• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK REVERSE E-AUCTION MULTI-KRITERIA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Studi Kasus PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK REVERSE E-AUCTION MULTI-KRITERIA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE Studi Kasus PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KUALITAS LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH

( Studi DeskriptifPada SMA se - Kabupaten Bandung Barat )

TESIS

Diajukan Untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

O l e h

TUTI KURNIAWATI NIM. 1007095

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP

KUALITAS LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH

(Studi Deskriptifpada SMA se-Kabupaten Bandung Barat)

DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING PERTAMA

Dr. Hj. Aan Komariah., M.Pd.

NIP. 197005241994022001

PEMBIMBING KEDUA

Dr. H. Danny Mierawan., M.Pd NIP. 196205041988031002

MENGETAHUI:

Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud., Ph.D

(3)

SEKOLAH (Studi Deskriptif Pada SMA se-Kabupaten Bandung Barat). Oleh: Tuti Kurniawati. (1007095)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dari adanya temuan dan pemahaman akan kondisi bahwa : 1) Untuk membina kemampuan bekerja dan meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial yang berkualitas tinggi dalam menjalankan manajemen sekolah, 2) sistem informasi yang dimiliki oleh sekolah umumnya dikaitkan kepada pemenuhan sarana prasarana dan fasilitas tekhnologi informasi dan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya untuk mengelola organisasi dan 3) Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, diperlukan adanya keterpaduan dari semua komponen pendidikan yang saling bekaitan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan manajerial serta pemanfaatan sistem informasi manajemen secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama mempengaruhi kualitas layanan akademik sekolah. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui p engaruh kemampuan manajerial Kepala Sekolah serta pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Populasinya adalah guru SMA pada 36 SMA di Kabupaten Bandung Barat. Penentuan sampel penelitian secara proportionate stratified random sampling atau pengambilan sampel terstrata secara proporsional sebanyak 108 guru. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menggambarkan: 1) Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah pada SMA se- Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi , 2) Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen pada SMA se-Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi , 3) Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA se- Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi, 4) Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah , 5) Pemanfaatan sistem Informasi Manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas layanan akademik sekolah 6) kemampuan Manajerial Kepala sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi manajemen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas layanan akademik Sekolah.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi manajemen terhadap kualitas layanan akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat.

Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diantaranya untuk meningkatkan kemampuan konseptual Kepala sekolah bisa dilakukan melalui pengembangan pribadi maupun pengembangan SDM yang diadakan oleh dinas terkait berupa diklat ataupun workshop. Sedangkan untuk meningkatkan dimensi

brainware (operator) perlu juga diadakan penempatan SDM yang kompeten dalam bidang IT pada tiap

institusi/sekolah ataupun dengan cara mengadakan pengembangan personil melalui diklat dan workshop tentang peningkatan kompetensi Teknologi Informasi. Untuk meningkatkan dimensi bukti fisik berupa sarana dan prasarana sekolah yang menunjang terhadap peningkatan Kualitas Layanan Akademik, sekolah harus proaktif untuk mengusulkan pengalokasian dana dari dinas terkait untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah secara bottom up, atau bisa dengan cara sekolah berinisiatif untuk mencari donatur dengan memanfaatkan CSR dari lembaga-lembaga profit.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala atas karunia dan

rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini merupakan salah satu

syarat dalam menyelesaikan studi pada Sekolah Pasca Sarjana (S2) Program Studi Administrasi

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam tesis ini dikemukakan bagaimana pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala

Sekolah dan Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik

Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat. Adapun hal-hal yang dibahas sesuai dengan

fokus penelitian, mencakup: Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah terhadap

Kualitas Layanan Akademik sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat, Pengaruh

Pemanfatan Sistem Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada

SMA di Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei -

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, juga digunakan analisis statistik untuk mengetahui

pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan sistem Informasi

Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung

Barat.

Penelitian ini hanya sebagian kecil dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap

peningkatan kualitas layanan akademik sekolah, sehingga masih diperlukan penelitian-penelitian

lebih lanjut dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kualitas layanan

akademik sekolah.

(5)

selanjutnya.

Bandung, Januari 2013

(6)

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti program studi banyak pihak

yang turut memberikan bantuan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Ibu Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan saran dalam penulisan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Udin Syaefudin Sa’ud, PhD., selaku Ketua Program Studi Administrasi

Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., Selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia.

5. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan

Indonesia.

6. Ibu Drs. H. Imam Santosa MR, M.Pd., selaku Kepala Bidang SMA/SMK Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bandung Barat yang telah memberikan izin

penelitian di lingkungan Dinas Pendidikan kabupaten Bandung Barat.

7. Seluruh Kepala Sekolah SMA di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Bandung Barat yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.

8. Bapak/ Ibu guru SMA di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Bandung Barat yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian.

9. Bapak Drs.H.Lukman Hakim, MM., dan rekan-rekan sejawat bapak/ibu guru SMA

Negeri1 Parongpong yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis

(7)

membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil, kakak-kakak dan adik-adik dan

teristimewa suami tercinta Maman Hermawan, SE., M.ak., Ak., Aff.WM, putra

putriku Riza Pratama dan Azalia Nurwafa yang telah memberikan semangat,

dorongan moril dan materil yang sangat berarti selama penulis mengikuti studi pada

Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

11. Pada kesempatan ini pula penulis sampaikan terimakasih dan penghargaan yang

sebesarbesarnya kepada semua rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa/wi Administrasi

Pendidikan Angkatan 2010, serta rekan-rekan lainnya yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis panjatkan do’a kehadirat Allah SWT semoga segala bantuan baik moril maupun materil yang penulis terima dari berbagai pihak mendapat balasan yang berlipat

ganda, amien.

Bandung, Januari 2013

(8)

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan ... iii

Abstarak ... iv

Kata Pengantar ... v

Ucapan Terimakasih ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah . ... 10

1. Identifikasi Masalah……….. 10

2. Rumusan Masalah ……… 11

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaata Penelitian ... 13

E. Sistematika Penulisan ……… 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16

A. Konsep Layanan Akademik Sekolah ... 16

1. Layanan Akademik Sekolah ... 16

2. Kualitas Layanan dalam Konteks Pendidikan ... 24

B. Konsep sistem Informasi Manajeme ………. 27

(9)

3.Sistem Informasi Sebagai Pendukung Proses Manajemen……… 3

4.Sistem Informasi dalam Kajian Administrasi Pendidikan……… 32

5.Komponen-komponen Sistem Informasi ……….. 35

C. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ... 39

1. Konsep Kemampuan Manajerial Kepala sekolah ...…….. 39

2. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer ... 47

3. Kepemimpinan Dalam Manajemen ... 53

D. Kerangka Pemikiran ... 58

E. Hipotesis Penelitian ...……... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 63

A.Pendekatan Penelitian ... .63

B. Populasi dan sampel ... 64

1. Populasi ... 64

2. Sampel ... 65

C. Teknik Pengumpulan Data ...…….. 67

D. Definisi Operasional ... 69

E. Instrumen Penelitian ... 71

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 78

1. Uji Validitas ... ………. 78

2. Uji Reliabilitas ... 80

G. Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Instrumen Penelitian ... 82

1. Validitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ... 82

2. Validitas Pemanfaatan sistem Informasi Manajemen (X2) ... 85

3. Validitas Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ... 86

4. Reliabilitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah ( X1) ... 89

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 105

A. Hasil Penelitian ………... 105

1. Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ... . 105

2. Variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) ... 108

3. Variabel Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ... . 110

4. Pengujian Persaratan Uji Hipotesis ... ... ... . 113

a. Uji Normalitas ... 113

1).Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ... 113

2).Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ... 114

3).Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 116

b. Uji Linieritas ... . 118

1).Hasil Uji Linieritas Variabel X1 dan Y ... 118

2).Hasil Uji Linieritas X2 dan Y ... 119

5. Hasil Uji Hipotesis ... 120

a. Hipotesis Pertama ... 120

b. Hipotesis Kedua ...123

c. Hipotesis Ketiga ...127

B. Pembahasan ... 132

1. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah pada SMA di Kabupaten Bandung Barat……….. 132

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen SMA di Kabupaten Bandung Barat………. 137

(11)

5. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM terhadap

Kualitas Layanan Akademik Sekolah ... 147

6. Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM Terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah ... .. 151

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... . 157

A. Kesimpulan ... 157

B. Rekomendasi ... 160

DAFTAR PUSTAKA ... 163

(12)

Skoring/ Nilai ...

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1) ...

Kisi-kisi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) ...

Kisi-kisi Instrumen Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y) ...

Interpretasi Koefisien Korelasi ...

Hasil Uji Validitas Variabel X1 ...

Hasil Uji Validitas Variabel X2 ...

Hasil Uji Validitas Variabel Y ...

Klasifikasi skor Data Penelitian ...

Kriteria Skor rata-rata variable ...

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ...

Rata-rata Kecenderungan Data Variabel Penelitian ...

Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ...

Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ...

Hasil Uji Normalitas Variabel Y ...

Rekapitulasi Hasil uji Normalitas ...

Hasil uji Linieritas Variabel X1 dan Y ...

Hasil uji Linieritas Variabel X2 dan Y ...

Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas ...

Persamaan Regresi X1 – Y ...

Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 ...

Korelasi antara Variabel X1 dengan Y ...

Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ...

Persamaan Regresi X2 – Y ...

Uji Keberartian persamaan Regresi Y atas X2 ...

Korelasi anatara Variabel X2 dan Y ...

Koefisien determinasi Variabel X2 terhadap Y ...

(13)
(14)

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Keterkaitan Anasir Informasi ...

Keterkaitan Manusia dalam Sistem Informasi ... .

Kerangka Pemikiran ...

Hubungan antar Variabel Penelitian ...

Grafik rata-rata Variabel X1 ... .

Grafik rata-rata Variabel X2 ... .

Grafik rata-rata Variabel Y ...

Grafik Uji Normalitas variable X1 ...

Grafik Uji Normalitas variable X2 ...

Grafik Uji Normalitas variable Y ... .

Model Koefisien Determinasi Variabel X1 dan X2 terhadap Y...

3 4

3 5

6 0

6 1

1 0 7

1 1 0

1 1 2

114

115

117

(15)

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Penulis ……… Lampiran 2 Instrumen Penelitian ………..

Lampiran 3 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel X1………

Lampiran 4 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel X2………

Lampiran 5 Skor Rata-rata Jawaban responden Variabel Y ……….

Lampiran 6 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel X1……….

Lampiran 7 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel X2……….

Lampiran 8 Rata-Rata skor Per sekolah Variabel Y……….

Lampiran 9 Skor Mentah Jawaban Responden ……….. Lampiran 10 SK Pembimbing ………. Lampiran 11 Surat izin Penelitian ………..

167

169

178

180

181

183

187

191

195

206

(16)
(17)
(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

berkaitan erat dengan kejelian dan ketepatan dalam mengidentifikasi,

memformulasi, mengemas, serta menjabarkan kebijakan, strategis dan program

operasional pendidikan. Ini berarti bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah

dan layanan profesional tenaga pendidikan perlu dikembangkan dan difungsikan

secara optimal.

Oleh sebab itu sekolah sebagai unit kerja terdepan yang langsung

berhubungan dengan kebutuhan riil di bidang pendidikan, sudah saatnya untuk

memiliki otonomi kerja dalam menjalankan manajerial di sekolahnya.

Kinerja kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan ,

dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan

manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan

efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu kepala sekolah memiliki posisi

yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar dapat berjalan

sesuai tuntutan masyarakat dan perkembangan kebutuhan zaman, khususnya

kemajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya, dan seni.

Dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan

formal menjadi semakin meningkat. Seperti dikemukakan Herawan E (2011),

bahwa mutu pendidikan dalam kaitannya denagan Total Quality Management

(19)

absolut. Mutu dapat dikatakan apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang

ada. Mutu juga merupakan sebuah cara yang menentukan apakah produk sesuai

dengan standar atau belum. Mutu tersebut harus memiliki dua aspek yakni

pertama dalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan kedua memenuhi

kebutuhan pelanggan. Lebih lanjut Herawan E (2011) menjelaskan bahwa mutu

institusi pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai pelayanan/ service yang

diberikan oleh institusi pendidikan kepada peserta didik maupun kepada tenaga

staf pengajar untuk terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas sehingga

lulusan dapat berguna dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh

masyarakat sesuai dengan bidangnya.

Rendahnya mutu sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional ,

penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

berkesinambungan melalui system pendidikan yang berkualitas baik pada jalur

pendidikan formal , informal dan nonformal, mulai dari pendidikan dasar sampai

pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa

tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih

ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada

belum mampu menghasilkan sember daya yang sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan kebutuhan pembangunan.

Dalam buku pedoman penyelenggaraan sekolah, dijelaskan bahwa kualitas

sekolah bukan sekedar dilihat dari nilai-nilai formal yang dicapai siswa,

(20)

dinilai, yaitu : kualitas pelayanan sekolah untuk mencapai tingkat pendidikan

formal yang bermutu. Secara khusus, peran kepala sekolah menentukan ukuran

kualitas pelayanan dan makna hasil belajar.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan

kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh

dan bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi

sekolah, pembinaan tenga pendidik dan kependidikan lainnya dan pendayagunaan

serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting

sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah yang

menghendaki dukungan kinerja secara efektif dan efisien.

Dengan demikian, peranan kepala sekolah sangatlah diperlukan untuk

merealisasi target kualitas layanan akademik pada SMA di Kabupaten Bandung

Barat, sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak yaitu dapat memuaskan

harapan orang tua, Sekolah, dunia kerja serta masyarakat pada umumnya.

Kepuasan mereka pada akhirnya akan menumbuhkan kepercayaan terhadap

sekolah.

Seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat, maka tuntutan

akan layanan tidak hanya terbatas pada terpenuhinya kebutuhan masyarakat

atau pelanggan tetapi bagaimana kualitas layanan tersebut dapat memuaskan

masyarakat. Karena itu tidak mengherankan jika kualitas pelayanan sudah

(21)

Terbentuknya lembaga pendidikan seperti sekolah pada hakekatnya

adalah untuk memberikan pelayanan kepada masayarakat, namun demikian

tidak semua sekolah dapat menyediakan pelayanan yang berkualitas kepada

masyarakat. Jika ada sekolah yang mampu memberikan pelayanan yang

berkualitas, belum tentu dapat bertahan kalau sistem pengelolaan nya tidak

optimal.

Turunnya kualitas pelayanan tersebut akan membawa dampak buruk

bagi citra sebuah sekolah karena masyarakat yang menerima pelayanan

tersebut paling tidak akan menyampaikan buruknya pelayanan tersebut kepada

pihak lain dan hal ini akan membentuk pendapat umum tentang sekolah

tersebut. Untuk menjaga agar sekolah memiliki citra yang baik dalam

pandangan masyarakat, maka perlu dilakukan perbaikan kualitas pelayanan.

Persoalan yang mengemuka berkaitan dengan rendahnya kualitas

layanan akademik sekolah diantaranya adalah: 1) terungkapnya keluhan

guru-guru dan Tata Usaha Sekolah tentang rumitnya prosedur dan pelaksanaan

akreditasi sekolah, 2) Kesulitan orang tua siswa dalam memantau

perkembangan kemajuan akademis anak. Faktor-faktor tersebut menjadi

bagian dari tanggungjawab kepala Sekolah selaku pimpinan dalam

pengelolaan sistem pelayanan akademik di sekolah.

Salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah bila sekolah dapat

berfungsi dengan baik, terutama bila kepala sekolah mampu meningkatkan

kualitas pelayanannya melalui sistem manajerial yang ada. Seorang kepala

(22)

pada fungsi-fungsi manajerial, juga dituntut untuk memahami sekaligus

menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.

Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan: (1) menjabarkan

sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, (2)

kepala administrasi, (3) sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran,

dan (4) mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin

keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah. Dikemukakan pula

bahwa sebagai administrator, kepala sekolah bertugas untuk membangun

manajemen sekolah serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan keputusan

manajemen dan kebijakan sekolah. Seperti dikemukakan oleh Mulyasa ( 2011 ),

bahwa sedikitnya terdapat lima layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas meliputi : (1) keterpercayaan (reliability) dalam arti layanan sesuai dengan yang dijanjikan ; (2) keterjaminan (assurance) yaitu mampu menjamin kualitas layanan yang diberikan ; (3) penampilan (tangible) yitu iklim sekolah yang kondusif; (4) perhatian (emphaty) yakni memberikan perhatian penuh kepada peserta didik; (5) ketanggapan (responsiveness) yakni cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik.

Dari uraian di atas , tampak bahwa manajemen merupakan suatu hal yang

sangat penting dalam pendidikan, apalagi dikaitkan dengan Peningkatan Kualitas

Layanan Akademik Sekolah. Kegiatan tersebut dapat diwujudkan secara efektif

dan efisien jika ditunjang oleh manajemen strategi peningkatan mutu pendidikan

yang tepat, sehingga peningkatan mutu pendidikan nasional dapat diwujudkan

bahwa:

(23)

membina dan memupuk kerja sama dalam mengajukan dan melaksanakan program-program supervisi; dan (4) kemampuan untuk mendorong dan membimbing guru-guru serta segenap staf sekolah lainnya agar mereka dengan penuh kerelaan dan tanggung jawab berpartisipasi secara aktif pada setiap usaha-usaha sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan sekolah itu sebaik-baiknya (Siagian, S.P, 2011).

Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap

keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan

administrasi sekolah dengan seluruh subtansinya. Disamping itu, kepala sekolah

bertanggung jawab terhadap kualitas sumberdaya manusia yang ada agar mereka

mampu menjalankan tugas – tugas pendidikan.

Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pengelola administrasi memiliki

tugas mengembangkan kinerja organisasi dengan konsep penerapan sebuah sistem

informasi pada administrasinya.

Di dalam Permen Diknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala

sekolah dijelaskan bahwa kepala sekolah mempunyai 5 kompetensi utama yaitu :

kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise dan kompetensi social.

Namun, dalam penelitian ini, penulis fokuskan hanya kepada peran kepala

sekolah sebagai manajer yang mempunyai tanggung jawab manajerial.

Selain pentingnya kemampuan manajerial Kepala Sekolah , pemanfaatan

Sistem Informasi Manajemen juga mempunyai peranan yang tidak kalah

pentingnya dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah sehingga

menjadi indikator utama bahwa sekolah itu efektif.

Berdasarkan Permen no.50 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Pendidikan , mengatur bagaimana pemerintah daerah mengelola urusan

(24)

dalam Permen ini dijelaskan bahwa : Pemerintah Provinsi memiliki Sistem

Informasi berbasis TIK yang meliputi pengumpulan , pengolahan ,dan penyajian

data statistik pendidikan yang baku, akurat, valid, dan mutkhir untuk daerahnya

masing-masing.

Dijelaskan pula dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang

Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah, tentang bagaimana cara

mengatur satuan pendidikan ( Sekolah / Madrasah ) dalam mengelola kegiatan

pendidikannya.

Dalam tatakelola pendidikan, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

(SIM) sangat penting peranannya , terutama dalam empat ranah kegiatan, yakni

perencanaan, supervisi, monitoring, dan evaluasi. Sebagaimana disebutkan dalan

UU No. 25 / 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan.

Perencanaan Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu langkah

penyusunan program dan kegiatan pendidikan , dalam rangka memenuhi

kebutuhan atau untuk menghilangkan perbedaan antara kondisi sekarang dengan

kondisi yang ingin dicapai. Pemahaman atas masalah dan kondisi sekarang tidak

mungkin dilakukan tanpa ketersediaan data dan informasi yang baik pula.

Supervisi dan monitoring program dan kegiatan pendidikan yang sedang berjalan

juga membutuhkan data dan informasi. Karena supervisi dan monitoring tidak

akan berjalan dengan baik jika tidak menggunakan data dan informasi yang akurat

(25)

Evaluasi yang biasanya dilaksanakan pada akhir setiap kegiatan dan

program pendidikan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dan dampak

kegiatan dan program terhadap perubahan . Evaluasi akan berhasil dengan baik

jika menggunakan dan membandingkan data dan informasi sebelum dan sesudah

program-program pendidikan dilaksanakan. Hasil evaluasi yang baik akan sangat

bermanfaat sebagai masukan dalam penyusunan perencanaan untuk

program-program berikutnya.

Selain kondisi internal organisasi, kondisi eksternal organisasi, dan

kemampuan individu pengambil keputusan, ketersedian data dan informasi

merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas pengambilan keputusan.

Data dan informasi yang akurat sangat dibutuhkan oleh para pengambil keputusan

dalam memetakan dan memahami dengan baik berbagai masalah yang berkaitan

dengan hal-hal yang akan diputuskan.

Dengan demikian, jelaslah bahwa kualitas layanan akademik sekolah

sangat dipengaruhi oleh Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem

Informasi Manajemen. Sangat penting artinya untuk menyediakan data dan

informasi bagi pengambil keputusan untuk memahami masalah secara akurat dan

membuat pengambilan keputusan menjadi lebih efektif dan efisien. Selain itu juga

kualitas layanan akademik menjadi lebih baik.

Sebagaimana sistem-sistem yang lain, Sistem Informasi Manajemen

Pendidikan juga harus terdiri dari beberapa unsur pokok yang saling berhubungan

dan mempengaruhi satu sama lain. Namun demikian ada 3 sarat mutlak yang

(26)

pertamatersedianya sumber daya manusia , kedua terbangunnya mekanisme atau

prosedur pengumpulan data yang teratur dan ketiga tersedianya peralatan baik

perangkat keras maupun perangkat lunak (Kemendiknas : 2010). Perangkat lunak

ini sudah dikembangkan secara nasional oleh Kementrian Pendidkan dan

Kebudayaan . Namun berdasarkan studi pendahuluan kenyataan di lapangan

keterpenuhan hal ini masih belum maksimal bahkan belum ada untuk beberapa

sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat .

Hal tersebut perlu dikelola dengan benar sehingga dapat meningkatkan

kualitas sekolah. Selain itu faktor dari kemampuan manajerial kepala sekolah

dalam Sistem Informasi dalam hal ini kepala sekolah dan Sistem Informasi

Manajemen sangat diperlukan sebagai salah satu komponen yang bertanggung

jawab dalam pelaksanaan peningkatan kualitas layanan akademik khususnya

administrasi sekolah.

Dari pengamatan Studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada

beberapa sekolah (SMA), serta pengalaman penulis terhadap Pemanfaatan Sistem

Informasi Manjemen (SIM) dalam meningkatkan kualitas layanan akademik

sekolah yang ada di Kabupaten Bandung Barat ditemukan kendala-kendala antara

lain : 1) Masih terdapat beberapa sekolah yang belum memiliki Sistem Informasi

Manajemen yang baik, 2) SDM yang kurang memiliki kompetensi dalam

Pemanfaatan SIM, 3) Keterlibatan Guru dalam pengelolaan dan pelaporan

kemajuan hasil belajar peserta didik , 4) Orang tua siswa yang tidak proaktif

dalam memantau kemajuan hasil belajar putra/putri nya, 5) Kondisi keuangan

(27)

Kondisi tersebut menyiratkan dan disadari pentingnya Kemampuan

Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem Informasi Manajemen di sekolah secara

benar sehingga dapat memberikan konstribusi sukses yang besar dalam

peningkatan kualitas layanan akademik sekolah.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang masalah di atas,

diperoleh gambaran bahwa pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

dalam meningkatkan kualitas layanan akademik sekolah masih kurang optimal,

beberapa variabel yang menyebabkan kurang optimalnya pemanfaatan Sistem

Informasi Manajemen terhadap peningkatan kualitas layanan akademik sekolah

antara lain :

a. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dalam pengelolaan pemanfaatan

SIM.

b. Ketersediaan Sarana Prasarana pendukung SIM dan SDM , dalam hal ini

software , hardware dan Brainware.

c. Sikap Guru dalam menunjang proses pelaporan kemajuan hasil belajar

peserta didik.

d. Biaya yang merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang

keterlaksanaan program.

e. Keterlibatan orang tua siswa dalam memantau kemajuan akademik peserta

(28)

f. Dukungan pemerintah dalam proses pengadaan sarana dan prasaran

pendidikan di sekolah.

Namun demikian kendati banyak hal yang sangat mempengaruhi terhadap

Kualitas Layanan Akademik sekolah , dua variabel yang sangat terkait langsung

untuk memperbaiki kondisi tersebut di atas adalah variabel Manajerial Kepala

Sekolah dan Sistem Informasi Manajemen. Dalam penelitian ini, penulis hanya

akan mengambil dua variabel saja, yaitu Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

dan pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terhadap peningkatan

kualitas layanan akademik sekolah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di

atas, maka penelitian ini tidak untuk mengkaji seluruh masalah yang berkaitan

dengan mengapa Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan SIM

serta Kualitas Layanan Akademik Sekolah di Kabupaten Bandung Barat belum

efektif dalam pelaksanaannya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Apakah Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen mempengaruhi Kualitas Layanan

Akademik Sekolah?”

Mengingat rumusan masalah tersebut masih sangat umum, maka perlu

dirinci rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah di SMA

(29)

2. Bagaimanakah gambaran Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di SMA

se- Kabupaten Bandung Barat.

3. Bagaimnakah Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se - Kabupaten

Bandung Barat.

4. Seberapa besar Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah berpengaruh terhadap

Kualitas Layanan Akademik Sekolah SMA?

5. Seberapa besar Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen berpengaruh

terhadap Kualitas Layanan Akademik sekolah SMA ?

6. Berapa besar Kemampuan Manjerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan Sistem

Informasi Manajemen secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan

terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah SMA

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memeperoleh gambaran

tentang variabel-variabel yang mempengaruhi efektivitas pemanfaatan Sistem

Informasi Manajemen terhadap Kualitas Layanan Akademik Sekolah.

Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran kemampuan Manajerial Kepala Sekolah di SMA

se-Kabupaten Bandung Barat.

2. Mengetahui gambaran Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di SMA

se- Kabupaten Bandung Barat.

3. Mengetahui gambaran Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA

(30)

4. Menganalisis pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah terhadap

peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se- Kabupaten

Bandung Barat.

5. Menganalisis pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen terhadap

peningkatan Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se- Kabupaten

Bandung Barat.

6. Menganalisis pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen secara bersama – sama terhadap

Kualitas Layanan Akademik Sekolah di SMA se – Kabupaten Bandung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat ,

yakni : Manfaat secara akademik dan Praktis.

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini, secara akademis diharapkan dapat bermanfaat untuk

memperkaya pengetahuan di bidang manajerial kepala sekolah, Pemanfaatan

Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Pengembangan kualitas layanan

akademik sekolah pada khususnya, serta ilmu administrasi pendidikan pada

umumnya. Temuan-temuan penelitian diharapkan dapat digunakan dalam

pengembangan teoritis atau dapat digunakan untuk mengkaji konsep-konsep

baru dalam pengembangan administrasi pendidikan.

Selain itu juga diharpakan dapat mendorong dan menjadi inspirasi bagi

(31)

manajemen Sistem Informasi dalam pendidikan sehingga masalah – masalah

yang muncul dapat segera diatasi secara benar, tepat dan cepat.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan dan masukan suatu

model dan konsep pengembangan bagi lembaga – lembaga pendidikan dalam

pengembangan alternative sebagai peningkatan kualitas layanan akademik

sekolah di abad milenium dan IPTEK, juga dapat bermanfaat sebagai bahan

masukan bagi pejabat pejabat yang berwenang dalam menetukan kebijakan

dan mengupayakan tindak lanjut dalam peningkatan kualitas layanan

akademik sekolah di SMA se-Kabupaten Bandung Barat.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan hasil penelitian ini dibuat dalam bentuk tesis dengan

menggunakan sistem penulisan sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan. Pada bab ini berisi tentang latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian yang

dilakukan dan sistematika penulisan tesis.

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian.

Pada Bab ini diuraikan tentang landasan teori berupa uraian mengenai teori-teori

yang mendukung penelitian ini sebagai dasar pemikiran dan pemecahan masalah

yang kemudian dijadikan kerangka fikir penelitian untuk selanjutnya diperoleh

hipotesis penelitian.

BAB III. Metodologi Penelitian. Merupakan penjabaran yang rinci

(32)

sebagai berikut; lokasi dan subjek populasi /sampel penelitian, desain penelitian

dan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi

penggunaan metode penelitian tersebut. Definisi operasional, instrumen

penelitian, proses pengembangan instrumen, tekhnik pengumpulan data dan

alasan rasionalnya, dan terakhir analisis data.

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Hasil penelitian dan

pembahasan yang diuraikan dalam bab IV terdiri dari dua hal utama, yakni:

a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan

dengan masalah penelitian

b. Pembahasan atau analisis temuan; dimana diuraikan tentang informasi

latar belakang penelitian, pernyataan hasil penelitian, hasil yang

diharapkan dan yang tidak diharapkan, referensi penelitian sebelumnya,

penjelasan mengenai hasil penelitian yang tidak diharapkan, dll.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan dan Saran menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan

implikasi. Saran atau rekomendasi yang dihasilkan ditujukan kepada para

pengguna hasil penelitian dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah atau cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

2010:72). Metode penelitian sangat erat dengan tipe penelitian yang digunakan,

karena tiap-tiap tipe dan tujuan penelitian yang didesain memiliki konsekuensi

pada pilihan metode penelitian yang tepat, guna mencapai tujuan penelitian

tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survei-deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini

disebut sebagai metode ilmiah / scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah yaitu konkrit / empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis dan data

penelitian berupa angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik

( Sugiyono: 2010). Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan instrument

dalam mengumpulkan data. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan.

Penelitian survei menurut Kerlinger (Akdon, 2008:91) adalah “penelitian

yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis

maupun psikologis”. Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi

(34)

(Sukmadinata, 2012:82). Tujuan utama dari survei adalah mengetahui gambaran

umum karakteristik dari populasi. Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang,

instansi, lembaga, organisasi, unit-unit kemasyarakatan,dll., tetapi sumber

utamanya adalah orang.

Menurut Sugiyono (2010:147) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk

penelitian untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Sukmadinata (2012:72) penelitian deskriptif

ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang

ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian

deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada

variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Tujuan dari penggunaan metode-metode penelitian yang disebutkan diatas

adalah untuk mengetahui pengaruh manajerial kepala sekolah dan Pemanfaatan

Sistem Informasi Manajemen terhadap kualitas layanan akademik sekolah di

SMA se- Kabupaten Bandung Barat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2010:80). Sedangkan

(35)

pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan

masalah penelitian”. Ditinjau dari banyaknya anggota, populasi terdiri dari

populasi terbatas (terhingga) dan tidak terbatas (tak hingga). Sedangkan dilihat

dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen.

Sedangkan Sudjana (1992:6) memberikan pengertian bahwa “populasi

adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun

pengukuran , kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Lebih lanjut dikatakan oleh Riduwan (2002:3) bahwa “Populasi adalah

keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek

penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini sebanyak 1113 guru yang berada pada 36 SMA Negeri dan swasta

di Kabupaten Bandung Barat. Dibatasai hanya 3 orang guru pada tiap sekolah

yang terdiri atas wakasek kurikulum, satu orang guru senior dan satu orang guru

junior. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 36 SMA Negeri dan Swasta di

Kabupaten Bandung Barat. Penyebaran jumlah populasi dapat dilihat pada tabel

3.1.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010:81) adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Akdon (2008:98),

“Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

(36)

bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari keseluruhan

populasi.

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Proportionate

Stratified Random Sampling. Metode ini digunakan bila populasi mempunyai

anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono,

2010:82). Dijelaskan pula oleh Akdon (2008:100) bahwa Propotionate Stratified

Random Sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak

dan berstrata secara proporsional, tekhnik ini dilakukan apabila anggota

populasinya heterogen (tidak sejenis).

Dalam menentukan ukuran sampling (pengambilan sampel) dibatasi dengan

stratifikasi menyangkut; 1) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, hal ini

untuk mempertegas keterwakilan variabel kemampuan manajerial kepala sekolah

dengan asumsi bahwa pelimpahan kewenangan manajerial kepala sekolah di

disposisikan kepada wakil kepala sekolah, 2) Guru senior untuk mewakili variabel

Pemanfaataan SIM dan penjaminan mutu layanan dari sisi pengalaman

pembelajaran, 3) Guru Junior untuk mewakili/ mempertegas keterwakilan variabel

ketiga sebagai upaya untuk melihat pandangan dan perkembangan ilmu

pengetahuan. Guru senior yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang

sudah memiliki masa kerja 20 tahun atau lebih, sedangkan guru Junior yang

dimaksud adalah guru dengan golongan III/a atau guru yang memiliki masa kerja

(37)

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah

Populasi

Jumlah Sampel

1 SMAN 1 Padalarang 55 3

2 SMAN 1 Cisarua 61 3

3 SMAN 1 Lembang 75 3

4 SMAN 1 Parongpong 45 3

5 SMAN 1 Batujajar 75 3

6 SMAN 1 Cikalongwetan 50 3

7 SMAN 1 Cipeundeuy 24 3

8 SMAN 1 Cipatat 40 3

9 SMAN 1 Cililin 56 3

10 SMAN 1 Sindangkerta 36 3

11 SMAN 1 Cipongkor 27 3

12 SMAN 1 Gununghalu 36 3

13 SMAN 1 Ngamprah 33 3

14 SMAN 2 Padalarang 38 3

15 SMAN 1 Rongga 22 3

16 SMAS Cipta Mandiri Cisarua 23 3

17 SMAS Mekarwangi Lembang 19 3

18 SMAS PGRI Lembang 28 3

19 SMAS Islam Nurul Huda Lembang 21 3

20 SMAS Islam Al_Musyawarah Lembang 20 3

21 SMAS Panca Karsa Lembang 15 3

22 SMAS Islam Nurul Fikri Lembang 30 3

23 SMAS Bina Putra Indonesia Ngamprah 21 3

24 SMAS KP 5 Padalarang 11 3

25 SMAS Al-Irsyad Satya Padalarang 18 3

26 SMAS Cahya Bangsa Clasiccal School Padalarang 23 3

27 SMAS KP Cikalongwetan 14 3

28 SMAS PGRI Cipeundeuy 19 3

29 SMAS Darul Ilmi Cipeundeuy 16 3

30 SMAS Darul Falah Cihampelas 35 3

31 SMAS Plus LPPM RI Batujajar 19 3

32 SMAS Al Bidayah Batujajar 26 3

33 SMAS Nurus Saadah Batujajar 18 3

34 SMAS Darul falah Batujajar 24 3

35 SMAS Sumur Bandung Cililin 16 3

36 SMAS Mitradarma Cililin 24 3

Jumlah Total 1113 108

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sukmadinata (2012:84), pengumpulan data dalam survei dapat

(38)

telepon, penyebaran angket pada kelompok secara langsung maupun pengiriman

angket melalui pos. Untuk memperoleh data yang menunjang terhadap tujuan

penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustkaan digunakan untuk mendukung data yang bersifat teoritis.

Dalam hal ini berupa informasi tertulis atau pendapat para ahli tentang

kemampuan manajerial kepala sekolah, Pemanfaatan Sistem Informasi

Manajemen ataupun kualitas layanan akademik sekolah serta berbagai hal yang

berhubungan dengan penelitian ini.

2. Teknik Kuesioner (angket)

Jenis metode angket (Questionnaire) dengan cara memberikan daftar

pernyataan kepada orang lain sebagai responden yang tersedia untuk

memberikan respon sesuai dengan permintaan dalam pertanyaan penelitian.

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data

secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan

responden).

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna

(Akdon, 2008:131). Angket ini akan disebarkan pada 108 responden. Angket

ini berisi daftar pertanyaan yang merupakan penjabaran indikator-indikator

(39)

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2) dan variabel Kualitas

Layanan Akademik Sekolah.

D. Definisi Operasional

Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan

istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah atau didefinisikan secara

operasional. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk

pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi

operasional dari berbagai variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan manajerial Kepala Sekolah yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas

sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang

tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien (Akdon,

2002). Kemampuan tersebut mencakup keterampilan dalam hal melakukan

kerja sama dengan mengerjakan sesuatu melalui orang lain, baik dalam

membuat perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,

komunikasi, memberikan motivasi, maupun melakukan evaluasi, secara

sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan memberi dampak

terhadap peningkatan Kualitas Layanan akademik sekolah. Merujuk pada

teori yang dikemukakan oleh Hersey, Blanchard and Jhonson (2012)

bahwa, terdapat tiga dimensi kemampuan manajerial yang kemudian

(40)

yaitu: 1) Kemampuan Teknik (Technical skills), 2) Kemampuan Sosial

(Human/ Social Skillss),3) Kemampuan Konsep (Conceptual skills).

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen dalam penelitian ini

merupakan proses penggunaan/ penerapan suatu sistem di sekolah yang

menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut

(sekolah) kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil,

mengubah dan mengolah serta mengkomunikasikan informasi yang

diterima dengan menggunakan system informasi atau peralatan system

lainnya (Mulyasa, 2011:15).

Lebih lanjut dikemukkan juga oleh Engkoswara dan Aan Komariah

(2011:71) bahwa sistem digunakan sebagai suatu metoda dalam hal

memecahkan masalah atau pembuatan keputusan (problem solving and

decision making).

Dimensi system informasi manajemen terbagi menjadi tiga yang

kemudian dijabarkan kembali menjadi indikator-indikator. Dimensi

tersebut yaitu: Perangkat lunak (software), Perangkat keras ( hardware)

dan Operator(brainware) (DeLone dan McLean, 2011).

3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah mutu layanan akademik sekolah yang meliputi tingkat keunggulan

suatu aktivitas yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan kepada siswa

dan masyarakat sebagai konsumen yang mempunyai harapan tertentu,

terutama dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan standar mutu. Hal

(41)

bahwa kualitas layanan jasa pendidikan adalah bentuk pelayanan yang

diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan/ organisasi

yang sangat memuaskan, kepada para pelanggan sesuai dengan standar

mutu tertentu.

Menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry (2009:26) terdapat lima

dimensi pokok yang menentukan kualitas layanan yaitu; bukti langsung

(tangibles) yaitu penampilan luar dari service quality yang dapat berupa

fasilitas fisik, peralatan, personalia dan komunikasi, empati (emphaty)

yaitu pemahaman secara pribadi kepada pelanggan, dalam hal ini siswa

dan orang tua siswa, daya tanggap (responsiveness) yaitu kerelaan untuk

membantu pelanggan dalam hal ini siswa dan orang tua siswa dengan

service yang tepat sehingga akan memberikan respon positive terhadap

service qualitysekolah, keandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk

menunjukkan atau melaksanakan service yang dijanjikan secara tepat dan

dapat dipercaya dan jaminan (assurance) yaitu pengetahuan, kesopanan

dan kemampuan karyawan untuk menyampaikan kepercayaan dan

keyakinan kepada siswa dan orang tua sehingga siswa dan orang tua

merasa aman atau terjamin berada pada sekolah tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

(42)

(Sukmadinata, 2012) instrument yang baik akan mengahasilkan penemuan yang

tingkat akurasinya meyakinkan.

Pengembangan instrument ditempuh melalui beberapa cara yaitu: 1)

menyusun indikator variabel penelitian, 2) menyusun kisi-kisi intrumen, 3)

melakukan uji coba instrument, dan melakukan pengujian validitas dan

realibilitas insrumen. Kisi - kisi Intrumen dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah variable (X1)

Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang kemampuan

manajerial kepala sekolah berskala pengukuran interval mengingat angket yang

disebarkan menggunakan skala Likert. Sekala Likert adalah sekala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan sekala Likert, maka

variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable (Sugiyono,

2010:93) .

Dimensi yang diukur dari Variabel Kemampuan Manajerial Kepala

Sekolah adalah seperti dikemukakan oleh Hersey, Blanchard and Jhonson (2012)

yaitu: 1) Kemampuan teknik (Technical skillss), 2) Kemampuan Sosial

(Human/ Social Skillss),3) Kemampuan konsep (Conceptual skillss).

Aadapun bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur kemampuan

manajerial secara umum yang mencerminkan tingkat kemampuan manajerial

(43)

Tabel 3.2. Tabel Skoring/ Nilai

Kriteria Penilaian Skor Penilaian

Selalu 5

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

Kemampuan Manajerial

Kepala Sekolah (X1)

Hersey and Blanchard

(1988:144) manajerial merupakan suatu proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan.

Blanchard (2001:3)

Management as working with and through individuals and growth to accomplish organizational goals.

(Managemen kemampuan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi).

Friderck Taylor (1974)Manajemen adalah seni yang ditentukan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh apa apa yang ingin dilakukan, dan mengawasi bahwa mereka mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang semudah-mudahnya).

a.Conceptu al skills.

1) Kemampuan dalam merumuskan program sekolah 1 2) Kemampuan merumuskan visi

sekolah 2

3) Kemampuan menganalisis visi

ke misi sekolah 3, 4, 5 4) Mampu menyusun

pengembangan program kurikulum

6

5) Mampu merumuskan program supervisi kelas

2) Kemampuan untuk memahami

prilaku guru 13, 14 3) Kemampuan untuk

menciptakan kerjasama dengan guru, secara efektif, kooperatif , praktis dan diplomatis

15, 16

4) Kemampuan menciptakan / mengembangkan masyarakat belajar

17,18,1 9,20

5) Dapat diterima di kalangan guru dan masyarakat

(44)

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

c. Technical skills

1) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melaksanakan 2) Kemampuan dalam proses

pengambilan keputusan 34 3) Kemampuan dalam

menggerakan guru untuk lebih giat bekerja

35, 36

4) Kemampuan dalam menguasai tekhnik dan menangani konflik

37, 38, 39 5) Kemampuan dalam mengurus

prosedur kenaikan pangkat

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Variabel (X2)

Fokus dimensi yang diukur adalah performa dari system, yang merujuk

pada seberapa baik kemampuan perangkat lunak (software), perangkat keras

(hardware) dan operator/ pengguna sistem (brainware) dapat menyediakan

informasi bagi kebutuhan pengguna.

Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang Pemanfaatan

Sistem Informasi Manajemen berskala pengukuran interval mengingat angket

yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran nilai 1 – 5 (tabel

(45)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)

DeLone and McLean (1992)

Management Information

system collects and process the data needed to produce

the information managers

need to plan and manage an organization

Gordon B Davis (1985:3)

sebuah system manusia/ dalam organisasi yang terdiri atas software, hardware dan brainware. digunakan (easy of use)

1, 2, 3,4

2) Kemudahan untuk diakses (system flexibility)

5

3) Kecepatan akses (respon time)

1) Ketahanan dari kerusakan (reliability)

9

2) Pengolah pusat yang mampu beroperasi secara dan cepat dalam keluar masuknya data.

12

5) Piranti (peripheral) masukan dan keluaran.

13

c.Brainware/ User

1) Seberapa sering pengguna memakai system

14

2) Efisiensi 15 3) Efektivitas 16, 17,

18, 19,20, 21, 22, 23 4) Kebanggaan pengguna

menggunakan sistem

(46)

3. Kualitas Layanan Akademik Sekolah Variabel (Y)

Fokus yang diukur adalah seberapa baik kualitas layanan akademik

sekolah yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan

kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu. Terdapat lima

dimensi pokok yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu seperti yang

dikemukakan oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry (2009:26) yakni: Bukti

langsung (tangibles), empati (empathy), daya tanggap (responsiveness),

keandalan(reliability)dan jaminan(assurance) .

Data yang akan dihasilkan dari penyebaran angket tentang Kualitas

Layanan Akademik Sekolah berskala pengukuran interval mengingat angket

yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1 – 5 (tabel

3.2).

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Kualitas Layanan Akademik Sekolah

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)

Zeithaml,Parasuraman And Berry (2009 )

Layanan adalah bagaimana cara meningkatkan mutu atau kualitas layanan agar tercapai kualitas layanan yang prima

Engkoswara dan Aan

Komariah (2011:305)

Pendidikan yang berkualitas adalah yang seluruh komponennya memiliki persyaratan dan ketentuan yang diinginkan pelanggan dan menimbulkan kepuasan.

a.Tangibles (Bukti fisik)

1) Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah

1, 2,3,4,5 , 6,7 2) Fasilitas sekolah yang

berdaya tarik visual

5) Tenaga pendidik & kependidikan yang berpenampilan rapi dan profesional

(47)

DEFINISI DIMENSI INDIKATOR ITEM

2) Tenaga pendidik & Kependidikan

4) Tenaga Pendidik yang memahami kebutuhan siswa

16

5) Waktu jam belajar yang sesuai dan nyaman dengan tepat dan akurat

18

2) Birokrasi yang sederhana 19 3) Kesediaan untuk yang cepat dan tepat bila terjadi kesalahan

4) Kepastian studi lanjut tenaga pendidik

2) Tenaga pendidik secara konsisten bersikap sopan

32

3) Respek kepada pelanggan

33

4) Sifat yang dapat dipercaya

(48)

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Kualitas instrument di tentukan oleh dua kriterian utama : Validitas dan

Reliabilitas. Validitas instrument menunjukan seberapa jauh ia akan mengukur

apa yang hendak di ukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument

arikunto (2002:63) menjelaskan bahwa yang di maksud dengan validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.

Sebelum menganalisis hasil penyebaran kuesioner, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas instrumen penelitian. Instrumen

penelitian yang valid dalam proses ujicoba instrumen akan digunakan kembali

dalam proses pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang tidak valid akan

direvisi dan dibuat kembali instrument yang lebih operasional sehingga bias

digunakan kembali untuk uji instrument.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian

mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas

instrumen menurut Riduwan (2010:97-118) menjelaskan bahwa validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat

ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Merujuk pada

skala yang digunakan yaitu skala Likert lima point, maka teknik yang sesuai

untuk menguji validitas kuesioner dengan skala tersebut adalah dengan cara

(49)

tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson

Product Moment, seperti yang ditulis oleh Akdon (2008:144) sebagai berikut :

rhitung = Koefisien korelasi

Xi = Jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel r) untuk= 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 1)

Kaidah keputusan :

Jika rhitung> rtabelberarti valid sebaliknya

rhitung< rtabelberarti tidak valid. Sumber: Riduwan (2010b:118)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,199

0,200 - 0,399 0,400 - 0,599 0,600 - 0,799 0,800 - 1,000

Sangat Rendah (tidak valid) Rendah

(50)

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah menguji apakah hasil kuesioner dapat dipercaya

atau tidak. Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal

maupun internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test retest (stability),

equivalent dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat

diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument

dengan teknik tertentu.

Menurut Sugiyono (2010), pengujian reliabilitas instrument dengan

internal consistency dengan teknik belah dua (split half) yang dianalisis dengan

rumus Spearmen Brown. Untuk keperluan penelitian ini, butir-butir instrument di

belah menjadi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat

ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai

berikut:

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metodeAlphasebagai berikut.

a) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item

Xi2 = Jumlah kuadrat itemXi

(Xi)2 = Jumlah itemXidikuadratkan

N = Jumlah responden

N N X X S

i i i

2 2 ( )

(51)

b) Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan : Si = Jumlah Varians semua item

S1,S2,S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n

c) Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

Xt2 = Jumlah kuadratXtotal

(Xt)2 = JumlahXtotal dikuadratkan

N = jumlah responden

d) Masukkan nilaiAlphadengan rumus

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

(52)

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan

menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Momentdengan teknik belah dua

awal-akhir yaitu:

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenya disebut rawal-akhir.Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown yakni:

r11 Untuk mengetahui koefisien korelasinya

signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk = 0,05 atau = 0,01

dengan derajat kebebasan (dk=n–1). Kemudian membuat keputusan

membanding-kan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > rtabel berarti Reliabel

dan r11< rtabelberarti Tidak Reliabel.

G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Validitas Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Kemampuan

manajerial kepala sekolah, diperoleh kesimpulan bahwa ke-41 item tersebut tidak

semuanya valid. Untuk mengetahui validitas tiap item maka harus dihitung

terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item dengan skor total item.

Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari nilai korelasi pada tabel

(53)

menjadi tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan software

SPSS versi 21. Berikut contoh hasil perhitungan menggunakan SPSS 21 .

Correlations

item1 TOTAL item2

item1

Pearson Correlation 1 .811** .624**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .811** 1 .299

Sig. (2-tailed) .000 .109

N 30 30 30

item2

Pearson Correlation .624** .299 1

Sig. (2-tailed) .000 .109

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

item3 TOTAL

item3

Pearson Correlation 1 .524**

Sig. (2-tailed) .003

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .524** 1

Sig. (2-tailed) .003

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(54)

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah (X1)

Item rhitung rtabel

α=0,05, n=30 Validitas

No.1 .811 0,361 Valid

No.2 .299 0,361 Tidak Valid

No.3 .524 0,361 Valid

No.4 .696 0,361 Valid

No.5 .661 0,361 Valid

No.6 .535 0,361 Valid

No.7 .629 0,361 Valid

No.8 .833 0,361 Valid

No.9 .474 0,361 Valid

No.10 .665 0,361 Valid

No.11 .631 0,361 Valid

No.12 .630 0,361 Valid

No.13 .702 0,361 Valid

No.14 .494 0,361 Valid

No.15 .378 0,361 Valid

No.16 .863 0,361 Valid

No.17 .725 0,361 Valid

No.18 .846 0,361 Valid

No.19 .442 0,361 Valid

No.20 .838 0,361 Valid

No.21 .640 0,361 Valid

No.22 .769 0,361 Valid

No.23 .718 0,361 Valid

No.24 .509 0,361 Valid

No.25 .468 0,361 Valid

No.26 .802 0,361 Valid

No.27 .560 0,361 Valid

No.28 .758 0,361 Valid

No.29 .799 0,361 Valid

No.30 .211 0,361 Tidak Valid

No.31 .421 0,361 Valid

No.32 .679 0,361 Valid

No.33 .474 0,361 Valid

No.34 .358 0,361 Tidak Valid

No.35 .678 0,361 Valid

No.36 .624 0,361 Valid

No.37 .361 0,361 Valid

No.38 .357 0,361 Valid

No.39 .367 0,361 Valid

No.40 .363 0,361 Valid

No.41 .487 0,361 Valid

Instrumen yang tidak valid pada tabel di atas direvisi kemudian dibuat pertanyaan

(55)

2. Validitas Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Pemanfaatan Sistem

Informasi Manajemen, diperoleh kesimpulan bahwa ke-24 item instrument

tersebut tidak semuanya valid. Untuk mengetahui validitas tiap item maka harus

dihitung terlebih dahulu nilai korelasi antara skor item dengan skor total item.

Penghitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.

Jika nilai korelasi yang dihitung (rhitung) lebih besar dari nilai korelasi pada tabel

(rtabel) atau rhitung > rtabel, maka item tersebut valid. Jika tidak, maka itemnya

menjadi tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan, maka digunakan software

SPSS versi 21. Berikut contoh hasil perhitungan menggunakan SPSS 21.

Correlations

item1 TOTAL

item1

Pearson Correlation 1 .726**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .726** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

item3 TOTAL

item3

Pearson Correlation 1 .681**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

TOTAL

Pearson Correlation .681** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

(56)

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (X2)

Item rhitung rtabel

α=0,05, n=30 Validitas

No.1 .726 0,361 Valid

No.2 .659 0,361 Valid

No.3 .681 0,361 Valid

No.4 .741 0,361 Valid

No.5 .491 0,361 Valid

No.6 .509 0,361 Valid

No.7 .215 0,361 Tidak Valid

No.8 .367 0,361 Valid

No.9 .367 0,361 Valid

No.10 .593 0,361 Valid

No.11 .655 0,361 Valid

No.12 .444 0,361 Valid

No.13 .824 0,361 Valid

No.14 .820 0,361 Valid

No.15 .735 0,361 Valid

No.16 .735 0,361 Valid

No.17 .710 0,361 Valid

No.18 .811 0,361 Valid

No.19 .539 0,361 Valid

No.20 .539 0,361 Valid

No.21 .785 0,361 Valid

No.22 .641 0,361 Valid

No.23 .605 0,361 Valid

No.24 .635 0,361 Valid

Instrumen yang tidak valid pada tabel di atas direvisi, kemudian dibuat

pertanyaan yang lebih operasional sehingga lebih mudah difahami oleh

responden.

3. Validitas Kualitas Layanan Akademik Sekolah (Y)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen untuk variabel Kualitas Layanan

Akademik Sekolah, diperoleh kesimpulan bahwa ke-34 item tersebut tidak

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3
Tabel 3.4Kisi-kisi Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen
Tabel 3.5Kisi-kisi Instrumen Kualitas Layanan Akademik Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Sedang untuk konflik yang terjadi di Maluku Utara, kembali PMI bekerjasama dengan ICRC menyalurkan 5.655 paket bantuan keluarga kepada korban disamping pelayanan kesehatan di

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan dengan pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis dan diterima paling

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa assets ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba dengan management ratio sebagai variabel moderating yang dapat dilihat

yang dilakukan meliputi pengenalan fisik sekolah maupun non fisik. Kegiatan observasi pembelajaran di kelas dilaksanakan bertujuan agar1. praktikan memperoleh gambaran mengenai

imagination‘ is translated into a verb ‗membayangkan‘ in the target text.. occur because if that phrase translated into word for word in Indonesian, the meaning will

Penerapan model pembelajaran Team Assited Individualization (TAI) dalam pembelajaran IPS (Ekonomi) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan melihat hasil tes

Penulisan Laporan Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik