• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 1 GALANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 1 GALANG."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON

DI SMA NEGERI 1 GALANG

Oleh:

Muhammad Diky Z NIM 409131052

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

DaftarLampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Batasan Masalah 5

1.4.Rumusan Masalah 5

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 6

1.7.Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3. Model Pembelajaran 10

2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran 10

2.1.3.2. Model pembelajaran konvesional 11

2.1.3.3. Model Pembelajaran Kooperetif 12

2.1.3.4. Model Kooperetif tipe Dua Tinggal Dua Bertamu 13

2.1.3.5. Langkah-Langkah Penerapan Model Kooperatif Tipe Dua 14

Tinggal Dua Bertamu

2.1.4. Media 17

2.1.4.1. Media Pembelajaran windows movie maker 17

2.1.4.2. Format pembuatan movie maker 18

2.1.4.3. Kelebihan dan kekurangan windows movie maker 18

2.1.5. Hidrokarbon 19

2.1.5.1. Pengertian hidrokarbon 19

2.1.5.2. Kekhasan atom karbon 19

2.1.5.3. Penggolongan senyawa hidrokarbon 19

2.1.5.4. Sifat-sifat Hidrokarbon 26

2.1.5.5. Isomer 28

2.1.5.6. Reaksi senyawa karbon 30

2.2. Kerangka Konseptual 32

(3)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2.Populasi dan Sampel 34

3.3.Variabel Penelitian 34

3.3.1.Variable 34

3.3.2. Instrumen Penelitian 35

3.4.Rancangan penelitian 38

3.5.Prosedur kegiatan penelitian 40

3.6. Teknik Analisis Data 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 44

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 44

4.1.1.1.Validitas Instrumen Tes 45

4.1.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes 45

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 45

4.1.1.4. Daya Beda Intrumen Tes 45

4.1.2. Data Hasil Penelitian 46

4.2. Analisis Data Penlitian 46

4.2.1. Uji Normalitas Data 46

4.2.2. Uji Homogenitas Data 47

4.2.3. Uji Hipotesis 47

4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 48

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 51

5.2. Saran 51

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema jalannya diskusi dua tinggal dua tamu 15

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.

Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas,

damai, terbuka, dan demokratis. Pendidikan nasional memegang peranan penting

dalam membangun manusia seutuhnya serta pembangunan bangsa Indonesia,

untuk mewujudkan masyarakat Indonesia adil dan makmur yang merata material

dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena

itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui

penataan pendidikan yang baik. Kegiatan peningkatan kualitas pendidikan adalah

suatu permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Permasalahan pendidikan itu baik pendidikan formal maupun nonformal. Sejauh

ini pembaharuan dalam pendidikan ada beberapa pokok utama yang perlu dikaji

ulang kembali, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran,

efektifitas metode pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana serta

manajemen sekolah. Tidak terlepas dari kesemuanya itu lingkungan belajar yang

kondusif sangatlah berpengaruh dan berperan penting dalam keberhasilan

peningkatan kualitas pendidikan bangsa Indonesia (Yatin,2010).

Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu

sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum,

lingkungan belajar dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting

dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor guru dan siswa dapat dirunut

melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk

membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Untuk

meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu

memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang

menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang

(6)

dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses belajar( M.uzer usman, 2002).

Untuk membangun pengetahuan dan kompetensi siswa secara aktif di

dalam proses belajar mengajar menurut Roestiyah (2000:1) guru harus memiliki

strategi yang tepat agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu,

guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut dengan model

pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan unsur penting untuk keberhasilan siswa

dalam belajar. Jadi memilih dan menggunakan model pembelajaran harus

mempertimbangkan diri siswa, yakni seberapa jauh siswa diikutsertakan dalam

proses pembelajaran untuk dirinya. Pada umumnya, model pembelajaran yang

diterapkan guru di kelas adalah model pembelajaran konvensional dimana

penyampaian ide, gagasan, atau informasi dengan cara lisan dan tulisan. Guru di

depan menyampaikan materi pelajaran dan memberikan contoh dan penyelesaian

soal, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat diselingi dengan

tanya jawab dan latihan- latihan. Keadaan seperti ini menyebabkan siswa belajar

secara individu. Antar siswa tidak saling membantu dan

memecahkan/menyelesaikan soal latihan, sebaliknya saling menonjolkan diri

untuk menjadi yang terbaik. Akhirnya siswa terbagi atas tiga kelompok yaitu

kelompok siswa cepat, sedang dan lambat memahami pelajaran. Dengan

terbentuknya kelompok tersebut, maka perhatian guru selalu terfokus kepada

siswa kelompok cepat dan akan menimbulkan kesenjangan di kalangan siswa di

kelas tersebut. Hal seperti inilah yang harus dihindarkan seorang guru yaitu

perbedaan yang signifikan dalam memperhatikan siswa yang berkategori cepat,

sedang, dan lambat (Arikunto, 2009).

Untuk itu diperlukan model-model yang menitikberatkan kerjasama antara

ketiga kelompok tersebut diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif.

Sejauh ini, pembelajaran koperatif dipercaya sebagai :1) pembelajaran yang

efektif bagi semua siswa, 2) pembelajaran yang menjadi bagian integratif bagi

(7)

3

mendorong terwujudnya interaksi dan kerja sama yang sehat diantara guru-guru

yang terbiasa bekerja secara terpisah dengan orang lain. Salah satunya model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS, dimana model pembelajaran ini merupakan

cara belajar aktif, menarik, penuh partisipasi dan tidak hanya untuk belajar tetapi

juga untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran yang pembelajarannya bisa

dilaksanakan di dalam kelas atau bisa juga dilakukan di luar kelas dengan

membentuk kelompok diskusi dengan mengutus dua orang tiap kelompok untuk

bertamu ke kelompok lain sedang selebihnya bertugas menerima tamu dari

kelompok lain. (Huda, 2011).

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap siswa dan guru SMA Negeri

1 Galang diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang terlihat kurang

berminat dengan mata pelajaran kimia. Hal ini dapat di tunjukkan oleh nilai

ulangan harian kimia yang relatif rendah dengan rentang 50 – 68 dibawah KKM

sekolah yakni 70(dalam perangkat pembelajaran SMAN 1 Galang). Selain itu

metode pembelajaran yang digunakan di sekolah itu yaitu hanya berupa metode

ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas yang berulang-ulang dalam setiap

pertemuannya.selain itu, media yang digunakan kurang maksimal menjadi salah

satu faktor rendahnya hasil belajar kimia siswa.

Pokok bahasan Hidrkarbon merupakan materi kimia yang diberikan

kepada siswa kelas X semester genap. Hidrokarbon membahas adanya kekhasan

atom karbon, penggolongan, isomer dan juga sifat-sifat hidrokrabon yang sarat

dengan konsep sehingga bersifat membosankan bagi siswa. Materi ini sebenarnya

tidak akan menjadi sebuah kendala atau kesulitan bagi siswa jika metode yang

digunakan oleh guru sesuai dengan materi yang diberikan. Hasil belajar siswa

menunjukkan bahwa hasil yang dicapai oleh siswa belum maksimal karena setiap

selesai melaksanakan ujian masih banyak siswa yang harus mengikuti remedial.

Untuk mengatasi masalah di atas, dalam penelitian ini dicoba menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS–TS) dalam proses

belajar mengajar. Peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran ini

adalah berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vera Agustina Hasibuan

(8)

Kisaran mengalami peningkatan aspek kognitif dan aspek afektif, setelah diberi

tindakan berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan model two stay

two stray (TSTS) pada pokok bahasan struktur atom. Peningkatan aspek kognitif

ditandai dengan peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen lebih

besar daripada kelas kontrol yaitu 69% dan 56% dan selisihnya yaitu

13%(Hasibuan,V,2011).

Keberhasilan suatu pembelajaran juga tergantung dengan adanya media

pembelajaran. Media merupakan satu diantara sumber belajar dalam kegiatan

pembelajaran yang dapat menyampaikan materi dengan tepat sasaran, termasuk

salah satunya adalah yang digunakan oleh peneliti yaitu windows movie maker.

Windows movie maker merupakan salah satu media berbasis komputer yang

memberikan kemudahan bagi kita untuk mengolah atau mengedit video dimana

didalamnya terdapat beberapa fitur pendukung seperti efek, transisi, judul/credit,

track aidio, narasi timeline, dan auto movie. Seperti penelitian oleh Juniarti

(2012) pada pokok bahasan termokimia dengan menggunakan media komputer

memberikan hasil peningkatan rata-rata tes akhir yang diperoleh pada

pembelajaran kooperatif tipe Dua Tinggal Dua Bertamu + media komputer

(Eksperimen 1) sebesar 78,5 dan peningkatan hasil belajar kimia sebesar 67,3 %.

Penggunaan media berbasis computer seperti window movie maker

membantu guru dalam menjelaskan materi dan mengefisienkan waktu

pembelajaran dengan menginformasikan kepada siswa mengenai materi yang

tidak harus ditampilkan secara praktik dalam kelas cukup dengan menampilkan

contoh-contoh atau bagian materi untuk mempermudah pemahaman siswa.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TS-TS

(9)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, model yang diterapkan kurang

bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal,

2. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih

kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru sehingga

siswa cenderung pasif,

3. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan

belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis,

4. Hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai ulangan harian kimia yang

relatif rendah, jauh dibawah nilai KKM,

5. Media visualisasi berbasis komputer ,windows movie maker, sebagai

pendukung dalam proses pembelajaran kurang digunakan secara maksimal.

1.3. Batasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada nilai hasil belajar siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray dan

yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dengan media windows

movie maker pada pokok bahasan Hidrokrabon di kelas X SMA Negeri 1 Galang

tahun ajaran 2012/2013

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

tipe two stay - two stray lebih tinggi dari pada yang diajar dengan model

pembelajaran konvensional dengan media windows movie maker ?

2. Berapa persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray

dibandingkan yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dengan

(10)

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif two stay - two stray lebih tinggi dari pada yang diajar

dengan model pembelajaran konvensional dengan media windows movie

maker.

2. Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar kimia siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay

– Two Stray dibandingkan yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional dengan media windows movie maker.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, meningkatkan pemahaman, pengetahuan, wawasan, dan

menambah pengalaman dalam pembelajaran kooperatif model Two Stay Two

Stray yang didukung dengan media windows movie maker yang dapat

dijadikan bekal untuk menjadi guru yang profesional dan berkualitas.

2. Bagi sekolah, untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha

pembinaan dan mutu pendidikan.

3. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk belajar mengubah

sikap/perilaku siswa dalam kegiatan belajarnya, agar tercipta kebiasaan positif

seperti kerjasama dalam kelompok, keaktifan dalam pembelajaran, belajar

bersosialisasi, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain,

bertanggungjawab terhadap pembelajaran. Penelitian ini diharapkan juga

diharapkan dapat menambah semangat siswa dalam belajar dengan adanya

metode pembelajaran baru.

4. Bagi guru, sebagai upaya memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya,

mengembangkan diri secara profesional khususnya perbaikan diri dan

(11)

7

1.7. Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay – Two Stray adalah model

pembelajaran yang digunakan peneliti pada pokok bahasan Hidrokarbon

dengan membentuk kelompok belajar siswa yang terdiri dari anggota tamu

dan tuan rumah. Jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah materi yang

akan dibahas siswa. Tiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda. yang

saling berbagi informasi hasil diskusi materi yang telah dibahas oleh

kelompok awal kepada kelompok lain. Pada waktu yang ditentukan sebagian

anggota kelompok akan bertamu ke kelompok lain untuk menyampaikan

uaraian materi dan mendapatkan materi dari kelompok lain. Diskusi

berlangsung setelah materi disampaikan kepada semua kelompok lain dan

akhirnya kembali ke kelompok awal. Pembelajaran yang dilakukan bertujuan

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa.

2. Media berbasis komputer yang digunakan peneliti dibuat dengan komputer

bersifat visual yang menggunakan aplikasi windows movie maker dan

memuat materi Hidrokarbon. Berbagai materi Hidrokarbon ditampilkan

secara audio visual yang menambah ketertarikan siswa dengan materi tersebut

sehingga proses belajar tidak membosankan dan lebih mengefesienkan waktu.

3. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari selisih nilai tes awal dan

tes akhir siswa pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay –

Two Stray dan pembelajaran konvensional.

4. Hindrokarbon merupakan pokok bahasan kimia yang digunakan peneliti di

SMAN 1 GALANG semester genap yang membahas tentang senyawa

karbon, penggolongan senyawa Hidrokarbon, Reaksi-reaksi pada senyawa

(12)

51

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TSTS dengan media windows movie maker lebih tinggi dari pada hasil

belajar siswa yang menggunakan metode konvensional dengan media

windows movie maker pada pokok bahasan hidrokarbon siswa kelas X di

SMA Negeri 1 Galang. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji-t diperoleh

thitung > ttabel pada taraf signifikan α = 0,05

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan antara pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dengan media windows movie maker maupun

pembelajaran konvensional dengan media windows movie maker pada

pokok bahasan hidrokarbon dengan peningkatan hasil belajar siswa adalah

7,4 %.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan

hal-hal berikut :

1. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus

mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu

topik yang akan diajarkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat

menentukan keberhasilan siswa memahami materi baru yang akan

diajarkan.

2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS dengan media windows movie maker dapat

menggunakan waktu sesuai yang sudah direncanakan dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena ada tiga tahap windows movie

(13)

52

3. Kepada peneliti yang lain meneliti penelitian ini dengan pokok bahasan

yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan dalam

(14)

Daftar Pustaka

Arif, Bahrul., (2009), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two

Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afktif SiswaKelas VII D SMP Negeri 1 Singosari, Skripsi UNM, malang.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Chang. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 dan 2, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009),

Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Hariaty, Ema., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi, Skripsi

Unimed, Medan.

Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.,(1982), Kimia Organik Jilid I Edisi ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Huda, Muftahul., (2011), cooperatif learning,. pustaka belajar, Yogyakarta.

Isjoni.,(2009), Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani.,(2012), 58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan.

Juniarti.,(2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Dua Tinggal Dua

Bertamu dibandingkan Tipe Jigsaw yang didukung Media Berbasis Komputer pada Pokok Bahasan Termokimia, skripsi Unimed, Medan.

Lie, Anita., (2010), Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.

Nababan, sopan., (2012), Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan

(15)

54

Nugraha, Yopie., (2011), Cara Instan Menguasai Program Editing, Agogos Plubisng, Jakarta.

Purba, Michael., (2004), Kimia SMA kelas X, Jakarta, Erlangga.

Silitonga, P.,M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto.,(2010), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutresna, Nana, (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung

Usman,Moh Uzer., (2002), Menjadi Guru Profesional, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Yatin, Y.Y., (2010), Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay

Two Stray (TS-TS) dengan Learning Cycle (LC) 5E untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI IPA di SMA Negeri I Tumpang, Skripsi, FMIPA, UNM, Malang.http://

mulok.library.um.ac.id/artikel/03787kl10-skripsi.pdf (diakses pada januari 2013)

Anonim.,(2012),(

Gambar

Gambar  2.1 Skema jalannya diskusi dua tinggal dua tamu  Gambar  3.1 Skema prosedur penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Selain dengan tes, penelitian ini menggunakan instrumen pengembangan bahan ajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kedua kelas yang digunakan untuk

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

[r]

Sedangkan other investment inflow dua triwulan , direct investment outflow satu dan dua triwulan, portfolio investment outflow satu triwulan yang lalu menyebabkan nilai

Pemilihan konsentrasi HPMC yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada konsentrasi lazim dan berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada ketiga formula

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura pada pembelajaran biologi mengalami peningkatan melalui penerapan