vii
ABSTRAK
Kebutuhan energi di dunia khususnya di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat, bertambahnya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pemakaian energi yang terus bertambah. Bahan bakar minyak (BBM), batubara dan gas menjadi sumber energi utama untuk ketersediaan listrik di Indonesia. Namun ketersedian bahan bakar tersebut semakin menipis.Atas dasar kondisi sekarang ini, muncul adanya ide untuk memanfaatkan energi baru terbarukan. Salah satu sumber energi terbarukan yang dapat diandalkan adalah angin. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja dari sebuah model kincir angin.
Kincir angin yang diteliti adalah kincir angin propeler tiga sudu berporos horizontal dengan diameter rotor 80 cm. Sudu kincir dibuat dari belahan dinding silinder dengan sudu sektor 80o berbahan dasar kayu yang dilapisi dengan seng.
Rotor kincir dibuat dalam tiga variasi diameter silinder, yaitu 15 cm, 20 cm dan 25 cm. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan fan blowerdi Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma. Agar mendapatkan daya kincir, torsi, koefisien daya maksimal, dan tip speed ratio pada kincir, maka poros kincir dihubungkan ke mekanisme pengereman yang berfungsi sebagai beban pada kincir. Besarnya beban kincir dapat diukur pada neraca pegas. Putaran kincir angin diukur mengunakantakometer dan kecepatan angin diukur menggunakan anemometer. Kecepatan udara yang ditetapkan berkisar antara 7 m/s hingga8m/s.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kincir angin dengan diameter silinder 15 cm menghasilkan koefisien daya maksimal 14,4% pada tip speed ratio
2,24. Kincir angin dengan diameter silinder 20 cm menghasilkan koefisien daya maksima 16,4% pada tip speed ratio 1,8. Kincir angin dengan diameter silinder 25 cm menghasilkan koefisien daya maksimal 23,7% pada tip speed ratio 2,24. Kincir angin dengan diameter silinder 25 cm menghasilkan koefisien daya dan tip speed ratio paling tinggi dibandingkan variasi diameter silinder 15 cm dan 20 cm.
viii
ABSTRACT
The need of energy in the world especially in Indonesia is increasing year by year. This happens because of the population increase, economic growth, and energy consumption. Fuel oil, coal, and gas are major energy sources for availability of Electricity in Indonesia. However the availability of the fuel is running low. Therefore, there is an idea to utilize renewable energy. One of the renewable energy sources which can be used is wind. The aim of this research is to know the performance of a wind-turbine model.
The model of wind-turbine which is examined in this research is three blade propeller wind-turbine with horizontal axis and 80cm of rotor diameter. Turbine blade is made from parts of wall cylinder zinc plated wood and sector angle 80o. Turbine rotor is made in cylinder diameter variations, which is 15 cm, 20 cm, and 25 cm. the study was conducted by using a fan blower in the energy conversation laboratory of the University of Sanata Dharma. In order to obtain wind-turbine power, torque, maximum power coefficient, and tip speed ratio at the wheel, the wheel shaft is connected to a braking mechanism that serves as the load on the wheel. The magnitude of the load wheel is measured on a spring balance. Rotation speed wind-turbine is measured using tachometers and wind speed is measured using anemometer. Set air speed ranges from 7 m/s to 8 m/s.
The result showed the wind-turbinewith 15 cm of cylinder diameter produces 14.4 % of maximum power coefficient on 2.24 of tip speed ratio. Wind-turbine with 20 cm of cylinder diameter produces 16.4 % of maximum power coefficient 1.8 of tip speed ratio. Wind-turbine with 25 cm of cylinder diameter produces 23.7 % of maximum power coefficient 2.24 of pad tip speed ratio. Wind-turbine with 25 cm of cylinder diameter generated power coefficient and tip speed ratio which is the highest compared to the variation in 15 cm and 20 cm of cylinder diameter.
i
UNJUK KERJA MODEL ROTOR KINCIR ANGIN PROPELER
TIGA SUDU BERBAHAN DASAR KAYU BERLAPIS SENG
DENGAN SUDU DARI BELAHAN DINDING SILINDER DAN
SUDUT SEKTOR 80
oTUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derjat sarjana S-1
Diajukan oleh :
ANTHONIUS ADITYA SURYADI NIM :115214002
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
THE PERFORMANCE OF THREE BLADE PROPELLER
WIND-TURBINE ROTOR MODEL MADE FROM PARTS OF
WALL CYLINDER ZINC PLATED WOOD AND
SECTOR ANGLE 80
oFINAL PROJECT
As partitial fulfillment of the requirement
to obtain theSarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
By
ANTHONIUS ADITYA SURYADI Student Number : 115214002
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHONOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
UNJUK KERJA
MODEL ROTOR KINCIR ANGIN PROPELER
TIGA
SUDUBERBAHAN
DASAR
KAYU BERLAPIS
SENGDENGAN
SUDUDARI BELAHAN DINDING SILINDER DAN
SUDUT SEKTOR
8OOTelah Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
lll
\'
NIIrff'J t)214002{?ffi.S
trffiE
p
{1"
?:.
1ff:*
\\
-D
effi-n
LffiS
?ID
*t^^.
t
T]NJUK
KERJA MODEL
ROTORKINCIR
A]YGIN PROPELER TTGA STIDUBERBAI{AN
DASARKAYU
BERLAPIS SENGDENGAN SUDU
DARI BELAHAN
DI1YDINGSILINDER DAN
STJDUT SEKTOR 80"
Dipersiapkan dan disusun oleh :
NAMA
: ANTHONIUS ADITYA SURYADIYogyakarta,l6 Februari 2016 Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanak Dharrna Dekan,
Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D.
1V
PERI\-YATAAN KEASLIAN
TUGAS
AKHIR
Dengan ini saya menyatakan sesungguhnya Tugas Akhir dengan judul :
UNJUK KERJA MODEL ROTOR
KTNCIR
ANGIN PROPELER
TIGA
SUDUBERBAHAN
DASAR
KAYU BERLAPIS
SENGDENGAN
SUDUDARI BELAHAN DINDING SILINDER DAN
ST]DT]T
SEKTOR
80"Yang dibuat untuk mel iib ditempuh untuk menjadi
Sarjana Teknik pada in Fakultas Sains dan
Teknologi, Univ yang saya ketahui
bukan Loublikasikan di
Perguruan dalam
daftar
Dibuat di Y
Padatanggal 1
Penulis
Anthonius Aditya Suryadi
aratan
Ks4@;
LEMBAR PER}IYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA
ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma .
Nama
:
ANTHONIUS ADITYA SURYADINomorMahasiswa
:
115214002Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
UNJUK KERJA MODEL ROTOR
KINCIR
ANGIN PROPELER
TIGA
SUDUBERBAHAN
DASAR
KAYU BERLAPIS
SEI{G
DENGAN
SUDUDARI BBLAHAN DINDING SILINDER DAN
SUDUT SEKTOR
80"Dengan demikian saya memberikan |<epada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma
hak
un{uk menyimpaq mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusi|<an secara terbatas, danmempublikasikanya di internpt atau mpdia lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta
ijin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 16 Februari 2016
Yang menyatakan
3€
Anthonius Aditya Suryadi
vii
ABSTRAK
Kebutuhan energi di dunia khususnya di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat, bertambahnya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pemakaian energi yang terus bertambah. Bahan bakar minyak (BBM), batubara dan gas menjadi sumber energi utama untuk ketersediaan listrik di Indonesia. Namun ketersedian bahan bakar tersebut semakin menipis.Atas dasar kondisi sekarang ini, muncul adanya ide untuk memanfaatkan energi baru terbarukan. Salah satu sumber energi terbarukan yang dapat diandalkan adalah angin. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja dari sebuah model kincir angin.
Kincir angin yang diteliti adalah kincir angin propeler tiga sudu berporos horizontal dengan diameter rotor 80 cm. Sudu kincir dibuat dari belahan dinding silinder dengan sudu sektor 80o berbahan dasar kayu yang dilapisi dengan seng. Rotor kincir dibuat dalam tiga variasi diameter silinder, yaitu 15 cm, 20 cm dan 25 cm. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan fan blowerdi Laboratorium Konversi Energi Universitas Sanata Dharma. Agar mendapatkan daya kincir, torsi, koefisien daya maksimal, dan tip speed ratio pada kincir, maka poros kincir dihubungkan ke mekanisme pengereman yang berfungsi sebagai beban pada kincir. Besarnya beban kincir dapat diukur pada neraca pegas. Putaran kincir angin diukur mengunakantakometer dan kecepatan angin diukur menggunakan anemometer. Kecepatan udara yang ditetapkan berkisar antara 7 m/s hingga8m/s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kincir angin dengan diameter silinder 15 cm menghasilkan koefisien daya maksimal 14,4% pada tip speed ratio 2,24. Kincir angin dengan diameter silinder 20 cm menghasilkan koefisien daya maksima 16,4% pada tip speed ratio 1,8. Kincir angin dengan diameter silinder 25 cm menghasilkan koefisien daya maksimal 23,7% pada tip speed ratio 2,24. Kincir angin dengan diameter silinder 25 cm menghasilkan koefisien daya dan tip speed ratio paling tinggi dibandingkan variasi diameter silinder 15 cm dan 20 cm.
viii
ABSTRACT
The need of energy in the world especially in Indonesia is increasing year by year. This happens because of the population increase, economic growth, and energy consumption. Fuel oil, coal, and gas are major energy sources for availability of Electricity in Indonesia. However the availability of the fuel is running low. Therefore, there is an idea to utilize renewable energy. One of the renewable energy sources which can be used is wind. The aim of this research is to know the performance of a wind-turbine model.
The model of wind-turbine which is examined in this research is three blade propeller wind-turbine with horizontal axis and 80cm of rotor diameter. Turbine blade is made from parts of wall cylinder zinc plated wood and sector angle 80o. Turbine rotor is made in cylinder diameter variations, which is 15cm, 20cm, and 25cm. the study was conducted by using a fan blower in the energy conversation laboratory of the University of Sanata Dharma. In order to obtain wind-turbine power, torque, maximum power coefficient, and tip speed ratio at the wheel, the wheel shaft is connected to a braking mechanism that serves as the load on the wheel. The magnitude of the load wheel is measured on a spring balance. Rotation speed wind-turbine is measured using tachometers and wind speed is measured using anemometer. Set air speed ranges from 7 m/s to 8 m/s.
The result showed the wind-turbinewith 15 cm of cylinder diameter produces 14.4 % of maximum power coefficient on 2.24 of tip speed ratio. Wind-turbine with 20 cm of cylinder diameter produces 16.4 % of maximum power coefficient 1.8 of pad tip speed ratio. Wind-turbine with 25 cm of cylinder diameter produces 23.7 % of maximum power coefficient 2.24 of pad tip speed ratio. Wind-turbine with 25 cm of cylinder diameter generated power coefficient and tip speed ratio which is the highest compared to the variation in 15 cm and 20 cm of cylinder diameter.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan limpahan rakhmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir.
Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
mendapatkan gelar sarjana S-1pada program studi Teknik Mesin, Universitas
Sanata Dharma.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini banyak pihak-pihak
yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyapaikan
ucapatan trimakasih kepada :
1. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku ketua pogram studi
Teknik Mesin, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Ir. Rines, M.T., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah
membimbing dan mendampingi dalam penyelesian Tugas Akhir.
4. Bapak Budi Setya Handana, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing dan mendampingi selama
perkuliahaan.
5. Seluruh dosen program studi Teknik Mesin yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Seluruh karyawan dan staff Universitas Sanata Dharma yang telah
x
7. Bapak Widagdo dan Ibu Chatarina Hartanti selaku orang tua penulis
yang telah mendukung serta memberi doa restu sehingga penulisan
Tugas Akhir ini dapat selesai.
8. Keluarga penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
9. Teman-teman Teknik Mesin khususnya angkatan 2011, yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu terimakasih atas segala bantuannya sehingga
Tugas Akhir ini dapat selesai.
10. Teman-teman UKF dan UKM Basketball Sanata Dharma, teman-teman
Tasura 52, teman Wisma Manunggal, teman SSAB,
teman-teman PT. Sinar Alam Permai, serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu selama penyusunan Tugas
Akhir.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Sehingga saran dan kritik yang membangunsanggat penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Yogyakarta, 16Februari 2016
Penulis
xi
DAFTAR SIMBOL
SimbolKeterangan
A Luas penampang (m2)
Cp Koefisien daya (%) d Diameter kincir (m)
Ek Energi kinetik (joule) F Gaya pengimbang (N)
l Panjang lengan torsi (m)
m Masa (kg)
ṁ Masa udara yang mengalir pesatuanwaktu (kg/s)
n putaran poros(rpm)
Pin Daya angin (watt) Pout Daya kincir (watt)
r Jari-jari
T Torsi (N.m)
tsr Tip speed ratio
v Kecepatan angin (m/s) Masa jenis udara(kg/m3)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
DAFTAR DEWAN PENGUJI ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... v
LEMBAR PUBLIKASI ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRAC ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR SIMBOL ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah... 3
1.3Batasan Masalah ... 3
1.4Tujuan Penelitian ... 4
1.5Manfaat Penelitian ... 4
BAB II DASAR TEORI... 5
2.1Energi Angin... 5
2.2Jenis-Jenis Angin ... 6
2.3Kincir Angin ... 9
2.4Rumus Perhitungan... 13
BAB III METODE PENELITIAN... 18
3.1Diagram Penelitian ... 18
xiii
3.3Waktu dan Tempat Penelitian... 19
3.4Bahan dan Alat ... 19
3.5Bentuk Sudu Kincir ... 24
3.6Variabel Penelitian ... 28
3.7Langkah-Langkah Penelitian ... 29
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1Data Hasil Penelitian ... 30
4.2Pengolahan Data dan Perhitungan ... 33
4.3Data Hasil Perhitungan ... 35
4.4Grafik Hasil Perhitungan ... 42
4.5Grafik Perbandingan Tiga Variasi Diameter Silinder ... 51
BAB V PENUTUP ... 54
5.1Kesimpulan ... 54
5.2Saran ... 55
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Instalasi energi baru dan terbarukan di Indonesia 2
Gambar 2.1 Angin laut 7
Gambar 2.2 Angin darat 7
Gambar 2.3 Angin lembah 8
Gambar 2.4 Angin gunung 9
Gambar 2.5 Jenis kincir horizontal 11
Gambar 2.6 Jenis kincir vertikal 12
Gambar 2.7Grafik hubungan Cp dan tip speed ratio (tsr) beberapa jenis kincir
angin 15
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian kincir angin poros horizontal 18
Gamabr 3.2 Fan Blower 21
Gambar 3.3 Takometer 22
Gambar 3.4 Anemometer 22
Gambar 3.5 Mekanisme pengereman 23
Gambar 3.6 Neraca pegas 24
Gambar 3.6 Dudukan sudu 24
Gambar 3.8 Bentuk belahan sudu pada permukaan dinding silinder diameter 15
cm 25
Gambar 3.9 Bentuk belahan sudu pada permukaan dinding silinder diameter 20
cm 25
xv
Gambar 3.10 Bentuk belahan sudu pada permukaan dinding silinder diameter 25
cm 25
Gambar 3.11 Disain tampak depan dan samping sudu dengan diameter silinder 15
cm 26
Gambar 3.12 Sudu kincir dengan diameter silinder 15 cm 26
Gambar 3.13 Disain tampak depan dan samping sudu dengan diameter silinder 20
cm 26
Gambar 3.14 Sudu kincir dengan diameter silinder 20 cm 27
Gambar 3.15 Disain tampak depan dan samping sudu dengan diameter silinder 25
cm 27
Gambar 3.16 Sudu kincir dengan diameter silinder 25 cm 28
Gambar 4.1 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin dengan diameter
silinder 15 cm 42
Gambar 4.2 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin dengan diameter
silinder 15 cm 43
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara koefisien daya dan tsr untuk kincir angin
dengan diameter silinder 15 cm 45
Gambar 4.4 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin dengan diameter
silinder 20 cm 45
Gambar 4.5 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin dengan diameter
silinder 20 cm 46
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara koefisien daya dan tsr untuk kincir angin
dengan diameter 20 cm 48
Gambar 4.7 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin dengan diameter
xvi
Gambar 4.8 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin dengan diameter
silinder 25 cm 49
Gambar 4.9 Grafik hubungan antara koefisien daya dan tsr untuk kincir angin
dengan diameter silinder 25 cm 51
Gambar 4.10 Grafik perbandingan putaran poros dan torsi untuk variasi diameter
silinder 15 cm, 20 cm dan 25 cm 52
Gambar 4.11 Grafik perbandingan daya output dan torsi untuk variasi diameter
silinder 15 cm, 20 cm dan 25 cm 52
Gambar 4.12 Grafik perbandingan koefisien daya dan tip speed ratio untuk variasi
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Cadangan dan produksi energi Indonesia tahun 2008 1
Tabel 2.1 Tingkat kecepatan angin 6
Tabel 4.1 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 15 cm 30
Tabel 4.1 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 15 cm
(lajutan) 31
Tabel 4.2 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 20 cm 31
Tabel 4.2 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 20 cm
(lajutan) 32
Tabel 4.3 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 25 cm 32
Tabel 4.3 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 25 cm
(lajutan) 33
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder
15 cm 36
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder
15 cm (lanjutan) 37
Tabel 4.5 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder
20 cm 38
Tabel 4.5 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder
20 cm (lanjutan) 39
Tabel 4.6 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder
25 cm 40
Tabel 4.6 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kebutuhan energi di dunia khususnya di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin meningkat. Hal ini terjadi dikarenakan, bertambahnya jumlah penduduk,
pertumbuhan ekonomi dan pemakaian energi yang terus bertambah. Bahan bakar
minyak (BBM), batubara dan gas menjadi sumber energi utama untuk
ketersediaan listrik di Indonesia. Namun peningkatan konsumsi ini tidak diikuti
dengan ketersediaan bahan bakar minyak, gas maupun batu bara sebagai sumber
energi utama pembangkit listrik di Indonesia. Hal ini dikarenakan ketesediaan
bahan bakar tersebut semakin menipis, ini bisa kita lihat pada Tabel 1.1. Data dari
kementrian ESDM tahun 2008 mengenai cadangan sumber daya alam Indonesia.
Sehingga pemanfaat sumber-sumber energi baru dan terbarukan perlu
ditingkatkan. Salah satunya adalah energi angin.
Tabel 1.1 Cadangan dan produksi energi Indonesia tahun 2008
No Energi Fosil
Sumber Daya (SD) Cadangan (CD) Rasio SD/CAD (%) Produksi (PROD) Rasio CAD/PROD (Tahun)*) 1 Minyak bumi (miliyar
barel) 56,6 8,2 **) 14 0,357 23
2 Gas bumi (TSCF) 334,5 170 51 2,9 59
3 Batubara
(miliyar ton) 104,8 20,98 18 0,229 82
4 Coal Bed
Methane/CBM(TSCF) 453 - - - -
*) Dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru **) Termasuk Blok Cepu
Sumber : https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/29/cadangan-minyak-bumi-di-indonesia. April 2015
Pemanfaatan energi angin sudah dilakukan manusia sejak berabad-abad yang
lalu. Misalnya bangsa Eropa yang telah memanfaatkannya sejak sembilan ratus
tahun yang lalu untuk mengiling biji-bijian dan membuat barang, serta
menggerakkan kapal-kapal layar. Kemudian disusul oleh Amerika pada tahun
1800an yang digunakan untuk memompa air. Pada dasarnya terbentuknya angin
terjadi karena perbadaan tekanan di permukaan bumi, Angin bergerak dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Akan tetapi perbedaan kecepatan angin setiap
daerah berbeda-beda dan memiliki karakter tersendiri.
Ketersedian angin selama ini masih dianggap sebagai fenomena yang terjadi
secara alami oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia, hal ini terlihat pada
kesadaran pemanfaatan penggunaan energi angin sebagai sumber energi alternatif
yang masih rendah. Ini dapat kita lihat pada Gambar 1.1. Data dari Ministry of Energy and Mineral Resource tahun 2012. Padahal bila dimanfaatkan secara maksimal dengan memasang turbin-turbin di lokasi yang memiliki potensi angin
yang besar pengunaan energi angin sebagai pembangkit listrik sanggat
menguntungkan.
Gambar 1.1 Instalasi energi baru dan terbarukan di Indonesia
3
Sebagai mahasiswa teknik mesin yang mendalami energi terbarukan dan
konversi energi khususnya energi angin penulis ingin mengembangkan model
kincir yang sudah ada saat ini untuk mencari unjuk kerja yang sesuai dengan
kondisi angin yang berada di Indonesia. Penulis melakukan penelitian pada kincir
angin horizontal khususnya propeler tiga sudu.
1.2Rumusan Masalah
Masalah yang ingin dipecahkan melalui penelitian ini antara lain:
1. Angin adalah energi yang berlimpah, bersifat kekal, gratis dan ramah
lingkungan, namun di Indonesia pemanfaatan energi angin belum
dilakukan secara optimal.
2. Perlunya model kincir yang dapat mengkonversikan energi angin untuk
mencapai efisiensi maksimal.
1.3Batasan Masalah
Pada penelitian ini, penulis hanya memfokuskan kajian dan analisa sebagai
berikut :
1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sudu kincir ialah triplek dengan
ketebalan 4 mm dan dilapisi seng dengan ketebalan 0.2 mm.
2. Model kincir yang digunakan ialah jenis horizontal yaitu propeler tiga
sudu dengan diameter rotor 80 cm.
3. Penelitian dilakukan di dalam laboratorium konversi energi Universitas
Sanata Dharma dengan memanfaatkan mesin fan blower.
4. Data yang diambil dalam penelitian ini ialah, kecepatan angin, putaran
poros kincir dan beban yang diberikan.
5. Variasi yang digunakan ialah diameter belahan silinder sebagai bentuk
dasar sudu, yaitu 15 cm, 20 cm dan 25 cm dengan sudut sektor 80o.
1.4Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Membuat model kincir angin propeler tiga sudu yang diperoleh dari tiga
variasi belahan silinder sebagai bentuk dasar sudu dengan diameter 15
cm, 20 cm dan 25 cm dan sudut sektor 80o.
2. Mencari unjuk kerja kincir angin propeler tiga sudu yang diperoleh dari
tiga variasi silinder dengan diameter yang berbeda.
3. Menentukan sudu terbaik diantara tiga variasi sudu yang diteliti.
1.5Manfaat Penelitian
Pada penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Diharapkan menjadi sumber referensi bagi masyarakat maupun
pengembang yang ingin memanfaatkan energi angin.
2. Menambah sumber pustaka mengenai kincir angin terutama jenis
propeler tiga sudu.
3. Diharapkan menjadi sumber informasi mengenai unjuk kerja kincir angin
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Energi Angin
Angin adalah udara yang bergerak, angin terjadi karena perbedaan tekanan di
permukaan bumi. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh perbedaan penerimaan dan penyerappan
panas matahari oleh bumi. Energi angin dimanfaatkan sebagai sumber
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) dengan memanfaatkan turbin angin
atau generator angin. Cara kerjanya cukup sederhana, angin memutar kincir angin
yang kemudian memutar rotor pada generator yang terletak dibagian belakang.
Energi listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara langsung, ataupun
disimpan dengan menggunakan battery.
Batas minimum untuk menggerkkan kincir ialah angin kelas 3 dan batas
maksimum adalah angin kelas 7. Kondisi angin yang dapat digunakan untuk
menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tingkat kecepatan angin
Tingkat Kecepatan Angin 10 meter di atas permukaan tanah
Kelas Angin
Kecepatan Angin
(m/s)
Kondisi Alam di Daratan
1 0,00 – 0,02 --- 2 0,3 – 1,5 Angin bertiup, asap lurus keatas 3 1,6 – 3,3 Asap bergerak mengikuti arah angin 4 3,4 – 5,4 Wajah terasa ada angin, daun bergoyang,
petunjuk arah angin bergerak
5 5,5 – 7,9 Debu jalanan dan kertas berterbangan, ranting pohon bergoyang
6 8,0 – 10,7 Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar 7 10,8 – 13,8 Ranting pohon besar bergoyang, air kolam
bergoyang kecil
8 13,9 – 17,1 Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga
9 17,2 – 20,7 Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan arah angin
10 20,8 – 24,4 Dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh 11 24,5 – 28,4 Dapat merubuhkan pohon dan menimbulkan
kerusakan
12 28,5 – 32,5 Dapat menimbulkan keruskan parah 13 32,6 – 42,3 Angin Topan
Sumber : hhtp://www.kincirangin.info/plta-gbr.php. Agustus 2015
2.2 Jenis-Jenis Angin 2.2.1 Angin Laut
Angin laut adalah angin yang terjadi pada waaktu siang hari di tepian danau
dan di sepanjang garis pantai di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari laut atau
danau menuju daratan. Hal ini terjadi dikarenakan udara diatas daratan mengalami
pemanasan lebih cepat dibandingkan udara diatas permukaan air, sehingga
tekanan udara diatas daratan lebih rendah dibandingkan di atas permukaan laut
7
`
Gambar 2.1 Angin laut
Sumber :
https://luciafebriarlita17.wordpress.com/2014/04/09/unsur-unsur-iklim-dan-cuaca-ii-angin/angin-laut-dan-angin-darat/. Agustus 2015
2.2.2 Angin Darat
Angin darat adalah angin yang terjadi pada waktu malam hari di tepian danau
dan di sepanjang garis pantai di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari darat
menuju laut. Hal ini terjadi dikarenakan udara diatas daratan mengalami
pendinginan lebih cepat dibandingkan udara diatas permukaan air, sehingga
tekanan udara diatas permukaan laut atau danau menjadi lebih rendah
dibandingkan di atas daratan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Angin darat
Sumber :
https://luciafebriarlita17.wordpress.com/2014/04/09/unsur-unsur-iklim-dan-cuaca-ii-angin/angin-laut-dan-angin-darat/. Agustus 2015
2.2.3 Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang terjadi pada waktu siang hari di kawasan
pengunungan di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari lembah menuju gunung.
Hal ini terjadi dikarenakan udara di atas gunung mengalami pemanasan lebih
cepat dibandingkan lembah, sehingga tekanan udara di atas permukaan gunung
menjadi lebih rendah dibandingkan di atas permukaan lembah seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Angin lembah
Sumber :
http://softilmu.blogspot.sg/2013/07/pengertian-dan-macam-macam-angin.html. Agustus 2015
2.2.4 Angin Gunung
Angin gunung adalah angin yang terjadi pada waktu malam hari di kawasan
pengunungan di seluruh dunia. Angin ini bergerak dari gunung menuju lembah.
Hal ini terjadi dikarenakan udara di atas gunung mengalami pendingin lebih cepat
dibandingkan di atas permukaan lembah, sehingga tekanan udara di atas
permukaan lembah menjadi lebih rendah di atas permukaan gunung seperti yang
9
`
Gambar 2.4 Angin gunung
Sumber :
http://softilmu.blogspot.sg/2013/07/pengertian-dan-macam-macam-angin.html. Agustus 2015
2.3 Kincir Angin
Kincir angin adalah alat yang mengkonverisikan energi angin menjadi energi
mekanis. Pada awalnya kincir angin hanya digunakan untuk mengiling biji-bijian,
memompa air serta irigasi. Namun pada saat ini kincir angin telah dimanfaatkan
sebagai pembangkit listrik. Kincir angin yang digunakan untuk pembangkit listrik
disebut turbin angin (wind turbine) atau generator angin (wind generator). Sedangkan kincir angin (wind mill) digunakan untuk penamaan kincir yang digunakan untuk memompa air. Turbin angin atau generator angin menghasilkan
energi listrik dengan cara mengkonversi energi angin menjadi energi mekanis
yang akan menggerakkan generator sehingga terciptanya induksi magnetik.
Turbin angin secara umum digolongkan menjadi dua tipe yaitu kincir angin
horizontal dan kincir angin vertikal.
2.3.1 Kincir Angin Horizontal
Kincir angin horizontal atau HAWT (Horizontal Axis Wind Turbine) ialah kincir angin yang memiliki poros utama sejajar dengan tanah dan arah poros
utama sesuai arah angin. Kincir ini ditopang oleh sebuah menara dan kincir
terletak di puncak menara. Kincir dapat berputar 360o terhadap sumbu vertical
untuk menyesesuaikan arah angin. Adapun jenis-jenis kincir angin ditunjukkan
pada Gambar 2.5.
Kelebihan kincir angin poros horizontal adalah :
1. Dapat dibuat dengan kemampuan pitch control untuk sudu-sudunya, sehingga dapat menghindari kerusakan bila terkena badai.
2. Penggunaan menara yang tinggi memungkinkan menempatkan turbin pada
landasan yang tidak datar, di pinggir pantai ataupun di kawasan hutan
dengan sarat kincir didirikan di atas treeline (garis batas puncak pohon). 3. Ukuran kincir yang besar memiliki nilai ekonomis yang lebih baik, karena
volume produksi listrik yang lebih besar dengan faktor kapasitas dan
efisiensi yang tinggi.
Kekurangan kincir angin poros horizontal adalah:
1. Kincir angin poros horizontal sulit dioperasikan dekat dengan permukaan
tanah yang merupakan tempat beradanya angin-angin turbulen, karena yaw control dan blade control memerlukan aliran-aliran yang lebih lamminer. 2. Kincir angin poros horizontal yang tinggi sulit untuk dipasang karena
11
`
3. Menara-menara yang tinggi dan sudu-sudu yang panjang (mencapai
hingga 60 m) sulit untuk diangkut ketempat pendirian turbin. Biaya
[image:30.595.101.495.188.575.2]transportasi sekitar 20 % dari biaya peralatan.
Gambar 2.5. Jenis kincir horizontal
Sumber :Hirman, Syukri.
2.3.2 Kincir Angin Vertikal
Kincir angin vertikal atau VAWT (Vertical Axis Wind Turbine) ialah kincir angin yang memiliki poros tegak lurus dengan arah angin atau dengan kata lain
kincir jenis ini dapat menerima segala arah angin kecuali dari atas atau dari
bawah. Kincir jenis ini menghasilkan torsi yang besar dari pada angin poros
horizontal. Adapun jenis-jenis kincir angin vertikal dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Kelebihan kincir angin sumbu vertikal antara lain:
Single
Blade Double Blade
Three
Blade U.S Farm Windmil
Multi Blade Bicycle Multi Blade
Up Wind Down Wind
Enfield Andreau
Sail Wind
Multi Rotor Counter Rotating Blades
1. Kincir angin dapat menerima angin dari segala arah.
2. Perawatan dan pemasangan lebih mudah karena pemasangan dekat dengan
permukaan tanah.
3. Secara teoritis menggunakan sedikit material.
4. Tidak memerlukan menara free-standing, sehingga lebih murah dan lebih kuat bila berada dalam daerah angin kencang yang dekat dengan
permukaan tanah.
Kekurangan kincir angin sumbu vertikal antara lain:
1. Karena umum dipasang dekat dengan permukaan tanah kualitas angin
yang diterima kurang baik sehingga kincir jenis ini mudah rusak.
2. Memerlukan tanah yang lebih datar.
3. Kebanyakan kincir angin vertikal menghasilkan energi dengan efisiensi
sekitar 50% dari efisiensi yang dihasilkan kincir angin horizontal karena
[image:31.595.98.513.202.719.2]kincir angin vertikal menerima tambahan drag selama sudu-sudunya berputar di dalam udara yang bergerak (atau angin).
Gambar 2.6 Jenis kincir vertikal
Sumber :
http://www.grund-wissen.de/diplomarbeit/funktionsweisen-erneuerbarer-energietechnologien.html. Agustus 2015.
13
`
2.4 Rumus Perhitungan
Berikut ini adalah rumus-rumus yang digunakan untuk melakukan
perhitungan dan analisis kerja kincir angin yang diteliti.
2.4.1 Energi dan Daya Angin
Energi angin adalah energi yang dimiliki oleh angin yang disebabkan
adanyanya kecepatan, karena adanya energi yang dimiliki oleh angin maka
dinamakan energi kinetik angin. Maka energi kinetik dapat dirumuskan :
k 2 (1)
dengan :
Ek adalahenergi kinetik (joule) m adalah massa (kg)
v adalah kecepatan angin (m/s)
Dari persamaan (1), dapat diketahui daya adalah energi per satuan waktu (J/s)
maka persamaan tersebut dapat ditulis menjadi :
Pin 2 (2)
dengan :
Pin adalah daya yang dihasilkan angin (J/s = watt)
adalah massa udara yang mengalir per satuan waktu (kg/s)
v adalah kecepatan angin (m/s) dimana :
(3)
n n :
adalah massa jenis udara (kg/m3)
A adalah luasan angin yang ditangkap kincir (m2)
Dengan subtitusi, persamaan (2) dan persamaan (3), daya angin (Pin) dapat
dirumuskan menjadi :
Pin 2
disederhanakan menjadi :
Pin 3 (4) 2.4.2 Torsi Kincir Angin
Torsi adalah hasil kali gaya pembebanan (F) dengan panjang lengan torsi (l). Torsi pada kincir ditimbulkan oleh gaya dorong yang terjadi pada sudu-sudu
kincir. Perhitungan torsi dapat dirumuskan sebagai berikut :
T = F. Ɩ (5)
dengan :
T adalah torsi (N.m)
F adalah gaya pembebanan (N)
Ɩ adalah panjang lengan torsi ke poros (m)
2.4.3 Daya Kincir Angin
Daya kincir angin adalah suatau daya yang dihasilkan oleh kincir dengan cara
mengkonversi energi kinetik menjadi energi potensial. Daya kincir angin
dipengaruhi oleh koefisien daya angin. Pada suatu penelitian yang dilakukan
seorang insinyur dari Jerman yang bernama Albert Betz telah menemukan
15
`
[image:34.595.97.508.173.648.2]Number atau Betz Limit. Pada Gambar 2.7 menunjukkan grafik koefisien daya dari berbagai jenis kincir angin.
Gambar 2.7 Grafik hubungan Cp dan tip speed ratio (tsr) beberapa jenis kincir angin
Sumber : https://energypedia.info/wiki/Wind_Turbine_Technology. Agustus 2015
Secara teoritis daya kincir yang dapat dari gerak melingkar pada poros kincir
dapat dirumuskan :
Pout =T.ω (6)
dengan :
Pout adalah daya yang dihasilkan kincir angin (watt) T adalah torsi (N.m)
ω adalah kecepatan sudut (rad/s)
Kecepatan sudut adalah laju dan orientasi rotasi suatu benda pada sumbunya.
Satuan dari kecepatan sudut adalah radian per detik (rad/detik) atau rotasi per
menit. Konversi satuan yang menghubungkan (rpm) dan (rad/s) adalah 1 rpm =
2π/60 r / t, m k p rs m n (6) dapat diubah menjadi :
Tip speed ratio(tsr)
Koef
is
ien
Daya
,
Cp
(
%
)
Pout = T. (7)
dengan :
n adalah putaran poros (rpm)
2.4.4 Tip Speed Ratio (tsr)
Tip speed ratio adalah perbandingan kecepatan linier ujung terluar pada suatu sudu (blade-tip speed) turbin dan kecepatan angin yang melewatinya. Tip speed ratio biasa disingkat tsr dan dilambangkan dengan λ. Tsr dapat dirumuskan:
tsr=
(8)
atau biasa disederhanakan menjadi
tsr=
(9)
dengan :
r adalah jari-jari kincir (m)
n adalah putaran poros (rpm)
v adalah kecepatan angin (m/s)
2.4.5 Koefisien Daya (Cp)
Koefisien Daya (Cp) adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan kincir
(Pout) dengan daya disediakan oleh angin (Pin). Cpdapat dirumuskan:
out
n %
17
`
dengan :
Cp adalah koefisien daya (%)
Pout adalah daya yang dihasilkan kincir (watt) Pin adalah daya yang disediakan oleh angin (watt)
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Penelitian
[image:37.595.100.508.199.689.2]Langkah kerja penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian kincir angin poros horizontal.
Mulai
Perancangan kincir angin poros horizontal
Pembelian alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan kincir
Pembuatan kincir angin
Pengambilan data berupa kecepatan angin, putaran poros kincir dan beban pengereman
Pengolahan data mencari torsi, kecepatan sudut, daya angin, daya kincir, koefisien daya (Cp), tip speed ratio (tsr). Kemudian membuat grafik hubungan
antara daya kincir dan torsi, putaran poros dan torsi serta koefisien daya (Cp) dan tip speed ratio (tsr) dari setiap variasi diameter silinder sudu
Analisi serta pembahasan data dan penulisan penelitian
19
`
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kincir angin poros horizontal jenis propeler
dengan variasi yang digunakan ialah variasi sudu yang diperoleh dari tiga variasi
silinder dengan diameter silinder 15 cm, 20 cm dan 25 cm dan sudut sektor 80o.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Proses pembuatan kincir dan pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus
2015 sampai dengan bulan Desember 2015 di Laboratorium Konversi Energi
Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma.
3.4 Bahan dan Alat
Bahan yang dipakai untuk membuat penelitan ini adalah sebagai berikut:
a. Bahan untuk sudu.
Sudu-sudu kincir angin dibuat dari papan triplek (plywood) dengan ketebalan 4 mm.
b. Bahan untuk melapisi sudu.
Sudu-sudu yang dibuat dilapisi dengan seng yang memiliki ketebalan 0,2
mm. Seng ini bertujuan untuk menahan bentuk triplek yang sudah
dibentuk lengkung dan mengecilkan gaya gesek yang diakibatkan ketidak
rataan permukaan sudu.
c. Bahan untuk perekat dan membentuk lengkungan sudu.
Pada saat proses perekatan antara celah potongan pada triplek yang telah
digunakan serbuk kayu yang halus untuk mengisi celah potongan triplek.
Serbuk kayu yang mengisi celah antar triplek tersebut ditetesi dengan lem
G agar dapat merekatkan dan menutup celah antar triplek dan
menghasilkan lengkungan yang kokoh.
d. Bahan untuk poros utama kincir.
Poros utama kincir dibuat dari pipa pejal berbahan baja. Poros utama
kincir yang dipasang tetap pada trowongan angin dan ditahan oleh dua
bantalan yang terhubung ke sistem pengereman dengan bantuan kopling
fleksibel.
e. Bahan untuk tiang poros.
Tiang penahan poros dibuat dari baja profil I yang tertanam pada rangka
trowongan angin.
f. Bahan untuk dudukan kincir.
Dudukan sudu terbuat dari triplek yang dilapisi dengan seng tipis yang
bertujuan untuk memperkokoh dudukan dalam menopang sudu.
Alat yang dipakai untuk penelitian ini meliputi beberapa bagian antara lain:
a. Alat kerja utama:
1. Gergaji
2. Mesin drilling
3. Palu
4. Tool box
5. Mesin Gerinda
21
`
b. Pada saat proses pengambilan data digunakan beberapa alat pendukung
antara lain:
1. Fan blower
Fan blower adalah alat sebuah alat yang digunakan untuk menciptakan angin di depan serta di belakang fan blower dengan kecepatan tertentu. Fan blower yang digunakan selama penelitian digerakkan oleh motor listrik berdaya 11,1855 kW dan dihubungkan
dengan menggunakan transmisi sabuk dan puli, seperti pada Gambar
[image:40.595.99.510.200.617.2]3.2.
Gambar 3.2 Fan Blower
2. Takometer
Takometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran poros
selama penelitian ialah sisi mengkilat dari cakram yang dapat
memantulkan cahaya kepada sensor.
Gambar 3.3 Takometer
3. Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
angin. Anemometer dipasang di depan kincir angin. Adapun bentuk
dari anemometer yang digunakan selama penelitian dapat dilihat pada
[image:41.595.98.510.162.605.2]Gambar3.4.
Gambar 3.4 Anemometer
4. Mekanisme pengereman
Mekanisme pengereman digunakan untuk mencari beban maksimal
dan kecepatan putar kincir angin yang bekerja pada poros kincir,
23
`
pembebanannya dengan menambahkan karet terhadap mekanisme
[image:42.595.100.508.163.590.2]pengereman di cakram.
Gambar 3.5 Mekanisme pengereman
5. Neraca pegas
Neraca pegas digunakan untuk mengukur beban yang diberikan
terhadap kincir angin saat kincir berputar, seperti pada Gambar 3.6.
Penggunaan neraca pegas dihubungkan dengan mekanisme
pengereman menggunakan benang dan pemberat yang jaraknya telah
diukur.
Gambar 3.6 Neraca pegas
6. Dudukan kincir
Dudukan kincir ialah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk
memasang sudu, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Dudukan sudu
3.5 Bentuk Sudu Kincir
Sudu-sudu kincir yang digunakan dalam penelitian ini memiliki penampang
silinder yang dibedakan menjadi tiga variasi. Adapun variasi tersebut didapat dari
tiga variasi diameter belahan dinding silinder, yakni 15 cm, 20 cm dan 25 cm
25
`
Gambar 3.8 Bentuk belahan sudu pada permukaan dinding silinder diameter 15 cm
[image:44.595.101.510.125.557.2]Gambar 3.9 Bentuk belahan sudu pada permukaan dinding silinder diameter 20 cm
Gambar 3.10 Bentuk belahan sudu pada permukaan dinding silinder diameter 25 cm
Kesamaan pada tiga variasi sudu ini adalah:
1. Panjang sudu sebesar 37 cm.
2. Lebar ujung sudu adalah 30o.
3. Menggunakan cetakan yang sama untuk setiap variasi jenis sudu.
Dalam penelitian ini, dinding silinder tabung dibentuk dari potongan yang
diambil setiap 10o dari bagian tabung dengan menggunakan seng yang digoreskan
menggunakan paku. Dinding silinder ini berguna sebagai cetakkan untuk
15 cm 37 cm
1,25 cm 80o
20 cm
1,65 cm
37 cm
80o 80o
25 cm
2,44 cm
37 cm
membentuk belahan dinding tabung silinder sudu. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.8, 3.9 dan 3.10.
Pada gambar di bawah ini adalah desain bentuk sudu yang sudah dibentuk
dengan menggunakan bantuan cetakkan dan gambar sudu yang sudah jadi.
[image:45.595.99.511.205.636.2]Gambar 3.11 Desain tampak depan dan samping sudu dengan diameter silinder 15 cm
27
[image:46.595.104.502.131.734.2]`
Gambar 3.13 Desain tampak depan dan samping sudu dengan diameter silinder 20 cm
Gambar 3.14 Sudu kincir dengan diameter silinder 20 cm
Gambar 3.15 Desain tampak depan dan samping sudu dengan diameter silinder 25 cm
Gambar 3.16 Sudu kincir dengan diameter silinder 25 cm
3.6 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah:
1. Variasi yang digunakan ialah variasi sudu yang diperoleh dari tiga
variasi silinder dengan diameter silinder 15 cm, 20 cm dan 25 cm.
2. Variasi pembebanan dilakukan sampai menemukan beban maksimum
(kincir berhenti berputar).
Parameter yang diukur :
1. Kecaptan angin, (m/s)
2. Putaran kincir, (rpm)
3. Gaya pengimbang, (N)
Parameter yang dihitung untuk mendapatkan karakteristik kincir angin adalah:
1. Daya angin, (Pin)
2. Torsi, (T)
3. Daya kincir, (Pout)
29
`
3.7 Langkah-Langkah Penelitian
Proses pengambilan data putaran poros, kecapatan angin, gaya pengimbang
dan tempratur udara diambil secara bersamaan. Adapun langkah-langkah sebelum
melakukan pengambilan data antara lain :
1. Memasang kincir di depan fanblower.
2. Menghubungkan poros kincir dengan mekanisme pengereman.
3. Memasang anemometer di depan kincir angin.
4. Memasang tali yang menghubungkan antara neraca pegas dengan lengan
pada mekanisme pengereman.
5. Jika semua sudah siap, hidupkan fan blower untuk menciptakan angin. 6. Setelah kecepatan angin stabil pengambilan data dapat dilakukan dengan
pengukuran kecepatan angin dengan anemometer, pengukuran putaran
poros kincir dengan takometer dan pengukuran beban pada neraca pegas.
7. Memvariasikan beban pengereman dengan cara memasang karet pada
mekanisme pengeraman, dimulai dari tanpa karet, kemudian 1 karet
kemudian ditambah 1 karet sampai kincir berhenti.
8. Mematikan fan blower.
9. Mengganti kincir angin dengan variasi lainya dan mengulangi langkah 1-8.
10.Melepaskan, merapikan dan mengemkembalikan semua peralatan ke
tempat semula setelah penelitian selesai dilakukan.
30
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Berikut ini adalah data hasil penelitian kincir angin tiga sudu jenis peopeller
tiga sudu dengan tiga variasi silinder dengan diameter silinder 15 cm, 20 cm dan
25 cm. Data yang didapat dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4,3.
Tabel 4.1 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 15 cm.
Penelitian No Kecepatan Angin Putaran Poros Beban
m/s rpm g
1
1 7,69 590,8 0 2 7,34 541,7 70 3 7,42 532 110 4 7,43 496,6 130 5 7,44 475,7 150 6 7,53 468 180 7 7,58 413,3 220 8 7,54 364,3 250
2
[image:49.595.100.498.257.645.2]31
`
Tabel 4.1 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 15 cm. (lanjutan)
Tabel 4.2 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 20 cm.
Penelitian No Kecepatan Angin Putaran Poros Beban
m/s Rpm g
1
1 7,21 548,2 0 2 7,14 491,8 80 3 7,63 475,2 130
4 7,79 448 170
5 7,51 421,3 200 6 7,13 403,9 230 7 7,53 360,7 280 8 7,54 334,2 310 9 7,47 290,5 340
2
1 7,21 553,5 0 2 7,35 495,4 100 3 7,53 457,8 130 4 7,64 449,2 170 5 7,23 418,6 200 6 7,54 393,4 240 7 7,55 353,6 270 8 7,63 312,2 300 9 7,33 294,2 330 Penelitian No Kecepatan Angin Putaran Poros Beban
m/s Rpm g
3
1 7,5 604,6 0
2 7,42 574,2 80
3 7,52 518 110
[image:50.595.98.496.148.703.2]Tabel 4.2 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 20 cm. (lanjutan)
Penelitian No Kecepatan Angin Putaran Poros Beban
m/s Rpm g
3
1 7,71 556,1 0 2 7,35 498,5 90 3 7,53 457,3 130 4 7,64 443,9 160
5 7,24 428 200
6 7,53 403 220
7 7,55 377,7 260 8 7,63 331,3 310 9 7,57 307,2 340
Tabel 4.3 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 25 cm.
Penelitian No Kecepatan Angin Putaran Poros Beban
m/s Rpm g
1
1 7,5 640 0
2 7,45 592 140
3 7,45 570,2 180 4 7,35 559,5 210
5 7,4 525 240
6 7,55 482,5 270 7 7,4 454,8 320 8 7,45 428,7 370 9 7,35 365,3 400
2
[image:51.595.102.492.152.742.2]33
`
Tabel 4.3 Data penelitian kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 25 cm. (lanjutan)
Penelitian No Kecepatan Angin Putaran Poros Beban
m/s Rpm g
3
1 7,57 621,3 0
2 7,55 555 150
3 7,53 512,3 180 4 7,48 489,8 230 5 7,57 455,5 270 6 7,3 417,5 310 7 7,35 397,3 340 8 7,4 337,1 380 9 7,34 327,1 410
4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan
Pengolahan data menggunakan beberapa asumsi untuk mempermudah dalam
proses perhitungan, anatara lain sebagai berikut:
a. Percepatan gravitasi bumi = 9,81 m/s2
b. Masa jenis udara = 1,18 kg/m3
4.2.1 Perhitungan Daya Angin
Sebagai contoh perhitungan diambil dari tabel pengujian 4.1 pada pengujian
pertama dan pembebanan kedua diperoleh kecepatan angin 7,34 m/s, massa jenis
udara (ρ) = 1,18 kg/m3, dan luas penampang (A) = 0,5026 m2. Maka dapat dihitung daya angin sebesar :
Pin = 0,5 . ρ . A . v3
=0,5 . 1,18 . 0,5026 . (7,34)3
[image:52.595.97.508.149.555.2]=117,28 watt
Jadi daya angin yang dihasilkan sebesar 117,28 watt.
4.2.2 Perhitungan Torsi
Sebagai contoh perhitungan yang diambil dari tabel 4.1 pada pengujian
pertama, dan pembebanan ke dua, diperoleh besaran gaya (F) = 0,69 N dan jarak lengan torsi keporos sebesar 0,2 m. maka torsi dapat dihitung :
T = F . l
= 0,69 . 0,2 = 0,138 N.m
Jadi torsi yang dihasilkan sebesar 0,14 N.m.
4.2.3 Perhitungan Daya Kincir
Sebagai contoh perhitungan diambil dari tabel pengujian 4.1 pada pengujian
pertama dan pembebanan kedua diperoleh kecepatan angin 7,34 m/s, putaran poros
(n) sebesar 541,7 rpm, dan torsi yang telah diperhitungkan pada sub bab 4.2.2 sebesar = 0,1373 N.m. maka besarnya day kincir dapat dihitung :
Pout = T .
= T.
= 0,14 .
= 7,79 watt
35
`
4.2.4 Perhitungan Tip Speed Ratio (tsr)
Sebagai contoh perhitungan diambil dari tabel pengujian 4.1 pada pengujian
pertama dan pembebanan kedua diperoleh putaran poros kincir angin sebesar 541,7
rpm, jari jari (r) kincir angin sebesar 0,4 m, dan kecepatan angin sebesar 7,34 m/s. maka tip speed ratio dapat dihitung :
Tsr =
=
= 3,22
Jadi tip speed ratio yang dihasilkan sebesar 3,22.
4.2.5 Perhitungan Koefisien Daya (Cp)
Sebagai contoh perhitungan diambil dari perhitugan diatas yakni, daya angin
pada sub bab 4.21 sebesar 221 watt dan daya yang dihasilkan kan kincir angin pada
sub bab 4.2.3 sebesar 5,14 watt. Maka koefisien daya dapat dihitung :
out
n
= (7,79 /117,28).100% = 6,64%
Jadi koefisien daya yang dihasilkan sebesar 6,64 %.
4.3. Data Hasil Perhitungan
Dengan menggunakan langkah perhitungan seperti Sub Bab 4.2, maka untuk
[image:54.595.99.509.218.604.2]hasil pengolahan dan perhitungan data yang lain disajikan dalam Tabel 4.4 sampai
Tabel 4.6.
36
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 15 cm.
Penelitian No
Kecepatan Angin
Putaran
Poros Beban
Gaya Pengimbang Beban Torsi Kecepatan Sudut Daya Angin Daya Output Kincir Tip Speed Ratio Koefisien Daya
m/s rpm g N N.m rad/s Watt Watt tsr Cp
1
1 7,69 590,80 0,00 0,00 0,00 61,87 134,87 0,00 3,22 0,00 2 7,34 541,70 70,00 0,69 0,14 56,73 117,28 7,79 3,09 6,64 3 7,42 532,00 110,00 1,08 0,22 55,71 121,15 12,02 3,00 9,92 4 7,43 496,60 130,00 1,28 0,26 52,00 121,64 13,26 2,80 10,90 5 7,44 475,70 150,00 1,47 0,29 49,82 122,14 14,66 2,68 12,00 6 7,53 468,00 180,00 1,77 0,35 49,01 126,62 17,31 2,60 13,67 7 7,58 413,30 220,00 2,16 0,43 43,28 129,16 18,68 2,28 14,46 8 7,54 364,30 250,00 2,45 0,49 38,15 127,13 18,71 2,02 14,72
2
37
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 15 cm. (lanjutan)
Penelitian No
Kecepatan Angin
Putaran
Poros Beban
Gaya Pengimbang
Beban Torsi
Kecepatan Sudut
Daya Angin
Daya Output
Kincir
Tip Speed
Ratio
Koefisien Daya
m/s rpm g N N.m rad/s Watt Watt tsr Cp
3
1 7,50 604,60 0,00 0,00 0,00 63,31 125,11 0,00 3,38 0,00 2 7,42 574,20 80,00 0,78 0,16 60,13 121,15 9,44 3,24 7,79 3 7,52 518,00 110,00 1,08 0,22 54,24 126,12 11,71 2,89 9,28 4 7,55 506,20 130,00 1,28 0,26 53,01 127,63 13,52 2,81 10,59 5 7,63 497,50 150,00 1,47 0,29 52,10 131,73 15,33 2,73 11,64 6 7,45 442,10 170,00 1,67 0,33 46,30 122,63 15,44 2,49 12,59 7 7,50 411,80 200,00 1,96 0,39 43,12 125,11 16,92 2,30 13,53 8 7,71 380,90 240,00 2,35 0,47 39,89 135,92 18,78 2,07 13,82
38
Tabel 4.5 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter 20 cm.
Penelitian No
Kecepatan Angin
Putaran
Poros Beban
Gaya Pengimbang Beban Torsi Kecepatan Sudut Daya Angin Daya Output Kincir Tip Speed Ratio Koefisien Daya
m/s rpm g N N.m rad/s Watt Watt tsr Cp
1
1 7,21 548,20 0,00 0,00 0,00 57,41 111,15 0,00 3,18 0,00
2 7,14 491,80 80,00 0,78 0,16 51,50 107,95 8,08 2,89 7,49
3 7,63 475,20 130,00 1,28 0,26 49,76 131,73 12,69 2,61 9,64
4 7,79 448,00 170,00 1,67 0,33 46,91 140,20 15,65 2,41 11,16
5 7,51 421,30 200,00 1,96 0,39 44,12 125,62 17,31 2,35 13,78
6 7,13 403,90 230,00 2,26 0,45 42,30 107,50 19,09 2,37 17,76
7 7,53 360,70 280,00 2,75 0,55 37,77 126,62 20,75 2,01 16,39
8 7,54 334,20 310,00 3,04 0,61 35,00 127,13 21,29 1,86 16,74
9 7,47 290,50 340,00 3,34 0,67 30,42 123,62 20,29 1,63 16,42
2
1 7,21 553,50 0,00 0,00 0,00 57,96 111,15 0,00 3,22 0,00
2 7,35 495,40 100,00 0,98 0,20 51,88 117,76 10,18 2,82 8,64
3 7,53 457,80 130,00 1,28 0,26 47,94 126,62 12,23 2,55 9,66
4 7,64 449,20 170,00 1,67 0,33 47,04 132,25 15,69 2,46 11,86
5 7,23 418,60 200,00 1,96 0,39 43,84 112,08 17,20 2,43 15,35
6 7,54 393,40 240,00 2,35 0,47 41,20 127,13 19,40 2,19 15,26
7 7,55 353,60 270,00 2,65 0,53 37,03 127,63 19,62 1,96 15,37
8 7,63 312,20 300,00 2,94 0,59 32,69 131,73 19,24 1,71 14,61
39
Tabel 4.5 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter 20 cm. (lanjutan)
Penelitian No
Kecepatan Angin
Putaran
Poros Beban
Gaya Pengimbang
Beban Torsi
Kecepatan Sudut
Daya Angin
Daya Output
Kincir
Tip Speed
Ratio
Koefisien Daya
m/s rpm g N N.m rad/s Watt Watt tsr Cp
3
1 7,71 556,10 0,00 0,00 0,00 58,23 135,92 0,00 3,02 0,00
2 7,35 498,50 90,00 0,88 0,18 52,20 117,76 9,22 2,84 7,83
3 7,53 457,30 130,00 1,28 0,26 47,89 126,62 12,21 2,54 9,65
4 7,64 443,90 160,00 1,57 0,31 46,49 132,25 14,59 2,43 11,03
5 7,24 428,00 200,00 1,96 0,39 44,82 112,55 17,59 2,48 15,63
6 7,53 403,00 220,00 2,16 0,43 42,20 126,62 18,22 2,24 14,39
7 7,55 377,70 260,00 2,55 0,51 39,55 127,63 20,18 2,10 15,81
8 7,63 331,30 310,00 3,04 0,61 34,69 131,73 21,10 1,82 16,02
9 7,57 307,20 340,00 3,34 0,67 32,17 128,65 21,46 1,70 16,68
40
Tabel 4.6 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 25 cm.
Penelitian No
Kecepatan Angin
Putaran
Poros Beban
Gaya Pengimbang Beban Torsi Kecepatan Sudut Daya Angin Daya Output Kincir Tip Speed Ratio Koefisien Daya
m/s rpm g N N.m rad/s Watt Watt tsr Cp
1
1 7,50 640,00 0,00 0,00 0,00 67,02 125,11 0,00 3,57 0,00
2 7,45 592,00 140,00 1,37 0,27 61,99 122,63 17,03 3,33 13,89
3 7,45 570,20 180,00 1,77 0,35 59,71 122,63 21,09 3,21 17,20
4 7,35 559,50 210,00 2,06 0,41 58,59 117,76 24,14 3,19 20,50
5 7,40 525,00 240,00 2,35 0,47 54,98 120,18 25,89 2,97 21,54
6 7,55 482,50 270,00 2,65 0,53 50,53 127,63 26,77 2,68 20,97
7 7,40 454,80 320,00 3,14 0,63 47,63 120,18 29,90 2,57 24,88
8 7,45 428,70 370,00 3,63 0,73 44,89 122,63 32,59 2,41 26,58
9 7,35 365,30 400,00 3,92 0,78 38,25 117,76 30,02 2,08 25,49
2
1 7,53 638,60 0,00 0,00 0,00 66,87 126,62 0,00 3,55 0,00
2 7,51 560,30 140,00 1,37 0,27 58,67 125,62 16,12 3,13 12,83
3 7,45 544,10 180,00 1,77 0,35 56,98 122,63 20,12 3,06 16,41
4 7,43 483,70 230,00 2,26 0,45 50,65 121,64 22,86 2,73 18,79
5 7,27 444,30 250,00 2,45 0,49 46,53 113,95 22,82 2,56 20,03
6 7,48 429,30 290,00 2,84 0,57 44,96 124,12 25,58 2,40 20,61
7 7,35 405,10 310,00 3,04 0,61 42,42 117,76 25,80 2,31 21,91
8 7,38 381,30 340,00 3,34 0,67 39,93 119,20 26,64 2,16 22,35
41
Tabel 4.6 Data hasil perhitungan kincir angin tiga sudu dengan diameter silinder 25 cm. (lanjutan)
Penelitian No
Kecepatan Angin
Putaran
Poros Beban
Gaya Pengimbang
Beban Torsi
Kecepatan Sudut
Daya Angin
Daya Output Kincir
Tip Speed
Ratio
Koefisien Daya
m/s rpm g N N.m rad/s Watt Watt tsr Cp
3
1 7,57 621,30 0,00 0,00 0,00 65,06 130,83 0,00 3,44 0,00
2 7,55 555,00 150,00 1,47 0,29 58,12 129,80 17,10 3,08 13,18
3 7,53 512,30 180,00 1,77 0,35 53,65 128,77 18,95 2,85 14,71
4 7,48 489,80 230,00 2,26 0,45 51,29 126,22 23,15 2,74 18,34
5 7,57 455,50 270,00 2,65 0,53 47,70 130,83 25,27 2,52 19,31
6 7,30 417,50 310,00 3,04 0,61 43,72 117,32 26,59 2,40 22,67
7 7,35 397,30 340,00 3,34 0,67 41,61 119,75 27,75 2,26 23,18
8 7,40 337,10 380,00 3,73 0,75 35,30 122,21 26,32 1,91 21,54
9 7,34 327,10 410,00 4,02 0,80 34,25 119,26 27,55 1,87 23,10
4.4Grafik Hasil Perhitungan
Dari data yang telah diperoleh dan dilakuakan perhitungan, maka data
tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik untuk mengetahui hubungan antara
torsi dengan kecepatan putar kincir, daya yang dihaslikan kincir dengan torsi dan
koefisien daya kincir dengan tip speed ratio untuk setiap variasi.
4.4.1 Grafik Untuk Variasi Kincir Dengan Dimater Silinder 15cm
a. Grafik hubungan putaran poros dan torsi
Berdasarkan hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.4 maka dapat
dibuat grafik hubungan putaran poros dan torsi yang dihasilkan kincir angin
untuk variasi dimeter silinder 15 cm, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
[image:61.595.104.513.213.639.2]4.1.
Gambar 4.1 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin dengan diameter silinder 15 cm.
Dari Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa kincir angin dengan diameter 15 cm
menghasilkan putaran poros tertinggi sekitar 620 rpm.
0 100 200 300 400 500 600 700
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
P
u
tar
an
p
or
os
,
n
(
rp
m
)
43
b. Grafik hubungan antara daya output dan torsi
Dari Tabel 4.4 yang sudah diperoleh perhitungan maka dapat dibuat grafik
yang menghubungkan antara daya output dan torsi yang dihasilkan kincir
angin untuk variasi diameter 15 cm, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
[image:62.595.100.505.233.564.2]4.2.
Gambar 4.2 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin dengan diameter silinder 15 cm.
Dari Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa kincir angin dengan diameter silinder
15 cm mengashilkan daya kincir tertinggi sekitar 19,5 watt pada torsi sekitar
0,45 N.m.
c. Grafik Hubungan Anatara Koefisien Daya Maksimal dan tip speed ratio
Untuk Kincir Angin dengan Diameter Silinder 15 cm. Pada Gambar 4.3
menunjukkan grafik hubungan antara koefisien daya maksimum dan tsr
optimal untuk kincir angin variasi sudu polos diperoleh persamaan y = -10,74x2+48,166x-39,623 untuk menentukan nilai koefisien daya maksimum
0 5 10 15 20
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
Daya
ou
tp
u
t,
Po
u
t
(
wat
t)
Torsi, T (N.m)
dan tsr optimal. Nilai tsr optimal dapat dihitung dari persmaan sebagai
berikut:
y = -10,74x2+48,166x-39,623
0 = 2(-10,74)x + 48,166 0 = -21,48x + 48,166 21,48x = 48,166
x =
x = 2,24
Dari hasil perhitungan persamaan di atas menunjukan nilai x = tip speed ratio
optimal, yakni sebesar 2,24.
Adapun nilai koefisien daya maksimal didapat dari nilai x yang dimasukan ke dalam persamaan sebagai berikut :
y = -10,74x2+48,166x-39,623
y = -10,74(2,24)2 + 48,166(2,24) – 39,623
y = 14,4
45
Gambar 4.3 Grafik hubungan antara koefisien daya dan tsr untuk kincir angin dengan diameter silinder 15 cm.
4.4.2 Grafik Untuk Variasi Kincir Dengan Dimater Silinder 20cm
a. Grafik hubungan putaran poros dan torsi
Berdasarkan hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 4.5 maka dapat
dibuat grafik hubungan putaran poros dan torsi yang dihasilkan kincir angin
untuk variasi dimeter silinder 20 cm, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
4.4.
Gambar 4.4 Grafik hubungan torsi dan rpm untuk kincir angin dengan diameter silinder 20 cm.
y = -10,74x2 + 48,166x - 39,623
R² = 0,9047
0 2 4 6 8 10 12 14 16
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0
K oef is ien Da ya , Cp ( % )
Tip speed ratio (tsr)
0 100 200 300 400 500 600
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7
P u tar an p or os , n ( rp m )
Torsi, T (N.m)
Dari Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa kincir angin dengan diameter 20 cm
menghasilkan putaran poros tertinggi sekitar 560 rpm.
b. Grafik hubungan antara daya output dan torsi
Dari Tabel 4.5 yang sudah diperoleh perhitungan maka dapat dibuat grafik
yang menghubungkan antara daya output dan torsi yang dihasilkan kincir
angin untuk variasi diameter 20 cm, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
[image:65.595.101.504.249.578.2]4.5.
Gambar 4.5 Grafik hubungan daya dan torsi untuk kincir angin dengan diameter silinder 20 cm.
Dari Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa kincir angin dengan diameter silinder
20 cm mengashilkan daya kincir tertinggi sekitar 21 watt pada torsi sekitar
0,63 N.m.
c. Grafik Hubungan Anatara Koefisien Daya Maksimal dan tip speed ratio
Untuk Kincir Angin dengan Diameter Silinder 20 cm. Pa