TERHADAP KUALITAS LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH
( Studi DeskriptifPada SMA se - Kabupaten Bandung Barat )TESIS
Diajukan Untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
O l e h
TUTI KURNIAWATI NIM. 1007095
SEKOLAH PASCA SARJANA
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP
KUALITAS LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH
(Studi Deskriptifpada SMA se-Kabupaten Bandung Barat)
DISETUJUI OLEH:
PEMBIMBING PERTAMA
Dr. Hj. Aan Komariah., M.Pd.
NIP. 197005241994022001
PEMBIMBING KEDUA
Dr. H. Danny Mierawan., M.Pd NIP. 196205041988031002
MENGETAHUI:
Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan
Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud., Ph.D
SEKOLAH (Studi Deskriptif Pada SMA se-Kabupaten Bandung Barat). Oleh: Tuti Kurniawati. (1007095)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya temuan dan pemahaman akan kondisi bahwa : 1) Untuk membina kemampuan bekerja dan meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial yang berkualitas tinggi dalam menjalankan manajemen sekolah, 2) sistem informasi yang dimiliki oleh sekolah umumnya dikaitkan kepada pemenuhan sarana prasarana dan fasilitas tekhnologi informasi dan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya untuk mengelola organisasi dan 3) Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diperlukan adanya keterpaduan dari semua komponen pendidikan yang saling bekaitan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan manajerial serta pemanfaatan sistem informasi manajemen secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama mempengaruhi kualitas layanan akademik sekolah. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui p engaruh kemampuan manajerial Kepala Sekolah serta pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Populasinya adalah guru SMA pada 36 SMA di Kabupaten Bandung Barat. Penentuan sampel penelitian secara proportionate stratified random sampling atau pengambilan sampel terstrata secara proporsional sebanyak 108 guru. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi.
Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menggambarkan: 1) Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah pada SMA se- Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi , 2) Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen pada SMA se-Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi , 3) Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA se- Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi, 4) Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah , 5) Pemanfaatan sistem Informasi Manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas layanan akademik sekolah 6) kemampuan Manajerial Kepala sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi manajemen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas layanan akademik Sekolah.
Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap kualitas layanan akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat.
Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya untuk meningkatkan kemampuan konseptual Kepala sekolah bisa dilakukan melalui pengembangan pribadi maupun pengembangan SDM yang diadakan oleh dinas terkait berupa diklat ataupun workshop. Sedangkan untuk meningkatkan dimensi
brainware (operator) perlu juga diadakan penempatan SDM yang kompeten dalam bidang IT pada tiap
institusi/sekolah ataupun dengan cara mengadakan pengembangan personil melalui diklat dan workshop tentang peningkatan kompetensi Teknologi Informasi. Untuk meningkatkan dimensi bukti fisik berupa sarana dan prasarana sekolah yang menunjang terhadap peningkatan Kualitas Layanan Akademik, sekolah harus proaktif untuk mengusulkan pengalokasian dana dari dinas terkait untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah secara bottom up, atau bisa dengan cara sekolah berinisiatif untuk mencari donatur dengan memanfaatkan CSR dari lembaga-lembaga profit.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas karunia dan
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini merupakan salah satu
syarat dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pasca Sarjana (S2) Program Studi Administrasi
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam tesis ini dikemukakan bagaimana pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik
Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat. Adapun hal-hal yang dibahas sesuai dengan
fokus penelitian, mencakup: Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah terhadap
Kualitas Layanan Akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat, Pengaruh
Pemanfatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada
SMA di Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei -
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, juga digunakan analisis statistik untuk mengetahui
pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan sistem Informasi
Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung
Barat.
Penelitian ini hanya sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
peningkatan kualitas layanan akademik sekolah, sehingga masih diperlukan penelitian-penelitian
lebih lanjut dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kualitas layanan
akademik sekolah.
selanjutnya.
Bandung, Januari 2013
Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti program studi banyak pihak
yang turut memberikan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Ibu Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan saran dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. Udin Syaefudin Sa’ud, PhD., selaku Ketua Program Studi Administrasi
Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., Selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.
5. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan
Indonesia.
6. Ibu Drs. H. Imam Santosa MR, M.Pd., selaku Kepala Bidang SMA/SMK Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bandung Barat yang telah memberikan izin
penelitian di lingkungan Dinas Pendidikan kabupaten Bandung Barat.
7. Seluruh Kepala Sekolah SMA di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Bandung Barat yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.
8. Bapak/ Ibu guru SMA di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Bandung Barat yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian.
9. Bapak Drs.H.Lukman Hakim, MM., dan rekan-rekan sejawat bapak/ibu guru SMA
Negeri1 Parongpong yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil, kakak-kakak dan adik-adik dan
teristimewa suami tercinta Maman Hermawan, SE., M.ak., Ak., Aff.WM, putra
putriku Riza Pratama dan Azalia Nurwafa yang telah memberikan semangat,
dorongan moril dan materil yang sangat berarti selama penulis mengikuti studi pada
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
11. Pada kesempatan ini pula penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang
sebesarbesarnya kepada semua rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/wi Administrasi
Pendidikan Angkatan 2010, serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis panjatkan do’a kehadirat Allah SWT semoga segala bantuan baik moril maupun materil yang penulis terima dari berbagai pihak mendapat balasan yang berlipat
ganda, amien.
Bandung, Januari 2013
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Halaman Pernyataan ... iii
Abstarak ... iv
Kata Pengantar ... v
Ucapan Terimakasih ... vii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xiv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah . ... 10
1. Identifikasi Masalah……….. 10
2. Rumusan Masalah ……… 11
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Manfaata Penelitian ... 13
E. Sistematika Penulisan ……… 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16
A. Konsep Layanan Akademik Sekolah ... 16
1. Layanan Akademik Sekolah ... 16
2. Kualitas Layanan dalam Konteks Pendidikan ... 24
B. Konsep sistem Informasi Manajeme ………. 27
3.Sistem Informasi Sebagai Pendukung Proses Manajemen……… 3
4.Sistem Informasi dalam Kajian Administrasi Pendidikan……… 32
5.Komponen-komponen Sistem Informasi ……….. 35
C. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 39
1. Konsep Kemampuan Manajerial Kepala sekolah ...…….. 39
2. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer ... 47
3. Kepemimpinan Dalam Manajemen ... 53
D. Kerangka Pemikiran ... 58
E. Hipotesis Penelitian ...……... 62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63
A.Pendekatan Penelitian ... .63
B. Populasi dan sampel ... 64
1. Populasi ... 64
2. Sampel ... 65
C. Teknik Pengumpulan Data ...…….. 67
D. Definisi Operasional ... 69
E. Instrumen Penelitian ... 71
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 78
1. Uji Validitas ... ………. 78
2. Uji Reliabilitas ... 80
G. Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Instrumen Penelitian ... 82
1. Validitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ... 82
2. Validitas Pemanfaatan sistem Informasi Manajemen (X2) ... 85
3. Validitas Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ... 86
4. Reliabilitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ( X1) ... 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 105
A. Hasil Penelitian ………... 105
1. Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ... . 105
2. Variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) ... 108
3. Variabel Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ... . 110
4. Pengujian Persaratan Uji Hipotesis ... ... ... . 113
a. Uji Normalitas ... 113
1).Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ... 113
2).Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ... 114
3).Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 116
b. Uji Linieritas ... . 118
1).Hasil Uji Linieritas Variabel X1 dan Y ... 118
2).Hasil Uji Linieritas X2 dan Y ... 119
5. Hasil Uji Hipotesis ... 120
a. Hipotesis Pertama ... 120
b. Hipotesis Kedua ...123
c. Hipotesis Ketiga ...127
B. Pembahasan ... 132
1. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat……….. 132
2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen SMA di Kabupaten Bandung Barat………. 137
5. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM terhadap
Kualitas Layanan Akademik Sekolah ... 147
6. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM Terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah ... .. 151
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... . 157
A. Kesimpulan ... 157
B. Rekomendasi ... 160
DAFTAR PUSTAKA ... 163
Skoring/ Nilai ...
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ...
Kisi-kisi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) ...
Kisi-kisi Instrumen Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ...
Interpretasi Koefisien Korelasi ...
Hasil Uji Validitas Variabel X1 ...
Hasil Uji Validitas Variabel X2 ...
Hasil Uji Validitas Variabel Y ...
Klasifikasi skor Data Penelitian ...
Kriteria Skor rata-rata variable ...
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ...
Rata-rata Kecenderungan Data Variabel Penelitian ...
Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ...
Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ...
Hasil Uji Normalitas Variabel Y ...
Rekapitulasi Hasil uji Normalitas ...
Hasil uji Linieritas Variabel X1 dan Y ...
Hasil uji Linieritas Variabel X2 dan Y ...
Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas ...
Persamaan Regresi X1 – Y ...
Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 ...
Korelasi antara Variabel X1 dengan Y ...
Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ...
Persamaan Regresi X2 – Y ...
Uji Keberartian persamaan Regresi Y atas X2 ...
Korelasi anatara Variabel X2 dan Y ...
Koefisien determinasi Variabel X2 terhadap Y ...
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Keterkaitan Anasir Informasi ...
Keterkaitan Manusia dalam Sistem Informasi ... .
Kerangka Pemikiran ...
Hubungan antar Variabel Penelitian ...
Grafik rata-rata Variabel X1 ... .
Grafik rata-rata Variabel X2 ... .
Grafik rata-rata Variabel Y ...
Grafik Uji Normalitas variable X1 ...
Grafik Uji Normalitas variable X2 ...
Grafik Uji Normalitas variable Y ... .
Model Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y...
3 4
3 5
6 0
6 1
1 0 7
1 1 0
1 1 2
114
115
117
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Penulis ……… Lampiran 2 Instrumen Penelitian ………..
Lampiran 3 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel X1………
Lampiran 4 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel X2………
Lampiran 5 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel Y ……….
Lampiran 6 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel X1……….
Lampiran 7 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel X2……….
Lampiran 8 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel Y……….
Lampiran 9 Skor Mentah Jawaban Responden ……….. Lampiran 10 SK Pembimbing ………. Lampiran 11 Surat izin Penelitian ………..
167
169
178
180
181
183
187
191
195
206
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat
berkaitan erat dengan kejelian dan ketepatan dalam mengidentifikasi,
memformulasi, mengemas, serta menjabarkan kebijakan, strategis dan program
operasional pendidikan. Ini berarti bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah
dan layanan profesional tenaga pendidikan perlu dikembangkan dan difungsikan
secara optimal.
Oleh sebab itu sekolah sebagai unit kerja terdepan yang langsung
berhubungan dengan kebutuhan riil di bidang pendidikan, sudah saatnya untuk
memiliki otonomi kerja dalam menjalankan manajerial di sekolahnya.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan ,
dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan
manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu kepala sekolah memiliki posisi
yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan
sesuai tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman, khususnya
kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya, dan seni.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan
formal menjadi semakin meningkat. Seperti dikemukakan Herawan E (2011),
bahwa mutu pendidikan dalam kaitannya denagan Total Quality Management
absolut. Mutu dapat dikatakan apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang
ada. Mutu juga merupakan sebuah cara yang menentukan apakah produk sesuai
dengan standar atau belum. Mutu tersebut harus memiliki dua aspek yakni
pertama dalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan kedua memenuhi
kebutuhan pelanggan. Lebih lanjut Herawan E (2011) menjelaskan bahwa mutu
institusi pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai pelayanan/ service yang
diberikan oleh institusi pendidikan kepada peserta didik maupun kepada tenaga
staf pengajar untuk terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas sehingga
lulusan dapat berguna dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh
masyarakat sesuai dengan bidangnya.
Rendahnya mutu sumber daya manusia merupakan masalah mendasar
yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional ,
penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan
berkesinambungan melalui system pendidikan yang berkualitas baik pada jalur
pendidikan formal , informal dan nonformal, mulai dari pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa
tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih
ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada
belum mampu menghasilkan sember daya yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan kebutuhan pembangunan.
Dalam buku pedoman penyelenggaraan sekolah, dijelaskan bahwa kualitas
sekolah bukan sekedar dilihat dari nilai-nilai formal yang dicapai siswa,
dinilai, yaitu : kualitas pelayanan sekolah untuk mencapai tingkat pendidikan
formal yang bermutu. Secara khusus, peran kepala sekolah menentukan ukuran
kualitas pelayanan dan makna hasil belajar.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan
kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh
dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi
sekolah, pembinaan tenga pendidik dan kependidikan lainnya dan pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting
sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang
menghendaki dukungan kinerja secara efektif dan efisien.
Dengan demikian, peranan kepala sekolah sangatlah diperlukan untuk
merealisasi target kualitas layanan akademik pada SMA di Kabupaten Bandung
Barat, sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak yaitu dapat memuaskan
harapan orang tua, Sekolah, dunia kerja serta masyarakat pada umumnya.
Kepuasan mereka pada akhirnya akan menumbuhkan kepercayaan terhadap
sekolah.
Seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat, maka tuntutan
akan layanan tidak hanya terbatas pada terpenuhinya kebutuhan masyarakat
atau pelanggan tetapi bagaimana kualitas layanan tersebut dapat memuaskan
masyarakat. Karena itu tidak mengherankan jika kualitas pelayanan sudah
Terbentuknya lembaga pendidikan seperti sekolah pada hakekatnya
adalah untuk memberikan pelayanan kepada masayarakat, namun demikian
tidak semua sekolah dapat menyediakan pelayanan yang berkualitas kepada
masyarakat. Jika ada sekolah yang mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas, belum tentu dapat bertahan kalau sistem pengelolaan nya tidak
optimal.
Turunnya kualitas pelayanan tersebut akan membawa dampak buruk
bagi citra sebuah sekolah karena masyarakat yang menerima pelayanan
tersebut paling tidak akan menyampaikan buruknya pelayanan tersebut kepada
pihak lain dan hal ini akan membentuk pendapat umum tentang sekolah
tersebut. Untuk menjaga agar sekolah memiliki citra yang baik dalam
pandangan masyarakat, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas pelayanan.
Persoalan yang mengemuka berkaitan dengan rendahnya kualitas
layanan akademik sekolah diantaranya adalah: 1) terungkapnya keluhan
guru-guru dan Tata Usaha Sekolah tentang rumitnya prosedur dan pelaksanaan
akreditasi sekolah, 2) Kesulitan orang tua siswa dalam memantau
perkembangan kemajuan akademis anak. Faktor-faktor tersebut menjadi
bagian dari tanggungjawab kepala Sekolah selaku pimpinan dalam
pengelolaan sistem pelayanan akademik di sekolah.
Salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah bila sekolah dapat
berfungsi dengan baik, terutama bila kepala sekolah mampu meningkatkan
kualitas pelayanannya melalui sistem manajerial yang ada. Seorang kepala
pada fungsi-fungsi manajerial, juga dituntut untuk memahami sekaligus
menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.
Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan: (1) menjabarkan
sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, (2)
kepala administrasi, (3) sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran,
dan (4) mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin
keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah. Dikemukakan pula
bahwa sebagai administrator, kepala sekolah bertugas untuk membangun
manajemen sekolah serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan keputusan
manajemen dan kebijakan sekolah. Seperti dikemukakan oleh Mulyasa ( 2011 ),
bahwa sedikitnya terdapat lima layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas meliputi : (1) keterpercayaan (reliability) dalam arti layanan sesuai dengan yang dijanjikan ; (2) keterjaminan (assurance) yaitu mampu menjamin kualitas layanan yang diberikan ; (3) penampilan (tangible) yitu iklim sekolah yang kondusif; (4) perhatian (emphaty) yakni memberikan perhatian penuh kepada peserta didik; (5) ketanggapan (responsiveness) yakni cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik.
Dari uraian di atas , tampak bahwa manajemen merupakan suatu hal yang
sangat penting dalam pendidikan, apalagi dikaitkan dengan Peningkatan Kualitas
Layanan Akademik Sekolah. Kegiatan tersebut dapat diwujudkan secara efektif
dan efisien jika ditunjang oleh manajemen strategi peningkatan mutu pendidikan
yang tepat, sehingga peningkatan mutu pendidikan nasional dapat diwujudkan
bahwa:
membina dan memupuk kerja sama dalam mengajukan dan melaksanakan program-program supervisi; dan (4) kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah itu sebaik-baiknya (Siagian, S.P, 2011).
Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap
keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan
administrasi sekolah dengan seluruh subtansinya. Disamping itu, kepala sekolah
bertanggung jawab terhadap kualitas sumberdaya manusia yang ada agar mereka
mampu menjalankan tugas – tugas pendidikan.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pengelola administrasi memiliki
tugas mengembangkan kinerja organisasi dengan konsep penerapan sebuah sistem
informasi pada administrasinya.
Di dalam Permen Diknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah dijelaskan bahwa kepala sekolah mempunyai 5 kompetensi utama yaitu :
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise dan kompetensi social.
Namun, dalam penelitian ini, penulis fokuskan hanya kepada peran kepala
sekolah sebagai manajer yang mempunyai tanggung jawab manajerial.
Selain pentingnya kemampuan manajerial Kepala Sekolah , pemanfaatan
Sistem Informasi Manajemen juga mempunyai peranan yang tidak kalah
pentingnya dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah sehingga
menjadi indikator utama bahwa sekolah itu efektif.
Berdasarkan Permen no.50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan , mengatur bagaimana pemerintah daerah mengelola urusan
dalam Permen ini dijelaskan bahwa : Pemerintah Provinsi memiliki Sistem
Informasi berbasis TIK yang meliputi pengumpulan , pengolahan ,dan penyajian
data statistik pendidikan yang baku, akurat, valid, dan mutkhir untuk daerahnya
masing-masing.
Dijelaskan pula dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah, tentang bagaimana cara
mengatur satuan pendidikan ( Sekolah / Madrasah ) dalam mengelola kegiatan
pendidikannya.
Dalam tatakelola pendidikan, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
(SIM) sangat penting peranannya , terutama dalam empat ranah kegiatan, yakni
perencanaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi. Sebagaimana disebutkan dalan
UU No. 25 / 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu langkah
penyusunan program dan kegiatan pendidikan , dalam rangka memenuhi
kebutuhan atau untuk menghilangkan perbedaan antara kondisi sekarang dengan
kondisi yang ingin dicapai. Pemahaman atas masalah dan kondisi sekarang tidak
mungkin dilakukan tanpa ketersediaan data dan informasi yang baik pula.
Supervisi dan monitoring program dan kegiatan pendidikan yang sedang berjalan
juga membutuhkan data dan informasi. Karena supervisi dan monitoring tidak
akan berjalan dengan baik jika tidak menggunakan data dan informasi yang akurat
Evaluasi yang biasanya dilaksanakan pada akhir setiap kegiatan dan
program pendidikan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dan dampak
kegiatan dan program terhadap perubahan . Evaluasi akan berhasil dengan baik
jika menggunakan dan membandingkan data dan informasi sebelum dan sesudah
program-program pendidikan dilaksanakan. Hasil evaluasi yang baik akan sangat
bermanfaat sebagai masukan dalam penyusunan perencanaan untuk
program-program berikutnya.
Selain kondisi internal organisasi, kondisi eksternal organisasi, dan
kemampuan individu pengambil keputusan, ketersedian data dan informasi
merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan.
Data dan informasi yang akurat sangat dibutuhkan oleh para pengambil keputusan
dalam memetakan dan memahami dengan baik berbagai masalah yang berkaitan
dengan hal-hal yang akan diputuskan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kualitas layanan akademik sekolah
sangat dipengaruhi oleh Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen. Sangat penting artinya untuk menyediakan data dan
informasi bagi pengambil keputusan untuk memahami masalah secara akurat dan
membuat pengambilan keputusan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu juga
kualitas layanan akademik menjadi lebih baik.
Sebagaimana sistem-sistem yang lain, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan juga harus terdiri dari beberapa unsur pokok yang saling berhubungan
dan mempengaruhi satu sama lain. Namun demikian ada 3 sarat mutlak yang
pertamatersedianya sumber daya manusia , kedua terbangunnya mekanisme atau
prosedur pengumpulan data yang teratur dan ketiga tersedianya peralatan baik
perangkat keras maupun perangkat lunak (Kemendiknas : 2010). Perangkat lunak
ini sudah dikembangkan secara nasional oleh Kementrian Pendidkan dan
Kebudayaan . Namun berdasarkan studi pendahuluan kenyataan di lapangan
keterpenuhan hal ini masih belum maksimal bahkan belum ada untuk beberapa
sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat .
Hal tersebut perlu dikelola dengan benar sehingga dapat meningkatkan
kualitas sekolah. Selain itu faktor dari kemampuan manajerial kepala sekolah
dalam Sistem Informasi dalam hal ini kepala sekolah dan Sistem Informasi
Manajemen sangat diperlukan sebagai salah satu komponen yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan peningkatan kualitas layanan akademik khususnya
administrasi sekolah.
Dari pengamatan Studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada
beberapa sekolah (SMA), serta pengalaman penulis terhadap Pemanfaatan Sistem
Informasi Manjemen (SIM) dalam meningkatkan kualitas layanan akademik
sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat ditemukan kendala-kendala antara
lain : 1) Masih terdapat beberapa sekolah yang belum memiliki Sistem Informasi
Manajemen yang baik, 2) SDM yang kurang memiliki kompetensi dalam
Pemanfaatan SIM, 3) Keterlibatan Guru dalam pengelolaan dan pelaporan
kemajuan hasil belajar peserta didik , 4) Orang tua siswa yang tidak proaktif
dalam memantau kemajuan hasil belajar putra/putri nya, 5) Kondisi keuangan
Kondisi tersebut menyiratkan dan disadari pentingnya Kemampuan
Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Manajemen di sekolah secara
benar sehingga dapat memberikan konstribusi sukses yang besar dalam
peningkatan kualitas layanan akademik sekolah.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang masalah di atas,
diperoleh gambaran bahwa pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah masih kurang optimal,
beberapa variabel yang menyebabkan kurang optimalnya pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah
antara lain :
a. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam pengelolaan pemanfaatan
SIM.
b. Ketersediaan Sarana Prasarana pendukung SIM dan SDM , dalam hal ini
software , hardware dan Brainware.
c. Sikap Guru dalam menunjang proses pelaporan kemajuan hasil belajar
peserta didik.
d. Biaya yang merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang
keterlaksanaan program.
e. Keterlibatan orang tua siswa dalam memantau kemajuan akademik peserta
f. Dukungan pemerintah dalam proses pengadaan sarana dan prasaran
pendidikan di sekolah.
Namun demikian kendati banyak hal yang sangat mempengaruhi terhadap
Kualitas Layanan Akademik sekolah , dua variabel yang sangat terkait langsung
untuk memperbaiki kondisi tersebut di atas adalah variabel Manajerial Kepala
Sekolah dan Sistem Informasi Manajemen. Dalam penelitian ini, penulis hanya
akan mengambil dua variabel saja, yaitu Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
dan pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terhadap peningkatan
kualitas layanan akademik sekolah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di
atas, maka penelitian ini tidak untuk mengkaji seluruh masalah yang berkaitan
dengan mengapa Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM
serta Kualitas Layanan Akademik Sekolah di Kabupaten Bandung Barat belum
efektif dalam pelaksanaannya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah “Apakah Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan
Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen mempengaruhi Kualitas Layanan
Akademik Sekolah?”
Mengingat rumusan masalah tersebut masih sangat umum, maka perlu
dirinci rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gambaran Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah di SMA
2. Bagaimanakah gambaran Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di SMA
se- Kabupaten Bandung Barat.
3. Bagaimnakah Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se - Kabupaten
Bandung Barat.
4. Seberapa besar Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh terhadap
Kualitas Layanan Akademik Sekolah SMA?
5. Seberapa besar Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen berpengaruh
terhadap Kualitas Layanan Akademik sekolah SMA ?
6. Berapa besar Kemampuan Manjerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah SMA
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memeperoleh gambaran
tentang variabel-variabel yang mempengaruhi efektivitas pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah.
Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui gambaran kemampuan Manajerial Kepala Sekolah di SMA
se-Kabupaten Bandung Barat.
2. Mengetahui gambaran Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di SMA
se- Kabupaten Bandung Barat.
3. Mengetahui gambaran Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA
4. Menganalisis pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah terhadap
peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se- Kabupaten
Bandung Barat.
5. Menganalisis pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap
peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se- Kabupaten
Bandung Barat.
6. Menganalisis pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan
Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen secara bersama – sama terhadap
Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se – Kabupaten Bandung Barat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat ,
yakni : Manfaat secara akademik dan Praktis.
1. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini, secara akademis diharapkan dapat bermanfaat untuk
memperkaya pengetahuan di bidang manajerial kepala sekolah, Pemanfaatan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Pengembangan kualitas layanan
akademik sekolah pada khususnya, serta ilmu administrasi pendidikan pada
umumnya. Temuan-temuan penelitian diharapkan dapat digunakan dalam
pengembangan teoritis atau dapat digunakan untuk mengkaji konsep-konsep
baru dalam pengembangan administrasi pendidikan.
Selain itu juga diharpakan dapat mendorong dan menjadi inspirasi bagi
manajemen Sistem Informasi dalam pendidikan sehingga masalah – masalah
yang muncul dapat segera diatasi secara benar, tepat dan cepat.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan dan masukan suatu
model dan konsep pengembangan bagi lembaga – lembaga pendidikan dalam
pengembangan alternative sebagai peningkatan kualitas layanan akademik
sekolah di abad milenium dan IPTEK, juga dapat bermanfaat sebagai bahan
masukan bagi pejabat pejabat yang berwenang dalam menetukan kebijakan
dan mengupayakan tindak lanjut dalam peningkatan kualitas layanan
akademik sekolah di SMA se-Kabupaten Bandung Barat.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan hasil penelitian ini dibuat dalam bentuk tesis dengan
menggunakan sistem penulisan sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang
dilakukan dan sistematika penulisan tesis.
BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.
Pada Bab ini diuraikan tentang landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori
yang mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah
yang kemudian dijadikan kerangka fikir penelitian untuk selanjutnya diperoleh
hipotesis penelitian.
BAB III. Metodologi Penelitian. Merupakan penjabaran yang rinci
sebagai berikut; lokasi dan subjek populasi /sampel penelitian, desain penelitian
dan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi
penggunaan metode penelitian tersebut. Definisi operasional, instrumen
penelitian, proses pengembangan instrumen, tekhnik pengumpulan data dan
alasan rasionalnya, dan terakhir analisis data.
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Hasil penelitian dan
pembahasan yang diuraikan dalam bab IV terdiri dari dua hal utama, yakni:
a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan
dengan masalah penelitian
b. Pembahasan atau analisis temuan; dimana diuraikan tentang informasi
latar belakang penelitian, pernyataan hasil penelitian, hasil yang
diharapkan dan yang tidak diharapkan, referensi penelitian sebelumnya,
penjelasan mengenai hasil penelitian yang tidak diharapkan, dll.
BAB V. Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dan Saran menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan
implikasi. Saran atau rekomendasi yang dihasilkan ditujukan kepada para
pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2010:72). Metode penelitian sangat erat dengan tipe penelitian yang digunakan,
karena tiap-tiap tipe dan tujuan penelitian yang didesain memiliki konsekuensi
pada pilihan metode penelitian yang tepat, guna mencapai tujuan penelitian
tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei-deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini
disebut sebagai metode ilmiah / scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit / empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis dan data
penelitian berupa angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik
( Sugiyono: 2010). Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan instrument
dalam mengumpulkan data. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan.
Penelitian survei menurut Kerlinger (Akdon, 2008:91) adalah “penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis
maupun psikologis”. Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
(Sukmadinata, 2012:82). Tujuan utama dari survei adalah mengetahui gambaran
umum karakteristik dari populasi. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang,
instansi, lembaga, organisasi, unit-unit kemasyarakatan,dll., tetapi sumber
utamanya adalah orang.
Menurut Sugiyono (2010:147) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Sukmadinata (2012:72) penelitian deskriptif
ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian
deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
Tujuan dari penggunaan metode-metode penelitian yang disebutkan diatas
adalah untuk mengetahui pengaruh manajerial kepala sekolah dan Pemanfaatan
Sistem Informasi Manajemen terhadap kualitas layanan akademik sekolah di
SMA se- Kabupaten Bandung Barat.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2010:80). Sedangkan
pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian”. Ditinjau dari banyaknya anggota, populasi terdiri dari
populasi terbatas (terhingga) dan tidak terbatas (tak hingga). Sedangkan dilihat
dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen.
Sedangkan Sudjana (1992:6) memberikan pengertian bahwa “populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun
pengukuran , kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Lebih lanjut dikatakan oleh Riduwan (2002:3) bahwa “Populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek
penelitian”.
Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini sebanyak 1113 guru yang berada pada 36 SMA Negeri dan swasta
di Kabupaten Bandung Barat. Dibatasai hanya 3 orang guru pada tiap sekolah
yang terdiri atas wakasek kurikulum, satu orang guru senior dan satu orang guru
junior. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 36 SMA Negeri dan Swasta di
Kabupaten Bandung Barat. Penyebaran jumlah populasi dapat dilihat pada tabel
3.1.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah “bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Akdon (2008:98),
“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari keseluruhan
populasi.
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Proportionate
Stratified Random Sampling. Metode ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono,
2010:82). Dijelaskan pula oleh Akdon (2008:100) bahwa Propotionate Stratified
Random Sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak
dan berstrata secara proporsional, tekhnik ini dilakukan apabila anggota
populasinya heterogen (tidak sejenis).
Dalam menentukan ukuran sampling (pengambilan sampel) dibatasi dengan
stratifikasi menyangkut; 1) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, hal ini
untuk mempertegas keterwakilan variabel kemampuan manajerial kepala sekolah
dengan asumsi bahwa pelimpahan kewenangan manajerial kepala sekolah di
disposisikan kepada wakil kepala sekolah, 2) Guru senior untuk mewakili variabel
Pemanfaataan SIM dan penjaminan mutu layanan dari sisi pengalaman
pembelajaran, 3) Guru Junior untuk mewakili/ mempertegas keterwakilan variabel
ketiga sebagai upaya untuk melihat pandangan dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Guru senior yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang
sudah memiliki masa kerja 20 tahun atau lebih, sedangkan guru Junior yang
dimaksud adalah guru dengan golongan III/a atau guru yang memiliki masa kerja
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah
Populasi
Jumlah Sampel
1 SMAN 1 Padalarang 55 3
2 SMAN 1 Cisarua 61 3
3 SMAN 1 Lembang 75 3
4 SMAN 1 Parongpong 45 3
5 SMAN 1 Batujajar 75 3
6 SMAN 1 Cikalongwetan 50 3
7 SMAN 1 Cipeundeuy 24 3
8 SMAN 1 Cipatat 40 3
9 SMAN 1 Cililin 56 3
10 SMAN 1 Sindangkerta 36 3
11 SMAN 1 Cipongkor 27 3
12 SMAN 1 Gununghalu 36 3
13 SMAN 1 Ngamprah 33 3
14 SMAN 2 Padalarang 38 3
15 SMAN 1 Rongga 22 3
16 SMAS Cipta Mandiri Cisarua 23 3
17 SMAS Mekarwangi Lembang 19 3
18 SMAS PGRI Lembang 28 3
19 SMAS Islam Nurul Huda Lembang 21 3
20 SMAS Islam Al_Musyawarah Lembang 20 3
21 SMAS Panca Karsa Lembang 15 3
22 SMAS Islam Nurul Fikri Lembang 30 3
23 SMAS Bina Putra Indonesia Ngamprah 21 3
24 SMAS KP 5 Padalarang 11 3
25 SMAS Al-Irsyad Satya Padalarang 18 3
26 SMAS Cahya Bangsa Clasiccal School Padalarang 23 3
27 SMAS KP Cikalongwetan 14 3
28 SMAS PGRI Cipeundeuy 19 3
29 SMAS Darul Ilmi Cipeundeuy 16 3
30 SMAS Darul Falah Cihampelas 35 3
31 SMAS Plus LPPM RI Batujajar 19 3
32 SMAS Al Bidayah Batujajar 26 3
33 SMAS Nurus Saadah Batujajar 18 3
34 SMAS Darul falah Batujajar 24 3
35 SMAS Sumur Bandung Cililin 16 3
36 SMAS Mitradarma Cililin 24 3
Jumlah Total 1113 108
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sukmadinata (2012:84), pengumpulan data dalam survei dapat
telepon, penyebaran angket pada kelompok secara langsung maupun pengiriman
angket melalui pos. Untuk memperoleh data yang menunjang terhadap tujuan
penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustkaan digunakan untuk mendukung data yang bersifat teoritis.
Dalam hal ini berupa informasi tertulis atau pendapat para ahli tentang
kemampuan manajerial kepala sekolah, Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen ataupun kualitas layanan akademik sekolah serta berbagai hal yang
berhubungan dengan penelitian ini.
2. Teknik Kuesioner (angket)
Jenis metode angket (Questionnaire) dengan cara memberikan daftar
pernyataan kepada orang lain sebagai responden yang tersedia untuk
memberikan respon sesuai dengan permintaan dalam pertanyaan penelitian.
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden).
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna
(Akdon, 2008:131). Angket ini akan disebarkan pada 108 responden. Angket
ini berisi daftar pertanyaan yang merupakan penjabaran indikator-indikator
Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) dan variabel Kualitas
Layanan Akademik Sekolah.
D. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan
istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah atau didefinisikan secara
operasional. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk
pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi
operasional dari berbagai variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan manajerial Kepala Sekolah yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas
sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang
tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien (Akdon,
2002). Kemampuan tersebut mencakup keterampilan dalam hal melakukan
kerja sama dengan mengerjakan sesuatu melalui orang lain, baik dalam
membuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
komunikasi, memberikan motivasi, maupun melakukan evaluasi, secara
sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan memberi dampak
terhadap peningkatan Kualitas Layanan akademik sekolah. Merujuk pada
teori yang dikemukakan oleh Hersey, Blanchard and Jhonson (2012)
bahwa, terdapat tiga dimensi kemampuan manajerial yang kemudian
yaitu: 1) Kemampuan Teknik (Technical skills), 2) Kemampuan Sosial
(Human/ Social Skillss),3) Kemampuan Konsep (Conceptual skills).
2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen dalam penelitian ini
merupakan proses penggunaan/ penerapan suatu sistem di sekolah yang
menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut
(sekolah) kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil,
mengubah dan mengolah serta mengkomunikasikan informasi yang
diterima dengan menggunakan system informasi atau peralatan system
lainnya (Mulyasa, 2011:15).
Lebih lanjut dikemukkan juga oleh Engkoswara dan Aan Komariah
(2011:71) bahwa sistem digunakan sebagai suatu metoda dalam hal
memecahkan masalah atau pembuatan keputusan (problem solving and
decision making).
Dimensi system informasi manajemen terbagi menjadi tiga yang
kemudian dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator. Dimensi
tersebut yaitu: Perangkat lunak (software), Perangkat keras ( hardware)
dan Operator(brainware) (DeLone dan McLean, 2011).
3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah mutu layanan akademik sekolah yang meliputi tingkat keunggulan
suatu aktivitas yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan kepada siswa
dan masyarakat sebagai konsumen yang mempunyai harapan tertentu,
terutama dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan standar mutu. Hal
bahwa kualitas layanan jasa pendidikan adalah bentuk pelayanan yang
diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan/ organisasi
yang sangat memuaskan, kepada para pelanggan sesuai dengan standar
mutu tertentu.
Menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry (2009:26) terdapat lima
dimensi pokok yang menentukan kualitas layanan yaitu; bukti langsung
(tangibles) yaitu penampilan luar dari service quality yang dapat berupa
fasilitas fisik, peralatan, personalia dan komunikasi, empati (emphaty)
yaitu pemahaman secara pribadi kepada pelanggan, dalam hal ini siswa
dan orang tua siswa, daya tanggap (responsiveness) yaitu kerelaan untuk
membantu pelanggan dalam hal ini siswa dan orang tua siswa dengan
service yang tepat sehingga akan memberikan respon positive terhadap
service qualitysekolah, keandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk
menunjukkan atau melaksanakan service yang dijanjikan secara tepat dan
dapat dipercaya dan jaminan (assurance) yaitu pengetahuan, kesopanan
dan kemampuan karyawan untuk menyampaikan kepercayaan dan
keyakinan kepada siswa dan orang tua sehingga siswa dan orang tua
merasa aman atau terjamin berada pada sekolah tersebut.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
(Sukmadinata, 2012) instrument yang baik akan mengahasilkan penemuan yang
tingkat akurasinya meyakinkan.
Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara yaitu: 1)
menyusun indikator variabel penelitian, 2) menyusun kisi-kisi intrumen, 3)
melakukan uji coba instrument, dan melakukan pengujian validitas dan
realibilitas insrumen. Kisi - kisi Intrumen dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah variable (X1)
Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang kemampuan
manajerial kepala sekolah berskala pengukuran interval mengingat angket yang
disebarkan menggunakan skala Likert. Sekala Likert adalah sekala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan sekala Likert, maka
variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable (Sugiyono,
2010:93) .
Dimensi yang diukur dari Variabel Kemampuan Manajerial Kepala
Sekolah adalah seperti dikemukakan oleh Hersey, Blanchard and Jhonson (2012)
yaitu: 1) Kemampuan teknik (Technical skillss), 2) Kemampuan Sosial
(Human/ Social Skillss),3) Kemampuan konsep (Conceptual skillss).
Aadapun bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur kemampuan
manajerial secara umum yang mencerminkan tingkat kemampuan manajerial
Tabel 3.2. Tabel Skoring/ Nilai
Kriteria Penilaian Skor Penilaian
Selalu 5
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM
Kemampuan Manajerial
Kepala Sekolah (X1)
Hersey and Blanchard
(1988:144) manajerial merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.
Blanchard (2001:3)
Management as working with and through individuals and growth to accomplish organizational goals.
(Managemen kemampuan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi).
Friderck Taylor (1974)Manajemen adalah seni yang ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa apa yang ingin dilakukan, dan mengawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang semudah-mudahnya).
a.Conceptu al skills.
1) Kemampuan dalam merumuskan program sekolah 1 2) Kemampuan merumuskan visi
sekolah 2
3) Kemampuan menganalisis visi
ke misi sekolah 3, 4, 5 4) Mampu menyusun
pengembangan program kurikulum
6
5) Mampu merumuskan program supervisi kelas
2) Kemampuan untuk memahami
prilaku guru 13, 14 3) Kemampuan untuk
menciptakan kerjasama dengan guru, secara efektif, kooperatif , praktis dan diplomatis
15, 16
4) Kemampuan menciptakan / mengembangkan masyarakat belajar
17,18,1 9,20
5) Dapat diterima di kalangan guru dan masyarakat
DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM
c. Technical skills
1) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melaksanakan 2) Kemampuan dalam proses
pengambilan keputusan 34 3) Kemampuan dalam
menggerakan guru untuk lebih giat bekerja
35, 36
4) Kemampuan dalam menguasai tekhnik dan menangani konflik
37, 38, 39 5) Kemampuan dalam mengurus
prosedur kenaikan pangkat
2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Variabel (X2)
Fokus dimensi yang diukur adalah performa dari system, yang merujuk
pada seberapa baik kemampuan perangkat lunak (software), perangkat keras
(hardware) dan operator/ pengguna sistem (brainware) dapat menyediakan
informasi bagi kebutuhan pengguna.
Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang Pemanfaatan
Sistem Informasi Manajemen berskala pengukuran interval mengingat angket
yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran nilai 1 – 5 (tabel
Tabel 3.4
Kisi-kisi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen
DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM
Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)
DeLone and McLean (1992)
Management Information
system collects and process the data needed to produce
the information managers
need to plan and manage an organization
Gordon B Davis (1985:3)
sebuah system manusia/ dalam organisasi yang terdiri atas software, hardware dan brainware. digunakan (easy of use)
1, 2, 3,4
2) Kemudahan untuk diakses (system flexibility)
5
3) Kecepatan akses (respon time)
1) Ketahanan dari kerusakan (reliability)
9
2) Pengolah pusat yang mampu beroperasi secara dan cepat dalam keluar masuknya data.
12
5) Piranti (peripheral) masukan dan keluaran.
13
c.Brainware/ User
1) Seberapa sering pengguna memakai system
14
2) Efisiensi 15 3) Efektivitas 16, 17,
18, 19,20, 21, 22, 23 4) Kebanggaan pengguna
menggunakan sistem
3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah Variabel (Y)
Fokus yang diukur adalah seberapa baik kualitas layanan akademik
sekolah yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan
kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu. Terdapat lima
dimensi pokok yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu seperti yang
dikemukakan oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry (2009:26) yakni: Bukti
langsung (tangibles), empati (empathy), daya tanggap (responsiveness),
keandalan(reliability)dan jaminan(assurance) .
Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang Kualitas
Layanan Akademik Sekolah berskala pengukuran interval mengingat angket
yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1 – 5 (tabel
3.2).
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Kualitas Layanan Akademik Sekolah
DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM
Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)
Zeithaml,Parasuraman And Berry (2009 )
Layanan adalah bagaimana cara meningkatkan mutu atau kualitas layanan agar tercapai kualitas layanan yang prima
Engkoswara dan Aan
Komariah (2011:305)
Pendidikan yang berkualitas adalah yang seluruh komponennya memiliki persyaratan dan ketentuan yang diinginkan pelanggan dan menimbulkan kepuasan.
a.Tangibles (Bukti fisik)
1) Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah
1, 2,3,4,5 , 6,7 2) Fasilitas sekolah yang
berdaya tarik visual
5) Tenaga pendidik & kependidikan yang berpenampilan rapi dan profesional
DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM
2) Tenaga pendidik & Kependidikan
4) Tenaga Pendidik yang memahami kebutuhan siswa
16
5) Waktu jam belajar yang sesuai dan nyaman dengan tepat dan akurat
18
2) Birokrasi yang sederhana 19 3) Kesediaan untuk yang cepat dan tepat bila terjadi kesalahan
4) Kepastian studi lanjut tenaga pendidik
2) Tenaga pendidik secara konsisten bersikap sopan
32
3) Respek kepada pelanggan
33
4) Sifat yang dapat dipercaya
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Kualitas instrument di tentukan oleh dua kriterian utama : Validitas dan
Reliabilitas. Validitas instrument menunjukan seberapa jauh ia akan mengukur
apa yang hendak di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument
arikunto (2002:63) menjelaskan bahwa yang di maksud dengan validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.
Sebelum menganalisis hasil penyebaran kuesioner, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas instrumen penelitian. Instrumen
penelitian yang valid dalam proses ujicoba instrumen akan digunakan kembali
dalam proses pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang tidak valid akan
direvisi dan dibuat kembali instrument yang lebih operasional sehingga bias
digunakan kembali untuk uji instrument.
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian
mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas
instrumen menurut Riduwan (2010:97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat
ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Merujuk pada
skala yang digunakan yaitu skala Likert lima point, maka teknik yang sesuai
untuk menguji validitas kuesioner dengan skala tersebut adalah dengan cara
tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson
Product Moment, seperti yang ditulis oleh Akdon (2008:144) sebagai berikut :
rhitung = Koefisien korelasi
Xi = Jumlah skor item
Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
n = Jumlah responden.
Distribusi (Tabel r) untuk= 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 1)
Kaidah keputusan :
Jika rhitung> rtabelberarti valid sebaliknya
rhitung< rtabelberarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118)
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut:
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,199
0,200 - 0,399 0,400 - 0,599 0,600 - 0,799 0,800 - 1,000
Sangat Rendah (tidak valid) Rendah
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah menguji apakah hasil kuesioner dapat dipercaya
atau tidak. Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test retest (stability),
equivalent dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat
diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument
dengan teknik tertentu.
Menurut Sugiyono (2010), pengujian reliabilitas instrument dengan
internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan
rumus Spearmen Brown. Untuk keperluan penelitian ini, butir-butir instrument di
belah menjadi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat
ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai
berikut:
Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metodeAlphasebagai berikut.
a) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:
Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item
Xi2 = Jumlah kuadrat itemXi
(Xi)2 = Jumlah itemXidikuadratkan
N = Jumlah responden
N N X X S
i i i
2 2 ( )
b) Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:
Keterangan : Si = Jumlah Varians semua item
S1,S2,S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n
c) Menghitung Varians total dengan rumus:
Keterangan : St = Varians total
Xt2 = Jumlah kuadratXtotal
(Xt)2 = JumlahXtotal dikuadratkan
N = jumlah responden
d) Masukkan nilaiAlphadengan rumus
Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan
menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Momentdengan teknik belah dua
awal-akhir yaitu:
Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh
karenya disebut rawal-akhir.Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus
Spearman Brown yakni:
r11 Untuk mengetahui koefisien korelasinya
signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01
dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan
membanding-kan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > rtabel berarti Reliabel
dan r11< rtabelberarti Tidak Reliabel.
G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Validitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Kemampuan
manajerial kepala sekolah, diperoleh kesimpulan bahwa ke-41 item tersebut tidak
semuanya valid. Untuk mengetahui validitas tiap item maka harus dihitung
terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item dengan skor total item.
Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari nilai korelasi pada tabel
menjadi tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan software
SPSS versi 21. Berikut contoh hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 .
Correlations
item1 TOTAL item2
item1
Pearson Correlation 1 .811** .624**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 30 30 30
TOTAL
Pearson Correlation .811** 1 .299
Sig. (2-tailed) .000 .109
N 30 30 30
item2
Pearson Correlation .624** .299 1
Sig. (2-tailed) .000 .109
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
item3 TOTAL
item3
Pearson Correlation 1 .524**
Sig. (2-tailed) .003
N 30 30
TOTAL
Pearson Correlation .524** 1
Sig. (2-tailed) .003
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1)
Item rhitung rtabel
α=0,05, n=30 Validitas
No.1 .811 0,361 Valid
No.2 .299 0,361 Tidak Valid
No.3 .524 0,361 Valid
No.4 .696 0,361 Valid
No.5 .661 0,361 Valid
No.6 .535 0,361 Valid
No.7 .629 0,361 Valid
No.8 .833 0,361 Valid
No.9 .474 0,361 Valid
No.10 .665 0,361 Valid
No.11 .631 0,361 Valid
No.12 .630 0,361 Valid
No.13 .702 0,361 Valid
No.14 .494 0,361 Valid
No.15 .378 0,361 Valid
No.16 .863 0,361 Valid
No.17 .725 0,361 Valid
No.18 .846 0,361 Valid
No.19 .442 0,361 Valid
No.20 .838 0,361 Valid
No.21 .640 0,361 Valid
No.22 .769 0,361 Valid
No.23 .718 0,361 Valid
No.24 .509 0,361 Valid
No.25 .468 0,361 Valid
No.26 .802 0,361 Valid
No.27 .560 0,361 Valid
No.28 .758 0,361 Valid
No.29 .799 0,361 Valid
No.30 .211 0,361 Tidak Valid
No.31 .421 0,361 Valid
No.32 .679 0,361 Valid
No.33 .474 0,361 Valid
No.34 .358 0,361 Tidak Valid
No.35 .678 0,361 Valid
No.36 .624 0,361 Valid
No.37 .361 0,361 Valid
No.38 .357 0,361 Valid
No.39 .367 0,361 Valid
No.40 .363 0,361 Valid
No.41 .487 0,361 Valid
Instrumen yang tidak valid pada tabel di atas direvisi kemudian dibuat pertanyaan
2. Validitas Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen, diperoleh kesimpulan bahwa ke-24 item instrument
tersebut tidak semuanya valid. Untuk mengetahui validitas tiap item maka harus
dihitung terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item dengan skor total item.
Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari nilai korelasi pada tabel
(rtabel) atau rhitung > rtabel, maka item tersebut valid. Jika tidak, maka itemnya
menjadi tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan software
SPSS versi 21. Berikut contoh hasil perhitungan menggunakan SPSS 21.
Correlations
item1 TOTAL
item1
Pearson Correlation 1 .726**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
TOTAL
Pearson Correlation .726** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
item3 TOTAL
item3
Pearson Correlation 1 .681**
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
TOTAL
Pearson Correlation .681** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 30 30
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)
Item rhitung rtabel
α=0,05, n=30 Validitas
No.1 .726 0,361 Valid
No.2 .659 0,361 Valid
No.3 .681 0,361 Valid
No.4 .741 0,361 Valid
No.5 .491 0,361 Valid
No.6 .509 0,361 Valid
No.7 .215 0,361 Tidak Valid
No.8 .367 0,361 Valid
No.9 .367 0,361 Valid
No.10 .593 0,361 Valid
No.11 .655 0,361 Valid
No.12 .444 0,361 Valid
No.13 .824 0,361 Valid
No.14 .820 0,361 Valid
No.15 .735 0,361 Valid
No.16 .735 0,361 Valid
No.17 .710 0,361 Valid
No.18 .811 0,361 Valid
No.19 .539 0,361 Valid
No.20 .539 0,361 Valid
No.21 .785 0,361 Valid
No.22 .641 0,361 Valid
No.23 .605 0,361 Valid
No.24 .635 0,361 Valid
Instrumen yang tidak valid pada tabel di atas direvisi, kemudian dibuat
pertanyaan yang lebih operasional sehingga lebih mudah difahami oleh
responden.
3. Validitas Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)
Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Kualitas Layanan
Akademik Sekolah, diperoleh kesimpulan bahwa ke-34 item tersebut tidak