PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASI CYBER SOCIAL ENTERPRISE
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
guna mencapai gelar Sarjana S-1
Ilmu Komunikasi
ALFIANANDA MEGA PUTRI ARDELLA L100110076
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASICYBER SOCIAL ENTERPRISE
Alfiananda Mega Putri Ardella (alfiananda.della@gmail.com) Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Media sosial merupakan media baru yang memiliki sejuta manfaat dan kemudahan.Senyum community adalah komunitas yang memanfaatkan media sosial sebagai media persuasi mereka.Dengan konsep social enterprise, Senyum community memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.Teknik sampling yang digunakan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi proses persuasi dan penyebaran informasi yang dilakukan oleh Senyum community sebagai cyber social enterprise. Beberapa manfaat tersebut antarai lain memudahkan mengetahui demografi audiens, mampu melakukan persuasi secara massive, dan mampu meringkas kesatuan bentuk strategi komunikasi
Kata Kunci : Media Sosial, Persuasi, Senyum Community, Cyber Social Enterprise, Komunitas
A. PENDAHULUAN
Komunitas sosial adalah
organisasi non profit yang
didalamnya setiap anggota
merumuskan visi, misi, serta
tujuan mereka dan merealisasikan
visi, misi, serta tujuan tersebut ke
dalam tindakan nyata.
Mempelajari komunitas sosial
tentunya tak lepas dari
perkembangan komunitas sosial
2 sosial tersebut adalah Senyum
community (SC).“Senyum
community” merupakah suatu
komunitas dengan kegiatan social
enterprise (bisnis sosial) yang
bergerak dalam bidang
pemberdayaan generasi muda
dalam aksi sosial.Social enterprise
dilihat sebagai respon inovatif
terkait masalah pembiayaan pada
organisasi non profit, yang mana
pengumpulan donasi perorangan,
pemerintah, dan yayasan kian
bertambah sulit (Nyssens,
2007).Kegiatan ini tidak semata
mencari ‘profit’ tapi fokus pada
kegiatan sosial yang mampu
memberikan manfaat pada
masyarakat.
Kelebihan media sosial
sebagai ruang berbagi
dimanfaatkan oleh Senyum
community untuk mempersuasi
masyarakat.
Dengan memanfaatkan media
online, semua kegiatan yang
dilakukan oleh komunitas
langsung tersebar luas di dunia
maya, yang tentunya
mempermudah komunitas dalam
mempersuasi masyarakat serta
menyebarluaskan informasi yang
terkait dengan komunitas
mereka.Dari berbagai media yang
digunakan serta konten dari media
menunjukkan Senyum community
adalah suatu organisasi sosial
yang aktif dalam media
sosial.Sebagai suatu organisasi
dengan kegiatan Cyber Social
Enterprise tentunya dibutuhkan
3 melakukan persuasi dan
pengemasan/branding
organisasi.Kemampuan untuk
menjalankan social enterprise
melalui dunia cyber inilah yang
membuat peneliti tertarik untuk
mengkaji tentang alasan pemilihan
media sosial untuk melakukan
kegiatan cyber social enterprise
dan bagaimana pemanfaatan
media sosial dalam kegiatan cyber
social enterprise.
B.LANDASAN TEORI
1. Komunikasi pada Komunitas Sosial
Manusia sebagai individu
merupakan penggerak dari
jalannya organisasi dalam
komunitas.Max Weber dalam
Morissan (2013:207)
menjelaskan bahwa faktor
individu sebagai penggerak
awal suatu tindakan pada suatu
kesatuan kumpulan yang
teroganisir.Pernyataan tersebut
memberikan penjelasan bahwa
dalam suatu sistem organisasi
pada komunitas yang dibentuk
oleh serangkaian individu
dengan konsep mengusung
gerakan perubahan
membutuhkan komunikasi
efektif untuk membangun
kesatuan dalam
komunitas.Komunikasi efektif
dalam komunitas mampu
menghubungan ide dari tiap
anggota sehingga keputusan
yang diambil adalah hasil
4 2. Media Sosial sebagai Media
Baru Era Digital dan Pemanfaatannya
Kemudahan dalam
membagikan informasi serta
dapat menjangkau khalayak
luas dalam rentan waktu yang
singkat membuat media sosial
kian digandrungi. Aneka
feature terbarunya yang
memungkinkan berbagi teks,
gambar, pesan suara, telephone,
bahkan video call secara gratis
inilah yang menjadi daya tarik
dari media sosial. Dengan
berbagai feature-nya,
komunikasi yang dihasilkan tak
hanya berlangsung satu arah,
tetapi berlangsung interaktif
antara beberapa belah pihak.
3. New Media dan Generasi Muda
Wahyuni (2013: 68-69)
menjelaskan tentang awal mula
perkembangan internet di
Indonesia mulanya hanya
menjadi media komunikasi
internal beberapa universitas
untuk kegiatan
penelitian.Internet sebagai
media baru yang sangat popular
begitu mudah diterima oleh
generasi muda.Tapscott’s
dalam Buckingham (2009: 32)
menyatakan bahwa mereka
yang lahir di tahun 1980-an
layak untuk disebut sebagai
digital generation karena
mereka menggunakan media
baru di setiap aktivitas yang
5 4. New Media dan Komunitas
Dengan memanfaatkan
keunggulan dari media baru,
komunitas yang dipelopori oleh
generasi muda mampu menjadi
media untuk melakukan
gerakan perubahan.Astuti
dalam bukunya yang berjudul
Remaja Digital (2011:221)
menyebutkan bahwa media
baru dengan karakteristik
komunikasi interaktif dimana
pelaku komunikasi dalam
media ini dapat menjadi
prosumer yaitu para generasi
muda pengguna media bisa
menjadi produsen sekaligus
konsumen dalam kegiatan
penyampaian informasi.
5. Virtual Public Sphere dalam Media Sosial
Habermas menjelaskan
konsepnya tentang public
sphere, bahwa manusia selalu
berada dalam ruang kehidupan.
Dalam ruang hidup tersebut ada
proses interaksi dan
komunikasi dengan sesama
dalam sebuah ruang pula, inilah
yang disebut ruang publik.
Adanya public sphere dalam
media sosial membentuk suatu
ruang komunikasi yang terbuka
dan transparan sehingga setiap
informasi yang dihasilkan
tersosialisasikan pada seluruh
masyarakat melalui suatu ruang
virtual. “Lazimnya, media
digital seperti internet dengan
prasarana yang menjanjikan
6 dan tak ada peraturan yang
mengatur dan terjadi dalam
lingkup geografis yang tak
terbatas akan memberikan
sebuah kesan virtual
penejelmaan kembali dari
public sphere” (Chadwick,
2008: 231).
6. Cyber Social Enterprise
Social enterprise dilihat
sebagai respon inovatif terkait
masalah pembiayaan pada
organisasi non profit, yang
mana pengumpulan donasi
perorangan, pemerintah, dan
yayasan kian bertambah sulit
(Nyssens, 2007).Kegiatan ini
tidak semata mencari ‘profit’
tapi fokus pada kegiatan sosial
yang mampu memberikan
manfaat pada
masyarakat.Social enterprise
erat kaitannya dengan kegiatan
pembangunan.Karena program
sosial ini bertujuan untuk
meningkatkan daya dan nilai
guna masyarakat serta
memajukan kualitas dari
Sumber Daya Masyarakat
(SDM).
Cyber social enterprise
adalah suatu kegiatan social
enterprise yang dilakukan
melalui ruang cyber.Perbedaan
mendasar antara cyber social
enterprise dengan social
enterprise adalah ruang dari
pelaksanaan kegiatan tersebut.
7. Persuasi sebagai Bagian dari Komunikasi Pemasaran
Persuasi merupakan
kegiatan mempengaruhi
terpaan-7 terpaan informasi yang
diberikan.Kegiatan persuasi tak
lepas dari penerapan strategi
komunikasi
pemasaran.Komunikasi
pemasaran merupakan aplikasi
komunikasi yang ditujukan
untuk membantu kegiatan
pemasaran sebuah
perusahaan.Aplikasi tersebut
sangat dipengaruhi oleh
berbagai bentuk media yang
digunakan, daya tarik pesan,
dan frekuensi penyajian
(Soemohandoyo, 2006: 3-4).
C.METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif.Jenis
penelitian kualitatif pada penelitian
ini adalah deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini
adalah Senyum community yang
merupakan suatu komunitas social
enterprise, sedangkan objek dari
penelitian ini adalah pemanfaatan
media sosial yang dilakukan oleh
Senyum community dalam kegiatan
cyber social enterprise.
Data yang diperlukan dalam
penelitian ini, meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer
diperoleh langsung dari lokasi
penelitian melalui wawancara dan
observasi sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi kepustakaan
dan referensi-referensi lain. Teknik
sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive
sampling.Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara dan
8 D.ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini peneliti akan
menganalisis alasan pemanfaatan
media sosial beserta beberapa
media sosial yang Senyum
community manfaatkan sehubungan
dengan kegiatan persuasicyber
social enterprise.
1. Media yang Digunakan
a. Media Sosial sebagai Media
Persuasi Digital
Media sosial unggul dalam
proses penyampaian pesan,
dimana pesan mampu tersebar
secara otomatis, sehingga
mempercepat proses persuasi
serta mampu menjangkau
khalayak yang bersifat
heterogen dan anonym serta
viral dan massive. Viral disini
diartikan sebagai meetode
penyampaian pesan
menggunakan teknologi,
sedangkan massive diartikan
sebagai karakteristik dari media
sosial yang mampu
menyampaikan pesan dalam
skala besar dalam rentan waktu
singkat.
b. Facebook sebagai Penentu
Target Audience
Melalui Facebook pihak
Senyum bisa menentukan target
audience mereka dengan melihat
siapa saja yang selama ini
menjadi likers setia mereka.
c. Facebook dan Generasi Muda
Dilihat dari likers yang
memberikan jempolnya pada tiap
kegiatan yang di posting oleh
Senyum community, target
9 adalah generasi muda yang aktif
menggunakan Facebook.
2.Daya Tarik Pesan
a. Facebook sebagai
Media Pengikat Emosi
Pengguna
Melalui Facebook, pihak
Senyum melakukan pengemasan
cerita menggunakan pilihan kata
terbaik guna mengikat emosi
pengguna melalui tulisan.
b.Facebook dan Kemampuan
Berceritanya
Dengan feature lengkapnya,
Facebook memiliki kemampuan
untuk memberikan cerita melalui
gambar dan tulisan.
c.Twitter sebagai Media ‘Sapa’
dan Penyampai Quote
Twitter digunakan oleh
pihak Senyum untuk
memberikan sapaan-sapaan
hangat dan menyampaikan
beberapa quote, strategi ini
digunakan untuk melakukan aksi
pendekatan pada pengguna
d. Instagram sebagai Media
‘Narsis’ Senyum Community
Instagram digunakan
untuk membagikan foto-foto
hasil kegiatan Senyum
community. Pada tiap foto
ditambahkan logo dan contact
person. Pengemasan ini
dilakukan guna membangun
branding sebagai komunitas
yang memiliki kredibilitas
tinggi.
e. Pengemasan Cyber Social
Enterprise melalui Media Sosial
Pengemasan dilakukan
dengan membuat sebuah konsep
10 konsep tersebut ke dalam
beberapa program untuk
kemudian di jual melalui media
sosial.
3. Frekuensi Penyajian
a. Penyajian melalui Facebook
Status yang dibagikan
oleh pihak Senyum melalui
Facebook dilakukan secara
konsisten dan tidak
memberikan terpaan
informasi secara terus
menerus.Pihak senyum
melakukan ‘keajegan’ dengan
membagikan cukup 1-2 status
sper hari namun rutin mereka
lakukan setiap harinya.
b. Penyajian melalui Twitter
Frekuensi dari tiap
tweetyang dibagikan adalah
2-3 kali tweet/harinya.
Menurut pengamatan yang
peniliti lakukan langsung,
70% tweet dari Senyum
community merupakan tweet
yang telah disinkronisasi
dengan akun Facebook.
Dengan frekuensi 2-3 kali
tweet tiap harinya
menunjukkan bahwa pihak
Senyum memberikan batasan
pada status yang mereka
unggah melalui Twitter,
mereka tidak menerpa
pengguna terus menerus.
c. Penyajian melalui Instagram
Frekuensi penyajian dari
tiap foto melalui Instagram
adalah 1-3 kali posting setiap
harinya dengan jeda 3-4 jam
11 Pembahasan
1.Media yang Digunakan
a. Media Sosial sebagai
Penggerak Kegiatan Komunitas
Media sosial dengan segala
kemudahannya memfasilitasi
penyebaran informasi dari
komunikator pada audiens.
Terlebih sebagai media yang
digunakan oleh komunitas untuk
menyampaikan informasi dan
mempersuasi, penyampaian
informasi lebih tepat sasaran dan
dapat menjangkau khalayak yang
bersifat anonim dan heterogen
secara massive dalam waktu
singkat.
b.Media Sosial sebagai Penentu
Target Audience dari Senyum
Community
Melalui media sosial pihak
senyum dapat menentukan target
audience mereka dengan melihat
siapa saja yang menjadi likers
setianya. Dengan mengetahui
demografi dari audience,
komunikasi yang dilakukan bisa
lebih segmented.
2. Daya Tarik Pesan
a. Facebook sebagai Jawara
Persuasi Senyum
Community
Facebook dengan segala
feature lengkapnya mampu
dijadikan Senyum community
sebagai media untuk mengikat
emosi khalayak, media bercerita,
12
b. Twitter dan Instagram
sebagai Media Pelengkap
Persuasi
Twitter digunakan sebagai
media untuk memberikan sapaan
hangat, menyampaikan quote,
dan memberikan kul-tweet,
sedangkan instagram digunakan
untuk share foto-foto hasil
kegiatan.
c. Pengemasan Cyber Social
Enterprise oleh Senyum
Community melalui Media
Sosial
Konsep social enterprise
yang di usung pihak Senyum
adalah kegiatan mengemas suatu
konsep kemudian menjadikan
konsep tersebut sebagai suatu
produk menarik dan kemudian
menjual produk tersebut dalam
bentuk serangkaian program
melalui media sosial. Tujuan
pengemasan ini adalah untuk
menarik simpati dari pengguna
sehingga mereka ‘mau’ dan
tersentuh hatinya untuk
memberikan donasi pada para
adik asuh, sedangkan media
yang digunakan untuk
melakukan persuasi adalah
media sosial, sehingga kegiatan
social enterprise yang diusung
oleh Senyum community
berlangsung dalam ruang cyber.
a. 3. Frekuensi Penyajian
Penyajian Persuasi oleh Senyum Community melalui Media Sosial
Melalui Facebook, Twitter,
dan Instagram pihak Senyum
community memiliki strategi
tersendiri sebagai upaya untuk
13
Facebook frekuensi dari tiap
terpaan informasi adalah 1-2 kali
statu per harinya, melalui
Twittertweet dibagikan 2-3 kali
tweet per harinya sedangkan
melalui Instagram2-3 kali
posting per harinya.
E.KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan
Senyum community
memanfaatkan media sosial
sebagai media persuasi mereka
dikarenakan kelebihan yang
mereka dapatkan dibandingkan
menggunakan media
konvensional.Media sosial
mampu merangkum kesatuan
bentuk persuasi dalam satu
kemasan.
Senyum community
memanfaatkan berbagai media
sosial sebagai media persuasi
mereka berdasar pada kelebihan
yang dimiliki oleh tiap media
sosial tersebut, diantaranya
Facebook dengan berbagai
kelebihannya mampu mengikat
emosi pengguna, Facebook dan
kemampuan dalam menuangkan
cerita, serta mampu menentukan
target audience. Twitter dan
Instagram digunakan oleh
Senyum community sebagai
media pelengkap persuasi. Pada
Twitter pihak Senyum kerap
memberikan sapaan hangat,
quote-quote motivasi serta
beberapa kul-tweet, yang
kesemuanya merupakan strategi
persuasi untuk menarik
pengguna. Melalui Instagram
persuasi dilakukan dengan
14 yang disertai dengan logo dan
contact person pada bagian
bawah gambar. Pencantuman
logo bertujuan untuk
membangun branding komunitas
sebagai komunitas terpercaya
dan berkredibilitas tinggi,
sedangkan pencantuman contact
person bertujuan untuk
mempermudah pengguna dalam
membaca pesan.
Pihak Senyum community
juga mengatur frekuensi dari
setiap informasi yang mereka
bagikan melalui media sosial
dengan tujuan untuk mengurangi
kejenuhan pengguna akan
tumpukan informasi.
2.Saran
a) Bagi Senyum Community
Pihak Senyum seharusnya
lebih memaksimalkan persuasi
mereka melalui Twitter.Hal
tersebut bisa dilakukan dengan
memberikan kul-tweet
pancingan.
b) Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti memiliki harapan
besar pada penelitian
selanjutnya.Penelitian
selanjutnya diharapkan mampu
memberikan kebaruan dari segi
objek penelitian sehingga
pembahasan tidak hanya fokus
pada pemanfaatan media sosial
dan strategi
komunikasi.pengkajian lebih
lanjut mengenai pemberdayaan
generasi muda oleh Senyum
community juga menjadi tema
15 F. PERSANTUNAN
Pada kesempatan ini peneliti
hendak mengucapkan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Rinasari Kusuma,
M.I.Kom dan Ibu Palupi, MA
selaku dosen pembimbing I dan
pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan ilmunya
kepada peneliti sehingga peneliti
mampu ,menyelesaikan karya ini.
DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku :
Calhoun, Craigh. 1993. Habermas and the Public Sphere, Rethinking
the Publik Sphere: A
Contribution to the Critique of
Actually Existing Democracy.
MIT Press
Firmansyah, Agus, dkk. 2011. Remaja
Digital; Learn, Play,
Socialize, Participate.
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Morissan. 2013. Psikologi
Komunikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Soemanegara, rd. 2008. Strategi Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: Alfabeta.
Wahyuni, I Hermin. 2013. Kebijakan
Media Baru di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Referensi Jurnal :
Daniari dan Akbari.2013. Kekuatan Generasi Muda dalam Era Digital.
(Ispr.edu/research/kekuatan- generasi-muda-dalam-era-digital/). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.
Setyani. 2013. Penggunaan Media
Sosial sebagai Sarana
Komunikasi bagi Komunitas (http://digilib.uns.ac.id/pengg una.php?mn=detail&d_id=315 14). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.
Referensi Buku Elektronik
Chadwick, Andrew and Howard, N. Philips.2008. Routledge
Handbook of Internet
Politics.https://books.google.c
16 Nyssens, Marthe. 2007. Routledge
Studies in the Management of Voluntary and Non Profit
Organizations Social
Enterprise.https://books.googl
e.co.id/books?id=u6Z_AgAA QBAJ&printsec=frontcover& hl=id#v=onepage&q&f=false
Referensi Online :
http://humas.unimed.ac.id/unimed-50- penyiaran-publik-dan-public- sphere-oleh--muhammad- surip-spd-msi-dosen-fbs-unimed.html. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00. (https://mobile.twitter.com/senyumkita ) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 20.45.
(www.senyumkita.com). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 19.00. (https://www.facebook.com/senyumkit a/) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 21.00.
Instagram Senyum Community
(http://web.binus.ac.id Diakses pada hari Minggu tanggal 9 November 2014 pukul 14.30). http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=6&cad=rja&uact=8&ved=0 CFoQFjAF&url=http%3A%2 F%2Frepository.maranatha.ed u%2F4060%2F1%2Fsocio%2 520entrepreneurship_meily.pd f&ei=8MlpVIPOA9OwuASq5 4KIBg&usg=AFQjCNEPvarN E9-J7DMmw4nl300KZHMY6A &bvm=bv.79142246,d.c2E. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 16.00)
(www.unpad.ac.id/apa-itu-sosial-media/Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=9&cad=rja&uact=8&ved=0 CGUQFjAI&url=http%3A%2 F%2Fashadisiregar.files.word press.com%2F2008%2F08%2 F07_media-publicsphere.pdf&ei=LctpVNi lL4_iuQTLxoHYCw&usg=A FQjCNEclVaMLcKmmNE7iv 5ya3Qwi7jtAg&bvm=bv.7914 2246,d.c2E Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).