• Tidak ada hasil yang ditemukan

Economicus, Vol. 16 No. 1 Juni 2022 e- ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Economicus, Vol. 16 No. 1 Juni 2022 e- ISSN:"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

1 PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE

ALTMAN Z”-SCORE, SPRINGATE, DAN ZMIJEWSKI PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK PERIODE 2018-2020

1) Zeze Zakaria Hamzah, 2) Retnadinda Ari Putri, 3) Erna Herlina

1) Dosen Program Studi Manajamen, STIE Dewantara

Jl. Raya Pemda Bojong Depok Baru III, Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, 16913, Indonesia Email: hamzah_zzakaria@dewantara.ac.id

2) Alumni Program Studi Manajamen, STIE Dewantara

Jl. Raya Pemda Bojong Depok Baru III, Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, 16913, Indonesia Email: retnadindaaptr@dewantara.ac.id

3) Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Pakuan

Jl. Pakuan Tegallega, Bogor Tengahm Kota Bogor, Jawa Barat, 16143, Indonesia Email: erna_herlinalina@gmail.com

ABSTRACT

Financial Distress is a condition where the company’s finances are experiencing financial difficulties and are unable to meet various obligants (Hutabarat, 2021:27). This study aims to determine the level of corporate bankruptcy using the Altman Z”-score, Springate, and Zmijewski method analysisat PT Matahari Department Store Periode 2018-2020. From the result of these studies and measurements, it can be concluded that both of them predict PT Matahari Department Store as a compamy that is categorized as healthy in 2018 and 2019, and categorized as high risk of bankruptcy in 2020. Cause PT Matahari Department Store is categorized as a company those who are at high risk of going bankrupt are because of the pandemic Covid-19and the enactment of the PSBB policy so that it has an impact on a very dractic decline in the level of sales in 2020 as well as permanentand temporary store closures.

Keywords: Bankruptcy, Financial Distresss, Altman Z”-Score, Springate, Zmijewsk.

ABSTRAK

Financial Distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan dan tidak mampu memenuhi berbagai kewajibannya (Hutabarat, 2021:27). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan analisis metode Altman Z”-Score, Springate dan Zmijewski pada PT Matahari Department Store Periode 2018-2020. Dari hasil penelitian dan pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga metode prediksi Financial Distress sama-sama memprediksi PT Matahari Department Store sebagai perusahaan yang terkategori sehat di tahun 2018 dan 2019, serta terkategori berisiko tinggi mengalami kebangkrutan di tahun 2020. Penyebab PT Matahari Department Store terkategori sebagai perusahaan yang berisiko tinggi mengalami kebangkrutan ialah karena adanya pandemi covid-19 dan diberlakukannya kebijakan PSBB sehingga berdampak pada menurunnya tingkat penjualan di tahun 2020 yang sangat drastis.

Kata kunci: Kebangkrutan, Financial Distress, Altman Z-Score, Springate, Zmijewsk.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di era saat ini teknologi sudah semakin canggih, segala sesuatunya dapat dijangkau dengan menggunakan internet. Salah satu perubahan gaya hidup manusia saat ini adalah perubahan tren dari belanja offline ke belanja online. Keuangan perusahaan belum

pulih dari dampak tren belanja online, PT Matahari Department Store Tbk sudah ditimpa tantangan baru lagi yaitu dampak dari Covid-19. Covid-19 menyebabkan banyak kerugian di berbagai bidang. Dimana adanya larangan keluar rumah dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat beberapa mall dan restaurant

(2)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

2 dilarang beroperasi membuat keuangan PT

Matahari Departmen Store Tbk semakin melemah. PT Matahari Department Store Tbk pun menjadi salah satu perusahaan yang terdampak dari belanja online dan pandemi tersebut.

Menurut laporan keuangan PT Matahari Department Store Tbk periode 2020. Penjualan menurun drastis di tahun 2020 sebanyak Rp.5,437,373 miliar menjadi Rp.4,839,058 miliar. Aset lancarnya menurun sebanyak Rp.1,138,568 miliar menjadi Rp.1,610,213 miliar di tahun 2020, sedangkan utangnya meningkat sebanyak Rp.2,651,673 miliar menjadi Rp.5,737,956 miliar di tahun 2020, serta mengalami kerugian sebanyak Rp.873,181 miliar ditahun 2020. Sepanjang 2020. PT Matahari Departmen Store Tbk telah merumahkan 4.188 karyawannya dan menutup total 13 gerai format besar dan 12 gerai khusus, total 25 gerai yang kinerjanya kurang baik.

Penutupan gerai ini ditutup lantaran tak kuat menanggung kerugian akibat dari pandemi Covid-19 dan berencana untuk menutup 13 gerai lagi ditahun 2021 jika hal ini terus terjadi.

Apabila perusaahan tidak dapat keluar dari keadaan tersebut dan tidak bisa menemukan solusi yang tepat, maka tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan keuangan atau bahkan bangkrut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah : 1. Bagaimana penilaian financial distress

pada PT Matahari Department Store Tbk Periode 2018-2020 dengan menggunakan metode Altman Z”- Score?

2. Bagaimana penilaian financial distress pada PT Matahari Department Store Tbk Periode 2018-2020 dengan menggunakan metode Springate?

3. Bagaimana penilaian financial distress pada PT Matahari Department Store Tbk 2018-2020 dengan menggunakan metode Zmijewski?

4. Bagaimana hasil perbandingan antara metode Altman Z”-score, Springate, dan Zmijewski periode 2018-2020?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui hasil penilaian financial distress pada PT Matahari Department Store Tbk periode tahun 2018-2020 dengan menggunakan model Altman Z”Score.

2. Mengetahui hasil penilaian financial distress pada PT Matahari Department Store Tbk periode tahun 2018-2020 dengan menggunakan model Springate.

3. Mengetahui hasil penilaian financial distress pada PT Matahari Department Store Tbk periode tahun 2018-2020 dengan menggunakan model Zmijewski.

4. Mengetahui apakah ada perbedaan pada hasil prediksi antara metode Altman Z”-score, Springate dan Zmijewski pada periode 2018-2020.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan, hasil usaha suatu perusahaan suatu periode tertentu, dan arus kas perusahaan pada saat tertentu. Laporan keuangan akan menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam proses pengambilan keputusan (Widyatuti, 2017:1).

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah kegiatan untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana kelemahan atau kekuatan kinerja keuangan perusahaan dengan cara

(3)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

3 memproses laporan keuangan. Juga untuk

membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama guna untuk mengetahui perkembangan perusahaan apakah operasi berjalan dengan baik atau tidak (Hutabarat, 2021:15).

2.1.3 Kebangkrutan

Kebangkrutan merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kebangkrutan merupakan suatu proses dimana seorang debitor yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dan dinyatakan pailit oleh pengadilan (Arifin, 2018:188).

2.1.4 Financial Distress

Financial Distress merupakan suatu situasi dimana perusahaan mengalami penurunan deviden, penutupan pabrik, kerugian, PHK, dan aliran kas operasi yang tidak dapat mencukupi kewajibannya (Arifin, 2018:189).

Financial Distress adalah suatu kondisi dimana perusahaan tidak mampu memeuhi kewajibannya kepada pihak lain seperti kreditor, pemegang obligasi, dan lain-lain dan dilihat sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditasi (Hutabarat, 2021:27).

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Komparatif dengan pendekatan Kuantitatif.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Financial Distress. Analisis financial distress digunakan untuk mencerminkan adanya masalah dalam perusahaan. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Indra, 2019:3). Variabel independen dari penelitian ini yaitu Metode Altman Z”-Score, Springate, dan Zmijewski yang terdiri dari working capital, retained earning, EBIT, book value of equity, book value of debt, sales, net income, total liabilities, current asset, total asset dan ROA PT. Matahari Department Store dengan kode LPPF periode 2018-2020.

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dengan cara penelitian sekunder yaitu mengambil data atau informasi melalui website Bursa Efek Indonesia dengan kode LPPF dan link lainnya yang memberikan tambahan informasi tentang masalah dalam penelitian.

Selama 3 bulan, terhitung dari Juli 2021 sampai dengan bulan Oktober 2021.

3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT.

Matahari Department Store dengan kode LPPF periode 2018-2020.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT Matahari Department Store. Sampel yang digunakan ialah laporan keuangan PT Matahari Department Store (LPPF) Periode 2018-2020.

(4)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

4 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, yaitu :

1. Teknik dokumentasi. Data diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia dan situs-situs lain yang diperlukan serta dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2. Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

3. Berupa jurnal, website dan sumber informasi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Teknik Analisis Data

Adapun tahapan dalam menganalisis penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Melakukan perhitungan financial distress menggunakan metode Altman Z”-Score, Springate, dan Zmijewski dengan data yang didapat dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan tersebut.

2. Melakukan perhitungan rasio keuangan terhadap semua data yang digunakan dalam metode Altman, Springate, dan Zmijewski.

3. Menganalisis kondisi rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi score masing-masing.

Dengan zona diskriminan sebagai berikut:

a. Altman Z”-score

Z”-Score = 6.56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Dengan klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-score

model Altman Modifikasi (Supriadi, 2020:324), yaitu:

1. Jika nilai Z < 1,10 (distress area) maka termasuk perusahaan yang bangkrut. Pada kondisi ini perusahaan mengalami financial distress dan berisiko tinggi mengalami kebangrutan.

2. Jika nilai 1,10 < Z < 2,60 maka termasuk grey area (tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan). Pada kondisi ini, perusahaan mengalami financial distress namun masih dapat ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat. Jika penangannya terlambat dan tidak tepat maka perusahaan dapat mengalami kebangkrutan.

3. Jika nilai Z > 2,60 (non distress area) maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Perusahaan dalam kondisi sehat dan sangat kecil kemungkinan terjadi kebangkrutan.

b. Springate.

S = 1,03A + 3,07B + 0,66C + 0,4D Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai S-score model Springate (Supriadi, 2020:356), yaitu:

a. Jika nilai S < 0,862 (distress area) maka termasuk perusahaan yang bangkrut. Pada kondisi ini perusahaan mengalami financial distress dan berisiko tinggi mengalami kebangkrutan.

b. Jika nilai S > 0,862 (non distress area) maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Perusahaan dalam kondisi sehat dan sangat kecil kemungkinan terjadi kebangkrutan.

(5)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

5 c. Zmijewski

X = -4,3 – 4,5X1 + 5,7X2 – 0,004X3

Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai X-Score metode Zmijewski (Supriadi, 2020:407), yaitu:

a. Jika nilai X > 0 (distress area) maka termasuk perusahaan yang bangkrut. Pada kondisi ini perusahaan mengalami financial distress dan berisiko tinggi mengalami kebangrutan.

b. Jika nilai X < 0 (non distress area) maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut. Perusahaan dalam kondisi sehat dan sangat kecil

kemungkinan terjadi

kebangkrutan.

4. Membandingkan hasil yang didapat oleh metode Altman Z”-score, Springate dan Zmijewski.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan perhitungan tersebut didapatlah hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Prediksi Financial Distress PT Matahari Department Store Tbk

Model Altman Z”-score

Keterangan 2018 2019 2020 WCTA (X1) 0,360 0,203 (1,292)

RETA (X2) 0,074 0,078 0,058 EBITTA

(X3)

2,136 2,493 (0,987) MVEBVL

(X4)

0,118 0,110 0,050

Z” 2,682 2,884 (2,171)

PREDIKSI Sehat Sehat Berisiko tinggi mengalami kebangkrutan Springate

Keterangan 2018 2019 2020 WCTA (A) 0,056 0,031 (0,202)

EBITTA (B)

0,976 1,138 (0,451) NPBTCL

(C)

0,378 0,447 (0,215) STA (D) 0,813 0,850 0,306

S 2,22 2,46 (0,562)

PREDIKSI Sehat Sehat Berisiko tinggi mengalami kebangkrutan Zmijewski

Keterangan 2018 2019 2020 ROA (X1) 0,976 1,269 (0,621)

DR (X2) 3,642 3,636 5,175 CR (X3) 0,004 0,004 0,002

X (1,638) (1,937 )

1,494 PREDIKSI Sehat Sehat Berisiko tinggi

mengalami kebangkrutan.

Menurut perhitungan Altman Z-score PT Matahari Department Store terkategori sehat di tahun 2018 dan 2019 dan berisiko tinggi mengalami kebangkrutan di tahun 2020. Menurut perhitungan metode Altman Z”-score, variabel yang berpengaruh besar pada terjadinya financial distress di tahun 2020 ialah sebesar -1,292 pada variabel X1

yaitu Working Capital to Total Asset (WCTA).

Pada perhitungannya didapat rasio sebesar 0,360 di tahun 2018 dan 0,203 di tahun 2019 yang artinya rasio WCTA yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,157, dimana pada tahun tersebut modal kerja yang dimiliki perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp.123,655 miliar. Sedangkan di tahun 2020, rasio WCTA yang diperoleh perusahaan kembali mengalami penurunan sebesar 1,495 dari yang sebelumnya 0,203 menjadi -1,292, dimana pada tahun tersebut modal kerja yang dimiliki PT Matahari Department Store Tbk mengalami penurunan sebesar Rp.1,397,029 miliar dari Rp.150,942 miliar di tahun 2019 menjadi rugi Rp.1,246,087 miliar.

Dalam perhitungan metode Altman apabila score yang diperoleh semakin kecil maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk berisiko tinggi mengalami kebangkrutan. Sehingga rasio tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perusahaan untuk dikategorikan

(6)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

6 sebagai perusahaan yang berisiko tinggi

mengalami kebangkrutan.

Menurut perhitungan Springate PT Matahari Department Store terkategori sehat di tahun 2018 dan 2019 dan berisiko tinggi mengalami kebangkrutan di tahun 2020.

Menurut perhitungan metode Springate, variabel yang berpengaruh besar pada terjadinya financial distress di tahun 2020 ialah sebesar -0,451 pada variabel B yaitu Earning Before Interest and Tax to Total Asset (EBITTA).

Pada perhitungannya didapat rasio sebesar 0,976 di tahun 2018 dan 1,138 di tahun 2019 yang artinya rasio EBITTA yang diperoleh perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,162, dimana pada tahun tersebut laba sebelum pajak dan bunga yang dimiliki perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp.193,406 miliar. Sedangkan di tahun 2020, rasio EBITTA yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,589 dari yang sebelumnya 1,138 menjadi - 0,451, dimana pada tahun tersebut laba sebelum pajak dan bunga yang dimiliki PT Matahari Department Store Tbk mengalami penurunan sebesar Rp.2,728,458 miliar dari Rp.1,796,485 miliar di tahun 2019 menjadi rugi Rp.931,973 miliar.

Dalam perhitungan metode Springate apabila score yang diperoleh semakin kecil maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk bangkrut. Sehingga rasio tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perusahaan untuk terkategori berisiko tinggi mengalami kebangkrutan.

Menurut perhitungan Zmijewski PT Matahari Department Store terkategori sehat di tahun 2018 dan 2019 dan berisiko tinggi mengalami kebangkrutan di tahun 2020.

berisiko tinggi mengalami kebangkrutan.

Menurut perhitungan metode Zmijewski, variabel yang berpengaruh besar pada terjadinya financial distress di tahun 2020 ialah sebesar 5,175 pada variabel X2 yaitu Debt Ratio (DR).

Pada perhitungannya didapat rasio sebesar 3,642 di tahun 2018 dan mengalami penurunan di tahun 2019 sebesar 0,006 menjadi 3,636, dimana pada tahun tersebut total hutang yang dimiliki perusahaan menurun sebesar Rp.134,285 miliar dari tahun sebelumnya Rp.3,220,568 menjadi Rp.3,086,283 miliar. Lalu rasio DR yang diperoleh perusahaan mengalami kenaikan di tahun 2020 sebesar 1,539 dari yang sebelumnya 3,636 menjadi 5,175, kenaikan ini terjadi karena pada tahun tersebut total hutang yang dimiliki perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp.2,651,673 miliar dari tahun sebelumnya Rp.3,086,283 miliar menjadi Rp.5,737,956 miliar.

Dalam perhitungan metode Zmijewski apabila score yang diperoleh semakin besar maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk bangkrut. Sehingga rasio tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perusahaan untuk terkategori berisiko tinggi mengalami kebangkrutan.

Oleh karena itu, meskipun model Altman Z”-score, Springate, dan Zmijewski menunjukan hasil pengukuran yang sama, yaitu PT Matahari Department Store Tbk terkategori sehat di tahun 2018 dan 2019, serta terkategori berisiko tinggi mengalami kebangkrutan di tahun 2020. Namun, terdapat perbedaan pada segi variabel yang berkontribusi paling besar. Pada metode Altman, variabel yang berkonstribusi besar terjadinya financial distress ialah sebesar - 1,292 pada variabel X1 yaitu Working Capital to Total Asset (WCTA). Pada metode Springate, variabel yang berkonstribusi besar ialah sebesar -0,451 pada variabel B yaitu Earning Before Interest and Tax to Total Asset (EBITTA).

Sedangkan pada metode Zmijewski variabel yang berkonstribusi besar terjadinya financial distress ialah sebesar 5,175 pada variabel X2 yaitu Debt Ratio (DR).

Penyebab PT Matahari Department Store terkategori sebagai perusahaan yang

(7)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

7 berisiko tinggi mengalami kebangkrutan

ialah karena adanya pandemi covid-19 dan diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga berdampak pada menurunnya tingkat penjualan di tahun 2020 yang sangat drastis dari Rp.10,276,431 miliar di tahun 2019 menjadi Rp.4,839,058 miliar dan penutupan gerai baik permanen maupun sementara.

Penurunan penjualan ini juga membuat perusahaan mengalami kerugian, menurut laporan keuangan PT Matahari Department Store periode 2020 laba bersih perusahaan menurun sebesar Rp.2,240,065 miliar dari Rp.1,366,884 miliar di tahun 2019 menjadi rugi Rp. 873,181 miliar.

Penurunan penjualan ini juga menyebabkan aset lancar yang dimiliki perusahaan menurun sebesar Rp.1,138,568 miliar dari Rp.2,748,781 miliar di tahun 2019 menjadi Rp.1,610,213 miliar di tahun 2020 sebagai dampak dari menurunnya kas dan setara kas. Pandemi coid-19 juga menyebabkan utang perusahaan meningkat sebesar Rp.2,651,673 miliar dari Rp.

3,086,283 miliar di tahun 2019 menjadi Rp.5,737,956 miliar di tahun 2020 untuk menghadapi pandemi covid-19 dan memenuhi kewajiban jatuh tempo.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah,, hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa financial distress pada PT. Matahari Department Store dengan menggunakan tiga metode prediksi yaitu Altman Z”-score, Springate dan Zmijewski periode 2018-2020 adalah sebagai berikut:

1. Hasil prediksi yang diperoleh melalui metode Altman Z”-score ialah pada tahun 2018-2020 sebesar 2,682, 2,884, dan -2,171 dengan prediksi bangkrut hanya pada tahun 2020.

2. Hasil prediksi yang diperoleh melalui metode Springate ialah pada tahun

2018-2020 sebesar 2,22, 2,46, dan - 0,562 dengan prediksi bangkrut hanya pada tahun 2020.

3. Hasil prediksi yang dilakukan melalui metode Zmijewski ialah pada tahun 2018-2020 sebesar -1,638, -1,937, dan 1,494 dengan prediksi berisiko tinggi mengalami kebangkrutan hanya pada tahun 2020.

4. Dari hasil penelitian dan pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga metode prediksi Financial Distress sama-sama memprediksi PT Matahari Department Store sebagai perusahaan yang terkategori sehat di tahun 2018 dan 2019, serta terkategori bangkrut di tahun 2020. Namun, terdapat perbedaan pada segi koefisien yang berkontribusi paling besar. Pada metode Altman, variabel yang berkonstribusi besar terjadinya financial distress ialah sebesar -1,292 pada variabel X1 yaitu Working Capital to Total Asset (WCTA). Pada metode Springate, variabel yang berkonstribusi besar ialah sebesar -0,451 pada variabel B yaitu Earning Before Interest and Tax to Total Asset (EBITTA).

Sedangkan pada metode Zmijewski variabel yang berkonstribusi besar terjadinya financial distress ialah sebesar 5,175 pada variabel X2 yaitu Debt Ratio (DR).

Penyebab PT Matahari Department Store terkategori sebagai perusahaan yang berisiko tinggi mengalami kebangkrutan ialah karena adanya pandemi covid-19 dan diberlakukannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga berdampak pada menurunnya tingkat penjualan di tahun 2020 yang sangat drastis dari Rp.10,276,431 miliar di tahun 2019 menjadi Rp.4,839,058 miliar dan penutupan gerai baik permanen maupun sementara. Penurunan

(8)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

8 penjualan ini juga membuat perusahaan

mengalami kerugian, menurut laporan keuangan PT Matahari Department Store periode 2020 laba bersih perusahaan menurun sebesar Rp.2,240,065 miliar dari Rp.1,366,884 miliar di tahun 2019 menjadi rugi Rp.

873,181 miliar.

Penurunan penjualan ini juga menyebabkan aset lancar yang dimiliki perusahaan menurun sebesar Rp.1,138,568 miliar dari Rp.2,748,781 miliar di tahun 2019 menjadi Rp.1,610,213 miliar di tahun 2020 sebagai dampak dari menurunnya kas dan setara kas. Juga menyebabkan utang perusahaan meningkat sebesar Rp.2,651,673 miliar dari Rp. 3,086,283 miliar di tahun 2019 menjadi Rp.5,737,956 miliar di tahun 2020 untuk menghadapi pandemi covid-19 dan memenuhi kewajiban jatuh tempo.

5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Perusahaan.

Berdasarkan perhitungan metode Altman yang berkontribusi besar ialah Working Capital to Total Asset (X1) dengan score -1,292 yang artinya pada tahun tersebut modal kerja perusahaan menjadi masalah utama dalam terjadinya financial distress. Maka, penulis menyarankan agar perusahaan dapat meningkatkan modal kerjanya.

Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan modal kerja ialah dengan meningkatkan penagihan piutang, menegosiasikan penetapan harga dengan pemasok, mengurangi biaya beban, dan lain-lain sehingga modal kerja perusahaan dapat meningkat.

Berdasarkan perhitungan metode Springate, dimana Earning Before Interest and Tax to Total Asset (B) dengan score -0,451 menjadi variabel yang berkontribusi besar dalam terjadinya financial distress, yang artinya pada tahun tersebut laba bersih sebelum pajak dan bunga perusahaan menjadi masalah utama dalam terjadinya financial distress. Maka, penulis menyarankan agar perusahaan dapat meningkatkan laba sebelum pajak dan bunganya. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laba sebelum pajak dan bunga perusahaan, seperti meningkatkan penjualan, menambah produk dan layanan jasa, memperluas jangkauan konsumen baru, dan lain-lain sehingga dapat menaikan pendapatan penjualan yang akhirnya akan menaikan laba sebelum bunga dan pajak juga.

Berdasarkan perhitungan metode Zmijewski, dimana Debt Ratio (X1) dengan rasio sebesar 5,175 menjadi variabel yang paling berkontribusi besar dalam terjadinya financial distress, yang artinya pada tahun tersebut laba bersih sebelum pajak dan bunga perusahaan menjadi masalah utama dalam terjadinya financial distress.. Maka, penulis menyarankan agar perusahaan dapat mengurangi total hutangnya. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan total utang perusahaan, seperti menginventarisir utang lalu dikonsolidasi agar tidak banyak bunga, meningkatkan penjualan, dan lain-lain.

2. Bagi Investor

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi sebagai bahan pertimbangan investasi pada PT Matahari Department Store agar dapat membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(9)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

9 Diharapkan untuk menggunakan

periode selanjutnya yang lebih terbaru serta diharapkan dapat menambah metode lain seperti Grover, Ohlson, Zavgren dan lain-lain agar didapat hasil yang lebih maksimal dalam memprediksi kebangkrutan atau financial distress pada perusahaan yang lebih akurat.

6. DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Sulistyowati. 2017. Analisis Relevansi Informasi Laba Akuntansi, Nilai Buku Ekuitas, dan Arus Kas dengan Harga Saham. Skripsi.

Universitas Budi Luhur. Jakarta.

Anwar, M. 2019. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Kencana.

Jakarta.

Arifin, A. Z. 2021. Manajemen Keuangan.

Zahir Publishing. Yogyakarta.

Arikunto, S. 2019. Prosedur Penelitian.

Rineka Cipta. Jakarta.

Fahmi. 2018. Analisis Laporan Keuangan.

Alfabeta. Bandung.

Fatihudin, D. 2015. Metode Penelitian.

Zifatama. Jakarta.

Febriana, H. 2021. Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Media Sains Indonesia. Bandung.

Hery, S.E. 2021. Analisis Laporan Keuangan. Grasindo. Jakarta.

Hidayat, W.W. 2018. Analisa Laporan Keuangan. Uwais Inspirasi Indonesia.

Sidoarjo.

Huda, E.N dan Paramita, P.D. 2017. Analisis Financial Distress dengan Menggunakan Model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski pada Perusahaan Retail yang terdaftar Di BEI Periode 2013-2017. Skripsi.

Fakultas Ekonomi. Universitas Pandanaran. Semarang.

Hutabarat, F. 2021. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan. Desanta Muliavisitama. Banten.

Irfani, A. S. 2020. Manajemen Keuangan dan Bisnis Teori dan Aplikasi.

Gramedia. Jakarta.

Kadim, A. 2018. Analisis Altman Z-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Pada Bank Pemerintah (BUMN) Di Indonesia Tahun 2012-2016. Jurnal.

Fakultas Ekonomi. Universitas Pamulang. Tangerang Selatan. Banten.

Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan Cetakan ke-8. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lubis, P., dan Zulam, S. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Investasi di Indonesia.

Jurnal. Fakultas Ekonomi. Universitas Tjut Nyak Dhien, Medan. ISBN. 2502- 6976.

Melissa, Puput. 2020. Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Z-score, Springate, dan Zmijewski yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018. Jurnal.

Fakultas Ekonomi. Universitas Putera Batam. Riau. ISSN 2303-1174.

Musthafa, H. 2017. Manajemen Keuangan.

Andi Offset. Yogyakarta.

Nirmalasari, L. 2018. Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di BEI.

Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Nuzula, F.N., dan Nurlaily, F. 2020. Dasar- dasar Manajemen Investasi. UB Press.

Malang.

Purnairawan, E. 2021. Pengantar Akuntansi.

Media Sains Indonesia. Bandung.

Purwanti, A. dan Prawironegoro, D. 2014.

Manajemen Keuangan Kajian Praktik dan Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan. Mitra Wacana Media. Jakarta.

(10)

Economicus, Vol. 16 No. 1 – Juni 2022 e- ISSN: 2615 - 8078

10 Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen

Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Erlangga. Jakarta.

Rukajat, A. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Deepublish. Yogyakarta.

Sari, A. P. dan Romli, A. 2020. EAI. Bekasi.

Septiana, Aldila. 2019.Analisis Laporan Keuangan Konsep Dasar dan Deskripsi Laporan Keuangan. Duta Media Publishing. Jawa Timur.

Septiawan, K. dan Ahmar, N. 2021.

Agresivitas Pajak Perusahaan Publik Di Indonesia. NEM. Yogyakarta.

Sianturi, N. M. dan Purba, D. 2021. Analisa Laporan Keuangan Untuk Teknik dan Ekonomi. Nasya Expanding Management. Jawa Tengah.

Sudaryono, Y., dan Yudanegara, A. 2017.

Investasi Bank dan Lembaga Keuangan. Andi Offset. Yogyakarta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Supriadi, I. 2020. Metode Riset Akuntansi.

Deepublish. Yogyakarta.

Sunaryo, D. 2021. Analisis Harga Saham yang Di Moderasi Return Saham Implementasi Pada Manajemen Keuangan. Qiara Media. Jawa Timur.

Suteja, I.G.N. 2018. Analisis Kinerja Keuangan dengan Metode Altman Z- score pada PT. ACE Hardware Indonesia Tbk. Jurnal. Fakultas Ekonomi. AMIK BSI. Bekasi. ISSN 2550-0139.

Widyatuti, M. 2017. Analisa Kritis Laporan Keuangan. Jakad Media Nusantara.

Surabaya.

Wijaya, David. 2017. Manajemen Keuangan Konsep dan Penerapan. Grasindo.

Jakarta.

Yuliana, D. 2018. Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Dari Aspek Keuangan Dengan Berbagai Metode . Skripsi.

Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri-Maliki. Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap model prediksi memiliki kekurangan dan kelebihan dalam memprediksi financial distress, dengan demikian penelitian ini mencoba menganalisis dan memprediksi

Dunia penerbangan saat ini berkembang dengan pesat dan banyak diminati juga memiliki daya tarik yang cukup besar kepada pengguna jasa penerbangan. Untuk dapat bertahan

Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau

4,300 &gt; t tabel 1,985. iii) berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa fasilitas ruang tunggu keberangkatan domestik dan kualitas pelayanan passenger handling

Formula F5 (Kulit Pisang 50% Bekatul Padi 50%) merupakan sampel terbaik yang paling disukai panelis karena mempunyai nilai rata-rata paling tinggi dari segi warna, rasa, aroma

Penggunaan asap cair dalam budidaya secara hidroponik bertujuan untuk menciptakan sayuran sehat dan organik, selain itu penggunaan asap cair di harapkan mampu mengrangi

Penggunaan media-media tersebut sangat membantu proses pembelajaran maharah kalam selama masa pandemi karena masing-masing media memiliki banyak fitur yang

Berdasarkan hasil penelitian, dalam menanamkan kemampuan mengevalausi kekuatan dan kelemahan sebuah pendapat pada pembelajaran menggunakan elearning, pendidik mengadakan