• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepedulian, Locus of Control, Dan Kearifan Lokal Terhadap Perilaku Masyarakat Menggunakan Energi Listrik Yang Berwawasan Lingkungan Pada Tipe Rumah Kecil Di Kabupaten Bone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Kepedulian, Locus of Control, Dan Kearifan Lokal Terhadap Perilaku Masyarakat Menggunakan Energi Listrik Yang Berwawasan Lingkungan Pada Tipe Rumah Kecil Di Kabupaten Bone"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

79 | A l i m u d d i n S a ’ b a n M i r u

Pengaruh Kepedulian, Locus of Control, Dan Kearifan Lokal Terhadap Perilaku Masyarakat Menggunakan Energi Listrik Yang Berwawasan Lingkungan Pada Tipe Rumah Kecil Di Kabupaten Bone

Alimuddin Sa’ban Miru

1,

Putri Ida

2,

Sugeng A. Karim

3

1,2,3Universitas Negeri Makassar, Makassar

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract: This study aims to analyze the behavior of the community using environmentally friendly electrical energy in the type of small house in Bone Regency which is motivated by the low knowledge of the community using environmentally sound electrical energy. The objectives of this study are 1) to find a description of the behavior of the community using environmentally sound electrical energy in the type of small house in Bone Regency; 2) to find a description of concern, locus of control, and local wisdom using electrical energy that is environmentally sound in the type of small house in Bone Regency. This research is classified as a quantitative research with a sample size of 50 families selected by purposive random sampling method. The results showed that 1) the description of community behavior using environmentally sound electrical energy in the type of small house in Bone Regency was in the medium category; 2) the description of concern and locus of control is in the medium category, and for local wisdom using environmentally sound electrical energy in the type of small house in Bone Regency is in the high category.

Keywords: Behavior, Concern, Locus of Control, Local Wisdom, Electrical Energy, Small House Type, Efficient and Environmentally Friendly.

PENDAHULUAN

Undang-undang Dasar No. 23 tahun (1992) tentang kesehatan pasal 22, bahwa kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat.Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, dan lingkungan lainnya. Selanjutnya Moeller, (1992) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi perhatian pada penilaian, pemahaman. dan mengendalikan dampak manusia pada lingkungan dan dampak lingkungan pada manusia. Selanjutnya Slamet (2011), menyatakan bahwa diperlukan adanya peningkatan faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan dan mengendalikan faktor yang merugikan. Atas dasar pendapat tersebut, maka masyarakat pada tipe rumah kecil harus

memberikan perhatian terhadap lingkungan rumah. Selain itu, harus mempertinggi faktor- faktor lingkungan seperti kepedulian, locus of control, dan kearifan lokal menggunakan energi listrik yang berwawasan lingkungan pada tipe rumah kecil, motivasi memelihara lingkungan, kepedulian terhadap lingkungan, dan perilaku memelihara lingkungan.

Perilaku masyarakat menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan pada tipe rumah kecil di Kabupaten Bone merupakan suatu rentetan tindakan yang dilakukan oleh masyarakat yang didasari oleh pengetahuan tentang energi listrik, lingkungan hidup, sikapnya terhadap lingkungan hidup, motivasi memelihara lingkungan perumahannya, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kepedulian terhadap lingkungan perumahan, dan lain sebagainya.

Jika perilaku masyarakat menggunakan energi

(2)

P r o s i d i n g S e m i n a r N a s i o n a l D i e s N a t a l i s U N M - 6 1 | 80 listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan

pada tipe rumah kecil tidak baik, maka akan menimbulkan dampak terhadap menurunnya mutu lingkungan secara terus menerus (environmental degradation). Sebaliknya jika perilaku masyarakat tersebut baik dalam memelihara lingkungan rumah, maka kualitas lingkungan rumah akan lebih baik, kualitas masyarakat hidup sehat akan lebih baik, dan interaksi sosial akan lebih baik dan nyaman.

Undang-Undang RI Indonesia No. 32 tahun (2009), pasal 162 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik, sehat, dan berkewajiban memelihara, melestarikan lingkungan hidup, mencegah, menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Atas dasar undang-undang tersebut, maka tidak ada alasan bagi masyarakat tidak menghemat energi listriknya, memelihara lingkungan perumahannya.

Permasalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perilaku masyarakat menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan pada tipe rumah kecil di Kabupaten Bone?

2. Bagaimanakah kepedulian, locus of control dan kearifan lokal masyarakat menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan pada tipe rumah kecil di Kabupaten Bone?

KAJIAN PUSTAKA

Surat Keputusan Bersama Antara Menteri Dalam Negeri, Pekerjaan Umum, & Menteri Perumahan Rakyat Nomor 648-381 Tahun 1992, 739/KPTS/1992, dan 09/KPTS/1992 mengatur mengenai rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah[5]. Suparno (2006)[6], rumah sederhana merupakan rumah bertipe kecil, yang mempunyai keterbatasan dalam perencanaan ruangnya. Rumah tipe ini sangat cocok untuk keluarga kecil dan masyarakat yang berdaya beli rendah. Rumah sederhana merupakan bagian dari program subsidi rumah dari pemerintah untuk menyediakan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan atau berdaya

beli rendah. Pada umumnya, rumah sederhana mempunyai luas rumah 22 m² s/d 36 m², dengan luas tanah 60 m² s/d 75 m².

PP N0. 70 Tahun 2009 tentang konservasi energy dinyatakan bahwa konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Adini (2012) menyatakan bahwa penghematan energi berbeda dengan mengurangi konsumsi energi karena pada penghematan energi out put yang dihasilkan relatif sama, artinya ketika penghematan energi dilakukan, jumlah energi yang digunakan lebih efisien dibandingkan sebelum penghematan energi dilakukan. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 86/P/2002, Tentang Energi Listrik Tanggal 4 Juni 2002, yang sasarannya adalah terwujudnya penggunaan sumber energi secara efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan.

Kadir (1990) menyatakan bahwa energi merupakan bagian yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja. Selanjutnya dikatakan bahwa pasokan energi listrik terbatas, oleh karena itu perlu ada langkah penghematan pemakaian energi listrik.

Martin dan Pear dalam Tukiyat (2009) menyatakan bahwa perilaku merupakan suatu hasil perbuatan dari seseorang yang dilakukan secara kontinyu dan mempunyai kecenderungan yang terus menerus yang dilakukan pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Hunggerfort dan Volk (1991) menyatakan bahwa perilaku lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah pengetahuan, sikap, motivasi, komitmen, kepedulian, locus of control, kearifan lokal, dan sebagainya.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun (2009) lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, dan keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.

Yusgiantoro (2000) menyatakan bahwa energi listrik termasuk dalam energi sekunder dan komersial yang dapat dipakai dan diperdagangkan dalam skala ekonomis. Dalam kehidupan sehari-hari, energi listrik sudah

(3)

81 | A l i m u d d i n S a ’ b a n M i r u merupakan kebutuhan pokok yang sama pentingnya dengan kebutuhan-kebutuhan lain.

Pada umumnya energi listrik digunakan untuk berbagai tujuan seperti sumber tenaga pembangkit energi operasi (mesin-mesin), penerangan, sumber energi barang-barang elektronik, alat pemanas, pendingin (air conditioning/AC), alat pengawet (kulkas), pompa air, memasak, penggilingan, pengirikan, dan lain sebagainya.

Perilaku adalah behavior or behaviour refers to the actions of a system or organism, usually relation to its environments. Perilaku itu mengarah pada tindakan-tindakan dari suatu sistem atau organisme tertentu yang biasanya berhubungan erat dengan beraneka macam lingkungan yang ada (Wikipedia, 2011).

Pola perilaku tampak nyata bersamaan dengan perilaku yang dipilih dalam menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sebagaimana dapat ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Indikator Pola Perilaku Sumber: Referensi dimodifikasi dari Suparlan

dalam Asmani (2012)[16]

Kirkcaldy (2007), the theory of locus of control is there by one of the most respected and well developed components of rotter’s social learning of personality. Locus of control adalah salah satu dari komponen terbaik untuk membangun teori belajar sosial untuk personal, dimana perilaku tergantung dari ekspektasi sebuah dorongan dan sifat. Robbins (2007), locus of control adalah tingkat di mana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Termasuk faktor internal (pemegang kendali atas apapun yang terjadi pada diri mereka, sedangkan faktor eksternal

(dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan).

Noddings (2002) menyatakan ketika kita peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon positif apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan mengeksresikannya menjadi sebuah tindakan. Menurut Bender (2003) kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Orang yang peduli adalah mengutamakan kebutuhan, perasaan dan tidak menyakiti perasaan orang lain dari pada kepentingannya sendiri.

Nisiforou et al (2012), perubahan perilaku dalam penghematan energi listrik dapat lebih mudah diterapkan jika sikap pribadi dan sikap peduli terhadap lingkungan saling berkesinambungan. Ditegaskan bahwa pentingnya masyarakat mengetahui besaran energi yang digunakan setiap hari. Ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pemborosan listrik. Sikap peduli dalam menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan, tidak hanya dapat menghemat keuangan tetapi juga turut ikut menggalakkan gerakan earth hour peduli terhadap bumi tempat kita berpijak.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 memberikan pengertian tentang kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain untuk melindungi dan mengolah lingkungan hidup secara lestari. Rahyono (2009) menurutnya kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat.

Artinya, kearifan lokal di sini adalah hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain.

Muhammad Ardi (2019), kearifan lokal adalah pengetahuan masyarakat lokal, melembaga secara tradisional berdasar pada nilai, norma, estetika, budaya, teknologi dan perilaku yang digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungan, mengatasi masalah hidup dan kehidupan.

METODE PENELITIAN

(4)

P r o s i d i n g S e m i n a r N a s i o n a l D i e s N a t a l i s U N M - 6 1 | 82 Jenis penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif yang bersifat korelasional. Lokasi penelitian pada rumah tipe kecil diKabupaten Bone. Sampel penelitian sebanyak 50 kepala rumah tangga dipilih dengan metode purpossive sampling. Variabel yang diperhatikan adalah sebagai berikut: (1) Variabel terikat (Y) adalah perilaku masyarakat menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan. (2) Variabel bebas adalah: (a) Kepedulian menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan (X1), (b) Locus of Control menggunakan energi listrik yang berwawasan lingkungan (X2), dan (c) Kearifan lokal menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan (X3).

Data Perilaku menggunakan energy lIstrik Yang Hemat dan Berwawasan Lingkungan dikumpulkan dengan cara memberikan quisioner kepada sampel. Data kepedulian (X1) dan locus of control (X2) menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan dikumpulkan dengan cara memberikan quisioner, dan (c) kearifan lokal menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan (X3) dikumpul dengan dengan cara memberikan test kepada sampel. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

Model analisis statistik inferensial yang digunakan adalah regresi sederhana dan regresi ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi kepedulian menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan.

Hasil analisis statistik deskriptif lanjutan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kepedulian masyarakat menggunakan energi listrik berwawasan lingkungan = 44,3. Nilai minimum

= 35. Nilai maksimum = 53. Standar deviasi = 6,38. Nilai rata-rata jika dilihat dari distribusi frekuensi berada pada kategori sedang.

Kepedulian masyarakat terhadap penggunaan energi listrik yang berwawasan lingkungan menunjukkan kategori sedang atau sebagian besar responden tidak peduli dengan upaya penghematan energi listrik seperti memasang lampu dengan daya yang sesuai

dengan ukuran ruangan dan aktivitas sehari- hari. Selain itu adanya kebiasaan mengisi pesawat gadget tanpa batasan waktu tanpa melepas dari colokan sumber listrik.

2. Deskripsi locus of control menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan

Hasil analisis statistik deskriptif lanjutan menunjukkan bahwa nilai rata-rata locus of control menggunakan energi listrik berwawasan lingkungan = 45. Nilai minimum = 30. Nilai maksimum = 55. Standar deviasi = 7,12. Nilai rata-rata jika dilihat dari distribusi frekuensi berada pada kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa locus of control masyarakat menggunakan energi listrik berwawasan lingkungan pada tipe rumah sederhana di Kota Makassar berada pada kategori sedang.

3. Deskripsi kearifan lokal menggunakan energi listrik yang hemat dan berwawasan lingkungan.

Hasil analisis statistik deskriptif lanjutan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kearifan lokal menggunakan energi listrik berwawasan lingkungan = 52,6. Nilai minimum = 46. Nilai maksimum = 58. Standar deviasi = 3,92. Nilai rata-rata jika dilihat dari distribusi frekuensi berada pada kategori tinggi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan:

1. Kepedulian masyarakat menggunakan energi listrik berwawasan lingkungan pada tipe rumah sederhana di Kota Makassar berada pada kategori sedang.

2. Locus of control atau kendali diri masyarakat terhadap penggunaan energi listrik yang berwawasan lingkungan menunjukkan kategori sedang atau sebagian besar responden tidak merasa yakin untuk dapat berhemat listrik karena semua aktivitas rumah tangga menggunakan peralatan listrik.

3. Kearifan lokal masyarakat menggunakan energi listrik berwawasan lingkungan pada tipe rumah kecil di Kabupaten Bone berada pada

(5)

83 | A l i m u d d i n S a ’ b a n M i r u kategori tinggi. Kearifan lokal mendukung upaya penggunaan energi listrik yang berwawasan lingkungan. Hal ini ditandai dengan pesan orang tua untuk senantiasa mematikan lampu pada saat mau tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Slamet Juli Soemirat. 2011. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada Uversity Press.

Sumantri, S. 2010. Pengolahan Sampah Padat.

Jakarta: Paramiha.

Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Lingkungan

Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Lingkungan.

Moeller, Dade W. 1992. Environmental Health, USA: Harvard Uversity Press.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1 Nomor 70 Tahun 2009 I Tentang ~ Konservasi Energi

Adini, G.D., 2012, Analisis Potensi Pemborosan Konsumsi Energi Listrik pada Gedung Kelas Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Skripsi, Universitas Indonesia, Depok.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 86 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Kadir (1990), Energy. Jakarta. Universitas

Negeri makassar.

Boom, Benj amin S. 2001.A Taxonomi for Learning, Teaching and Assessment.

New York: Longman.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Anderson, Lorin W. (Author). 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives.

New York: Longman.

Azwar, A. 2012.Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Notoatmojo.Soekijo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku: Jakarta: Rineka Cipta.

Ojedokun, O. 2011. “Attitude towards littering as a mediator of the relationship between personality attributes and responsible environmental behavior” Waste management journal 31 (12), 2601-2611.

Adnil Edwin Nurdin,. 2011. Tumbuh Kembang Perilaku Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Sarwono, S. W.2007. Psikologi Lingkungan.

Kerjasama PPS Psikologi UI dengan PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Jakarta.

Tukiyat., 2009. Perilaku Masyarakat Situ Rawa Besar dalam Mengelola Lingkungan. Sinopsis Disertasi. Jakarta:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Hunggerfort, H.R, and Trudi L. Volk., 1991.Changing Learner Behavior Trough Environmental Education.Unesco, UNDP, UNICEF, and World Bank.

(www.elkhornsloughctp.org. Diakses 29 Maret 2017)

Undang-Undang RI No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Ahmadi.2012. Psikologi Sosial. Jakarta:

Rineka Cipta.

Adnani H., 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Cetakan 1, Penerbit Nuha Medika, Yoyakarta.

Frytxell, Gerald E. & Lo, Carlos W. H.

2003.The Influence of Environmental Knowledge and Values on Managerial Behaviours on Behalf of the Environment: An Empirical Examination of Managers in China.Journal of Business Ethics46 (1):45 - 69.

Referensi

Dokumen terkait

Maka perlu untuk dilakukan sebuah penelitian lebih mendalam terkait perilaku tiang dalam metode perkuatan tanah tersebut, Sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh

Saya Fitriyana adalah mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Esa Unggul yang sedang mengadakan studi penelitian untuk penyelesaian tugas akhir mengenai

Syahadat ini merupakan syahadat tauhid yang menyatakan ikrar atau sumpah seorang hamba bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT yang

[r]

Lombok Barat adalah salah satu kabupaten terdekat dengan kota Mataram. Akan tetapi, keberadaan sekolah TK ‘Aisyiyah tidak sepesat dan sebanyak di Kabupaten Lombok Utara,

Walaupun perancangan telah dibuat, masih dimungkinkan terdapat perubahan dengan rancangan sistem. Semua rancangan diagram atau model yang dibuat tidak diharuskan telah sempurna

Memiliki visi kedepan dapat memberikan kita gambaran mengenai hari esok. Yakinlah bahwa hari esok akan lebih baik dari hari ini. Berhenti menyalahkan orang lain.. 6 Tidak jarang

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA), menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan bobot benih ikan