TESIS
Diajukan Sebagai Salah SatuSyaratuntuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni
Oleh: Dini Ardiningsih
NIM. 1202024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh
Dini Ardiningsih
S. Sn. Sekolah Tinggi Musik Bandung (STiMB), 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Dini Ardiningsih 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
disetujuidan disahkan oleh pembimbing:
PembimbingI
Dr. Rita Milyartini, M. Si. NIP. 196406231988032001
PembimbingII
Dr. Cepi Riyana, M. Pd. NIP. 1975123020012112001
Mengetahui,
Ketua Program StudiPendidikanSeniSekolahPacasarjana UniversitasPendidikan Indonesia
Bandung
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENEGESAHAN ...
PERNYATAAN ...
KATA PENGANTAR ...
UCAPAN TERIMA KASIH ...
ABSTRAK ...
ABSTRACT ...
DAFTAR ISI ...
DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Penelitian
...
B. Identifikasi Masalah Penelitian
...
C. Rumusan Masalah Penelitian
...
D. Tujuan Penelitian
...
E. Manfaat Penelitian ...
F. Struktur Organisasi Tesis
...
BAB II KAJIAN PUSTAKA...
A. E-learning...
B. Media Pembelajaran ...
1. Multimedia Interaktif ...
2. Desain Grafis dalam Multimedia ...
3. Animasi dalam Multimedia ...
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Teori Pembelajaran ...
1. Behaviorisme
...
2. Kognitivisme ...
3. Konstruktivisme ...
D. Teori Pembelajaran Musik
...
1. Musical Aptitude
...
2. Musical Achievement
...
3. Audiation ......
C. Teori Dasar Musik ...
1. Silabus Teori Musik (STiMB: 2009)
...
2. Buku Music Theory (Jones, 1974)
...
3. Buku First Steps in Music Theory (Taylor, 2009)
...
4. Buku Alfred’s Essential of Music Theory (Alfred)
...
BAB III METODE PENELITIAN...
A. Lokasi Penelitian...
B. Subjek Penelitian...
C. Desain Penelitian ...
D. Metode Penelitian
...
E. Definisi Operasional ...
F. Instrumen Penelitian ...
G. Teknik Pengumpulan Data
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
...
H. Teknik Analisis Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. HASIL PENELITIAN
...
1. Analisis (Analysis)
...
a. Data Pra-Lapangan
...
b. Data Lapangan ...
2. Perancangan (Design)
...
a. Identifikasi Materi Teori Dasar Musik
...
b. Strategi Pembelajaran ...
c. Model Pembelajaran
...
d. Model Perancangan
...
e. Perancangan Media ...
3. Pengembangan (Development)
...
a. Trial Error offline
...
b. Integrasi Konten pada Moodle
...
4. Implementasi (Implementation)
...
a. Implementasi Tahap Satu
...
79
80
81
85
86
87
91
91
92
97
103
103
105
107
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Implementasi Tahap Dua ...
c. Implementasi Tahap Tiga
...
d. Implementasi Tahap Empat
...
5. Evaluasi (Evaluation) ...
a. Evaluasi Formatif
...
b. Evaluasi Sumatif
...
B. PEMBAHASAN
...
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...
A. Simpulan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA ...
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Types of Audiation ...
Tabel 2. 2 Stages of Audiation ...
Tabel 3. 1 Jadwal perancangan ...
Tabel 3. 2 Presentasi penilaian dan interpretasi ...
Tabel 4. 1 Data calon mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015
...
Tabel 4. 2 Data mahasiswa baru yang mengikuti matrikulasi
...
Tabel 4. 3 Presentasi nilai pra-tes matrikulasi
...
Tabel 4. 4 Nilai akhir mata kuliah Teori Musik
I...
Tabel 4. 5 Profil RK
...
Tabel 4. 6 Profil responden MSS
...
Tabel 4. 7 SAP mata kuliah Teori Musik I
...
Tabel 4. 8 Pembagian tugas dan target perancangan
...
Tabel 4. 9 Data nilai uji coba materi
...
Tabel 4. 10 Konten materi e-learning
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
...
Tabel 4. 11 Aplikasi teori pembelajaran
...
Tabel 4. 12 Garis besar story board
...
Tabel 4. 13 Warna backround
...
Tabel 4. 14 Contoh layout
...
Tabel 4. 15 Rancangan Materi
...
Tabel 4. 16 Perilaku responden trial error offline
...
Tabel 4. 17 Integrasi konten pada moodle
...
Tabel 4. 18 Requirment Moodle 2.6
...
Tabel 4. 19 Responden implementasi tahap satu
...
Tabel 4.20 Temuan dan implementasi tahap satu
...
Tabel 4. 21 Responden implementasi tahap dua
...
Tabel 4. 22 Responden implementasi di luar STiMB
...
Tabel 4. 23 Responden implementasi tahap empat
...
Tabel 4. 24 Persepsi responden ...
Tabel 4. 25 Presentasi penilaian dan interpretasi ahli materi ...
Tabel 4. 26 Presentasi penilaian dan interpretasi ahli Media ... 84
85
85
87
89
93
94
94
95
95
96
96
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4. 27 Presentasi penilaian dan interpretasi dosen Teori Musik ...
Tabel 4. 28 Presentasi penilaian dan interpretasi responden dosen ...
Tabel 4. 29 Presentasi penilaian dan interpretasi responden graphic
designer ...
Tabel 4. 30 Presentasi penilaian dan interpretasi responden mahasiswa ...
Tabel 4. 31 Presentasi penilaian dan interpretasi responden siswa SMK
12 ...
Tabel 4. 32 Presentasi penilaian rata-rata ...
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 2. 1 Perspektif akademis e-learning ...
Gambar 2. 2 Dale Cone Experience ...
Gambar 2. 3. Cognitive Theory of Multimedia ...
Gambar 3. 1 The ADDIE concept ...
Gambar 4. 1 Kegiatan penerimaan mahasiswa baru
...
Gambar 4. 2 Kegiatan matrikulasi tahun akademik 2013/2014
...
Gambar 4. 3 Layout e-learning Music Theory
...
Gambar 4. 4 Layout exercises e-learning Music Theory
...
Gambar 4. 5 Layout e-learning SFS Kids
...
Gambar 4. 6 Layout games e-learning SFS
...
Gambar 4. 7 Layout lesson dan exercises Music Theory
101...
Gambar 4. 8 Layout quiz Music Theory
101...
Gambar 4. 9 Layout materi Be-Smart
...
Gambar 4.10 Tampilan worksheet Articulate Storyline
...
Gambar 4.11 Tampilan Moodle 2.6.2.
...
Gambar 4. 12 Model Pebelajaran ...
Gambar 4. 13 Model Perancangan ...
Gambar 4. 14 Prosedur Perancangan
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
...
Gambar 4. 15 Flow Chart untuk setiap lesson
...
Gambar 4. 16 Jenis huruf (font)
...
Gambar 4. 17 Revisi warna background (atas menjadi bawah)
...
Gambar 4. 18 Revisi layout dan warna elemen (atas menjadi bawah)
...
Gambar 4. 19 Revisi layout
...
Gambar 4. 20 Revisi bidang
...
Gambar 4. 21 Penambahan perintah klik
...
Gambar 4. 22 Penambahan karakter
...
Gambar 4. 23 Ekspresi karakter
...
Gambar 4. 24 Balasan e-mail Bisri Mustova
...
Gambar 4. 25 Game Parampaa
...
Gambar 4. 26 Game Just Music
...
Gambar 4. 27 Kegiatan implementasi tahap satu
...
Gambar 4. 28 Kegiatan implementasi games
...
Gambar 4. 29 Hasil revisi perintah dalam Moodle
79
82
83
84
84
86
87
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
...
Gambar 4. 30 Hasil revisi perintah klik next
...
Gambar 4. 31 Kegiatan implementasi tahap tiga
...
Gambar 4. 32 User report Moodle
...
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus dan SAP Teori Musik I ...
Lampiran 2 Contoh materi Alfred’s Essentials of Music Theory
...
Lampiran 3 Contoh modul matrikulasi tahun akademik 2013/2014
...
Lampiran 4 Contoh soal pra-tes Teori Dasar Musik
...
Lampiran 5 Story Board e-learning Teori Dasar Musik
...
Lampiran 6 Pernyataan kesediaan menjadi responden
...
Lampiran 7 Instrumen evaluasi ahli materi
...
Lampiran 8 Instrumen evaluasi ahli media
...
Lampiran 9 Instrumen evaluasi mahasiswa/responden
...
Lampiran 10 Hasil Evaluasi
...
Lampiran 11 Tampilan moodle
...
Lampiran 12 Contoh tampilan multimedia
...
Lampiran 13 Dokumentasi penelitian
...
Lampiran 14 Keterangan penelitian
...
hlm.
111
117
124
130
136
145
147
152
157
161
167
171
228
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah e-learning Teori Dasar Musik bagi calon mahasiswa Sekolah Tinggi Musik Bandung (STiMB), yaitu berupa multimedia interaktif dengan materi Teori Dasar Musik mulai dari Staff
sampai dengan Major Scales, yang dilengkapi dengan latihan atau quiz dan
games. E-learning dirancang dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dikemas dalam wadah e-learning yaitu Moodle. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan model ADDIE yaitu
Analysis (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implementation (implementasi), Evaluation (evaluasi). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif meliputi observasi, wawancara tidak terstruktur, dan studi dokumen. Kelayakan produk berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, responden dosen Teori Musik di STiMB, responden dosen STiMB, responden grafhic designer, responden mahasiswa STiMB, dan responden siswa SMKN 12. Penilaian berupa lembar evaluasi yang meliputi empat aspek yaitu aspek materi, aspek pembelajaran, aspek tampilan, dan aspek pemograman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-learning Teori Dasar Musik layak untuk dijadikan media pembelajaran bagi calon mahasiswa STiMB, karena terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar. Melalui tahapan yang memiliki tingkat kesulitan berjenjang mahasiswa mampu memahami materi dalam waktu yang singkat.
Kata kunci: e-learning, Teori Dasar Musik, ADDIE.
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BASIC MUSIC THEORY E-LEARNING DESIGN FOR STUDENT CANDIDATES AT SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Aims of this research is to generate a Basic Music Theory e-learning for student candidates at Sekolah Tinggi Musik Bandung (STiMB), that is interactive multimedia contain Basic Music Theory start from Staff to Major Scales and be equipped with exercises or quiz and games. The e-learning was using Bahasa Indonesia as escort and designed with moodle (an open source e-learning design software). This e-learning is develoved using ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation) research method. Data collection technique encompasses observation, unstructured interview, and document analysis. Properness of the product build upon rating by content expert, media expert, Basic Music Theory lecturer at STiMB, lecturer at STiMB, graphic designer, STiMB college students, and SMKN 12 students. Rating was built by evaluation sheet (questionnaire) encompasses content aspect, learning aspect, interface aspect, and programming aspect. The result indicate that Basic Music Theory e-learning are proper to be used as learning media for college student candidates at STiMB. It was proved by escalation of learning motivation as the student learn step by step with stage difficulty at brief time.
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
103
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Fokus penelitian ini adalah merancang e-learning pembelajaran Teori Dasar
Musik bagi calon mahasiswa Sekolah Tinggi Musik Bandung. Dalam prosesnya
perancangan melibatkan beberapa ahli dan responden guna menghasilkan media
pembelajaran yang sesuai, mulai dari tahap analisis (analysis), desain (design),
pegembangan (development), implementasi (implementation) hingga evaluasi
(evaluation). Dalam bab ini akan membahas jawaban dari rumusan masalah
berdasarkan hasil penelitian yaitu (1) bagaimana kondisi awal pengetahuan Teori
Dasar Musik mahasiswa baru di STiMB?, (2) bagaimana rancangan e-learning
Teori Dasar Musik untuk calon mahasiswa STiMB?, (3) bagaimana respon
pengguna terhadap rancangan e-learning Teori Dasar Musik?, dan (4) bagaimana
produk akhir yang digunakan untuk calon mahasiswa STiMB?
Berdasarkan hasil analisis temuan, baik data pra-lapangan dan data
lapangan, menunjukkan bahwa kondisi awal pengatahuan Teori Dasar Musik
mahasiswa baru di STiMB adalah tidak merata dan didominasi dengan
pengetahuan Teori Dasar Musik kurang. Setelah mengetahui kondisi awal
mahasiswa atau dalam hal ini pengguna, perancangan dimulai dengan mengemas
materi dari buku Alfred’s ke dalam bentuk multimedia interaktif dengan
menggunakan software Articulate dengan software pendukung lainnya yaitu
software CorelDraw X6 dan X7, Sibelius 7.2., dan software Switch Sound File
Converter (unlicensed, non-commercial home use only) untuk meng-convert
format midi dari sibelius ke format wav. Sebelum diintegrasikan ke dalam wadah
e-learning (Moodle), rancangan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli
media untuk mengetahui elemen-elemen yang perlu diperbaiki dari segi desain
dan animasi. Secara keseluruhan perubahan banyak dilakukan dari segi desain
visual dan multimedia, seperti revisi penggunaan warna, layout, elemen desain,
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masukan ahli media dan perilaku responden mulai trial and error offline sampai
trial and error online.
Konten e-learning yang sudah melalui beberapa tahap evaluasi ahli media
kemudian diintegrasikan di dalam Moodle dan diimplementasikan kepada
responden mahasiswa, dosen, dan umum. Beberapa permasalahan yang ditemukan
kemudian dicatat dan didiskusikan dengan tim IT STiMB untuk di evaluasi.
Revisi Moodle berupa penambahan navigator berupa hyperlink agar pengguna
dapat langsung mengakses materi Teori Musik. Selebihnya revisi berupa
mengoptimalkan Moodle mulai dari tampilan hingga kemudahan akses. Dalam hal
pemograman peneliti menyadari kinerja e-learning belum optimal dan perlu
dikembangkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak
perubahan antara rancangan awal dengan produk akhir, yaitu mulai dari
perubahan desain visual, konten materi hingga tampilan Moodle, berdasarkan
masukan para ahli maupun responden.
Setelah memastikan produk akhir sesuai dengan masukan para ahli dan
responden, produk akhir kemudian diimplementasikan kepada beberapa
responden. Implementasi dilakukan sampai dengan empat tahap guna memperoleh
respon pengguna menegnai e-learning Teori Dasar Musik. Responden terdiri dari
beberapa kalangan mulai dari siswa, mahasiswa, dan dosen. Dari hasil evaluasi
berdasarkan penilaian para ahli yang terdiri dari ahli materi dan ahli media, dan
penilaian responden yang terdiri dari melalui angket dan wawancara, secara
keseluruhan rata-rata presentasi penilaian yaitu (1) aspek tampilan sebesar
80,344%, (2) aspek pembelajaran sebesar 77,390%, (3) aspek materi sebesar
75,885%, dan (4) aspek pemograman sebesar 74,4%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa rerata penilaian di atas 60% yang berarti e-learning Teori
Dasar Musik layak untuk dijadikan media pembelajaran bagi calon mahasiswa
Sekolah Tinggi Musik Bandung.
Produk akhir yang akan digunakan calon mahasiswa STiMB berupa media
pembelajaran Teori Dasar Musik dengan pembatasan materi sampai dengan
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
multimedia interaktif yang dikemas dalam wadah e-learning dengan platform
open source yaitu Moodle yang dapat diakses melalui
www.sekolahtinggimusik.com/e-learning. Adapun implikasi e-learning bagi calon
mahasiswa STiMB, berdasarkan hasil implementasi, terbukti mampu
meningkatkan motivasi belajar, yaitu memahami materi melalui tahapan yang
memiliki tingkat kesulitan berjenjang dalam waktu yang singkat. Calon
mahasiswa menjadi lebih mudah memahami materi dasar dari Teori Dasar Musik
yang sebelumnya dianggap sulit, yang diperkuat dengan adanya konten games
yang dinilai dapat menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan. Dengan demikian implikasi e-learning Teori Musik bagi calon
mahasiswa STiMB dapat meminimalisir kesenjangan pengetahuan awal Teori
Dasar Musik di semester satu.
B. SARAN
Terdapat hal menarik dari hasil penelitian bahwa pembelajaran Teori Dasar
Musik dengan menggunakan konsep multimedia interaktif jauh lebih
menyenangkan dan mudah dipahami, selain itu penggunaan multimedia
memungkinkan tercapainya aspek musikal dalam hal kepekaan dalam memahami
bunyi (nada, interval, ritme, maupun tangga nada mayor). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, peneliti menyarankan kepada pengajar maupun institusi untuk
lebih inovatif dalam pengembangan bahan ajar khususnya di bidang pendidikan
musik.
1. Sekolah Tinggi Musik Bandung
Produk akhir yang dihasilkan dari penelitian ini hanya ditujukan untuk calon
mahasiswa, artinya masih terlalu banyak kekurangan khususnya dari segi materi.
Alangkah lebih baik jika dikembangkan khususnya sebagai suplemen bagi
mahasiswa. Bahkan akan lebih baik lagi jika tidak hanya mata kuliah Teori
Musik, melainkan mata kuliah musik lainnya, guna memperkaya media
pembelajaran musik, mengingat STiMB merupakan salah satu sekolah tinggi yang
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saran dari segi pengembangan sebaiknya bekerja sama dengan profesional
di bidang pengembangan multimedia, mengingat terdapat banyak keterbatasan
dari software yang peneliti gunakan. Sehingga banyak ide yang tidak dapat
direalisasikan.
2. Pengajar
Software Articulate memang terbatas, namun minimal pengajar dapat
memanfaatkannya dalam membuat media pembelajaran multimedia interaktif
tanpa menggunakan script code, terutama untuk membuat quiz sebagai media
latihan bagi siswa atau mahasiswa. Karena pada dasarnya mempelajari Teori
Musik khususnya memerlukan banyak latihan dalam bentuk aplikasi agar
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Fokus penelitian ini adalah merancang e-learning pembelajaran Teori Dasar
Musik yang dikemas dengan menggunakan multimedia interaktif. E-learning
tersebut diperuntukan bagi calon mahaiswa STiMB, dengan demikian dibutuhkan
beberapa teori dan konsep sebagai dasar untuk merumuskan draf e-learning dan
referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Adapun hal-hal yang akan
dibahas pada bab ini adalah e-learning, media pembelajaran, teori pembelajaran,
dan teori pembelajaran musik, serta kajian buku Teori Dasar Musik.
A. E-LEARNING
Pada dasarnya e-learning terdiri dari dua bagian yaitu “e” yang merupakan
singkatan dari “electronic” atau elektronik dan ”learning” yang berarti belajar.
Secara sederhana e-learning merupakan belajar dengan menggunakan perangkat
elektronik. Smaldino dkk. (2012, hlm. 235) mendefinisikan belajar online atau
e-learning sebagai berikut:
...merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikan secara elektronik menggunakan media berbasis komputer. Materinya sering kali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk web, internet, intranet, CD, dan DVD. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya, meletakkan halaman
web), tetapi juga membantu para pemelajar dengan hasil-hasil yang spesifik (misalnya mencapai tujuan). Selain menyampaikan pengajaran, e-learning
bisa memantau kinerja pemelajar dan melaporkan kemajuan pemelajar.
Sementara Cisco (dalam Rusman, 2012, hlm. 317), menjelaskan filosofis
e-learning sebagai berikut:
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasistas siswa yang pada gilirannya akan memberikan hasil yang baik.
Filosofis e-learning tersebut senada dengan ungkapan Bowles (2004, hlm.
3) “...the „theory‟ of e-learning encompass an array of academic perspectives: training and education, learning and knowledge, technology and the investigation
of individual market segments”. Bahwa teori e-learning menunjukkan susunan
unsur perspektif akademis meliputi pelatihan, pendidikan, pembelajaran dan
pengetahuan, penerapan teknologi dan penelitian tentang segmen pengguna.
Seperti pada gambar 2.1.
Gambar 2. 1 Perspektif akademis e-learning
(Sumber: Bowles, 2004, hlm. 3)
Dalam sistem e-learning, konsep utama dan aspek pemahaman pengguna
harus benar-benar dirancang secara khusus agar tujuan e-learning dapat tercapai.
Secara umum, tujuan e-learning adalah efektivitas dan efisiensi dalam belajar.
Secara khusus, e-learning dapat benar-benar berperan penting dalam dunia
pendidikan, berkontribusi atas kompetensi materi yang dibahas di dalamnya
hingga mencapai target keberhasilan yaitu membawa perubahan suatu organisasi
bahkan untuk lebih jauhnya bisa diaplikasikan untuk keperluan media interaksi
elektronik lainnya.
Lebih lanjut, menanggapi filosofis e-learning poin tiga, bahwa
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran konvensional, namun pemanfaatan teknologi internet dalam hal ini
tidak kalah penting dalam proses pembelajaran, seperti yang diungkapkan Pian
dan Silviera (dalam Munir, 2012, hlm. 206):
Keberadaan teknologi internet dapat membantu (1) menghasilkan atau menumbuh-kembangkan nilai-nilai baru, (2) menjangkau peserta didik dalam jumlah besar, dan (3) memberdayakan individu dalam kelompok sosial. Dalam kaitan ini, fungsi internet adalah sebagai media pembelajaran. melalui pemanfaatan internet, seseorang dapat membelajarkan dirinya sehingga memperoleh nilai-nilai baru yang dikembangkan di dalam dirinya, atau memantapkan berbagai pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Adapun manfaat dari proses pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi internet
dikemukakan oleh Brown (dalam Munir, 2012, hlm. 209) yaitu:
(1) meningkatkan kompetensi belajar peserta didik, (2) meningkatkan keterampilan dan pengalaman mengajar dalam pengadaan materi pembelajaran, (3) mengatasi masalah-masalah keterbatasan tenaga, meningkatkan efesiensi kerja.
Sementara Bates (dalam Munir, 2012, hlm. 209) mengidentifikasikan empat
manfaat kegiatan pembelajaran melalui internet sebagai berikut:
(1) dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan pendidik (enhance interactivity), (2) memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja(time and place flexibility),
(3) menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas potential to reach a global audience, (4) mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran easy updating of content as well as achievable capabilities.
Senada dengan Rusman (2012, hlm. 292) mengenai karakteristik e-learning:
(1) Interactivity (Interaktivitas), tersedia jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchronous), seperti chatting atau
messenger atau tidak langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengayaan, memungkinkan penggunaan teknologi seperti video streaming, simulasi dan animasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis web atau e-learning merupakan media pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi internet yang memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja dengan karakteristik interaktif, mandiri,
mudah diakses, dan memungkinkan adanya pengayaan penggunaan teknologi.
B. MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran dapat dijabarkan menjadi dua komponen, yaitu media
dan pembelajaran. Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
merupakan alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film,
poster, dan spanduk. Smaldino dkk. (2012, hlm. 7) mendefinisikan media sebagai
berikut:
Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi, berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini merujuk
pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.
Sementara pembelajaran menurut Suprihatiningrum (2013, hlm. 75) “adalah
serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun
secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar”. Jika media merupakan
alat dan pembelajaran merupakan proses, dengan demikian media pembelajaran
dapat diartikan sebagai alat yang digunakan dalam proses belajar untuk
memudahkan siswa dalam belajar. Seperti yang disimpulkan oleh Arsyad (2013,
hlm. 2) bahwa “media adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya”.
Adapun syarat media pembelajaran adalah sebagai berikut, Rusman (2013,
hlm. 61):
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik. Selain itu media juga harus merangsang peserta didik mengingat apa yang dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga mengaktifkan peserta didik dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
Berdasarkan salah satu syarat media yaitu harus merangsang peserta didik
mengingat apa yang dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru, maka
proses pembelajaran harus mewakili beberapa pengalaman belajar. Menurut
Bruner (dalam Rusman, 2013, hlm. 173) “ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung, pengalaman gambar, pengalaman abstak”. Tingkatan
pengalaman perolehan hasil belajar tersebut digambarkan oleh Dale (1969)
sebagai suatu proses komunikasi, seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2. 2 Dale Cone Experience
(Sumber: Rusman, 2013, hlm. 173)
Proses penerimaan pesan melalui media, dalam gambar 2. 2 memperlihatkan
pengalaman yang dapat diingat yaitu melalui mendengar, melihat, melihat dan
mendengar, dan mengatakan. Selain mewakili beberapa pengalaman tersebut,
dalam merancang media pembelajaran sebaiknya mempertimbangkan
prinsip-prinsip media pembelajaran antara lain efektivitas, relevansi, efisiensi, dapat
digunakan, dan kontekstual. Rusman (2013, hlm. 175). Efektivitas atau
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetensi. Relevansi atau kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan.
Efisiensi, memperhatikan bahwa media tersebut hemat biaya, penggunaan relatif
memerlukan waktu yang singkat, dan hanya memerlukan sedikit tenaga. Dapat
digunakan, harus benar-benar dapat diterapkan dalam pembelajaran. Dan
kontekstual yaitu mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya. Selain itu
media pembelajaran sebaiknya memiliki kontribusi terhadap pengembangan dan
peningkatan pembelajaran seperti diungkapkan Kemp dan Dayton (dalam
Rusman, 2013, hlm. 177):
(1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, (2) Pembelajaran dapat lebih menarik, (3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, (4) waktu pelaksanaan pembelajaran lebih efisien, (5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, (6) Proses belajar dapat berlangsung kapan pun dan diman pun diperlukan, (7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan, dan (8) Peran guru berubah ke arah yang positif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan dalam proses
belajar yang dapat memberikan pengalaman belajar langsung guna tercapainya
tujuan pembelajaran yang bermakna.
1. Multimedia Interaktif
Multimedia terdiri dari kata multi dan media. Dari kata multi sendiri yang
berarti banyak atau beragam dapat diartikan bahwa multimedia berarti terdiri dari
banyak media. Seperti yang didefinisikan oleh Munir (2012, hlm. 2):
Multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar, (vector atau bitma), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dan lain-lain yang dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan kepada publik.
Dengan memanfaatkan berbagai macam media, multimedia mampu
mengembangkan kemampuan indera dalam proses pembelajaran, hal ini
dibuktikan oleh Computer Technology Research (dalam Munir, 2012, hlm. 6),
yang menyatakan bahwa:
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengar dan 80 % dari yang dilihat, disengar dan dilakukan, sehingga multimedia sangat efektif untuk menjadi alat (tools) yang lengkap dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
Penelitian tersebut senada dengan ungkapan oleh Baddeley dan Hitch (dalam
Manongga dkk, 2009, hlm. 21) bahwa penggunaan multimedia,
...akan memudahkan seseorang untuk mengingat dan mempelajari sesuatu melalui melihat dengan mata serta mendengarkan dengan telinga yang merupakan sistem kerja dasar dari memori, dengan adanya hal tersebut siswa tidak akan terlalu terbebani oleh multi-instruksi yang diterimanya dan hal itu sangat membantu kerja otak dalam hal manajemen memori.
Berdasarkan hal tersebut Mayer (dalam Manongga dkk, 2009, hlm. 22) kemudian
menerapkan sebuah teori yang disebut multimedia learning, dimana siswa mampu
melakukan tiga bagian penting dari proses pembelajaran, yaitu selecting,
organizing, dan intergrating. Seperti terdapat pada gambar 2. 3.
Gambar 2. 3. Cognitive Theory of Multimedia
(Sumber: Manongga dkk, 2009, hlm. 22)
Pada gambar 2. 3, dapat dilihat proses selecting berupa penerimaan informasi
lisan yang kemudian diterjemahkan menjadi suatu teks, dan informasi visual yang
diterima diterjemahkan dalam bentuk gambar. Proses kedua yaitu organizing,
informasi yang diterima dalam bentuk kata atau kalimat diterjemahkan menjadi
bentuk model lisan (verbally based model), dan informasi gambar yang diterima
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yaitu integrating dimana siswa mencoba untuk membangun koneksi antara bagian
yang saling berhubungan dalam verbally based model dan visual based model.
Multimedia sebagai media pembelajaran terbagi menjadi dua kategori, yaitu
multimedia linier dan interaktif. Multimedia linier adalah multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat digunakan oleh pengguna, seperti
televisi dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Munir (2012, hlm. 114).
Adapun karakteristik dari multimedia interaktif adalah:
(1) memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual, (2) bersifat interaktif, memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna (3) bersifat mandiri, memberi kemudahan dan kelengkapan isi sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran
sebaiknya memenuhi fungsi yang mampu memperkuat respon pengguna
secepatnya dan sesering mungkin, mampu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengontrol kecepatan belajarnya, memperhatikan bahwa
peserta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendali, dan mampu
memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon,
baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan, dan lain-lain.
2. Desain Grafis dalam Multimedia
Desain grafis (graphic design) merupakan salah satu elemen dari
perancangan multimedia interaktif. Menurut Helfand (dalam Munir, 2013, hlm.
249):
Desain grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, foto-foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat.
Desain secara sederhana dapat diartikan sebagai gambar. Menurut Supriyono
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Desain grafis lebih sering disebut “desain komunikasi visual“ (DKV) karena
memiliki peran mengomunikasikan pesan atau informasi kepada pembaca dengan kekuatan visual, seperti tipografi, illustrasi, warna, garis, layout, dan sebagainya dengan bantuan teknologi.
Berbicara mengenai teori desain, terdapat rumus klasik periklanan yang dijelaskan
oleh Supriyono (2010, hlm. 19) sebagai berikut:
Dalam teori klasik periklanan dikenal rumus AIDA, yaitu Attention,
Interest, Desire, dan Action. Setelah desain iklan mampu merebut perhatian (attention), tugas berikutnya adalah membuat pembaca tertarik (interest) pada produk yang ditawarkan. Jurus berikutnya adalah membujuk pembaca agar menginginkan (desire) produk yang diiklankan. Terakhir, goal-nya adalah tindakan (action) untuk membeli produk atau jasa yang diiklankan.
Nilai media grafis menurut Munir (2013, hlm. 250) “...terletak pada kemampuan
dalam menarik perhatian dan minat dalam penyampaian jenis informasi tertentu
secara tepat”. Desain grafis sebagai media pembelajaran sebaiknya mengacu pada prinsip desain yaitu meliputi kesederhanaan dalam tata letak (lay out),
keterpaduan antara unsur visual lainnya, penekanan sebagai titik perhatian, dan
keseimbangan secara keseluruhan. Brown (dalam Munir 2013, hlm. 259)
menyimpulkan desain grafik dalam pembelajaran sebagai berikut:
Untuk memperoleh hasil belajar peserta didik secara maksimal, gambar harus erat kaitannya dengan materi pembelajaran, dan ukurannya cukup besar sehingga rincian unsur-unsurnya mudah diamati, sederhana, direproduksi bagus, lebih realistik, dan menyatu dengan teks.
Huruf dalam desain grafis disebut tipografi (typography). Menurut Supriono
(2010, 20):
Dalam perkembangannya, istilah tipografi lebih dikaitkan dengan gaya atau model huruf cetak. Bahkan saat ini pengertian tipografi sudah berkembang lebih luas lagi, yaitu mengarah pada disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf, bagaimana memilih huruf dan mengelola huruf untuk tujuan-tujuan tertentu.
Terdapat beberapa unsur visual dalam merancang grafis dalam multimedia,
yaitu garis, bidang, warna, kontras, dan tekstur. Dalam Munir (2013, hlm. 253)
garis dapat didefinisikan sebagai titik-titik yang bergerak, sementara bidang
terbentuk dari garis, atau dapat juga terbentuk dengan menggunakan warna.
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Warna umumnya dibagi dalam warna primer, sekunder dan tertier. Berdasarkan
teori warna, kombinasi warna yang baik adalah menggunakan warna berlainan
yang berada dalam lingkungan warna. Secara lebih rinci kombinasi dijelaskan
Munir (2013, hlm. 254) sebagai berikut:
“Warna primer (merah, kuning, dan biru) akan terlihat dominan dalam
dekorasi ruangan. Warna sekunder (hijau, oranye, dan ungu) bisa terikat satu sama lain, namun harus ada bagian-bagian yang diperhalus agar terlihat menyatu. Warna tertier (biru-hijau, kuning-hijau, merah-orange) dapat dikombinasi dan memberi tampilan yang spektakuler. Warna monochomotic
atau yang hanya terdiri dari satu jenis warna, akan sangat menarik bila
sebuah warna tersebut dijadikan beberapa corak”.
Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat
merancang sebuah multimedia, diperlukan ide dan kreatifitas dalam desain grafis,
dengan memperhatikan segala unsur visual agar dapat menarik perhatian
pembelajar dan menjadikan proses belajar mengajar yang menyenangkan.
3. Animasi dalam Multimedia
Secara umum animasi merupakan objek yang bergerak. Menurut Munir
(2012, hlm. 318):
Animasi dapat digunakan untuk menarik peserta didik jika digunakan secara tepat. Sebaliknya animasi juga dapat menghilangkan perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting.
Adapun manfaat dan keuntungan animasi dalam multimedia adalah sebagai
berikut (Munir, 2012, hlm. 318):
(1) menunjukkan objek dengan idea, (2) menjelaskan konsep yang sulit, (3) menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkrit, dan (4) menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural.
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang akan dirancang dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran mandiri, yang dapat diakses melalui internet dengan konsep
multimedia interaktif yang mengutamakan daya tarik berupa desain grafis dan
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. TEORI PEMBELAJARAN
Belajar khususnya dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) didasari oleh tiga teori yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan
Konstruktivisme. Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm.113):
Bahwa ketiga teori belajar tersebut dapat digunakan sebagai taksonomi untuk belajar. Strategi behavioris dapat digunakan untuk mengajar “apa” (tentang fakta-fakta), strategi kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan
“bagaimana” (tentang proses dan prinsip-prinsip), dan strategi kontruktivis
dapat digunakan untuk mengajar “mengapa” (tingkat berfikir yang lebih
tinggi yang dapat mengangkat makna personal, kedalaman dan belajar konstektual).
Menanggapi pernyataan Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm. 113)
penulis mempunyai alasan sendiri untuk mengaplikasikan ketiga teori
pembelajaran tersebut. Singkatnya masing-masing teori pembelajaran tersebut
mempunyai karakteristik dan peranan penting dalam pembelajaran, mengingat
e-learning yang akan dirancang merupakan media pembelajaran mandiri, maka
dipandang perlu untuk mengaplikasikan ketiga teori pembelajaran tersebut guna
tercapainya tujuan pembelajaran.
1. Behaviorisme
Teori pembelajaran behaviorisme dipelopori oleh Edward L. Thorndike
(1874-1949), Ivan Pavlov (1849-1936), Erwin R. Guthrie (1886-1959) dan B. F.
Skinner (1904-1990). Thordike, Pavlov, dan Guthrie memandang pembelajaran
sebagai proses pembentukan asosiasi antara stimulus dengan respon. Sementara
Skinner berasumsi bahwa aspek lingkungan berperan sebagai tanda pemberian
respon. Schunk (2012, hlm. 143) berpendapat bahwa “tujuan-tujuan behavioral
atau tujuan-tujuan yang terkait dengan perilaku adalah pernyataan-pernyataan
yang jelas tentang hasil yang dikehendaki dari proses belajar siswa”. Ally (dalam
Rusman dkk, 2013, hlm. 35) menyatakan, “seseorang dapat dikatakan belajar
ditujukan dari perilaku yang dapat dilihat bukan dari dari apa yang ada dalam
pikiran siswa.
Jika Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm. 113) menyatakan
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini, “apa” adalah materi Teori Dasar Musik yang akan dirancang dalam bentuk multimedia interaktif. “Apa” atau Teori Dasar Musik merupakan stimulus bagi calon mahasiswa yang ingin mempelajari musik secara khusus di STiMB,
yang dapat menghasilkan perubahan perilaku yang dikehendaki yaitu memiliki
pengetahuan dasar beserta aplikasi dari mata kuliah Teori Musik.
2. Kognitivisme
Teori pembelajaran kognitivisme berpendapat bahwa proses belajar lebih
penting dari pada hasil belajar. Dalam Smaldino dkk. (2011, hlm. 13)
kognitivisme membahas bagaimana orang berfikir, menyelesaikan masalah, dan
membuat keputusan. Para kognitivisme memiliki persepsi lebih luas tentang
pembelajaran daripada yang dimiliki oleh behaviorisme. Dalam hal ini siswa lebih
mengandalkan strategi kognitif dan memanfaatkan sumber daya belajar yang
tersedia. Dalam Schunk (2012, hlm. 162), “Albert Bandura merumuskan sebuah teori pembelajaran obsevasional yang menyeluruh yang ia kembangkan untuk
mencakup penguasaan dan praktek dari bermacam-macam keterampilan, strategi,
dan perilaku”.
Schunk (2012, hlm. 225) menyimpulkan mengenai bagaimana pembelajaran
terjadi dalam teori pembelajaran kognitivisme. “Pembelajaran terjadi melalui
praktik (dengan melakukan tindakan) dan melalui penguatan (dengan
memperhatikan, membaca dan mendengarkan)”. Sementara Ertmer dan Newby
(dalam Rusman, 2012, hlm. 113) menyimpulkan bahwa, strategi kognitivisme
dapat digunakan untuk mempelajari ”bagaimana” atau proses dan prinsip-prinsip. Dengan demikian strategi kognitivisme dalam penelitian ini berupa penyampaian
materi baik berupa teks, gambar, audio, maupun animasi yang dapat menyajikan
sebuah proses dan prinsip-prinsip dari Teori Dasar Musik.
3. Konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme menurut Bruning, dkk. (dalam Schunk,
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa masing-masing individu membentuk dan membangun sebagian besar dari
apa yang mereka pelajari dan pahami”. Piaget mengetengahkan bahwa siswa
berproses melewati serangkaian tahapan yang berbeda secara kualitatif, sementara
Vigotsky mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan proses dengan mediasi
sosial dimana siswa belajar banyak konsep saat berinteraksi sosial dengan orang
lain. Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa membentuk
pemahaman-pemahaman mereka sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan.
(Schunk, 2012, hlm. 387).
Strategi kontruktivisme digunakan untuk mengajar “mengapa” menurut
Ertmer dan Newby (dalam Rusman, 2012, hlm. 113). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan mempelajari dan memahami materi Teori Dasar
Musik, melalui serangkaian tahapan dapat menjadikan pengguna berada pada
tingkat berpikir lebih tinggi yang dapat mengangkat makna personal, kedalaman
dan belajar konstektual. Melalui strategi ini calon mahasiswa akan belajar
memahami filosofi dan histori dari Teori Dasar Musik.
D. TEORI PEMBELAJARAN MUSIK 1. Musical Aptitude
Musical aptitude adalah potensi atau kemampuan musikal seorang dalam
memahami pembelajaran musik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Edwin Gordon pada tahun 1950-an, setiap manusia dianugerahi bakat musik
hanya saja tahap perkembangannya berbeda satu sama lain. Hal ini tergantung
pada faktor lingkungannya. Menurut Gordon (2007), kondisi lingkungan yang
membiasakan musik hadir di kebanyakan aktifitas harian dianggap akan
mengembangkan bakat musik manusia yang berada di dalamnya. Kata
“membiasakan” disini memiliki beberapa arti dan pengaruh yang berbeda satu sama lain diantaranya, (1) musik sebagai alat hiburan dan hanya diperdengarkan
untuk kebutuhan hiburan semata. Kebiasaan ini tidak akan membawa banyak
perubahan berkaitan dengan bakat musikal seseorang. Kemungkinan terbesar dari
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memainkan alat musik untuk mengasah keterampilan serta menghadirkan Musik
sebagai bahan apresiasi untuk memperluas wawasan. Kebiasaan ini yang
kemungkinan besar akan membawa banyak perubahan kearah pemahaman musik
yang lebih dari sekedar meniru.
2. Musical Achievement
Musical achievement adalah hal yang berbeda dengan musical aptitude
namun saling berkaitan. Jika musical aptitude adalah potensi maka musical
achievement adalah pencapaian musikal yang diperoleh dari sebuah proses.
Menurut Gordon (2007), pencapaian musikal ini dapat dilakukan melalui
serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan musik sejak usia dini bahkan
sejak dalam kandungan sebagai rangsangan awal pengembangan bakat.
3. Audiation
Audiation atau audiasi merupakan proses mendengarkan dan memahami
musik dalam pikiran, bahkan saat tidak ada suara yang dihadirkan secara fisik, ini
adalah proses kognitif di mana otak memberikan makna terhadap suara musik
dengan pemahaman. Dalam teori Gordon persepsi dari kata ini adalah kegiatan
meniru seadanya. Menurut Gordon, setiap manusia tidak dilahirkan untuk
berimprovisasi, namun setiap manusia mempunyai potensi untuk itu tergantung
pada rangsangannya yaitu lingkungan. Pengembangan bakat musikal seseorang
dilakukan lewat music achievement yaitu perolehan untuk mewujudkan potensi
tersebut dan prosedur teknisnya melalui proses audiasi seperti proses alami
manusia dalam belajar perbendaharaan kata, suara dan bahasa. Berikut adalah
jenis (type) dan tahapan (stage) proses audiasi. Secara garis besar, audiasi dalam
pembelajaran musik dijabarkan oleh Gordon sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Types of Audiation
(Sumber: Gordon, 2007b, hlm. 15)
Tipe Kemampuan Jenis Musik
1 Mendengarkan Musik yang biasa didengar maupun yang tidak
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tidak
3 Menulis Musik yang diambil dari diktat baik yang biasa didengar maupun yang tidak.
4 Meniru dan
memperagakannya
Musik yang biasa di dengar berdasarkan ingatan
5 Meniru dan menulis ulang
Musik yang biasa di dengar berdasarkan ingatan
6 Penciptaan dan improvisasi
Musik yang asing. Melakukan dalam pikiran atau pun secara langsung (spontanitas)
7 Penciptaan dan
improvisasi Musik yang asing. Pada saat proses membaca
8 Penciptaan dan
[image:36.595.105.505.118.464.2]improvisasi Musik yang asing. Pada saat proses menulis.
Tabel 2. 2 Stages of Audiation
(Sumber: Gordon, 2007b, hlm. 20)
Tahap Proses
1 Daya ingat sesaat
2 Meniru pola melodi tonal dan pola ritme seadanya kemudian mengidentifikasi tonal utama dan pola ritme utamanya.
3 Membangun tonalitas secara objektif atau subjektif berikut meternya.
4 Mengingat kembali pola ritme dan melodi tonal yang sudah disusun.
5 Menirukan pola ritme dan melodi yang telah disusun kedalam karya music lain.
6 Antisipasi dan prediksi pols ritme dan melodi
E. TEORI DASAR MUSIK
Teori Dasar Musik merupakan studi tentang struktur musik yang mencakup
analisis elemen dasar musik mulai dari melodi, harmoni, irama, bentuk, tekstur
dan fungsi dari masing-masing elemen. Sama halnya dengan bidang ilmu lainnya,
istilah teori mengikuti praktek juga berlaku dalam musik. Tujuan Teori Dasar
Musik adalah untuk memperkenalkan konsep-konsep umum dan terminologi yang
akan berguna baik dalam memainkan maupun menganalisis musik (John, 1974,
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dasar Musik Tonal atau sistem musik Barat yang mengacu pada sistem tangga
nada mayor dan minor yang digunakan mulai dari era Baroque hingga saat ini.
Mengingat fokus penelitian ini adalah merancang sebuah e-learning Teori Dasar
Musik, maka dipandang perlu mengkaji silabus dan beberapa buku Teori Dasar
Musik.
1. Silabus Teori Musik (STiMB, 2009)
Mata kuliah Teori Dasar Musik di STiMB menggunakan nama mata kuliah
Teori Musik. Diberikan dalam dua semester yaitu Teori Musik I dan Teori Musik
II dengan bobot tiga sks untuk masing-masing mata kuliah. Deskripsi mata kuliah
Teori Musik dalam silabus Teori Musik Sekolah Tinggi Musik Bandung adalah:
Teori Dasar Musik merupakan mata kuliah yang mempelajari dasar-dasar Teori Dasar Musik dan konsep-konsep musikal yang mengacu pada musik Barat, pada dasarnya mencakup lima pengelompokan, yaitu: rhythm dan
time signature, pitch, tempo, dynamic dan tone color, ornament dan melody. Mata kuliah ini merupakan dasar dalam memahami musik, secara tidak langsung mata kuliah ini mempelajari cara bermusik (praktek), sejarah musik, interpretasi karya musik dan terminologi yang digunakan untuk menunjang kemampuan dalam menganalisa karya musik.
2. Buku Music Theory (Jones, 1974)
Buku Music Theory berisi tentang pembahasan Teori Musik dalam bentuk
textbook yang lebih dominan pada Ilmu Harmoni. Namun beberapa penjelasan
Teori Musik secara mendasar cukup menjadi referensi peneliti dalam perancangan
e-learning. Adapun materi yang diadaptasi dalam penelitian ini antara lain,
definisi dari (1) the Properties of Sound, meliputi Pitch, Duration, Intensity dan
Tembre, (2) Music Notation, meliputi Rhythm, Time Signatures, Clef, Letter Name
and Accidentals, dan (3) Scale, yaitu Major Scale.
3. Buku First Steps in Music Theory (Taylor, 2009)
First Steps in Music Theory merupakan buku ABRSN. Terdapat beberapa
perbedaan antara buku Eric Taylor dengan buku George Thaddeus Jones. Eric
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Amerika. Selain perbedaan dalam penggunaan istilah, juga terdapat perbedaan
pembahasan dari segi urutan konten materi. George Thaddeus Jones memulai
dengan konten materi pitch, sementara Eric Taylor memulai dengan konten materi
Time Values atau nilai not.
4. Buku Alfred’s Essential of Music Theory (Alfred)
Buku Alfred‟s Essential of Music Theory pada dasarnya buku ini bersifat
self-study yang berisi penjelasan untuk setiap materi melalui gambar dengan
sedikit penjelasan kemudian diikuti dengan exercises. Disetiap lima lesson
terdapat ear training yang dilengkapi dengan audio-CD dan review untuk lima
lesson. Secara garis besar peneliti akan mengadaptasi langkah-langkah dalam
buku ini namun dengan pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi calon
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Analisis (Analysis)
Tahap awal penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data
lapangan yang dilanjutkan dengan mengumpulkan data di lapangan. Data
pra-lapangan diperoleh dengan melakukan (1) observasi terhadap calon mahasiswa
baru tahun akademik 2014/2015 pada saat tes peneriman mahasiswa baru periode
satu, (2) wawancara dosen dan mahasiswa Teori Musik di STiMB (3), studi
dokumen berupa nilai tes Teori Musik (pra-tes dan pasca-tes) mahasiswa baru
tahun akademik 2013/2014 pada saat matrikulasi, dan data nilai akhir mata kuliah
Teori Musik I di STiMB mulai tahun akademik 2008/2009 sampai dengan
2011/2014. Sementara data di lapangan diperoleh dengan melakukan (1) observasi
terhadap materi Teori Dasar Musik, e-learning Teori Dasar Musik terdahulu, serta
media dan teknologi yang akan digunakan dalam perancangan.
a. Data Pra-Lapangan
1) Calon Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2014/2015
Observasi calon mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015 dilakukan
untuk mengetahui kondisi nyata calon mahasiswa. Namun observasi hanya dapat
dilakukan pada saat tes penerimaan mahasiswa baru pada periode pertama saja,
yaitu pada tanggal 17 Maret 2014 yang diikuti oleh sembilan dari 11 orang
pendaftar (dua orang diantaranya tidak hadir). Observasi dilakukan dengan cara
melibatkan diri dalam kegiatan seleksi penerimaan mahasiswa baru. Dalam
seleksi penerimaan mahasiswa baru tersebut, calon mahasiwa diberikan
serangkaian kegiatan yaitu pra-tes, modul, dan pasca-tes. Modul yang diberikan
hanya sampai dengan materi bass clef. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena
pendeknya waktu pelaksanaan tes yang hanya dilakukan dalam satu hari. Data
calon mahasiswa yang mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru tahun akademik
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4. 1 Data calon mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015
No No Peserta Inisial
Mahasiswa Nilai Pra-Tes
1 0xx/SPMB/STiMB/2014 JL 50 D
2 0xx/SPMB/STiMB/2014 BS 74 C
3 0xx/SPMB/STiMB/2014 AT 0 E
4 0xx/SPMB/STiMB/2014 ZS 0 E
5 0xx/SPMB/STiMB/2014 JBN 0 E
6 0xx/SPMB/STiMB/2014 DAW 0 E
7 0xx/SPMB/STiMB/2014 WMS 44 E
8 0xx/SPMB/STiMB/2014 RBP 30 E
9 0xx/SPMB/STiMB/2014 ES 100 A
Perolehan data dalam tabel 4. 1, diperoleh berdasarkan nilai pra-tes Teori Musik.
Hasilnya menunjukkan tujuh dari sembilan orang atau 77,778% calon mahasiswa
memperoleh nilai kurang (nilai D) dan kurang sekali (nilai E).
Gambar 4. 1 Kegiatan penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2014/2015
(Sumber: dokumentasi pribadi)
2) Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2013/2014
Tahun akademik 2013/2014, STiMB menerima total mahasiswa sebanyak
51 orang yang terdiri dari 40 orang mahasiswa dengan status baru dan 11 orang
mahasiswa dengan status transfer (pindahan). Observasi difokuskan kepada
mahasiswa dengan status baru, yang memperoleh grade B dan C (tidak lulus tes
Teori Musik saat tes penerimaan mahasiswa baru), yaitu sebanyak 33 orang.
Namun hanya 19 orang yang hadir mengikuti matrikulasi. Studi dokumen
dilakukan untuk mengetahui kondisi awal pengetahuan Teori Dasar Musik
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Matrikulasi Teori Musik tahun akademik 2013/2014 hanya dilaksanakan
selama lima hari, tepatnya mulai tanggal lima sampai dengan sembilan Agustus
2013. Dalam kegiatan matrikulasi tersebut, mahasiswa baru diberikan serangkaian
kegiatan belajar mandiri yang terdiri dari tiga tahapan yaitu pra-tes, modul, dan
pasca-tes. Soal pra-tes berupa soal Teori Musik paling dasar yaitu mulai dari Staff
sampai dengan Grand Staff. Data mahasiswa baru yang mengikuti matrikulasi
[image:41.595.150.471.285.574.2]tahun akademik 2013/2014, tertera dalam tabel 4. 2.
Tabel 4. 2 Data mahasiswa baru yang mengikuti matrikulasi
No NPM Inisial Mahasiswa Nilai Pra-Tes
1 S1F1300xx GSP 96 A
2 S1B1300xx AD 91 A
3 S1A1300xx ABP 50 D
4 S1C1300xx ZAP 61 C
5 S1A1300xx RMAS 52 D
6 S1A1300xx YHS 70 C
7 S1A1300xx GAG 98 A
8 S1C1300xx NA 52 D
9 S1D1300xx YMD 2 E
10 D3B1300xx KMA 100 A
11 D3A1300xx TR 100 A
12 D3A1300xx ADMK 100 A
13 D3A1300xx MER 66 C
14 D3D1300xx MIR 50 D
15 D3D1300xx YJ 99 A
16 D3D1300xx MTH 75 B
17 D3D1300xx KM 25 E
18 D3A1300xx JPS 10 E
19 D3A1300xx SNA 35 E
Tabel 4. 3 Presentasi nilai pra-tes matrikulasi
No Nilai Keterangan Presentasi
1 A Baik Sekali 36,842 %
2 B Baik 5,263 %
3 C Cukup 15,789 %
4 D Kurang 21,052 %
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data dalam tabel 4. 2, diperoleh berdasarkan hasil pra-tes, sementara tabel 4. 3
merupakan presentasi nilai pra-tes. Dari data tersebut terlihat kondisi awal
pengetahuan Teori Dasar Musik mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014 tidak
merata, yaitu 57,895% dengan nilai baik sekali, baik, dan cukup. Sementara
sisanya sebanyak 42,105% dengan nilai kurang dan kurang sekali.
Gambar 4. 2 Kegiatan matrikulasi tahun akademik 2013/2014
(Sumber: dokumentasi pribadi)
3) Nilai Mata Kuliah Teori Musik I
Seperti yang sudah dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan
identifikasi masalah penelitian, terdapat banyak mahasiswa yang tidak lulus mata
kuliah Teori Musik I, hal tersebut dapat dibuktikan dengan data nilai akhir mata
kuliah Teori Musik I mulai dari tahun akademik 2008/2009 sampai dengan
2011/2012, pada tabel 4. 4.
Tabel 4. 4 Nilai akhir mata kuliah Teori Musik I
No Tahun
Akademik
Jumlah Mahasiswa
Mahasiswa Tidak Lulus
Presentasi MhsTidak Lulus
1 2008/2009 47 orang 26 orang 55,312 %
2 2009/2010 29 orang 7 orang 24,138 %
3 2010/2011 45 orang 19 orang 42,223 %
4 2011/2012 49 orang 25 orang 51,020 %
Jumlah : 172,693 %
Rata-rata per-tahun = jumlah (presentasi) =
4 (tahun akademik) 43,173 %
Berdasarkan tabel 4. 4, diperoleh data presentasi mahasiswa tidak lulus, paling
Dini Ardiningsih, 2014
RANCANG BANGUN E-LEARNING TEORI DASAR MUSIK BAGI CALON MAHASISWA SEKOLAH TINGGI MUSIK BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55,312% pada tahun akademik 2008/2009. Jika dirata-ratakan pertahunnya,
terdapat 43.173% mahasiswa tidak lulus mata kuliah Teori Musik I.
3) Wawancara Dosen dan Mahasiswa Teori Musik di STiMB
Wawancara dosen dan mahasiswa merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kondisi nyata di lapangan. Narasumber adalah dosen Teori Musik
yang mengajar pada tahun akademik 2008/2009 sampai dengan 2011/2012, yaitu
RK. Wawancara dilaksanakan pada tanggal delapan Maret 2014 di kediaman
narasumber. Menurut RK, hampir semua mahasiswa baru tidak memiliki
pengetahuan Teori Dasar Musik, sehingga dibutuhkan waktu dan strategi khusus
untuk mengajarkan materi dasar. Salah satunya adalah menggunakan buku Teori
Musik untuk pemula yaitu untuk usia setara SMU dan buku untuk perkuliahan.
Idealnya mahasiswa sudah memahami pembentukan tangga nada mayor (kruis
dan mol) dan aplikasi not 1/16. Adapun strategi lain yang dilakukan adalah
memberi kuliah tambahan di luar jadwal perkuliahan, hal ini dilakukan karena