• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT GRINDING DAN POLISHING UNTUK PENGERJAAN BATU MULIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT GRINDING DAN POLISHING UNTUK PENGERJAAN BATU MULIA."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

GRINDING

DAN

POLISHING

UNTUK PENGERJAAN BATU MULIA

TUGAS AKHIR

Oleh

HANIF ARSYAD

No. BP : 0810912035

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

Perancangan dan Pembuatan Alat

Grinding

dan

Polishing

Lapidary telah menjadi suatu kegiatan mengolah dan mengubah batu mulia/semi-mulia menjadi benda bernilai tinggi yang dilakukan sejak dahulu kala. Namun, kegiatan ini belum memiliki pertumbuhan yang baik mulai dari segi pengolahan hingga penentuan kualitasnya. Lapidary meliputi pemotongan, penggerindaan dan pemolesan dilakukan menggunakan alat yang berbeda, sehingga membutuhkan biaya pengadaan alat yang mahal. Dari tahapan pengerjaan tersebut, tipe potongan yang sering ditemui di Indonesia adalah bentuk kubah atau cabochon. Rancangan alat yang mungkin digunakan untuk pemakaian dalam skala kecil/rumah tangga adalah alat multifungsi. Alat yang dapat difungsikan mulai dari pemotongan hingga mengelap. Kemudian diuji apakah alat dapat digunakan untuk pengerjaan batu mulia dan kualitas seperti apa yang dapat dihasilkan dari penggunaan alat rancangan. Dengan menggunakan teknik pemotretan dan perangkat lunak paint.NET didapatkan angka kualitas dari pengerjaan. Angka kualitas diperoleh dari faktor utama penentu kualitas yaitu warna. Angka tersebut berada dalam rentang terbaik untuk kualitas batu mulia. Sehingga alat rancangan dapat digunakan untuk pengerjaan batu mulia dan sekaligus menemukan suatu metode penentuan kualitas batu mulia. Dalam tahap pengujian, alat digunakan untuk pengerjaan batu lumuik dan limau manih, dihasilkan warna hijau dan oranye yang berada dalam rentang value 80-50, yang merupakan nilai terbaik untuk pengerjaan batu mulia. Dengan demikian, alat rancangan telah mampu mencapai kekasaran permukaan yang sesuai untuk batu mulia, warna terbaik pun dapat dihasilkan dan produktivitas pun dapat ditingkatkan dari penggunaan waktu dalam pemakaian berbagai alat. Dalam hal penggunaan waktu pengerjaan, alat dapat digunakan untuk pengerjaan yang relatif singkat jika dibandingkan dengan pengerjaan konvensional.

(3)

Design and Making of Grinding and Polishing Appliance

for Precious Stone Working

Hanif Arsyad No. BP 0810912035

Mechanical Engineering Department Engineering Faculty Andalas University

ABSTRACT

Lapidary has become an activity to process and transform gemstone / semi - precious into high-value objects are done from time immemorial . However , this activity has not been good growth begin at terms of processing until its quality determining. Lapidary include cutting, grinding and polishing is done using different tools , thus requiring expensive equipment procurement costs. From the stages of processing , the type of piece that is often found in Indonesia is a dome shape or cabochon . The design of the tools that may be used for use in small scale / household is a multifunctional tool. Tool that can be used as of cutting up to polishing. Then tested whether the tool can be used for precious stones workmanship and quality such as what can produce from the use of designed tool. By using photograph techniques and paint.NET software obtained the quality grades of workmanship. The quality grades obtained by the main factors to determine the quality that is the color. This grade is within the range for the best quality of precious stones . So that the tool can be used to workmanship of precious stones and also discovered a method of determining the quality of precious stone. In the testing phase, the tools used for working lumuik and limau manih stone, green and orange color is produced within the range of value 80-50, which is the best value for the workmanship of precious stone. Thus, the designed tool has been able to achieve a surface roughness that is suitable for precious stone, the best color can be produced and the productivity can be improved from the use of time by using a variety of tools . In terms use of processing time, the tool can be used to work on a relatively short when compared to conventional workmanship.

(4)

Pendahuluan

Hanif Arsyad 0810912035 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri kreatif merupakan industri yang mengedepankan kreatifitas dan

hasil pemikiran sederhana untuk menghasilkan suatu produk. Saat ini industri

kreatif memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakat.

Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan adanya

suatu sarana yang mendukung kemajuan industri kreatif tersebut dalam rangka

mempermudah, menekan biaya produksi dan mempercepat proses produksi tanpa

mengurangi kualitas dari produk yang dihasilkan. Salah satu industri kreatif yang

pengerjaannya membutuhkan tenaga manusia namun tidak tergantung kepada

mesin (padat karya) adalah pekerjaan mengolah dan mengubah batu-batu mulia

atau semi-mulia menjadi perhiasan dan ornamen.

Lapidary atau pengolahan batu mulia telah dilakukan sejak zaman dahulu

kala. Pada umumnya merupakan suatu pekerjaan yang secara turun-temurun

diwariskan, sehingga hanya dapat menjadi unit kegiatan usaha kecil di tengah

masyarakat. Secara tradisional, pengrajin batu mulia telah mengolah batuan

tersebut dengan bantuan alat gerinda yang digerakkan secara manual dengan

tangan. Meskipun pada saat sekarang ini telah tersedia mesin gerinda, namun

dengan berbagai alasan beberapa pengrajin lebih mempercayai pengerjaan secara

manual tersebut.

Pada saat sekarang ini, Indonesia belum termasuk ke dalam sepuluh besar

negara-negara pengolah batu mulia, padahal Indonesia memiliki sumber daya

alam dan mineral yang sangat besar untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan

pengetahuan dan cara pengolahan batu mulia sangat terbatas dan tidak semua

orang dapat mengaksesnya. Dewasa ini, program pemerintah pun telah berpihak

kepada industri kreatif dengan adanya kementrian terkait dan berbagai even untuk

pengembangan industri kreatif. Dari dasar itulah, penulis merancang dan

(5)

Pendahuluan

Hanif Arsyad 0810912035 2

penyusunan tugas akhir dan nantinya dapat berguna dalam usaha memajukan

kegiatan pengolahan batu mulia di Negara Indonesia. Dengan cara membuat suatu

alat yang dapat menjadi alternatif bagi pengrajin batu mulia inilah, diharapkan

dapat mengoptimalkan industri pengolahan batu mulia dan menghasilkan lebih

banyak lapangan pekerjaan.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Merancang dan membuat alat untuk memotong/mengasah batu mineral

dalam bentuk kristal (precious and semi-precious gems) yang dapat

dipakai pada industri rumah tangga (padat karya).

b. Melakukan analisis kerja alat dalam proses pemotongan/pengasahan

terhadap batu mulia dan semi mulia(precious and semi-precious gems).

c. Melakukan analisis hasil pengerjaan dari batu mulia dan semi mulia

(precious and semi-precious gems).

1.3 Manfaat

a. Hasil tugas akhir ini akan dapat dipakai oleh masyarakat untuk

mengembangkan industri rumah tangga (padat karya) dengan cara

mengolah bahan-bahan alam.

b. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan memproduksi batu-batu

perhiasan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah: a. Membuat suatu alat pengasahan batu.

b. Melakukan pengasahan batu permata.

c. Melakukan pengujian terhadap hasil pengasahan.

(6)

Pendahuluan

Hanif Arsyad 0810912035 3

1.5 Batasan Masalah

Agar didapatkan hasil sesuai dengan tujuan, maka diberikan batasan

sebagai berikut, yaitu :

a. Membuat suatu alat yang dapat digunakan untuk proses grinding dan

polishing.

b. Rancangan dapat berubah jika ditemukan kesulitan dalam pembuatan alat.

c. Melakukan analisis dengan melakukan penilaian terhadap hasil akhir

pengerjaan.

d. Melakukan analisis kerja alat dengan melakukan perbandingan lama

pengerjaan antara alat asah rancangan dengan alat asah konvensional.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 bab yaitu :

BAB 1 Pendahuluan, mencakup latar belakang masalah, tujuan penelitian, rumusan penelitian, batasan masalah, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 Landasan Teori, berisikan teori-teori dasar yang mendukung tentanglapidary.

BAB 3 Metodologi, berisikan tentang semua langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan alat, pengolahan material dan

pengujian hasil akhir.

BAB 4 Hasil dan pembahasan, berisikan tentang analisa kerja alat dan hasil pengujian.

BAB 5 Penutup, berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan seluruh pelaksanaan pembuatan dan pengujian, serta saran-saran yang

Referensi

Dokumen terkait

Semakin besar yang akan dibuat semakin sulit untuk memilih bahan yang berkualitas baik, karena memiliki beberapa syarat, antara lain: warna permukaan batu harus

Bagaimana menentukan parameter yang tepat (optimal) untuk mendapatkan kualitas keramik dan resin yang terbaik serta Melakukan Perancangan dan Pembuatan alat uji modulus

Setelah dilakukan perancangan dan pembuatan mesin penghancur limbah genteng dan batu merah yang baru, maka dilakukan analisis dan perbandingan antara mesin lama dan mesin

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana merancang alat bantu kerja saat operator melakukan pergantian

Pengujian prototipe alat ternyata mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan yaitu susunan saklar dapat membentuk kode morse yang dikehendaki, tone yang

Sementara debit biogas yang dapat dihasilkan dari tekanan 1,1 atm dapat diperoleh dari waktu biogas memenuhi suatu ruang. Biogas dialirkan untuk mengisi kantong plastik dan

E-ISSN: 2622-8211 66 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap ide dan pembuatan musik batu pele vatwam lewat kajian organologi di desa Ulahahan dapat disimpulkan bahwa alat

Suatu ruang rancangan disebut optimal jika titik-titik rancangannya dapat menangkap permukaan response suatu sistem dalam seluruh ruang rancangan uniformity dan bisa secara akurat dan