PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
DI SMA NEGERI 1 GALANG
Oleh:
Muhammad Diky Z NIM 409131052
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
DaftarLampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 5
1.3.Batasan Masalah 5
1.4.Rumusan Masalah 5
1.5.Tujuan Penelitian 6
1.6.Manfaat Penelitian 6
1.7.Definisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9
2.1.3. Model Pembelajaran 10
2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran 10
2.1.3.2. Model pembelajaran konvesional 11
2.1.3.3. Model Pembelajaran Kooperetif 12
2.1.3.4. Model Kooperetif tipe Dua Tinggal Dua Bertamu 13
2.1.3.5. Langkah-Langkah Penerapan Model Kooperatif Tipe Dua 14
Tinggal Dua Bertamu
2.1.4. Media 17
2.1.4.1. Media Pembelajaran windows movie maker 17
2.1.4.2. Format pembuatan movie maker 18
2.1.4.3. Kelebihan dan kekurangan windows movie maker 18
2.1.5. Hidrokarbon 19
2.1.5.1. Pengertian hidrokarbon 19
2.1.5.2. Kekhasan atom karbon 19
2.1.5.3. Penggolongan senyawa hidrokarbon 19
2.1.5.4. Sifat-sifat Hidrokarbon 26
2.1.5.5. Isomer 28
2.1.5.6. Reaksi senyawa karbon 30
2.2. Kerangka Konseptual 32
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
3.2.Populasi dan Sampel 34
3.3.Variabel Penelitian 34
3.3.1.Variable 34
3.3.2. Instrumen Penelitian 35
3.4.Rancangan penelitian 38
3.5.Prosedur kegiatan penelitian 40
3.6. Teknik Analisis Data 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 44
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 44
4.1.1.1.Validitas Instrumen Tes 45
4.1.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes 45
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 45
4.1.1.4. Daya Beda Intrumen Tes 45
4.1.2. Data Hasil Penelitian 46
4.2. Analisis Data Penlitian 46
4.2.1. Uji Normalitas Data 46
4.2.2. Uji Homogenitas Data 47
4.2.3. Uji Hipotesis 47
4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 48
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema jalannya diskusi dua tinggal dua tamu 15
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.
Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,
damai, terbuka, dan demokratis. Pendidikan nasional memegang peranan penting
dalam membangun manusia seutuhnya serta pembangunan bangsa Indonesia,
untuk mewujudkan masyarakat Indonesia adil dan makmur yang merata material
dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena
itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui
penataan pendidikan yang baik. Kegiatan peningkatan kualitas pendidikan adalah
suatu permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Permasalahan pendidikan itu baik pendidikan formal maupun nonformal. Sejauh
ini pembaharuan dalam pendidikan ada beberapa pokok utama yang perlu dikaji
ulang kembali, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran,
efektifitas metode pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana serta
manajemen sekolah. Tidak terlepas dari kesemuanya itu lingkungan belajar yang
kondusif sangatlah berpengaruh dan berperan penting dalam keberhasilan
peningkatan kualitas pendidikan bangsa Indonesia (Yatin,2010).
Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu
sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum,
lingkungan belajar dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting
dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor guru dan siswa dapat dirunut
melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk
membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Untuk
meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu
memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang
menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang
dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses belajar( M.uzer usman, 2002).
Untuk membangun pengetahuan dan kompetensi siswa secara aktif di
dalam proses belajar mengajar menurut Roestiyah (2000:1) guru harus memiliki
strategi yang tepat agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu,
guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut dengan model
pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan unsur penting untuk keberhasilan siswa
dalam belajar. Jadi memilih dan menggunakan model pembelajaran harus
mempertimbangkan diri siswa, yakni seberapa jauh siswa diikutsertakan dalam
proses pembelajaran untuk dirinya. Pada umumnya, model pembelajaran yang
diterapkan guru di kelas adalah model pembelajaran konvensional dimana
penyampaian ide, gagasan, atau informasi dengan cara lisan dan tulisan. Guru di
depan menyampaikan materi pelajaran dan memberikan contoh dan penyelesaian
soal, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat diselingi dengan
tanya jawab dan latihan- latihan. Keadaan seperti ini menyebabkan siswa belajar
secara individu. Antar siswa tidak saling membantu dan
memecahkan/menyelesaikan soal latihan, sebaliknya saling menonjolkan diri
untuk menjadi yang terbaik. Akhirnya siswa terbagi atas tiga kelompok yaitu
kelompok siswa cepat, sedang dan lambat memahami pelajaran. Dengan
terbentuknya kelompok tersebut, maka perhatian guru selalu terfokus kepada
siswa kelompok cepat dan akan menimbulkan kesenjangan di kalangan siswa di
kelas tersebut. Hal seperti inilah yang harus dihindarkan seorang guru yaitu
perbedaan yang signifikan dalam memperhatikan siswa yang berkategori cepat,
sedang, dan lambat (Arikunto, 2009).
Untuk itu diperlukan model-model yang menitikberatkan kerjasama antara
ketiga kelompok tersebut diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif.
Sejauh ini, pembelajaran koperatif dipercaya sebagai :1) pembelajaran yang
efektif bagi semua siswa, 2) pembelajaran yang menjadi bagian integratif bagi
3
mendorong terwujudnya interaksi dan kerja sama yang sehat diantara guru-guru
yang terbiasa bekerja secara terpisah dengan orang lain. Salah satunya model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS, dimana model pembelajaran ini merupakan
cara belajar aktif, menarik, penuh partisipasi dan tidak hanya untuk belajar tetapi
juga untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran yang pembelajarannya bisa
dilaksanakan di dalam kelas atau bisa juga dilakukan di luar kelas dengan
membentuk kelompok diskusi dengan mengutus dua orang tiap kelompok untuk
bertamu ke kelompok lain sedang selebihnya bertugas menerima tamu dari
kelompok lain. (Huda, 2011).
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap siswa dan guru SMA Negeri
1 Galang diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang terlihat kurang
berminat dengan mata pelajaran kimia. Hal ini dapat di tunjukkan oleh nilai
ulangan harian kimia yang relatif rendah dengan rentang 50 – 68 dibawah KKM
sekolah yakni 70(dalam perangkat pembelajaran SMAN 1 Galang). Selain itu
metode pembelajaran yang digunakan di sekolah itu yaitu hanya berupa metode
ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas yang berulang-ulang dalam setiap
pertemuannya.selain itu, media yang digunakan kurang maksimal menjadi salah
satu faktor rendahnya hasil belajar kimia siswa.
Pokok bahasan Hidrkarbon merupakan materi kimia yang diberikan
kepada siswa kelas X semester genap. Hidrokarbon membahas adanya kekhasan
atom karbon, penggolongan, isomer dan juga sifat-sifat hidrokrabon yang sarat
dengan konsep sehingga bersifat membosankan bagi siswa. Materi ini sebenarnya
tidak akan menjadi sebuah kendala atau kesulitan bagi siswa jika metode yang
digunakan oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan. Hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa hasil yang dicapai oleh siswa belum maksimal karena setiap
selesai melaksanakan ujian masih banyak siswa yang harus mengikuti remedial.
Untuk mengatasi masalah di atas, dalam penelitian ini dicoba menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS–TS) dalam proses
belajar mengajar. Peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran ini
adalah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vera Agustina Hasibuan
Kisaran mengalami peningkatan aspek kognitif dan aspek afektif, setelah diberi
tindakan berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model two stay
two stray (TSTS) pada pokok bahasan struktur atom. Peningkatan aspek kognitif
ditandai dengan peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen lebih
besar daripada kelas kontrol yaitu 69% dan 56% dan selisihnya yaitu
13%(Hasibuan,V,2011).
Keberhasilan suatu pembelajaran juga tergantung dengan adanya media
pembelajaran. Media merupakan satu diantara sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran yang dapat menyampaikan materi dengan tepat sasaran, termasuk
salah satunya adalah yang digunakan oleh peneliti yaitu windows movie maker.
Windows movie maker merupakan salah satu media berbasis komputer yang
memberikan kemudahan bagi kita untuk mengolah atau mengedit video dimana
didalamnya terdapat beberapa fitur pendukung seperti efek, transisi, judul/credit,
track aidio, narasi timeline, dan auto movie. Seperti penelitian oleh Juniarti
(2012) pada pokok bahasan termokimia dengan menggunakan media komputer
memberikan hasil peningkatan rata-rata tes akhir yang diperoleh pada
pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Bertamu + media komputer
(Eksperimen 1) sebesar 78,5 dan peningkatan hasil belajar kimia sebesar 67,3 %.
Penggunaan media berbasis computer seperti window movie maker
membantu guru dalam menjelaskan materi dan mengefisienkan waktu
pembelajaran dengan menginformasikan kepada siswa mengenai materi yang
tidak harus ditampilkan secara praktik dalam kelas cukup dengan menampilkan
contoh-contoh atau bagian materi untuk mempermudah pemahaman siswa.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TS-TS
5
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, model yang diterapkan kurang
bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal,
2. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih
kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru sehingga
siswa cenderung pasif,
3. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan
belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis,
4. Hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai ulangan harian kimia yang
relatif rendah, jauh dibawah nilai KKM,
5. Media visualisasi berbasis komputer ,windows movie maker, sebagai
pendukung dalam proses pembelajaran kurang digunakan secara maksimal.
1.3. Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada nilai hasil belajar siswa
yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray dan
yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dengan media windows
movie maker pada pokok bahasan Hidrokrabon di kelas X SMA Negeri 1 Galang
tahun ajaran 2012/2013
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif
tipe two stay - two stray lebih tinggi dari pada yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional dengan media windows movie maker ?
2. Berapa persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray
dibandingkan yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dengan
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif two stay - two stray lebih tinggi dari pada yang diajar
dengan model pembelajaran konvensional dengan media windows movie
maker.
2. Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
– Two Stray dibandingkan yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional dengan media windows movie maker.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, meningkatkan pemahaman, pengetahuan, wawasan, dan
menambah pengalaman dalam pembelajaran kooperatif model Two Stay Two
Stray yang didukung dengan media windows movie maker yang dapat
dijadikan bekal untuk menjadi guru yang profesional dan berkualitas.
2. Bagi sekolah, untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha
pembinaan dan mutu pendidikan.
3. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar mengubah
sikap/perilaku siswa dalam kegiatan belajarnya, agar tercipta kebiasaan positif
seperti kerjasama dalam kelompok, keaktifan dalam pembelajaran, belajar
bersosialisasi, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain,
bertanggungjawab terhadap pembelajaran. Penelitian ini diharapkan juga
diharapkan dapat menambah semangat siswa dalam belajar dengan adanya
metode pembelajaran baru.
4. Bagi guru, sebagai upaya memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya,
mengembangkan diri secara profesional khususnya perbaikan diri dan
7
1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray adalah model
pembelajaran yang digunakan peneliti pada pokok bahasan Hidrokarbon
dengan membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari anggota tamu
dan tuan rumah. Jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah materi yang
akan dibahas siswa. Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda. yang
saling berbagi informasi hasil diskusi materi yang telah dibahas oleh
kelompok awal kepada kelompok lain. Pada waktu yang ditentukan sebagian
anggota kelompok akan bertamu ke kelompok lain untuk menyampaikan
uaraian materi dan mendapatkan materi dari kelompok lain. Diskusi
berlangsung setelah materi disampaikan kepada semua kelompok lain dan
akhirnya kembali ke kelompok awal. Pembelajaran yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa.
2. Media berbasis komputer yang digunakan peneliti dibuat dengan komputer
bersifat visual yang menggunakan aplikasi windows movie maker dan
memuat materi Hidrokarbon. Berbagai materi Hidrokarbon ditampilkan
secara audio visual yang menambah ketertarikan siswa dengan materi tersebut
sehingga proses belajar tidak membosankan dan lebih mengefesienkan waktu.
3. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari selisih nilai tes awal dan
tes akhir siswa pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay –
Two Stray dan pembelajaran konvensional.
4. Hindrokarbon merupakan pokok bahasan kimia yang digunakan peneliti di
SMAN 1 GALANG semester genap yang membahas tentang senyawa
karbon, penggolongan senyawa Hidrokarbon, Reaksi-reaksi pada senyawa
51
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TSTS dengan media windows movie maker lebih tinggi dari pada hasil
belajar siswa yang menggunakan metode konvensional dengan media
windows movie maker pada pokok bahasan hidrokarbon siswa kelas X di
SMA Negeri 1 Galang. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t diperoleh
thitung > ttabel pada taraf signifikan α = 0,05
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan antara pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dengan media windows movie maker maupun
pembelajaran konvensional dengan media windows movie maker pada
pokok bahasan hidrokarbon dengan peningkatan hasil belajar siswa adalah
7,4 %.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan
hal-hal berikut :
1. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu
topik yang akan diajarkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat
menentukan keberhasilan siswa memahami materi baru yang akan
diajarkan.
2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS dengan media windows movie maker dapat
menggunakan waktu sesuai yang sudah direncanakan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena ada tiga tahap windows movie
52
3. Kepada peneliti yang lain meneliti penelitian ini dengan pokok bahasan
yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam
Daftar Pustaka
Arif, Bahrul., (2009), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two
Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afktif SiswaKelas VII D SMP Negeri 1 Singosari, Skripsi UNM, malang.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Chang. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 dan 2, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009),
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Hariaty, Ema., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Skripsi
Unimed, Medan.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.,(1982), Kimia Organik Jilid I Edisi ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Huda, Muftahul., (2011), cooperatif learning,. pustaka belajar, Yogyakarta.
Isjoni.,(2009), Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani.,(2012), 58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan.
Juniarti.,(2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua
Bertamu dibandingkan Tipe Jigsaw yang didukung Media Berbasis Komputer pada Pokok Bahasan Termokimia, skripsi Unimed, Medan.
Lie, Anita., (2010), Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.
Nababan, sopan., (2012), Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan
54
Nugraha, Yopie., (2011), Cara Instan Menguasai Program Editing, Agogos Plubisng, Jakarta.
Purba, Michael., (2004), Kimia SMA kelas X, Jakarta, Erlangga.
Silitonga, P.,M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Slameto.,(2010), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sutresna, Nana, (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung
Usman,Moh Uzer., (2002), Menjadi Guru Profesional, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Yatin, Y.Y., (2010), Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay
Two Stray (TS-TS) dengan Learning Cycle (LC) 5E untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI IPA di SMA Negeri I Tumpang, Skripsi, FMIPA, UNM, Malang.http://
mulok.library.um.ac.id/artikel/03787kl10-skripsi.pdf (diakses pada januari 2013)
Anonim.,(2012),(