32
DI BPM RINA ASHAR KARTASURA
Tanggal : 23 April 2021 Jam : 10.30 WIB Tempat : BPM Rina Ashar
Identitas Pasien
a. Nama : Ny.L b. Umur : 25 tahun c. Agama : Islam d. Pendidikan : SMA e. Pekerjaan : IRT f. Suku bangsa : Jawa g. Alamat : Kartasura
a. Nama KK : Tn.T b. Umur : 29 tahun c. Agama : Islam d. Pendidikan : SMP e. Pekerjaan : Swasta f. Suku Bangsa : Jawa
I. DATA SUBYEKTIF
A. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ingin periksa kehamilan dan mendekati perkiraan lahir, agak susah BAB juga ahir ini.
B. Riwayat Kesehatan:
1. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Ibu mengatakan tidak sedang menderita apapun seperti flu, diare, atau demam.
2. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Ibu mengatakan tidak ada.
3. Riwayat Alergi: Tidak ada 4. Riwayat Kembar : Tidak ada C. Riwayat Pernikahan
Ibu mengatakan ini pernikahan pertama. Umur saat menikah 24 tahun. Dan lamanya pernikahan 1 tahun
D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu G1P0A0
E. Riwayat Keluarga Berencana Tidak menggunakan KB F. Riwayat Obstetri
1. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid : tidak pernah Siklus : 28 hari Lama : 5 - 7 hari Sifat darah : encer, merah tua Leukhorea : tidak pernah Banyaknya : Ibu biasa ganti pembalut 2 – 4 kali setiap hari 2. Riwayat Kehamilan sekarang :
a. G1 P0 A0
b. Usia kehamilan : 38+6 minggu c. HPHT : 28 – 08 - 2020 d. HPL : 7 – 05 - 2021 e. Gerak janin
1) Pertama kali :
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan.
2) Frekuensi dalam 12 jam :
Ibu mengatakan bayi cukup aktif bergerak, namun ibu tidak menghitung berapa frekuensinya setiap 12 jam
f. Tanda bahaya :
(1) TM I : tidak ada (2) TM II : tidak ada (3) TM III : tidak ada g. Keluhan
1) Trimester I: mual muntah pada waktu – waktu tertentu pada awal kehamilan,
2) Trimester II : tidak ada keluhan
3) Trimester III : punggung pegel-pegelrr h. Imunisasi / TT : Ibu mendapat 2 kali imusasi TT
TT I : 07-06-2020 TT II : 08-07-2020
i. ANC : 9 x di bidan desa dan 2 kali di puskesmas 1 kali dokteR G. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil Keluhan
a. Nutrisi : 1) Makan 2) Minum
1) Frekuensi 3 kali/hari 2) Jenis makan/minum :
a) Nasi ( 3 x @ ½ piring)
1) Frekuensi 2 - 3 kali/hari 2) Jenis makan/minum :
a) Nasi ( 3 x @ ½ piring)
Mual pada
trimester 1
b) Sayur (2 x @ ½ mangkuk) ibu biasa mengkonsumsi sayur hijau (bayam, kangkung)
c) Lauk ( 3 x @ ukuran sedang) jenis bervariasi mulai dari nabati atau pun hewani.
d) Teh (ibu jarang mengkonsumsi, biasanya 1 minggu 2 – 3 kali)
e) Air putih (4 – 6 gelas per hari) f) Camilan (ibu jarang
makan camilan) 3) Makanan pantang :
tidak ada
4) Alergi makan :tidak ada
b) Sayur (2 x @ ½ mangkuk) ibu biasa mengkonsumsi sayur hijau (bayam, kangkung) c) Lauk ( 3 x @ ukuran sedang) jenis bervariasi mulai dari nabati atau pun hewani.
d) Teh (ibu mengkonsumsi, biasanya 1 kali sehari) e) Susu ibu hamil (ibu
mengkonsumsi susu ibu hamil 1 x setiap hari) f) Air putih (4 – 6 gelas per
hari)
g) Camilan (saat ibu mual pada TM 1 ibu lebih suka makan camilan)
3) Makanan pantang : tidak ada
4) Alergi makan :tidak ada
b. Elimina si :
1) BAK
2) BAB
1) Frekuensi : 5-6 kali/hari 2) Warna urine : kuning
jernih
3) Bau urin : bau khas urin 4) Keluhan BAB : tidak
ada
1) Frekuensi 7-10kali/hari 2) Warna urin : kuning pekat 3) Bau urin : bau khas urin 4) Keluhan BAB : tidak ada
BAK lebih sering
c. Istirahat 1) Tidur siang 2 Jam 2) Tidur malam 8 jam
1) Tidur siang 3 Jam 2) Tidur malam 7 jam
Waktu tidur malam berkurang karena sering BAK, ibu lebih banyak istirahat saat siang hari
d. Persona l e. Higyen
e
1) Mandi 2 Kali/hari 2) Keramas 3 Kali/
minggu
3) Gosok gigi 2 kali/hari 4) Ganti baju dan pakaian
dalam 2 kali/hari
1) Mandi 2 Kali/hari 2) Keramas 3 Kali/ minggu 3) Gosok gigi 2 kali/hari 4) Ganti baju dan pakaian
dalam 2 kali/hari
Tidak ada
f. Aktifitas fisik dan Olahraga
Ibu jarang berolahraga Ibu mengikuti senam hamil tidak ada
g. Pola seksual
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan tidak ada
H. Data Psikososial 1. Data Psikologi
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya dan kehamilan ini direncanakan serta tidak mempermasalahkan jenis kelamin bayi yang dikandungnya.
2. Respon suami dan keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarganya mendukung kehamilan ini.
Suami selalu mengantar saat periksa kehamilan.
3. Rencana melahirkan
Ibu mengatakan ingin melahirkan normal di BPM Rina Ashar.
4. Rencana menyusui
Ibu mengatakan ingin menyusui bayinya dengan ASI saja selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan ibu tetap memberi ASI pada bayinya ditambah dengan MP ASI.
II. DATA OBYEKTIF:
A. Pemeriksaan Umum:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis 3. Tekanan darah : 110/70 mmHg
4. Nadi : 82 x/menit
5. Respirasi : 23 x/menit
6. Suhu : 36.6 0C
7. BB Sebelum/ Sekarang : 47 / 56 kg
8. TB : 155 cm
9. LILA : 27 cm 10. IMT : 19,5 kg/m2 B. Pemeriksaan Head to toe
1. Kepala
a. Rambut : Hitam,Bersih,tidak berketombe, tidak rontok
b. Muka : Tidak oedema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum
c. Mata
1) Oedema : Tidak ada oedeme 2) Conjungtiva : warna agak pucat 3) Sclera : warna Putih
d. Hidung : tidak ada polip, tidak ada penumpukan secret.
e. Telinga : bentuk Simetris, tidak ada penumpukan serumen f. Mulut / gigi / gusi : tidak ada karies dentis, tidak sariawan, gusi dan
tidak epulis 2. Leher
a. Kelenjar Tyroid : tidak ada pembesaran b. Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada
c. Pembesaran vena jugularis : tidak ada 3. Dada dan Axila
a. Mammae
1) Membesar : Payudara membesar, tidak ada benjolan abnormal
2) Simetris : bentuk simetris 3) Areola : Hiperpigmentasi 4) Putting susu : Menonjol 5) Kolostrum : Belum keluar b. Axila
1) Benjolan : Tidak ada benjolan 2) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan 4. Punggung
a. Pembengkakan : Tidak ada
b. Deformitas tulang belakang : Tidak ada 5. Ektremitas
a. Varices : Tidak ada varices pada kaki kanan dan kiri.
b. Oedema : Tidak terdapat oedema pada tangan dan kaki.
c. Reflek Patela : (+) positif
d. Kuku : Tidak pucat, bersih.
C. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) 1. Abdomen
a. Inspeksi
1) Pembesaran Perut : sesuai usia kehamilan 2) Bentuk perut : Memanjang
3) Linea alba / nigra : Tidak ada 4) Strie Albican/ Livide : Tidak ada b. Palpasi
1) Kontraksi : tidak ada
2) Leopold I :Bagian fundus teraba teraba bulat, lunak, tidak melenting.
3) Leoplod II :Bagian kanan teraba bagian keras, memanjang bagian kiri teraba bagian kecil janin.
4) Leopold III :Bagian bawah teraba bulat, keras.
5) Leopold IV : konvergen (bagian terendah sudah masuk PAP) c. Auskultasi : puka (+) 144 x/menit (teratur)
d. TFU Mc Donald : 28 cm 2. Anogenital
a. Vulva Vagina
1) Varices : tidak ada varices
2) Luka : tidak ditemukan luka/celoid 3) Kemerahan : tidak ada kemerahan
4) Nyeri : tidak ada nyeri
5) Pengeluaran pervaginam : tidak ada b. Perineum
1) Bekas Luka : tidak ada bekas luka 2) Lain-lain : tidak ada
c. Anus
1) Haemorhoid : Tidak ada haemoroid 2) Lain-lain : Tidak ada
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : tanggal 20 Oktober 2020 Hasil :
Hb : 12,0 gr%
GDS : 98 Goldar : A
HbSAg : negative (-)
IMS : NR HIV : NR
Protein : negative (-) Swab : negative (-)
III. ANALISA DATA
Diagnosa Kebidanan : Ny L 25 tahun G1P0A0 UK 38+3 minggu hamil fisiologis
IV. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
Tanggal : 23 April 2021 Jam : 10.45 WIB 1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan.
Rasionalisasi : Rasionalisasi : Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya agar dapat merawat dirinya dengan benar. (Kuswanti,2014).
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahukan pada ibu untuk terus memperhatikan tanda gejala persalinan seperti rasa sakit yang menjalar dari pinggang ke perut, kontraksi yang mulai teratur, serta jika merasa cairan ketuban sudah rembes atau pecah. Memberitahukan pula pada ibu tentang terus memperhatikan kesejahteraan janin yakni dengan menghitung jumlah gerakan bayi dalam 1 hari minimal 20 kali gerakan.
Rasionalisasi : Ketika ibu mengetahui tanda-tanda prsalinan maka akan dengan segera bertindak untuk ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk bersalin.
Hasil : Ibu dan keluarga paham dan bersedia untuk memantau kondisi ibu dan janin seperti yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.
3. Mengajari cara pemijatan payudara untuk memperlancar proses pengeluaran ASI
Rasionalisasi : Ibu diajari cara pemijatan asi agar memperlancar pengeluaran ASI. Ketika bayi sudah lahir dan ASI sudah keluar, dapat menngatkan Bounding antara ibu dan bayi.
Hasil : Ibu sudah mengerti bagaimana cara memijat payudara dan bersedia melakukannya secara rutin untuk mempersiapkan ASI eksklusif
4. Memberikan suplemen pada ibu.
Fe ( 1 sehari x 1 tablet ) dosis 200 µg Kalk (1 sehari 1 tablet) dosis 500 mg
Rasionalisasi : Fe dan Kalk membantu ibu dalam pemenuhan zat besi dan vitamin yang dibutuhkan pada ibu hamil.
Hasil : Ibu telah mendapatkan suplemen dan bersedia meminumnya.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu atau jika ibu mengalami masalah pada kehamilannya.
Rasionalisasi : Kunjungan ulang dilakukan untuk mengetahui keadaan terkini ibu, apalagi ketika sudah akan memasuki masa persalinan,
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang lagi setelah 1 minggu atau jika ibu merasa ada masalah dengan kehamilannya.
DATA PERKEMBANGAN PERSALINAN
Tanggal : 4 Mei 2021 Pukul : 05.30 WIB
Tempat : PMB Rina Ashar Kartasura
S : Ibu mengatakan pinggang terasa sakit dan perut terasa mulas seperti orang mau melahirkan, keluar lendir darah sedikit. Ibu terasa kenceng teratur mulai pukul 03.00 WIB
Usia Kehamilan : 39+6 mg O : Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis c. Tekanan darah : 110/70 mmHg d. Nadi : 85 x/menit e. Respirasi : 23 x/menit f. Suhu : 36.8 0C
g. BB Sebelum/ Sekarang : 47 / 56 kg
h. TB : 155 cm
Pemeriksaan Head to toe : Dalam batas normal Pemeriksaan Obstetric
a. Kontraksi : terdapat kontraksi sebanyak 2 kali (25 – 30 detik) selama 10 menit
b. Leopold I : Bagian fundus teraba teraba bulat, lunak, tidak melenting.
c. Leoplod II: Bagian kanan teraba bagian keras, memanjang (puka) bagian kiri teraba bagian kecil janin.
d. Leopold III: Bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting.
e. Leopold IV: Divergen (bagian terendah sudah masuk PAP) f. Auskultasi : puka (+) 144 x/menit (teratur)
g. TFU Mc Donald : 28 cm
h. Palpasi supra pubic : vesika urinaria kosong i. Genetalia Eksterna dan Anus
1) Vagina : sudah ada pengeluaran lendir darah. Tidak ada tanda chadwick, oedma, varices, tanda-tanda infeksi ataupun bekas luka
2) Anus : tidak ada hemoroid ataupun tanda-tanda kelainan lainnya.
Pemeriksaan Dalam (04.20 WIB)
1) Indikasi: Ibu sudah merasakan kenceng-kenceng dan berdasarkan pemeriksaan ditemukan his 2 kali selama 10 menit dengan durasi 25-30 detik.
2) Tujuan: Untuk mengetahui pembukaan dan kemajuan persalinan
3) Hasil : terdapat pembukaan 7 cm, serviks tipis lunak, kk (+), bagian terbawah berada di Hodge II, kepala turun, tidak teraba bagian menumbung, presentasi kepala, molase 0, STLD (+) 4) Kesimpulan : Ny L sudah memasuki tahap inpartu kala I fase
aktif
A : Ny. L 25 tahun G2P1A0 UK 39+5 minggu inpartu kala I fase aktif P : 1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan.
a. Rasionalisasi
Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya agar dapat merawat dirinya dengan benar. (Kuswanti, 2014)
b. Hasil
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi (olah napas dalam) saat kontraksi untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan ibu
a. Rasionalisasi
Olah napas saat proses persalinan adalah dapat membantu mengalihkan konsentrasi saat terjadi kontraksi. Ibu diharapkan lebih fokus pada pernapasannya sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan. Saat ibu merasa lebih rileks, maka hormon
oksitosin akan lebih mudah keluar sehingga durasi persalinan akan semakin cepat (Rafaye, 2016 dan Bastani, 2005)
b. Hasil
Ibu telah melakukan olah napas dengan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh bidan
3. Mempersiapkan diri, lingkungan dan alat.
a. Rasionalisasi :
1) Persiapan diri: Pelindung diri merupakan penghalang atau barier antara penolong dengan bahan-bahan yang berpotensi untuk menularkan penyakit. Oleh sebab itu, penolong persalinan harus memakai celemek yang bersih dan penutup kepala atau ikat rambut pada saat menolong persalinan. Juga gunakan masker penutup mulut dan pelindung mata.
Kenakan semua perlengkapan pelindung pribadi selama membantu kelahiran bayi dan plasenta serta saat melakukan penjahitan laserasi atau luka episiotomy. (JNPK-KR, 2008) 2) Persiapan lingkugan: Persiapan untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas tubuh yang berlebihan pada bayi baru lahir harus dimulai sebelum kelahiran bayi itu sendiri. Siapakan lingkungan yang sesuai bagi proses kelahiran bayi itu atau memastikan bahwa ruangan tersebut bersih, hangat, pencahayaan cukup, dan bebas dari tiupan angina (JNPK- KR,2008)
3) Persiapan alat: Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan berlangsung. Ruangan harus memiliki pencahayaan/ penerangan yang cukup. Ibu dapat menjalani persalinan ditempat tidur yang bersih. Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angina secara langsung. Pastikan bahwa semua perlengkapan untuk menolong persalinan, menjahit laserasi atau luka episiotomi dan resusitasi bayi baru lahir. Semua perlengkapan dan bahan harus dalam keadaan steril. (JNPK-KR,2008)
b. Hasil:
Penolong telah mempersiapkan alat perlindungan diri, alat telah disiapkan, dan lingkungan untuk kelahiran bayi telah dipersiapkan.
4. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan agar kebutuhan nutrisi selama persalinan.
a. Rasionalisasi :
Selama bersalin ibu akan mengeluarkan banyak energi. Sehingga dengan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu tidak akan kelelahan
b. Hasil:
Penolong telah mempersiapkan alat perlindungan diri, alat telah disiapkan, dan lingkungan untuk kelahiran bayi telah dipersiapkan.
5. Memberikan terapi counterpresure dan massage efflurage kepada ibu
a. Rasionalisasi
Penekanan pada daerah lumbal secara kontinu menjadikan sensasi nyeri yang dialami responden saat persalinan cenderung mengalami penurunan, tindakan massase counterpressure lebih dapat dikontrol terutama mengenai tekanan yang harus diberikan kepada ibu bersalin.
b. Hasil: Ibu sudah dilakukan counterpresure dan merasa lebih nyaman
6. Memantau kemajuan persalinan berupa his, DJJ, pengeluaran per vaginam, dan lama persalinan dalam partograf.
a. Rasionalisasi
Partograf adalah lembaran observasi untuk memantau kemajuan persalinan. Tujuan utama dan penggunaan partograf adalah :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf harus digunakan :
1) Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulitan.
2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah sakit, klinik bidan dan lain-lain).
3) Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran dicatat secara rutin ke dalam partograf.
Semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat ke dalam partograf. Diantaranya (Depkes RI, 2009):
1) Denyut jantung janin: setiap ½ jam.
2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam.
3) Nadi: setiap ½ jam.
4) Pembukaan serviks: setiap 4 jam. Penurunan : setiap 4 jam.
5) Tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam.
6) Produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam.
b. Hasil : Keadaan ibu terpantau dalam lembar partograf.
DATA PERKEMBANGAN PERSALINAN I
Tanggal : 04 Mei 2021 Pukul : 09.00 WIB
Tempat : PMB Rina Ashar Kartasura
S : Ibu mengatakan pinggang terasa sakit dan perut terasa semakin mulas seperti orang mau melahirkan. Terasa sakit pada bagian pinggang Ibu minum teh dan makan buah anggur.
O : Pemeriksaan Umum:
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis c. Tekanan darah : 110/70 mmHg d. Nadi : 86 x/menit e. Respirasi : 23 x/menit f. Suhu : 36.6 0C
Pemeriksaan Head to toe : Dalam batas normal Pemeriksaan Obstetric
a. Kontraksi : terdapat kontraksi sebanyak 4 kali (40-45detik) selama 10 menit
b. Leopold I : Bagian fundus teraba teraba bulat, lunak, tidak melenting.
c. Leoplod II: Bagian kanan teraba bagian keras, memanjang (puka) bagian kiri teraba bagian kecil janin.
d. Leopold III: Bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting.
e. Leopold IV: Divergen (bagian terendah sudah masuk PAP) f. Auskultasi : puka (+) 144 x/menit (teratur)
g. TFU Mc Donald : 28 cm
h. Palpasi supra pubic : vesika urinaria penuh i. Genetalia Eksterna dan Anus
1) Vagina : Tampak bersih, belum ada pengeluaran cairan ketuban atau pun lendir darah. Tidak ada tanda chadwick, oedma, varices, tanda-tanda infeksi ataupun bekas luka
2) Anus : tidak ada hemoroid ataupun tanda-tanda kelainan lainnya.
Pemeriksaan Dalam (09.00 WIB)
5) Indikasi: Ibu sudah merasakan kenceng-kenceng dan berdasarkan pemeriksaan ditemukan his 4 kali selama 10 menit dengan durasi 40-45 detik.
6) Tujuan: Untuk mengetahui pembukaan dan kemajuan persalinan
7) Hasil : terdapat pembukaan 10 cm, serviks tipis lunak, kk (+), bagian terbawah berada di Hodge II, kepala turun, tidak teraba bagian menumbung, presentasi kepala, molase 0, STLD (+) 8) Kesimpulan : Ny N sudah memasuki tahap inpartu kala II A : Ny. L 25 tahun G1P0A0 UK 39+6 minggu inpartu kala II
P :
1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan.
a. Rasionalisasi
Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Seorang tenaga kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya agar dapat merawat dirinya dengan benar. (Kuswanti, 2014)
b. Hasil
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi (olah napas dalam) saat kontraksi untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan ibu
a. Rasionalisasi
Olah napas saat proses persalinan adalah dapat membantu mengalihkan konsentrasi saat terjadi kontraksi. Ibu diharapkan lebih fokus pada pernapasannya sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan. Saat ibu merasa lebih rileks, maka hormon oksitosin akan lebih mudah keluar sehingga durasi persalinan akan semakin cepat (Rafaye, 2016 dan Bastani, 2005)
b. Hasil
Ibu telah melakukan olah napas dengan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh bidan
3. Memastikan tanda persalinan kala II.
a. Rasionalisasi
Untuk memastikan memang ibu memang sudah siap untuk dipimpin meneran atau mengedan.
b. Hasil
Sudah tampak dorongan meneran, perineum menonjol, dan vulva membuka.
4. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah dalam pembukaan lengkap dan bersiap untuk mengejan.
a. Rasionalisasi :
Agar ibu mengetahui kondisinya dan bayi dalam kandungannya serta ibu mengetahui bahwa sudah memasuki proses pengeluaran bayi.
b. Hasil
Ibu mengetahui kondisinya dan mempersiapkan untuk mengejan
5. Memeriksa lagi alat partus steril, dan menyiapkan diri dengan memakai APD.
a. Rasionalisasi :
Alat partus harus siap agar proses persalinan lancar dan menyiapkan diri dengan memakai APD untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh dari paparan darah, semua jenis cairan tubuh dan lainnya.
b. Hasil
Alat partus sudah lengkap
6. Mengatur posisi ibu yang membuat ibu merasa nyaman.
a. Rasionalisasi :
Posisi yang dirasakan paling nyaman membuat ibu lebih rileks dan memudahkan proses persalinan.
b. Hasil :
Ibu mengambil posisi dorsal recumbent 7. Mengajarkan ibu cara mengedan yang benar.
1) Menutup mulut, jangan mengeluarkan suara agar tidak kelelahan
2) Meletakkan kedua tangan ibu di paha dan tarik paha ibu jika
terasa sakit
3) Mengangkat kepala, tempelkan dagu ke dada sambil melihat perut ibu.
4) Mengedan seperti BAB keras.
5) Melarang ibu mengangkat bokong saat mengedan.
a. Rasionalisasi
Mengedan akan membantu otot rahim mendorong bayi menuju jalan lahir. Kemampuan seorang ibu untuk mengedan dengan benar akan menentukan keadaan bayi yang dilahirkan.
b. Hasil : Ibu siap untuk meneran jika ada kontraksi dengan
baik.
8. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat dan spontan untuk meneran serta tampak kepala 3-4 cm di depan vulva.
a. Rasionalisasi:
Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernapas sehingga terjadi kelelahan yang tidak perlu dan meningkatkan risiko asfiksia pada bayi sebagai akibat turunnya pasokan oksigen melalui plasenta.
b. Hasil : Ibu dapat mengikuti dan kooperatif.
9. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
a. Rasionalisasi
Untuk menghindari langsung kontak darah dan perlindungan diri, menggunakan sarung tangan DTT untuk mencegah terjadinya infeksi yang diakibatkan oleh kuman
b. Hasil: Sarung tangan DTT sudah dipakai pada kedua tangan.
10. Melakukan stenan pada saat kepala janin sudah terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan tangan kanan dilapisi kain dan satu tangan menahan defleksi kepala.
a. Rasionalisasi
Pada saat melakukan manajemen aktif kala II tujuan tangan kanan diletakkan diperinium adalah untuk menahan agar tidak terjadi rupture yang spontan pada perineum, dan tangan kiri menahan defleksi kepala terlalu cepat
b. Hasil : Sudah dilakukan prasat stenan APN 60 langkah.
11. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin dan tunggu kepala melakukan putaran paksi luar.
a. Rasionalisasi :
Mengecek lilitan tali pusat sangat penting dilakukan karena pada bayi yang terdapat lilitan tali pusat sulit untuk dilahirkan, sebab dapat mempengaruhi penurunan janin dan kemungkinan terjadi asfiksia karena lilitan tali pusat yang erat pada leher bayi dapat mempengaruhi pernafasan bayi.
b. Hasil :
Tidak terdapat lilitan tali pusat pada leher janin dan kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar..
12. Memegang kepala bayi secara biparental untuk melahirkan bahu, menarik lembut kearah bawah dan luar untuk melahirkan bahu lalu setelah bahu lahir, melakukan sangga susur melahirkan badan dan tungkai.
a. Rasionalisasi :
Melahirkan bahu bayi secara berhati-hati secara biparental untuk dapat memudahkan penolong untuk melahirkan bahu bayi dan Melahirkan badan dan tungkai dengan cara sanggah susur bertujuan untuk mengendalikan kelahiran siku, tangan, badan dan tungkai bayi saat melewati perineum agar tidak terjadi rupture yang berlebihan
b. Hasil
Bahu depan, bahu belakang lahir dan tidak ada distosia bahu, badan lahir dengan terkendali, bayi lahir spontan pukul 11.30 WIB.
13. Melakukan penilaian selintas seperti apakah bayi segera menangis, bergerak aktif dan warna kulit kemerahan.
a. Rasionalisasi :
Bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi kelainan dan dapat mengetahui tindakan segera yang harus dilakukan untuk menyelamatkan bayi
b. Hasil
Bayi langsung menangis, kulit kemerahan dan gerak aktif
14. Mengklem tali pusat dengan klem minimal 2-3 cm dari pusat bayi dan menggunting tali pusat lalu mengganti handuk bayi yang basah dengan yang kering.
a. Rasionalisasi :
Mengklem dan memotongkan tali pusat agar memutuskan hubungan bayi dengan plasenta kemudian mengganti handuk bayi yang basah dengan yang kering dan baru agar dapat menjaga kehangatan tubuh bayi
b. Hasil
Tali pusat telah dijepit, dipotong dan di ikat dengan klem kord.
Bayi telah diberikan selimut yang baru dan kering
15. Melakukan IMD bayi dengan cara diletakkan di dada ibu secara skin to skin
a. Rasionalisasi
Dengan melakukkan IMD akan meningkatkan ikatan batin ibu dan bayi serta kemungkinan untuk ASI Eksklusif
b. Hasil
Bayi dilakukan IMD
16. Mengevaluasi lama persalinan dan jumlah perdarahan.
a. Rasionalisasi
Untuk mengetahui apakah ada komplikasi yang terjadi selama persalinan
b. Hasil
Jumlah pengeluaran darah ±50cc.
DATA PERKEMBANGAN PERSALINAN II
Tanggal : 04 Mei 2021
Jam : 11.35 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah lahir dan perutnya masih merasa mulas.
Bayi lahir pada jam 11.30 WIB
B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compose mentis 2. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Kandung kemih kosong, TFU setinggi pusat, teraba keras, tidak ada janin kedua
Genetalia : Semburan darah tiba-tiba, tali pusat memanjang, plasenta belum lahir.
C. ANALISA DATA
Ny. L 25 tahun G1P0A0 UK 39+6 minggu inpartu kala III
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 04 Mei 2021, Jam 11.31 WIB
1. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntikan oksitosin 10 unit secara intra muscular 1/3 paha luar.
a. Rasionalisasi : Oksitosin merangsang fundus uteri untuk berkontraksi denagn kuat dan efektif sehingga dapat memantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah
b. Hasil: oksitosin sudah disuntikan 1 menit sesudah bayi lahir.
2. Melahirkan plasenta, yaitu :
1) Memindahkan klem penjepit pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
2) Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, ditepi ujung sympisis untuk mendeteksi, sedangkan tangan lain menegangkan tali pusat.
3) Saat uterus berkontraksi menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan lain dorso cranial secara hati-hati.
4) Melihat tanda-tanda plasenta lepas seperti semburan darah, tali pusat memanjang, uterus membundar.
5) Menunggu timbulnya kontraksi lalu melakukan peregangan tali pusat 6) Saat plasenta plasenta lahir berada didepan vulva, melahirkan plasenta
dengan kedua tangan mencekap plasenta kemudian putar plasenta searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin (simpun)
a. Rasionalisasi : Memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah avulsi, serta peregangan tali pusat secara perlahan untuk mebantu lahirnya plasenta, dan satu tangan mendorong uterus ke arah dorso kranial untuk mencegah terjadinya inversio uteri
b. Hasil : Tali pusat ditegangkan sambil tangan yang satunya dorso kranial, plasenta lahir lengkap beserta selaputnya pukul 11.35 WIB
3. Melakukan massage pada fundus uteri secara searah.
a. Rasionalisasi : Massase uterus untuk memastikan uterus tetap berkontraksi sehingga tidak terjadi perdarahan
b. Hasil: kontraksi uterus baik, fundus teraba keras, TFU 1 jari dibawah pusat.
4. Mengevaluasi lama persalinan dan jumlah perdarahan.
a. Rasionalisasi: untuk mengetahui apakah ada komplikasi saat melahirkan plasenta dan memastikan perdarahan pervaginam normal.
b. Hasil: lama persalinan kala III 10 menit, jumlah pengeluaran darah
±100cc.
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN III
Tanggal : 04 Mei 2021
Jam : 11.40 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lelah, tetapi senang karena bayi dan ari-arinya telah lahir. Ibu mengatakan perut masih terasa mules.
B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compose mentis 2. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 110/80mmHg Pernafasan : 20 kali/menit Nadi : 80 kali/menit Suhu : 36,7 oC 3. Pemeriksaan fisik
Abdomen : TFU 1 jari dibawah pusat, kontraksi baik teraba keras dan kandung kemih kosong
Genetalia : Ada luka laserasi pada mukosa vagina
C. ANALISA DATA
Ny. L 25 tahun P1A0 inpartu kala IV
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 04 Mei 2021, Jam 11.45 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan kepada ibu bahwa ada robekan di jalan lahir sehingga perlu dilakukan penjahitan.
a. Rasionalisasi : agar ibu mengetahui kondisi kesehatannya Hasil : Ibu mengerti.
2. Membersihkan ibu dari sisa-sisa air ketuban, lendir, dan darah serta memasang popok serta mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan kering.
a. Rasionalisasi : agar ibu merasa nyaman jika dalam keadaan bersih dan lingkungan yang bersih.
b. Hasil : ibu sudah dibersihkan dan diganti pakaiannya.
3. Melakukan dekontaminasi pada alat persalinan menggunakan larutan klorin 0,5
% selama 10 menit lalu cuci dengan air sabun dan bilas dengan air bersih, kemudian alat disterilkan dengan sterilisator.
a. Rasionalisasi : untuk menurunkan transmisi penyakit dan pencegahan infeksi pada alat-alat instrument persalinan.
b. Hasil : alat-alat persalinan sudah didekontaminasi.
4. Membuang semua bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
a. Rasionalisasi : agar mencegah infeksi nosocomial baik kepada klien maupun petugas kesehatan.
b. Hasil : bahan-bahan telah dibuang sesuai jenis sampah.
5. Mengajarkan ibu cara masase yaitu dengan telapak tangan pada perut ibu dengan gerakan melingkar hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
a. Rasionalisasi : Masase uterus untuk memastikan uterus tetap berkontraksi sehingga tidak terjadi perdarahan
b. Hasil : Ibu mengerti cara masase uterus dan fundus teraba keras 6. Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan.
a. Rasionalisasi : pemenuhan makan dan minum perlu karena setelah melahirkan energi banyak yang terpakai.
b. Hasil : ibu bersedia untuk makan makanan yang telah disediakan dan minum segelas teh hangat.
7. Mengobservasi tanda-tanda vital, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.
a. Rasionalisasi : Pemantauan 2 jam pasca persalinan sangat penting sebab sebagian besar kesakitan dan kematian disebabkan oleh perdarahan dan eklamsia serta infeksi sehingga perlu dipantau ketat
b. Hasil: terlampir dipartograf
DATA PERKEMBANGAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Tanggal : 10 Mei 2021 Pukul : 07.00 WIB
Tempat : BPM Rina Ashar Kartasura
S : Ibu mengatakan bahwa ASI belum keluar lancar, bayi sudah menyusu Ibu sudah BAK 3 kali dan belum BAB.
Ibu sudah bisa duduk, berjalan dan mandi.
1. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual:
a. Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi
Ibu terlihat begitu senang dengan kelahiran anaknya ini. Hal tersebut terlihat dari cara ibu merawat bayinya. Sebisa mungkin Ibu berusaha untuk merawa t bayinya sendiri dengan mengingat pengalaman pada anak pertamanya, dan didampingi oleh ibu kandung Ny. L
b. Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi
Suami dan keluarga juga sangat juga sangat senang atas kelahiran bayi. Hal itu dapat dilihat dari dukungan dan bantuan suami dalam merawat bayi. Terutama bekerja sama dalam begadang di malam hari untuk menjaga bayi Ny.L
c. Tanggapan ibu terhadap masa nifas
Ibu mengatakan sudah merasa sehat dan pulih kembali meskipun ibu khawatir tentang ASInya yang tidak lancar dan takut apabila jumlah ketersediaan ASInya tidak mencukupi kebutuhan bayi.
d. Orang yang tinggal serumah dengan ibu
Ibu tinggal di rumah bersama suami dan anaknya, serta orang tua dari Ny. L.
2. Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi
Ibu mengetahui tentang masa nifas dan cara merawat bayi dari pengalaman sebelumnya, cerita atau pengalaman dari orang-orang sekitarnya serta dari penjelasan bidan.
O : a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tekanan darah : 110/70 mmHg d) Nadi : 85 x/menit e) Respirasi : 23 x/menit f) Suhu : 36.6 0C g) Dada (payudara):
Simetris, tidak ada retraksi kulit payudara, puting susu menonjol.
Tidak ada massa/ benjolan. ASI tidak lancar (produksi sedikit).
h) Abdomen
Inspeksi: Bentuk bulat, tidak ada bekas luka operasi, ada striae gravidarum dan terdapat linea nigra.
Palpasi: TFU 2 jari di bawah pusat, Kontraksi keras. Kandung kemih kosong
9) Genetalia Eksterna.
Vulva tidak oedem dan tidak ada varises, perineum utuh, lokea rubra, PPV ± 10 cc.
10) Terapi yang didapat
Ibu telah mendapat terapi berupa Amoxcilin, tablet zat besi, vitamin C dan vitamin A 200.000 unit satu jam setelah lahir dan 24 jam setelah minum vitamin A pertama
A : Ny. L 25 tahun P1A0 post partum 7 hari P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.
Rasionalisasi: Memberi tahu hasil pemeriksaan merupakan salah satu hak pasien (Depkes RI, 2012).
Evaluasi: Ibu mengerti.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI diantaranya kesehatan ibu, nutrisi dan asupan cairan ibu serta kondisi psikologis ibu. Oleh karena itu ibu tidak perlu khawatir karena hal ini masih diatasi dengan berbagai cara.
Rasionalisasi: ibu mengatakan khawatir tentang ASI nya tidak lancar sehingga tidak cukup untuk kebutuhan minum bayinya.
Evaluasi: Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
3. Memotivasi ibu untuk terus menyusui bayinya meskipun produksi ASI-nya sedikit atau tidak lancar.
Rasionalisasi: Keinginan yang kuat untuk menyusui bayinya akan mendorong ibu untuk selalu berusaha menyusui bayinya dalam kondisi apapun. Dengan motivasi yang kuat, seorang ibu tidak akan mudah menyerah meskipun ada masalah dalam proses menyusui bayinya. Dengan demikian maka ibu akan selalu menyusui bayinya sehingga rangsangan pada putting akan mempengaruhi let-down reflex sehingga aliran ASI menjadi lancar (Suradi dan Tobing, 2004). Isapan bayi juga akan merangsang produksi hormon lain yaitu oksitosin, yang membuat sel otot disekitar alveoli berkontraksi, sehingga air susu didorong menuju puting payudara.
Jadi semakin bayi mengisap, maka semakin banyak air susu yang dihasilkan Evaluasi: Ibu bersedia untuk terus menyusui bayinya.
4. Memberitahu ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti nasi, lauk pauk (ikan, telur, daging, dll), buah-buahan, sayur-sayuran, memperbanyak minum air putih serta menganjurkan ibu untuk tidak berpantang makan selama masa nifas.
Rasionalisasi: Menurut Saleha (2009) kebutuhan nutrisi dan cairan ibu nifas yaitu mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup dan minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga asupan nutrisinya.
5. Menginformasikan kepada ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan mandi 2 kali sehari, membersihkan daerah genetalia setelah BAB dan BAK dengan cara menyiram dari depan ke belakang dan mengganti pembalut dengan pembalut yang baru dan bersih apabila terasa penuh (minimal 2 kali dalam sehari).
Rasionalisasi: Menurut Saleha (2009) pada masa postpartum seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu postpartum adalah: membersihkan seluruh tubuh terutama perineum, membersihkan daerah kelamin dengan membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah sekitar anus, mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari dan mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
Evaluasi : Ibu mengerti.
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa selama 6 bulan.
Rasionalisasi : Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui ASI selama paling sedikit 6 bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun (WHO, 2005). Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya pemberian ASI eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan (Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014)
Evaluasi : Ibu merencanakan untuk memberikan ASI saja selama 6 bulan.
CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI II
Tanggal : 17 Mei 2021 Pukul : 14.00 WIB Tempat : Rumah Pasien
S : Ibu mengatakan ASI nya sudah lancar.
Makan 3x sehari dengan nasi sayur lauk. Minum 2 botol 600ml
Tidur 4 jam pada malam hari. Ibu susah tidur karena terbangun merawat bayi.
O : 1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis 3. Tekanan darah : 110/70 mmHg 4. Nadi : 84 x/menit 5. Respirasi : 22 x/menit 6. Suhu : 36.6 0C 7. Berat Badan : 54 kg
8. Abdomen : tidak teraba adanya kontraksi, TFU berada di pertengahan pusat simpisis
9. Dada (payudara): Simetris, tidak ada retraksi kulit payudara, puting susu menonjol, tidak ada massa/ benjolan dan pengeluaran ASI lancar 10. Genetalia : tidak ada infeksi. Terdapat pengeluaran lochea
sanguinolenta.
11. Ekstrimitas (Atas dan Bawah)
Atas : Tidak ada oedema, kuku bersih, warna kuku merah muda.
Bawah: Tidak ada oedema, tidak ada varices, kuku bersih, warna kuku merah muda
A : Ny L 25 tahun P1A0 post partum hari ke 14 P :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.
Rasionalisasi : Memberitahu hasil pemeriksaan merupakan salah satu hak pasien (Depkes RI, 2012).
Evaluasi : Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan memberikan KIE tentang oijat oksitosin dan emberian aromaterapi lavender untuk emningkatkan kualitas tidur pada ibu.
Rasionalisasi : Menurut Anggraini (2010) wanita pasca persalinan harus cukup istirahat, delapan jam pasca persalinan ibu harus tidur terlentang untuk mencegah perdarahan. Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menjaga pola istirahatnya dan bersedia untu melakukan pijat oksitosin untuk membantu meningkatkna kualitas tidurnya.
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan dan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dan berserat tinggi.
Rasionalisasi : Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting harus memenuhi sebagai berikut:
a) Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan.
b) Memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui,sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati.
c) Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 lter per hari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).
d) Pil zat besi (Fe) harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
Hasil : Ibu bersedia untuk menjaga pola makannya dan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi, bergizi dan berserat tinggi.
4. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Rasionalisasi : Menjaga kehangatan bayi untuk mecegah terjadinya hipotermi pada bayi dan perawatan bayi sehari-hari dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi.
Hasil : Ibu mengerti tentang konseling yang telah diberikan mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
Rasionalisasi : Ibu yang menyusui bayinya dapat membantu kontraksi uterus setelah melahirkan sehingga dapat mencegah perdarahan pada ibu.
Dan manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang (Roesli, 2000).
Hasil : Ibu bersedia untuk menyusui bayinya, tetapi ASI nya belum lancar
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi daun pepaya untuk memperlancar ASI
Rasionalisasi : Daun papaya mengandung enzim papain dan kalium, fungsi enzim berguna untuk memecah protein yang dimakan sedangkan kalium berguna untuk memenuhi kebutuhan kalium dimasa menyusui.karena jika kekurangan kalium maka badan akan terasa lelah, dan kekurangan kalium juga menyebabkan perubahan suasana hati menjadi depresi, sementara saat menyusui ibu harus berfikir positif dan bahagia.
(Wiknjosastro, 2009)
Hasil : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi daun papaya untuk memperlancar ASI
7. Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya masa nifas yaitu perdarahan banyak pada jalan lahir, cairan yang keluar dari vagina berbau busuk, suhu tubuh >38oC, tekanan darah melebihi batas normal, pusing dan lemas yang berlebihan, pandangan kabur, nyeri pada bagian perut dan pinggang yang berlebihan, dan bengkak pada ekstrimitas serta meminta ibu untuk segera menghubungi petugas kesehatan jika mengalami tanda bahaya masa nifas dan jika ada keluhan.
Rasionalisasi : Beberapa wanita setelah melahirkan secara fisik merasakan ketidaknyamanan terutama pada 6 minggu pertama setelah melahirkan di antaranya mengalami beragam rasa sakit, nyeri, dan gejala tidak menyenangkan lainnya adalah wajar dan jarang merupakan tanda adanya sebuah masalah. Namun tetap saja, semua ibu yang baru melahirkan perlu menyadari gejala-gejala yang mungkin merujuk pada komplikasi pasca persalinan (Murkoff, 2007).
Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda-tanda masa nifas dan berjanji akan segera menghubungi tenaga kesehatan apabila ia mengalaminya.
8. Memberi informasi terkait macam-macam metode kontrasepsi dan menganjurkan ibu untuk segera memikirkan kontrasepsi yang akan digunakan.
Rasionalisasi : supaya ibu memiliki persiapan dalam keluarga berencana Hasil : Ibu paham dan bersedia. Ibu dan suami telah memutuskan untuk KB IUD
DATA BAYI BARU LAHIR
Tanggal : 04 Mei 2021
Jam : 17.00 WIB
Tempat : BPM Rina Ashar Kartasura
A. DATA SUBJEKTIF 1. Keadaan BBL
a. Antopometri 1) BB : 2900 gr 2) PB : 49 cm 3) LK : 33 cm 4) LD : 33 cm
b. Keadaan Fisik : baik, lengkap, normal c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Penanganan awal BBL : mengeringkan bayi, menjaga kehangatan bayi, IMD.
e. Imunisasi yang sudah diberikan : Hb-0 dan pemberian VIT K
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik b. Tanda-tanda vital
1) Suhu : 36,70C 2) Nadi : 128 x/menit 3) Respirasi : 46 x/menit 2. Pemeriksan Fisik
a. Mata : Sklera putih, tidak ada kelainan b. Kulit : Tidak ikterik, warna kemerahan
c. Dada : tidak ada tarikan dinding dada, bunyi paru bersih, bunyi jantung regular.
d. Abdomen : Tidak ada kelainan
e. Tali pusat : Tidak ada tanda-tanda infeksi f. Ekstremitas : Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
g. Genetalia : testis sudah turun ke skrotum
h. Anus : Berlubang
3. Reflek
a. Reflek moro : baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan b. Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
c. Reflek sucking: baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan kemulutnya.
d. Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher disentuh
4. Pola pemenuhan kebutuhan dasar
a. Nutrisi : walaupun ASI belum lancar, tapi sampai saat ini bayi hanya minum ASI langsung dari ibunya.
b. Eliminasi : Urine keluar 3-4 kali dalam sehari dan BAB masih dalam bentuk meconium.
c. Hyginene : bayi sudah dimandikan
d. Perawatan tali pusat : tali pusat terbungkus kassa kering (tanpa dibubuhi apapun) dan diganti tiap 2 kali sehari atau jika terlihat lembab/basah.
C. ANALISIS DATA
By. Ny. L umur 6 jam lahir normal cukup bulan
D. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu/orang tua bahwa hasil pemeriksaan pada bayi. Bayi dalam keadaan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan baik akan membuat psikologis ibu tenang dan tidak mengkhawatirkan bayinya Hasil : Ibu merasa senang dan bahagia mengetahui kondisi bayi laki-lakinya dalam keadaan baik
2. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat bayi yaitu setelah dimandikan atau terasa basah/lembab kemudian dikeringkan dan dibungkus dengan kassa steril tanpa diberikan ramuan apapun.
Rasionalisasi : Sebagai upaya pencegahan infeksi pada bayi.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang perawatan tali pusat bayi
3. Memberikan KIE pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti hisapan bayi lemah atau tidak mau menyusu, bayi kesulitan
bernafas, bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk minum ASI, warna kulit biru atau kuning, suhu bayi terlalu panas atau terlalu dingin, bayi muntah terus menerus, bayi tidak BAB dalam 3 hari setelah lahir, mata mengeluarkan cairan atau nanah.
Rasionalisasi : ibu dan keluarga harus mengetahui kondisi bayi agar dapat mencegah terjadinya komplikasi pada bayi.
Hasil : ibu dan keluarga mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir.
4. Memberi motivasi pada ibu untuk terus memberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kelahiran dan tidak perlu khawatir ASI kurang.
Rasionalisasi : Support dari lingkungan sangat bermanfaat bagi kondisi psikologis ibu pada saat proses menyusui. Hal ini terkait dengan seringnya rasa khawatir yang timbul pada ibu salah satunya adalah khawatir produksi ASI yang tidak cukup bagi bayinya. Penjelasan dan edukasi dari bidan sebagai pendamping ibu sangat membantu untuk menurunkan rasa cemas pada ibu khususnya terkait produksi ASI bagi bayinya.
Hasil : Ibu bersedia untuk memberikan ASI pada bayinya
DATA PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR I
Tanggal : 11 Mei 2021 Pukul : 09.00 WIB Tempat : Rumah Pasien
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya aktif menyusu, tidak terlalu rewel B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum : Baik Tanda-tanda vital
a. Suhu : 36,70C b. Nadi : 128 x/menit c. Respirasi : 46 x/menit 2. Pemeriksan Fisik
a. Mata : Sklera putih, tidak ada kelainan b. Kulit : Tidak ikterik, warna kemerahan
c. Dada : tidak ada tarikan dinding dada, bunyi paru bersih, bunyi jantung regular.
d. Abdomen : Tidak ada kelainan
e. Tali pusat : Tidak ada tanda-tanda infeksi f. Ekstremitas : Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap g. Genetalia : testis sudah turun ke skrotum
h. Anus : Berlubang
3. Pola pemenuhan kebutuhan dasar
a. Nutrisi : walaupun ASI belum lancar, tapi sampai saat ini bayi hanya minum ASI langsung dari ibunya.
b. Eliminasi : Urine keluar 3-4 kali dalam sehari dan BAB masih dalam bentuk meconium.
c. Hyginene : bayi sudah dimandikan d. Perawatan tali pusat : tali pusat sudah lepas C. ANALISIS DATA
By. Ny. L neonatus usia 7 hari.
D. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu/orang tua bahwa hasil pemeriksaan pada bayi. Bayi dalam keadaan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Rasionalisasi : Dengan mengetahui kondisi bayinya dalam keadaan baik akan membuat psikologis ibu tenang dan tidak mengkhawatirkan bayinya
Hasil : Ibu merasa senang dan bahagia mengetahui kondisi bayi laki-lakinya dalam keadaan baik.
2. Mengingatkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dengan ASI secara ekslusif yaitu ASI yang diberikan pada bayi selama 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun dan menyusui sesering mungkin secara on demand ( setiap 2 jam).
Rasionalisasi : Memberikan ASI selama 6 bulan penuh dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi, mencegah masalah-masalah pencernaan pula pada bayi.
Hasil : Ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya.
3. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan bayi dengan mandikan bayi setiap pagi hari dan sore hari, mengganti pakaian bayi ketika kotor.
Rasionalisasi : Menjaga kebersihan dapat membantu bayi tertular dari infeksi maupun penyakit.
Hasil : Ibu mengerti, ibu sudah memandikan bayinya setiap pagi dan sore 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian
atau popok apabila basah, membedong bayi.
Rasionalisasi : Kehangatan pada bayi sangat perlu diawasi, karena dari kehangatan bayi akan selalu stabil suhunya dan juga kesehatannya.
Hasil : Ibu sudah mengganti pakaian bayi setiap kali basah.
5. Menganjurkan ibu untuk mengimunisasi BCG bayinya pada saat bayi berumur 1 bulan.
Rasionalisasi : engan adanya imunisasi BG akan mengurangi tertularnya penyakit pada bayi.
Hasil : Ibu bersedia mengimunisasikan bayinya.