• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga T1 132009066 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan Siswa Kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga T1 132009066 BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sarana

pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya

manusia yang berkualitas. Pendidikan yang mampu mendukung pembanganan

bangsa dan Negara dimasa yang akan datang adalah pendidikan yang mampu

mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa sehingga benar-benar

selaras dengan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan

nasional.

Pendidikan nasional akan ditingkatkan menuju pengembangan kualitas

dan kesepadanan kepotensi umum dalam rangka mewujudkan tujuan

pembangunan dibidang pendidikan sekaligus mengantisipasi ketidakmampuan

menjawab tantangan zaman. Sebagai salah satu wahana yang dijadikan tenaga

siap tampil adalah sekolah menengah kejuruan (SMK). SMK merupakan lembaga

pendidikan yang mencetak tenaga terampil untuk mempersiapkan diri dalam

menjawab tantangan zaman dengan pemenuhan kompetensi diberbagai

pengembangan. Program pengembangan SMK terhadap faktor-faktor non

psikologis telah banyak dilakukan seperti: penambahan jam pelajaran,

penambahan jam praktikum, meningkatkan standar kelulusan. Tetapi jika

pembenahan tersebut tidak diimbangi dengan usaha pengembangan pada diri

(2)

Tentang self-efficacy, Bandura (1977), mendefinisikan sebagai keyakinan

diri dalam pertimbangan seseorang akan kemampuannya untuk

mengorganisasikan dan menampilkan tindakan yang diperlukan dalam mencapai

kinerja yang diinginkan. Hal ini tidak tergantung pada jenis keterampilan/

keahlian yang dimiliki seseorang, tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang

apa yang dapat dilakukan menyangkut sebesar usaha yang dikeluarkan seseorang

dalam suatu tugas dan seberapa lama orang akan bertahan. Keyakinan yang kuat

akan kemampuan diri menyebabkan seseorang terus berusaha sampai tujuan

tercapai. Namun apabila keyakinan tidak kuat, seseorang cenderung akan

mengurangi usahanya bila menemui masalah. Self-efficacy mempengaruhi bagaimana individu merasakan, berfikir, memotivasi diri sendiri, dan bertingkah

laku. Tindakan individu, self-efficacy menentukan kesiapan individu dalam merencanakan apa yang harus dilakukannya. Individu dengan keyakinan diri

tinggi tidak mengalami keragu-raguan dan mengetahui apa yang harus dilakukan.

Dengan self-efficacy yang tinggi individu memiliki tujuan yang sesuai dengan harapannya (dalam Bandura 1977).

Bandura (dalam Nevid, 2003), juga menyebutkan bahwa seseorang yang

mempunyai self-efficacy tinggi dianggap dapat mengatasi tantangan dihadapai dengan segala kemampuan yang dimilikinya, karena didalamnya terdapat rasa

percaya diri. Dalam mengatasi masalah, termasuk yakin dapat mengatasi

tugas-tugas ujian, pekerjaan sehingga individu tersebut memperoleh hasil yang positif

bagi dirinya. Dengan keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimiliki

(3)

yang dimilikinya tersebut. Hal tersebut didukung oleh Baron dan Greenberg yang

menyatakan, bahwa self efficacy sebagai suatu keyakinan seseorang mengenai

kemampuanmya dalam melakukan tugas-tugas tertentu yang spesifik

(Nawangsari, 2001).

Menurut Bandura (1994), seseorang yang memiliki self-efficacy yang rendah memiliki keraguan akan kemampuam yamg dimilikinya dan menganggap

tugas yang sulit adalah suatu rintangan yang harus dihindari oleh individu.

Orang-orang yang memiliki self-efficacy rendah termasuk didalamnya adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang rendah, pesimis dan mudah putus asa. Dan jika

individu mulai memiliki gejala-gejala yang sudah disebutkan, maka untuk

berharap untuk pekerjan dimasa akan datang kemungkinan kecil.

Padahal dalam hidup seseorang pasti memiliki harapan atau aspirasi atas

kehidupannya. Aspirasi adalah harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa

yang akan datang. Dari harapan dan tujuan untuk mencapai keberhasilan kedepan

disinilah seseorang dapat berkembang untuk maju. Tetapi hal tersebut perlu

diimbangi dengan adanya usaha-usaha untuk mencapai semua itu. Seperti

siswa-siswi SMK Kristen Salatiga sejak awal masuk sudah menentukan jurusan apa

yang akan diambilnya. Dengan demikian, pasti ada harapan dan tujuan untuk ke

depan nanti.

Setiap individu membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya.

(4)

aspirasi terdiri dari beberapa elemen, pada tingkatan yang paling mendasar,

aspirasi mengindikasikan seseorang atau kelompok yang berorientasi pada suatu

tujuan. Hal ini didasari dari konsep perbedaan individual yang dimiliki oleh setiap

orang. Dimana siswa tingkat aspirasi yang tergolong terbatas, tetapi memiliki

pangkat atau derajat yang tinggi.

Oleh karena itu, sejak awal seseorang mempunyai keahlian khusus pada

dirinya dan individu kembangkan untuk kedepan. Tingkat aspirasi pekerjaan

untuk setiap orang harus dimiliki. Karena hidup tidak bisa hanya tergantung pada

orang lain saja, bahkan sejak kecil individu sudah memiliki cita-cita, harapam dan

tujuan untuk mencapai keberhasilan. Individu menetapkan tujuan-tujuan yang

menentang dan memelihara komitmen yang kuat terhadap tujuan tersebut, serta

memotivasi diri untuk mencapaimya dengan meningkatkan dan mempertahankan

usaha-usaha mereka ketika menghadapi kegagalan. (Bandura, 1997).

Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Kristen Salatiga dan juga hasil wawancara pada guru dan beberapa siswa dalam

hubungan antara Tingkat aspirasi Pekerjaan dengan self-efficacy siswa perlu diteliti. Menurut guru SMK Kristen (BM) Salatiga, sebagian siswa memiliki

harapan yang tinggi dalam memiliki pekerjaan tetapi keyakinan dirinya masih

kurang. Jadi memang masih banyak yang memang perlu ditolong dalam sistem

belajarnya bahkan tingkat keyakinannya kurang. Perlu adanya tindakan untuk hal

tersebut sehingga ada pembenahan di dalam sistim para siswa.

Dari beberapa siswa yang ditemui, menyatakan bahwa kelemahan siswa

(5)

besoknya akan ulangan mereka tidak belajar. Siswa lebih senang terjun langsung

ke lapangan daripada mengerjakan tugas secara tertulis. Beberapa siswa sering

tertinggal pelajaran, karena membolos ataupun terlambat masuk sekolah, karena

perlu diketahui bahwa terlambat 1 menitpun tidak diperbolehkan untuk masuk,

entah itu siswa ataupun guru. Siswa hanya saja menganggap sekolah adalah

rutinitas dan kewajiban individu dikeluarga dan disekolah. Terpenting bagi siswa

adalah siswa sekolah dan bisa lulus tepat waktu, lalu mendapatkan kerja sesuai

dengan bidangnya. Untuk masalah gaji siswa berharap bisa mendapatkan gaji

yang tinggi ditempatkan dibagian yang sesuai dengan kemampuan. Ada pula yang

hanya pasrah akan bekerja apa saja, karena menyadari bahwa hanya lulusan SMK

dan tidak terlalu pintar seperti teman-temannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, penulis berpendapat dan

mengatakan bahwa anak-anak yang ada disekolah favorite yang notabene terdapat

siswa yang berprestasi, apakah terdapat siswa-siswa yang memiliki Self-Efficacy

dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan yang rendah. Dari rasa ingin tahu, itulah yang

membuat penulis ingin mengetahui letak dalam dan meneliti bagaimana kesadaran

siswa-siswi SMK Kristen (BM) Salatiga.

Tingkat aspirasi pekerjaan dan efikasi diri siswa itu sangat penting dan

memang harus dimiliki oleh setiap individu. Sehingga menjadi motivasi individu

untuk terus maju dan mencapai setiap cita-cita yang dimiliki setiap siswa, dan

mencapai keberhasilan bagi individu. Dalam penelitian sebelumnya bahwa adanya

pengaruh yang signifikan hubungan efikasi diri terhadap minat berwirausaha,

(6)

dengan Harapan Berwirausaha Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di

SMK Negeri 6 Yogyakarta”, dengan Alpha 0,810 signifikan p 0,004 < p table

0,05 dan menunjukan ada korelasi. Dilihat dari hasil penelitian sebelumnya, serta

kenyataan konteks SMK Kristen Salatiga sebagai tempat observasi penulis, telah

memberikan pemahaman bahwa hasil-penalitian mengenai hubungan antara

tingkat aspirasi dalam pekerjaan dengan efikasi diri perlu untuk diangkat kembali.

Pada februari 2013 penulis melakukan penelitian pada siswa kelas IX

SMK Kristen (BM) Salatiga. Penulis memilih secara acak siswa kelas IX yang

berjumlah 30 siswa. Dan penulis menyebarkan skala Self-Efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

Tabel 1.1

Data skala Self-Efficacy pada siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga

KATEGORI RANGE/SKOR FREQUENCY PERCENT

Rendah 81 – 89 7 24.3%

Data skala Self-Efficacy pada siswa kelas XI SMK Kristen(BM) Salatiga

KATEGORI RANGE/SKOR FREQUENCY PERCENT

Rendah 25 – 29 7 23.3 %

Sedang 30 – 34 8 27.0 %

Agak tinggi 35 – 39 7 23.3 %

Tinggi 40 – 44 8 26.4 %

(7)

Dari tabel 1.1 sebagian besar siswa (28,7%) memiliki Self-Efficacy pada

kategori Tinggi dan diharapkan siswa memiliki tingkat aspirasi pekerjaan pada

tabel 1.2 tinggi juga, namun data pra penelitian pada kategori tabel 1.2

menunjukan : Sedang (27,0%). Bila dilakukan analisis korelasi mempunyai

kemungkinan tidak ada hubungan yang signifikan antara Self-Efficacy dengan

Tingkat Aspirasi Pekerjaan, untuk memastikan ada tidaknya hubungan perlu

dilakukan penelitian dengan populasi yang lebih luas pada siswa kelas XI SMK

Keisten (BM) Salatiga. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul:” Hubungan

Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang

signifikan antara Antara Self-efficacy dengan Tingkat Aspirasi Pekerjaan siswa kelas XI SMK Kristen (BM) Salatiga.

1.3Tujuan Masalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan

(8)

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Jika dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan yang

signifikan antara Self-Efficacy dan Tingkat Aspirasi Pekerjaan pada siswa maka hasil peneliian ini sejalan dengan hasil penelitian Arista (2012). Bila

penelitian ini menemukan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara

Self-Efficacy dan Tingkat Aspirasi Pekerjaan pada siswa maka hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Guru

Guru dapat memberikan saran dan memotivasi siswa-siswinya agar

mempunyai aspirasi pekerjaan dan Self-Efficacy yang kuat dari sekarang.

2. Bagi Siswa

Agar siswa tahu seberapa pentingnya mereka memiliki aspirasi

pekerjaan dan efikasi yang kuat pada diri mereka, untuk

perkembanganya dan masa depanya kedepan.

1.5Sistematika penulisan

Penulis membagi penulisan skripsi ini ke dalam 5 bab, yaitu:

Bab I, Pendahuluan yang berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan

(9)

Bab II, Landasan teori, yang berisi tentang: self-efficacy yang didalamnya meliputi; pengertian self-efficacy, sumber-sumber self-efficacy, komponen self-efficacy, fungsi self-efficacy, faktor yang mempengaruhi self-efficacy Tingkat Aspirasi Pekerjaan, yang didalamnya meliputi; pengertian aspirasi, pengertian

pekerjaan, tingkat aspirasi pekerjaan, fungsi tingkat aspirasi pekerjaan, faktor

yang mempengaruhi tingkat aspirasi pekerjaa, aspek-aspek tingkat aspirasi

pekerjaan. Teori hubungan tingkat aspirasi pekerjaan dengan efikasi diri,

penelitian yang relevan dan hipotesis.

Bab III, Metode Penelitian, yang berisi: jenis penelitian, subjek penelitian,

veriabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas item,

pembagian kelompok eksperimen dan kelompok control, pretes dan teknik

analisis data.

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi: gambaran subjek

penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis data, dan pembahasan.

Gambar

Tabel 1.1 Data skala Self-Efficacy pada siswa kelas XI SMK Kristen (BM)
tabel 1.2 tinggi juga, namun data pra penelitian pada kategori tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir Bukan Skripsi (TABS) diantaranya: 1) Makalah ilmiah sebagai karya tulis mahasiswa hasil analisis suatu karya produk, desain teknologi atau seni yang.. menekankan

[r]

Dalam MLR, multikolinearitas pada matriks X menghasilkan ( X X T ) yang tidak berpangkat penuh ( singular ) sehingga dengan metode Ordinary Least Square (OLS) tidak

Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi yang tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relative rendah, namun ada siswa yang walaupun

Strategi relokasi bagi pedagang kaki lima (PKL) yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, bertujuan untuk menata kota. Strategi relokasi ini harus

Thus, the presence of foreign firms in the Indonesian pharmaceutical industry generate higher technical efficiency change for domestic suppliers as these foreign firms tend to

Peningkatan intensitas warna pada ikan badut menunjukkan bahwa pemberian astaxanthin sebanyak 30 mg (perlakuan C) dan 40 mg (perlakuan D) kedalam pakan memberikan

Dalam hal terjadinya kahar atau gangguan teknis (contoh : gangguan daya listrik, gangguan jaringan, gangguan aplikasi) terkait dengan pelaksanaan e-Tendering yang mengakibatkan