LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA
TUGAS DAN PERAN KAMERAMAN
DALAM PRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF
DI JOGJA TV
Disusun Oleh :
Nama : Antonius Febrian Pulung Nugroho
NIM : D1407003
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat - syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul :
TUGAS DAN PERAN KAMERAMAN DALAM
PRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF DI JOGJA TV
Disusun oleh:
Nama : Antonius Febrian Pulung Nugroho
NIM : D 1407003
Konsentrasi : Penyiaran
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program
DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2010
Menyetujui
Dosen Pembimbing
PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir
Program D III Komunikasi Terapan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Drs. Supriyadi, SN, SU
MOTTO
“Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan
dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.” (Hukum Cinta Kasih)
”Jangan menunda pekerjaan yang bisa dilakukan sekarang, agar tidak
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan Tugas Akhir “ TUGAS DAN PERAN
KAMERAMAN DALAMPRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF DI JOGJA TV ” untuk :
Tuhan Yang Maha Esa ; atas segala rahmat, petunjuk, hidayat, karunia,
dan nikmat.
Bapak & Ibu; untuk doa, kasih sayang, restu serta dorongan.
Ria , Lia & Deby sebagai teman seperjuangan selama menjalankan
Kuliah Kerja Media di JOGJATV.
Semua staf PT. YOGYAKARTA TUGU TELEVISI (JOGJATV); atas
perkenalan, bimbingan & kerjasama.
Teman-teman Broadcasting 2007 yang telah memberikan banyak
pengalaman dan suka duka sewaktu kuliah.
Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
KATA PENGANTAR
Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka penulis dapat melaksanakan
dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul TUGAS DAN PERAN
KAMERAMAN DALAM PRODUKSI ACARA DIALOG INTERAKTIF DI JOGJA TV yang merupakan tugas dan syarat untuk memperoleh gelar ahli
madya program DIII Komunikasi Terapan ( Broadcasting ) FISIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Oleh sebab itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk semua ini. Dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini memiliki
banyak kekurangan yang jauh dari sempurna, mengingat pengetahuan dan
pengalaman penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan Laporan Tugas
Akhir agar semakin mendekati sempurna.
Laporan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari bantuan oleh berbagai pihak,
buah pikiran mereka jelas cukup mewarnai pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis pun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Supriyadi, SU., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, selaku ketua Program D-III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
3. Drs. Aryanto Budi S. M.Si, selaku Pembimbing Akademik.
4. Kepada Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, penulis mengucapkan terima
kasih karena kesediaannya menjadi pembimbing untuk tugas akhir
ini.
5. Ayah dan Ibu; untuk doa, kasih sayang, dan juga telah membiayai
penulis selama menjalankan kuliah hingga proses Kuliah Kerja
Media.
6. Bapak Oka Kusuma Yudha selaku Komisaris perusahaan PT.
Yogyakarta Tugu Televisi (JOGJATV), yang telah berkenan
menerima Penulis untuk ,melakukan Kuliah Kerja Media selama
dua bulan.
7. Mas Andi selaku Pimpinan Penanggung Jawab yang telah
membantu memberikan referensi kepada penulis serta membantu
memberikan ide dan masukan kepada penulis dalam penulisan
laporan tugas akhir.
8. Mas Wiwit , Ikhsan , Wawan, Yelly, Jamal, Ardi, Arno, Henry,
Koko, Fiat, Yudhis, Febri, Yoga, Polo, Heru. Selaku Kameraman
Yang selalu memberikan masukan yang membangun kepada
penulis.
9. Seluruh Karyawan JOGJATV (Divisi Kameraman, Divisi
Produser, Divisi Dekorasi , Divisi Master Control , Divisi Teknik )
10.Seluruh crew JOGJATV yang telah mengajarkan banyak hal dan
memberikan pengalaman kepada penulis.
11. Nurul , Gilang , Barokah Crew, Anso Crew dan Poeloenklinik
equipment atas motivasi dan peralatan selama membuat tugas
akhir.
12.Teman – teman Broadcasting 2007 atas suka duka selama kuliah.
Akhir salam, tiada gading yang tak retak, semoga bantuan dari semua
pihak ini diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap semoga Laporan
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan memberi arti bagi kita semua.
Surakarta, Juni 2010
DAFTAR ISI
A. Pengertian Komunikasi …...………..…...…..
B. Pengertian Kameraman...………...
C. Tugas Seorang Kameraman ……….……...……
D. Teknik Pengambilan Gambar ………....……...
BAB III. DESKRIPSI LEMBAGA
G. Programme Discription ...
H. Off Air Programme ...
I . Segmentation ...
BAB IV. PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA
A. Deskripsi Umum Acara Jogja TV………...
B. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media ...….…...
C. Deskripsi Program Acara Dialog Interaktif……...
D. Deskripsi Acara Yang Diamati Selama Kuliah Kerja Media...
E. Tahapan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media ...
E.1. Tahapan Pelaksaan Produksi Record di Stasiun Jogja TV..
E.2. Tahapan Pelaksaan Produksi Live di Stasiun Jogja TV...
BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN ………...………....
B. SARAN ………...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi seperti saat ini, dimana informasi telah menjadi
kebutuhan pokok yang harus senantiasa dipenuhi setiap saat. Dalam
perkembangannya, media komunikasi hadir untuk menjawab kebutuhan
masyarakat akan berita dan informasi. Televisi dan radio telah menjadi bukti
nyata sarana komunikasi di era modern paska media cetak. Dengan semakin
berkembangnya media komunikasi massa khususnya elektronik, maka semakin
memudahkan pula terjadinya proses pertukaran informasi dan budaya antar
masyarakat di berbagai belahan dunia manapun.
Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian
mata acara dalam bentuk audio / suara atau visual / gambar yang ditranmisikan
dalam bentuk signal suara dan gambar, baik melalui udara (teristerial dan satelit)
maupun melalui kabel dan atau serat optic yang dapat diterima oleh pesawat
penerima (radio / televisi) di rumah – rumah (Suprapto , 2006 : 10).
Media televisi pada hakekatnya merupakan sistem komunikasi yang
menggunakan satu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara tepat,
berurutan, dan diiringi unsur audio. Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti
bahasa latin. Jadi kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut
suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh.
Televisi tumbuh dan berkembang menjadi salah satu bentuk media massa
audio visual dengan ciri dan sifatnya yang berbeda dengan media yang telah ada
sebelumnya, yaitu media massa cetak dan media massa elektronika. Karena
sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas, ini juga sangat mempengaruhi
cara-cara penyampaian pesan yaitu selain harus menarik perhatian juga harus
mudah dimengerti oleh pemirsanya.
Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat dilihat dan dinikmati
secara audio visual (suara dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan
masyarakat, baik kaya atau miskin, tua maupun muda, di desa dan perkotaan,
bahkan dari belahan dunia manapun dapat mengikuti siaran televisi (tv) baik
melalui tv berbayar, streaming, sampai tv pada umumnya yang tidak dikenakan
biaya apapun dalam melihat suatu acara dan mencernanya sesuai dengan
kemampuan masing-masing individu , sehingga televisi memiliki daya jangkau
yang sangat luas dan memberi dampak baik positif atau negatif bagi masyarakat
karena proses penyampaiannya yang mudah diterima semua kalangan baik yang
tuna rungu, tuna wicara sampai balita.
Program siaran televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh
stasiun televisi yang bersangkutan. Berbagai jenis program siaran bukanlah
sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut bergantung dari
kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Stasiun
pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih
keuntungan dari produksinya.
Setiap produksi acara siaran televisi merupakan proses kerja sama antar
individu dan merupakan proses interaksi antara manusia yang kreatif dan
peralatan yang mendukung.
Hal ini guna mewujudkan ide atau gagasan menjadi sebuah informasi
maupun hiburan audio visual yang diterima oleh pemirsa sebagai hal yang
sinkron, menarik dan komunikatif.
Saat ini banyak bermunculan media-media, termasuk media televisi.
Berhubungan dengan itu pula, maka tak heran jika banyak sekali bermunculan
lowongan akan profesi yang berkaitan dengan media tersebut. misalnya penyiar,
reporter, produser dan juga kameraman.
Seorang kameraman menjadi salah satu personil yang penting dalam
penyajian suatu acara televisi karena seorang kameraman juga bisa berperan
ganda meski tugas utama seorang kameraman adalah mengambil angle yang
terbaik untuk bisa disajikan sebagai suatu acara, baik untuk acara hiburan ataupun
acara-acara yang lebih serius.
Salah satunya adalah tim kerja suatu program acara baik acara di studio
atau di luar studio yang meliputi produser, kameraman, master control , editor
sampai driver. Sebuah tim produksi acara program atau peliputan inilah yang
pertama kali menentukan kualitas acara yang akan disajikan kepada pemirsanya.
Oleh karena itu, semangat dan motivasi tinggi serta kreatifitas merupakan sikap
hasil yang memiliki nilai dan kelengkapan gambar yang baik, terutama seorang
kameraman karena jika gambar yang diberikan bisa maksimal dan variatif
pengambilan gambarnya akan memudahkan seorang editor ataupun switcher
dalam mengedit atau menata gambar.
Selain itu seorang kameraman dalam mengambil gambar juga harus
mempertimbangkan kontinuitas gambar agar memudahkan editor dan pemirsa
yang melihatnya.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota budaya saat ini memiliki
beberapa televisi lokal, salah satunya adalah Jogja TV. Sajian program acara Jogja
TV hadir dengan identitas lokal, seperti seni tari, seni karawitan, tempat wisata di
Yogyakarta, hingga siaran berita yang disajikan dengan bahasa jawa terciptanya
suatu program acara televisi dibutuhkan sebuah team, salah satu yang ada di
dalam team tersebut adalah kameraman. Penulis ingin mengetahui tugas dan peran
kameraman dalam proses terciptanya suatu program acara televisi sebab peran
kameraman sangat penting dalam proses produksi serta kualitas sebuah program
acara.
Berangkat dari hal tersebut, penulis kemudian memilih Jogja TV sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM). Karena penulis ingin
mengetahui lebih mendalam tentang bagaimana Tugas Dan Peran Kameraman
B. Tujuan Kuliah Kerja Media (KKM)
1. Untuk melihat, mengamati , mempraktikkan dan terjun langsung dalam
proses kerja profesional sebuah acara di Jogja TV.
2. Untuk mendalami poses produksi siaran, sehingga kelak dapat dijadikan
bekal untuk terjun di dunia kerja.
3. Untuk mempelajari dan belajar menggunakan peralatan standar broadcast
dalam sebuah produksi acara di Jogja TV.
4. Mencari pengalaman dalam bidang penyiaran agar lebih siap menghadapi
dunia kerja dalam masyarakat dan mampu menerapkan wawasan teoritis
ilmu komunikasi khususnya penyiaran dalam kuliah kerja lapangan.
5. Memperoleh pengalaman cara mengoperasikan kamera yang sesuai
dengan standart penyiaran dalam suatu produksi siaran di Jogja TV.
6. Memperoleh pengalaman dan teknik-teknik dalam pengambilan gambar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Komunikasi
Manusia adalah makhluk hidup sosial. Dalam kehidupannya, manusia
saling berinteraksi untuk mewujudkan sebuah keinginan pribadi atau
kelompoknya. Tanpa adanya komunikasi Manusia akan kesulitan dalam
menyampaikan pesan kepada orang lain atau kelompok. Ada beberapa pengertian
mengenai komunikasi yang disampaikan oleh beberapa ahli, antara lain :
Seperti yang dikutip oleh Berelson dan Steiner :
“ Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,
dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,
gambargambar, angka-angka, dan lain-lain.” (Sendjaja, 2002 : 7).
Sedangkan menurut Hovland, Janis dan Kelly (1953) : seperti yang dikutip oleh
Muhammad (2004 : 2) komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Dari kedua definisi di atas dapat dikemukakan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian pesan yang berisikan informasi, gagasan,
emosi, keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti
digunakan dan bertujuan untuk memberikan pengaruh sebuah perubahan atau
pembentukan perilaku atau pandangan kepada khalayak penerima pesan.
B. Pengertian Kameraman
Kameraman atau yang sering disebut cameraman (camera person) adalah
seseorang yang berprofesi dan bertugas melakukan aktivitas pengambilan gambar
dan bertanggung jawab atas kualitas gambar yang diperoleh.
Millerson (1990 : 366) mendefinisikan Camera person is responsible for all
camera operations on a production. Kameraman memfokuskan gambar pada
manusia agar dapat menghidupkan pengambilan gambar dan harus berada dalam
jarak dekat dari orang-orang yang akan di-shoot, dengan gambar tersebut seorang
kameraman dapat merangkul penonton dengan gambar yang kuat, penuh emosi,
dan detail. Kameraman yang baik sebisa mungkin tidak menggunakan alat secara
otomatis, khususnya untuk adjust diafragma, white balance serta level sound agar
tidak terjadi kesalahan-kesalahan fatal. Pengoperasian untuk alat secara otomatis
hanya berlaku dalam keadaan darurat. Dalam melihat, setiap kameraman memiliki
sudut pandang berbeda dalam melihat kehidupan maupun situasi.
C. Tugas Seorang Kameraman
Dalam sebuah tayangan acara televisi, gambar adalah bagian penting yang
harus ada. Karena itu diperlukan orang yang mampu mengambil gambar dengan
alat pengambil gambar yang disebut kamera. Dan orang yang mengambil gambar
dengan peralatan tersebut sering disebut sebagai juru kamera atau kameraman
Juru kamera bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan
gambar. Seorang juru kamera harus memastikan tidak ada kesalahan yang
dilakukan ketika ia mengambil gambar. Ia harus memastikan bahwa gambar yang
diambilnya sudah tajam (focus), komposisi gambar (framing) sudah tepat,
pengaturan level atau tingkat suara sudah sesuai, warna gambar yang sesuai
dengan aslinya (natural) dan juru kamera mendapatkan gambar (shot) yang
terbaik. (Morrisan, 2004 : 160).
D. Teknik Pengambilan Gambar
Baksin ( 2006 : 115-136) menyebutkan dalam teknik pengambilan gambar,
seorang kameraman harus mempersiapkan beberapa hal sebagai berikut :
1. White Balance
Tujuan white balance (W/B) adalah untuk mensosialisasikan lensa kamera
dengan keadaan sekitar objek perekaman. Dalam melakukan W/B perlu
diperhatikan juga aspek pencahayaan dan filter.
Jika menggunakan jenis lampu tungsten (kekuningan) maka harus
dinetralkan dulu dengan CTB (Color Temperature Blue) sampai warna menjadi
putih. Setelah warna putih baru dilakukan W/B.
2. Focusing
Focusing adalah usaha mencari gambar objek paling dekat dari semua
objek dengan ukuran gambaer (frame size) paling dekat dan memposisikan
gambar sejelas mungkin dengan memutar ring fokus. Selanjutnya kameraman bisa
3. Mengambil Kamera
Jika kamera akan digunakan dalam posisi handheld (tanpa tripod) maka
biasakan mengambilnya dengan tangan kiri untuk kemudian diletakkan dipundak.
Tapi jika kamera nantinya akan menggunakan tripod maka usahakan
mengambilnya dengan tangan kanan agar dapat dipasang ke tripod dengan leluasa.
4. Pengecekan Kamera
Sebelum melakukan pengambilan gambar lakukan pengecekan peralatan kamera ;
Apakah baterainya masih penuh?
Apakah mic-nya berfungsi dengan baik?
Apakah tripodnya berfungsi dengan baik?
Apakah kabelnya lengkap?
Apakah kaset yang akan digunakan tersedia?
Usahakan punya cadangan baterai dan kaset.
Usahakan punya persediaan selotip untuk keperluan mendesak.
Usahakan ada cadangan bohlam.
sudah default (dari pabriknya). Yang sering di setting biasanya menyangkut sound
Untuk audio gunakan yang 16 bit, sementara untuk speed record pilihlah
yang SP (standard play). Selain itu untuk audio diatur levelnya, biasanya untuk
reportase dikenal ada dua channel audio, audio 1 untuk atmosfer (suara langsung
dari tempat kejadian) dan channel 2 untuk suara voice over (dubbing).
Ada lima hal yang perrlu diperhatikan dalam pengambilan gambar untuk
jurnalistik televisi, yaitu:
1. Camera angle (sudut pengambilan gambar), yakni posisi kamera pada saat
pengambilan gambar. Masing-masing angle punya arti tertentu.
2. Frame size (ukuran gambar), yakni ukuran shot untuk memperlihatkan situasi
objek bersangkutan.
3. Gerakan kamera, yakni posisi kamera bergerak, sementara objek bidikan
diam.
4. Gerakan objek, yakni posisi kamera diam. Sementara objek bidikan bergerak.
5. Komposisi, yakni seni menempatkan gambar pada yang baik dan enak dilihat.
1. Camera Angle
Dalam urusan sudut pengambilan gambar penulis membagi menjadi lima
sudut pengambilan gambar, yaitu:
a. Bird Eye View
Adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan kamerawam
dengan posisi kamera diatas ketinggian objek yang direkam. Tujuan sudut
pengambilan gambar ini untuk memperlihatkan objek-objek yang lemah
Biasanya digunakan untuk keperluan berita guna memperlihatkan objek
berita kecelakaan lalu lintas, musibah kebanjiran, dan lainnya.
b. High Angle
Merupakan pengambilan gambar dari atas objek kesan yang ditimbulkan
dari pengambilan gambar ini adalah „lemah‟, „tak berdaya‟, „kesendirian‟,
dan kesan lain yang mengandung konotasi „dilemahkan atau dikerdilkan‟.
High angle cocok digunakan dalam pengambilan gambar para buruh yang
sedang berdemo atau berkerumun di depan gedung DPR.
c. Low Angle
Menggambarkan seseorang yang berwibawa atau berpengaruh tidak bisa
menggunakan high angle karena kesan yang ditimbulkan akan melenceng.
Sudut pengambilan gambar yang tepat adalah low angle. Sudut ini
membangun kesan „berkuasa‟ baik dalam soal ekonomi, poklitik, sosial,
dan lainnya. Sering juga kameraman mengemasnya dengan low angle
pengambilan gambar objek diawali dengan tilt up (dari bawah ke atas).
Teknik ini ingin lebih menonjolkan sosok yang berkuasa dengan
penggambaran dari bawah ke atas.
d. Eye Level
Adalah teknik pengambilan gambar yang sejajar dengsn objek. Posisi
kamera dan objek lurus sejajar sehingga gambar yang diperoleh tidak ke
atas dan ke bawah. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan
seseorang yang berdiri sejajar atau yang mempunyai ketinggian tubuh
e. Frog Eye
Adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan kameraman dengan
ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek atau
dengan ketinggian yang lebih rendah dari dasar (alas) kedudukan objek.
Sudut pengambilan ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan
suatu pemandangan yang aneh, ganjil, „kebesaran‟, atau „sesuatu‟ yang
menarik tapi diambil dengan variasi tidak biasanya.
2. Frame Size
Berikut ini adalah Frame Size yang menjadi kekuatan gambar berita :
· ECU (extreme close up)
Merupakan pengambilan gambar sangat dekat sekali, misalnya hidungnya,
matanya, telinganya saja. fungsinya untuk menunjukkan detail suatu
objek.
· BCU (big close up)
Merupakan pengambilan gambar dari kepala hingga dagu objek.
Fungsinya adalah menonjolkan objek untuk menimbulkan ekspresi
tertentu.
· CU (close up)
Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala sampai lebar bagian
bawah. Fungsinya untuk memberikan gambaran objek secara jelas.
· MCU (medium close up)
Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala hingga dada atas.
· MS (mid shot)
Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala sampai pinggang (perut
bagian bawah). Fungsinya untuk memperlihatkan seseorang dengan
sosoknya.
· KS (knee shot)
Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala hingga lutut. Fungsinya
untuk memperlihatkan sosok objek (sama dengan MS).
· FS (full shot)
Merupakan pengambilan gambar dari batas kepala hingga kaki. Fungsinya
untuk memperlihatkan objek dengan lingkungan sekitar.
· LS (long shot)
Merupakan pengambilan gambar objek penuh dengan latar belakangnya.
Fungsinya untuk menperlihatkan objek dengan latar belakangnya.
· 1 S (one shot)
Merupakan pengambilan gambar satu objek. Fungsinya untuk
memperlihatkan seseorang dalam frame.
· 2 S (two shot)
Merupakan pengambilan gambar dua objek. Fungsinya untuk adegan dua
orang sedang berinteraksi.
· 3 S (three shot)
Merupakan pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya untuk
· GS (group shot)
Merupakan pengambilan gambar dengan memperlihatkan objek lebih dari
tiga orang.
tampilan objek menjauh (mengecil). Dan bila ditekan ke depan sebaliknya,
tampilan objek akan mendekat (membesar).
b. Tilting (dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah)
Ada beberapa adegan film maupun berita yang menampilkan sosok
seseorang diambil dari bawah kemudian sedikit demi sedikit bergerak ke
atas. Dengan cara seperti ini penonton disuguhi suatu gambaran sosok
seseorang secara utuh. Ada dua cara tilting: dari bawah ke atas disebut
tilt-up, dari atas ke bawah disebut tilt-down.
c. Panning
Teknik panning yakni menggerakkan kamera mengikuti urutan objek, baik
dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri. Jika digeser dari kanan ke
kiri disebut pan left. Sebaliknya, jika digerakkan dari kiri ke kanan disebut
4. Gerakan Objek
Kebalikan dari gerakan kamera, gerakan objek artinya kamera tetap diam
dan yang bergerak objek bidikannya.
a. Objek sejajar dengan kamera
Dalam posisi seperti ini maka kamera tetap harus mengikuti gerakan
objek, baik ke depan atau ke belakang. Untuk bisa mengikuti gerakan
objek, bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik kendaraan, rel, maupun
alat bantu lain seperti crane.
b. Walk-in/Walk-away
Objek menjauh atau mendekat ke kamera. Jika objeknya menjauhi kamera
disebut walk-out atau walk-away. Jika objek mendekati kamera disebut
walk-in.
c. Framing
Adalah masuknya objek dalam sebuah frame film yang awalnya kosong.
Dalam sebuah film sering tampak scene yang frame-nya kosong.
Kemudian muncul aba-aba: in-frame, disusul seorang aktor masuk ke
frame (bingkai tampilan). Atau sebaliknya. Terkadang aktor harus keluar
dari frame dengan aba-aba: out frame.
5. Komposisi
Komposisi dalam sebuah frame ditentukan oleh 3 faktor:
a. Headroom
maka objek harus proporsional, yakni kepala bagian atas dengan batas
frame harus diatur tidak terlalu tinggi dan rendah.
b. Noseroom
Diartikan sebagai jarak pandang seseorang terhadap objek lainnya, baik ke
kiri maupun ke kanan. Komposisi ini tentunya dikemas untuk
mendapatkan gambar yang menarik, karena dengan noseroom berarti
seseorang sedang melakukan interaksi dengan orang atau benda lainnya.
c. Looking Space
Orang yang sedang berjalan atau berlari selalu menyisakan ruangan di
depan atau arah seseorang yang sedang bergerak ke depan tersebut.
Ruangan di depan orang yang sedang berlari atau berjalan itulah yang
BAB III
diharapkan mampu memberikan informasi, hiburan, dan kontrol sosial terhadap
masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Visi dan Misi Jogja TV diantaranya
adalah menjadi etalase kearifan lokal budaya Nusantara dan menjadi televisi yang
mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan tradisi adiluhung, sehingga
dapat mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian serta pariwisata
Yogyakarta dan sekitarnya. Hal tersebut dapat tercermin dari pilihan program
maupun berita yang ditayangkan oleh Jogja TV. Jogja TV yang tergabung dalam
jaringan Indonesia Network, hadir menyapa pemirsa setiap hari mulai pukul 06.00
s/d 24.00 wib. Dengan daya pancar 8 KW, coverage area meliputi Yogyakarta,
Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo. Tidak hanya itu coverage area
Jogja TV meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten.
Sedangkan beberapa daerah lainnya adalah Magelang, Purworejo, Kutoarjo,
Banjarnegara, sebagian Kebumen, Wonosobo, Temanggung dan sekitarnya.
Beberapa program acara unggulan Jogja TV adalah Seputar Jogja, Pawartos
Kampus dan Dokter Kita. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih
Jogja TV diantaranya adalah Pemenang Iklan Layanan Masyarakat Televisi
Terbaik dalam Ajang Anugerah Kebudayaan 2006 Media Massa dan Iklan,
Nominator Peraih “Cakram Award 2006” untuk kategori “Televisi Lokal
Terbaik”, Penghargaan dari Walikota Yogyakarta untuk kategori Televisi Penyaji
Berita Terbaik “Jogjaku Bersih & Hijau” Th 2007 dan Penghargaan Bhakti
Waratama dari Bupati Bantul dalam Pemberitaan Media Eletronik pada saat
Gempa 27 Mei 2006 . Dengan slogan Tradisi Tiada Henti, Jogja TV hadir di
tengah-tengah masyarakat sebagai salah satu pilar kekuatan yang ikut
melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan Yogyakarta sebagai Daerah
Istimewa dan daerah-daerah disekitarnya melalui inovasi dalam berbagai program
acaranya. Dengan menghadirkan program yang bermuatan lokal sebesar 80%,
Jogja TV diharapkan benar-benar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan
informasi dan hiburan dari daerahnya sendiri. Sebagai televisi lokal yang
mengedepankan local content dengan target audiens semua lapisan masyarakat,
untuk itu Jogja TV merupakan media promosi yang tepat bagi usaha Anda.
B. Vision & Goals Vision
1.Menjadi etalase kearifan local budaya Nusantara.
2.Menjadi stasiun televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa
mengesampingkan tradisi adiluhung.
3.Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta dan alam (Tri
4.Menjaga keutuhan NKRI berdasarkan azas Pancasila dan Bhineka Tunggal
Ika.
Goals
1.Mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian serta pariwisata
Yogyakarta dan sekitarnya.
2.Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat.
3.Menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi
masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman.
4.Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran serta tata nilai yang
berlaku dalam masyarakat.
D. Arti Logo JOGJATV
KONSEP
Jogja TV merupakan salah satu pilar kekuatan yang turut
mengembangkan kebudayaan adiluhung Yogyakarta sebagai Daerah
Istimewa demi tercapainya masyarakat yang dinamis dan bercitra budaya
tinggi,sehingga mampu mengembangkan basis tradisi yang ada menjadi
sebuah inovasi di segala bidang kehidupan sosial, seni budaya, ekonomi,
maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
DESKRIPSI
Secara keseluruhan logo berbentuk sebuah “WARANGKA
KERIS” yang dipadukan dengan tulisan Jogja TV dengan menggunakan
jenis font Scie Field yang berkesan modern. Hal ini memvisualisasikan
bahwa manusia dalam mengarungi kehidupannya bagaikan gelombang
(tercermin dalam Luk Keris) yang penuh dinamika.
Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi yang
terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan
manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat
Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.
KERIS
Merupakan sebuah senjata perang yang diandalkan oleh para
prajurit keraton yang memiliki kekuatan dalam menghadapi peperangan.
Keris ini memvisualisasikan bahwa Jogja TVadalah merupakan sebuah
dalam membangun daerahnya, dan bangsa pada umumnya dalam segala
bidang kehidupan. Kekuatan dan keberanian ini juga merupakan modal
utama dalam menghadapi tantangan era global, dimana Yogyakarta
berperan sebagai pintu gerbang pariwisata, penjaga tata nilai dan budaya,
pelestari tradisi adiluhung, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Keris merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan
penuh tantangan. Memberi rasa percaya diri dan memberi semangat yang
besar bagi masyarakat Yogyakarta.
WARNA HIJAU
Memvisualisasikan kesuburan alam Yogyakarta yang perlu
dilestarikan dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna
E. Struktur Organisasi
KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR BAG. UMUM SDM KEUANGAN
DIV. TEKNIK DIV. GRAFIS KAMERAW AN DIV. MASTER CONT.
KOORDINATOR MARKETING KOORDINATOR
DIV. EDITING STUDIO DALAM
SEKRETARIS TRAFFIC LIBRARY
PROGRAM & PEMBERITAAN WAKIL PENANGGUNGJAW AB TEKNISI GRAFIS KAMERAW AN CG KORD. DRIVER AKUNTAN
VIDEO EDITOR DRIVER AE DEKORASI
MAINTENANCE GRAFIS KAMERAW AN AUDIO KOORD. CS KASIR
KOORDINATOR REDAKTUR
VIDEO EDITOR PRODUSER PELAKSANA TRANSMISI CLEANING IKLAN
F. Programme Composition
a. Prosentase Berdasarkan Typology Program di JOGJATV
Movie 1
Series 1
Religious 1
Sport 4
Education 2
Children 7
Entertainment 26
Information 46
b. Program Sources
LOKAL 84
LOKAL NASIONAL 8
c. Programme Content
LOKAL 83
G. PROGRAMME DISCRIPTION
Program News
SEPUTAR JOGJA : Tayangan berita aktual jogja dan sekitarnya
berbahasa indonesia.
PAWARTOS ENJING : Tayangan berita berbahasa jawa di pagi hari.
PAWARTOS NGAYOGYAKARTA : Tayangan berita berbahasa jawa.
BERITA MALAM : Tayangan berita aktual jogja dan sekitarnya.
GOOD MORNING JOGJA : Tayangan berita berbahasa inggris seputar
pariwisata dan budaya DIY dan sekitarnya.
PAWARTOS SONTEN : Tayangan berita berbahasa jawa di sore hari.
Program Information
ADILUHUNG : Program tayangan feature yang berkaitan dengan
berbagai upacara adat dan tempat-tempat bersejarah di DIY dan
sekitarnya.
SENI DAN BUDAYA : Program tayangan mengupas tentang karya satra,
seni dan budaya Indonesia.
OBROLAN WEDANG JAHE : Program dialog live interaktif yang
dikemas santai dibuat dalam suasana khas membahas berbagai
permasalahan yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.
BLUSUKAN : Program tayangan yang mengupas sisi-sisi lain kehidupan
TOPIK PERS : Program dialog live interaktif tentang topik terhangat
yang dibicarakan di media massa baik dari sosial, ekonomi, budaya,
politik dan kehidupan bermasyarakat.
DIALOG INTERAKTIF : Program tayangan dialog interaktif live dengan
berbagai topik bahasan dan dari berbagai instansi.
HUSADA : Program tayangan dialog live interaktif di studio mengenai
pengobatan alternatif.
DOKTER KITA : Program dialog kesehatan live, menghadirkan
dokter-dokter ahli dari RS. Dr. Sardjito dan rumah sakit lain di DIY dan luar DIY.
SAMBUNG RASA : Program dialog live interaktif menghadirkan kepala
daerah, maupun pemimpin-pemimpin dari berbagai instansi dan
organisasi.
WINASIS : Dialog interaktif yang membahas masalah pendidikan.
ENTERPRENEUR : Program dialog interaktif yanga mengangkat topik
tentang enterpreneur berbeda-beda.
SRAWUNG JUMPA KOMUNITAS : Program tayangan yang
mengangkat tentang kegiatan berbagai komunitas.
TEKAD : Program tayangan yang menampilkan profil seseorang untuk
bertahan hidup, berisi profil perjuangan hidup seseorang.
GALERI MODE : Program tayangan yang mengangkat masalah fashion
meliputi : rubrik pengetahuan tentang mode, dan konsultasi mode.
CAPING : Program tayangan yang berisi tentang segala hal yang
termasuk mengenai teknik dalam pembudidayaan suatu tanaman, ternak,
dll ( cara bertani / beternak yang baik ).
PROGRAM ENTERTAINMENT
KLINONG-KLINONG CAMPURSARI : Program tayangan live musik
campursari.
WAYANG : Program yang menayangkan berbagai jenis wayang seperti
wayang kulit, wayang menak dan wayang orang dengan peraga dalang
terkenal.
LANGEN LARAS : Program tayangan gending_gending jawa.
NYASAR DI ROLASAN : Program tayangan live interaktif yang
menampilkan group music dan diselingi pemutaran video klip terbaru.
KAFE MUSIK : Program musik live interaktif, format acara lebih
fleksibel dengan live musik dan audiens di studio.
LANGENSWARA : Program tayangan live interaktif request lagu,
dikemas dengan santai, diselingi video klip campursari dan penayangan
pilihan berita.
ICIP-ICIP : Liputan kuliner di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
TAMU KABARE : Dialog Interaktif bersama bintang tamu dari kalangan
eksekutif.
CHILDREN PROGRAM
PENTAS CERIA : Program acara yang menampilkan kreatifitas anak dari
KAMPUNG HALAMANKU : Program yang mengangkat keindahan atau
ciri khas sebuah desa, daerah atau wilayah di DIY dan sekitarnya dengan
pengisi suara anak-anak.
DONGENG : Program yang menampilkan dongeng anak.
HAPPY HOLLY KIDS : Program acara yang menampilkan cerita boneka.
EDUCATION PROGRAM
DUNIA PENDIDIKAN : Program tayangan pendidikan, mengangkat
profil sekolah, murid berprestasi maupun unggulan dari sekolah tersebut.
JELAJAH KAMPUS : Program seputar aktifitas ilmiah, penelitian, dan
program unggulan dari masing-masing perguruan tinggi yang ada di DIY.
SPORT PROGRAM
SPORTIF : Program tayangan liputan aktivitas olahraga, kejuaraan,
kompetisi,dll.
BUGAR RAGA : Program acara senam aerobik, body language dan yoga.
RELIGIOUS PROGRAM
MUTIARA SENJA : Program religi yang menayangkan ceramah lintas
agama baik Islam, Kristen, Katholik.
SERIES PROGRAM
FILM INDIA : Film serial India.
PENGKOLAN : Komedi situasi yang mengangakat permasalahan rakyat
MOVIE PROGRAM
FILM INDI : Pemutaran film Indi.
H. Off Air Programme
Teens between 13 -19 yaers old
- Tertiary : Adult 30+
c. Family Life Cycle : Singles and married coupleas
d. Occupation : Student, housewife,
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Deskripsi Umum Acara Jogja TV
Jogja TV yang berlokasi di Jl. Wonosari Km. 9 merupakan televisi lokal
pertama yang berdiri di Yogyakarta. PT Yogyakarta Tugu Televisi juga
merupakan TV budaya sebagai media massa yang memberikan informasi,
hiburan, dan kontrol sosial terhadap masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Di Stasiun Jogja TV terbagi menjadi beberapa jenis program acara yang
sesuai dengan slogan Jogja TV. Dimana didalamnya terdapat berbagai acara
unggulan Jogja TV yaitu meliputi;
Berita (News): Seputar Jogja, Pawartos Enjing, Pawartos
Ngayogyakarta, Berita terkini, Berita Malam, Lintas Mancanegara,
Good Morning Jogja, Warta TNI dan PLRI, Suluh Indonesia, Suara
Rakyat, Pawartos Sonten, Jurnal Sepekan.
Budaya: Kethoprak, Hamemayu, Empu, Pocung, Mocopat,
Wayang, Langen Laras, Geguritan, Klithikan, Adiluhung, Mozaik
Khatulistiwa, Metafisis. Hiburan: Klinong – klinong Campursari,
Nyasar di Rolasan, Langen Swara, Icip – Icip, Cafe Musik.
Dialog: Obrolan Wedang Jahe, Orkes Sore, Topik Pers, Dialog
Interaktif, Pengobatan Alternatif, Dokter Kita, Sambung Rasa,
Orkes Sore, Analog, Forum Bisnis, Klinik Cantik, Dialog 30
Acara Anak: Pentas Ceria, Kartun, Kampung Halamanku,
Dongeng, Happy Holly Kids
Pendidikan: Dunia Pendidikan, Jelajah Kampus.
Travelling: Pesona Wisata, Blusukan.
Sport: Sportif, Bugar Raga.
Program Lain: Tekad, Galeri Mode, Caping, Yo Ngiklan, Film
Indie.
B. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM)
Selama magang di Stasiun Jogja TV selama 2 bulan, mulai tanggal
1 Februari sampai 2 April 2010, yaitu pada bagian divisi Kameraman .
Selama proses kuliah kerja media selama 2 bulan, selain program acara reguler di
Jogja TV baik diluar ataupun di dalam studio, Dialog Interaktif merupakan acara
yang paling sering di ikuti oleh penulis dan penulis sering ikut terjun langsung
dalam produksi acara tersebut . Pada program acara dialog interaktif, hiburan
musik sampai acara berita menggunakan teknik multicamera dalam produksinya,
agar gambar yang di ambil oleh switcher lebih banyak dan variatif dan bisa
mengambil berbagai macam angle untuk acara non formal, seperti program acara
hiburan musik.
Hal-hal yang telah dilakukan adalah mengamati secara langsung kegiatan
produksi program yaitu kameraman di Stasiun Jogja TV. Adapun kegiatan yang
telah dilakukan yaitu :
Melihat dan mengamati jalannya proses produksi acara selama 1 minggu
di studio dari jam 08.00 sampai jam 16.00.
Membantu Kameraman dalam semua produksi live acara Good Morning
Jogja, Langen Swara, Rolasan Awan Kroncongan,Kinclong,Arisan,
Nyasar Di Rolasan, , Dialog Interaktif, Winasis, Rolasan Ceria. Sebagai
Cableman dan diberi pengarahan tentang Proses produksi di semua acara
live di studio .
Membantu kameraman dan mengamati dalam proses produksi siaran live
sepakbola di Stadiun Maguwoharjo dan menjadi Cableman selama siaran
langsung.
Minggu Kedua Periode Tanggal 8 Februari – 14 Februari 2010
Membantu kameraman dan diberi pengarahan dalam jalanya Proses
produksi di luar studio.
Membantu kameraman dalam produksi acara live Langen Swara, Rolasan
Awan Kroncongan,Kinclong,Arisan,Sambung Rasa , Dialog interaktif
Mahkamah Konstitusi , Dialog Interaktif , Dialog Interaktif Badan Arsip
DIY,Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta,Dialog Interaktif,Berita
Malam , Dialog Interaktif CV. Sekawan Idea, Dialog Entrepreneur CWK,
Pawartos Ngayogyakarta di studio sebagai Cableman.
Membantu kameraman dalam produksi acara Seni dan Budaya di Godean
Jogjakarta sebagai Cableman dan Boomer.
Membantu kameraman mengambil gambar saat liputan keluar dalam acara
Minggu Ketiga Periode Tanggal 16 Februari – 20 Februari 2010
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
dalam produksi acara live Dialog Interaktif Husada Dewa Dewi, Pawartos
Sonten, Dialog Interaktif LOS, Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta,
Husada Shinse Robert, Berita Malam, Pawartos Enjing,Good Morning
Jogja, Langen Swara, Nyasar Di Rolasan, Kinclong , Dialog Interaktif
Husada Ki Puger Ismoyo, Pocung Live, Husada Waskito Reiki, Cafe
Musik Spesial Imlek Dan Valentine di studio sebagai kameraman.
Membantu kameraman mengambil gambar dalam acara Pengkolan Plus di
Madukismo Jogjakarta sebagai Kameraman dan Boomer.
Minggu Keempat Periode Tanggal 22 Februari – 27 Februari 2010
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
dalam produksi acara live Pawartos Enjing, Good Morning Jogja, Langen
Swara, Rolasan Awan Kroncongan, Dialog Interaktif , Pawartos
Sonten,Dialog Interaktif Mahkamah Konstitusi, Seputar Jogja , Pawartos
Ngayogyakarta, Husada Metafisika, Berita Malam, Dialog Interaktif
LPMP, Husada Ki Puger Ismoyo, Rolasan Ceria di studio sebagai
Kameraman.
Membantu kameraman mempersiapkan dan mengambil gambar saat siaran
langsung Garebek Sekaten di Alun-Alun dan Masjid Agung Jogjakarta
Sebagai Kameraman dan Cableman.
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
produksi acara live Pawartos Enjing, Good Morning Jogja, Langen Swara,
Nyasar Di Rolasan, Dialog Interaktif, Sambung Rasa , Seputar Jogja,
Rolasan Ceria Sebagai Kameraman dan Pengarah acara di acara Good
Morning Jogja dan Seputar Jogja.
Membantu kameraman mempersiapkan dan mengambil gambar saat
shooting record Kethoprak di RRI Jogjakarta sebagai Kameraman.
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
saat siaran langsung sepakbola di stadiun Maguwoharjo sebagai
Kameraman dan Cableman .
Minggu Keenam Periode Tanggal 8 Maret – 13 Maret 2010
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
produksi acara live Arisan , Pawartos Sonten, Sambung Rasa , Seputar
Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Klinong Klinong- Klinong Campur Sari ,
Berita Malam, Langen Swara, Nyasar Di Rolasan , Dialog Interaktif
KPID DIY, Pawartos Sonten, Dialog Interaktif Mahkamah Konstitusi,
Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Husada Cakra Illahi, Berita
Malam, Dialog Interaktif SCDRR, Interaktif DPRD Sleman, Lesehan
Spesial, Dialog Interaktif Menkes, Rolasan Ceria , Dialog Interaktif LOS,
Dialog Interaktif Entrepreneur CWK di Studio sebagai Kameraman.
Minggu Ketujuh Periode Tanggal 15 Maret – 20 Maret 2010
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
Rolasan Awan Kroncongan, Dialog Interaktif Husada Ki Puger Ismoyo ,
Pawartos Sonten , Dialog Interaktif , Seputar Jogja , Pawartos
Ngayogyakarta , Dialog Interaktif Husada Waskita Reiki , Berita Malam,
Rolasan Ceria di studio sebagai Kameraman.
Membantu kameraman mempersiapkan proses produksi dalam program
acara record Icip-Icip Di Pantai Kuwaru Jogjakarta sebagai Cableman dan
Boomer.
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
dalam program acara record Blusukan Di Magelang sebagai Kameraman.
Minggu Kedelapan Periode Tanggal 22 Maret – 27 Maret 2010
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
produksi acara live Pawartos Enjing,Good Morning Jogja , Langen Swara,
Nyasar Di Rolasan, Dialog Interaktif, Dialog Interaktif Mahkamah
Konstitusi , Rolasan Ceria di studio sebagai Kameraman .
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu saat berjalannya
proses produksi dalam program acara record Tamu Kabare Di Bale Raos
Jogjakarta sebagai Cableman.
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
dalam program acara record Pengkolan Plus di Madukismo sebagai
Kameraman dan Boomer.
Minggu Kesembilan Periode Tanggal 29 Maret – 2 April 2010
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
Nyasar di Rolasan, Winasis, Rolasan Awan Kroncongan, Arisan, Pawartos
Sonten, Sambung Rasa, Dialog Interaktif , Pawartos Sonten, Dialog
Interaktif KPU Provinsi, Husada, Seputar Jogja , Pawartos Ngayogyakarta
, Berita Malam di studio sebagai Kameraman.
Membantu kameraman mempersiapkan dan membantu mengambil gambar
dalam program acara record Icip-Icip di Seturan Jogjakarta sebagai
Kameraman dan Boomer.
C. Focus Of Interest
Dalam melaksanakan kegiatan KKM, penulis banyak terlibat pada
program acara dialog interaktif yang diproduksi oleh Jogja TV. Seluruh acara
tersebut menggunakan teknik multicamera.
Disini penulis memilih program acara Dialog Interaktif dan deskripsi
program acara tersebut sebagai berikut :
Judul Acara : Dialog Interaktif
Isi Acara : Program tayangan dialog interaktif live dengan
berbagai topik bahasan dengan tema yang berbeda.
Tujuan : Sharing dan saling memberi masukan dan tips
antara Narasumber dan Pemirsa dalam sebuah topik bahasan tertentu.
Target Audience : Dewasa
Durasi : 60 Menit
Frekuensi :Senin – Minggu waktu dapat berubah-ubah antara
Sifat Siaran : Live Dan Record
D. Deskripsi acara yang diamati sewaktu Kuliah Kerja Media (KKM)
Terdapat banyak acara yang disajikan Jogja TV, dan pembatasan waktu
KKM yang hanya 2 bulan menjadikan keterbatasan pengmatan yang dilakukan
terhadap acara yang disajikan.
Hanya terdapat beberapa acara yang dapat diamati prosesnya dari
pra produksi hingga pasca produksinya baik yang bersifat live maupun record.
Pembatasan tersebut dilakukan pada beberapa acara yang mempunyai format
feature dan megezine news untuk recordnya dan dialog interaktif untuk acara yang
bersifat live. Beberapa acara yang telah diamati selama KKM di Stasiun Jogja TV
antara lain:
1. Program Record:
Blusukan: Program tayangan yang mengupas sisi-sisi lain kehidupan
masyarakat di berbagai tempat.
Tekad: Program tayangan yang menampilkan profil seseorang untuk
bertahan hidup, berisi profil perjuangan hidup seseorang.
Galeri Mode: Program tayangan yang mengangkat masalah fashion meliputi : rubrik pengetahuan tentang mode, dan konsultasi mode.
Caping: Program tayangan yang berisi tentang segala hal yang
berhubungan dengan pertanian, perikanan, dan peternakan, termasuk
mengenai teknik dalam pembudidayaan suatu tanaman, ternak, dll
Jelajah Kampus: Program seputar aktifitas ilmiah, penelitian, dan
program unggulan dari masing-masing perguruan tinggi yang ada di DIY
dan sekitarnya.
Icip – Icip: Liputan kuliner di daerah Yogyakarta dan sekitarnya
Tamu Kabare: Dialog Interaktif bersama bintang tamu dari kalangan
eksekutif.
2. Program Live :
Nyasar di rolasan : Program tayangan live interaktif yang menampilkan group music dan diselingi pemutaran video klip terbaru.
Kafe Musik : Program musik live interaktif, format acara lebih fleksibel dengan live musik dan audiens di studio ataupun luar Studio.
Klinong-Klinong Campursari : Program tayangan live musik campursari.
Langen Swara : Program tayangan live interaktif request lagu, dikemas dengan santai, diselingi video klip campursari dan penayangan pilihan
berita.
E. Tugas dan Peran Kameraman di Jogja TV
Masing-masing produksi program di Stasiun Jogja TV diproduksi oleh
satu tim yang sebelumnya sudah dijadwal oleh bagian penjadwalan atau
koordinator masing – masing divisi dan yang bertanggung jawab penuh yaitu
seorang produser meski secara umum semua tim ikut bertanggung jawab saat
produksi berlangsung termasuk kameraman agar hasilnya juga lebih baik.
gambar , seorang kameraman juga berperan dalam proses produksi terutama
dalam blocking dan pemilihan angle kamera agar hasilnya juga lebih baik dan
variatif. Seorang kameraman juga berperan sebagai seorang editing dalam artian
ini maksudnya seorang kameraman juga harus memperhatikan kontinuitas gambar
dalam pengambilan gambar selain itu seorang kameraman juga harus
memaksimalkan dalam pengambilan gambarnya dan pengaturan pencahayaan,
suara dan lain-lain , agar seorang editor mudah dalam mengedit gambar dan bisa
maksimal kualitas gambar dan suaranya.
Namun pada praktiknya terkadang seorang kameraman di Jogja TV
terkadang bisa merangkap sebagai Floor Director, Lightingman sampai menjadi
pengarah acara program, terutama program acara berita. Karena terkadang
produser program tidak ikut dalam produksi acara tersebut.
Pada umumnya pelaksanaan produksi pada semua acara di stasiun Jogja
TV adalah sama, hanya saja terdapat perbedaan tindakan antara produksi acara
yang bersifat record dan live. Berikut ini tahapan dan pelaksanaan kegiatan yang
telah dilaksanakan oleh penulis selama Kuliah Kerja Media di Stasiun Jogja TV.
E. 1 Tahapan Pelaksanaan Produksi Record di Stasiun Jogja TV
a. Persiapan : Kameraman mengambil dan mengecek perangkat kamera
di ruang divisi teknik sebelum berangkat liputan keluar.
b. Produksi : Kameraman mengambil gambar sesuai camera card yang
diberikan produser meski terkadang sering improvisasi dalam
menyerahkan kaset kepada produser kemudian produser Mengeditnya
bersama editor.
c. Pengembalian dan Pengecekan Alat
Kameraman mengembalikan alat-alat yang digunakan setelah produksi
selesai dan melakukan pengecekan terhadap alat yang sudah dipinjam
di ruang teknik.
E. 2 Tahapan Pelaksanaan Produksi Live di Stasiun Jogja TV
Kebanyakan acara live di stasiun Jogja TV berupa program dialog dan
beberapa program hiburan kebanyakan dalam acara tersebut menggunakan teknik
multicamera agar gambar lebih banyak macam pilihannya dan variatif pilihan
gambarnya sehingga switcher lebih mudah dalam memilih gambar.
Tahapan dan tugas seorang kameraman pada program acara live di stasiun
Jogja TV adalah :
a. Persiapan : Kameraman mempersiapkan dan mengecek perangkat
kamera termasuk WB , headset untuk berkomunikasi antar kameraman
dan Master Control dan untuk acara tertentu agar gambar lebih
banyak dan variatif kameraman terkadang Menambah jumlah kamera
yang ada di Ruang Divisi Teknik.
b. Produksi : Kameraman mengambil gambar sampai jalannya program
acara selesai.
c. Cleaning : Setelah produksi acara selesai kameraman merapikan dan
studio dan mengembalikan sebagian kamera bila meminjam dari ruang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan di PT. Yogyakarta Tugu
Televisi sebagai kameraman studio maupun kameraman liputan program acara.
Dalam pengambilan gambar semua program acara khususnya program acara
Dialog Interaktif, penulis melaksanakan praktik kerja lapangan selama 2 bulan
yaitu tanggal 1 Februari 2010 sampai dengan tanggal 2 April 2010.
Dari seluruh hasil penelitian selama praktik kerja lapangan dan uraian
dalam pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Seluruh kameraman, bukan hanya dituntut untuk mendukung produksi
dalam hal penyajian visual saja, namun juga dituntut untuk mampu
bertindak dan mempunyai instink yang kuat serta kreatif agar dapat
menangkap moment yang terjadi pada setiap produksi program acara baik
acara yang bersifat live atau record.
2. Penulis memperoleh banyak pengalaman mengenai teknik-teknik
mengoperasikan kamera dan proses produksi program acara di Jogja TV
3. Penulis menjadi lebih bisa dan mengerti dalam menggunakan teknik
multicamera pada program acara tertentu di Jogja TV.
4. Ilmu yang penulis peroleh dibangku perkuliahan sangat membantu penulis
ketika diterapkan dalam dunia kerja, meskipun tidak selalu sama dengan
praktik di lapangan.
B. Saran
1. Kepada Stasiun Jogja TV
Masing-masing karyawan atau divisi dapat menjadi team work yang baik,
dan lebih menyatukan pikiran dan inspirasi, saling berkoordinasi agar
dapat menghasilkan program televisi yang lebih bervariasi dan dapat
menjadi hiburan sekaligus pendidikan.
Untuk lebih menarik khalayak agar lebih menyukai tayangan yang
disajikan Jogja TV, diharapkan penyelengara siaran dan produser dapat
lebih kreatif dan mampu menciptakan tayangan televisi yang lain dari pada
yang lain.
2. Saran bagi Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret adalah :
Diharapkan pada waktu pelaksanaan magang dilakukan kunjungan
langsung ke tempat pelaksanaan magang oleh dosen pembimbing. Padahal
memantau pelaksanaan magang dan juga untuk menjalin kerjasama
dengan instansi terkait.
Menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, khususnya yang
bergerak di bidang penyiaran, untuk mempermudah mahasiswa dalam
memperoleh tempat pelaksanaan magang yang baik.
Lebih banyak mengundang dosen tamu, serta melibatkan para praktisi
media penyiaran di dalam proses perkuliahan. Agar mahasiswa
memperoleh pengetahuan yang berimbang antara teori yang didapat
dibangku perkuliahan, dengan praktek nyata di dunia kerja yang
DAFTAR PUSTAKA
Baksin, Askurifai, 2006, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Gerald, Millerson, 1990, The Technique of Television Production twelfth Edition,
Great Britain: Focal Press.
Muhammad, Arni, 2004, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara. Sendjaja, Sasa Juarsa, 2002, Teori Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.