• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN CIPTO MANGUNKUSUMO KOTA CIREBON SETELAH ADANYA CIREBON SUPER BLOCK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA RUAS JALAN CIPTO MANGUNKUSUMO KOTA CIREBON SETELAH ADANYA CIREBON SUPER BLOCK."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN

CIPTO MANGUNKUSUMO KOTA CIREBON

SETELAH ADANYA CIREBON SUPER BLOCK

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Di Program Studi Teknik Sipil

Oleh :

DIDI ARIE WIBOWO

0606856

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN

CIPTO MANGUNKUSUMO KOTA CIREBON

SETELAH ADANYA CIREBON SUPER BLOCK

Oleh

Didi Arie Wibowo

Sebuah tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Didi Arie Wibowo 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

Didi Arie Wibowo

0606856

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN

CIPTO MANGUNKUSUMO KOTA CIREBON

SETELAH ADANYA CIREBON SUPER BLOCK

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui :

Pembimbing I,

Drs.H. Supratman Agus, MT.

NIP. 19521021 197903 1 002

Ketua Jurusan

Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI,

Drs. Budi Kudwadi, MT.

NIP. 19630622 199001 1 001

Pembimbing II,

Juang Akbardin, ST.MT.

NIP. 19770307 2008121 1 001

Ketua Program Studi Teknik Sipil FPTK UPI,

Drs. Rakhmat Yusuf, MT.

(4)

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN

CIPTO MANGUNKUSUMO KOTA CIREBON

SETELAH ADANYA CIREBON SUPER BLOCK

DIDI ARIE WIBOWO (0606856)

Adanya Cirebon Super Block diprediksi akan menimbulkan bangkitan pergerakan yang akan menjadi masalah lalu lintas, seperti menurunnya kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo. Untuk mengetahuinya diperlukan analisis pada kinerja ruas jalan pada jam sibuk pada awal, pertengahan, dan akhir minggu pada pukul 06.00-08.00, 11.00-13.00, dan 17.00-19.00 WIB untuk mengetahui kinerja dua ruas jalan Cipto Mangunkusumo hingga Cirebon Super Block beroperasi maksimal dan 10 tahun setelah Cirebon Super Block beroperasi maksimal.

Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada kondisi eksisting, jam puncak pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo dari arah selatan Kota Cirebon adalah pada pukul 06.00-07.00 dengan arus 1940,75 Smp/jam sedangkan di ruas Jalan Cipto Mangunkusumo arah utara Kota Cirebon jam puncaknya adalah akhir minggu adalah pada pukul 17.00-18.00 dengan arus 1295,2 Smp/jam dan kedua ruas jalan tersebut dianalisis dapat menampung arus kendaraan yang melewatinya hingga Cirebon Super Block beroperasi maksimal.

Setelah dilakukan analisis kinerja ruas jalan Cipto Mangunkusumo dari beroperasi maksimal hingga 10 tahun mendatang terjadi bangkitan pergerakan akibat Cirebon Super

Block tersebut sehinggga pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo dari arah selatan Kota

Cirebon derajat kejenuhannya masih dibawah 0,75 hingga akhir umur rencana yaitu 0,72 pada tahun 2025 dan pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo dari arah utara Kota Cirebon derajat kejenuhannya sudah mencapai diatas 0,75 yakni 0,76 pada tahun 2018 sehingga perlu adanya penanganan berupa penambahan kapasitas.

(5)

ABSTRACT

CIREBON CITY CIPTO MANGUNKUSUMO ROAD

PERFORMANCE ANALYSIS

AFTER THE CIREBON SUPER BLOCK

DIDI ARIE WIBOWO (0606856)

The existence of Cirebon Super Block has been predicted will rise the movements generation and become traffic problems, such as performance reduction of Cipto Mangunkusumo Road segment. To find out the required analysis on road performance during peak hour in the early, middle, and end of the week at 6 am until 8 am, 11 am until 1 pm, and 5 pm until 7 pm. To find the performance of the two segments of Cipto Mangunkusumo roads until the Cirebon Super Block maximun operating and also 10 years after Super Block maximum operating.

From the collection data obtained results in this existing condition, the peak hour on direction of Cipto Mangunkusumo road from the southern of Cirebon city segment is at 6 am until 7 am with the flow is 1940.75 pcu / h while on direction of Cipto Mangunkusumo road from the nothern of Cirebon city segment with peak hour is at 5 pm until 6 pm with the flow is 1295.2 pcu / h and both directions are analyzed to be able to accommodate the flow of the vehicles through until Cirebon Super Block maximum operating.

After analyzing the performance of Cipto Mangunkusumo road from maximum operating until 10 years to come, has occurred the movement generation caused by Cirebon Super Block, so as the saturation degree of Cipto Mangunkusumo road from the southern of Cirebon city direction segment is below 0.75 until the end of design plan with 0.72 in 2025 and the saturation degree of Cipto Mangunkusumo road from the southern of Cirebon city direction segment is above 0.75 which is 0.76 in 2018, so that is required treatment in the form of additional road capacity.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR RUMUS ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.2.1. Identifikasi ... 5

1.2.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Konsep Transportasi... 11

2.2 Fungsi Transportasi ... 12

2.3 Sistem Transportasi Kota ... 13

2.4 Jaringan Transportasi ... 15

(7)

2.5.1. Jalan Perkotaan ... 18

2.5.2. Tingkat Analisa ... 19

2.5.3. Karakteristik Geometrik ... 20

2.5.4. Kinerja Ruas Jalan ... 22

2.6 Pola Pergerakan ... 33

2.6.1. Pergerakan ... 33

2.6.2. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan ... 34

2.6.3. Proses Analisis Regresi Berdasarkan Zona ... 37

2.7 Interaksi Tata Guna Lahan - Transportasi ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

3.1 Pendekatan ... 48

3.2 Variabel Penelitian ... 49

3.3 Data dan Sumber Data ... 52

3.4 Lokasi Penelitian ... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 56

3.6 Teknik Analisis Data ... 59

3.6.1 Analisis Deskriptif ... 59

3.6.2 Analisis Statistik ... 59

3.6.3 Analisis Proses Markov-Chain ... 66

3.6.4 Analisis Kinerja Ruas Jalan ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 70

(8)

4.1.2. Kondisi Jalan Cipto Mangunkusmo ... 71

4.1.2.1.Tipikal Ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kondisi Eksisting………. 71

4.1.2.2.Tipikal Ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Sesudah Ada Cirebon Super Block………. 74

4.1.3. Data Arus Lalu Lintas ... 75

4.1.3.1.Data Arus Lalu Lintas Dari Arah Selatan……… 75

4.1.3.2.Data Arus Lalu Lintas Dari Arah Utara……… 82

4.1.4. Data Sekunder Pada Wilayah Studi ... 89

4.2. Analisis Data Lalu Lintas ... 92

4.2.1. Pengolahan Data Lalu lintas Pada Ruas Jalan ... 93

4.2.2. Perhitungan Jam Puncak (Peak Hour) ... 93

4.2.3. Membangkitkan Data Lalu Lintas ... 94

4.2.4. Pengolahan Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan ... 99

4.3. Analisis Prediksi Kinerja Ruas Jalan Sebelum dan Sesudah Cirebon Super Block) ... 103

4.3.1. Angka Pertumbuhan Kendaraan Hingga Umur Rencana Analisis (2025) ... 104

4.3.2. Analisis Eksisting Arus Lalu Lintas Cirebon Super Block tahun 2015 ... 106

(9)

4.3.4. Analisis Arus Lalu Lintas Setelah Cirebon

Super Block Beroperasi Hingga 2025 ... 125

4.3.5. Penanganan Untuk Meningkatkan Kinerja Ruas Jalan ... 133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 137

5.1. Kesimpulan ... 137

5.2. Saran ... 138

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Transportasi perkotaan di banyak negara berkembang menghadapi permasalahan dan beberapa diantaranya sudah berada dalam tahap kritis. Permasalahan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana transportasi yang ada, tetapi juga sudah ditambah lagi dengan permasalahan lainnya. Pendapatan yang rendah, kualitas dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, urbanisasi yang cepat, tingkat disiplin yang rendah, dan lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi semakin parah.

Secara geografis Kota Cirebon terletak pada posisi yang sangat strategis, karena menjadi simpul pergerakan antar kota/ wilayah, seperti ; DKI Jakarta - Jawa Barat dan Jawa Tengah. Posisi strategis yang didukung oleh kelengkapan prasarana/ sarana kota telah menjadikan daya tarik bagi tumbuh dan berkembangnya berbagai macam kegiatan pembangunan.

Kota Cirebon terletak di Jalur Pantura Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi Wilayah Kota Cirebon terdiri atas 5 (lima) kecamatan dan 22 kelurahandengan batas wilayah :

 Sebelah Utara : Sungai Kedungpane / Tangkil

(11)

2

 Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga / Kabupaten Cirebon

 Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal / Kabupaten Cirebon

(12)

3

yang besar di Kota Cirebon menimbulkan masalah-masalah baru seperti dampak panjangnya pada efektifitas transportasi.

Berkembangnya kawasan perkotaan maupun di pinggiran kota, akan berdampak dengan meningkatnya kepadatan lalu-lintas di kawasan tersebut. Salah satu penyebab masalah lalulintas yang berkaitan dengan pembangkit perjalanan adalah perjalanan yang dihasilkan oleh suatu kawasan lebih tinggi dari pada kapasitas pelayanan yang ada, serta perjalanan tersebut terjadi pada waktu yang relatif bersamaan, sehingga kemacetan lalu-lintas sulit untuk dihindari. Kepadatan lalu-lintas dapat terlihat dari berkembangnya jumlah kendaraan bermotor di Kota Cirebon, pada tahun 2009 jumlah kendaraan bermotor sebanyak 131.189 unit dan pada tahun 2010 berjumlah 156.835 unit, yang artinya jumlah kendaraan meningkat sebesar 6,12 % (Kota Cirebon Dalam Angka, 2010). Pertumbuhan yang pesat dari jumlah kendaraan bermotor ini perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dikhawatirkan akan terjadi ketimpangan yang besar antara jumlah kendaraan dengan panjang jalan yang tersedia, yang akhirnya akan menyebabkan terjadinya permasalahan transportasi (kemacetan dan keselamatan /kecelakaan).

(13)

4

perubahan penggunaan lahan yang terjadi di ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon, hal ini juga di dukung dalam Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cirebon tentng rencana pola ruang yang merencanakan wilayah Jalan Cipto Mangunkusumo menjadi kawasan perdagangan atau jasa. Pada awalnya jalan tersebut adalah kawasan perkantoran namun berubah fungsi menjadi kawasan perdagangan, hal tersebut di tunjukkan dengan pembangunan beberapa bangunan komersil seperti pertokoan, supermarket, hingga mall yang dikenal dengan Cirebon Super Block yang masih dalam tahap kontruksi yang diperkirakan akan menjadi landmark Kota Cirebon karena akan memiliki fasilitas Hotel, Rumah Toko, Perkantoran, serta Mall yang dilengkapi dengan pusat jajanan kuliner dan bioskop, dengan kengkapnya fasilitas yang ditawakan Cirebon

Super Block yang akan menimbulkan bangkitan perjalanan di kawasan tersebut,

sehingga arus lalu lintas disepanjang ruas Jalan Cipto Mangunkusumo menjadi semakin tinggi jumlah dan frekuensinya serta menurunkan kinerja ruas jalan tersebut.

(14)

5

menjadi ruas jalan yang cukup vital bagi pergerakan dari wilayah Cirebon bagian selatan dan timur ke pusat kota atau sebaliknya.

Pembangunan pada umumnya mengakibatkan perubahan pada kebutuhan pergerakan seperti meningkatnya jumlah kendaraan yang tertarik menuju suatu ruas jalan yang tentu saja jika tarikannya semakin besar maka berpotensi menimbulkan kemacetan. Sebagai kawasan perkantoran dan kawasan perdagangan, Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon mampu menciptakan tarikan yang cukup besar ke jalan tersebut. Kondisi tersebut pasti menimbulkan banyak permasalahan transportasi yang harus ditangani segera atau berpotensi menimbulkan permasalahan yang harus diantisipasi agar pergerakan tetap lancar sehingga tidak mengganggu sinergi aktifitas di kawasan tersebut. Berdasarkan paparan tersebut maka penulis bermaksud memilih permasalan yang dirumuskan

dalam Judul “ Analisis Kinerja Ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon Setelah Adanya Cirebon Super Block”.

1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1.Identifikasi

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut:

(15)

6

2. Meningkatnya jumlah kendaraan di Kota Cirebon dalam setiap tahunnya, menyebabkan semakin padatnya Arus kendaraan yang beroperasi di jalan-jalan Kota Cirebon yang tentu saja panjang jalan-jalannya tidak bertambah dan dapat berakibat permasalah lalu lintas seperti kemacetan, waktu tempuh semakin lama, tundaan perjalanan, dan lain-lain.

3. Menurunya kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo dapat berakibat pada permasalah pelayanan lalu lintas seperti bertambahnya tundaan, menurunnya kecepatan kendaraan, ketidak nyamanan pengguna kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.

1.2.2.Perumusan Masalah

Sebuah pembangunan apalagi pembangunan sebuah kompleks perdagangan dan jasa dalam hal ini Cirebon Super Block yang akan menjadi

landmark kota Cirebon, dipastikan akan berpotensi membangkitkan lalu lintas,

dengan demikian Cirebon Super Block akan mempunyai aktifitas tinggi untuk menarik arus lalu lintas per hari.

Tingginya arus lalu lintas per hari yang tertarik oleh adanya Cirebon Super Block di khawatirkan akan menimbulkan permasalahan lalu lintas di ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon yang harus diantisipasi dan diatasi agar pergerakan tetap lancar sehingga tidak mengganggu aktifitas yang terjadi di sepanjang ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon.

(16)

7

Super Block terhadap kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon,

maka diperlukan suatu metode analisis yang tepat, serta parameter-parameter yang perlu diperhitungkan, yang nantinya dapat dijadikan suatu standar bagi analisa Pengaruh Cirebon Super Block terhadap kinerja ruas jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon.

Rumusan masalah yang digunakan pada masalah ini adalah:

1. Seberapa besar Arus lalu lintas pada ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon karena adanya Cirebon Super Block?

2. Seberapa besar bangkitan pergerakan yang terjadi yang diakibatkan Cirebon

Super Block?

3. Bagaimanakah kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon sebelum dan setelah adanya Cirebon Super Block ?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud menganalisis ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon yang mengalami perubahan tata guna lahan yang awalnya adalah kawasan perkantoran menjadi kawasan komersil yang sudah tentu akan merubah perilaku tranportasi di ruas jalan tersebut maupun daerah sekitarnya namun akan di fokuskan pada pembangunan Cirebon Super Block yang merupakan Landmark

(17)

8

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui arus Lalu Lintas ruas Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon pada kondisi eksisting dan setelah adanya Cirebon Super Block. 2. Untuk mengetahui kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo pada kondisi

eksisting dan setelah adanya Cirebon Super Block.

3. Untuk mengetahui bangkitan pergerakan dari kawasan Cirebon Super Block.

4. Untuk mengetahui arus prediksi yang di akibatkan oleh Cirebon Super Block.

1.4.Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian diharuskan penelitian tersebut memiliki manfaat, manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai rekomendasi kepada Badan Perencanaan Daerah Kota Cirebon dalam menentukan kawasan komersil dan kawasan pemukiman pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo.

2. Sebagai acuan kepada Dinas Perhubungan Kota Cirebon untuk menentukan rekayasa transportasi pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo.

3. Untuk mengetahui kapan Dinas Bina Marga untuk melakukan perubahan geometrik ruas jalan Cipto Mangunkusumo.

(18)

9

5. Sebagai sosialisasi pada pengguna jalan sampai kapan pengguna jalan nyaman menggubakan ruas jalan tersebut.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah yang diungkapkan diatas dan luasnya lingkup penelitian, dengan menyadari keterbatasan yang ada pada penulis, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian dapat mencapai sasarannya.

Analisis ini dibatasi hanya menganalisis kinerja ruas jalan berdasarkan parameter derajat kejenuhan dan analisis dilakukan pada tahun 2012 untuk memperkirakan kinerja ruas jalan Cipto Mangunkusumo hingga beroperasi maksimal yang diasumsikan tahun 2015 dan setelah Cirebon Super Block

beroperasi 10 tahun mendatang atau hingga tahun 2025.

1.6.Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang pembahasan studi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian yang dilengkapi dengan peta lokasi, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(19)

10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian yang dipergunakan, variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, populasi, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pendeskripsian data, hasil analisis data, serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

Didi Arie Wibowo,2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan

Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metoda-metoda penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian (Muhadjir, 1996:4). Menurut Nazir (1988:52) jika kita membicarakan bagaimana secara berurut suatu penelitian dilakukan, yaitu dengan alat apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.

Kota Cirebon yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan telah membuat kota Cirebon menjadi kawasan investasi yang cukup menjanjikan, sehingga banyak muncul kawasan-kawasan komersil baru.

Kawasan komersil yang dianggap rawan terjadi masalah transportasi adalah ruas jalan Cipto Mangunkusumo yang telah terjad perubahan tata guna lahan dari awalnya kawasan perkantoran menjadi kawasan komersil, perubahan yang cukup signifikan yang terjadi adalah di dirikannya Cirebon Super Block

yang diperkirakan akan menjadi trendmark kota Cirebon, dengan adanya Cirebon

Super Block sendiri diprediksiakan menimbulkan berbagai permasalahan

(21)

49

Berdasarkan hal tersebut maka timbulah pertanyaan bagaimana pengaruh Cirebon Super Block terhadap perkembangan lalu lintas diruas Jalan Cipto Mangunkusumo, Kemudian dilakukan kajian teori dan pengumpulan data sehingga bias dilakukan identifikasi kondisi transportasi di sepanjang Jalan Cipto Mangunkusumo. Setelah itu dilakukan analisis tarikan pergerakan sehingga dapat diketahui jumlah kendaraan yang tertarik pada Jalan Cipto Mangunkusumo, tarikan yang terjadi dianggap sebagai beban lalu lintas yang akan di tanggung oleh ruas jalan Cipto Mangunkusumo yang berpotensi menurunkan kinerja ruas jalan tersebut baik pada kondisi eksisting maupun kondisi yang akan datang.

3.2. Variabel Penelitian

Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam sebuah penelitian. Menurut Sugiyono (2008 : 61) menyatakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Ada beberapa variabel yang di gunakan dalam menentukan pergerakan. Variabel bangkitan pergerakan pada Cirebon Super Block, jumlah kendaraan yang dimiliki suatu keluarga dalam kawasan tersebut, pendapatan perbulan suatu keluarga dalam kawasan tersebut, dan Ukuran rumah tangga atau jumlah anggota keluarga dalam krumah tangga di kawasan tersebut.

(22)

50

Didi Arie Wibowo,2013

a. Variabel tak bebas (Y) : Jumlah pergerakan kendaraan pada kawasan Cirebon

Super Block.

b. Variabel bebas satu (X1) : Jumlah kendaraan yang dimiliki tiap rumah tangga

pada zona Cirebon Super Block.

c. Variabel bebas dua (X2) : Pendapatan penduduk per bulan pada zona Cirebon

Super Block.

d. Variabel bebas tiga (X3) : Ukuran rumah tangga pada zona Cirebon Super

(23)

51

Gambar 3.1. Diagram Alir Variabel Bangkitan Permasalahan Penelitian

 Adanya Cirebon Superblock meningkatkan volume kendaraan yang melewati Jalan Cipto Mangunkusumo.

 Meningkatnya Volume kendaraan berakibat pada turunnya kinerja ruas Jalan Cipto Mangunkusumo.

Tujuan Penelitian

 Mengetahui Volume Lalu Lintas pada kondisi eksisting dan setelah adanya Cirebon Super Block.  Mengetahui kinerja ruas pada kondisi eksisting dan

setelah adanya Cirebon Super Block.

 Untuk mengetahui bangkitan pergerakan dari kawasan Cirebon Super Block.

 Mengetahui volume prediksi yang di akibatkan oleh Cirebon Super Block.

Variabel Bangkitan

Variabel Tak Bebas Y = Jumlah pergerakan kendaraan

pada kawasan Cirebon Super Block.

Variabel Bebas

X1 = Jumlah kendaraan yang dimiliki tiap rumah tangga pada zona Cirebon

Super Block.

X2 = Pendapatan penduduk per bulan pada zona Cirebon Super Block.

(24)

52

Didi Arie Wibowo,2013

3.3. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini tentu saja penulis membutuhkan data. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi (Arikunto, 1998:100). Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer dalam penelitian didapat melalui survey primer seperti melakukan traffic counting dan juga survey geometri ruas jalan, dari survey tersebut akan didapat volume dan geometrik ruas jalan pada kondisi eksisting .

Data sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari instansi atau institusi terkait yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya dan sumber data tambahan yang berasal dari buku, majalah, jurnal, arsip dan internet. Data tersebut berupa Lay out Cirebon Super Block, data sosial rumah tangga pada zona Cirebon Super Block, jumlah kendaraan Kota Cirebon, jumlah penduduk Kota Cirebon, dan jumlah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Cirebon. Namun kesemua data sekunder tersebut tidak dapat langsung digunakan dalam analisis, perlu adanya penyesuaian dengan kondisi yang dipakai.

3.4. Lokasi Penelitian

(25)

53

(26)

54

Didi Arie Wibowo,2013

(27)

55

Sumber : RTRW Kota Cirebon 2010

Gambar 3.3. Peta Lokasi Penelitian

(28)

56

Didi Arie Wibowo,2013 Sumber : Hasil Data Survey

Gambar 3.4. Peta Situasi Lokasi Penelitian

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data primer yang harus dikumpulkan dalam penelitian ini, yang pertama adalah dengan melakukan Traffic Counting pada dua jalur jalan Cipto Mangunkusumo dan juga melakukan survey geometrik ruas jalan tersebut. Traffic Counting dilakukan pada saat peak day dan peak hour, adapun kendaraan yang dihitung adalah Kendaraan Berat (Heavy Vehicle, HV) yaitu Bus, Truk2As dan Truck3As, Kendaraan Ringan (Light vehicles, LV) yaitu Mobil Penumpang, Angkutan Umum Penumpang, Pick up, dan Mini Bus, Sepeda Motor (Motor

cycles, MC) yaitu Sepeda motor, Sepeda motor roda 3 dan Scooter, untuk

Kendaraan Tak Bermotor (Unmototorized, UM) dalam MKJI 1997 tidak termasuk dalam arus lalu-lintas tetapi sebagai unsur hambatan samping.

(29)

57

yang belum terurai karena berbelok ke arah gang di sekitar jalan, jika video sudah direkam maka selanjutnya tinggal menghitung kendaraan yang tentunya berdasarkan jenis kendaraanya melalui hasil rekaman yang diambil dengan menggunakan video recorder adapun cara kedua yaitu dengan menghitung langsung di lokasi pengamatan dengan bantuan laptop.

Survey geometrik dilakukan dengan mengukur langsung di lapangan seperti lebar jalur, lajur, bahu, dan median. Survey hambatan samping dicatat per 200 meter pada titik ruas jalan yang disurvey dan bersamaan dengan survey volume lalu lintas.

(30)

58

Didi Arie Wibowo,2013

Tabel 3.1. Matrik Pengumpulan Data

Jenis Data Metode

Yang Digunakan

Spesifikasi Data Waktu Pelaksanaan Alat Yang

(31)

59

3.6. Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan data sekunder terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data agar data tersebut dapat digunakan dalam analisis kinerja ruas jalan Cipto Mangukusumo Setelah adanya Cirebon Super Block.

3.6.1. Analisis Deskriptif

Menurut Nazir (1988:63) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dan bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selanjutnya menurut Whitney dalam Nazir (1988), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi terhadap data atau informasi. Metode analisis deskriptif dipakai dalam melakukan analisis perkembangan penggunaan lahan yang terjadi di ruas jalan Cipto Mangunkusumo, tepatnya pada lokasi Cirebon

Super Block.

3.6.2. Analisis Statistik

(32)

60

Didi Arie Wibowo,2013

lanjut, menjadi pedoman dalam penentuan kesimpulan atau untuk visualisasi data dalam bentuk grafik atau diagram.

Data-data kuantitatif yang diproses berdasarkan ketentuan diatas, dilakukan analisis regresi linier yang bertujuan untuk dapat memperkaya data sekunder yang di dapat. Regresi linier digunakan sebagai pembentuk model karena regresi dapat memperlihatkan bilangan matematis yang baik, dimana variabel bebasnya dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan penelitian.

Menurut Sir Francis Galton (1822-1911) dalam Hand Book UIN Alauddin, persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan peramalan variabel tak bebas (dependent variable) dari variabel bebas (independent variable).

Variabel tak bebas adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan variabel Y, sedangkan variabel bebas adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan X.

Untuk mempelajari hubungan – hubungan antara variabel bebas maka regresi linier terdiri dari dua bentuk, yaitu: analisis regresi sederhana (simple analysis regresi) dan analisis regresi berganda (Multiple analysis regresi).

1) Regresi Linier Sederhana

(33)

61

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (variable independen) dan variabel tak bebas (variabel dependen). Regresi linier sederhana digunakan untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya memiliki satu variabel yang dihubungkan dengan satu variabel tidak bebas . Bentuk umum dari persamaan regresi linier untuk populasi adalah

Y= a + bX... (5) Dimana

Y =Variabel tak bebas X =Variabel bebas

a =Parameter konstan yang artinya, kalau variabel bebas (x1) tidak

menunjukkan perubahan atau tetap atau sama dengan nol, maka nilai Y atau jumlah perjalanan akan sama dengan a.

b =Parameter koefisisen regresi variabel bebas berupa nilai yang akan dipergunakan untuk meramalkan Y atau disebut juga sebagai koefisien kemiringan garis regresi atau elastisitas.

2) Regresi Linier Berganda

(34)

62

Didi Arie Wibowo,2013

Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel tak bebas (variabel dependen) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variabel bebas (variabel independen).

Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada regresi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan membuat prediksi perkiraan nilai Y atas X.

Secara umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+…+ bzXz ... (6)

Dimana:

Y =Variabel tidak bebas X1…Xz =Variabel bebas

a =Konstanta regresi

b1…bz =Koefisien regresi

(35)

63

Setelah didapat persamaannya, maka perlu persamaan tersebut perlu diuji dengan uji Korelasi (r) dan uji Determinasi (R2).

3) Uji Korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan korelasi antar variabel tidak bebas dengan variabel bebas atau antar sesama variabel bebas. Koefisien korelasi ini dapat dihitung dengan rumus:

∑ ∑ ∑

Y =Variabel tidak bebas

N =Ukuran sampel

(36)

64

Didi Arie Wibowo,2013

4) Uji Determinasi

Koefisien determinasi adalah perbandingan antara variasi total dengan variasi yang tidak terdefinisikan. Koefisien determinasi biasanya menggunakan notasi R2 dan mempunyai batas sama dengan satu, maka rumusnya adalah

∑ ̂

̂ ̅ ... (7)

Dimana:

R2 =Koefisien Determinasi

Ŷ =Variabel tidak bebas setelah pemodelan Yi =Variabel tidak Bebas

̅

=Rata-rata variabel tidak bebas

Dikarenakan semakin banyak variabel bebas akan semakin tinggi koefisien, maka perlu adanya koefisien koreksi.

̅

[ ]

[ ] ... (8)

Dimana:

̅ =Koefisien Determinasi koreksi R2 =Koefisien Determinasi

N =Ukuran sampel

K =Jumlah variabel bebas

(37)

65

Interpretasi Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah

Untuk meramalkan suatu pertumbuhan dibutuhkan pula statistik, angka pertumbuhan biasanya mengunakan simbol i, namun untuk mendapatkan nilai I terlebih dahulu harus mengetahui nilai persamaan regresi linier (Y= a + bX ) dari kumpulan data tersebut. Setelah didapat tabel dan nilai variabel tak bebas

maksimal (Y’max) dan variable tak bebas minimal (Y’min), maka rumus mencari

i adalah :

[ ] ... (9)

Dimana:

Y’max =Variabel tidak bebas maksimal

Y’min =Variabel tidak bebas minimal

i =Angka pertumbuhan

n =Tahun (jarak antara Y’min danY’max)

6) Nilai Yang Akan Datang

Setelah nilai i atau angka pertumbuhan didapat maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai yang akan datang dengan rumus:

(38)

66

Didi Arie Wibowo,2013

Dimana:

P = Nilai pada tahun ke-n Po= Nilai pada tahun awal i = Angka pertumbuhan n = Waktu (Tahun)

3.6.3. Analisis Proses Markov

Dalam penelitian tentu timbul adanya masalah, terutama kurangnya data, maka dari itu diperlukan proses untuk membangkitkan data agar data yang dimiliki bisa berupa data series dan representatif. Salah satu cara membangkitkan data adalah dengan menggunakan proses Markov, menggunakan proses Markov menurut Soewarno (1995) adalah menggunakan model auto-regresif tahunan dan model yang paling sederhana adalah Markov-Chain, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

̅ ... (12)

Dimana:

Xi =Arus pada waktu ke t

Xi-1 =Arus pada waktu ke t-1

̅ =Arus rata-rata dari pengamatan S =Standar deviasi dari pengamatan.

G =Koefisien Markov-Chain, nilainya berkisar antara 0,20-0,30, umumnya digunakan nilai 0,25

t =Varian acak dari distribusi normal dengan rata-rata= 0 dan standar deviasi=1,0 (dalam tabel lampiran)

Adapun rumus Standar deviasi adalah

(39)

67

Dimana:

Xn =Data ke-n

̅ =Nilai rata-rata Sampel

n =Banyaknya data

3.6.4. Analisis Kinerja Ruas Jalan

Analisis ini disesuaikan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 sebagai pedoman. Kinerja ruas jalan diukur berdasarkan derajat kejenuhan yang didapat dari perbandingan volume kendaraan (Q) dengan kapasitas jalan (C). Adapun rumus mencari kapasitas adalah:

C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS ... (2)

Dimana:

C = Kapasitas (smp/jam) C0 = Kapasitas dasar (smp/jam)

FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan

FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak

terbagi)

FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb

FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

Nilai-nilai faktor C0, FCW, FCSP, FCSF, dan FCCS didapat dari tabel 2.8.

sampai dengan tabel 2.13., volume kendaraan (Q) dan kapasitas jalan (C), kemudian mencari Derajat kejenuhan (DS) dengan rumus:

(40)

68

Didi Arie Wibowo,2013

Q = Arus Lalu lintas atau jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam Smp/Jam

(41)

69

(42)

70

(43)

71

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Dari Pendataan dan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Pada ruas Jalan Cipto Mangunkusumo arah selatan Kota Cirebon jam puncaknya adalah pada awal minggu adalah pada pukul 06.00-07.00 dengan arus 1940,75 Smp/jam sedangkan di ruas Jalan Cipto Mangunkusumo arah utara Kota Cirebon jam puncaknya adalah akhir minggu adalah pada pukul 17.00-18.00 dengan arus 1295,2 Smp/jam. 2. Sebelum Cirebon Super Block beroperasi maksimal, kinerja ruas jalan di

tiap-tiap ruas jalan Cipto Mangunkusumo masih layak digunakan, dengan DS 0,44 di tahun 2015 pada ruas Jalan Cipto Mangunkusumo arah selatan Kota Cirebon dan DS 0,62 di tahun 2015 ruas Jalan Cipto Mangunkusumo arah utara Kota Cirebon.

3. Dengan model bangkitan pergerakan Y = 4,76 + 0,45 X1 - 0,53 X2 + 0,50

X3, maka didapat kenaikan jumlah perjalanan dari 222,09 pada tahun 2004

menjadi 331,38 di tahun 2025.

(45)

138

2015 yaitu 0,66 hingga tahun 2017 yaitu 0,72, dan pada tahun 2018-2025 ruas tersebut sudah memiliki derajat kejenuhan > 0,75 dimana pada tahun 2018 sebesar 0,76 dan tahun 2025 sebesar 1,03 sehingga perlu penanganan lebih lanjut agar tidak terjadi kemacetan.

5. Pada ruas jalan Cipto Mangunkusumo dari arah utara Kota Cirebon setelah penambahan satu lajur maka kapasitasnya meningkat menjadi 3978,32 Smp/Jam dan dapat menampung arus kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut hingga tahun 2025 dengan arus sebesar 3190.26 Smp/Jam dengan DS 0,68.

6. Bangkitan pergerakan yang diakibatkan oleh Cirebon Super Block tidak terlalu berpengaruh besar terhadap menurunnya kinerja ruas jalan Cipto Mangunkusumo, kenaikan kendaraanlah yang berpengaruh besar terhadap menurunnya kinerja ruas jalan tersebut.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas disarankan :

1. Agar Jalan tetap layak digunakan hingga tahun 2025, ruas jalan Cipto Mangunkusumo dari arah utara ditambah satu lajur atau menjadikan Jalan Cipto Mangunkusukmo menjadi jalan satu arah yakni arah dari selatan Kota Cirebon.

(46)

139

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, S. (2002). Geometri Jalan Raya. Bandung : Prodi Teknik Sipil-FPTK-UPI Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta :

Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kota Cirebon. (2009). Kota Cirebon Dalam Angka 2009.

Cirebon : Badan Pusat Statistik Kota Cirebon.

Badan Pusat Statistik Kota Cirebon. (2010). Kota Cirebon Dalam Angka 2010.

Cirebon : Badan Pusat Statistik Kota Cirebon.

Direktorat Jendral Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Dirjen Bina Marga.

Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kota Cirebon. (2004). Laporan

Pelaksanaan Lalu Lintas Darat. Cirebon: Dishubinkom.

Hobbs, F.D, 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Khisty, C. J. dan Lall, B. K. (2005). Dasar-dasar Rekayasa Transportasi. Jakarta : Erlangga.

LPKM-ITB. (1997). Modul Pelatihan Perencanaan Sistem Angkutan Umum

(Public Transport System Planning). Bandung : LPKM-ITB .

Mahendra, Raka.(2012). Statistika dan Probabilitas. [Online] Tersedia : http://blog.ub.ac.id/rakamahendras/category/statistika-probabilitas [14 Oktober 2012].

Miro, F. (1997). Sistem Transportasi Kota Bandung : Tarsito Bandung.

Miro, F. (2005). Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Jakarta : Erlangga.

Morlok, E.K. (1998). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi (terjemahan John K Naimin). Jakarta : Erlangga .

Muhadjir, N. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin.

(48)

141

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

NN. (2012). Daerah Dalam Angka. [Online] Tersedia :

http://dda88.blogspot.com/2011/03/jawa-barat.html [17 September 2012] NN. (2012). Cirebon Superblock. [Online] Tersedia :

http://cirebon.us/cirebon-superblock.html [5 Februari 2013]

Pemerintah Kota Cirebon. (2010). Materi Teknik Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Cirebon 2010-2030. Cirebon : Bappeda Kota Cirebon.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2012). Jabar Dalam Angka. [Online]. Tersedia : Http:// http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/841 [15 September 2012].

Soewarno. (1995). Hidrologi 2. Bandung: Nova.

Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta .

Tamin, O. Z. (1997). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB Bandung.

Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB Bandung.

Tamin, O. Z. (2008). Perencanaan, Pemodelan & Rekayasa Transportasi: Teori,

Contoh Soal, dan Aplikasi. Bandung : ITB Bandung.

Triani, S.P. (2012). Analisis Shift Share (PDRB Kota Cirebon 2001-2010). [Online]. Tersedia : http://sonyapuspa.blogspot.com/2012/05/analisis-shift-share-pdrb-kota-cirebon.html [27 November 2012].

UIN Alauddin. Regresi dan Korelasi Linier Sederhana. Makassar.

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alir Variabel Bangkitan
Gambar 3.2. Peta Wilayah Administrasi Kota Cirebon
Gambar 3.3. Peta  Lokasi Penelitian Jalan Doktor Wahidin
Gambar 3.4. Peta  Situasi Lokasi Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan mempengaruhi perilaku menstimulasi perkembangan anak dapat dilihat dari hasil tabulasi silang penelitian yaitu sebagian besar ibu yang perilakunya kurang sebanyak

Data yang diperoleh dari ragam konsentrasi larutan gom guar (0.35, 0.55, dan 0.75% [b/v]) dan glutaraldehida (3, 3.5, dan 4% [v/v]) dengan konsentrasi larutan kitosan tetap

Hasil penelitian ini mendeskripsikan Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) bidang kesehatan di Desa Pulo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang dapat dilihat

Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan

However, when business and vacation travelers choose to stay at a Bed and Breakfast they are able to enjoy their trip even more simply because Bed and Breakfast inns focus on

Untuk mengetahui beban kerja organisasi dibutuhkan sejumlah data dan informasi yang akurat yang berasal dari personel ahli atau kompeten di organisasi itu sendiri yang telah

“ Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan P restasi Siswa Tentang Kualitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS MAN Yogyakarta II ”, dalam

Dari pengamatan lapangan, tingginya rata-rata total populasi bakteri pada jarak 350 m disebabkan oleh lokasi sumur berada dekat dengan perternakan hewan dan