• Tidak ada hasil yang ditemukan

Antonius Febrian Pulung Nugroho

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Antonius Febrian Pulung Nugroho"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA

TUGAS DAN PERAN KAMERAMAN

DALAM PRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF

DI JOGJA TV

Disusun Oleh :

Nama : Antonius Febrian Pulung Nugroho

NIM : D1407003

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat - syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

TUGAS DAN PERAN KAMERAMAN DALAM

PRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF DI JOGJA TV

Disusun oleh:

Nama : Antonius Febrian Pulung Nugroho

NIM : D 1407003

Konsentrasi : Penyiaran

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program

DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Juni 2010

Menyetujui

Dosen Pembimbing

(3)

PENGESAHAN

Tugas Akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir

Program D III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan

Drs. Supriyadi, SN, SU

(4)

MOTTO

“Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan

dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu

sendiri.” (Hukum Cinta Kasih)

”Jangan menunda pekerjaan yang bisa dilakukan sekarang, agar tidak

(5)

PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan Tugas Akhir “ TUGAS DAN PERAN

KAMERAMAN DALAMPRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF DI JOGJA TV ” untuk :

 Tuhan Yang Maha Esa ; atas segala rahmat, petunjuk, hidayat, karunia,

dan nikmat.

 Bapak & Ibu; untuk doa, kasih sayang, restu serta dorongan.

 Ria , Lia & Deby sebagai teman seperjuangan selama menjalankan

Kuliah Kerja Media di JOGJATV.

 Semua staf PT. YOGYAKARTA TUGU TELEVISI (JOGJATV); atas

perkenalan, bimbingan & kerjasama.

 Teman-teman Broadcasting 2007 yang telah memberikan banyak

pengalaman dan suka duka sewaktu kuliah.

 Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

(6)

KATA PENGANTAR

Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka penulis dapat melaksanakan

dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul TUGAS DAN PERAN

KAMERAMAN DALAM PRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF DI JOGJA TV yang merupakan tugas dan syarat untuk memperoleh gelar ahli

madya program DIII Komunikasi Terapan ( Broadcasting ) FISIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Oleh sebab itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk semua ini. Dengan penuh

kerendahan hati, penulis mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini memiliki

banyak kekurangan yang jauh dari sempurna, mengingat pengetahuan dan

pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan Laporan Tugas

Akhir agar semakin mendekati sempurna.

Laporan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari bantuan oleh berbagai pihak,

buah pikiran mereka jelas cukup mewarnai pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis pun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Supriyadi, SU., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, selaku ketua Program D-III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

(7)

3. Drs. Aryanto Budi S. M.Si, selaku Pembimbing Akademik.

4. Kepada Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, penulis mengucapkan terima

kasih karena kesediaannya menjadi pembimbing untuk tugas akhir

ini.

5. Ayah dan Ibu; untuk doa, kasih sayang, dan juga telah membiayai

penulis selama menjalankan kuliah hingga proses Kuliah Kerja

Media.

6. Bapak Oka Kusuma Yudha selaku Komisaris perusahaan PT.

Yogyakarta Tugu Televisi (JOGJATV), yang telah berkenan

menerima Penulis untuk ,melakukan Kuliah Kerja Media selama

dua bulan.

7. Mas Andi selaku Pimpinan Penanggung Jawab yang telah

membantu memberikan referensi kepada penulis serta membantu

memberikan ide dan masukan kepada penulis dalam penulisan

laporan tugas akhir.

8. Mas Wiwit , Ikhsan , Wawan, Yelly, Jamal, Ardi, Arno, Henry,

Koko, Fiat, Yudhis, Febri, Yoga, Polo, Heru. Selaku Kameraman

Yang selalu memberikan masukan yang membangun kepada

penulis.

9. Seluruh Karyawan JOGJATV (Divisi Kameraman, Divisi

Produser, Divisi Dekorasi , Divisi Master Control , Divisi Teknik )

(8)

10.Seluruh crew JOGJATV yang telah mengajarkan banyak hal dan

memberikan pengalaman kepada penulis.

11. Nurul , Gilang , Barokah Crew, Anso Crew dan Poeloenklinik

equipment atas motivasi dan peralatan selama membuat tugas

akhir.

12.Teman – teman Broadcasting 2007 atas suka duka selama kuliah.

Akhir salam, tiada gading yang tak retak, semoga bantuan dari semua

pihak ini diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap semoga Laporan

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan memberi arti bagi kita semua.

Surakarta, Juni 2010

(9)

DAFTAR ISI

A. Pengertian Komunikasi …...………..…...…..

B. Pengertian Kameraman...………...

C. Tugas Seorang Kameraman ……….……...……

D. Teknik Pengambilan Gambar ………....……...

BAB III. DESKRIPSI LEMBAGA

(10)

G. Programme Discription ...

H. Off Air Programme ...

I . Segmentation ...

BAB IV. PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

A. Deskripsi Umum Acara Jogja TV………...

B. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media ...….…...

C. Deskripsi Program Acara Dialog Interaktif……...

D. Deskripsi Acara Yang Diamati Selama Kuliah Kerja Media...

E. Tahapan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media ...

E.1. Tahapan Pelaksaan Produksi Record di Stasiun Jogja TV..

E.2. Tahapan Pelaksaan Produksi Live di Stasiun Jogja TV...

BAB V. PENUTUP

A. KESIMPULAN ………...………....

B. SARAN ………...

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti saat ini, dimana informasi telah menjadi

kebutuhan pokok yang harus senantiasa dipenuhi setiap saat. Dalam

perkembangannya, media komunikasi hadir untuk menjawab kebutuhan

masyarakat akan berita dan informasi. Televisi dan radio telah menjadi bukti

nyata sarana komunikasi di era modern paska media cetak. Dengan semakin

berkembangnya media komunikasi massa khususnya elektronik, maka semakin

memudahkan pula terjadinya proses pertukaran informasi dan budaya antar

masyarakat di berbagai belahan dunia manapun.

Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian

mata acara dalam bentuk audio / suara atau visual / gambar yang ditranmisikan

dalam bentuk signal suara dan gambar, baik melalui udara (teristerial dan satelit)

maupun melalui kabel dan atau serat optic yang dapat diterima oleh pesawat

penerima (radio / televisi) di rumah – rumah (Suprapto , 2006 : 10).

Media televisi pada hakekatnya merupakan sistem komunikasi yang

menggunakan satu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara tepat,

berurutan, dan diiringi unsur audio. Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti

(12)

bahasa latin. Jadi kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut

suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.

Televisi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu bentuk media massa

audio visual dengan ciri dan sifatnya yang berbeda dengan media yang telah ada

sebelumnya, yaitu media massa cetak dan media massa elektronika. Karena

sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas, ini juga sangat mempengaruhi

cara-cara penyampaian pesan yaitu selain harus menarik perhatian juga harus

mudah dimengerti oleh pemirsanya.

Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat dilihat dan dinikmati

secara audio visual (suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan

masyarakat, baik kaya atau miskin, tua maupun muda, di desa dan perkotaan,

bahkan dari belahan dunia manapun dapat mengikuti siaran televisi (tv) baik

melalui tv berbayar, streaming, sampai tv pada umumnya yang tidak dikenakan

biaya apapun dalam melihat suatu acara dan mencernanya sesuai dengan

kemampuan masing-masing individu , sehingga televisi memiliki daya jangkau

yang sangat luas dan memberi dampak baik positif atau negatif bagi masyarakat

karena proses penyampaiannya yang mudah diterima semua kalangan baik yang

tuna rungu, tuna wicara sampai balita.

Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh

stasiun televisi yang bersangkutan. Berbagai jenis program siaran bukanlah

sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut bergantung dari

kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Stasiun

(13)

pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih

keuntungan dari produksinya.

Setiap produksi acara siaran televisi merupakan proses kerja sama antar

individu dan merupakan proses interaksi antara manusia yang kreatif dan

peralatan yang mendukung.

Hal ini guna mewujudkan ide atau gagasan menjadi sebuah informasi

maupun hiburan audio visual yang diterima oleh pemirsa sebagai hal yang

sinkron, menarik dan komunikatif.

Saat ini banyak bermunculan media-media, termasuk media televisi.

Berhubungan dengan itu pula, maka tak heran jika banyak sekali bermunculan

lowongan akan profesi yang berkaitan dengan media tersebut. misalnya penyiar,

reporter, produser dan juga kameraman.

Seorang kameraman menjadi salah satu personil yang penting dalam

penyajian suatu acara televisi karena seorang kameraman juga bisa berperan

ganda meski tugas utama seorang kameraman adalah mengambil angle yang

terbaik untuk bisa disajikan sebagai suatu acara, baik untuk acara hiburan ataupun

acara-acara yang lebih serius.

Salah satunya adalah tim kerja suatu program acara baik acara di studio

atau di luar studio yang meliputi produser, kameraman, master control , editor

sampai driver. Sebuah tim produksi acara program atau peliputan inilah yang

pertama kali menentukan kualitas acara yang akan disajikan kepada pemirsanya.

Oleh karena itu, semangat dan motivasi tinggi serta kreatifitas merupakan sikap

(14)

hasil yang memiliki nilai dan kelengkapan gambar yang baik, terutama seorang

kameraman karena jika gambar yang diberikan bisa maksimal dan variatif

pengambilan gambarnya akan memudahkan seorang editor ataupun switcher

dalam mengedit atau menata gambar.

Selain itu seorang kameraman dalam mengambil gambar juga harus

mempertimbangkan kontinuitas gambar agar memudahkan editor dan pemirsa

yang melihatnya.

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota budaya saat ini memiliki

beberapa televisi lokal, salah satunya adalah Jogja TV. Sajian program acara Jogja

TV hadir dengan identitas lokal, seperti seni tari, seni karawitan, tempat wisata di

Yogyakarta, hingga siaran berita yang disajikan dengan bahasa jawa terciptanya

suatu program acara televisi dibutuhkan sebuah team, salah satu yang ada di

dalam team tersebut adalah kameraman. Penulis ingin mengetahui tugas dan peran

kameraman dalam proses terciptanya suatu program acara televisi sebab peran

kameraman sangat penting dalam proses produksi serta kualitas sebuah program

acara.

Berangkat dari hal tersebut, penulis kemudian memilih Jogja TV sebagai

tempat pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM). Karena penulis ingin

mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana Tugas Dan Peran Kameraman

(15)

B. Tujuan Kuliah Kerja Media (KKM)

1. Untuk melihat, mengamati , mempraktikkan dan terjun langsung dalam

proses kerja profesional sebuah acara di Jogja TV.

2. Untuk mendalami poses produksi siaran, sehingga kelak dapat dijadikan

bekal untuk terjun di dunia kerja.

3. Untuk mempelajari dan belajar menggunakan peralatan standar broadcast

dalam sebuah produksi acara di Jogja TV.

4. Mencari pengalaman dalam bidang penyiaran agar lebih siap menghadapi

dunia kerja dalam masyarakat dan mampu menerapkan wawasan teoritis

ilmu komunikasi khususnya penyiaran dalam kuliah kerja lapangan.

5. Memperoleh pengalaman cara mengoperasikan kamera yang sesuai

dengan standart penyiaran dalam suatu produksi siaran di Jogja TV.

6. Memperoleh pengalaman dan teknik-teknik dalam pengambilan gambar

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi

Manusia adalah makhluk hidup sosial. Dalam kehidupannya, manusia

saling berinteraksi untuk mewujudkan sebuah keinginan pribadi atau

kelompoknya. Tanpa adanya komunikasi Manusia akan kesulitan dalam

menyampaikan pesan kepada orang lain atau kelompok. Ada beberapa pengertian

mengenai komunikasi yang disampaikan oleh beberapa ahli, antara lain :

Seperti yang dikutip oleh Berelson dan Steiner :

“ Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,

dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,

gambargambar, angka-angka, dan lain-lain.” (Sendjaja, 2002 : 7).

Sedangkan menurut Hovland, Janis dan Kelly (1953) : seperti yang dikutip oleh

Muhammad (2004 : 2) komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang

(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan

tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

Dari kedua definisi di atas dapat dikemukakan bahwa komunikasi

merupakan suatu proses penyampaian pesan yang berisikan informasi, gagasan,

emosi, keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti

(17)

digunakan dan bertujuan untuk memberikan pengaruh sebuah perubahan atau

pembentukan perilaku atau pandangan kepada khalayak penerima pesan.

B. Pengertian Kameraman

Kameraman atau yang sering disebut cameraman (camera person) adalah

seseorang yang berprofesi dan bertugas melakukan aktivitas pengambilan gambar

dan bertanggung jawab atas kualitas gambar yang diperoleh.

Millerson (1990 : 366) mendefinisikan Camera person is responsible for all

camera operations on a production. Kameraman memfokuskan gambar pada

manusia agar dapat menghidupkan pengambilan gambar dan harus berada dalam

jarak dekat dari orang-orang yang akan di-shoot, dengan gambar tersebut seorang

kameraman dapat merangkul penonton dengan gambar yang kuat, penuh emosi,

dan detail. Kameraman yang baik sebisa mungkin tidak menggunakan alat secara

otomatis, khususnya untuk adjust diafragma, white balance serta level sound agar

tidak terjadi kesalahan-kesalahan fatal. Pengoperasian untuk alat secara otomatis

hanya berlaku dalam keadaan darurat. Dalam melihat, setiap kameraman memiliki

sudut pandang berbeda dalam melihat kehidupan maupun situasi.

C. Tugas Seorang Kameraman

Dalam sebuah tayangan acara televisi, gambar adalah bagian penting yang

harus ada. Karena itu diperlukan orang yang mampu mengambil gambar dengan

alat pengambil gambar yang disebut kamera. Dan orang yang mengambil gambar

dengan peralatan tersebut sering disebut sebagai juru kamera atau kameraman

(18)

Juru kamera bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan

gambar. Seorang juru kamera harus memastikan tidak ada kesalahan yang

dilakukan ketika ia mengambil gambar. Ia harus memastikan bahwa gambar yang

diambilnya sudah tajam (focus), komposisi gambar (framing) sudah tepat,

pengaturan level atau tingkat suara sudah sesuai, warna gambar yang sesuai

dengan aslinya (natural) dan juru kamera mendapatkan gambar (shot) yang

terbaik. (Morrisan, 2004 : 160).

D. Teknik Pengambilan Gambar

Baksin ( 2006 : 115-136) menyebutkan dalam teknik pengambilan gambar,

seorang kameraman harus mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut :

1. White Balance

Tujuan white balance (W/B) adalah untuk mensosialisasikan lensa kamera

dengan keadaan sekitar objek perekaman. Dalam melakukan W/B perlu

diperhatikan juga aspek pencahayaan dan filter.

Jika menggunakan jenis lampu tungsten (kekuningan) maka harus

dinetralkan dulu dengan CTB (Color Temperature Blue) sampai warna menjadi

putih. Setelah warna putih baru dilakukan W/B.

2. Focusing

Focusing adalah usaha mencari gambar objek paling dekat dari semua

objek dengan ukuran gambaer (frame size) paling dekat dan memposisikan

gambar sejelas mungkin dengan memutar ring fokus. Selanjutnya kameraman bisa

(19)

3. Mengambil Kamera

Jika kamera akan digunakan dalam posisi handheld (tanpa tripod) maka

biasakan mengambilnya dengan tangan kiri untuk kemudian diletakkan dipundak.

Tapi jika kamera nantinya akan menggunakan tripod maka usahakan

mengambilnya dengan tangan kanan agar dapat dipasang ke tripod dengan leluasa.

4. Pengecekan Kamera

Sebelum melakukan pengambilan gambar lakukan pengecekan peralatan kamera ;

 Apakah baterainya masih penuh?

 Apakah mic-nya berfungsi dengan baik?

 Apakah tripodnya berfungsi dengan baik?

 Apakah kabelnya lengkap?

 Apakah kaset yang akan digunakan tersedia?

 Usahakan punya cadangan baterai dan kaset.

 Usahakan punya persediaan selotip untuk keperluan mendesak.

 Usahakan ada cadangan bohlam.

sudah default (dari pabriknya). Yang sering di setting biasanya menyangkut sound

(20)

Untuk audio gunakan yang 16 bit, sementara untuk speed record pilihlah

yang SP (standard play). Selain itu untuk audio diatur levelnya, biasanya untuk

reportase dikenal ada dua channel audio, audio 1 untuk atmosfer (suara langsung

dari tempat kejadian) dan channel 2 untuk suara voice over (dubbing).

Ada lima hal yang perrlu diperhatikan dalam pengambilan gambar untuk

jurnalistik televisi, yaitu:

1. Camera angle (sudut pengambilan gambar), yakni posisi kamera pada saat

pengambilan gambar. Masing-masing angle punya arti tertentu.

2. Frame size (ukuran gambar), yakni ukuran shot untuk memperlihatkan situasi

objek bersangkutan.

3. Gerakan kamera, yakni posisi kamera bergerak, sementara objek bidikan

diam.

4. Gerakan objek, yakni posisi kamera diam. Sementara objek bidikan bergerak.

5. Komposisi, yakni seni menempatkan gambar pada yang baik dan enak dilihat.

1. Camera Angle

Dalam urusan sudut pengambilan gambar penulis membagi menjadi lima

sudut pengambilan gambar, yaitu:

a. Bird Eye View

Adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan kamerawam

dengan posisi kamera diatas ketinggian objek yang direkam. Tujuan sudut

pengambilan gambar ini untuk memperlihatkan objek-objek yang lemah

(21)

Biasanya digunakan untuk keperluan berita guna memperlihatkan objek

berita kecelakaan lalu lintas, musibah kebanjiran, dan lainnya.

b. High Angle

Merupakan pengambilan gambar dari atas objek kesan yang ditimbulkan

dari pengambilan gambar ini adalah „lemah‟, „tak berdaya‟, „kesendirian‟,

dan kesan lain yang mengandung konotasi „dilemahkan atau dikerdilkan‟.

High angle cocok digunakan dalam pengambilan gambar para buruh yang

sedang berdemo atau berkerumun di depan gedung DPR.

c. Low Angle

Menggambarkan seseorang yang berwibawa atau berpengaruh tidak bisa

menggunakan high angle karena kesan yang ditimbulkan akan melenceng.

Sudut pengambilan gambar yang tepat adalah low angle. Sudut ini

membangun kesan „berkuasa‟ baik dalam soal ekonomi, poklitik, sosial,

dan lainnya. Sering juga kameraman mengemasnya dengan low angle

pengambilan gambar objek diawali dengan tilt up (dari bawah ke atas).

Teknik ini ingin lebih menonjolkan sosok yang berkuasa dengan

penggambaran dari bawah ke atas.

d. Eye Level

Adalah teknik pengambilan gambar yang sejajar dengsn objek. Posisi

kamera dan objek lurus sejajar sehingga gambar yang diperoleh tidak ke

atas dan ke bawah. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan

seseorang yang berdiri sejajar atau yang mempunyai ketinggian tubuh

(22)

e. Frog Eye

Adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan kameraman dengan

ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau

dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar (alas) kedudukan objek.

Sudut pengambilan ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan

suatu pemandangan yang aneh, ganjil, „kebesaran‟, atau „sesuatu‟ yang

menarik tapi diambil dengan variasi tidak biasanya.

2. Frame Size

Berikut ini adalah Frame Size yang menjadi kekuatan gambar berita :

· ECU (extreme close up)

Merupakan pengambilan gambar sangat dekat sekali, misalnya hidungnya,

matanya, telinganya saja. fungsinya untuk menunjukkan detail suatu

objek.

· BCU (big close up)

Merupakan pengambilan gambar dari kepala hingga dagu objek.

Fungsinya adalah menonjolkan objek untuk menimbulkan ekspresi

tertentu.

· CU (close up)

Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala sampai lebar bagian

bawah. Fungsinya untuk memberikan gambaran objek secara jelas.

· MCU (medium close up)

Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala hingga dada atas.

(23)

· MS (mid shot)

Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala sampai pinggang (perut

bagian bawah). Fungsinya untuk memperlihatkan seseorang dengan

sosoknya.

· KS (knee shot)

Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala hingga lutut. Fungsinya

untuk memperlihatkan sosok objek (sama dengan MS).

· FS (full shot)

Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala hingga kaki. Fungsinya

untuk memperlihatkan objek dengan lingkungan sekitar.

· LS (long shot)

Merupakan pengambilan gambar objek penuh dengan latar belakangnya.

Fungsinya untuk menperlihatkan objek dengan latar belakangnya.

· 1 S (one shot)

Merupakan pengambilan gambar satu objek. Fungsinya untuk

memperlihatkan seseorang dalam frame.

· 2 S (two shot)

Merupakan pengambilan gambar dua objek. Fungsinya untuk adegan dua

orang sedang berinteraksi.

· 3 S (three shot)

Merupakan pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya untuk

(24)

· GS (group shot)

Merupakan pengambilan gambar dengan memperlihatkan objek lebih dari

tiga orang.

tampilan objek menjauh (mengecil). Dan bila ditekan ke depan sebaliknya,

tampilan objek akan mendekat (membesar).

b. Tilting (dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah)

Ada beberapa adegan film maupun berita yang menampilkan sosok

seseorang diambil dari bawah kemudian sedikit demi sedikit bergerak ke

atas. Dengan cara seperti ini penonton disuguhi suatu gambaran sosok

seseorang secara utuh. Ada dua cara tilting: dari bawah ke atas disebut

tilt-up, dari atas ke bawah disebut tilt-down.

c. Panning

Teknik panning yakni menggerakkan kamera mengikuti urutan objek, baik

dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri. Jika digeser dari kanan ke

kiri disebut pan left. Sebaliknya, jika digerakkan dari kiri ke kanan disebut

(25)

4. Gerakan Objek

Kebalikan dari gerakan kamera, gerakan objek artinya kamera tetap diam

dan yang bergerak objek bidikannya.

a. Objek sejajar dengan kamera

Dalam posisi seperti ini maka kamera tetap harus mengikuti gerakan

objek, baik ke depan atau ke belakang. Untuk bisa mengikuti gerakan

objek, bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik kendaraan, rel, maupun

alat bantu lain seperti crane.

b. Walk-in/Walk-away

Objek menjauh atau mendekat ke kamera. Jika objeknya menjauhi kamera

disebut walk-out atau walk-away. Jika objek mendekati kamera disebut

walk-in.

c. Framing

Adalah masuknya objek dalam sebuah frame film yang awalnya kosong.

Dalam sebuah film sering tampak scene yang frame-nya kosong.

Kemudian muncul aba-aba: in-frame, disusul seorang aktor masuk ke

frame (bingkai tampilan). Atau sebaliknya. Terkadang aktor harus keluar

dari frame dengan aba-aba: out frame.

5. Komposisi

Komposisi dalam sebuah frame ditentukan oleh 3 faktor:

a. Headroom

(26)

maka objek harus proporsional, yakni kepala bagian atas dengan batas

frame harus diatur tidak terlalu tinggi dan rendah.

b. Noseroom

Diartikan sebagai jarak pandang seseorang terhadap objek lainnya, baik ke

kiri maupun ke kanan. Komposisi ini tentunya dikemas untuk

mendapatkan gambar yang menarik, karena dengan noseroom berarti

seseorang sedang melakukan interaksi dengan orang atau benda lainnya.

c. Looking Space

Orang yang sedang berjalan atau berlari selalu menyisakan ruangan di

depan atau arah seseorang yang sedang bergerak ke depan tersebut.

Ruangan di depan orang yang sedang berlari atau berjalan itulah yang

(27)

BAB III

diharapkan mampu memberikan informasi, hiburan, dan kontrol sosial terhadap

masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Visi dan Misi Jogja TV diantaranya

adalah menjadi etalase kearifan lokal budaya Nusantara dan menjadi televisi yang

mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan tradisi adiluhung, sehingga

dapat mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian serta pariwisata

Yogyakarta dan sekitarnya. Hal tersebut dapat tercermin dari pilihan program

maupun berita yang ditayangkan oleh Jogja TV. Jogja TV yang tergabung dalam

jaringan Indonesia Network, hadir menyapa pemirsa setiap hari mulai pukul 06.00

s/d 24.00 wib. Dengan daya pancar 8 KW, coverage area meliputi Yogyakarta,

Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo. Tidak hanya itu coverage area

Jogja TV meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten.

Sedangkan beberapa daerah lainnya adalah Magelang, Purworejo, Kutoarjo,

Banjarnegara, sebagian Kebumen, Wonosobo, Temanggung dan sekitarnya.

Beberapa program acara unggulan Jogja TV adalah Seputar Jogja, Pawartos

(28)

Kampus dan Dokter Kita. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih

Jogja TV diantaranya adalah Pemenang Iklan Layanan Masyarakat Televisi

Terbaik dalam Ajang Anugerah Kebudayaan 2006 Media Massa dan Iklan,

Nominator Peraih “Cakram Award 2006” untuk kategori “Televisi Lokal

Terbaik”, Penghargaan dari Walikota Yogyakarta untuk kategori Televisi Penyaji

Berita Terbaik “Jogjaku Bersih & Hijau” Th 2007 dan Penghargaan Bhakti

Waratama dari Bupati Bantul dalam Pemberitaan Media Eletronik pada saat

Gempa 27 Mei 2006 . Dengan slogan Tradisi Tiada Henti, Jogja TV hadir di

tengah-tengah masyarakat sebagai salah satu pilar kekuatan yang ikut

melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan Yogyakarta sebagai Daerah

Istimewa dan daerah-daerah disekitarnya melalui inovasi dalam berbagai program

acaranya. Dengan menghadirkan program yang bermuatan lokal sebesar 80%,

Jogja TV diharapkan benar-benar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan

informasi dan hiburan dari daerahnya sendiri. Sebagai televisi lokal yang

mengedepankan local content dengan target audiens semua lapisan masyarakat,

untuk itu Jogja TV merupakan media promosi yang tepat bagi usaha Anda.

B. Vision & Goals Vision

1.Menjadi etalase kearifan local budaya Nusantara.

2.Menjadi stasiun televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa

mengesampingkan tradisi adiluhung.

3.Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta dan alam (Tri

(29)

4.Menjaga keutuhan NKRI berdasarkan azas Pancasila dan Bhineka Tunggal

Ika.

Goals

1.Mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian serta pariwisata

Yogyakarta dan sekitarnya.

2.Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat.

3.Menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi

masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman.

4.Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran serta tata nilai yang

berlaku dalam masyarakat.

(30)

D. Arti Logo JOGJATV

KONSEP

Jogja TV merupakan salah satu pilar kekuatan yang turut

mengembangkan kebudayaan adiluhung Yogyakarta sebagai Daerah

Istimewa demi tercapainya masyarakat yang dinamis dan bercitra budaya

tinggi,sehingga mampu mengembangkan basis tradisi yang ada menjadi

sebuah inovasi di segala bidang kehidupan sosial, seni budaya, ekonomi,

maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.

DESKRIPSI

Secara keseluruhan logo berbentuk sebuah “WARANGKA

KERIS” yang dipadukan dengan tulisan Jogja TV dengan menggunakan

jenis font Scie Field yang berkesan modern. Hal ini memvisualisasikan

bahwa manusia dalam mengarungi kehidupannya bagaikan gelombang

(tercermin dalam Luk Keris) yang penuh dinamika.

Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi yang

terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan

manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat

Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.

KERIS

Merupakan sebuah senjata perang yang diandalkan oleh para

prajurit keraton yang memiliki kekuatan dalam menghadapi peperangan.

Keris ini memvisualisasikan bahwa Jogja TVadalah merupakan sebuah

(31)

dalam membangun daerahnya, dan bangsa pada umumnya dalam segala

bidang kehidupan. Kekuatan dan keberanian ini juga merupakan modal

utama dalam menghadapi tantangan era global, dimana Yogyakarta

berperan sebagai pintu gerbang pariwisata, penjaga tata nilai dan budaya,

pelestari tradisi adiluhung, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Keris merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan

penuh tantangan. Memberi rasa percaya diri dan memberi semangat yang

besar bagi masyarakat Yogyakarta.

WARNA HIJAU

Memvisualisasikan kesuburan alam Yogyakarta yang perlu

dilestarikan dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna

(32)

E. Struktur Organisasi

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR BAG. UMUM SDM KEUANGAN

DIV. TEKNIK DIV. GRAFIS KAMERAW AN DIV. MASTER CONT.

KOORDINATOR MARKETING KOORDINATOR

DIV. EDITING STUDIO DALAM

SEKRETARIS TRAFFIC LIBRARY

PROGRAM & PEMBERITAAN WAKIL PENANGGUNGJAW AB TEKNISI GRAFIS KAMERAW AN CG KORD. DRIVER AKUNTAN

VIDEO EDITOR DRIVER AE DEKORASI

MAINTENANCE GRAFIS KAMERAW AN AUDIO KOORD. CS KASIR

KOORDINATOR REDAKTUR

VIDEO EDITOR PRODUSER PELAKSANA TRANSMISI CLEANING IKLAN

(33)

F. Programme Composition

a. Prosentase Berdasarkan Typology Program di JOGJATV

Movie 1

Series 1

Religious 1

Sport 4

Education 2

Children 7

Entertainment 26

Information 46

(34)

b. Program Sources

LOKAL 84

LOKAL NASIONAL 8

(35)

c. Programme Content

LOKAL 83

(36)

G. PROGRAMME DISCRIPTION

Program News

 SEPUTAR JOGJA : Tayangan berita aktual jogja dan sekitarnya

berbahasa indonesia.

 PAWARTOS ENJING : Tayangan berita berbahasa jawa di pagi hari.

 PAWARTOS NGAYOGYAKARTA : Tayangan berita berbahasa jawa.

 BERITA MALAM : Tayangan berita aktual jogja dan sekitarnya.

 GOOD MORNING JOGJA : Tayangan berita berbahasa inggris seputar

pariwisata dan budaya DIY dan sekitarnya.

 PAWARTOS SONTEN : Tayangan berita berbahasa jawa di sore hari.

Program Information

 ADILUHUNG : Program tayangan feature yang berkaitan dengan

berbagai upacara adat dan tempat-tempat bersejarah di DIY dan

sekitarnya.

 SENI DAN BUDAYA : Program tayangan mengupas tentang karya satra,

seni dan budaya Indonesia.

 OBROLAN WEDANG JAHE : Program dialog live interaktif yang

dikemas santai dibuat dalam suasana khas membahas berbagai

permasalahan yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.

 BLUSUKAN : Program tayangan yang mengupas sisi-sisi lain kehidupan

(37)

 TOPIK PERS : Program dialog live interaktif tentang topik terhangat

yang dibicarakan di media massa baik dari sosial, ekonomi, budaya,

politik dan kehidupan bermasyarakat.

 DIALOG INTERAKTIF : Program tayangan dialog interaktif live dengan

berbagai topik bahasan dan dari berbagai instansi.

 HUSADA : Program tayangan dialog live interaktif di studio mengenai

pengobatan alternatif.

 DOKTER KITA : Program dialog kesehatan live, menghadirkan

dokter-dokter ahli dari RS. Dr. Sardjito dan rumah sakit lain di DIY dan luar DIY.

 SAMBUNG RASA : Program dialog live interaktif menghadirkan kepala

daerah, maupun pemimpin-pemimpin dari berbagai instansi dan

organisasi.

 WINASIS : Dialog interaktif yang membahas masalah pendidikan.

 ENTERPRENEUR : Program dialog interaktif yanga mengangkat topik

tentang enterpreneur berbeda-beda.

 SRAWUNG JUMPA KOMUNITAS : Program tayangan yang

mengangkat tentang kegiatan berbagai komunitas.

 TEKAD : Program tayangan yang menampilkan profil seseorang untuk

bertahan hidup, berisi profil perjuangan hidup seseorang.

 GALERI MODE : Program tayangan yang mengangkat masalah fashion

meliputi : rubrik pengetahuan tentang mode, dan konsultasi mode.

 CAPING : Program tayangan yang berisi tentang segala hal yang

(38)

termasuk mengenai teknik dalam pembudidayaan suatu tanaman, ternak,

dll ( cara bertani / beternak yang baik ).

PROGRAM ENTERTAINMENT

 KLINONG-KLINONG CAMPURSARI : Program tayangan live musik

campursari.

 WAYANG : Program yang menayangkan berbagai jenis wayang seperti

wayang kulit, wayang menak dan wayang orang dengan peraga dalang

terkenal.

 LANGEN LARAS : Program tayangan gending_gending jawa.

 NYASAR DI ROLASAN : Program tayangan live interaktif yang

menampilkan group music dan diselingi pemutaran video klip terbaru.

 KAFE MUSIK : Program musik live interaktif, format acara lebih

fleksibel dengan live musik dan audiens di studio.

 LANGENSWARA : Program tayangan live interaktif request lagu,

dikemas dengan santai, diselingi video klip campursari dan penayangan

pilihan berita.

 ICIP-ICIP : Liputan kuliner di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.

 TAMU KABARE : Dialog Interaktif bersama bintang tamu dari kalangan

eksekutif.

CHILDREN PROGRAM

 PENTAS CERIA : Program acara yang menampilkan kreatifitas anak dari

(39)

 KAMPUNG HALAMANKU : Program yang mengangkat keindahan atau

ciri khas sebuah desa, daerah atau wilayah di DIY dan sekitarnya dengan

pengisi suara anak-anak.

 DONGENG : Program yang menampilkan dongeng anak.

 HAPPY HOLLY KIDS : Program acara yang menampilkan cerita boneka.

EDUCATION PROGRAM

 DUNIA PENDIDIKAN : Program tayangan pendidikan, mengangkat

profil sekolah, murid berprestasi maupun unggulan dari sekolah tersebut.

 JELAJAH KAMPUS : Program seputar aktifitas ilmiah, penelitian, dan

program unggulan dari masing-masing perguruan tinggi yang ada di DIY.

SPORT PROGRAM

 SPORTIF : Program tayangan liputan aktivitas olahraga, kejuaraan,

kompetisi,dll.

 BUGAR RAGA : Program acara senam aerobik, body language dan yoga.

RELIGIOUS PROGRAM

 MUTIARA SENJA : Program religi yang menayangkan ceramah lintas

agama baik Islam, Kristen, Katholik.

SERIES PROGRAM

 FILM INDIA : Film serial India.

 PENGKOLAN : Komedi situasi yang mengangakat permasalahan rakyat

(40)

MOVIE PROGRAM

FILM INDI : Pemutaran film Indi.

H. Off Air Programme

Teens between 13 -19 yaers old

- Tertiary : Adult 30+

c. Family Life Cycle : Singles and married coupleas

d. Occupation : Student, housewife,

(41)

BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. Deskripsi Umum Acara Jogja TV

Jogja TV yang berlokasi di Jl. Wonosari Km. 9 merupakan televisi lokal

pertama yang berdiri di Yogyakarta. PT Yogyakarta Tugu Televisi juga

merupakan TV budaya sebagai media massa yang memberikan informasi,

hiburan, dan kontrol sosial terhadap masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.

Di Stasiun Jogja TV terbagi menjadi beberapa jenis program acara yang

sesuai dengan slogan Jogja TV. Dimana didalamnya terdapat berbagai acara

unggulan Jogja TV yaitu meliputi;

Berita (News): Seputar Jogja, Pawartos Enjing, Pawartos

Ngayogyakarta, Berita terkini, Berita Malam, Lintas Mancanegara,

Good Morning Jogja, Warta TNI dan PLRI, Suluh Indonesia, Suara

Rakyat, Pawartos Sonten, Jurnal Sepekan.

Budaya: Kethoprak, Hamemayu, Empu, Pocung, Mocopat,

Wayang, Langen Laras, Geguritan, Klithikan, Adiluhung, Mozaik

Khatulistiwa, Metafisis. Hiburan: Klinong – klinong Campursari,

Nyasar di Rolasan, Langen Swara, Icip – Icip, Cafe Musik.

Dialog: Obrolan Wedang Jahe, Orkes Sore, Topik Pers, Dialog

Interaktif, Pengobatan Alternatif, Dokter Kita, Sambung Rasa,

Orkes Sore, Analog, Forum Bisnis, Klinik Cantik, Dialog 30

(42)

Acara Anak: Pentas Ceria, Kartun, Kampung Halamanku,

Dongeng, Happy Holly Kids

Pendidikan: Dunia Pendidikan, Jelajah Kampus.

Travelling: Pesona Wisata, Blusukan.

Sport: Sportif, Bugar Raga.

Program Lain: Tekad, Galeri Mode, Caping, Yo Ngiklan, Film

Indie.

B. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM)

Selama magang di Stasiun Jogja TV selama 2 bulan, mulai tanggal

1 Februari sampai 2 April 2010, yaitu pada bagian divisi Kameraman .

Selama proses kuliah kerja media selama 2 bulan, selain program acara reguler di

Jogja TV baik diluar ataupun di dalam studio, Dialog Interaktif merupakan acara

yang paling sering di ikuti oleh penulis dan penulis sering ikut terjun langsung

dalam produksi acara tersebut . Pada program acara dialog interaktif, hiburan

musik sampai acara berita menggunakan teknik multicamera dalam produksinya,

agar gambar yang di ambil oleh switcher lebih banyak dan variatif dan bisa

mengambil berbagai macam angle untuk acara non formal, seperti program acara

hiburan musik.

Hal-hal yang telah dilakukan adalah mengamati secara langsung kegiatan

produksi program yaitu kameraman di Stasiun Jogja TV. Adapun kegiatan yang

telah dilakukan yaitu :

(43)

 Melihat dan mengamati jalannya proses produksi acara selama 1 minggu

di studio dari jam 08.00 sampai jam 16.00.

 Membantu Kameraman dalam semua produksi live acara Good Morning

Jogja, Langen Swara, Rolasan Awan Kroncongan,Kinclong,Arisan,

Nyasar Di Rolasan, , Dialog Interaktif, Winasis, Rolasan Ceria. Sebagai

Cableman dan diberi pengarahan tentang Proses produksi di semua acara

live di studio .

 Membantu kameraman dan mengamati dalam proses produksi siaran live

sepakbola di Stadiun Maguwoharjo dan menjadi Cableman selama siaran

langsung.

Minggu Kedua Periode Tanggal 8 Februari – 14 Februari 2010

 Membantu kameraman dan diberi pengarahan dalam jalanya Proses

produksi di luar studio.

 Membantu kameraman dalam produksi acara live Langen Swara, Rolasan

Awan Kroncongan,Kinclong,Arisan,Sambung Rasa , Dialog interaktif

Mahkamah Konstitusi , Dialog Interaktif , Dialog Interaktif Badan Arsip

DIY,Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta,Dialog Interaktif,Berita

Malam , Dialog Interaktif CV. Sekawan Idea, Dialog Entrepreneur CWK,

Pawartos Ngayogyakarta di studio sebagai Cableman.

 Membantu kameraman dalam produksi acara Seni dan Budaya di Godean

Jogjakarta sebagai Cableman dan Boomer.

 Membantu kameraman mengambil gambar saat liputan keluar dalam acara

(44)

Minggu Ketiga Periode Tanggal 16 Februari – 20 Februari 2010

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

dalam produksi acara live Dialog Interaktif Husada Dewa Dewi, Pawartos

Sonten, Dialog Interaktif LOS, Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta,

Husada Shinse Robert, Berita Malam, Pawartos Enjing,Good Morning

Jogja, Langen Swara, Nyasar Di Rolasan, Kinclong , Dialog Interaktif

Husada Ki Puger Ismoyo, Pocung Live, Husada Waskito Reiki, Cafe

Musik Spesial Imlek Dan Valentine di studio sebagai kameraman.

 Membantu kameraman mengambil gambar dalam acara Pengkolan Plus di

Madukismo Jogjakarta sebagai Kameraman dan Boomer.

Minggu Keempat Periode Tanggal 22 Februari – 27 Februari 2010

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

dalam produksi acara live Pawartos Enjing, Good Morning Jogja, Langen

Swara, Rolasan Awan Kroncongan, Dialog Interaktif , Pawartos

Sonten,Dialog Interaktif Mahkamah Konstitusi, Seputar Jogja , Pawartos

Ngayogyakarta, Husada Metafisika, Berita Malam, Dialog Interaktif

LPMP, Husada Ki Puger Ismoyo, Rolasan Ceria di studio sebagai

Kameraman.

 Membantu kameraman mempersiapkan dan mengambil gambar saat siaran

langsung Garebek Sekaten di Alun-Alun dan Masjid Agung Jogjakarta

Sebagai Kameraman dan Cableman.

(45)

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

produksi acara live Pawartos Enjing, Good Morning Jogja, Langen Swara,

Nyasar Di Rolasan, Dialog Interaktif, Sambung Rasa , Seputar Jogja,

Rolasan Ceria Sebagai Kameraman dan Pengarah acara di acara Good

Morning Jogja dan Seputar Jogja.

 Membantu kameraman mempersiapkan dan mengambil gambar saat

shooting record Kethoprak di RRI Jogjakarta sebagai Kameraman.

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

saat siaran langsung sepakbola di stadiun Maguwoharjo sebagai

Kameraman dan Cableman .

Minggu Keenam Periode Tanggal 8 Maret – 13 Maret 2010

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

produksi acara live Arisan , Pawartos Sonten, Sambung Rasa , Seputar

Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Klinong Klinong- Klinong Campur Sari ,

Berita Malam, Langen Swara, Nyasar Di Rolasan , Dialog Interaktif

KPID DIY, Pawartos Sonten, Dialog Interaktif Mahkamah Konstitusi,

Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Husada Cakra Illahi, Berita

Malam, Dialog Interaktif SCDRR, Interaktif DPRD Sleman, Lesehan

Spesial, Dialog Interaktif Menkes, Rolasan Ceria , Dialog Interaktif LOS,

Dialog Interaktif Entrepreneur CWK di Studio sebagai Kameraman.

Minggu Ketujuh Periode Tanggal 15 Maret – 20 Maret 2010

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

(46)

Rolasan Awan Kroncongan, Dialog Interaktif Husada Ki Puger Ismoyo ,

Pawartos Sonten , Dialog Interaktif , Seputar Jogja , Pawartos

Ngayogyakarta , Dialog Interaktif Husada Waskita Reiki , Berita Malam,

Rolasan Ceria di studio sebagai Kameraman.

 Membantu kameraman mempersiapkan proses produksi dalam program

acara record Icip-Icip Di Pantai Kuwaru Jogjakarta sebagai Cableman dan

Boomer.

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

dalam program acara record Blusukan Di Magelang sebagai Kameraman.

Minggu Kedelapan Periode Tanggal 22 Maret – 27 Maret 2010

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

produksi acara live Pawartos Enjing,Good Morning Jogja , Langen Swara,

Nyasar Di Rolasan, Dialog Interaktif, Dialog Interaktif Mahkamah

Konstitusi , Rolasan Ceria di studio sebagai Kameraman .

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu saat berjalannya

proses produksi dalam program acara record Tamu Kabare Di Bale Raos

Jogjakarta sebagai Cableman.

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

dalam program acara record Pengkolan Plus di Madukismo sebagai

Kameraman dan Boomer.

Minggu Kesembilan Periode Tanggal 29 Maret – 2 April 2010

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

(47)

Nyasar di Rolasan, Winasis, Rolasan Awan Kroncongan, Arisan, Pawartos

Sonten, Sambung Rasa, Dialog Interaktif , Pawartos Sonten, Dialog

Interaktif KPU Provinsi, Husada, Seputar Jogja , Pawartos Ngayogyakarta

, Berita Malam di studio sebagai Kameraman.

 Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar

dalam program acara record Icip-Icip di Seturan Jogjakarta sebagai

Kameraman dan Boomer.

C. Focus Of Interest

Dalam melaksanakan kegiatan KKM, penulis banyak terlibat pada

program acara dialog interaktif yang diproduksi oleh Jogja TV. Seluruh acara

tersebut menggunakan teknik multicamera.

Disini penulis memilih program acara Dialog Interaktif dan deskripsi

program acara tersebut sebagai berikut :

 Judul Acara : Dialog Interaktif

 Isi Acara : Program tayangan dialog interaktif live dengan

berbagai topik bahasan dengan tema yang berbeda.

 Tujuan : Sharing dan saling memberi masukan dan tips

antara Narasumber dan Pemirsa dalam sebuah topik bahasan tertentu.

 Target Audience : Dewasa

 Durasi : 60 Menit

 Frekuensi :Senin – Minggu waktu dapat berubah-ubah antara

(48)

 Sifat Siaran : Live Dan Record

D. Deskripsi acara yang diamati sewaktu Kuliah Kerja Media (KKM)

Terdapat banyak acara yang disajikan Jogja TV, dan pembatasan waktu

KKM yang hanya 2 bulan menjadikan keterbatasan pengmatan yang dilakukan

terhadap acara yang disajikan.

Hanya terdapat beberapa acara yang dapat diamati prosesnya dari

pra produksi hingga pasca produksinya baik yang bersifat live maupun record.

Pembatasan tersebut dilakukan pada beberapa acara yang mempunyai format

feature dan megezine news untuk recordnya dan dialog interaktif untuk acara yang

bersifat live. Beberapa acara yang telah diamati selama KKM di Stasiun Jogja TV

antara lain:

1. Program Record:

Blusukan: Program tayangan yang mengupas sisi-sisi lain kehidupan

masyarakat di berbagai tempat.

Tekad: Program tayangan yang menampilkan profil seseorang untuk

bertahan hidup, berisi profil perjuangan hidup seseorang.

Galeri Mode: Program tayangan yang mengangkat masalah fashion meliputi : rubrik pengetahuan tentang mode, dan konsultasi mode.

Caping: Program tayangan yang berisi tentang segala hal yang

berhubungan dengan pertanian, perikanan, dan peternakan, termasuk

mengenai teknik dalam pembudidayaan suatu tanaman, ternak, dll

(49)

Jelajah Kampus: Program seputar aktifitas ilmiah, penelitian, dan

program unggulan dari masing-masing perguruan tinggi yang ada di DIY

dan sekitarnya.

Icip – Icip: Liputan kuliner di daerah Yogyakarta dan sekitarnya

Tamu Kabare: Dialog Interaktif bersama bintang tamu dari kalangan

eksekutif.

2. Program Live :

Nyasar di rolasan : Program tayangan live interaktif yang menampilkan group music dan diselingi pemutaran video klip terbaru.

Kafe Musik : Program musik live interaktif, format acara lebih fleksibel dengan live musik dan audiens di studio ataupun luar Studio.

Klinong-Klinong Campursari : Program tayangan live musik campursari.

Langen Swara : Program tayangan live interaktif request lagu, dikemas dengan santai, diselingi video klip campursari dan penayangan pilihan

berita.

E. Tugas dan Peran Kameraman di Jogja TV

Masing-masing produksi program di Stasiun Jogja TV diproduksi oleh

satu tim yang sebelumnya sudah dijadwal oleh bagian penjadwalan atau

koordinator masing – masing divisi dan yang bertanggung jawab penuh yaitu

seorang produser meski secara umum semua tim ikut bertanggung jawab saat

produksi berlangsung termasuk kameraman agar hasilnya juga lebih baik.

(50)

gambar , seorang kameraman juga berperan dalam proses produksi terutama

dalam blocking dan pemilihan angle kamera agar hasilnya juga lebih baik dan

variatif. Seorang kameraman juga berperan sebagai seorang editing dalam artian

ini maksudnya seorang kameraman juga harus memperhatikan kontinuitas gambar

dalam pengambilan gambar selain itu seorang kameraman juga harus

memaksimalkan dalam pengambilan gambarnya dan pengaturan pencahayaan,

suara dan lain-lain , agar seorang editor mudah dalam mengedit gambar dan bisa

maksimal kualitas gambar dan suaranya.

Namun pada praktiknya terkadang seorang kameraman di Jogja TV

terkadang bisa merangkap sebagai Floor Director, Lightingman sampai menjadi

pengarah acara program, terutama program acara berita. Karena terkadang

produser program tidak ikut dalam produksi acara tersebut.

Pada umumnya pelaksanaan produksi pada semua acara di stasiun Jogja

TV adalah sama, hanya saja terdapat perbedaan tindakan antara produksi acara

yang bersifat record dan live. Berikut ini tahapan dan pelaksanaan kegiatan yang

telah dilaksanakan oleh penulis selama Kuliah Kerja Media di Stasiun Jogja TV.

E. 1 Tahapan Pelaksanaan Produksi Record di Stasiun Jogja TV

a. Persiapan : Kameraman mengambil dan mengecek perangkat kamera

di ruang divisi teknik sebelum berangkat liputan keluar.

b. Produksi : Kameraman mengambil gambar sesuai camera card yang

diberikan produser meski terkadang sering improvisasi dalam

(51)

menyerahkan kaset kepada produser kemudian produser Mengeditnya

bersama editor.

c. Pengembalian dan Pengecekan Alat

Kameraman mengembalikan alat-alat yang digunakan setelah produksi

selesai dan melakukan pengecekan terhadap alat yang sudah dipinjam

di ruang teknik.

E. 2 Tahapan Pelaksanaan Produksi Live di Stasiun Jogja TV

Kebanyakan acara live di stasiun Jogja TV berupa program dialog dan

beberapa program hiburan kebanyakan dalam acara tersebut menggunakan teknik

multicamera agar gambar lebih banyak macam pilihannya dan variatif pilihan

gambarnya sehingga switcher lebih mudah dalam memilih gambar.

Tahapan dan tugas seorang kameraman pada program acara live di stasiun

Jogja TV adalah :

a. Persiapan : Kameraman mempersiapkan dan mengecek perangkat

kamera termasuk WB , headset untuk berkomunikasi antar kameraman

dan Master Control dan untuk acara tertentu agar gambar lebih

banyak dan variatif kameraman terkadang Menambah jumlah kamera

yang ada di Ruang Divisi Teknik.

b. Produksi : Kameraman mengambil gambar sampai jalannya program

acara selesai.

c. Cleaning : Setelah produksi acara selesai kameraman merapikan dan

(52)

studio dan mengembalikan sebagian kamera bila meminjam dari ruang

(53)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Yogyakarta Tugu

Televisi sebagai kameraman studio maupun kameraman liputan program acara.

Dalam pengambilan gambar semua program acara khususnya program acara

Dialog Interaktif, penulis melaksanakan praktik kerja lapangan selama 2 bulan

yaitu tanggal 1 Februari 2010 sampai dengan tanggal 2 April 2010.

Dari seluruh hasil penelitian selama praktik kerja lapangan dan uraian

dalam pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Seluruh kameraman, bukan hanya dituntut untuk mendukung produksi

dalam hal penyajian visual saja, namun juga dituntut untuk mampu

bertindak dan mempunyai instink yang kuat serta kreatif agar dapat

menangkap moment yang terjadi pada setiap produksi program acara baik

acara yang bersifat live atau record.

2. Penulis memperoleh banyak pengalaman mengenai teknik-teknik

mengoperasikan kamera dan proses produksi program acara di Jogja TV

(54)

3. Penulis menjadi lebih bisa dan mengerti dalam menggunakan teknik

multicamera pada program acara tertentu di Jogja TV.

4. Ilmu yang penulis peroleh dibangku perkuliahan sangat membantu penulis

ketika diterapkan dalam dunia kerja, meskipun tidak selalu sama dengan

praktik di lapangan.

B. Saran

1. Kepada Stasiun Jogja TV

 Masing-masing karyawan atau divisi dapat menjadi team work yang baik,

dan lebih menyatukan pikiran dan inspirasi, saling berkoordinasi agar

dapat menghasilkan program televisi yang lebih bervariasi dan dapat

menjadi hiburan sekaligus pendidikan.

 Untuk lebih menarik khalayak agar lebih menyukai tayangan yang

disajikan Jogja TV, diharapkan penyelengara siaran dan produser dapat

lebih kreatif dan mampu menciptakan tayangan televisi yang lain dari pada

yang lain.

2. Saran bagi Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret adalah :

 Diharapkan pada waktu pelaksanaan magang dilakukan kunjungan

langsung ke tempat pelaksanaan magang oleh dosen pembimbing. Padahal

(55)

memantau pelaksanaan magang dan juga untuk menjalin kerjasama

dengan instansi terkait.

 Menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, khususnya yang

bergerak di bidang penyiaran, untuk mempermudah mahasiswa dalam

memperoleh tempat pelaksanaan magang yang baik.

 Lebih banyak mengundang dosen tamu, serta melibatkan para praktisi

media penyiaran di dalam proses perkuliahan. Agar mahasiswa

memperoleh pengetahuan yang berimbang antara teori yang didapat

dibangku perkuliahan, dengan praktek nyata di dunia kerja yang

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Baksin, Askurifai, 2006, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gerald, Millerson, 1990, The Technique of Television Production twelfth Edition,

Great Britain: Focal Press.

Muhammad, Arni, 2004, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara. Sendjaja, Sasa Juarsa, 2002, Teori Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Gelar Ahli Madya (A.Md.) Bidang

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan. PROGRAM DIPLOMA III

Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna Memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md).. Program Studi DIII

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.). pada Program Studi DIII

Diajukan untuk melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat guna. memperoleh gelar Ahli Madya Bidang

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan pada Fakultas Pendidikan Olahraga.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) dan Sarjana Terapan Teknik (S.Tr.T), mahasiswa Departemen Teknik Sipil SV UGM dapat memilih mata kuliah magang

Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar ahli madya pada program studi DIII di Institut Teknologi Nasional