PENGEMBANGAN STAF ADMINISTRATIF
(Studi Kasus Tentang Strategi Pcngembangan Staf Administratif
Pada Dinas Pendidikan dan Kebudavaan Kabupaten Cianjur)
TESIS
Diaiukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Disusun Oleh
ANTO SUSILO MM. 009553
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDING
DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH PEMBIldrtBING
Pembimbing I
^
Prof. Dr. H. DJAM'AN SATORl, M.A.
MENGETAHUI DAN MENYETUJUI:
KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM^ASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Prof. Dr. H. Tb.
[]\^
ABSTRAK
ANTO SUS1LO: "Pengembangan StafAdministratif" : (Studi Kasus Tentang Strategi
Pengembangan Staf Administratif Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur).
Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini berkenaan dengan strategi
pengembangan staf administratif yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Cianjur, yang menyangkut formulas! atau rumusan kebijakan
apa yang ditetapkan, kemudian bentuk dan implementasi program pengembangan, serta
tindak Ian jut {hollow up) dari hasil pengembangan staf administratif oleh DinasPendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Dengan menggunakan pendekatan naturalistik-kualitatif pada kasus yang
terdapat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur,maka diperoleh
beberapa temuan sebagai berikut:Pertama, formuiasi atau rumusan kebijakan pengembangan staf administrative
yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur pada
dasarnya sudah memenuhi criteria sebuah kebijakan yang komprehensif.
Indikator-indikatornya adalah bahvva kebijakan tersebut sudah memuat aspek keadilan, adanya
tujuan dan cara pencapaian tujuan, memiliki dampak positif bagi staf administratif danorganisasi.
Kedua, bentuk dan implementasi program pengembangan yang direncanakan
dan dirancang oleh Dinas Pendidikan dan Kebudavaan Kabupaten Cianjur sudah
tertuang dalam Renstra Dinas P dan K Kab. Cianjur Tahun 2002-2005, yang terdiri darilima bentuk program pengembangan yaitu : (1) program pendidikan dengan izin belajar
; (2) program pendidikan dan pelatihan ; (3) penyelenggaraan semiloka manajemen
pendidikan; (4) program pembinaan oleh unsure pimpinan ; (5) program pengembangan
secara mandiri. Implementasi kelima program di atas, belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan karena adanya kendala anggaran dan fasilitas. Selain itu hasil penelitian
menunjukan bahvva pelaksanaan program pengembangan pendidikan dengan izinbelajar tidak di dasarkan pada proses analisis kebutuhan staf, baik berdasarkan kebutuhan dinas, unit kerja, maupun individu.
Ketiga, tindak lanjut (follow up) dari hasil pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. belum berjalan sesuai dengan
yang diharapkan terutama berkenaan dengan penempatan {placement) , jabatan {position)., dan promosi (promotion). Kondisi ini disebabkan adanya kendala peraturan kepegawai yang berlaku.
Berpegang kepada hasil penelitian di atas, ada beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, yaitu : (1) diperlukan sosialisasi lebih mendalam terhadap kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan ; (2) diperlukan proses analisis kebutuhan dalam program pengembangan yang dilakukan oleh Dinas ; (3) perlu melakukan realokasi anggaran yang diperuntukan
bagi
pelaksanaan
program
pengembangan
dan
pengadaan
fasilitas
program
ABSTRACT
ANTO SUSILO. The Development of Administrative Staff: (The Case Study of the
Development Strategy of Administrative Staff of Education and Culture Local Official of Cianjur District, West Java).
The focus of problem was investigated in this research related to the development strategy of administrative staff implemented by Education and Culture Official of Cianjur District. The problem include the formulation of policy, the form and implementation of development program, and follow up of result of administrative staff development by Education and Culture Official of Cianjur District.
In this case study, by using the naturalistic-qualitative approach for the cases of
Education and Culture Official of Cianjur District, it could be found the finding of study as in the following:
First, in fact the formulation of development policy of administrative staff is
applicated by Education and Cultur Official of Cianjur District has fulfilled the criterion of a comprehensive policy. Its indicators are that the policy has accomodated the equity aspect, the availability of objective and method to achieve the goal, has the positive impact for administrative staff and organization.
Second, the form and implementation of development program that was
planned and designed by Education and Culture of Cianjur District have been described in 2002-2005 Strategic Planning of Education and Culture of Cianjuf District in which is consisted of five forms of development program, i.e.: (1) educational program with training permission; (2) education and training program; (3) implementation of seminars and workshops of educational management; (4) establishment program by leadership element; and (5) autonomy development program. The implementation of five programs have not been able full executed because the available of budget and facilities constraints. Beside that, the finding of study indicate that the implementation of educational development program with training permission was not based on the process of needs analysis of staff, either base
on the official needs, tasks unit needs, or individual needs.
Third, the follow up of the results of development that is implemented by Education and Culture of Cianjur District has not been executed in accordance with the expectation, particularly in relation to the placement, position, and promotion. The conditions are caused by the legal rule constraints of employee affairs.
According to the above findings, there are some recommendations for the
ABSTRAK
KATA PENGANTAR DCAPAN TERIjYIA KASIH DAFTAR ISI
DAFTAR GAM BAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULLAN
j
A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Pennasalahan
7
C.
Perumusan Masalah
jq
D.
Tujuan Penelitian
12
E.
Kegunaan Penelitian
13
F. Paradigma Penelitian
G.
Definisi Operasional
tq
H.
Lokasi dan Subyek Penelitian
21
3
BAB. II. LANDASAN TEORITIS PENELITIAN
23
A. Konsep Dasar Manajemen Sumber Daya Manusia 23
B.
Konsep Dasar Pengembangan Staf
30
C. Proses Pengembangan Personil 34
D.
Pengembangan Personil Sebagai Fungsi Manajemen
40
E. Konsep Dasar Kebijakan 43
F. TugasPokok dan Fungsi StafAdministratif 49
BAB HI. METODOLOGI PENELITIAN 55
A. Bentuk dan Sifat Penelitian 55
B. Subyek Penelitian 57
C. Teknik Pengumpulan Data 58
D. Pelaksanaan Penelitian 53
E. AnalisisData 54
F. Metode dan Instrumen Penelitian 67
BAB IV. DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 69
A. Deskripsi Hasil Penelitian 70
1. Bentuk Kebijakan yang ditetapkan Dinas P dan K 70
2. Bentuk dan Implementasi Program Pengembangan
89
3. Tindak Lanjut (follow up) Hasil PengembanganStaf Administratif. 10g
B. Pembahasan Hasil Penelitian 114
1. Rumusan dan Konsistensi Pelaksanaan Kebijakan 114 2. Bentuk dan Implementasi Program Pengembangan
Staf Administratif. 130
3. Tindak Lanjut dari Program Pengembangan 143
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 149
A. Kesimpulan 149
B. Implikasi 154
C. Rekomendasi 157
DAFTAR PUSTAKA 162
DAFTAR GAM BAR
Nomor Halaman
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan personil atau staf merupakan salah satu dari fungsi-fungsi
manajemen sumber daya manusia, hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh
Castetter (1996) bahwa fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari :
Strategic Planning for Human Resources, Recruitment, Selection, Induction,
Development Personnel, Performance Appraisal, Employment Justice and
Continuity, Information Technology, Compensation, and Bargaining. Oleh karena itu,
pengembangan personil merupakan sebuah prosedur yang harus ditempuh oleh
organisasi atau sistem setelah organisasi atau sistem tersebut melakukan fungsi
rekrutmen. seleksi, dan induksi bagi staf baru maupun staf lama dalam upaya
meningkatkan kinerja dan produktivitas seluruh staf dalam organisasi atau sistem
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Begitu pentingnya pengembangan staf dalam organisasi atau sistem juga
dikemukakan oleh Castetter (1996 : 232), yang mengemukakan bahwa :
"Personnel development is preeminent among those processes designed
by the system to attract, retain, and improve the quality and quantity of
staffmembers needed to solve its problems to achieve its goal".
Dari konsep pengembangan staf di atas, dapat ditarik beberapa hal penting
atau pokok yang berkenaan dengan pengembangan staf dalam sebuah organisasi atau
terpenting diantara proses-proses yang dirancang oleh organisasi atau sistem. Kedua,
bahwa proses pengembangan staf ini dimaksud untuk menarik, mempertahankan, dan
menyempurnakan kualitas sumber daya manusia (staf/personil), dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan oleh organisasi atau sistem.
Soekijo (1998) mengatakan bahwa pengembangan personil atau staf
merupakan suatu "conditio sine quanon " artinya merupakan proses yang harus ada
dan terjadi dalam organisasi. Karena menurut Malayu Hasibuan (2001)
pengembangan personil atau staf pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral bagi personil atau staf . Untuk lebih memahami seberapa penting program pengembangan personil atau staf dalam sebuah organisasi atau sistem dapat dilihat seberapa besar manfaat dari pengembangan personil atau staf bagi organisasi atau sistem. Sondang P. Siagian
(1999 : 183-184) mengatakan bahwa paling sedikit ada tujuh manfaat dari program
pengembangan personil atau staf bagi organisasi atau sistem, yaitu : 1. Meningkatnya produktivitas kerja organisasi;
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan; 3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat; 4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja;
5. Menciptakan sikap keterbukaan manajemen ; 6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif; 7. Penyelesaian konflik secara fungsional.
Sejalan dengan pernyataan di atas. Malayu Hasibuan (2001 : 70-71)
kecelakaan ; (5) meningkatkan Pelayanan ; (6) moral ; (7) karir ; (8) konseptual ; (9)
kepemimpinan ; (10) balas Jasa ; (11) konsumen. Selain itu pengembangan personil
atau staf juga merupakan suatu cara yang sangat efektif untuk menghadapi beberapa
tantangan baru untuk masa sekarang maupun masa datang yang akan banyak dihadapi
oleh sebuah organisasi atau sistem.
Selanjutnya Sondang P. Siagian (1999 : 184), mengemukakan bahwa
pengembangan personil atau staf akan memberikan manfaat bagi personil atau staf
yang dikembangkan , antara lain : (1) membantu para pegawai atau staf untuk dapat
membuat keputusan yang lebih baik ; (2) meningkatkan kemampuan pegawai atau
staf ; (3) terjadinya Internalisasi dan operasional faktor-faktor motivasional; (4)
timbulnya suatu dorongan untuk meningkatkan kemampuan ; (5) peningkatan
kemampuan pegawai atau staf untuk mengatasi stres. frustasi, dan konflik ; (6)
tersedianya informasi berbagai program pengembangan; (7) meningkatkan kepuasan
kerja ; (8) semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang ; (9) makin besar
bagi pegawai atau staf untuk bersikap mandiri ; (10) mengurangi ketakutan dalam
menghadapi tugas-tugas yang baru.
Sementara itu, Sargiovani dan Starratt (1979 : 157) mengemukakan bahwa
pengembangan personil atau staf merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
personil atau stafitu sendiri sebagai upaya memenuhi kebutuhannya sebagai manusia.
Oleh karena itu, keduanya mengemukakan bahwa :
"conceptually, staff development is not something the school does to
teacher but something the teacher for himself or herself .... Staff
Pendapat tersebut menunjukan bahwa peranan pribadi sumber daya manusia
itu sendiri dalam upaya meningkatkan din, bertumbuh dalam kemampuan dan
keterampilannya melaksanakan tugas. Pandangan ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Soekijo (1998), bahwa kebutuhan pengembangan diri {self
actualization) merupakan kebutuhan tertinggi dari setiap orang, setelah orang tersebut
berusaha untuk memenuhi kebutuhan fisiologis (pangan,sandang,papan), jaminan
keamanan, kebutuhan sosial,pengakuan dan penghargaan.
Berpegang kepada pemahaman kita tentang begitu banyaknya manfaat yang
dapat dirasakan oleh sebuah organisasi atau sistem dan personil atau staf itu sendiri
dari sebuah program atau kegiatan pengembangan personil atau staf. Maka dapat
dikatakan bahwa pengembangan personil atau staf memiliki urgensitas yang sangat
tinggi bagi organisasi atau sistem dan personil atau staf yang mengikuti kegiatan
tersebut untuk pencapaian tujuan organisasi atau sistem yang diinginkan.
Hal penting lainnya dapat dikatakan bahwa pada prinsipnya upaya
pengembangan personil atau staf dalam sebuah organisasi atau sistem memiliki
keterkaitan dengan tiga aspek, yaitu : (1) tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) dari
organisasi atau sistem ; (2) pengembangan karier personil atau staf bersangkutan ; (3)
produktivitas organisasi atau sistem. Dengan keterkaitan ini, maka program atau
kegiatan pengembangan personil atau staf haruslah dilakukan dengan berpegang
kepada analisis ketiga aspek tersebut.
Sedangkan dari sudut pandang keilmuan khususnya ilmu administrasi
administrasi pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Oteng Sutisna (1993) yang
mengkatagorikan menjadi tujuh satuan tugas, yaitu : (1) program sekolah ; (2) murid ;
(3) personil ; (4) kantor sekolah ; (5) keuangan sekolah ; (6) pelayanan bantuan ; (7)
hubungan sekolah dengan masyarakat. Bahwa penelitian ini diharapkan akan mampu
mengembangkan ilmu administrasi pendidikan umumnya, khususnya dalam
pengembangan personil atau stafyang dilakukan dalam ruang lingkup organisasi atau
sistem pendidikan dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tingkat Kota
atau Kabupaten.
Kondisi ini terkait dengan pernyataan dalam ilmu administrasi pendidikan
disebutkan , bahwa untuk dapat memahami pengembangan sebagai esensial dari
administrasi personil disebutkan, bahwa terdapat esensi dari aspek-aspek
pengembangan yang meliputi :
> Pengembangan meliputi
seluruh personil atau staf sekolah
(personil
instruksional/guru.personil administratif (Kepsek.Pengawas,Penilik).
> Pengembangan diarahkan kepada pemenuhan dua jenis harapan berikut :
Sumbangan individu kepada sistem sekolah dan hadiah materil dan emosional yang diharapkan oleh individu.
> Pengembangan meliputi semua kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan
kemampuan individu untuk menjalankan tugasnya secara efektif.
> Pengembangan staf berpusat pada tiga jenis kegiatan beriktu : (1) Pendidikan
tambahan dalam pekerjaan yang khusus dirancang dan dikelola oleh sistemsekolah ; (2) Kegiatan-kegiatan yang dimulai oleh personil atau stafitu sendiri ;
(3) Suvervisi, yaitu pelayanan profesional dan teknis kepada guru.
> Pengembangan personil diracang hendaknya memenuhi tujuan-tujuan berikut :
Dengan berpegang kepada konsep keilmuan administrasi pendidikan
khususnya dalam aspek pengembangan personil, maka diharapkan penelitian ini
mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu administrasi pendidikan.
Terutama berkenaan dengan bentuk kebijakan pengembangan, program dan
implementasi pengembangan, serta tindak lajut {follow up) dari kegiatan atau
program pengembangan personil atau staf dari sebuah organisasi atau sistem yang
berbeda dengan sistem atau organisasi sekolah. Oleh sebab itu, penelitian tentang
pengembangan personil atau staf di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur, diharapkan akan memberikan nuansa baru yang berbeda dengan
pengembangan yang dilakukan di sekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan
(Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta) seperti yang banyak dikaji
oleh beberapa peneliti terdahulu.
Dalam tataran praktis, penelitian pengembangan personil atau staf di
lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, diharapkan akan
memberikan sebuah model atau pola pengembangan personil pada sebuah sistem atau
organisasi kependidikan yang mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi serta jenjang
karier personil atau staf.
Karena dengan Tugas Pokok dan Fungsi serta jenjang karier yang jelas dalam
SOTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, memungkinkan setiap
Kondisi ini memungkinkan dapat dilaksanakan dikarenakan banyaknya jabatan
struktural yang terdapat dalam SOTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur, serta Tugas Pokok dan Fungsi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur yang sangat luas.
B. Permasalahan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang memiliki
tanggungjawab serta beban kerja yang sangat tinggi dalam bidang pendidikan sangat
memerlukan penanganan yang sangat serius serta diperlukan kinerja yang sinergis
dari seluruh staf yang ada dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam
mengelola seluruh potensi sumber daya kependidikan (sumber daya manusia dan
sumber daya non manusia). Kemampuan mengelola seluruh potensi sumber daya
kependidikan ini merupakan pendorong bagi upaya pencapaian Visi, Misi dan
Tujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang selaras dengan Tugas Pokok dan
Fungsinya dalam bidang pendidikan di Kabupaten Cianjur.
Disamping itu, dapat kita pahami bahwa posisi Dinas Pendidikan dan
Kepala Sekolah, Pengawas/Peniliki sebagai tenaga pendidik, mere
memiliki kemampuan intelektual yang tinggi.Apabila Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur menyadari
sepenuhnya,
bahwa mereka mempunyai tanggungjawab
untuk mengelola,
memberdayakan tenaga pendidikan (Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas/Penilik)
yang secara intelektual dapat dipertanggungjawabkan, maka sebagai pengelola dan
pemberdaya tenaga kependidikan di Kabupaten Cianjur sudah seharusnya staf
administratifnya memiliki kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Asumsinya
bahwa staf administratif yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan minimal
memiliki tingkat pendidikan yang sama (SI) dengan kebanyakan tenaga kependidikan
(Guru, Kepsek, Pengawas/Penilik) kalau memungkinkan dapat lebih tinggi tingkat
pendidikannya dari tenaga kependidikan (Guru, Kepsek, Pengawas/Penilik). Oleh
karena itu, Dinas PendidiKan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dituntut untuk
mampu mengembangkan kemampuan staf administratifnya sebagai bagian untuk
mampu mengelola dan memberdayakan tenaga kependidikan yang ada di Kabupaten
Cianjur.
Sementara itu, 'Terwujudnya masyarakat Cianjur yang terdidik, berbudaya,
religius. dan siap pakai dalam pengembangan agribisnis dan pariwisata:',
yang
merupakan Visi dari
Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
menuntut suatu kemampuan SDM yang profesional dan memiliki produktivitas yang
tinggi. Menyadari betapa beratnya beban tanggungjawab yang dipikul oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur untuk dapat mewujudkan visi
V
tersebut di atas, maka dalam rumusan Rencana Strategis (Renstra 2002-2005) Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang tertuang dalam misi, langkah
pertama yang dijadikan landasan untuk dapat mewujudkan visi, adalah :
Meningkatkan profesionalisme SDM kependidikan yang berbudaya, religius, dan
berorientasipada pengembangan agribisnis dan pariwisata;
Dengan melihat pada misi pertama yang menekankan kepada upaya
meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia kependidikan yang berbudaya,
religius, dan berorientasi pada pengembangan agribisnis dan periwisata. Maka dapat
disimpulkan bahwa Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
sangat memahami bahwa faktor kualitas SDM merupakan kelemahan yang paling
penting
untuk dapat secepatnya diperbaiki atau ditingkatkan dalam upaya
mewujudkan Visi, Tujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur.
Namun demikian, upaya untuk dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada
dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang dianggap
sebagai titik terlemah karena dianggap masih rendahnya profesionalisme mereka
(Renstra Dinas P dan K Kab. Cianjur Tahun 2002-2005) dalam upaya meningkatkan
kualitas pembangunan pendidikan di Kabupaten Cianjur bukanlah merupakan sebuah
persoalan yang mudah. Akan tetapi harus didukung oleh kebijakan-kebijakan, bentuk
progam dan implemetasinya, serta tindak lanjut dari upaya peningkatan kualitas SDM
pengembangan staf administratif sebagai tenaga kependidikan yang ada dilingl^Iflgflg^V'' ^jf
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dimulai. r:==- : Implementasi dari kegiatan pengembangan staf administratif yang ada di
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, terkesan berjalan seadanya
dan tanpa ada kontrol dari unsur pimpinan maupun atasan langsung dari staf
administratif, sehingga pada gilirannya upaya pengembangan staf administratif yang
dilakukan oleh setiap individu tidak memberikan kontribusi yang signifikan kepada
organisasi atau sistem dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Kondisi ini tentu saja merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dapat
dikaji dan dianalisis, sehingga memungkinkan bagi peneliti untuk mendeskripsikan
dalam sebuah karya ilmiah dengan hipotesis-hipotesis yang bersumber dari teori-teori
ilmu administrasi pendidikan. Adapun kajian yang menarik bagi penulis adalah
bagaimana bentuk kebijakan yang diterapkan di Dinas P dan K Kabupaten Cianjur,
bagaimana bentuk program dan implementasinya. serta bagaimana tindak lanjut
(follow up) dari seluruh kegiatan pengembangan staf administratif yang dilakukan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
C. Perumusan Masalah
Mengacu kepada permasalahan di atas, maka yang menjadi masalah utama
jk1 " » •
mampu dikaitkan dengan upaya mendapatkan solusi bagi pemenuhan kebutuhan akan
tenaga staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Suatu kenyataan yang dapat dilihat pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur bahwa pengembangan dan pembinaan staf administratif dalam
prakteknya masih belum sepenuhnya dilaksanakan dengan menggunakan strategi sesuai dengan konsep yang pernah dibaca dalam berbagai kepustakaan. Hal ini terungkap bahwa pengembangan dan pembinaan staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur masih belum terencana, antara lain tidak berpegang kepada kebutuhan pengembangan atau pembinaan sesuai dengan analisis kebutuhan organisasi dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Gejala ini jelas merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dikaji secara khusus untuk memperjelas dan menemukan indikator-indikator yang berpengaruh terhadap terjadinya kondisi tersebut.
Permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu : "Bagaimana strategi pengembangan staf administratif yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan
12
Mengacu kepada permasalahan-permasalahan di atas, maka untuk
memudahkan penulis dalam pembahasan penelitian ini, penulis mencoba untuk mengemukakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
1. Kebijakan apa yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur dalam upaya pengembangan staf administratifnya ?
2. Bagaimana bentuk dan implementasi program pengembangan staf administratif
yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur ?
3. Bagaimana tindak lanjut (follow up) dari hasil program pengembangan staf
administratif yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur ?
D. Tujuan Penelitian
Berpegang kepada rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini, yiatu sebagai berikut:
1. Tujuan Imum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang jelas
mengenai pengembangan staf administratif yang berkaitan dengan strategi pengembangan dan pembinaan staf administratif melalui indikasi, deskripsi, dan analisis masalah penelitian.
2. Tujuan Khusus
Selaras dengan tujuan umum di atas, maka terdapat tujuan-tujuan khusus yang
> Menggambarkan dan menganalisis kebijakan-kebijakan pengembangan staf
administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Cianjur.
> Menggambarkan dan menganalisis program dan implementasi dari kegiatan pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
> Menggambarkan dan menganalisis tindak lanjut (follow up) pengembangan
staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur.
E. Kegunaan Penelitian
Pertama, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan akademik atau keilmuan bidang administrasi pendidikan umumnya. khususnya bagi pengembangan keilmuan bidang pengembangan staf administrasi
(personel development) yang menjadi bagian dari garapan bidang ilmu administrasi
pendidikan.
Kedua, penelitian ini diharapkan akan memberikan satu pola bagi pratek pelaksanaan pengembangan staf administratif di Kabupaten Cianjur umumnya, kliususnya bagi pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan
14
Ketiga, penelitian ini juga diharapkan akan membenkan gambaran tentang
indikator-indikator yang menjadi kendala dan mendukung terhadap kegiatan
pengembangan staf administratif, sehingga pada gilirannya akan mampu menjadi
solusi yang tepat bagi pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Selain itu kegiatan pengembangan dan pembinaan staf administratif dalam
satuan organisasi pendidikan haruslah mampu mencapai tujuan-tujuan organisasi pendidikan yang telah ditentukan secara efektif dan efesien. Konsekwensinya adalah
bagaimana satuan organisasi pendidikan berfungsi sesuai dengan kewenangan
sebagai tempat bagi upaya pembangunan pendidikan di daerah, yang pada giliranya
akan mampu meningkatkan kualitas pembangunan pendidikan di daerah. Kemudian secara keseluruhan penerapan fungsi-fungsi manajemen SDM seperti yang dikemukakan oleh Castetter (1996) diantaranya meliputi : Perencanaan SDM, Rekrutmen SDM, Seleksi SDM, Induksi SDM. Penilaian Performa SDM, dan Pengembangan Personil, Keadilan dan Kelangsungan pegawai, Teknologi informasi, Kompensasi atau penggajian, dan Kesepakatan dapat diadopsi sebagai pedoman bagi pengembangan staf administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur.
regenerasi kepemimpinan yang diperlukan oleh organisasi, serta mampu mewujudkan
iklim kerja sama yang saling mendukung.
F. Paradigma Penelitian
6 Unsur Manejemen 1. Man 2. Money 3. Methode 4. Matrials 5. Machines 6. Market FAKTOR EKSTERNAL PENGEMBANGAN
Staf |_>L STAF
ADMINISTRATE
T_
FAKTOR INTERNAL
PROSES PENGEMBANGAN STAF ADMINISTRATIF
STRATEGI PENGEMBANG
STAF ADMINISTRATIF 1. Kebijakan
Pengembangan
M 2. Program dan Implemetasi
Pengembangan
Tindak Lanjut Hasil Program Pengembangan Fase 1 Analisis Kebutuhan Pengembangan > Sistem > Unit > Individu Fase 2 Merancang Program Pengemban gan
Fase 3 Fase 4
Implementasi Evaluasi Program Program Pengembangan -> > Pendidikan > Penataran > Pelatihan > Diskusi > Pembinaan
Upaya pengembangan diri
PARADIGMA PENELITIAN
PENGEMBANGAN STAF ADMINISTRATIF
KINERJ STAF
Kelancaran
dalam melaksanakar
tugas pokok d
fungsi
Tantangan masa
Pertama, pengembangan staf administratif dalam sebuah sistem atau organisasi
pendidikan dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
merupakan tanggung jawab sistem atau organisasi pendidikan tersebut (pimpinan
organisasi), kemudian unit atau kelompok yang merupakan sub sistem dari sistem ,
serta setiap personil atau staf administratif (individu). Kegiatan pengembangan staf administratif dalam sebuah sistem merupakan kebutuhan yang harus dilaksanakan
dalam upaya pengembangan sistem atau organisasi tersebut, serta upaya memecahkan pennasalahan yang dihadapi oleh sistem atau organisasi pada masa kini dan masa datang dalam kerangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari setiap staf
administratif.
Staf administratif yang merupakan the man behind the system, menempatkan
staf administratif sebagai faktor utama yang mendorong tercapainya tujuan-tujuan
dari setiap sistem atau organisasi. Hal ini sejalan dengan pemyataan yang
dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (1983 : 139) yang mengemukakan bahwa :
Keberhasilan pelaksanaan pada gilirannya tidak terletak pada sistematika tugas, wewenang dan tanggungjawab; juga tidak tersediannya anggaran; juga tidak terletak pada rapihnya uraian
tugas juga tidak terletak pada lengkapnya aturan permainan dalam
bentuk prosedur dan hubungan kerja. Akan tetapi kurang disadari bahwa hal-hal seperti itu hanya menjadi kehidupan dan mempunyai
makna operational bila manusia (personil) pelaksanaannya
mempunyai pandangan yang tepat serta kesanggupan kerja untuk melaksanakan tugas kewajiban yang diletakkan di atas pundaknya.
Semua faktor-faktor selain manusia tersebut memang mempunyai kontribusi
Pemyataan tersebut sejalan dengan konsep di atas juga dikemukakan oleh Oteng Sutisna (1987 : 122), sebagai berikut:
Kualitas program pendidikan bergantung tidak saja pada
konsep-konsep program yang cerdas, tetapi juga tergantung pada staf
administrasi / tenaga kependidikan (personil) yang mempunyai
kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tanpa personil yang cakap dan efektif, program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep yang cerdas serta dirancang dengan telitipun tidak
akan berhasil.
Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa segala usaha dalam mencapai tujuan sistem atau organisasi banyak tergantung pada manusia (SDM) sebagai pelaksana. Dan hal tersebut juga berlaku di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Oleh karena itu, upaya pengembangan staf administratif dalam sistem Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, perlu mendapat perhatian secara khusus dan memerlukan strategi yang tepat dalam pengembangan staf administratif dengan melalui proses yang tepat pula dengan memperhatikan faktor internal dan faktor ekstemal. Sehingga memungkinkan setiap pengembangan staf administratif
dapat mencapai harapan sesuai dengan kebutuhan sistem atau organisasi pendidikan
tersebut.
Kedua, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, bekerja sama
dengan para Kepala Sub.din dan Kepala Seksi atau unsur pimpinan yang lainnya
dalam usaha pengembangan kemampuan profesional staf administratif. Adapun cara
19
berkaitan dengan program dan kegiatan pengembangan staf administratif, kemudian
pembinaan yang dapat dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, serta
membuat rancangan program pengembangan. bentuk kegiatannya, dan tahapan
evaluasi program pengembangan. Sehingga seluruh potensi staf administratif dapat
berkembang sesuai dengan tuntutan tugas pokok dan fungsinya dalam setiap unit
kerja . melalui pendidikan,penataran, pelatihan, seminar,
diskusi dan bentuk
pembinaan (suvervisi, motivasi, dan kesempatan).
Ada dua sasaran dari proses pengembangan staf administratif yang
diharapkan dapat dicapai oleh setiap personil yang mengikuti pengembangan staf
administratif yaitu : (1). kemampuan keterampilan, kecakapan dan pengetahuan yang
memiliki keterkaitan dengan upaya peningkatan kinerja staf administratif sesuai
dengan tugas dan fungsinya, sehingga memebrikan kontribusi bagi upaya pencapaian
tujuan organisasi. (2). pengembangan karir bagi staf administratif untuk pencapaian
kepuasan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sehingga memungkinkan
setiap staf administratif yang mengikuti pengembangan karir tidak mengalami
prustasi.
Ketiga, bahwa pengembangan kemampuan staf administratif akan berkembang sesuai
dengan yang diharapkan jika ditunjang oleh hasrat dan minat atau kemauan dari
dalam prinbadi personil yang mengikuti proses pengembangan, seperti mengikuti
pendidikan formal pada jenjang yang lebih tinggi kemudian mengimplemtasikannya
20
Keempat, jika seluruh komponen dalam upaya pengembangan kemampuan staf
administratif terpenuhi, pada akhirnya sasaran yang ingin dicapai dalam usaha
pengembangan yang dilakukan adalah bertujuan menunjang kepada kelancaran dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. serta tanggung jawab sehingga mampu
meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas pendidikan yang baik.
G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini dan supaya
penelitian ini lebih memiliki terpokus kepada permasalahan-permasalahan yang akan
diteliti, penulis mencoba untuk memberikan definisi opersional bagi beberapa
variabel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, diantaranya :
> Pengembangan
Yang dimaksud dengan pengembangan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang
berhubungan dengan upaya meningkatkan kemampuan staf administratif yang
dilakukan oleh organisasi yang didukung oleh kebijakan, bentuk dan
implementasi dari programnya, serta tindak lanjut dari hasil kegiatan
> Staf Administratif
Yang dimaksud dengan staf administratif dalam penelitian ini adalah sel
yang bekerja sebagai pegawai di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, baik yang memiliki jabatan maupun yang tidak memiliki jabatan, yang melaksanakan dan atau membantu pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
H. Lokasi dan Subyek Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 3 Telp. 264829 Kabupaten Cianjur. Sedangkan subyek penelitian ini adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Wakil Kepala Dinas , Unsur Pimpinan dan seluruh
pegawai dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang sudah
menjadi PNS.
Adapun alasan pemilihan lokasi dan penentuan partisipan penelitian
diantaranya :
Kabupaten Cianjur sering dijadikan daerah komparatif bagi daerah lain dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan dasar, terutama dengan pelaksanaan metode
pembelajaran CBSA. Kondisi ini mencerminkan bahwa Kabupaten Cianjur memiliki
potensi dalam bidang pendidikan dasar, namun pada kenyataannya bahwa posisi
Kabupaten Cianjur dalam bidang pendidikan di Jawa Barat selalu menempati posisi
22
sudah menunjukan perbaikan peringkat Kabupaten Cianjur dalam bidang pendidikan
di Jawa Barat. Hal ini menunjukan bahwa di Kabupaten Cianjur masih terdapat
kelemahan-kelemahan
yang menjadi
kendala terhadap
upaya
peningkatan
pembangunan bidang pendidikan.
Penulis merupakan salah satu staf administratif di Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Cianjur, yang secara langsung melihat fenomena-fenomena
yang menjadi fokus penelitian. dan penulis merasa yakin bahwa SDM yang ada di
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur merupakan salah satu
kelemahan yang harus diperbaharui. Hal ini juga akan lebih memudahkan penulis
untuk dapat melakukan penelitian secara konprehensif dan bantuan yang besar dari
unsur pimpinan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.Sedangkan partisipan penelitian telah penulis ditentukan yaitu, seluruhnya
merupakan staf administratif dari Dinas Pendidikan dan Kabupaten Cianjur, hal ini
penulis lakukan dengan harapan bahwa seluruh staf administratif yang ada
merupakan sumber informasi yang secara langsung terlibat dan mengalami hal-hal
yang berhubungan dengan fokus penelitian ini. Kondisi ini memungkinkan bahwa
partisipan akan mampu memebrikan informasi, data yang sangat akurat dan aktual
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk dan Sifat Penelitian
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian pendahuluan bahwa
penelitian ini merupakan bentuk penelitian deskriptif analisis yang memiliki sifat
eksploratif kualitatif yang bertujuan mengekplorasi, menggambarkan keadaan
atau status fenomena yang berhubungan dengan manajemen atau pengelolaan sumber daya manusia yang dikaitkan dengan upaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur untuk meningkatkan kinerja staf administratif melalui sebuah pengembangan kemampuan staf administratif dalam upaya pencapaian tujuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Adapun dimensi penelitian menyangkut kepada kebijakan pengembangan staf
administratif yang ditetapkan, bentuk dan implementasi program pengembangan staf administratif, Tindak lanjut (follow up) 1dari hasil program pengembangan staf
administratif
Oleh karena itu, penelitian ini tidak bermaksud menguji suatu hipotesis,
akan tetapi hanya mendeskripsikan dan menganalisis data sehingga dapat
menemukan fenomena dan kecendrungan, serta kemungkinan adanya berbagai
implementasi dalam pengelolaan atau manajemen sumber daya manusia.
Penelitian ini termasuk kedalam sebuah penelitian kualitatif yang memiliki
beberapa karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen dan
56
Lincoln & Guba yang dikutif oleh L.J. Moleong dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif (2000 : 4-11), yang mengemukakan sebagai berikut:
♦ Penelitian kualitatif mempunyai latar alamiah atau natural setting;
♦ Manusia merupakan alat atau isntrument penelitian,
♦ Sehingga memungkinkan adaptabilitas;
♦ Menggunakan metode kualitatif;
♦ Melakukan analisis data secara induktif;
♦ Teori dari dasar atau grounded theory melalui analisis secara induktif;
♦ Bentuk pelaporan bersifat deskriptif;
♦ Lebih mementingkan proses dari pada hasil;
♦ Adanya batas yang ditentukan oleh fokus penelitian;
♦ Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;
♦ Disain yang bersifat sementara;
♦ Hasil penelitian diundangkan dan disepakati bersama. i
Berpegang kepada karakteristik penelitian kualitatif di atas, dalam !
I
implemtasinya peneliti mendatangi secara langsung kepada sumber datanya, yaitu ! kepada pimpinan yang melaksanakan kebijakan mengenai pengelolaan sumber daya
manusia yang dikaitkan dengan strategi pengembangan staf administratif atau !
sumber daya manusia di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebupaten Cianjur. i
Sedangkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung I
digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat-kalimat yang terpisah menurut
katagori untuk memperoleh kesimpulan.
57
B. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari subjek yang memiliki berbagai karakteristik yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia, yang
meliputi dimensi-dimensi pola atau model pengelolaan staf administratif atau
personel di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Sedangkan yang berhubungan dengan subjek penelitian, bagian-bagian mana, objek mana, atau siapa yang akan dijadikan sumber data atau populasi, sangat tergantung kepada isi teori atau konsep yang digunakan. Oleh karena itu, yang menjadi subjek
dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas, Wakil Kepala Dinas, Kepala Sub. Dinas,
Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi, dan Staf Administratif lainnya, serta kondisi-kondisi lain yang memiliki keterkaitan dengan upaya pengembangan staf administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Adapun sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah purpose
sampling, yaitu suatu cara pengambilan subyek yang dilakukan berdasarkan
kepada adanya tujuan tertentu,ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang
merupakan ciri pokok populasi. Selain itu, subjek yang diambil sebagai sampel
benar-benar merupakan subyek yang paling banyak memiliki ciri-ciri yang terdapat
dalam populasi, dan penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat
58
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data dilakukan dalam
berbagai bentuk yaitu : Wawancara, Observasi, dan Studi Dokumentasi. Ketiga
bentuk tehnik pengumpulan data tersebut dalam penggunaannya saling melengkapi
dan menunjang sehingga dapat diperoleh informasi yang diperlukan.
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik primer yang dipergunakan dalam penelitian
ini. Keterkaitan dengan kegiatan tersebut, pelaksanaan wawancara tidak terlepas
dari pedoman yang digunakan, baik pedoman wawancara yang tidak tersetruktur maupun yang terstruktur.
Dalam kegiatan wawancara, pertama akan peneliti dimulai dengan cara yang
tidak terstruktur yang hanya memuat garis besar yang ditanyakan, yang tujuannya
memberikan kesempatan dan kebebasan kepada responden untuk memberikan
kontribusinya terhadap informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Langkah berikutnya adalah melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman terstruktur dan disusun secara terperinci, sehingga memungkinkan hasil wawancara
dalam bentuk checklist.
Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bersifat non
directive , dimana wawancara lebih didominasi pikiran dan perasaan responden,
59
artinya pelaksanaan wawancara lebih banyak didominasi oleh pandangan peneliti
dengan berlandasakan kepada pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya.
Untuk memudahkan penulis dalam pengumpulan data, penulis telah
menyusun pedoman wawancara sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu :
a. Data yang berkaitan dengan strategi dalam pengembangan staf
administratif yang berkenaan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur berkenaan dengan
Pengembangan staf administratif.
b. Data yang berkaitan dengan strategi pen\Tasunan bentuk dan implementasi
program pengembangan staf administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
c. Data yang berkenaan dengan tindak lanjut atau follow up dari seluruh program atau kegiatan pengembangan staf administratif yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Untuk memperoleh ketiga data yang berkenaan dengan ketiga aspek
pengembangan staf administratif di atas, peneliti telah menyusun kegiatan
wawancara dengan orang yang dapat dijadikan "key informan" atau orang-orang yang memiliki kompetensi untuk dapat memberikan informasi yang akurat. Adapun orang-orang tersebut adalah :
Pertama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaa Kabupaten Cianjur
60
kebijakan (policy making) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Disamping kedudukan beliau sebagai pembuat kebijakan, beliaupun memiliki kompetensi dalam bidang manajemen karena beliau sedang menempuh pendidikan doktoral (S3) untuk bidang manajemen, sebagai orang yang pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Bappeda beliau juga memiliki visi yang luas berkenaan dengan pembangunan pendidikan di Kabupaten Cianjur. Oleh karena itu, beliau
ditempatkan sebagai "key informal pertama dalam penelitian ini.
Kedua, Wakil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan patner Kepala Dinas dalam merumuskan bentuk kebijakan-kebijakan yang
dihasilkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Namun demikian beliau juga
memiliki kompetensi dalam bidang manajemen karena juga sedang mengikuti
pendidikan doktoral dalam bidang manajemen, selain itu beliau juga memiliki basic
kependidikan yang sangat luas karena memiliki latar belakang pekerjaan sebagai guru, kerua PGRI, dan Jabatan Struktural di Kanwil Depdikbud propinsi Jawa
Barat.
Ketiga, Kepala Sub. Dinas Bina Tenaga Teknis yang merupakan sub unit
dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai
61
Keempat, Kepala Sub. Bagian Kepegawaian yang mempunyai tugas
melaksanakan penyelesaian administrasi bagi para pegawai baik yang promosi
maupun rotasi dalam lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, maupun
lingkungan tenaga fungsional.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi merupakan tehnik
pengumpulan data yang sifatnya menunjang atau melengkapi terhadap tehnik
pengumpulan data wawancara. Dengan tehnik observasi ini, diharapkan penulis
dapat memperoleh data yang tidak terjangkau oleh tehnik wawancara, sehingga data
yang diperoleh betul-betul dapat melengkapi informasi yang diperlukan dalam
penelitian ini.
Lebih lanjut S. Nasution (1988), mengemukakan bahwa ada beberapa
62
Adapun dalam kegiatan observasi data-data yang diperlukan oleh penulis
meliputi data :
a. Data yang berkenaan dengan bentuk kebijakan pengembangan staf administratif
yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
b. Data yang berkenaan dengan bentuk dan implementasi program atau kegiatan
pengembangan staf administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur.
c. Data yang berkaitan dengan tindak lanjut atau follow up dari hasil
pengembangan staf administratif di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cainjur.
d. Data lainnya yang mendukung dan memiliki keterkaitan dengan upaya
pengembangan staf administratif.
3. Dokumentasi
Teknik lainnya yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah dengan melakukan studi dokumentasi. Adapun data yang
dikumpulkan melalui tehnik atau studi dokumentasi adalah :
a. Data yang berkaiatan dengan sumber daya manusia, yaitu : kemampuan akademik sumber daya staf administratif, berkenaan dengan pengetahuan ,
63
b. Data yang berkenaan dengan program atau kegiatan pengembangan sumber
daya staf administratif , yaitu meliputi
: program pendidikan, pelatihan,
pembinaan, kursus, dll.
c.
Data yang berkaitan dengan tindak lanjut atau follow up dari hasil kegiatan atau
program pengembangan staf administratif, yang meliputi : penempatan staf
administratif hasil pengembangan, pemanfaatan, dan
rekrutmen hasil
pengembangan staf atau personil.
D. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian atau kegiatan pengumpulan data di lapangan dilakukan
dengan melalui beberapa tahapan, antara lain meliputi:
Pertama, adalah tahap persiapan kegiatan penelitian yang berkenaan
dengan penyelesaian surat-surat izin dan rekomendasi untuk melakukan penelitian
dari pihak-pihak berwenang, mulai dari pihak Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung (UPI Bandung), sampai kepada pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur.
Kedua, pelaksanaan wawancara dengan unsur pimpinan yang ada di Dinas
Pendidikan Kabupaten Cianjur, Kepala Dinas, Kepala Sub. Dinas, dan Para Kepala
Seksi yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur. Tahapan kedua ini dilaksanakan setelah penulis mendapat rekomendasi
>i
,\
Kabupaten Cianjur. Semua kegiatan wawancara dilaksanakan sesuai cterT?
prosedur standar, dengan dibantu oleh alat perekam yaitu tape recorder, hal ini
dilaksanakan untuk mempermudah peneliti dalam menuangkan kembali ke dalam bentuk deskripsi atau tulisan.
Ketiga, pelaksanaan observasi untuk mengamati kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya manusia atau staf administrasi di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kebupaten Cianjur, akan dilaksanakan setelah kegiatan wawancara selesai dilakukan. Adapun kegiatan observasi dilakukan antara lain untuk memperoleh data : (1). Bentuk kebijakan pengembangan dan pembinaan staf administratif , (2). Bentuk dan implementasi program pengembangan staf
administratif, (3). Tindak lanjut atau follow up dari hasil kegiatan pengembangan
staf administratif.
E. Analisis Data
Pelaksanaan analisis data dan proses pengumpulan data penelitian yang
bersifat kualitatif ini pelaksanaannya secara bersamaan. Adapun kegiatan analisis data yang dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data meliputi dimensi : (1). Menentukan inti data berkenaan dengan permasalahan yang ada dilapangan, (2).
Melakukan pengembangan analisis data untuk dijadikan bahan dalam menggali
informasi lebih lanjut, (3). Menulis komentar pengamatan berdasarkan deskripsi
65
Dari keseluruhan kegiatan analisis data, S. Nasution (1988) mengatakan
bahwa : "analisis data kualitatif dalah proses penyusunan data (menggolongkan
dalam tema dan katagori) agar dapat ditafsirkan dan diinventarisasikan".
Selanjutnya Ivonna S. Lincoln dan Egon Guba dalam Moleong (2000),
mengemukakan bahwa terdapat beberapa langkah dalam pengelolaan data studi
kualitatif, yaitu : "unitizing, catagorizing, filling infatterns, and member checks".
Dalam proses unitisasi yang dilakukan adalah menkonding data yang berupa
satu kalimat faktual yang sederhana maupun satu paragraf dari hasil wawancara atau catatan observasi, sehingga data mentah tersebut dapat ditransformasikan
secara sistematik menjadi unit-unit yang dikelompokan menurut
karakteristik-karakteristik yang saling berkaitan.
Sedangkang dalam proses katagorisasi, setiap unit-unit yang telah disusun
dikatagorikan menjadi sejumlah katagori artinya proses ini pada dasarnya
memilah-milah sejumlah unit menjadi satu katagori tertentu berdasarkan
karakteristik-karakteristik yang hampir sama, sehingga dapat membangun bangunan data yang
reasonable yang dapat diterima.
Mengacu kepada konsep analisis data
kualitatif
, maka selama data
dikumpulkan hams melakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1). Membuat
catatan lapangan sebagai hasil pengumpulan data melalui wawancara dan observasi
serta dokumentasi, (2). Membuat laporan
lapangan secara
lengkap, (3).
66
penelitian, serta mengadakan audit trail terhadap rangkuman hasil studi
dokumentasi, (4). Melaksanakan triangulasi untuk mendapatkan keabsahan data, (5). Mengadakan perbaikan rangkuman laporan lapangan sehingga data yang diperoleh sesuai dengan maksud subyek penelitian dan sesuai dengan sumber aslinya, (6). Memberikan kode pada setiap laporan lapangan yang telah diperbaiki, dan dapat direvisi secara bemlang sesuai dengan perkembangan proses dan jenis data yang diperoleh, (7). Memberikan komentar secara umum maupun bagian tertentu dari rangkuman laporan.
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah : (1). Mengadakan reduksi data, mencatat hal-hal yang penting dan relevan dengan fokus penelitian, serta menyusun secara sistematis berdasarkan katagori dan klasifikasi tertentu, (2). Membuat display dalam bentuk tabel untuk memperjelas
satu dengan lainnya secara utuh, (3). Mengadakan cross site analysis dengan membandingkan dan menganalisis data yang satu dengan yang lainnya secara mendalam, (4). Menarik kesimpulan bersadasarkan hasil analisis tersebut dan menemukan kecendemngan umum berbagai temuan lainnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan, serta melakukan nalisis mengenai sumber daya
staf atau personel secara kualitatif berdasarkan data empirik, yang diperlukan untuk
67
Dari gambaran proses penelitian, maka penulis dapat mengemukakan bahwa
secara umum langkah-langkah dalam pengelolaan serta analisis data yang dilakukan
dalam penelitian ini mengacu kepada konsep-konsep yang dikemukakan di atas,
adapun penyesuaian dan modifikasi akan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik
tertentu yang tetrdapat dalam penelitian ini.
F. Metode dan Instrumen Penelitian
Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan bentuk
penelitian deskriptif analisis, artinya tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan
dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi, dengan fokus dari kajian penelitian adalah perilaku manusia dalam organisasi. Maka metode yang
digunakan adalah metode studi kasus yang mempakan salah satu bagian dari metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif.
Metode studi kasus menurut winamo surakhmad (1982) memusatkan perhatian pada suatu kasus dari satu unit atau satu kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus. Oleh karena itu, dalam metode studi kasus menekankan pada satu aspek, baik mengenai individu, kelompok atau komuniti secara mendalam, intensif.
Karakteristik dar metode studi kasus adalah dapat dilihat dari kegunaannya antara lain : (a), dapat digunakan untuk menyeleksi berbagai aspek kehidupan, (b).
penelitian dapat dilakukan dengan mendalam, (c). dapat digunakan
68
Sedangkan instrumen yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif yang
berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2000) bahwa pada penelitian kualitatif instrumen yang paling berperan adalah si peneliti. Artinya bahwa peneliti merupakan instrumen penelitian yang
paling berperan sebagai alat pengumpul data, dan dibantu oleh instrumen lainnya
yang telah disediakan oleh peneliti seperti kuesioner, tape recoder, pedoman wawancara. Jadi instrumen yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif dengan metode studi kasus ini adalah peneliti itu sendiri, kuesioner, pedoman wawancara,
BABV
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini diperoleh melalui kegiatan yang berpedoman kepada
prosedur penelitian yang berkarakteristik penelitian kualitatif dengan melalui tahapan
analisis yang berpedoman kepada landasan teoritis yang sudah ada, sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan umum seperti di bawah ini.
Pengembangan staf administratif yang diselenggarakan sebagai upaya untuk
dapat meningkatkan kemampuan staf administratif yang ada di lingkungan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Adapun tujuan pengembangan staf
administratif adalah,
agar
staf administratif memiliki
kemampuan
untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam setiap unit kerjanya, dan lebih jauh lagi
akan mampu meningkatkan kinerja serta berperan dalam peningkatan produktivitas
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
Kebijakan-kebijakan pengembangan staf administratif ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur sebagai upaya untuk dapat
mewujudkan salah satu misi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur, yaitu : "Meningkatkan profesionalisme SDM kependidikan yang berbudaya,
religius dan berorientasi pada pengembangan agribisnis dan pariwiasata". Misi ini
menggambarkan
dimensi
untuk
mewujudkan
visi
dengan
meningkatkan
150
profesionalisme seluruh tenaga kependidikan yang sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur saat ini. Hal ini
sejalan dengan langkah yang ditempuh pimpinan daerah untuk dapat mewujudkan
good governance.
Sementara itu bentuk dan implementasi program pengembangan staf
administratif berdasarkan hasil penelitian, diperlukan atau harus melalui proses
analisis kebutuhan staf administratif yang menjadi dasar dari setiap program
pengembangan kurang dilakukan secara konfrehensip, hal ini yang menyebabkan
terjadinya bias dalam pemanfaatan staf administratif yang telah mengikuti program
pengembangan. Oleh karena itu penilaian terhadap program pengembangan staf
administratif di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
dinilai masih ada sedikit kekurangan, temtama bila dilihat dari frekwensi program
pengembangan untuk staf administratif, maupun materi atau isi program
pengembangan, dan bentuk program pengembangan Diklat, semiloka, maupun
pengambangan secara mandiri yang masih relatif kurang bisa diimplementasikan
dengan baik.
Bentuk program pengembangan yang diselenggarakan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur lebih banyak diperuntukkan untuktenaga kependidikan gum.
Banyak kendala yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur dalam melaksanakan program pengembangan staf administratif,
sarana dan prasarana pendukung mempakan faktor-faktor utama yang menjadi
kendala bagi pelaksanaan program pengembangan staf administratif.
Beragamnya latar belakang pendidikan yang dimiliki staf administratif
diperkirakan menjadi penyebab terjadinya kontribusi minimal terhadap kinerja staf administratif dalam mendukung peningkatan produktivitas Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Hasil penilaian unsur pimpinan terhadap staf administratif yang tidak memiliki konsep pengetahuan kependidikan yang memadai, sehingga untuk peningkatan diperlukan kemampuan konsep, disamping kemapuan praktis dan manajemen.
Dari beberapa kseimpulan umum tersebut di atas, dapat ditarik kembali menjadi beberapa kesimpulan khusus, antara lain :
1. Bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur sebagai organisasi kependidikan tingkat kabupaten mempunyai kewajiban untuk mengembangkan kemampuan staf administratif. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang mempakan dasar dan penuntun bagi pelaksanaan program pengembangan staf sudah ditetapkan dengan baik dan sudah sesuai dengan konsep kebijakan . temtama dari isi kebijakan (
content of policy) maupun kesesuaian kebijakan (contexs of policy) dengan permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Cianjur. Tidak terjadi pertentangan yang siginifikan dari mmusan atau formulasi
Kebijakan-152
kebijakan yang ditetapkan sudah memiliki kriteria keadilan, mamfaat, tujuan dan
cara mencapai tujuan, serta memiliki dampak terhadap upaya pengembangan staf
di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
2. Sementara itu bentuk program dan implementasi program pengembangan staf
administratif yang merupakan penjabaran dari kebijakan-kebijakan terdapat lima
bentuk program pengembangan staf administratif, yaitu : Program pengembangan
melalui pendidikan dengan izin belajar, program pengembangan dengan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, program pengembangan dengan
seminar dan lokakarya manajemen pendidikan, program pengembangan malalui pembinaan oleh unsur pimpinan dan program pengembangan secara mandiri. Dalam hal implementasi program masih dianggap kurang, terutama implementasi untuk bentuk pengembangan dengan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) , Semiloka, dan Pengembangan secara mandiri. Sedangkan untuk bentuk pengembangan pendidikan dengan izin belajar, kemudian pembinaan oleh unsur
pimpinan sudah dianggap baik. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kekurangan implementasinya dari ketiga program tersebut adalah belum tersedianya anggaran biaya untuk melaksanakan ketiga program yang dialokasikan dari dana APBD Kabupaten Cianjur. Hal terpenting dalam implementasi program adalah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan
133
3. Sedangkan tindak lanjut dari hasil pengembangan yang menyangkut penempatan
(placement), jabatan (position) dan promosi (promotion) yang juga dianggap
sebagai bentuk pengembangan karir (carier development) staf administratif yang
bersangkutan belum dilaksanakan sepenuhnya. Kondisi ini dapat terjadi dikarenakan dalam program pengembangan staf administratif Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur tidak melakukan proses analisis kebutuhan yang mempakan tahapan terpenting dalam suatu pelaksanaan program pengembangan. Kalau saja analisis kebutuhan dilaksanakan dengan baik, maka
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur hanya tinggal menunggu
hasil dari program pengembangan untuk dapat ditempatkan sesuai dengan
keahlian atau kemampuannya, kalau memungkinkan diberi jabatan yang sesuai,
atau dipromosikan sebagai bentuk dari pengembangan karir dari staf administratif
tersebut.
Bila kita melihat kepada kondisi objektif staf administratif yang ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, maka bentuk perencanaan pengembangan sumber daya manusia dilingkungan Dinas hanya dapat dilakukan dalam bentuk perencanaan sumber daya manusia jangka pendek. Artinya bahwa
perencenaan pengembangan staf administratif hanya dapat ditekankan kepada : (a),
melakukan penenman derajat kesesuaian program pengembangan staf adminitratif
154
Sedangkan bentuk perencanaan pengembangan sumber daya manusia dalam
bentuk perencanaan jangka panjang yaitu dengan upaya melakukan rekrutmen,
seleksi, induksi serta proses lainnya untuk pegawai bam yang dibutuhkan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur untuk masa sekarang dan mungkin
lima tahun kedepan tidak dapat dilaksanakan. Kondisi ini disebabkan karena di
Kabupaten Cianjur terdapat kelebihan pegawai atau staf administratif sebanyak
kurang lebih 700 orang. Oleh karena itu, program pengembangan untuk dapat
meningkatkan kemampuan staf administratif yang ada dirasakan tepat untuk
dilaksanakan dengan tanpa melakukan rekrutmen, seleksi, induksi, untuk penerimaan
pegawai bam.
B. Implikasi
Derajat keberhasil suatu program pengembangan staf administratif di Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang telah dicapai, meskipun belum
optimal, namun demikian sedikit banyak keberhasilan ini memiliki implikasi terhadap
berbagai aspek penyelenggaraan program pengembangan staf administratif di Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Adapun implikasi tersebut
diantaranya adalah :
1. Implikasi terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur yang melandasi program pengembangan
staf administratif.
Bahwa pelaksanaan program pengembangan staf administratif yang
155
penyelenggaraan program pengembangan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur. Namun demikian kebijakan-kebijakan yang ditetapkan masih
belum sepenuhnya dijabarkan dalam pelaksanaan program pengembangan, sehingga
program pengembangan staf administratif masih belum memberikan kontribusi bagi
upaya peningkatan kinerja dan produktivitas dari organisasi. Oleh karena itu,
pemahaman terhadap penjabaran dari setiap kebijakan yang telah ditetapkan oleh staf
administratif atau staf yang ditunjuk dan diserahi tugas
untuk menjadi
penanggungjawab program hams benar-benar dapat dipahami. Implikasinya, bahwa
pelaksanaan program masih berjalan apa adanya bahkan keberhasilan program hanya
dilihat dari aspek tertentu saja tanpa mencapai target yaitu peningkatan kinerja staf
administratif yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
2. Implikasinya Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Staf Administratif Yang
Berkualitas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur
Pelaksanaan program pengembangan staf administratif diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan staf administratif dan pemenuhan kebutuhan staf
administratif yang berkualitas dan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dalam struktur organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Tentu saja sesuai yang diharapkan oleh organisasi yaitu bentuk kemampuan teoritis,
praktis, konseptual dan manajerial, serta moral yang dapat mendukung terhadap
156
pengembangan telah mampu meningkatkan kemampuan staf administratif yang ada, namun upaya untuk memenuhi kebutuhan staf administratif berkualitas yang sangat
dibutuhkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur masih
terbilang rendah.
Oleh karena itu, pelaksaan program pengembangan staf administratif hamslah
memperhatikan faktor ekstemal dan internal, temtama faktor internal yang terjadi di
dalam organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur. Sehingga
pada gilirannya nanti seluruh program pengembangan staf administratifakan mampu
memenuhi kebutuhan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dalam
hal staf administratifyang berkualitas yang dapat ditempatkan dalam unit kerja yang
tepat.
3. Implikasinya Terhadap Pengembangan Karir Staf Administratif Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
Realisasi dari tindak lanjut (follow up) hasil program pengembangan akan
berpengamh secara signifikan terhadap pengembangan karir (carier development)
staf administratif bersangkutan. Dikalangan staf administratif Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Cianjur masih terlihat bahwa produk staf administratif yang
telah mengikuti program pengembangan masih belum dapat dikembangkan karimya
baik dalam kontek penempatan (placement), pengisian jabatan (position) maupun
vi
peningkatan produktivitas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten^CjafljBSS^. i>
karena konsep "the rigth man on the right job" dan "the right people on tm
position" masih belum dapat dilaksanakan sepenuhnya. Selain itu dapat menjadikan
staf tersebut kurang memiliki motivasi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya, lebih jauh lagi dapat menyebabkan staf tersebut pmstasi atau stress, yang tentu saja akan berpengamh terhadap produktivitas organisasi secara keseluruhan.
C. Rekomendasi
1. Berpegang kepada hasil temuan penelitian yang esensial, terlihat bahwa masih
kurangnya pemahaman staf administratif terhadap mmusan kebijakan-kebijakan
pengembangan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Cianjur, temtama berkenaan dengan isi dari kebijakan. Kondisi ini
terlihat bahwa terkadang atasan langsung staf administratif dalam unit kerja
kurang tanggap terhadap aspirasi staf yang ingin mencoba mengikuti program pengembangan.
Sedangkan menumt konsep pengembangan ari Castetter (1996) bahwa pengembangan kemampuan staf administratif akan dapat secara utuh dilaksanakan apabila ada keinginan dari individu, kelompok, dan organisasi atau sistem, serta dukungan yang nyata dari kebijakan yang telah dimmuskan.
158
Oleh karena itu, saya memcoba untuk memberikan rekomendasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, mencoba memberikan pemahaman yang secara rinci kepada staf administratif yang mempunyai jabatan dalam hal ini Ka.Sub.Din dan Ka. Bag, serta Kasi dan Ka.Sub. Bag. berkenaan dengan isi dan maksud dari kebijakan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa staf administratif yang mengikuti program pengembangan, temtama yang mengikuti program pendidikan dengan izin belajar terlihat berjalan apa adanya, artinya staf administratif tersebut tidak diarahkan
untuk mengambil bidang studi yang dibutuhkan oleh Dinas Pendidikan