• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERATON ISMAHAYANA LANDAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KERATON ISMAHAYANA LANDAK."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

KERATON ISMAHAYANA LANDAK

(Kajian Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak Di Kabupaten Landak Kalimantan Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh

MOSES 0809499

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

KERATON ISMAHAYANA LANDAK

(Kajian Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak Di Kabupaten Landak Kalimantan Barat)

Oleh Moses

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Rupa

© Moses 2015

Universitas Pendidikan Indonesia April 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

KERATON ISMAHAYANA LANDAK

(Kajian Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak Kalimantan Barat)

Disusun Oleh: Moses NIM : 0809499

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dra. Tity Soegarti, M.Pd. NIP. 195509131985032001

Pembimbing II

Drs. H. Agus Nursalim, M.T. NIP. 196108181993011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

(4)

NIP. 197206131999031001 LEMBAR PENGESAHAN

KERATON ISMAHAYANA LANDAK

(Kajian Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak Kalimantan Barat)

Disusun Oleh: Moses NIM : 0809499

Disetujui dan Disahkan Oleh: Penguji I

Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn. NIP. 196707241997021001

Penguji II

Dr. Tri Karyono, M.Sn. NIP. 196611071994021001

Penguji III

(5)

Moses, 2014

ABSTRAK

Moses (0809499). KERATON ISMAHAYANA LANDAK (Kajian Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak Kalimantan Barat (2015), Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia.

Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti mitos, adat-istiadat dan nilai-nilai kebudayaan. Motif hias merupakan salah satu produk kesenian Indonesia yang tidak dapat dipisahkan dari latar belakang sosial budaya masyarakatnya. Setiap daerah pada umumnya memiliki ciri khas motif hias yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan masyarakat pendukung kebudayaannya masing-masing.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif, yaitu merupakan cara atau strategi memecahkan suatu masalah penelitian yang meliputi beberapa unsur, yaitu metode dan teknik penelitian. Karena data yang digunakan tidak dapat dihitung dengan angka atau nilai, namun jika ada hanya digunakan sebagai tambahan. Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.

Berdasarkan hasil temuan penulis dilapangan setelah melakukan penelitian, bentuk bangunan keraton Ismahayana Landak hampir semuanya menggunakan konstruksi kayu dan bentuk rumah panggung, memiliki bentuk atap limas yang terbuat dari kayu surap, keraton ini juga memiliki pintu dan jendela berukuran besar yang berguna sebagai sirkulasi udara serta penerangan alami. Bentuk motif hias yang terdapat pada keraton ini ide dasarnya bersumber dari alam dan bentuk motifnya adalah pengulangan.

(6)

ABSTRACT

Moses (0809499). Landak Ismahayana Palace (Study shape of building and ornamental motif type in the Ismahayana Palace in Landak district of West Borneo (2015)), Department of art education of Indonesia University of Education.

Art is a medium used to express the inner beauty of the human soul. Besides art also has other functions, such as myths, traditions and cultural values. Ornamental motif is one of the products of art Indonesia that cannot be separated from the socio-cultural background of society. Each district generally has a character different ornamental motif among each others in accordance with the public proponent respective culture.

The research method which is used in this essay is descriptive research, it is a way or strategy to solve of research problems which cover several elements. Data

which uses are uncountable, if there is it’s only additional information.

Data collection technique in this essay are observation, interview, and literature study.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Perkembangan Arsitektur Melayu di Kalimantan Barat ... 6

1. Bangunan Tradisional Melayu ... 7

2. Organisasi Ruang Bangunan Tradisional Melayu ... 8

3. Bentuk Rumah Tradisional Melayu ... 10

4. Konstruksi Bangunan Tradisional Melayu ... 14

B. Ornamen ... 20

1. Pengertian Ornamen... 20

2. Fungsi Ornamen ... 21

a. Fungsi Murni Estetik ... 21

b. Fungsi Simbolik ... 22

c. Fungsi Teknis Konstruktif ... 23

(8)

4. Motif dan Pola Ornamen ... 24

C. Jenis-jenis Motif Hias ... 26

1. Motif Hias Geometris ... 26

a. Meander ... 27

b. Pilin ... 27

c. Lereng ... 28

d. Banji ... 28

e. Kawung ... 29

f. Tumpal ... 30

2. Motif Hias Organis ... 30

a. Motif Hias Manusia ... 30

b. Motif Hias Binatang (Fauna) ... 34

c. Motif Hias Tumbuh-tumbuhan (Flora) ... 34

d. Benda Alam ... 35

D. Elemen Estetis ... 36

E. Unsur Motif Hias ... 36

1. Garis ... 36

2. Bidang ... 37

3. Tekstur ... 37

4. Warna ... 38

F. Motif Hias pada Bangunan Melayu ... 39

1. Motif Hias Flora ... 39

2. Motif Hias Fauna ... 40

3. Motif Hias Benda Alam ... 41

4. Motif Hias Agama dan Kepercayaan ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 43

1. Waktu Penelitian ... 43

(9)

C. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 44

1. Metode Penelitian ... 44

2. Pendekatan Penelitian ... 45

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 45

1. Subyek Penelitian... 45

2. Obyek Penelitian ... 45

E. Definisi Operasional ... 46

1. Kajian ... 46

2. Motif Hias ... 46

F. Instrumen Penelitian ... 46

G. Prosedur Penelitian ... 48

1. Tahap Pra-lapangan ... 48

2. Kegiatan Lapangan ... 49

3. Analisis Data ... 50

H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 50

1. Teknik Pengumpulan Data ... 50

2. Teknik Analisis Data... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Gambaran Umum Kabupaten Landak... 56

1. Sejarah Kabupaten Landak ... 56

2. Letak Geografis Kabupaten Landak ... 59

3. Data Penduduk Kabupaten Landak ... 61

4. Lambang Kabupaten Landak ... 62

5. Makna Gambar dan Warna Lambang Kabupaten Landak ... 62

B. Keraton Ismahayana Landak ... 63

1. Sejarah Kerajaan Landak ... 63

2. Masjid Djami Keraton Landak... 66

3. Upacara Adat di Keraton Landak ... 68

4. Asal Usul Melayu Ngabang (Kabupaten Landak) ... 70

(10)

1. Bentuk Bangunan Keraton Ismahayana Landak ... 71

a. Konstruksi Bangunan ... 72

b. Bentuk Atap ... 72

c. Organisasi Ruang ... 73

d. Sistem Sirkulasi Udara ... 77

2. Jenis-jenis Motif Hias ... 78

a. Motif Hias Lebah Bergantung ... 78

b. Motif Hias Gadah ... 81

c. Motif Hias Patah Siku ... 82

d. Motif Hias Pucuk Rebung ... 84

e. Motif Hias Kaluk Pakis ... 88

f. Motif Hias Kaligrafi ... 91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Simpulan ... 95

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumah Tradisional Melayu ... 8

Gambar 2.2 Denah 3 Jenis Rumah Melayu Kalimantan Barat ... 10

Gambar 2.3 Rumah Tradisional Melayu ... 11

Gambar 2.4 Bubung Panjang/Tinggi ... 12

Gambar 2.5 Denah Bubungan Panjang/Tinggi ... 13

Gambar 2.6 Rumah Bubung Limas ... 14

Gambar 2.7 Atap Daun Nipah ... 15

Gambar 2.8 Bubungan ... 15

Gambar 2.9 Perabung ... 16

Gambar 2.10 Loteng... 16

Gambar 2.11 Lantai Bangunan Melayu ... 17

Gambar 2.12 Dinding Bangunan Tradisional Melayu ... 17

Gambar 2.13 Pintu Bangunan Melayu ... 18

Gambar 2.14 Jendela Rumah Melayu ... 19

Gambar 2.15 Tangga Bangunan Melayu ... 19

Gambar 2.16 Tiang Bangunan Rumah Melayu... 20

Gambar 2.17 Ornamen pada Tembikar ... 22

Gambar 2.18 Motif Hias Garuda pada Batik ... 22

Gambar 2.19 Ukiran “Jamang” sebagai Mahkota Bubungan pada Rumah Tradisional Banjar ... 23

Gambar 2.20 Pembuatan Ornamen dengan Cara digambar/dilukis ... 24

(12)

Gambar 2.22 Motif Awan pada Batik gubahan Bentuk Alam ... 25

Gambar 2.23 Pola Ornamen pada Batik ... 26

Gambar 2.24 Meander Konfigurasi T dan Pinggir Awan ... 27

Gambar 2.25 Aneka Motif Pilin ... 28

Gambar 2.26 Motif Lereng pada Batik ... 28

Gambar 2.27 Aneka Motif Banji ... 29

Gambar 2.28 Salah satu Bentuk Banji ... 29

Gambar 2.29 Motif Tumpal dari Kalimantan ... 30

Gambar 2.30 Hiasan Manik-manik dengan Motif Manusia Utuh... 31

Gambar 2.31 Perisai Suku Dayak degan Motif Topeng Hudoq ... 32

Gambar 2.32 Kala sebagai Kepala Raksasa Rahu ... 32

Gambar 2.33 Wayang Kulit ... 33

Gambar 2.34 Wayang Golek ... 33

Gambar 2.35 Motif Aneka Satwa pada Tenun Sumba ... 34

Gambar 2.36 Motif Hias Bunga pada Kain Tenun asal Lombok ... 35

Gambar 2.37 Motif Hias Bulan Bintang Rumah Melayu Pontianak ... 35

Gambar 2.38 Macam-macam Garis ... 37

Gambar 2.39 Macam-macam Bidang ... 37

Gambar 2.40 Macam Tekstur ... 38

Gambar 2.41 Macam Warna ... 38

Gambar 2.42 Motif Bunga Melati dan Bunga Pakis ... 39

(13)

Gambar 2.44 Motif Nanas ... 40

Gambar 2.45 Motif Itik Pulang Petang ... 41

Gambar 2.46 Motif Lebah Bergantung ... 41

Gambar 2.47 Motif Bintang ... 41

Gambar 2.48 Motif Bntang Lapan Penjuru Angin ... 42

Gambar 2.49 Ornamen pada Bangunan Melayu ... 42

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ... 43

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Landak (Kalimantan Barat) ... 56

Gambar 4.2 Peta Lokasi Penelitian (Kalimantan Barat) ... 57

Gambar 4.3 Kota Ngabang (Ibukota Kabupaten Landak) ... 59

Gambar 4.4 Peta Kalimantan Barat ... 60

Gambar 4.5 Lambang Kabupaten Landak ... 62

Gambar 4.6 Keraton Ismahayana Landak ... 63

Gambar 4.7 Masjid Djami Keraton Landak (sebelum renovasi) ... 67

Gambar 4.8 Masjid Djami Keraton Landak (setelah renovasi)... 68

Gambar 4.9 Upacara Tumpang Negeri ... 69

Gambar 4.10 Peta Migrasi Orang Melayu Purba ... 70

Gambar 4.11 Keraton Ismahayana Landak ... 71

Gambar 4.12 Atap Kayu Sirap pada Keraton... 73

Gambar 4.13 Konstruksi Atap Kayu Sirap tampak bawah ... 73

Gambar 4.14 Denah Ruang Keraton ... 74

(14)

Gambar 4.16 Denah keraton tampak depan ... 75

Gambar 4.17 Denah keraton tampak samping ... 76

Gambar 4.18 Stereometri Keraton (tanpa atap) ... 76

Gambar 4.19 Gambar stereometri keraton ... 76

Gambar 4.20 Stereometri keraton tampak depan ... 77

Gambar 4.21 Gambar Stereometri Keraton ... 77

Gambar 4.22 Jendela pada salah satu bagian keraton ... 78

Gambar 4.23 Motif hias lebah bergantung ... 79

Gambar 4.24 Analisis Visual Motif Hias Lebah Bergantung ... 79

Gambar 4.25 Motif Hias Gadah ... 81

Gambar 4.26 Analisis Visual Motif Hias Gadah ... 83

Gambar 4.27 Motif Hias Patah Siku ... 83

Gambar 4.28 Analisis Visual Motif Hias Patah Siku ... 84

Gambar 4.29 Motif Hias Pucuk Rebung ... 85

Gamabr 4.30 Sketsa Motif Hias Pucuk Rebung ... 86

Gambar 4.31 Posisi Motif Hias Pucuk Rebung pada Meriam ... 86

Gambar 4.32 Analisis visual motif hias Pucuk Rebung ... 87

Gambar 4.33 Motif Hias Kaluk Pakis ... 89

Gambar 4.34 Analisis visual motif hias Kaluk Pakis ... 90

Gambar 4.35 Motif Hias Kaligrafi ... 92

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Penelitian ... 47

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ... 52

Tabel 4.1 Batas Wilayah Kabupaten Landak ... 60

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.3 Analisis Visual Motif Hias Lebah Bergantung ... 80

Tabel 4.4 Analisis Visual Motif Hias Gadah ... 82

Tabel 4.5 Analisis Visual Motif Hias Patah Siku ... 84

Tabel 4.6 Analisis Visual Motif Hias Pucuk Rebung ... 87

Tabel 4.7 Analisis Visual Motif Hias Kaluk Pakis ... 90

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti mitos, adat-istiadat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu kelompok masyarakat yang membentuk suatu kebudayaan.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman seni budaya. Setiap daerah memiliki ciri khas budaya yang berbeda-beda, kekayaan seni budaya daerah merupakan sumber kekayaan kebudayaan Nusantara. Perwujudan kebudayaan setiap masyarakat di berbagai daerah membentuk karakteristik, ciri atau corak kedaerahannya sesuai dengan latar belakang sosial budaya masing-masing.

Berikut ini adalah istilah kebudayaan sebagaimana diungkapkan oleh Koentjaraningrat (2009:146): Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata culture merupakan kata asing yang sama artinya dengan kebudayaan. Berasal dari bahasa latin yaitu colere yang berarti “mengolah, mengerjakan”.

(17)

masing-2

masing. Setiap produk hasil kesenian yang dihasilkan bukan semata untuk memenuhi nilai keindahan, tetapi mengandung nilai kedaerahan yang memperkaya kebudayaan di Nusantara.

Motif hias merupakan salah satu produk kesenian Indonesia yang tidak dapat dipisahkan dari latar belakang sosial budaya masyarakatnya. Setiap daerah pada umumnya memiliki ciri khas motif hias yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan masyarakat pendukung kebudayaannya masing-masing.

Penambahan sebuah motif hias pada bangunan tradisional di Nusantara pada umumnya diharapkan agar produk karya seni tersebut lebih menarik, serta meningkatkan penghargaan baik secara material maupun spiritual.

Motif hias yang merupakan hasil karya seni hampir tersebar di seluruh wilayah Nusantara, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Papua, dan daerah lainnya. Pada umumnya penempatannya terdapat pada produk hasil kebudayaan, salah satunya terdapat pada bangunan cagar budaya. Di Kalimantan Barat, ada beberapa peninggalan seni berupa cagar budaya yang penting serta memiliki nilai seni tinggi, salah satunya yaitu Keraton Ismahayana Landak yang terdapat di Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak.

Landak yang berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang di sebelah utara, Kabupaten Pontianak di sebelah selatan dan barat, serta kabupaten Sanggau di sebelah timur, memiliki sebuah Cagar Budaya yang dilindungi undang-undang, yaitu Keraton Ismahayana Landak yang berada di wilayah Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Keraton Ismahayana Landak adalah sebuah cagar budaya nasional yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Landak.

(18)

3

mewakili fungsi dari tiap ruangan itu sendiri. Keuntungan yang akan diperoleh setelah meneliti bentuk bangunan dan jenis motif hias Keraton Ismahayana Landak diharapkan mampu menggali keanekaragaman kebudayaan yang ada di tanah air, khususnya kebudayaan yang berasal dari daerah Kalimantan yang pada saat ini kurang mendapat perhatian sehingga banyak generasi muda yang tidak mengetahuinya atau bahkan tidak peduli dengan kebudayaan yang bukan berasal dari kebudayaan tempat asal mereka, hal ini diharapkan dapat mendorong upaya pelestarian dan pengembangan peninggalan budaya yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan kerugian jika bentuk bangunan dan jenis motif hias Keraton Ismahayana Landak tidak diteliti adalah semakin banyak generasi muda khususnya generasi muda yang berada di Kabupaten Landak yang tidak mengetahui bentuk bangunan dan jenis motif hias yang ada di Keraton Ismahayana Landak, penulis khawatir nantinya kebudayaan yang ada di Kabupaten Landak akan lenyap ditelan zaman karena kurang mendapat apresiasi khususnya dari kalangan generasi muda.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang akan diteliti adalah mengenai latar belakang bentuk bangunan dan jenis motif hias pada bangunan Keraton Ismahayana Landak, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Motif hias tersebut terdapat pada dinding, tiang, pintu, jendela, langit-langit dan sebagainya.

C. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan kejelasan tentang masalah yang diteliti, maka dibawah ini dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk bangunan Keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak?

(19)

4

Sejalan dengan perumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bentuk bangunan Keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak

2. Untuk mengetahui jenis motif hias yang terdapat pada elemen estetis dan bangunan Keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Penulis:

a. Menambah wawasan mengenai motif hias khususnya pada bangunan Keraton Ismahayana Landak secara spesifik meliputi bentuk bangunan dan jenis motif hias yang terkandung di dalamnya.

b. Menambah kecintaan penulis pada kebudayaan yang ada di Nusantara, khususnya cagar budaya yang ada di Kabupaten Landak.

2. Bagi pembaca secara umum:

a. Menjadi stimulus dalam menyikapi keberadaan hasil karya budaya masa lampau dalam ruang lingkup yang lebih besar.

b. Memperdalam apresiasi dan rasa cinta terhadap karya seni, khususnya bangunan cagar budaya beserta bentuk bangunan dan seni motif hiasnya. c. Menjadi rangsangan dalam berkarya baik secara eksplorasi maupun secara

konseptual.

3. Bagi dunia pendidikan khususnya Jurusan Pendidikan Seni Rupa:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan perbendaharaan ilmu kesenirupaan.

b. Memperkaya wawasan dan khasanah wacana pengetahuan Seni Rupa di Indonesia, khususnya di Kabupaten Landak.

4. Bagi pihak Pemerintah Daerah:

(20)

5

b. Menjadi bahan penambah wawasan bagi masyarakat yang membutuhkan pengetahuan tentang bentuk bangunan keraton, motif hias dan sebagai upaya melestarikan budaya daerah khususnya motif hias.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan penelitian ini lebih terarah. Untuk memberikan gambaran awal mengenai isi Kajian jenis dan makna simbolik motif hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak Kabupaten Landak ini, maka penulis menyususn sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini mengungkapkan landasan-landasan teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian, secara garis besar pembahasan bab ini meliputi: Ornamen, Bentuk Bangunan, Motif hias, Motif hias pada bangunan tradisional Melayu, Unsur-unsur motif hias. Dengan mempertimbangkan kajian pustaka yang mendukung dan dianggap relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang waktu dan lokasi penelitian, metode dan desain penelitian, subjek dan objek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil penelitian yang ditulis oleh peneliti berupa penyajian data serta pembahasan data hasil penelitian.

(21)

6

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu penelitian

Proses penelitian yang dilaksanakan oleh penulis dimulai dari bulan Desember 2013 dan berakhir pada Februari 2014, namun diharapkan dengan singkatnya waktu penelitian tidak mengurangi maksud dan tujuan yang diharapkan dari penelitian ini.

2. Lokasi penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian oleh penulis terletak di Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Di sana terdapat cagar budaya Keraton Ismahayana Landak yang merupakan satu-satunya Keraton yang ada di Kabupaten Landak dan sekarang dijadikan museum peninggalan-peninggalan Kerajaan Landak.

(23)

44

B. Pola pikir penelitian

C. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode merupakan cara atau strategi memecahkan suatu masalah penelitian yang meliputi beberapa unsur, yaitu metode dan teknik penelitian. Karena data yang digunakan tidak dapat dihitung dengan angka atau

Memilih Topik Penelitian

Jenis dan Makna Motif Hias di Keraton Ismahaya Landak Observasi

Penelitian

Mengurus

Perijinan Pustaka Studi

Studi Lapangan

Pengumpulan Data

Penyajian dan Pembahasan

(24)

45

nilai, namun jika ada hanya digunakan sebagai tambahan. Menurut para ahli, metode penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan “suatu proses penyelidikan, yang cukup banyak bervariasi yang tidak bisa disusun secara teratur” Sugiyono (2011:29).

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Sugiyono (2011:15)

Sasaran utama penelitian ini adalah bangunan Keraton Ismahayana Landak. Peneliti ingin mengetahui jenis serta makna motif hias yang terdapat pada bangunan Keraton Ismahayana Landak di Desa Raja. Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Dalam penelitian kualitatif manusia merupakan peran utama sebagai sumber pengumpul data dan informasi penelitian supaya tujuan penelitian tercapai dengan baik.

D. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian

Dalam kamus bahasa Indonesia subyek ialah: pokok kalimat; orang yang dipakai untuk percobaan. Jadi subyek penelitian dapat didefinisikan yaitu : subyek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Subyek dalam penelitian ini adalah pengurus Keraton Ismahayana, tokoh adat Melayu, budayawan, dan masyarakat. Peran subyek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti.

2. Obyek penelitian

(25)

46

bangunan Keraton Ismahayana Landak di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Alasan peneliti menjadikan bentuk bangunan dan jenis motif hias pada keraton Ismahayana sebagai obyek penelitian adalah penulis ingin mengelompokkan dan menjelaskan motif hias yang ada di keraton Ismahayana berdasarkan bentuk bangunan serta jenis motif hiasnya, agar masyarakat luas dapat mengetahui dan memahaminya dengan mudah.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Kajian Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Keraton Ismahayana Landak di Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat”, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu:

1. Kajian

Kajian berarti hasil mengkaji. Kajian adalah memahami atau menelaah lebih jauh lagi maknanya karena tidak bisa langsung dipahami oleh semua orang. Dalam penelitian ini diartikan mengkaji secara mendalam jenis dan makna simbolik motif hias yang terdapat pada Keraton Ismahayana Landak.

2. Motif hias

Motif hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu. Motif hias dapat distilisasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi.

F. Instrumen Penelitian

(26)

47

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Pembuatan instrumen penelitian berupa pedoman observasi, wawancara maupun studi dokumentasi merupakan aspek yang harus diperhatikan dan dilakukan selama penelitian berlangsung. Instrumen ialah semua komponen yang menunjang penelitian, sedangkan pedoman observasi dan wawancara hanya untuk memuat pertanyaan dan membuka masalah penelitian. Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu sebuah jenis penelitian yang tujuannya mengukur tingkat kedalaman dari suatu masalah yang akan diteliti agar lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu, yang akan dijadikan sumber dan jenis data dalam penelitian ini antara lain:

1. Sumber utama, yaitu pengurus Keraton Ismahayana Landak, tokoh adat Melayu, budayawan, masyarakat, pemerintah daerah Kabupaten Landak. 2. Buku-buku yang relevan tentang motif hias, sejarah Keraton Ismahayana

Landak, motif hias Kalimantan Barat, buku-buku pelajaran seni budaya, artikel, kamus, karya ilmiah, media cetak, dan media elektronik.

3. Bangunan Keraton Ismahayana Landak. 4. Foto-foto hasil observasi.

Tabel 3.1 : Kisi-kisi penelitian

N o

Aspek yang

diteliti indikator

Teknik wawanca

ra observasi dokumentasi 1 Bentuk

bangunan keraton Bentuk Denah Fungsi - - √ √ √ √ √ √ √

(27)

48

Teknik pembuatan √ √

b.jenis motif hias sebagai elemen estetis Keraton Bentuk Warna Bahan Tekstur Teknik pembuatan √ - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian.

1. Tahap pra-lapangan

Langkah awal penelitian penulis melakukan identifikasi masalah secara umum apakah memungkinkan untuk diteliti sebagai fokus penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian tentang KERATON ISMAHAYANA LANDAK (Kajian Jenis dan Makna Simbolik Motif Hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak di Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat). Penulis melalui beberapa tahapan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kegiatan orientasi dengan adanya survei di lapangan dan penulis mencari data-data dan informasi dari pengurus keraton, sesepuh melayu, masyarakat yg mengetahui tentang Keraton Ismahayana Landak, serta sumber informasi lainnya dari internet dan adanya konsultasi dengan dosen pembimbing, hingga diarahkan untuk meneliti Keraton Ismahayana Landak.

(28)

49

skripsi. Kemudian proposal penelitian yang diajukan disetujui meskipun ada bagian yang harus diubah dan dibenarkan lagi, mendapatkan dosen pembimbing yang akan membantu membimbing penulis dalam menulis, meneliti, serta mengolah data hingga menjadi sebuah skripsi. Setelah mendapat dosen pembimbing penulis mendapat surat keterangan (SK) yang diturunkan oleh Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, dan surat-surat izin penelitian yang akan diserahkan kepada tempat penelitian.

2. Kegiatan lapangan

Tahap selanjutnya penulis berangkat menuju lokasi penelitian di Ngabang dengan menggunakan kendaraan sepeda motor yang berjarak 20 KM dari tempat tinggal penulis, untuk mengumpulkan data berupa tulisan, rekaman, lisan dan foto-foto. Pada tahap kegiatan lapangan ini sasaran utama penulis adalah dewan pengurus Keraton Ismahayana, tokoh adat Melayu, masyarakat, pemerintah Kabupaten Landak karena mereka merupakan orang-orang yang mengerti betul tentang hal-hal yang berkaitan dengan Keraton Ismahayana Landak. Peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah menggunakan transportasi sepeda motor roda dua, handphone untuk komunikasai dan merekam suara di lokasi penelitian, jaringan internet, alat tulis, buku tulis, buku-buku sumber sebagai penunjang dalam mengumpulkan data serta kamera untul foto-foto dokumentasi. Penulis pada saat melakukan penelitian dibantu oleh sekretaris dewan pengurus Keraton Ismahayana yaitu Bapak Gusti Suryansyah serta selama proses pengolahan data dan mengumpulkan data, penulis masih berkomunikasi dengan Bapak Gusti Suryansyah selaku sekretaris Keraton melalui HP untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

(29)

50

3. Analisis data

Tahap ini merupakan puncak dari kegiatan setelah melakukan kegiatan penelitian lapangan berakhir. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul seperti hasil wawancara, foto-foto, hasil observasi, data penunjang lainnya dan dokumen yang sifatnya tulisan dan lisan maka tahap selanjutnya mengolah data.

H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Pencarian data dengan menggunakan berbagai teknik sesuai tujuan dan jenis yang diungkap. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif.

Di dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan, yaitu:

a. Pengamatan (Observasi)

Observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan panca indera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.

(30)

51

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011:202-205) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengamatan ini merupakan teknik yang nyata keberadaanya dengan apa yang diteliti. Dalam hal ini penulis langsung melakukan observasi ke Keraton Ismahayana Landak di Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak.

Dalam proses observasi, penulis lansung datang berkunjung ke Keraton Ismahayana dan langsung menemui sekretariat Keraton yang letaknya tidak jauh dari keraton. Penulis menceritakan latar belakang penulis datang ke Keraton, meminta ijin melakukan observasi untuk mengumpulkan data dan bahan penelitian. Kemudian penulis berkeliling kedalam dan luar keraton untuk mengamati serta mengumpulkan informasi data berupa foto dokumentasi. Dalam melakukan observasi ini penulis tidak menggunakan pedoman observasi, penulis mengembangkan sendiri pengamatan berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

b. Wawancara (Interview)

Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian atau merupakan proses pembuktian terhadap informasi dan keterangan yang diperoleh melalui teknik yang lain.

Menurut Arikunto (2006:227) wawancara adalah sebuah dialog (interview) yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari narasumber (informant).

(31)
[image:31.595.106.503.170.738.2]

52

Tabel 3.2 : Pedoman Wawancara

No Variabel Indikator Pertanyaan

1. Sejarah perkembangan Bangunan Keraton Ismahayana - Perkembangan Kabupaten Landak dan adat istiadat - Denah dan

bentuk keraton - Fungsi

Keraton

- Bagaimana sejarah didirikannya bangunan Keraton Ismahayana? - Siapa pendiri bangunan

Keraton Ismahayana? - Kapan didirikannya

bangunan Keraton Ismahayana?

- Bagaimana denah keraton Ismahayana Landak? - Apa fungsi bangunan

Keraton Ismahayana pada zaman dahulu dan sekarang?

2.

Jenis Motif Hias pada Bangunan dan Elemen Estetis Keraton Ismahayana - Bentuk - Warna - Teknik - Bahan - Pengaruh

- Motif hias apa saja yang terdapat pada bangunan Keraton Ismahayana ini? - Apakah ada pengaruh

kebudayaan luar yang mempengaruhi bentuk motif hias pada bangunan Keraton Ismahayana ini?

(32)

53

pada bangunan Keraton Ismahayana ini?

-Pada bagian apa saja motif hias tersebut diletakan di bangunan keraton?

3. Nara Sumber Biografi Nara Sumber

- Nama Lengkap - Usia

- Pendidikan - Profesi - Alamat

c. Studi kepustakaan (Library Research)

Selain melalui observasi dan wawancara, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk buku-buku, makalah, artikel surat kabar, majalah, katalog, arsip foto, jurnal dan pada zaman yang modern ini pencarian melalui internet yang jelas sumbernya dapat dijadikan acuan untuk studi pustaka agar memudahkan penulis mengembangkan hasil penelitian.

Dalam proses studi kepustakaan, penulis mengumpulkan buku-buku,artikel, arsip foto, dll yang menunjang serta berhubungan dengan masalah yang penulis teliti yang tentunya relevan untuk mendapatkan informasi yang jelas untuk mendukung penulisan penelitian penulis.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah dengan cara cross site analysis yaitu menganalisis secara mendalam dan berulang-ulang selama

berlangsungnya proses penelitian, berdasarkan studi pustaka, wawancara, observasi, dokumen berupa buku-buku, katalog, foto-foto, dan gambar. Berikut ini langkah–langkah yang dilakukan untuk menganalisis data.

a. Menghimpun data

(33)

54

pengumpulan data ada data yang salah maka akan mempengaruhi hasil akhir penelitian.

Arikunto (2006:222) mengatakan bahwa:

“ menyusun instrumen adalah pekerjaan penting dalam langkah penelitian akan tetapi pengumpulan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki celah cukup besar untuk dimasuki unsur minat peneliti. Itulah sebabnya penyusunan instrumen pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu variabel yang tepat”.

Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari hasil observasi, wawancara, studi kepustakaan serta foto-foto dokumentasi. Dari data-data yang telah terkumpul tersebut merupakan modal penulis sebagai bahan untuk penulisan hasil penelitian penulis.

b. Mereduksi data

Mereduksi data merangkum data-data yang penting untuk dipelajari dan diolah oleh peneliti. Nasution (1996: 129) menjelaskan bahwa “reduksi dapat diartikan data yang diperoleh dalam lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang rinci”. Laporan itu kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok difokuskan ke hal-hal yang penting dicari tema dan polanya. Laporan yang bersifat mentah direduksi, disingkatkan disusun secara lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga akan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh.

Setelah data-data dari observasi, wawancara, studi kepustakaan, foto dokumentasi terkumpul, tahap selanjutnya yaitu penulis mereduksi data. Data yang direduksi ini adalah data yang penting untuk dipelajari dan diolah oleh penulis. Penulis menguraikan, merangkum dan merincikan kembali data-data yang telah diperoleh di lapangan kemudian dipilih data yang sesuai agar lebih terfokus serta lebih mudah bagi penulis untuk memahaminya.

(34)

55

Proses selanjutnya ialah mengklasifikasikan data atau mengelompokkan data berdasarkan keperluan yang telah dihimpun, serta dirangkum oleh peneliti. Dalam penjelasannya Arikunto (2006:239) mengatakan “apabila data telah terkumpulkan, data yang ada kemudian diklasifikasikan kualitatif berupa kata-kata atau simbol”.

Pada tahap ini penulis mulai mengelompokkan data-data sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti dalam penulisan ini. Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini adalah jenis dan makna motif hias keraton Ismahayana Landak, sehingga data yang dikelompokkan mengacu pada jenis serta makna motif hias pada keraton Ismahayana Landak. Data-data yang dikelompokkan harus sesuai dengan kelompoknya masing-msing, agar penulis tidak mengalami kekeliruan atau kebingungan pada saat menelaah data serta data-data yang terkumpul tidak bercampur aduk.

d. Menelaah data

Menelaah data merupakan proses pengecekan data kembali yang dilakukan oleh peneliti, hal ini dilakukan untuk menganalisis jika terjadinya kekurangan atau terjadinya kekeliruan pada data yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Pada proses ini, penulis mengecek kembali data yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan. Kejelian penulis dalam menelaah data ini sangat perlu diperhatikan, agar data-data tersebut tidak mengalami kesalahan atau kekeliruan, jika data tersebut mengalami kekurangan penulis harus menambahkan kembali data yang kurang tersebut sehingga diperoleh data yang lengkap.

e. Menarik kesimpulan

(35)

56

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan penelitian lapangan beberapa data yang telah diolah untuk menjawab rumusan masalah yang telah diangkat. Pada kesempatan ini penulis akan menyimpulkan pentingnya pembahasan tentang “KERATON ISMAHAYANA LANDAK (Kajian Bentuk Bangunan dan Jenis Motif Hias pada Bangunan Keraton Ismahayana Landak Di

Kabupaten Landak Kalimantan Barat)” berikut ini hasil akhir serta kesimpulan

yang diperoleh peneliti:

1. Bentuk bangunan keraton ismahayana hampir semuanya menggunakan konstruksi kayu dan bentuk rumah panggung, memiliki bentuk atap limas yang terbuat dari kayu sirap, ruang inti pada bangunan keraton ini yaitu berada ditengah-tengah, keraton ini juga memiliki pintu dan jendela yang berukuran besar yang berguna untuk sirkulasi udara serta sebagai penerangan alami.

2. Organisasi ruang pada keraton ini lebih didasarkan pada segi kenyamanan dan fungsi ruang.

3. Keraton ini menghadap ke arah timur karena menurut kepercayaan orang Melayu, rumah yang menghadap ke timur atau menghadap matahari terbit sinar ultraviolet cahaya pagi lebih menyegarkan dan menyehatkan badan daripada cahaya siang atau sore.

4. Bentuk motif hias yang ada di Keraton Ismahayana Landak sangat simpel, sudah di stilasi, ide dasarnya bersumber dari alam yaitu berupa hewan dan tumbuhan, bentuk motifnya pengulangan.

(37)

96

Berdasarkan hasil pengamatan selama melaksanakan penelitian lapangan ada beberapa saran dan masukan yang berkaitan dengan penelitian, semoga dengan adanya saran dan masukan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yangmembaca tulisan ini, adapun saran tersebut antaralain:

1. Mengajak kembali masyarakat pada umumnya dan generasi muda khususnya untuk melestarikan warisan nenek moyang yang berupa Keraton Ismahayana Landak agar tetap terjaga dengan baik.

2. Bagi pemerintah Kabupaten Landak, serta instansi pemerintah dan swasta diharapkan lebih memperhatikan cagar budaya yang ada di ibukota Kabupaten Landak ini, agar tetap lestari serta membantu pengembangan serta pemeliharaan keraton ini agar tetap terjaga dengan baik

3. Bagu bidang keilmuan pendidikan seni rupa, semoga saja karya tulis ini dapat

menjadi bahan ajaran serta sumber pengetahuan khususnya “KERATON

ISMAHAYANA LANDAK (kajian bentuk bangunan dan jenis motif hias pada bangunan keraton Ismahayana Landak di Kabupaten Landak

Kalimantan Barat)” dapat menjadi ilmu pengetahuan yang tidak akan pernah

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Gusti Suryansyah. (2005). Sulur-sulur Kerajaan Landak. Romeo Grafika: Pontianak

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka cipta

Dewan Kerajinan Nasional Kalimantan Barat. (1997). Catatan Ragam Hias Kalimantan Barat. Wira Desa: Jakarta.

Jauhari, Musa, (1998). Peninggalan Kerajaan Landak di Kecamatan Ngabang, Balai kajian sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta: Jakarta Lontaan, J.U. (1975). Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat.

Offset Bumirestu: Jakarta

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2014

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta : Bandung.

Sugiyono. (2013). Cara mudah menyusun: Skripsi, Tesis dan Disertasi. Alfabeta : Bandung

Sunaryo, Aryo. (2009). Ornamen Nusantara. Dahara Prize: Semarang

Umar, Ya’ Syarif. (1988). Sejarah Singkat Perjuangan Rakyat Landak : Ngabang

Van Der Hoop, A. N. J. Th. (1949). Indonesische Siermotieven/Ragam-Ragam Perhiasan Indonesia. Batavia: Koninklijk Bataviaasch Genootcshap Van

(39)

Moses, 2014 Skripsi

Agon, Junaidi. (2012). Analisis Deskriptif Tangkitn Sebagai Senjata Tradisional Suku Dayak Kanayatn Kalimantan Barat. Skripsi FPBS UPI, Tidak

Diterbitkan

Pranoto, Iwan. (2012). Kriya Keramik Cina Singkawang. Skripsi FPBS UPI, Tidak Diterbitkan

Sulistiyani, Sintha. (2013). Kajian visual dan Makna Ornamen Hias pada Bangunan Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur Kabupaten Kuningan.

Skripsi FPBS UPI, Tidak Diterbitkan

Warlia, Yaya. (2003). Motif Flora dan Fauna Etnik Dayak Kenyah Kalimantan Timur dalam Seni Lukis. Skripsi FPBS UPI, Tidak Diterbitkan

Zain, Zairin. (2003). Sistem struktur Rumah Tradisional Melayu di Kota Sambas Kalimantan Barat. Tesis Universitas Gajah Mada, Tidak Diterbitkan.

(40)

Internet

https://studiomelayu.wordpress.com/2009/03/18/filosofi-rumah-melayu/ http://www.tamadunmelayu.info/2012/06/motif-corak-dan-ragi-tenun-melayu-riau.html

http://kopipancong.com/makna_di_balik_sudut_rumah_berita185.html http://edita80.wordpress.com/2013/02/19/motif-dan-ukiran-melayu/

http://www.riaudailyphoto.com/2011/05/motif-dan-corak-tenun-melayu-riau.html http://kesenianrahmat.blogspot.com/

http://www.slideshare.net/fionaudey/motif-ukiran-melayu-riau-31258587?next_slideshow=1

http://sejarawankalbar.blogspot.com/ http://achamutiara.blogspot.com/

http://5enibudaya.wordpress.com/2013/04/24/analisis-tanda-motif-pucuk-rebung-kerawang-gayo/

https://syaiful64.wordpress.com/2009/06/07/makna-simbor-warna/ http://ukurbumi.blogspot.com/2012/05/makna-warna-bagi-orang-melayu-riau.html

http://krishadiawan.blogspot.com/2010/03/arsitektur-dan-ragam-corak-rumah-melayu.html

http://achamutiara.blogspot.com/

https://wpandre.wordpress.com/2009/03/18/asal-usul-melayu-borneo-and-the-homeland-of-malays/

http://raudinadintha.blogspot.com/2014_07_01_archive.html

Gambar

Gambar 3.1 : Peta lokasi penelitian Sumber : id.wikipedia.com (diakses 10-11-2014)
Tabel 3.1 : Kisi-kisi penelitian
Tabel 3.2 : Pedoman Wawancara

Referensi

Dokumen terkait