya koperasi dan UKM untuk mengakses lembaga keuangan Perbankan mengingat syarat-syarat yang ditetapkan cukup berat, yaitu: (1) permasalahan pada jaminan yang cukup terbatas, misalnya jaminan terbatas
pada sertifikat property atau SK sebagai
PNS sehingga pelaku usaha kecil
menengah mengalami kesulitan untuk
memenuhi persyaratan jaminan, (2)
permasalahan pada melampirkan bukti secara tertulis besar penghasilan tetap setiap bulan dan penghasilan minimal sudah ditentukan oleh pihak Bank sehingga kredit untuk lapisan masyarakat kecil menengah tidak mudah dicairkan, dan (3) harus terbebas dari hutang pada lembaga keuangan lain untuk mencairkan kredit.
Untuk mengatasi permasalahan
permodalan pada UKM, maka hadir suatu lembaga perkreditan, yaitu salah satunya koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam di dalam menjalankan usaha berupa simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat, berupa pinjaman dan tempat penyimpanan uang bagi masyarakat. Koperasi simpan pinjam mempunyai peran yang sangat penting, maka dari itu koperasi simpan pinjam ini perlu dengan administrasi dan pembukuan yang baik. Secara umum tujuan jangka pendek dari perusahaan adalah untuk mendapat laba dan keuntungan. Salah satu bagian yang perlu diperhatikan perannya dalam mengendalikan kelangsungan hidup
koperasi simpan pinjam adalah bagian keuangan, di mana bagian ini mempunyai fungsi yang meliputi semua aktivitas koperasi simpan pinjam yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana serta mengalokasikan dana tersebut.
Koperasi sebagai organisasi di bidang ekonomi dan sosial sangat rawan terhadap risiko kerugian hingga koperasi menjadi non aktif. Kerawanan tersebut dapat bersumber dari adanya oknum yang kurang menyukai kegiatan usaha koperasi karena persaingan atau faktor-faktor lain atau mungkin juga
adanya kecenderungan dari oknum
anggota koperasi yang ingin mendahulukan
kepentingan pribadi dengan cara
memanfaatkan kelemahan manajemen
koperasi (Tambunan, 2008). Sistem
pengendalian intern yang tidak dilakukan
dengan baik dapat menimbulkan
kecurangan dalam organisasi sehingga mengalami kebangkrutan atau non aktif. Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan
Buleleng terdapat 31 koperasi yang
tersebar dibeberapa tempat di wilayah Kecamatan Buleleng, di antaranya 20 koperasi yang termasuk kategori masih aktif dan 11 koperasi yang sudah non aktif. Koperasi simpan pinjam (KSP) yang non aktif adalah KSP. Sari Kumla, KSP. Pagosadata, KPS. Darma Yasa Sri Rejeki, KSP. Sari Amerta Jati, KSP. Sami Liang, KSP. Karya Buleleng Bersatu, KSP. Ayu Luwih, KSP. Mandiri, KSP. Bina Insani, KSP. Suryanadi, dan KSP Dana Samudra. Kondisi 11 koperasi simpan pinjam yang mengalami non aktif menunjukkan bahwa terdapat permasalahan dalam pengelolaan keuangan koperasi simpan pinjam. Hal ini
menunjukkan bahwa pengelolaan
keuangan pada koperasi simpan pinjam harus menekan pada kualitas pembukuan atau laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan koperasi sangat penting untuk menghindari resiko kerugian koperasi
akibat kecurangan oknum anggota
koperasi.
Laporan keuangan merupakan
sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi (Roviyantie, 2011). Oleh karena itu, dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan sebuah laporan
koperasi, untuk menghasilkan laporan
keuangan daerah yang berkualitas
dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi keuangan. Kualitas laporan keuangan akan meningkat apabila didukung oleh pegawai
koperasi yang memahami standar
akuntansi keuangan. Kualitas pegawai yang
terlibat dalam penyusunan laporan
keuangan harus mengerti dan memahami
bagaimana proses dan pelaksanaan
akuntansi itu dijalankan dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan keuangan yang diterapkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian Tahun 1998.
Untuk hubungan kapasitas sumber daya manusia dengan kualitas laporan
keuangan, peneliti mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Wati (2014), yang menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Jika tinggi kapasitas sumber daya manusia, maka kualitas laporan keuangan semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:
H1: kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Kualitas laporan keuangan tersebut tercermin dari ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuannya. Laporan
keuangan yang andal terpenuhi jika
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Untuk itu, diperlukan adanya sistem
pengendalian intern. Sistem pengendalian intern merupakan hal yang paling penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya sistem ini, maka akan sering terjadi
kecurangan yang akan merugikan
perusahaan itu sendiri. Dalam menyusun
laporan keuangan, akuntansi dihadapkan pada kemungkinan bahaya penyimpangan, dan ketidaktepatan. Untuk meminimumkan bahaya ini, profesi akuntansi mengesahkan seperangkat standar dan prosedur umum yang disebut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Di Indonesia prinsip akuntansi ini, disusun dalam standar
akuntansi keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
Untuk hubungan pengendalian
internal akuntansi dengan kualitas laporan
keuangan, peneliti mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Soimah
(2014), yang menunjukkan bahwa
pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Jika tinggi pengendalian internal akuntansi, maka kualitas laporan keuangan
semakin tinggi. Berdasarkan uraian
tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua:
H2: pengendalian internal akuntansi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Sistem informasi yang membantu proses pencatatan dan pelaporan anggaran
dan keuangan, membantu proses
identifikasi, pengukuran, dan pelaporan transaksi ekonomi dari suatu daerah yang
dijadikan sebagai informasi dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Dengan
dimanfaatkannya teknologi, informasi yang
didapatkan diharapkan dapat membantu
pihak yang berkepentingan dalam
mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah dan
mengevaluasinya, sehingga informasi yang didapatkan haruslah sebuat informasi yang
berkualitas. Sistem informasi dapat
dikatakan efektif apabila sistem mampu menghasilkan informasi yang dapat diterima dan mampu memenuhi harapan informasi
secara tepat waktu (timely), akurat
(accurate), dan dapat dipercaya (reliable) (Widjajanto, 2001). Dengan memanfaatkan teknologi, informasi keuangan menjadi berkualitas, yaitu akurat, tepat waktu, dan relevan.
Untuk hubungan pemanfaatan
teknologi informasi dengan kualitas laporan
keuangan, peneliti mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Zuliarti
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Jika tinggi pemanfaatan teknologi informasi, maka kualitas laporan keuangan semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga:
H3: pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Kapasitas sumber daya manusia,
pemanfaatan teknologi informasi, dan
sistem pengendalian intern merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Dalam menghasilkan suatu informasi yang bernilai, menyangkut dua elemen pokok yaitu informasi yang
dihasilkan serta sumberdaya yang
menghasilkannya. Laporan keuangan
tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga laporan keuangan yang dihasilkan tersebut benar atau valid. Sumber daya manusia yang akan menjalankan sistem tersebut dituntut untuk memiliki kemampuan atau keahlian akuntansi yang memadai
yang dapat dicapai dengan adanya
kemauan untuk belajar dan mengasah
kemampuannya dibidang akuntansi.
Kemampuan sumber daya manusia itu
sendiri sangat berperan dalam
menghasilkan informasi yang andal
sehingga dapat meningkatkan kualitas
penyajian laporan keuangan. Namun,
dalam penyusunan laporan keuangan
kapasitas sumber daya manusia baik harus didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tepat karena teknologi informasi akan memberikan kecepatan
pemrosesan transaksi dan membantu
dalam penyiapan laporan. Selain itu dapat menyimpan data dalam jumlah besar, meminimalisir terjadinya kesalahan, dan biaya pemrosesan yang lebih rendah. Pemanfaatan teknologi informasi yang baik, diharapkan dapat menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas.
Kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi yang baik
harus didukung dengan sistem
pengendalian intern yang kuat. Dengan adanya pengendalian internal organisasi, maka dengan sendirinya sistem yang akan melakukan pengawasan guna mencapai
visi, misi dan tujuan organisasi.
Pengendalian intern yang efektif akan membantu melindungi aset perusahaan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran (Susanto, 2008). Pengendalian intern diharapkan
mampu mencegah atau mendeteksi
terjadinya kesalahan dalam proses
akuntansi serta dapat memberikan
perlindungan bagi data organisasi dari adanya ancaman penyelewengan atau sabotase sistem. Dengan kualitas sumber daya manusia serta pemanfaatan teknologi informasi yang memadai serta didukung dengan sistem pengendalian intern yang baik, karyawan mampu untuk menyusun laporan keuangan secara tepat dan akurat. Hal ini dikarenakan karyawan memiliki
bekal pengetahuan, pelatihan serta
pengalaman yang baik di bidang akuntansi. Untuk hubungan kapasitas sumber
daya manusia, pengendalian internal
akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi dengan kualitas laporan keuangan, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2013), yang menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia,
pemanfaatan teknologi informasi, dan
sistem pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap keterandalan laporan keuangan. Jika tinggi kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian internal, maka keterandalan laporan keuangan semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keempat:
H4: kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi,
pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada
Koperasi Simpan Pinjam di wilayah
Kecamatan Buleleng. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Variabel penelitian ini yaitu kapasitas
sumber daya manusia, pengendalian
internal akuntansi, dan pemanfaatan
variabel bebas. Sedangkan, variabel terikat dalam penelitian ini, yaitu kualitas laporan keuangan.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah
karyawan Koperasi Simpan Pinjam yang masih aktif sebanyak 20 di wilayah Kabupaten Buleleng dengan jumlah seluruh karyawan sebanyak 38 karyawan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik kuesioner. Skala
yang digunakan dalam penyusunan
kuesioner penelitian ini adalah skala likert.
Skala likert yaitu skala yang digunakan
untuk mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Setiap
pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas, (2) Uji hipotesis menggunakan uji regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Kuesioner kapasitas sumber daya manusia terdiri dari 7 butir dengan indeks validitas bergerak dari 0,691 s.d 0,715 dan
indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar
0,774 dengan klasifikasi tinggi. Kuesioner pengendalian internal akuntansi terdiri dari 7 butir dengan indeks validitas bergerak dari 0,652 s.d 0,753 dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,770 dengan klasifikasi tinggi. Kuesioner pemanfaatan teknologi informasi terdiri dari 7 dengan indeks validitas bergerak dari 0,679 s.d
0,704 dan indeks reliabilitas Alpha
Cronbach sebesar 0,772 dengan klasifikasi
tinggi. Kuesioner kualitas laporan
keuangan terdiri dari 7 butir dengan indeks validitas butir bergerak dari 0,576 s.d 0,647
dan indeks reliabilitas Alpha Cronbach
sebesar 0,749 dengan klasifikasi tinggi.
Hasil pengujian normalitas data
menggunakan statistik
Kolmogiorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,633. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi normal jika
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolgomorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 38
Normal Parametersa,b Mean 0,000
Std. Deviation 0,950
Most Extreme Differences Absolute 0,121
Positive 0,072
Negative -0,121
Kolmogorov-Smirnov Z 0,747
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,633
(Sumber: data di olah 2015)
Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi,
pemanfaatan teknologi informasi, dan
kualitas laporan keuangan berdistribusi normal. Pada Tabel 2 hasil pengujian
multikolinieritas mengunakan Variance
Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF
dari masing-masing variabel bebas lebih
kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar
dari 0,1. Berdasarkan nilai VIF dan tolerance, korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian di antara variabel bebas tidak ada korelasi atau tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier.
Tabel 2. Hasil Uji Multikolineritas
Model Collinearity Statistics Keterangan
Tolerance VIF
Kapasitas sumber daya manusia 0,611 1,636 Non Multikolineritas
Pengendalian internal akuntansi 0,480 2,085 Non Multikolineritas
Pemanfaatan teknologi informasi 0,458 2,185 Non Multikolineritas
(Sumber: data di olah 2015)
Hasil pengujian heteroskedastisitas
menggunakan uji Glejser menunjukkan
bahwa nilai signifikansi antara variabel
bebas dengan absolut residual lebih besar
dari 0,05, yang ditunjukkan pada Tabel 3. Dengan demikian, tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Tabel 3. Hasil Pengujian Asumsi Heterokedastisitas
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,309 1,186 1,946 0,060
X1 0,045 0,046 0,204 0,989 0,330
X2 -0,027 0,047 -0,131 -0,564 0,577
X3 -0,072 0,053 -0,326 -1,368 0,180
(Sumber: data di olah 2015)
Pada penelitian ini diajukan tiga hipotesis. Pengujian hipotesis digunakan analisis regresi linier ganda. Hasil analisis
uji koefesien determinasi disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Koefesien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,893 0,798 0,780 0,99111
(Sumber: data di olah 2015)
Berdasarkan Tabel 4, ditunjukkan
bahwa hasil perhitungan koefisien
determinasi sebesar 0,780. Hal ini
menunjukkan bahwa 78,0% variabel
kualitas laporan keuangan dipengaruhi oleh variabel kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi,
pemanfaatan teknologi informasi,
sedangkan 22,0% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil regresi berganda antara variabel
kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi, dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan secara parsial dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Ganda Secara Parsial
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,023 2,035 2,960 0,006
X1 0,244 0,079 0,306 3,098 0,004
X2 0,315 0,081 0,434 3,900 0,000
X3 0,232 0,091 0,292 2,560 0,015
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu:
ε.
X
0,232
X
0,315
X
0,244
6,023
Y
ˆ
1
2
3
Model persamaan regresi linier
berganda di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: (a) Konstanta sebesar 6,023 menunjukan jika variabel kapasitas
sumber daya manusia (X1), pengendalian
internal akuntansi (X2), dan pemanfaatan
teknologi informasi (X3) bernilai konstan,
maka variabel kualitas laporan keuangan (Y) memiliki nilai positif sebesar 6,023 satuan. (b) Variabel kapasitas sumber daya
manusia (X1) memiliki koefisien positif
sebesar 0,244 dan nilai signifikan 0,004. Nilai probabilitas signifikan untuk kapasitas
sumber daya manusia (X1) adalah 0,004.
Nilai ini lebih kecil dari nilai probabilitas α =
5%, maka dapat dinyatakan bahwa
kapasitas sumber daya manusia (X1)
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa
kapasitas sumber daya manusia (X1)
terhadap kualitas laporan keuangan (Y)
berpengaruh positif. Hal ini
menggambarkan bahwa dengan kapasitas sumber daya manusia akan meningkatkan
kualitas laporan keuangan. (c) Variabel
pengendalian internal akuntansi (X2)
memiliki koefisien positif sebesar 0,315 dan nilai signifikan 0,000. Nilai probabilitas
signifikan untuk pengendalian internal
akuntansi (X2) adalah 0,000. Nilai ini lebih
kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa pengendalian
internal akuntansi (X2) berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang
positif menunjukkan bahwa dengan
pengendalian internal akuntansi akan
meningkatkan kualitas laporan keuangan.
(d) Variabel pemanfaatan teknologi
informasi (X3) memiliki koefisien positif
sebesar 0,232 dan nilai signifikan 0,015.
Nilai probabilitas signifikan untuk
pemanfaatan teknologi informasi (X3)
adalah 0,015. Nilai ini lebih kecil dari nilai probabilitas α = 5%, maka dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi
(X3) berpengaruh terhadap kualitas laporan
keuangan (Y). Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan teknologi informasi
akan meningkatkan kualitas laporan
keuangan.
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisis Persamaan Regresi Linier Ganda Secara Simultan
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 131,655 3 43,885 44,676 0,000
Residual 33,398 34 0,982
Total 165,053 37
(Sumber: data di olah 2015)
Hasil regresi berganda antara variabel
kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi, dan
pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh nilai F hitung sebesar 44,676 dengan nilai sig hitung adalah 0,000. Nilai sig hitung tersebut lebih kecil dari 0,05, maka keputusannya secara
simultan terdapat pengaruh antara
kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi,
pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan diterima.
PEMBAHASAN
Pengaruh Kapasitas Sumber Daya
Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan diterima.
Berdasarkan teori, Roviyantie (2011) menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Begitu juga di koperasi,
untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan sumber
daya manusia yang memahami dan
kompeten dalam akuntansi keuangan. Kualitas laporan keuangan akan meningkat apabila didukung oleh pegawai koperasi
yang memahami standar akuntansi
keuangan. Kualitas pegawai yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan harus mengerti dan memahami bagaimana proses dan pelaksanaan akuntansi itu dijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang
berlaku. Seseorang dikatakan paham
terhadap akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan
keuangan dengan berpedoman pada
prinsip dan standar penyusunan laporan
keuangan yang diterapkan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 27 tentang Akuntansi Perkoperasian Tahun 1998.
Jadi, rasionalnya adalah dengan adanya kapasitas sumber daya manusia yang baik, maka waktu pembuatan laporan
keuangan dapat efisien, efektif, dan
ekonomis. Hal ini karena sumber daya
manusia tersebut telah memiliki
pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan dan disajikan tepat pada
waktunya. Semakin cepat laporan
keuangan disajikan maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan.
Berdasarkan konsep-konsep tersebut,
tampak bahwa kapasitas sumber daya manusia dan kualitas laporan keuangan daerah berbanding lurus, jika semakin tinggi kapasitas sumber daya manusia pegawai, maka semakin tinggi pula kualitas laporan keuangan daerah yang dihasilkan. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wati (2014), yang menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Pengaruh Pengendalian Internal
Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pengendalian internal akuntansi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan diterima.
Secara teori, laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2007). Suatu laporan keuangan dapat memberi manfaat bagi para pemakainya, maka laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi yang berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan. Kualitas laporan keuangan tersebut tercermin dari ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuannya. Laporan keuangan yang andal terpenuhi jika informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Untuk itu, diperlukan adanya sistem pengendalian
intern. Sistem pengendalian intern
merupakan hal yang paling penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya sistem ini, maka akan sering terjadi kecurangan yang akan merugikan perusahaan itu
sendiri. Dalam menyusun laporan
keuangan, akuntansi dihadapkan pada kemungkinan bahaya penyimpangan, dan
ketidaktepatan. Untuk meminimumkan
bahaya ini, profesi akuntansi mengesahkan seperangkat standar dan prosedur umum yang disebut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Di Indonesia prinsip akuntansi ini, disusun dalam standar
akuntansi keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
Penerapan SAK-ETAP, yaitu tentang akuntansi perkoperasian diwujudkan dalam bentuk penyajian laporan keuangan yang
terdiri dari posisi keuangan ,kinerja
keuangan dan arus kas suatu entitas (Mulyani, 2013). Di dalam SAK-ETAP juga dijelaskan tentang perlunya pengendalian
intern dalam suatu perusahaan.
Penggunaan SAK-ETAP diharapkan
perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri
dan dapat diaudit sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. Perusahaan yang menggunakan
SAK-ETAP harus secara eksplisit
menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK-ETAP dalam catatan laporan keuangan sehingga pengendalian intern suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menjaga diterapkannya peraturan tersebut dengan baik.
Jadi, rasionalnya adalah sistem
pengendalian intern dapat memperbaiki berbagai kebijakan terkait dengan catatan keuangan, memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan, serta penerimaan dan
pengeluaran telah sesuai dengan otorisasi yang memadai, memberikan keyakinan yang memadai atas keamanan aset yang
berdampak material pada laporan
keuangan. Jika penerapan sistem
pengendalian intern berjalan dengan baik, maka laporan keuangan yang dihasilkan akan mempunyai nilai informasi yang baik, begitu juga sebaliknya jika penerapan sistem pengendalian intern tidak berjalan dengan baik maka akan memungkinkan laporan keuangan yang dihasilkan tidak mempunyai nilai informasi yang baik. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Soimah (2014), yang menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Pengaruh Pemanfaatan Teknologi
Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan diterima.
Secara teori, sistem informasi
akuntansi merupakan bagian yang sangat
penting untuk meningkatkan efisiensi
organisasi dan mendukung daya saing dengan menyediakan informasi keuangan dan akuntansi bagi manajemen (Alsarayreh et al., 2011 dalam Ratnaningsih, 2014). Sistem informasi dapat dikatakan efektif
apabila sistem mampu menghasilkan
informasi yang dapat diterima dan mampu memenuhi harapan informasi secara tepat waktu (timely), akurat (accurate), dan dapat dipercaya (reliable) (Widjajanto, 2001). Sistem informasi yang membantu proses pencatatan dan pelaporan anggaran dan keuangan, membantu proses identifikasi,
pengukuran, dan pelaporan transaksi
ekonomi dari suatu daerah yang dijadikan sebagai informasi dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Dengan
dimanfaatkannya teknologi, informasi yang
didapatkan diharapkan dapat membantu
pihak yang berkepentingan dalam
mengidentifikasi suatu masalah,
menyelesaikan masalah dan
mengevaluasinya, sehingga informasi yang didapatkan haruslah sebuat informasi yang berkualitas.
Jadi, rasionalnya adalah dengan
memanfaatkan teknologi, informasi
keuangan menjadi berkualitas, yaitu akurat, tepat waktu, dan relevan. Akurat berarti bebas dari suatu kesalahan, tidak bias karena apabila suatu informasi yang bias
dapat menyesatkan penerima atau
pengguna informasi tersebut. Laporan
keuangan yang andal terpenuhi jika
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuliarti (2012), yang menunjukkan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan.
Pengaruh Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Pengendalian Internal
Akuntansi, dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi, dan
pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan diterima.
Kualitas sumber daya manusia,
pemanfaatan teknologi informasi, dan
sistem pengendalian intern merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Dalam menghasilkan suatu informasi yang bernilai, menyangkut dua elemen pokok yaitu informasi yang
dihasilkan serta sumber daya yang
menghasilkannya. Laporan keuangan
tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga laporan keuangan yang dihasilkan tersebut benar atau valid. Sumber daya manusia yang akan menjalankan sistem tersebut dituntut untuk memiliki kemampuan atau keahlian akuntansi yang memadai
yang dapat dicapai dengan adanya
kemauan untuk belajar dan mengasah
kemampuannya dibidang akuntansi.
Kemampuan sumber daya manusia itu
sendiri sangat berperan dalam
menghasilkan informasi yang andal
sehingga dapat meningkatkan kualitas
penyajian laporan keuangan. Namun,
dalam penyusunan laporan keuangan
kapasitas sumber daya manusia baik harus didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tepat karena teknologi informasi akan memberikan kecepatan
pemrosesan transaksi dan membantu
dalam penyiapan laporan. Selain itu dapat menyimpan data dalam jumlah besar, meminimalisir terjadinya kesalahan, dan biaya pemrosesan yang lebih rendah. Pemanfaatan teknologi informasi yang baik, diharapkan dapat menghasilkan pelaporan keuangan yang berkualitas.
Kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi yang baik
harus didukung dengan sistem
pengendalian intern yang kuat. Dengan adanya pengendalian internal organisasi, maka dengan sendirinya sistem yang akan melakukan pengawasan guna mencapai
visi, misi dan tujuan organisasi.
Pengendalian intern yang efektif akan membantu melindungi aset perusahaan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya,
meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran (Susanto, 2008). Pengendalian intern diharapkan mampu mencegah terjadinya kesalahan
dalam proses akuntansi serta dapat
memberikan perlindungan bagi data
organisasi dari adanya ancaman
penyelewengan atau sabotase sistem.
Pengendalian intern disusun agar
pelaporan keuangan dapat memenuhi asas
ketertiban yang merupakan cerminan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Perwujudan dari asas ketertiban tersebut adalah dengan penyampaian pelaporan keuangan secara tepat waktu (Mirnayanti, 2013). Dengan kualitas sumber daya manusia serta pemanfaatan teknologi informasi yang memadai serta didukung dengan sistem pengendalian intern yang baik, karyawan mampu untuk menyusun laporan keuangan secara tepat dan akurat. Hal ini dikarenakan karyawan memiliki
bekal pengetahuan, pelatihan serta
pengalaman yang baik di bidang akuntansi. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2013), yang menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi,
dan sistem pengendalian internal
berpengaruh signifikan terhadap
keterandalan laporan keuangan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
(1) Variabel kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif sebesar 0,244 dan nilai probabilitas uji-t sebesar 0,004 yang lebih kecil dari α = 5%. Artinya, apabila kapasitas sumber daya manusia semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan akan semakin tinggi. (2) Variabel pengendalian internal akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan, yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif sebesar 0,315 dan nilai probabilitas uji-t sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 5%. Artinya, apabila pengendalian internal akuntansi semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi. (3) Variabel pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan, yang
ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif sebesar 0,232 dan nilai probabilitas uji-t sebesar 0,015 yang lebih kecil dari α = 5%. Artinya, apabila pemanfaatan teknologi
informasi semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi. (4) Variabel kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi,
pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan, yang ditunjukkan
dengan nilai probabilitas uji F sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 5%. Artinya, apabila kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi,
pemanfaatan teknologi informasi semakin tinggi, maka kualitas laporan keuangan juga semakin tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. (1) Bagi manajemen koperasi, perlu
dipertahankan dan ditingkatkannya
kapasitas sumber daya manusia,
pengendalian internal akuntansi,
pemanfaatan teknologi informasi agar bisa meningkatkan kualitas laporan keuangan. (2) Keterbatasan penelitian ini variabel independen yang digunakan hanya tiga variabel, yaitu kapasitas sumber daya manusia, pengendalian internal akuntansi, pemanfaatan teknologi informasi sehingga
bagi peneliti selanjutnya dapat
menggunakan variabel lain yang
mempengaruhi kualitas laporan keuangan namun tidak masuk dalam model yang diuji dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Mirnayanti. 2013. Pengaruh Kapasitas
Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi (tidak diterbitkan).Universitas Hasanuddin, Makassar.
Mulyani. 2013. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
pada Koperasi Mandiri Jaya
Tanjungpinang dan Koperasi
Karyawan Plaza Hotel
Tanjungpinang. E-jurnal. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Vol.3 No 1. Ratnaningsih, I. K. dan Suaryana, I. G. N.
A. 2014. Pengaruh Kecanggihan
Teknologi Informasi, Partisipasi
Manajemen, dan Pengetahuan
Manajer Akuntansi Pada Efektivitas
Sistem Informasi Akuntansi.
E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol.1 No 16, 9-12.
Roviyantie, D. 2011. Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia Dan
Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Universitas Siliwangi.
Sembiring, Febriady Leonard. 2013.
Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Keandalan dan
Ketepatwaktuan Pelaporan
Keuangan Pemerintah. Artikel
Skripsi. Universitas Negeri Padang, Padang.
Soimah, S. 2014. Pengaruh Kapasitas
Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Bengkulu Utara. Skripsi. Universitas Bengkulu.
Susanto, A. 2008. Sistem Informasi
Akuntansi: Struktur Pengendalian
Resiko Pengenbangan. Bandung:
Lingga Jaya.
Wati, K. D. 2014. Pengaruh Kompetensi SDM, Penerapan SAP, dan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Daerah. e-Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2 No. 1.
Widjajanto, N. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Zuliarti. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber
Daya Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan
Pengendalian Intern Akuntansi
terhadap Nilai Informasi Pelaporan
Keuangan Pemerintah Daerah:
Studi Pada Pemerintah Kabupaten
Kudus. Skripsi. Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi