PT. BPR PANDE ARTHA DEWATA
JL. DIPONEGORO NO. 162 DENPASAR
TELP. ( 0361 ) 223740 FAX : ( 0361 ) 264236
1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan Stakeholder, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, maka kepada BPR diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan usahanyanya dengan berpedoman pada prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang meliputi 5 (lima) pilar utama yaitu Transparansi (transparency), Akuntabilitas (akuntability), Pertanggungjawaban (resposibility), Independensi (independency) dan Kewajaran (fairness).
Manajemen PT. BPR PANDE ARTHA DEWATA menilai bahwa Good Corporate
Governance (GCG ) sudah saatnya untuk di laksanakan di lingkungan Bank ini mengingatbahwa BPR sebagai salah satu industri perbankan dan sebagai lembaga intermediasi sektor keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian di Daerah khususnya di Wilayah Kodya Denpasar. Meningkatnya jumlah produk dan kompleksitas usaha yang semakin maju harus diimbangi dengan pengelolaan yang memadai serta pelaksanaan
Good Corporate Governance secara berkesinambungan dari waktu ke waktu, semakin baikdalam pelaksanaan GCG tentu akan memberikan hasil yang optimal bagi perkembangan BPR ke depan.
Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT. BPR PANDE ARTHA DEWATA tahun 2019 disusun sesuai dengan peraturan OJK No. 4/POJK.03/2015, tanggal 1 April 2015 tentang Penerapan Tata Kelola ( Good Corporate Governance) bagi BPR, dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5 /SEOJK.03/2016, tanggal 10 Maret 2016 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
Laporan pelaksanaan GCG PT.BPR Pande Artha Dewata Tahun 2019 terdiri dari :
I. Transparansi Pelaksanaan GCG, sebagaimana dimaksud pada butir VII.7 SE OJK 5/SEOJK.03/2016, tanggal 10 Maret 2016
II. Laporan Penilaian Sendiri ( Self Assessment ) Pelaksanaan GCG Tahun 2019.
2 BAB II
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN DIREKSI
A. JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA, DAN INDEPENDENSI ANGGOTA DEWAN DIREKSI
1. Jumlah dan Komposisi Dewan Direksi
PT. BPR Pande Artha Dewata sampai Dengan akhir Periode 31 Desember 2019, Jumlah anggota Dewan Direksi sebanyak 2 ( dua ) orang, terdiri dari 1 (satu) Direktur Utama dan 1 ( satu ) orang Direktur skaligus yang membawahi fungsi kepatuhan . Pertanggal 10 Desember 2019 Direktur skaligus direktur yang membawahi fungsi kepatuhan diberhentikan karena terjadi fraud. Akhir 31 Desember 2019 masih dalam tahap pengajuan direktur yang baru.
Adapun susunan anggota Dewan Direksi PT. BPR Pande Artha Dewata per 31 Desember 2019 sesuai Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. BPR Pande Artha Dewata No. 44 Tanggal 14 Februari 2014 adalah sebagai berikut :
Jabatan Nama
Direktur Utama I Ketut Wijana,SE.
Direktur Ni Gusti Putu Raka Suraeni, S.Sos.
2. Persyaratan dan Kriteria untuk menjadi Anggota Dewan Direksi PT. BPR Pande Artha Dewata adalah sebagai berikut :
a. Seluruh anggota Direksi wajib berdomisili di Indonesia.
b. Berwatak baik dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan usaha guna kemajuan PT.BPR PANDE ARTHA DEWATA
c. Memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan bank yang sehat
d. Memiliki kompetensi, yaitu kemampuan dan pengalaman dalam bidang-bidang yang menunjang pelaksanaan tugas dan kewajiban Direksi
e. Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya.
f. Berasal dari pihak independen terhadap pemegang saham pengendali (khusus bagi Direktur Utama)
g. Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perseorangan yang mempunyai akhlak dan moral yang baik; cakap melakukan perbuatan hukum; dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya, seperti :
3
1. Tidak pernah dinyatakan pailit;2. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit,
3. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan;
4. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan 5. Memiliki integritas dan reputasi yang baik, yaitu tidak pernah secara langsung
maupun tidak langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-praktik menyimpang, cidera janji serta perbuatan lain yang merugikan Perseroan di mana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja.
6. Setiap anggota Direksi harus memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
3. Independensi Dewan Direksi
Sampai dengan akhir Tahun 2019, Anggota Dewan Direksi PT. BPR Pande Artha Dewata tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan Kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan anggota komisaris lainnya dan/atau pemegang saham pengendali yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak Independen, sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 04/POJK.03/2015 tentang Tata Kelola BPR.
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI
1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Bank dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan, tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bank, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang diantaranya termasuk namun tidak terbatas pada Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang tentang Perbankan, Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
3. Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola BPR dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi di Bank
4. Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, anggota Direksi wajib mengikuti pendidikan dan atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan Bank.
4
5. Tanggungjawab Direksi :a) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Bank yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya.
b) Anggota Direksi tidak bertanggung jawab atas kerugian Bank sebagaimana tsb diatas apabila dapat membuktikan:
kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya,
telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank,
tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian, dan
telah mengambil tindakan untuk mencegah timbulnya kerugian tersebut.
6. Anggota Direksi menghadiri semua rapat Direksi dan rapat unit kerja yang relevan dalam bidangnya.
7. Dalam rangka melaksanakan prinsip Tata Kelola BPR Pande Artha Dewata yang memiliki Modal Inti kurang dari Rp. 50.000.000.000, - maka dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, Direksi wajib menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksankan :
a. Fungsi Audit Intern;
b. Fungsi Manajemen Risiko’ dan c. Fungsi Kepatuhan.
8. Direksi wajib menindak lanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan A u d i t I n t e r n B a n k , a u d i t o r E k s t e r n a l , h a s i l P e n g a w a s a n o l e h Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.
9. Direksi wajib memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya :
a. Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, Operasional, dan kegiatan penunjang operasional; dan
b. Penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap unit kerja lainnya.
10. Direksi wajib mengungkapkan kepada pegawai, kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.
11. Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris
12. Direksi wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Direksi.
5
13. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat ini tidak menetapkan, maka pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
C. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN DIREKSI SELAMA TAHUN 2019
Salah satu tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi adalah menerima nasihat dan melaksanakan rekomendasi yang diberikan dari Dewan Komisaris untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
Sepanjang tahun 2019, nasihat dan rekomendasi dari Komisaris yang dapat dilaksanakan oleh Dewan Direksi antara lain :
1. Berkaitan dengan Pengelolaan Bisnis Pada Umumnya :
a. Mengingat perkembangan ekonomi Bali pada umumnya tumbuh tapi kurang kondusif, maka dalam pelaksanaan program/sasaran bisnis yang disandang dalam rencana bisnis bank dan rencana anggaran tahunan masih tetap memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential) dan aspek kepatuhan (compliance) serta dilakukan sosialisasi keseluruh SDM yang dimiliki.
b. Dewan Direksi selalu memikirkan dan menentukan langkah-langkah khususnya menyangkut permodalan bank yang harus memiliki nilai ratio yang baik dan sehat karena dapat mempengartuhi tingkat dan kualitas layanan khususnya layanan kredit kepada masyarakat baik terkait ataupun tidak terkait.
c. Untuk meningkatkan Kualitas SDM secara umum, maka Direksi telah bekerjasama dengan PERBARINDO baik DPD dan DPK Kodya Denpasar untuk selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan SDM baik Funding ataupun Lending.
d. Peningkatan sumber dana murah dan perluasan pasar di tahun 2019 sangat perlu dilakukan sehingga Direksi sudah menambah tenaga marketing baik tenaga funding officer maupun AO.
e. Perbaikan NPL terus dilakukan dengan terus melakukan monitoring pendekatan dan penagihan, khususnya debitur yang menimbulkan nilai NPL tinggi, disamping itu terhadap kredit yang sudah di Hapus Buku tetap dilakukan penagihan.
f. Untuk Mencegah terjadi fraud Direksi secara aktif dan berkesinambungan melakukan pantauan dan monitoring khususnya terhadap kolektor funding dana tabungan yang dapat dikatakan paling tinggi tingkat risiko terjadinya fraud, sehingga seluruhnya dapat terkontrol dengan baik.
6
2. Berkaitan Dengan Manajemen Risiko :a. Risiko Kredit;
- Dalam Menyalurkan kredit, selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dan analisa yang kuat baik oleh AO ataupun Komite Kredit untuk menghindari berbagai risiko, khususnya untuk menjaga kualitas kredit debitur untuk dapat menekan nilai NPL yang baik;
- Direksi bersama AO selalu memonitoring kondisi kredit debitur, dengan cara meningkatkan komunikasi yang baik dengan nasabah jika kualitas kreditnya menurun.
- Penilaian atas jaminan akan tetap dilakukan secara rutin khususnya jaminan kendaraan, sehingga dapat diketahui kondisi dan nilai pasar agunan tersebut
b. Risiko Operasional;
- Dari segi risiko Operasional, yang selalu menjadi perhatian khusus adalah aspek pengamanan teknologi informasi dalam hal pengamanan data software setiap harinya.
- Aspek pengamanan cadangan kas tunai dalam kasanah selalu dijaga dan dikontrol secara teratur serta keamanan barang-barang berharga khususnya jaminan dari debitur yang disimpan dalam kasanah tetap dijaga dan dicek secara periodik.
- Petugas Kolektor tetap dikontrol untuk mengurangi terjadinya risiko penyimpangan (fraud) setoran nasabah tabungan ataupun kredit.
- SOP tentang APU dan PPT sudah mulai diterapkan dan dilakukan pengawasan oleh Direksi untuk mencegah terjadinya risiko yang terkait akan terorisme, dimana petugas APU dan PPT telah melakukan identifikasi Risiko terhadap rekening- rekening baru yang dibuka serta terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan yang berkaitan dengan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
c. Risiko Likuiditas
- Mengingat kondisi likuiditas perbankan yang semakin ketat, dimana persaingan untuk memperoleh dana pihak ketiga serta permintaan kredit yang cenderung meningkat maka Direksi selalu menjaga nilai rasio TKS khususnya nilai rasio LDR pada range yang telah ditetapkan.
- Jika perolehan dana pihak ketiga tidak mencukupi untuk menjaga likuiditas Bank maka Direksi akan mencari dana dari pihak kedua dan pihak pertama.
7
d. Risiko Kepatuhan dan Hukum- Direksi selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara menyeluruh khususnya tentang penerapan kebijakan menyangkut SOP yang ada, dan aturan-aturan dari legulator khususnya dari Otoritas Jasa Keuangan untuk meminimalisir adanya penyimpangan prosedur dan selalu taat pada aturan yang berlaku.
- Direksi selalu berkoordinasi dengan Komisaris disetiap kebijakan yang ditetapkan baik intern berkaitan dengan SOP serta ekstern berkaitan dengan terbitnya peraturan- peraturan dari OJK.
BAB III
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
A. JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA DAN INDEPENDENSI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS
1. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
PT. BPR Pande Artha Dewata sampai Dengan akhir Periode 31 Desember 2019, Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 2 ( dua ) orang, terdiri dari 1 (satu) Komisaris Utama dan 1 (satu) Komisaris
Adapun susunan anggota Dewan Komisaris PT. BPR Pande Artha Dewata per 31 Desember 2019 sesuai Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. BPR Pande Artha Dewata No. 44 Tanggal 14 Februari 2014 adalah sebagai berikut :
Jabatan Nama
Komisaris Utama I Gede Masia Suyasha
Komisaris I Nyoman Kus Eka Jaya, SE.
2. Persyaratan dan Kriteria untuk menjadi Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Pande Artha Dewata adalah sebagai berikut :
a. Persyaratan menjadi anggota Dewan Komisaris
Mampu melaksanakan perbuatan hukum
Memiliki dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen perusahaan.
Memiliki pengetahuan yang memadai di bidang keuangan dan perbankan
Mampu bekerjasama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
Tidak pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan
Tidak pernah menjadi Direktur atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit
8
Tidak pernah dihukum karena melakukan perbuatan pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya
Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat kedua, dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan atau Direktur lainnya
Memiliki komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai
Memiliki integritas dan reputasi yang baik, yaitu tidak pernah secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktik-praktik menyimpang, cedera janji serta perbuatan lain yang merugikan perusahaan di mana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja.
Memiliki kompetensi, yaitu kemampuan dan pengalaman dalam bidang-bidang yang relevan dengan tugas dan kewajiban Dewan Komisaris.
Memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan suatu masalah secara memadai
Memiliki kemampuan untuk membahas permasalahan tanpa campur tangan manajemen
Memiliki akhlak dan moral yang baik
Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
Memiliki pengalaman di bidang perbankan
Lulus fit and proper test yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan
b. Ketentuan Jabatan Rangkap anggota Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris hanya dapat mempunyai 2 (dua) rangkap jabatan lain sebagai Anggota Dewan Komisaris pada BPR dan/atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Anggota Dewan Komisaris dilarang merangkap jabatan sebagai anggota Direksi atau pejabat Eksekutif pada BPR, BPRS, dan/atau Bank Umum.
Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan :
Sesama anggota Dewan Komisaris; atau
Anggota Direksi.
c. Persyaratan menjadi Komisaris Independen
Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan Bank dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir,
Tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada Bank.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Bank, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pemegang Saham utama Bank, dan
9
Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Bank.
Tidak menerima pendapatan dan/atau fasilitas lain selain penghasilan yang ditetapkan RUPS yang dapat mempengaruhi independensinya.
Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuannya untuk berpikir dan/atau bertindak secara independen.
3. Independensi Dewan Komisaris
Sampai dengan akhir Tahun 2019, salah satu anggota Dewan Komisaris PT. BPR Pande Artha Dewata masih memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan Kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan pemegang saham pengendali dan satu anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan/atau hubungan Kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan pemegang saham pengendali yang tidak dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak Independen, sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 04/POJK.03/2015 tentang Tata Kelola BPR.
B. FUNGSI, TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS 1. FUNGSI DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris merupakan bagian dari Organ Perseroan yang berfungsi melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurus Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan PT.BPR Pande Artha Dewata.
a. Fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris terwujud dalam 2 (dua) tingkatan, yaitu:
1) Level Performance, yaitu fungsi pengawasan di mana Dewan Komisaris memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Direksi serta memberikan masukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2) Level Conformance, yaitu berupa pelaksanaan kegiatan pengawasan pada tahap selanjutnya untuk memastikan nasihat telah dijalankan serta dipenuhinya ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar yang berlaku.
b. Pedoman Umum Pengawasan Dewan Komisaris adalah:
1) Pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap pembuatan kebijakan dan pengelolaan Perseroan oleh Direksi.
2) Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak sebagai majelis dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili Dewan Komisaris
10
3) Pengawasan tidak boleh berubah menjadi tugas pelaksanaan tugas-tugas eksekutif atau operasional, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif Perseroan merupakan kewenangan Direksi, kecuali jika terjadi hal-hal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan hal-hal yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.
4) Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah diambil (ex post facto) atau terhadap putusan-putusan yang akan diambil (preventive basis).
5) Pengawasan dilakukan bukan hanya dengan menerima informasi dari Direksi atau RUPS, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan lain sesuai informasi dari sumber lain, dimana tindakan tersebut harus dilakukan secara kolektif.
6) Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris, tetapi pengawasan dilakukan dengan memberikan nasehat/saran/pendapat/rekomendasi yang mencakup semua aspek bisnis dan aspek korporat dari perusahaan.
2. TUGAS, KEWAJIBAN, DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, namun tidak terbatas pada peraturan terkait pelaksanaan Good Corporate Governance, Undang-undang Perseroan Terbatas, Undang- Undang Perbankan, Undang-undang Pasar Modal, Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Disamping itu, Dewan Komisaris wajib memastikan dilaksanakannya ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar Bank. Dewan Komisaris wajib melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara mandiri/independen, antara lain :
a. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Bank berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Bank, dan berhak memeriksa buku-buku, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas Bank, dokumen-dokumen dan kekayaan Bank serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
b. Dewan Komisaris berhak untuk meminta penjelasan mengenai segala hal yang berkaitan dengan Bank.
c. Pada setiap waktu Dewan Komisaris berdasarkan suatu keputusan Rapat Dewan Komisaris dapat memberhentikan untuk sementara waktu seorang anggota Direksi atau lebih dari jabatannya (jabatan mereka) dengan menyebutkan alasannya, apabila anggota
11
Direksi tersebut telah bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan/atau peraturan perundangan yang berlaku.
Ketentuan lebih lanjut terkait pemberhentian sementara ini mengacu pada Anggaran Dasar Bank dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada umumnya, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris termasuk, namun tidak terbatas pada, hal-hal sebagai berikut :
1. Pengawasan Strategis;
a. Melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Direksi, dengan mengarahkan, memantau dan mengevaluasi implementasi kebijakan strategik. Namun demikian, dalam melaksanakan tugas pengawasan tersebut, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam proses pengambilan keputusan menyangkut kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal:
1) persetujuan terhadap penyediaan dana kepada pihak-pihak yang terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan;
2) keputusan -keputusan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundangan yang berlaku.
Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris sebagaimana disebutkan dalam butir 1) dan 2) di atas merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris sehingga tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan pengurusan Bank.
b. Memastikan Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja internal audit, eksternal audit, hasil pengawasan Otoritas Perbankan dan otoritas lainnya.
c. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditentukkan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perbankan dan keuangan, termasuk juga kondisi lainnya atau perkiraan kondisi yang mungkin dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
2. Pengawasan Perusahaan
a. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik pada setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
b. Segala usulan perubahan Pedoman dan Tata Tertib Kerja hanya berlaku setelah disetujui oleh Dewan Komisaris.
c. Mendokumentasikan seluruh risalah rapat Dewan Komisaris, rapat Dewan Komisaris dengan mengundang Direksi dan rapat Komite di bawah Dewan Komisaris, khususnya pembahasan masalah-masalah penting dan keputusan yang diambil, termasuk perbedaan pendapat (dissenting opinions).
12
d. Mereview dan menyetujui rencana bisnis.
e. Mereview dan menyetujui laporan tahunan.
f. Memberikan laporan dan mendapatkan persetujuan pemegang saham pada Laporan Pengawasan Dewan Komisaris.
g. Pengawasan aktif terhadap fungsi kepatuhan.
3. Dewan Komisaris wajib mengikuti pendidikan yang terkait dan berkelanjutan serta dimutakhirkan terhadap perubahan aturan dan ketentuan perundangan serta standar yang relevan.
4. Dewan Komisaris diharapkan untuk:
a. Menghadiri semua rapat Dewan Komisaris;
b. Mempelajari paket informasi yang disediakan manajemen sebelum diselenggarakannya rapat, dan melakukan persiapan untuk membahas materi pada saat rapat;
c. Membaca semua laporan dan permohonan yang diajukan dan secepatnya memberikan persetujuan secara tertulis;
d. Menghadiri semua rapat Pemegang Saham.
e. Dewan Komisaris harus secara konstruktif memberikan tantangan dan masukan strategi serta meninjau kinerja dan efektifitas manajemen pada Rapat yang menyetujui sasaran dan tujuan serta memantau Laporan Kinerja.
f. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, kepada Dewan akan disediakan oleh Direksi data serta informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal berikut:
1) Rencana bisnis;
2) Laporan Bulanan dalam bentuk Financial Highlight; dan
3) Laporan, segera setelah diketahui, mengenai pelanggaran peraturan perundang-undangan, fraud dan penyimpangan, dan kondisi lainnya dan kondisi yang diperkirakan dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank g. Dewan Komisaris harus memiliki sumber daya dan kewenangan untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, termasuk untuk menggunakan tenaga ahli, yang dianggap perlu, tanpa harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
13
C. REKOMENDASI YANG TELAH DIBERIKAN OLEH DEWAN KOMISARIS SELAMA TAHUN 2019
Salah satu tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah memberikan nasihat kepada Direksi untuk kepentingan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan.
Sepanjang tahun 2019, nasihat dan rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Komisaris kepada Direksi antara lain :
1. Berkaitan dengan Pengelolaan Bisnis Pada Umumnya :
a. Mengingat perkembangan ekonomi Bali pada umumnya tumbuh tapi kurang kondusif, hendaknya dalam pelaksanaan program/sasaran bisnis yang disandang dalam rencana bisnis bank dan rencana anggaran tahunan agar tetap memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential) dan aspek kepatuhan (compliance) serta dilakukan sosialisasi keseluruh SDM yang dimiliki.
b. Permodalan akan semakin menjadi tantangan dalam beberapa tahun kedepan sehingga diperlukan adanya capital planning yang baik.
c. Kualitas SDM dalam analisa dan pengikatan kredit perlu dilakukan pelatihan secara berkala
d. Peningkatan sumber dana murah dan perluasan pasar perlu ditambah tenaga funding officer ( dana pihak ketiga dan kredit )
e. Perbaikan NPL perlu diselesaikan bagi debitur tidak korperatif dengan terus melakukan monitoring pendekatan dan penagihan, bila diperlukan melalui pelelangan.
f. Mencegah fraud dan meningkatkan kompetensi SDM perlu rotasi secara rutin.
g.
Peningkatan kualitas seluruh SDM dengan mengikutkan pendidikan dan pelatihan di seluruh aspek yang berkaitan dengan bisnis BPR, baik dengan pihak ekstern ataupun dengan in-house training.2. Berkaitan Dengan Manajemen Risiko : a. Risiko Kredit;
- Dalam penyaluran kredit, agar tetap hati-hati untuk menghindari berbagai risiko, khususnya untuk menjaga kualitas kredit debitur untuk dapat menekan nilai NPL yang baik;
- Direksi bersama AO harus selalu memonitoring kondisi kredit debitur, dengan cara meningkatkan komunikasi yang baik dengan nasabah jika kualitas kreditnya menurun.
- Penilaian atas jaminan semestinya dilakukan secara rutin khususnya jaminan kendaraan, sehingga dapat diketahui kondisi dan nilai pasar agunan tersebut, sehingga tidak ada lagi kredit hapus buku karena jaminan hilang, karena lemahnya pengawasan dari A/O.
14 b. Risiko Operasional;
- Dari segi risiko Operasional, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah aspek pengamanan teknologi informasi dalam hal pengamanan data software setiap harinya.
- Aspek pengamanan cadangan kas tunai dalam kasanah agar dijaga dan dikontrol secara teratur serta keamanan barang-barang berharga khususnya jaminan dari debitur yang disimpan dalam kasanah harus dijaga dan dicek secara periodik.
- Petugas Kolektor harus tetap dikontrol untuk mengurangi terjadinya risiko penyimpangan (fraud) setoran nasabah tabungan ataupun kredit.
- SOP tentang APU dan PPT agar diterapkan dan dilakukan pengawasan oleh Direksi untuk mencegah terjadinya risiko yang terkait akan terorisme, dan kepada petugas APU dan PPT agar selalu melakukan identifikasi Risiko terhadap rekening-rekening baru yang dibuka serta terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan yang berkaitan dengan pencucian uang, agar segera dilaporkan kepada Direksi.
c. Risiko Likuiditas
- Mengingat kondisi likuiditas perbankan yang semakin ketat, dimana persaingan untuk memperoleh dana pihak ketiga serta permintaan kredit yang cenderung meningkat maka Direksi harus menjaga rasio TKS khususnya nilai rasio LDR pada range yang telah ditetapkan.
- Jika perolehan dana pihak ketiga tidak mencukupi untuk menjaga likuiditas Bank dapat mencari dana pihak kedua dan pihak pertama.
d. Risiko Kepatuhan dan Hukum
- Direksi diharapkan selalu melakukan monitoring dan evaluasi secara menyeluruh khususnya tentang penerapan kebijakan menyangkut SOP yang ada, dan aturan- aturan dari legulator khususnya dari Otoritas Jasa Keuangan untuk meminimalisir adanya penyimpangan prosedur dan selalu taat pada aturan yang berlaku.
- Direksi agar selalu berkoordinasi dengan Komisaris disetiap kebijakan yang ditetapkan baik intern berkaitan dengan SOP serta ekstern berkaitan dengan terbitnya peraturan-peraturan dari OJK, dan disosialisasikan kepada seluruh SDM yang ada untuk dapat diterapkan secara baik.
15 BAB IV
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN ANGGOTA DEWAN DIREKSI
Setelah diakuisisi pada tahun 2010, PT.BPR Pande Artha Dewata dimiliki oleh dua puluh tiga (23) pemegang saham. Komposisi pemegang saham tidak pernah mengalami perubahan dimana pemegang saham pengendali adalah I Wayan Rastika sejak tahun 2010.
Posisi pemilikan modal perusahaan posisi akhir tahun 2019 yaitu :
a. Modal dasar perseroan berjumlah Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah), terbagi atas 200.000 (dua ratus ribu ) lembar saham masing-masing bernilai nominal Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
b. Modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor baru sebesar Rp. 17.500.000.000,- dengan uang tunai oleh pemegang saham sesuai akta notaries No. 22 tanggal 11Februari 2013 dengan komposisi kepemilikan sebagai berikut :
Jumlah Jumlah
Saham Modal
I Wayan Rastika 114,490 65.42 11,449,000,000 I Nyoman Kus Eka aya, SE. 59,408 33.95 5,940,800,000 I Putu Sugiartha 71 0.04 7,100,000 I Made Kondra 233 0.13 23,300,000 Ni Luh Neryani 114 0.07 11,400,000 Drs. Made Menara 7 0.00 700,000 I Ketut Suwitra 9 0.01 900,000 I Wayan Gede Widastra, SE 63 0.04 6,300,000 Drs Made Asri Utami 6 0.00 600,000 I Nyoman Sunari Asih 131 0.07 13,100,000 I Made Adi Mertha 79 0.05 7,900,000 I Made Widja Pande 161 0.09 16,100,000 I Made Sudiarsa 26 0.01 2,600,000 I Nyoman Wirata Pande 10 0.01 1,000,000 I Gede Wijaya 50 0.03 5,000,000 I Made Adi Wiryawan 21 0.01 2,100,000 Ketut Wiratni 17 0.01 1,700,000 Ni Ketut Pande Dewi Jayanti 3 0.00 300,000 I Putu Widarti 2 0.00 200,000 Nyoman Ayu Sapta Ningsih 3 0.00 300,000 Putu Widyawati 3 0.00 300,000 Ni Made Padmawati 3 0.00 300,000 I Nyoman Surya Darma 90 0.05 9,000,000 Jumlah Modal Saham 175,000 100.00 17,500,000,000
Nama Pemegang Saham
31-Des-2018
%
16 BAB V
HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA,
DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK
A. Hubungan Keuangan dan Hubungan Kekeluargaan Anggota Dewan Komisaris dengan Komisaris Lainnya.
Seluruh anggota Dewan Komisaris PT. BPR Pande Artha Dewata, baik Komisaris Utama dengan Komisaris sampai dengan akhir tahun 2019 tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua.
B. Hubungan Keuangan dan Hubungan Kekeluargaan Anggota Dewan komisaris dengan Anggota Dewan Direksi
Seluruh Anggota Dewan Direksi PT. BPR Pande Artha Dewata sampai dengan akhir tahun 2019 tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua dengan seluruh anggota Dewan Komisaris.
C. Hubungan Keuangan dan Hubungan Kekeluargaan Anggota Dewan Direksi dengan Direksi Lainnya.
Pada umumnya seluruh anggota Dewan Direksi sampai dengan akhir tahun 2019 tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan kekeluargaan sampai dengan derajat kedua, sehingga tidak dapat mempengaruhi Independensi masing-masing Direksi.
D. Hubungan Keuangan dan Hubungan Kekeluargaan Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi dengan Pemegang Saham Pengendali.
Sampai dengan akhir tahun 2019, antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang saham Pengendali masih ada salah satu memiliki hubungan keuangan dan hubungan kekeluargaan, dimana Komisaris juga sebagai Pemegang Saham sehingga akan dapat mempengaruhi independensi dari Anggota Komisaris. Sementara Anggota Dewan Direksi seluruhnya tidak ada Hubungan Keuangan dan Hubungan Kekeluargaan dengan Pemegang Saham Pengendali ataupun dengan Pemegang Saham Lainnya, sehingga tidak mempengaruhi Independensi dari Anggota Dewan Direksi.
17 BAB VI
PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
A. Struktur Remunerasi Seluruh Anggota Dewan Komisaris
Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per kompenen untuk seluruh anggota Dewan Komisaris selama tahun 2019 adalah sebagai berikut :
( dalam ribuan rupiah ) Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lainnya
Jumlah Diterima Dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Orang Dalam Ribuan Rupiah 1 Remunerasi :
a. Gaji b. Bonus
c. Tunjangan Rutin d. Tantiem
2 2 2 2
101.696
8.075 4.796 - 2 Fasilitas Lainnya :
a. Tunjangan Perjalanan Dinas b. Tunjangan Kesehatan c. dll
- - -
- - -
Total 2 114.567
B. Struktur Remunerasi Seluruh Anggota Dewan Direksi
Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per kompenen untuk seluruh anggota Dewan Direksi selama tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lainnya
Jumlah Diterima Dalam 1 Tahun Dewan Direksi
Orang Dalam Ribuan Rupiah 1 Remunerasi :
a. Gaji b. Bonus
c. Tunjangan Rutin d. Tantiem
2 2 2 -
184.612 15.000 11.612 - 2 Fasilitas Lainnya :
a. Tunjangan Perjalanan Dinas b. Tunjangan Kesehatan c. dll
- 2 -
- - -
Total 2 211.224
18 BAB VII
RASIO GAJI TERTINGGI TERENDAH
Yang dimaksud dengan Gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari BPR. Pande Artha Dewata, selaku pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.
Berikut adalah Rasio Gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan : Rasio
[
Skala Perbandingan Rasio gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah 2,09 : 1 Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 1,14 : 1 Rasio Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 2,89 : 1 Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan pegawai tertinggi 2.06 : 1
Adapun Gaji yang diperbandingkan dalam ratio gaji termaksud diatas, adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi dan Pegawai Tetap per bulannya.
BAB VIII
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Jadwal Rapat Dewan Komisaris telah ditetapkan di awal tahun, selama tahun 2019 Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 4 (empat ) kali rapat, dan telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai minimal Rapat Dewan Komisaris yang wajib dilaksanakan 4 (empat) kali dalam setahun, dan dihadiri secara fisik oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
Segala keputusan yang diambil dalam rapat Dewan Komisaris bersifat mengikat. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat.
19
Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris selama tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Jumlah Rapat Dalam Setahun
Jumlah Rapat yang dihadiri
Kehadiran masing-masing
Komisaris Topik / Materi Rapat
1 1 I Gede Masia Suyasha
I Nyoman Kus Eka Jaya, SE
Evaluasi Kinerja dan pencapaian target/RKAT posisi Triwulan IV tahun 2018
1 1 I Gede Masia Suyasha
I Nyoman Kus Eka Jaya, SE
Evaluasi Kinerja dan pencapaian target/RKAT posisi Triwulan I tahun 2019 serta
penanggulangan kredit bermasalah
1 1 I Gede Masia Suyasha
I Nyoman Kus Eka Jaya, SE
Evaluasi Kinerja dan pencapaian target/RKAT posisi Triwulan II tahun 2019 serta menangani penjualan AYDA
1 1 I Gede Masia Suyasha
I Nyoman Kus Eka Jaya, SE
Evaluasi Kinerja dan pencapaian target/RKAT posisi Triwulan III tahun 2019 serta dampak AYDA yg belum bisa terselesaikan
Jumlah Total Rapat Dewan Komisaris di Tahun 2019
4 Kali (Triwulanan) Jumlah Total Rapat yang dihadiri Dewan Komisaris tahun 2019
4 Kali (Triwulanan) Tingkat Kehadiran Anggota Dewan Komisaris setiap Rapat
100%
20 BAB IX
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL
Penyimpangan Internal ( internal fraud) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh Pengurus,Pegawai Tetap, dan pegawai tidak tetap terkait proses kerja dan kegiatan operasional PT. BPR Pande Artha Dewata.
Selama tahun 2019, ada beberapa Penyimpangan Internal pada BPR Pande Artha Dewata. Penyimpangan terlihat dalam tabel berikut :
(satuan) Internal
Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Dalam 1 tahun
Direksi Dewan Komisaris Pegawai tetap Pegawai tidak tetap Tahun
sebelumnya
Tahun Laporan
Tahun sebelumnya
Tahun Laporan
Tahun sebelumnya
Tahun Laporan
Tahun sebelumnya
Tahun Laporan
Total fraud - 1 - - - - - -
Telah
diselesaikan - 1 - - - - - -
Dalam proses penyele- saian di internal BPR
- - - - - - - -
Belum diupaya- kan penyele- saiannya
- - - - - - - -
Penjelasan :
Dari hasil RUPS LB yang dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 10 Desember 2019 Direktur melakukan pelanggaran ketentuan sebagai berikut :
1. Pengembalian hasil sewa kos kosan AYDA atas nama Dewa Nyoman Lanus sebesar Rp.
21.000.000,- dikembalikan paling lambat 31 Agustus 2019
2. Dana Tabungan atas nama I Putu Ardana Diatmika sebesar Rp. 19.500.000,- dikembalikan paling lambat 6 September 2019
3. Pembayaran angsuran debitur atas nama I Wayan Buda Artha dikembalikan paling
lambat 31 Agustus 2019
21
4. Pengembalian Register dan BPKB untuk pemblokiran debitur atas nama I Gede Bambang Surriawan dikembalikan paling lambat 30 Agustus 2019
5. Sertifikat Hak Milik No. 2155/Penarungan dari Kantor Notaris / PPAT I Gede Semester Winarno, SH di Denpasar dengan alasan untuk membayar pajak akan tetapi faktanya telah dijaminkan kembali sertifikat tersebut pada Lembaga Keuangan lain untuk mendapatkan pinjaman kredit guna kepentingan pribadi/sendiri.
BAB X
PERMASALAHAN HUKUM
Permasalahan Hukum Baik Hukum Perdata Maupun Hukum Pidana yang Dihadapi BPR Pande Artha Dewata Selama Periode Tahun Laporan Dan Telah Diajukan Melalui Proses Hukum Serta Upaya Penyelesaian yang Paling Sedikit Meliputi :
1) Jumlah permasalahan hukum perdata dan pidana yang dihadapi dan telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap); dan
2) Jumlah permasalahan hukum perdata dan pidana yang dihadapi dan masih dalam proses penyelesaian, sebagaimana tabel berikut:
(satuan)
Permasalahan / Perkara Hukum
Jumlah Perkara
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan Hukum yang tetap)
- -
- -
Dalam proses penyelesaian - -
Total Perkara - -
22 BAB XI
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK
Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik selama periode pelaporan paling sedikit meliputi penerima dana dan nilai nominalnya.
1. Pemberian dana untuk kegiatan sosial selama Tahun 2019 antara lain : a. Sumbangan- sumbangan
Selama tahun 2019, BPR Pande Artha Dewata telah memberikan dana sosial dalam bentuk sumbangan-sumbangan baik kepada seluruh karyawan dan keluarga ataupun kepada masyarakat umum khususnya lingkungan Banjar setempat yaitu Banjar Ekasila, Dauh Puri Denpasar, dengan total biaya yang dibebankan dalam Biaya Non-Operasional tahun 2019 sebesar Rp. 4.650.000,-
b. Dana Punia
Selama tahun 2019, BPR Pande Artha Dewata telah memberikan dana sosial dalam bentuk dana punia ke beberapa pura yang juga dibebankan dalam biaya Non-Operasional dalam tahun 2019 Rp. 13.125.000 ,-
c. Iuran-Iuran
Selama tahun 2019, BPR Pande Artha Dewata telah memberikan dana sosial dalam bentuk Iuran wajib atau sukarela kepada desa atau banjar setempat yang juga dibebankan dalam biaya Non-Operasional dalam tahun 2019 Rp. 10.800.000,-
2. Selama tahun buku 2019 PT. BPR Pande Artha Dewata tidak pernah melakukan pemberian dana untuk kegiatan politik.
23
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR
Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot BPR
PT. BPR PANDE ARTHA DEWATA JL. DIPONEGORO NO. 162 DENPASAR Desember, 2019
Rp15,338,540,918 Rp65,263,531,304 B
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Sesuai dengan KTP
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan). v
-
4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
v
-
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.
v
-
6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya. v
Sudah disertifikasi
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 5 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
-
7 1.17 0.58 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
v
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.
v
Sesuai dengan Job Des
8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. v
Sesuai dengan Job Des
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. v
-
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
v
-
11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
-
12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.
v
-
13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.
v
-
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.
v
Sesuai dengan Job Des
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 12 6 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
18 2.25 0.90
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
1
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui RUPS. v -
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai
mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v
-
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat
Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi. v
-
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.
v
-
19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
v
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 9 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1
1.74 0.35 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
13 2.6 0.26
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v -
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.
v
Sertifikasi
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
Sesuai dengan KTP
5) BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.
v
-
6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. v
Sesuai dengan Job des
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.
v
-
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.
v
Sesuai dengan identitas KTP
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
v
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
7 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 50%
-
11 1.22 0.61 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
v
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan
SB B CB KB TB
1 2 3 4 5
2
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.
v
-
11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan strategis BPR. v
-
12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
v
-
13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.
v
-
14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
-
15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
v
-
16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
-
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.
v
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 3 10 0 0 0 Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 40%
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
-
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2
1 1.00
0.10 1.36 0.20 13 1.63
0.65 C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
No Kriteria/Indikator
Skala Penerapan
Keterangan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)