• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENYUSUNAN STRATEGIC ASSET ALLOCATION*) *) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENYUSUNAN STRATEGIC ASSET ALLOCATION*) *) Bahan diolah dari presentasi BNP Paribas dengan Tim Bidang Investasi ADPI"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PENYUSUNAN

STRATEGIC ASSET

ALLOCATION*)

(2)

MATERI PRESENTASI*)

Halaman

I. PENGANTAR 3

1 Definisi………...……… 3

2. Mengapa SAA Itu Penting……….. 4

3. Alasan mengapa banyak Investor belum menggunakan SAA? ……….. 5

II. PROSES PEMBENTUKAN SAA 7 4 Pendekatan Penyusunan SAA ………..………..……… 7

4.1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria……….……….. 7

4.2. Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas……….. 7

III. PEDOMAN PENYUSUNAN SAA 9 5. Pendekatan 1 : Bunga Teknis Aktuaria……….………. 9

5.1. Menentukan Jenis Kelas Aset yang dapat diinvestasikan... 10

5.2. Menentukan ekspektasi imbal hasil dari jenis kelas aset yang dipilih………...………..……….. 11

* Pendekatan risk premium yang diinginkan... 11

* Pendekatan dengan kinerja historis ... 12

* Pendekatan dengan kerangka Mean-Variance (Markowitz)... 15

5.3. Menentukan bobot alokasi setiap kelas aset ….………... 18

6. Pendekatan 2 : Profil Likuiditas Dana Pensiun………..………. 19

6.1. Menyusun Profil Likuiditas Dana Pensiun ... 20

6.2. Menentukan Horizon Waktu Investasi ... 20

6.3. Proses yang harus dilakukan oleh Dana Pensiun ... 21

7. Menentukan Toleransi Risiko ……….……… 24

7.1. Kekuatan finansial dari Pendiri ... 24

7.2. Status Pendanaan ... 24

7.3. Profil Risiko dari Pendiri... 24

7.4. Skala Toleransi Risiko…... 25

8. SAA Yang Disepakati………... 26

(3)

PENGANTAR

1. Definisi

Strategic Asset Allocation (SAA)

Suatu proses investasi dengan menentukan target alokasi untuk setiap

kelas aset yang akan diinvestasikan dalam rangka mencapai tujuan

investasi jangka panjang, dimana besaran alokasi investasi tergantung

pada profil toleransi risiko, horizon investasi dan tujuan investasi itu

sendiri.

Poin penting SAA :

Bersifat neutral

Jangka panjang

Adanya trade off imbal hasil / return dan risiko

(4)

PENGANTAR

2. Mengapa SAA itu Penting?

Karena SAA merupakan keputusan yang penting dan strategis dalam

berinvestasi. Keputusan ini akan sangat berperan dalam menentukan jenis

instrumen yang dipilih termasuk bobot investasi yang selanjutnya akan

menentukan besaran hasil investasi portofolio.

Karena nilai aset dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar, portofolio

secara kontinue membutuhkan penyesuaian (rebalanced) untuk memenuhi

kebijakan atau komitmen yang telah dirumuskan / disepakati.

Sebagai acuan bagi Dana Pensiun dalam menyusun Rencana Kerja dan

Anggaran Tahunan (RKAT).

“Komitmen kesepakatan” para stakeholder Dana Pensiun.

(5)

PENGANTAR

3. Alasan mengapa banyak Investor belum menggunakan SAA?

Banyak investor percaya dengan market timing

Hanya sedikit investor yang secara konsisten berhasil dalam market

timing untuk periode jangka panjang

Portofolio Dana Pensiun menghadapi risiko underfunded.

Banyak investor underestimate pada efek dari diversifikasi

Diversifikasi aset dibangun dengan mempertimbangkan besarnya

kewajiban.

Banyak investor memilih mengikuti trend investasi saat ini

Trend investasi jangka pendek yang belum tentu sesuai dengan tujuan

investasi dari Dana Pensiun jangka panjang.

(6)
(7)

PROSES PEMBENTUKAN SAA

4. Pendekatan Penyusunan SAA

4.1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria

Pembentukan alokasi aset berdasarkan perhitungan bunga teknis

dari aktuaris

4.2. Pendekatan Berdasarkan Profil Likuiditas

Pembentukan alokasi aset berdasarkan durasi dari liabilitas Dana

Pensiun

(8)

PROSES PEMBENTUKAN SAA

1. Pendekatan Bunga Teknis Aktuaria

(9)
(10)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

5.1. Menentukan Jenis Kelas Aset yang dapat diinvestasikan*)

Jenis aset yang dapat diinvestasikan harus sesuai mengikuti arahan

investasi dari pendiri Dana Pensiun maupun peraturan Dana Pensiun

yang mengatur mengenai hal ini.

Dalam menentukan Jenis Kelas Aset yang diperkenankan /

diperbolehkan untuk diinvestasikan, Dana Pensiun memperhatikan

ketentuan dan peraturan OJK serta Arahan Investasi dari Pendiri.

(11)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

5.2. Menentukan ekspektasi imbal hasil dari jenis kelas aset yang dipilih

* Pendekatan risk premium yang diinginkan

Berapa ekspektasi Anda atas tingkat suku bunga / kinerja investasi masing-masing instrumen dalam

jangka panjang (hingga 5 atau 10 tahun ke depan)?

Inflasi

BI Rate

Deposito Berjangka

Obligasi Pemerintah

Obligasi Korporasi

Saham

:

:

:

:

:

:

4,5%?

5%? (inflasi + 0,5%) – digunakan sebagai acuan investasi

“risk free”

6,0%? (SBI + 1%

risk premium

)

7,5%? (TD + 1,5%

risk premium

)

9%? (Obligasi Pemerintah + 1,5%

risk premium

)

13%? (Obligasi Korporasi + 4%

risk premium

)

Masing-masing Dana Pensiun berdasarkan analisanya dapat memiliki pertimbangan tersendiri dalam

menentukan prediksi tingkat inflasi serta besarnya risk premium dari tiap-tiap instrumen ke instrumen lainnya

yang lebih berisiko

Selanjutnya menentukan jenis kelas aset yang akan diinvestasikan sesuai return yang diinginkan (versus risk

tolerance)

Kelemahannya adalah penentuan risk premium condong bersifat arbitrase. (Meskipun ada juga yang mencoba

untuk menghitung „risk premium‟ dengan menggunakan model-model matematik)

(12)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

* Pendekatan dengan kinerja historis

Dana Pensiun harus melakukan kajian dan riset untuk dapat memprediksi rata – rata

tahunan imbal hasil jangka panjang.

Prediksi rata-rata imbal hasil tahunan untuk masing-masing jenis instrumen dapat

menggunakan kinerja historis rata-rata dalam rentang waktu yang cukup representatif,

misalkan angka rata – rata 10 tahun terakhir atau lebih.

Jika diperlukan, dapat diterapkan "discount" terhadap data historis dgn

mempertimbangkan faktor makro ekonomi (misalnya trend Pertumbuhan/perlambatan

ekonomi dan inflasi) dalam membuat prediksi expected return ke depan.

Kelemahannya adalah “past performance is not best prediction of the future event”

Setelah mendapatkan kinerja historis rata –rata dari setiap aset kelas yang dapat

diinvestasikan, Dana Pensiun dapat menentukan berapa jumlah :

Saham

Obligasi

Deposito,

dalam rangka mencapai return yang diinginkan (dengan memperhatikan risk tolerance

yang dapat diterima)

(13)
(14)
(15)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

* Pendekatan dengan kerangka Mean-Variance (Markowitz)

Mencoba mencari kombinasi yang terbaik dari berbagai jenis asset (instrumen pasar uang,

obligasi dan saham) dalam suatu portofolio

Lebih mengutamakan return (imbal hasil) daripada risiko

Dari kombinasi berbagai kelas aset dicoba untuk mencari imbal hasil yang terbaik secara relatif

terhadap risiko keseluruhan (overall riskiness) dari portofolio yang terpilih

Kelemahannya :

Dibuat berdasarkan gagasan statistik, tetapi implementasi praktis akan sangat dipengaruhi

oleh proses ekonomi dan kesulitan dalam mengestimasi ekspektasi imbal hasil (estimation

expected return)

SAA dengan metode MVA tidak secara efektif memanfaatkan informasi ekonomi yang

tersedia

Dengan melakukan optimisasi dari setiap aset kelas yang terdiri dari :

Saham

Obligasi

Deposito,

Dana Pensiun dapat menghasilkan imbal hasil optimal dari kombinasi ketiga jenis aset tersebut

di atas

(16)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

Low Risk /

High Return

Kuadran IV

Kuadran III

Kuadran I

Low Risk /

Low Return

Kuadran II

HighRisk /

Low Return

EF3

EF2

EF1

0

High Risk /

High Return

Return

(Imbal Hasil)

%

Risk / Risiko

(17)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

Pendekatan

Kelas Aset

Return

Weighted

Return

Weighted

Return

Weighted

6,00%

3,0%

6,40%

3,0%

6,89%

3,0%

7,50%

34,0%

8,51%

52,0%

9,00%

48,0%

11,54%

31,0%

13,00%

15,0%

5,78%

14,0%

12,00%

7,3%

9%

Rp.6,5 T

9%

Rp.6,5 T

9%

Rp.6,5 T

*) Lebih tepat memakai Geometric Mean (Return Compounded)

Risk Premiun

Kinerja Historis (2011 - 2016)

MVA

Deposito (min. / max. 3%)

SUN (min. 30%)

8,77%

89,7%

Obligasi (max. 50%)

Saham (max. 20%)

Expected Return Portofolio

9%

9%

9%

Target Return Portofolio

(18)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

5.3. Menentukan bobot alokasi setiap kelas aset

Selanjutnya, Dana Pensiun harus menentukan bobot untuk setiap dana yang akan

dialokasikan untuk masing-masing instrumen untuk dapat menghasilkan estimasi

rata-rata imbal hasil (weighted average method). Penentuan bobot investasi ini disesuaikan

dengan arahan investasi maupun peraturan dana pensiun yang ada.

Berdasarkan salah satu dari pendekatan-pendekatan ini (risk premium, kinerja historis,

MVA), maka akan terbentuk suatu aset alokasi yang nantinya akan disandingkan

dengan suatu aset alokasi berdasarkan kebutuhan likuiditas

(19)
(20)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

6.1. Menyusun Profil Likuiditas Dana Pensiun

Strategic Asset Allocation pada prinsipnya dibangun berdasarkan kewajiban Dana

Pensiun (liabilities driven) dan kewajiban tersebut akan menjadi tolak ukur bagi

keberhasilan SAA itu sendiri.

6.2. Menentukan Horizon Waktu Investasi

Dalam menentukan jangka waktu investasi, Dana Pensiun harus mempertimbangkan :

Demografi Peserta

Melihat komposisi umur peserta Dana Pensiun

Posisi Arus Kas Dana Pensiun

Semakin panjang jangka waktu investasi dari Dana Pensiun maka toleransi risiko yang

dapat diambil adalah semakin tinggi.

Untuk dapat lebih mengenal dan memastikan toleransi risiko dari masing – masing

investor, maka disarankan investor dapat mengisi formulir profil risiko nasabah.

(21)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

6.3. Proses yang harus dilakukan oleh Dana Pensiun selanjutnya adalah :

Mengetahui dan menyusun:

PPMP: Daftar pembayaran manfaat pensiun hingga penerima manfaat

pensiun yang terakhir berdasarkan perhitungan aktuaria.

PPIP: Daftar pembayaran manfaat pensiun yang akan jatuh tempo

hingga peserta terakhir berdasarkan pada pemetaan Demografi.

Mengelompokan (clustering) setiap manfaat pensiun yang ada berdasarkan

kategori waktu :

Jangka Pendek (kurang dari 1 tahun)*

7.591orang (58,65%)

Jangka Pendek – Menengah (1 s/d < 5 tahun)

1.146 orang (8,85%)

Jangka Menengah – Panjang (5 s/d < 10 tahun) 1.012 orang (7,82%)

Jangka Panjang (> 10 tahun)

3.194 orang (24,68%)

12.943 orang (100%)

(22)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

Menyusun aset alokasi dari clustering manfaat pensiun tersebut yang disesuaikan

dengan horizon dari setiap instrumen investasi :

Jangka Waktu

Instrumen Investasi**)

Jangka Pendek

(58,65%)

< 1 tahun

Tabungan

Deposito Berjangka*

Sertifikat Deposito*

Deposito on Call*

SBI*

Reksa Dana Pasar Uang

REPO*

Obligasi Korporasi / Pemerintah berjangka

waktu kurang dari 1 tahun

Jangka Pendek – Menengah

(8,85%)

1 s/d < 5 tahun

Obligasi Korporasi*

Obligasi Pemerintah (SBN)*

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Reksa Dana Terproteksi*

Medium Term Notes (MTN)*

Efek Beragun Aset (EBA)*

(23)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

Jangka Waktu

Instrumen Investasi**)

Jangka Menengah - Panjang

(7,82%)

5 s/d < 10 tahun

Obligasi Pemerintah (SBN)*

Reksa Dana Campuran

Jangka Panjang

(24,68%)

> 10 tahun

Saham

Reksa Dana Saham

Penyertaan Langsung

Tanah dan bangunan

Dana Investasi Real Estat (DIRE)

Catatan :

*

sesuai dengan jatuh tempo instrumen

** klasifikasi instrumen investasi diatas hanya didasarkan pada tujuan investasi yang

ingin dicapai, dapat berbeda dengan kebutuhan standar pencatatan akuntansi dana

pensiun. Klasifikasi ini disesuaikan dengan profil risiko dan imbal hasil yang

diharapkan dari masing – masing instrumen.

Klasifikasi instrumen investasi diatas dapat disesuaikan dengan profil dari dana pensiun

masing – masing serta kebutuhan untuk pemenuhan kewajiban.

(24)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

Selain menentukan horizon investasi, langkah penting lainnya adalah menentukan profil risiko dari portofolio.

7. Menentukan Toleransi Risiko

Toleransi risiko bagi Dana Pensiun dipengaruhi oleh beberapa komponen :

7.1.

Kekuatan finansial dari Pendiri

Kesehatan keuangan Pendiri termasuk ukuran relatif aset dan kewajiban DP terhadap besarnya aset

pendiri

Semakin kuat kesehatan keuangan pendiri, maka seharusnya kemampuan mengambil toleransi risiko

investasi dapat semakin fleksibel.

7.2.

Status Pendanaan

Semakin tinggi surplus pendanaan dana pensiun, maka toleransi risiko investasi yang diambil dapat

semakin tinggi.

7.3.

Profil Risiko dari Pendiri

Pengurus Dana Pensiun harus dapat mengidentifikasi profil risiko Investasi dari masing-masing Pendiri

Dana Pensiun. Dari identifikasi profil risiko Pendiri, dapat diketahui apakah “risk averse” atau “risk

(25)

PEDOMAN PENYUSUNAN SAA

7.4. Skala Toleransi Risiko

Hasil identifikasi profil risiko Pendiri dapat bersifat :

Konservatif

Moderat Konservatif

Moderat

Moderat Agresif

Agresif

Profil Risiko Pendiri yang bersifat Konservatif dan Moderat Konservatif dapat

digolongkan sebagai “risk averse”, sedangkan yang Moderat Agresif dan Agresif

dapat digolongkan sebagai “risk taker”.

(26)

SAA YANG DISEPAKATI

8. SAA Yang Disepakati

Setelah SAA ditentukan melalui pemilihan pendekatan yang akan

digunakan, proses selanjutnya adalah :

Melakukan review bunga aktuaria* / teknis yang ditetapkan untuk

menyusun expected asset allocation

Mencapai kesepakatan antara stakeholder dana pensiun khususnya

pendiri, pengawas dan pengurus atas asumsi bunga teknis yang akan

digunakan untuk SAA yang telah disusun sesuai dengan profil risiko

dan time horizon investasi.

(27)

SAA YANG DISEPAKATI

Setelah terbentuk komposisi asset

allocation

berdasarkan

kebutuhan

likuiditas dari Dana Pensiun, maka

selanjutnya adalah dibandingkan dengan

expected asset allocation yang disusun

sebelumnya.

Apabila output alokasi aset antara

Expected Asset Allocation (berdasarkan

bunga teknis) dengan Asset Allocation

berdasarkan

Likuiditas

terdapat

perbedaan,

maka

perlu

adanya

kesepakatan bersama untuk melakukan

review dan penyesuaian ulang terhadap

asumsi

yang

mendasari

dalam

penyusunan Expected Asset Allocation,

contoh : penyesuaian bunga teknis /

aktuari yang ditetapkan atau diperlukan

adanya iuran tambahan dari pendiri.

(28)

SAA YANG DISEPAKATI

Contoh Usulan Untuk Memiliki

Strategic Asset Allocation, Tactical Asset Allocation, dan

Performance Benchmark (1 dari 2)

Jenis Aset*

Kebijakan Investasi*

Arahan Investasi

Strategic Allocation

Strategy

(Jangka Panjang)

Tactical Asset

Allocation

(Jangka Pendek)

Tolok Ukur Kinerja

Min.

Max.

Deposito

Berjangka

2%

100%

3%

3% - 5%

Rata-rata bulanan tingkat suku

bunga 5 bank pemerintah dan 5

bank swasta besar (Bloomberg)

Obligasi

Pemerintah

30%

100%

66%

60% - 75%

Indeks Obligasi Pemerintah /

HSBC Bond Index / Bloomberg

20%

Obligasi

Korporasi

0%

50%

18% - 22%

Indeks Obligasi Korporasi

(IBPA)

Saham

0%

20%

7,5%

6% - 9%

Indeks Harga Saham

Gabungan / LQ45

*

Jenis aset dan angka-angka dalam kebijakan investasi perlu disesuaikan dengan tujuan, kewajiban, serta profil risiko

masing-masing institusi

(29)
(30)

PEMILIHAN SAHAM

9. Pemilihan Saham

Fundamental Analysis

Metode analisa yang berdasarkan pada fundamental laporan keuangan suatu perusahaan. Teknis ini

menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung

memengaruhi kinerja keuangan perusahaan sehingga kita dapat menghitung target price dari suatu saham

Memperhatikan relative valuation saham terhadap historical dan peers-nya untuk mengetahui saham

tersebut overvalued atau undervalued

Memperhatikan dasa kriteria pemilihan Saham, yaitu :

1. Earning Predictability

2. Long Term Debt (LTD)

3. Return on Equity (ROE)

4. Return on Total Capital (ROTC)

5. Free Cash Flow

6. Market Capitalization & Daily Value

Transactions

7. PE-Band 3 Tahun

8. Market Cap Weight

9. Price Entry / Exit with PE-Band dan

Target Harga

Price Entry / Exit with PE-Band

Target Harga

10. Analisa Teknikal

Moving Average

Moving Average Convergence

Divergence (MACD)

Stochastic

Selain itu dalam kriteria pemilihan saham juga dilihat mengenai

Good Corporate Governance

yaitu rekam jejak dari

ABCD

XYZA

PQRS

ABDC

XYAZ

PQSR

ADBC

YXAZ

QPSR

Ilustrasi pemilihan berdasar

Dasa Kriteria Saham :

(31)
(32)

PEMILIHAN OBLIGASI

10. Proses Pemilihan Obligasi

Memperhatikan kondisi ekonomi dan inflasi

Memperhatikan arah kebijakan moneter

Memperhatikan dinamic supply – demand

Memperhatikan valuasi relatif antar obligasi

Memperhatikan dampak siklus ekonomi terhadap sektor pada

korporasi (khusus untuk obligasi korporasi).

(33)

PROSES UMUM PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OBLIGASI

(34)
(35)

ILUSTRASI EVALUASI KINERJA INVESTASI BERDASARKAN

Gambar

ILUSTRASI EVALUASI KINERJA INVESTASI BERDASARKAN

Referensi

Dokumen terkait

o Kematangan makanan yang tepat o Penyajian makanan menarik o Penyajian kopi menarik o Rasa makanan selalu konstan o Menu kopi selalu tersedia o Kehigenisan makanan terjamin

I ndomath: Indonesian Mathematics Education – Volume 2 | Issue 2 | 2019 65 tujuan untuk menentukan rumus yang dipakai saat melakukan uji hipotesis penelitian yaitu

Rimpang jahe merah juga mengandung minyak tidak menguap yaitu oleoresin sampai 3%, merupakan senyawa fenol dengan rantai karbon samping yang terdiri dari tujuh

P2 Merekacipta sesuatu (1m) untuk memanfaatkan kehidupan (1m) P3 Merenung/ mengenal/ menghayati kejadian ciptaan Allah SWT ( 1m) P4 Memahami wahyu / perkara ghaib / ajaran Islam

Dengan permainan kartu huruf, siswa dapat mencari dan menyebutkan huruf vokal (a, i, u, e, o) yang hilang dari nama temannya.. Setelah mendengar penjelasan dari guru, siswa

Dalam praktik transaksi jual beli di Kober Mie Setan Semolowaru ada suatu hal yang menarik untuk dijadikan sebuah penelitian yaitu mengenai pengembalian sisa

Lirik Petroleum mengajukan rencana pengembangan (Plan of Development/POD) kepada Pertamina terhadap 4 lapangan minyak, yaitu North Pulai, South Pulai, Molek, dan

Memberikan motivasi kepada orang tua untuk bekerjasama melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sesuai prosedur Memberikan informasi tentang Teknik penilaian yang