• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB SUKAPURA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB SUKAPURA BANDUNG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH

ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB SUKAPURA BANDUNG

(

Single Subject Research

)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidiksn Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh :

MILLATULHAQ ERLY 1001376

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB SUKAPURA BANDUNG

Oleh: Millatulhaq Erly

Sebuah skripsi diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Khusus

© Millatulhaq Erly

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MILLATULHAQ ERLY

1001376

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH ANAK

TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB SUKAPURA BANDUNG

(Penelitian Single Subject Research)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd NIP. 19520215.1983.01.1.001

Pembimbing II

Drs. H. Mamad Widya, M.Pd NIP. 19520823.197803.1.002

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB SUKAPURA BANDUNG

(Penelitian Single Subject Research)

OLEH: MILLATULHAQ ERLY (1001376)

Kemampuan keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh kemampuan motorik kasar yang dimiliki oleh anak. Pada anak tunagrahita sedang yang bernama RK dan FN duduk di kelas IV SDLB di SLB C Sukapura yang memiliki kemampuan motorik kasar yang kurang baik sehingga mengalami hambatan pada keseimbangan tubuhnya. Diperlukan metode pembelajaran yang menarik untuk anak yang dapat menarik minat anak untuk melatih kemampuan keseimbangan tubuh mereka. Senam irama merupakan metode yang menarik untuk anak karena dengan melakukan gerakan-gerakan senam yang diiringi musik anak terlatih motorik kasar yang di dalamnya terdapat gerakan untuk melatih keseimbangan tubuh mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam irama terhadap keseimbangan tubuh anak tunagrahita sedang yaitu (RK dan FN) dengan menggunakan metode penelitian eksperimen menggunakan pendekatan single subject research dengan menggunakan desain A-B-A. Hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan senam irama dapat memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan keseimbangan tubuh anak tunagrahita sedang (RK dan FN). Hal ini dibuktikan dengan peningkatan mean level pada setiap fasenya yaitu pada subjek RK fase baseline 1 (A-1) memiliki mean level 8,88%, fase intervensi (B) 12,49%, dan pada fase baseline 2 (A-2) memiliki mean level yaitu 16,66. Sedangkan pada subjek FN memiliki hasil mean level pada fase baseline 1 (A-2) 11,11%, fase intervensi (B) memiliki mean level 14,66%, dan fase terakhir yaitu fase baseline 2 (A-2) yaitu 18,88%. Hasil penelitian ini merekomendasikan senam irama agar dapat digunakan. Peneliti mengharapkan diadakan penelitian mengenai penggunaan senam irama untuk meningkatkan keseimbangan anak.

(5)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB SUKAPURA BANDUNG

(Single Subject Research)

By: MILLATULHAQ ERLY (1001376)

(6)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 3

C.Batasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II SENAM IRAMA TERHADAP KESEIMBANGAN TUBUH ANAK TUNAGRAHITA SEDANG ... 6

A.Konsep Dasar Senam Irama ... 6

B.Konsep Dasar Keseimbangan Tubuh ... 8

C.Konsep Dasar Tunagrahita ... 12

D.Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 18

E. Kerangka Berfikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A.Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 21

(7)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Metode Penelitian ... 23

D.Variabel Penelitian ... 24

E. Target Behavior ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 26

G.Proses Pengembangan Instrumen ... 30

H.Teknik Pengumpulan Data ... 37

I. Teknik Pengolahan Data ... 39

J. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A.Hasil Penelitian ... 44

B.Analisis Data ... 57

C.Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A.Kesimpulan ... 91

B.Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN

(8)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gross Motor Development ... 10

Tabel 2.2 Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 15

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen ... 27

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian ... 29

Tabel 3.3 Daftar Para Ahli Untuk Expert-Judgement Instrumen ... 31

Tabel. 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validasi ... 32

Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Realibitas Soal ... 34

Tabel 4.1 Subjek RK Data Baseline 1 (A-1) ... 45

Tabel 4.2 Subjek FN Data Baseline 1 ( A-1) ... 46

Tabel 4.3 Subjek RK Data Intervensi (B) ... 47

Tabel 4.4 Subjek FN Data Intervensi (B) ... 49

Tabel 4.5 Subjek RK Data Baseline 2 (A-2) ... 50

Tabel 4.6 Subjek RK Rekapitulasi Perkembangan Keseimbangan Tubuh ... 52

Tabel 4.7 Subjek FN Data Baseline 2 (A-2) ... 53

Tabel 4.8 Subjek FN Rekapitulasi Perkembangan Keseimbangan Tubuh ... 55

Tabel 4.9 Data Panjang Kondisi ... 57

Tabel 4.10 Data Kecenderungan Arah Subjek RK ... 58

Tabel 4.11 Data Kecenderungan Arah Subjek FN ... 60

Tabel 4.12 Data Kecenderungan Stabilitas Subjek RK ... 70

Tabel 4.13 Data Kecenderungan Stabilitas Subjek FN ... 70

Tabel 4.14 Data Jejak Data Subjek RK ... 71

Tabel 4.15 Data Jejak Data Subjek FN ... 71

Tabel 4.16 Data Level Stabilitas Rentang Subjek RK ... 72

Tabel 4.17 Data Level Stabilitas Rentang Subjek FN ... 72

(9)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.19 Rangkuman Analisis Visual Dalam Kondisi Subjek RK ... 74

Tabel 4.20 Data Perubahan Level Subjek FN ... 75

Tabel 4.21 Rangkuman Analisis Visual Dalam Kondisi Subjek FN ... 76

Tabel 4.22 Data Jumlah Variable Yang Diubah Subjek RK ... 77

Tabel 4.23 Data Jumlah Variable Yang Diubah Subjek FN ... 78

Tabel 4.24 Data Kecenderungan Arah dan Efeknya Subjek RK ... 78

Tabel 4.25 Data Kecenderungan Arah dan Efeknya Subjek FN ... 78

Tabel 4.26 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek RK... 79

Tabel 4.27 Data Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek FN ... 79

Tabel 4.28 Perubahan Level Subjek RK ... 79

Tabel 4.29 Perubahan Level Subjek FN ... 80

Tabel 4.30 Data Persentase Overlap Subjek RK ... 83

Tabel 4.31 Data Persentase Overlap Subjek FN ... 85

Tabel 4.32 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi Subjek RK ... 85

(10)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Desain ABA ... 41

Grafik 4.1 Hasil Baseline 1 (A-1) Subjek RK... 45

Grafik 4.2 Hasil Baseline 1 (A-1) Subjek FN ... 46

Grafik 4.3 Hasil Intervensi (B) Subjek RK ... 48

Grafik 4.4 Hasil Intervensi (B) Subjek FN ... 49

Grafik 4.5 Hasil Baseline 2 (A-2) Subjek RK... 51

Grafik 4.6 Rekapitulasi Perkembangan Keseimbangan Tubuh Subjek RK ... 53

Grafik 4.7 Hasil Baseline 2 (A-2) FN ... 54

Grafik 4.8 Rekapitulasi Perkembangan Keseimbangan Tubuh Subjek FN ... 56

Grafik 4.9 Kecenderungan Arah Keseimbangan Tubuh Subjek RK ... 58

Grafik 4.10 Kecenderungan Arah Keseimbangan Tubuh Subjek FN ... 59

Grafik 4.11 Kecenderungan Stabilitas RK Pada Kondisi Baseline 1 (A-1) .... 62

Grafik 4.12 Kecenderungan Stabilitas FN Pada Kondisi Baseline 1 (A-1) ... 63

Grafik 4.13 Kecenderungan Stabilitas Kondisi Intervensi (B) Subjek RK ... 65

Grafik 4.14 Kecenderungan Stabilitas Kondisi Intervensi (B) Subjek FN ... 66

Grafik 4.15 Kecenderungan Stabilitas RK Pada Kondisi Baseline 2 (A-2) ... 68

Grafik 4.16 Kecenderungan Stabilitas FN Pada Kondisi Baseline 2 (A-2) ... 69

(11)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi setiap individu. Setiap individu memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dari isi undang-undang tersebut jelas bahwa memang setiap individu itu memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, tidak terkecuali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau khususnya adalah anak tunagrahita. Anak tunagrahita adalah salah satu jenis anak yang memiliki hambatan perkembangan. Oleh karena itu mereka memerlukan pendidikan secara khusus sebagai mana yang tercantum di dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 5 ayat (1) yang berbunyi: setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu termasuk anak-anak berkebutuhan khusus berhak memperoleh pendidikan khusus, dan ayat (2) yang berbunyi: warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

(13)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Normalnya proses perkembangan berlangsung secara berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya meskipun kecepatan perkembangan bervariasi antara satu anak dengan anak lainnya. Tahap perkembangan merupakan salah satu fase yang pasti terlewati oleh seorang anak, salah satunya adalah perkembangan motorik kasar. Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot. Menurut Irfan keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi. Pada anak tunagrahita sedang memiliki keseimbangan yang kurang baik, sehingga perlunya dilakukan intervensi sedini mungkin untuk membantu memperbaiki keseimbangan yang ada pada anak tunagrahita sedang.

Keseimbangan dirasa sangat penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari anak tunagrahita sedang, karena ketika anak berjalan, berdiri, maupun melompat memerlukan keseimbangan tubuh yang baik. Ada berbagai cara untuk memperbaiki keseimbangan anak tunagrahita, salah satu cara untuk membantu keseimbangan anak tunagrahita sedang adalah dengan cara melakukan senam irama. Menurut Aip Syarifudin (1993, hlm.117) “senam irama ialah bentuk-bentuk gerakan senam yang merupakan perpaduan antara berbagai bentuk-bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya”. Dengan senam irama anak dapat melatih motorik kasar dan keseimbangannya dengan variasi-variasi gerak dan membentuk gerak melalui koordinasi antara berbagai bentuk gerakan dengan irama.

Bandi Delphie (2006, hlm.28) menyebutkan bahwa:

Ada berbagai macam bentuk gerak dasar atau locomotor activity yang dapat dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran yang bermuatan pola gerak irama seperti jalan, lari, loncat-loncat jangkit, lompat dengan berbagai variasi tolakan dan gerakan mendarat, memantul, mengoper, berputar, bergeser mengangkat, melempar, mengerut, mengejar, meluncur, dan sebagainya.

(14)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tunagrahita kurang. Anak tunagrahita sedang sebagai anak berkebutuhan khusus pun memiliki hambatan dalam hal koordinasi pada geraknya. Agar mereka dapat bebas bergerak mereka membutuhkan latihan-latihan seperti olahraga dan menari secara berkala.

Permasalahan yang telah dipaparkan diatas pun terjadi pada anak tunagrahita sedang yang menjadi objek penelitian, anak ini memiliki permasalahan dalam keseimbangannya seperti:

1. Tidak mampu berjalan lurus

2. Ketika berjalan anak cenderung menyeret kaki tanpa mengayunkan tangannya 3. Anak berjalan dengan terhuyung-huyung

4. dan anak tidak mampu melompat dengan baik.

Karakteristik seperti itu, akan berakibat pada proses anak tunagrahita sedang ini dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Namun, dibalik semua kondisi tersebut masih terdapat banyak potensi yang dapat dijadikan sebagai keuntungan untuk menerapkan treatmen kepada anak.

Adanya permasalah tersebut maka perlunya alternatif untuk membantu melatih perkembangan motorik anak dengan menggunakan senam, salah satunya adalah dengan senam irama karena dengan menggunakan senam irama komposisi gerakan untuk melatih keseimbangan dan kelenturan tubuh diantarkan oleh tuntunan irama musik yang mengambil manfaat optimal dari gerakan-gerakan lokomotor, dengan menggunakan senam irama banyak variasi yang bisa di lakukan, baik dilakukan secara perorangan maupun berpasangan dengan menyenangkan untuk anak.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

(15)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hambatan yang dimiliki oleh anak yaitu kurangnya kematangan dalam motorik kasar dimana anak tunagrahita sedang mempunyai keseimbangan yang kurang baik seperti, anak tidak mampu berjalan lurus, anak cenderung menyeret kakinya ketika berjalan, anak tidak mengayunkan tangannya ketika berjalan, dan anak tidak dapat melompat dengan baik.

2. Minimnya keseimbangan anak tunagrahita sedang berakibat pada penyesuian anak terhadap lingkungan yang pada akhirnya dapat menghambat peran serta anak dalam bermain dengan teman sebayanya.

3. Kurangnya latihan dalam keseimbangan mengakibatkan kemampuan keseimbangan anak tunagrahita sedang terhambat.

4. Belum adanya metode khusus yang digunakan untuk melatih keseimbangan anak tunagrahita sedang di sekolah

5. Media yang dapat digunakan untuk melatih keseimbangan anak tunagrahita cukup beragam, media yang digunakan tentunya harus media yang dapat menarik dan menyenangkan bagi anak tunagrahita sedang.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukan di atas, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keseimbangan. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini hanya pada penggunaan senam irama terhadap keseimbangan tubuh anak tunagrahita sedang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah gambaran kemampuan keseimbangan anak tunagrahita sedang sebelum diberikan perlakuan atau treatmen?

2. Apakah pengaruh yang dihasilkan oleh senam irama terhadap keseimbangan anak tunagrahita sedang?

(16)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui keseimbangan tubuh anak tunagrahita sedang sebelum diberikan senam irama

b. Mengetahui pengaruh senam irama terhadap keseimbangan pada anak tunagrahita sedang

2. Manfaat penelitian

Pada penelitian ini, penulis berharap laporan penelitian ini dapat bermanfaat, adapun manfaat tersebut diantaranya adalah:

a. Manfaat teoritis

1) Sebagai salah satu sumber pengetahuan dalam bidang pendidikan dan juga ilmu pada umumnya serta lembaga pendidikan khusus sendiri.

2) Hasil penelitian dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut serta acuan dalam melatih keseimbangan anak tunagrahita sedang

b. Manfaat praktis

(17)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metode penelitan yang memuat beberapa komponen, yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrumen dan teknik pengumpulan data.

A.Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita sedang kelas 4 SDLB di Sukapura Bandung. Responden yang dijadikan subjek penelitian berjumlah 2 orang berjenis kelamin perempuan. Responden diambil dari populasi secara random sampling. Responden diambil sebagai subjek penelitian dalam rangka untuk meningkatkan keseimbangan tubuh untuk mendukung aktifitas sehari-harinya. Adapun biodata dari subjek penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Subjek 1

Nama : Rk

Tempat tanggal lahir : Bandung, 07-02-2001 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Jenis kelainan : Tunagrahita sedang

b) Subjek 2

Nama : Fn

Tempat tanggal lahir : Bandung, 17-04-2000 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

(18)

2

Karakteristik kedua subjek dalam keseimbangan tubuhnya adalah anak tidak mampu berjalan lurus dan melompat. Hal ini menyebabkan terganggunya aktifitas sehari-hari mereka seperti menghindari dari bahaya. Sebagai contoh Rk yang selalu menyeret kakinya ketika berjalan sehingga terkadang menyebabkan Rk sering tersandung dan Fn yang berjalan dengan sedikit terhuyung-huyung seperti hendak terjatuh.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah di SLB C Sukapura, yang beralamat di jalan perumahan bumi asri kiaracondong Bandung 40285. Lokasi penelitian berada dikawasan perumahan yang asri dan nyaman, tidak banyak kendaraan yang berlalulalang. Peneliti melakukan penelitian pada jam pelajaran olahraga dan jika tidak memungkinkan dilaksanakan diluar jam pelajaran. Posisi kelas subjek berada di lantai bawah, dengan ruangan kelas yang cukup luas.

B.Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain A-B-A’. Desain ini terdiri dari 3 kondisi yang akan diamati, yakni kondisi baseline-1 (A) dimana pada beberapa sesi peneliti akan mengamati dan mengukur kemampuan awal siswa tanpa perlakuan apapun. Kedua adalah kondisi intervensi (B) dimana selama beberapa sesi peneliti memberikan perlakuan kepada subjek, mengamati, dan mengukurnya. Ketiga adalah kondisi baseline-2 (A’) dimana peneliti akan mengamati dan mengukur kemampuan akhir siswa di beberapa sesi saat kembali tidak diberikan perlakuan apapun.

(19)

3

tubuhnya. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang untuk memastikan data yang sudah didapat dalam melihat kemampuan keseimbangan tubuhnya.

B (perlakuan atau intervensi) adalah untuk mengetahui data kemampuan keseimbangan gerak subjek setelah diberikan perlakuan atau intervensi. Intervensi yang diberikan berupa melakukan senam irama, subjek diinstruksikan untuk mengikuti gerakan-gerakan senam yang diiringi oleh musik dan menyesuaikan gerakan sesuai dengan irama musik, yang di dalamnya terkandung gerakan-gerakan seperti:

1. Berdiri 2. Berjalan 3. Melompat 4. Loncat

5. Berdiri dengan menggunakan satu kaki

A2 yaitu pengamatan kembali terhadap kemampuan keseimbangan tubuh subjek pada saat proses pelatihan berlangsung. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sejauh mana pengaruh intervensi yang diberikan terhadap subjek.

C.Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang berbentuk Singel Subject Reaserch (SSR). Menurut Sugiono (2013, hlm.6), “metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan tertentu)”.

Menurut Umar (2013, hlm.21) bahwa “metode merupakan suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar”. Metode penelitian

(20)

4

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Dalam bukunya Sugiono (2013, hlm.107) mengatakan bahwa “metode

penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekperimen dengan menggunakan rancangan Single Subject Research (SSR).

Metode eksperiment dengan rancangan Single Subject Research pada penelitian ini, dipilih dikarenakan metode dirasa cocok untuk mengetahui pengaruh perlakuan yaitu pemberian senam irama terhadap keseimbangan anak tunagrahita sedang dengan karakteristik anak sulit untuk menyeimbangkan tubuhnya ketika berjalan. Melompat, loncat, dan mengangkat salah satu kaki.

D.Variabel Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SLB Sukapura Bandung”, memiliki dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel Bebas

“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono, 2013, hlm.60). Variabel ini disebut variabel bebas karena tidak tergantung pada adanya variabel yang lain atau bebas dari ada atau tidak adanya variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu senam irama. Senam irama adalah bentuk-bentuk gerakan senam perpaduan antara berbagai bentuk gerakan yang mengikuti irama dengan irama yang mengiringinya.

(21)

5

Menurut Syarifudin A (1993, hlm.117) senam irama ialah “bentuk-bentuk gerakan senam yang merupakan perpaduan antara berbagai bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya”.

Unsur-unsur yang diperlukan dalam senam irama adalah : a. Kelenturan

b. Keseimbangan c. Keluwesan d. Fleksibilitas e. Kontinuitas

f. Ketepatan dengan irama

2. Variabel terikat

“Variabel terikat merupakan variabel dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2013:60). Variabel Terikat atau pada penelitian ini disebut juga sebagai target behavior adalah keseimbangan anak tunagrahita sedang.

Menurut Irfan (2012) dalam: keseimbangan. [online]. Mengutip O’sulivan dan Ann Thomson tersedia: http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance/ keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau dinamis, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan disetiap segmen tubuh dan bidang tumpu.

(22)

6

Sutjianti Somantri (2007, hlm.107) menyebutkan bahwa “anak tunagrahita sedang dapat disebut juga dengan imbesil, kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada sekala Biner dan 54-40 menurut skala Weshcler (WISCH)”. Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat bahwa anak tunagrahita sedang memiliki IQ di bawah 51 pada sekala Biner dan menurut skala WISCH anak tunagrahita sedang memiliki IQ di bawah54. Sjarifuddin (1976, hlm.82) “pada anak-anak yang lemah ingatan akan terjadi sesuatu kekurang lancaran atau kekurang seimbangan dalam proses perkembangan alat-alat seperti pada anak-anak normal”. Kurang lancar atau kurang seimbangnya proses perkembangan hal tersebut adalah dikarenakan akibat dari pada pusat susunan syaraf yang sudah mengalami ganguan.

Anak tunagrahita sedang memiliki keseimbangan yang kurang baik, oleh sebab itu perlu dilakukannya treatmen untuk memperbaiki keseimbangan pada anak tunagrahita sedang salah satunya adalah dengan senam irama dimana senam irama adalah melakukan gerakan-gerakan senam dengan diiringi irama musik agar anak melakukan kegiatan dengan senang dan gerakan-gerakan tersebut dapat membantu anak tunagrahita untuk melatih motorik kasar, otot-otot, dan keseimbangannya.

E.Target Behavior

Perilaku sasaran atau target behavior dalam penelitian ini adalah anak mampu meningkatkan keseimbangan tubuh.

F. Instrumen Penelitian

(23)

7

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Instrumen berupa tabel yang berisi aspek-aspek kemampuan keseimbangan tubuh. Dalam penelitian ini tes yang digunakan berfungsi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian serta kemampuan atau persepsi subjek dalam kemampuan keseimbangan tubuh. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dirancang sebelum pembuatan tes peneliti adalah sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi instrument

Kisi-kisi merupakan sebuah rancangan awal yang dibuat sebelum lebih lanjut membuat instrumen.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen

Variabel

Materi

Pokok

Indikator

Butir Instrumen

Keseimbangan

Berdiri 1. Berdiri tegak 2. Berdiri dengan

(24)
(25)

9

2. Penyusunan Instrument

Instrumen dalam penelitian ini merupakan sarana untuk mengumpulkan data. Penyusunan instrumen ini mengacu pada kisi-kisi instrument yang telah dibuat sebelumnya. Instrument tersebut berupa butiran soal yang disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan pada kisi-kisi soal.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

No Perilaku yang di ukur Nilai

0 1 2 3

1. Berdiri tegak dengan merentangkan tangan kanan dan kiri ke samping

2. Berdiri dengan posisi kaki kuda-kuda

3. Berjalan mengikuti garis lurus tanpa keluar garis dengan merentangkan tangan ke samping

4. Berjalan mengikuti garis lurus tanpa keluar garis 5. Berjalan mundur

6. Melompat ke depan

7. Melompat ke samping kanan 8. Melompat ke samping kiri

9. Melompat dengan bertumpu pada kaki kanan 10. Melompat dengan bertumpu pada kaki kiri

(26)

10

11. Melompat dengan bertumpu pada kaki kanan sambil merentangkan tangan kanan dan kiri ke samping 12. Melompat dengan bertumpu pada kaki kiri sambil

merentangkan tangan kanan dan kiri ke samping 13. Loncat ke atas

14. Mengangkat kaki kanan ke atas dengan

merentangkan tangan kanan dan kiri ke samping 15. Mengangkat kaki kiri ke atas dengan merentangkan

tangan kanan dan kiri ke samping Keterangan:

Skor 0: Tidak mampu melakukan gerakan

Skor 1: Anak mampu melakukan gerakan selama 1-5 detik Skor 2: Anak mampu melakukan gerakan selama 6-10 detik Skor 3: Anak mampu melakukan gerakan selama 11-15 detik

G. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Saifuddin (2000, hlm.5) dalam bukunya menyebutkan “validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Dapat dikatakan bahwa validitas berkaitan dengan ketepatan alat ukur yang digunakan. Kasmadi (2013, hlm.77) menyebutkan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

(27)

11

biasa. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi berupa expert-judgement dalam hal ini adalah pakar dan guru.

Tabel 3.3

Daftar para ahli untuk Expert-Judgment Instrumen

No Nama Jabatan

1. Mimin Tjasmini, M.Pd Dosen PLB

2. Drs. Hidayat, Dipl, S. Ed., M.Si Dosen PLB

3. Dewi Rohayati, S. Pd Guru Kelas Subjek

Data yang diperoleh dari penilaian tim ahli dinilai validitasnya menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : P : Presentase f : Jumlah cocok

∑ : Jumlah penilai ahli

Kriteria Penilaian :

Skor 3 = Bila semua ahli menjawab cocok pada setiap butir soal Skor 2 = Bila 2 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal Skor 1 = Bila 1 ahli menjawab cocok pada setiap butir soal

P =

(28)

12

Tabel. 3.4

Hasil Perhitungan Uji Validasi

Butir Instrumen

Bobot Penilaian

Persentase (%) Keterangan Cocok Tidak

Cocok

1 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

2 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

3 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

4 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

5 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

6 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

7 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

8 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

9 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

10 2 - 3/3 x 100% = 100% Valid

11 2 - 3/3 x 100% = 100% Valid

12 2 - 3/3 x 100% = 100% Valid

13 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

14 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

15 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

16 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

17 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid

Hasil uji validitas instrumen melalui judgement para ahli di atas diperoleh hasil 100%. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan dapat dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

(29)

13

sama, tes dengan tes ulang akan memberikan hasil yang sama. Uji reliabilitas merupakan syarat pengujian validitas instrumen. Umar (2013, hlm.58)

menyebutkan “Uji reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran”. Reliabilitas merupakan ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, jika hasilnya berubah-ubah maka perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

“Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable” (Sugiyono, 2013, hlm.184).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, uji reliabilitas instrumen dilakukan kepada siswa yang memiliki karakteristik sama dengan subjek penelitian yaitu yang memiliki hambatan dalam keseimbangan tubuhnya. Pengujian reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan isnternal consistency, dengan cara mencobakan instrumen sebanyak satu kali pengukuran. Perhitungan uji reliabilitas aspek berdiri, berjalan, melompat, loncat, berdiri dengan menggunakan satu kaki dengan kriteria penilian 0 sampai 3 menggunakan rumus Alpha Cronbach. Arikunto

(2010:239) menyatakan bahwa “rumus aplha digunakan untuk mecari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0”. Berikut adalah rumus Aplha Cronbach:

= (

) ( 1 -

)

Keterangan :

K = jumlah item pertanyaan yang diuji

∑ banyaknya soal varians total

reliabilitas instrumen

Rumus untuk varian total dan varian item

(30)

14

Keterangan :

(31)

15

Tabel 3.5

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Soal

No. Nama

Siswa

ButirSoal/Item Jumlah Skor

Total (A)

Jumlah Kuadrat

Total Skor (A2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1. RG 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 25 625

2. FD 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 10 100

3. RD 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 22 484

4. DN 2 1 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 18 324

5 RD 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 2 1 1 16 256

6 FM 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 18 324

7 SR 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 14 196

Jumlah ( ) 13 10 9 8 6 8 8 8 4 5 8 8 12 8 8 123 2309

Jumlah

Kuadrat ∑B2 25 16 13 10 8 10 10 10 6 7 12 12 22 10 10

(32)
(33)

17

Arikunto (2010:276) menyatakan keterangan kkriteria penafsiran dari skor hasil

uji reliabilitas sebagai berikut:

(34)

18

digunakan untuk mengukur tingakat pencapaian keberhasilan siswa setelah

melakukan kegiatan belajar”.

Tes perbuatan dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan keseimbangan tubuh subjek pada tiga fase, yaitu pada fase baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan awal subjek, fase intervensi (B) untuk mengetahui ketercapaian kesimbangan tubuh subjek selama diberikan senam irama, dan fase baseline-2 (A-2) untuk mengetahui kemampuan subjek setelah diberikan perlakuan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam kemampuan keseimbangan tubuh. Tes yang pertama dilakukan adalah asesmen keseimbangan tubuh dengan menggunakan ceklis mampu atau tidak mampu. Adapun yang dilakukan dalam pemberian tes adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengumpulan data pada fase baseline-1. Pengumpulan data pada fase-1 dilakukan untuk mengentahui kemampuan awal subjek tentang keseimbangan tubuh. Fase baseline-1 ini dilakukan hingga menemukan angka-angka stabil. Fase baseline-1 ini dilakukan selama 4 sesi dan setiap sesi dilakukan selama 40 menit.

b. Setelah didapatkan angka-angka yang stabil pada baseline-1 peneliti melakukan intervensi. Intervensi ini dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan tubuh dengan menggunakan senam irama. Fase intervensi pada subjek RK dilakukan selama 8 sesi sedangkan pada subjek dan setiap sesi dilakukan selama 40 menit.

(35)

19

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan kegiatan dimana peneliti menggunakan dokumen-dokumen untuk mengumpulkan informasi mengenai keseimbangan tubuh subjek.

I. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul sebelum adanya kesimpulan. Pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian untuk mengolah data di dapat dari lapangan. Data yang telah diolah kemudian dianalisis. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan dengan menggunakan grafik pada penelitian SSR. Statistik deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikannya.

Sunanto (2006, hlm.30) menyebutkan “Pada penelitian Subject Single Research, grafik memegang peranan yang utama dalam proses analisis”. Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama yaitu, (1) untuk membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan (2) untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membatu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Pada penelitian ini, proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan keseimbangan tubuh anak tunagrahita sedang melalui senam irama.

Menurut Sunanto (2006, hlm.30) terdapat beberapa komponen penting

dalam grafik antara lain sebagai berikut :

(36)

20

2. Ordinatadalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi)

3. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%.

5. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.

J. Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan akhir sebelum menarik kesimpulan. Setelah data terkumpul selanjutnya data dianalisis dengan perhitungan tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Sugiono (2013, hlm.335) analisis data adalah:

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menganalisi data, yaitu: 1. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-1 dari subjek pada

setiap sesinya.

(37)

21

3. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap sesinya.

4. Membuat tabel perhitungan hasil fase baseline, fase intervensi pada subjek setiap sesinya.

5. Menjumlahkan semua hasil yang diperoleh pada fase baseline-1, fase intervensi dan fase baseline-2 pada subjek setiap sesinya.

6. Membandingkan hasil pada fase baseline-1, fase intervensi dan pada fase baseline-2 dari subjek.

7. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat terlihat secara langsung perubahan yang terjadi antara ketiga fase tersebut.

Adapun grafik perkembangan yang digunakan dalam mengolah data yaitu gambar grafik desain A-B-A.Tampilan grafik yang akan nampak pada hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

Grafik 3.1 Desain ABA

Analisis perubahan dalam kondisi adalah menganalisis perubahan data dalam suatu kondisi, misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisiis adalah sebagai berikut :

a. Analisis dalam Kondisi

0% 20% 40% 60% 80% 100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 dst.

Per

sen

tase

(38)

22

Analisis perubahan dalam kondisi adalah menganalisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis adalah sebagai berikut:

1) Panjang kondisi (Condition length), adalah banyaknya data point dalam kondisi yang menggambarkan banyaknya sesi pada tiap kondisi (baseline dan intervensi).

2) Estimasi kecenderungan arah (Estimate of trend direction), digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi. Terdapat dua cara untuk menentukan kecenderungan arah grafik, yaitu dengan metode freehand dan metode split-middle. Metode tangan bebas (freehand) adalah mengamati secara langsung terhadap data poin pada suatu kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data poin menjadi dua bagian. Metode belah tengah (split-middle) adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median data poin nilai ordinatnya.

3) Kecenderungan stabilitas (Trend stability), menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data poin yang berada di dalam rentang, kemudian dibagi banyaknya data poin, dikalikan 100%.

4) Jejak data (Data path), yaitu perubahan data satu ke data lain dalam suatu kondisi, yang dapat terjadi dalam tiga kemungkinan yaitu: menaik, menurun, dan mendatar. Menentukan kecenderungan jejak data sama dengan menentukan estimasi kecenderungan arah.

5) Rentang (Range), yaitu selisih nilai terendah dan nilai tertinggi pada setiap fase.

6) Perubahan level (Level change), menunjukkan besarnya perubahan data dalam suatu kondisi dan dapat dilihat dari selisih antara antara data terakhir dan data pertama pada setiap fase.

b. Analisis antar Kondisi

(39)

23

1) Jumlah variabel yang diubah, sebaiknya difokuskan pada satu variabel terikat. 2) Perubahan kecenderungan dan efeknya, menunjukkan makna perubahan target

behavior yang disebabkan oleh intervensi.

3) Perubahan stabilitas, menunjukkan tingkat stabilitas perubahan dari serentetan data.

4) Perubahan level data, menunjukkan seberapa besar data berubah yang ditunjukkan oleh selisih antara data terakhir pada kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi).

(40)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa senam irama dapat berpengaruh dalam peningkatan keseimbangan tubuh pada anak tunagrahita sedang. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan subjek RK dan FN menunjukkan perkembangan dan peningkatan yang positif. Kesimpulan tersebut didasarkan dengan adanya peningkatan mean level pada setiap fase atau kondisi.

Kemampuan awal RK dan FN pada fase baseline 1 (A-1) terbilang masih kurang karena anak hanya mampu berdiri tegak dengan merentangkan tangan kesamping selama tiga detik, berdiri dengan posisi kuda-kuda selama dua detik, berjala mundur selama tiga detik dan loncat ke atas selama tiga detik.

Kemampuan keseimbangan tubuh RK dan FN pada kondisi atau fase intervensi (B) ini dilakukan sebanyak delapan sesi dimana dalam kondisi ini kedua subjek diberikan perlakuan atau intervensi (B) melalui penggunaan senam irama , setelah diberikan intervensi (B) pada setiap sesinya skor yang didapat kedua subjek meningkat.

Sebelum melanjutkan pada fase atau baseline 2 (A-2) diberikan jeda selama tiga hari yang mana ini merupakan kontrol setelah tidak lagi diberikan intervensi. Peningkatan keseimbangan tubuh oleh senam irama pada anak tunagrahita sedang hal ini dibuktikan dengan peningkatan mean level subjek RK dan pada subjek FN.

(41)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Saran

Dalam proses kegiatan pembelajaran metode pembelajaran yang digunakan dirasa penting untuk menunjang berlangsungnya pembelajaran yang efektif terutama untuk anak tunagrahita sedang. Metode pembelajaran yang digunakan juga harus bersifat inovatif dan menarik minat anak untuk mengikuti pembelajaran sehingga pada saat pembelajaran berlangsung anak tidak merasa tertekan dan bosan namun anak akan merasa senang dengan metode yang dikemas secara menarik. Senam irama pada penelitian ini berupa senam iram yang dapat meningkatkan keseimbangan tubuh anak tunagrahita sedang. Berdasarkan penelitian dilapangan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Penggunaan metode senam dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penggunaan metode yang menyenangkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan keseimbangan tubuh anak diharapkan senam irama ini dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keseimbangan tubuh. Pada prinsipnya, diharpkan dapat memberikan warna baru terhadap sekolah luar biasa sehingga anak merasa senang dan menarik serta mau untuk mengikuti pembelajaran sehingga metode yang digunakan tidak itu-itu saja.

2. Bagi Orangtua

(42)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk melatih keseimbangan tubuh sehingga orangtua dapat mengulangnya dirumah.

3. Bagi Penelitian Selanjtnya

(43)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arif Darma, Frian. (2010).pengertian Seni Irama. [online]. Tersedia: http://frianarifdarmas.wordpress.com/2010/01/04/pengertian-senam-irama/ (26 desember 2012)

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Sebagai suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta

Asep Kurnia Nenggala. (2007). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: Penerbit CV. Pandawa

Danang. (2012). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. [online]. Tersedia: http://danangpoenya.blogspot.com/2012/03/bahan-ajar-kelas-x-semester-i.html (26 Desember 2012)

Delphie, Bandi. (2012). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama

Delphie, Bandi. (2006). Gerak Irama. Bandung: Rizqi Press

Kasmadi. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Irfan. (2012). Keseimbangan. [online]. Tesedia:

http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance/ (24 Desember 2012)

Nanang. (2011). Tunagrahita. [online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/24/tunagrahita/(24 Desember 2012) Riyadi, Nanang. (2011). Tunagrahita. [online]. Tersedia:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/24/tunagrahita/ (31 Desember 2012) Somantri, Sutjihanti. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika

Aditama

(44)

Millatulhaq Erly, 2014

Pengaruh Senam Irama Terhadap Keseimbangan Tubuh Anak Tunagrahita Sedang di SBL-C Sukapura Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sunanto, D., Takeuchi, K., Nakata, Hideo. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal.Bandung: UPI Press.

Syarifudin, Aip. (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sjarifuddin Aip. (1976). Olahraga Pendidikan Untuk Anak Lemah Ingatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Umar, Husein. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers

Wehman, Paul. (1981). Program Development in Special Education. Amerika: McGraw-Hill

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel. 3.4
+3

Referensi

Dokumen terkait

pada model studi dengan nilai lebar intermolar yang dihitung menggunakan

Genetik mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan variasi ukuran dan bentuk lengkung gigi. Cassidy dkk., telah melakukan penelitian terhadap remaja kembar dan

ekonomi antar sopir dengan pedagang yang berada disetiap pangkalan angkutan. kota

Sebelum ditetapkan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN PANTOMIM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA VERBA BAHASA JEPANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Karakteristik partisipan dalam penelitian ini antara lain memasuki usia dewasa tengah (middle adulthood) berusia 45-65 tahun, telah menjadi insan paska stroke minimal 5 tahun,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. © Dea Sudawati 2014 Universitas

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran motivasi belajar remaja akhir yang menjadi tulang punggung keluarga dengan sosial