• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASI CYBER SOCIAL ENTERPRISE Senyum Community Sebagai Persuasi Cyber Social Enterprise (Studi Deskriptif Kualitatif Pemanfaatan Media Sosial Oleh “Senyum Community” Sebagai Persuasi Cyber Social

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASI CYBER SOCIAL ENTERPRISE Senyum Community Sebagai Persuasi Cyber Social Enterprise (Studi Deskriptif Kualitatif Pemanfaatan Media Sosial Oleh “Senyum Community” Sebagai Persuasi Cyber Social "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASI CYBER SOCIAL ENTERPRISE

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

guna mencapai gelar Sarjana S-1

Ilmu Komunikasi

ALFIANANDA MEGA PUTRI ARDELLA L100110076

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH SENYUM COMMUNITY SEBAGAI PERSUASICYBER SOCIAL ENTERPRISE

Alfiananda Mega Putri Ardella (alfiananda.della@gmail.com) Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Media sosial merupakan media baru yang memiliki sejuta manfaat dan kemudahan.Senyum community adalah komunitas yang memanfaatkan media sosial sebagai media persuasi mereka.Dengan konsep social enterprise, Senyum community memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.Teknik sampling yang digunakan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi proses persuasi dan penyebaran informasi yang dilakukan oleh Senyum community sebagai cyber social enterprise. Beberapa manfaat tersebut antarai lain memudahkan mengetahui demografi audiens, mampu melakukan persuasi secara massive, dan mampu meringkas kesatuan bentuk strategi komunikasi

Kata Kunci : Media Sosial, Persuasi, Senyum Community, Cyber Social Enterprise, Komunitas

A. PENDAHULUAN

Komunitas sosial adalah

organisasi non profit yang

didalamnya setiap anggota

merumuskan visi, misi, serta

tujuan mereka dan merealisasikan

visi, misi, serta tujuan tersebut ke

dalam tindakan nyata.

Mempelajari komunitas sosial

tentunya tak lepas dari

perkembangan komunitas sosial

(4)

2 sosial tersebut adalah Senyum

community (SC).“Senyum

community” merupakah suatu

komunitas dengan kegiatan social

enterprise (bisnis sosial) yang

bergerak dalam bidang

pemberdayaan generasi muda

dalam aksi sosial.Social enterprise

dilihat sebagai respon inovatif

terkait masalah pembiayaan pada

organisasi non profit, yang mana

pengumpulan donasi perorangan,

pemerintah, dan yayasan kian

bertambah sulit (Nyssens,

2007).Kegiatan ini tidak semata

mencari ‘profit’ tapi fokus pada

kegiatan sosial yang mampu

memberikan manfaat pada

masyarakat.

Kelebihan media sosial

sebagai ruang berbagi

dimanfaatkan oleh Senyum

community untuk mempersuasi

masyarakat.

Dengan memanfaatkan media

online, semua kegiatan yang

dilakukan oleh komunitas

langsung tersebar luas di dunia

maya, yang tentunya

mempermudah komunitas dalam

mempersuasi masyarakat serta

menyebarluaskan informasi yang

terkait dengan komunitas

mereka.Dari berbagai media yang

digunakan serta konten dari media

menunjukkan Senyum community

adalah suatu organisasi sosial

yang aktif dalam media

sosial.Sebagai suatu organisasi

dengan kegiatan Cyber Social

Enterprise tentunya dibutuhkan

(5)

3 melakukan persuasi dan

pengemasan/branding

organisasi.Kemampuan untuk

menjalankan social enterprise

melalui dunia cyber inilah yang

membuat peneliti tertarik untuk

mengkaji tentang alasan pemilihan

media sosial untuk melakukan

kegiatan cyber social enterprise

dan bagaimana pemanfaatan

media sosial dalam kegiatan cyber

social enterprise.

B.LANDASAN TEORI

1. Komunikasi pada Komunitas Sosial

Manusia sebagai individu

merupakan penggerak dari

jalannya organisasi dalam

komunitas.Max Weber dalam

Morissan (2013:207)

menjelaskan bahwa faktor

individu sebagai penggerak

awal suatu tindakan pada suatu

kesatuan kumpulan yang

teroganisir.Pernyataan tersebut

memberikan penjelasan bahwa

dalam suatu sistem organisasi

pada komunitas yang dibentuk

oleh serangkaian individu

dengan konsep mengusung

gerakan perubahan

membutuhkan komunikasi

efektif untuk membangun

kesatuan dalam

komunitas.Komunikasi efektif

dalam komunitas mampu

menghubungan ide dari tiap

anggota sehingga keputusan

yang diambil adalah hasil

(6)

4 2. Media Sosial sebagai Media

Baru Era Digital dan Pemanfaatannya

Kemudahan dalam

membagikan informasi serta

dapat menjangkau khalayak

luas dalam rentan waktu yang

singkat membuat media sosial

kian digandrungi. Aneka

feature terbarunya yang

memungkinkan berbagi teks,

gambar, pesan suara, telephone,

bahkan video call secara gratis

inilah yang menjadi daya tarik

dari media sosial. Dengan

berbagai feature-nya,

komunikasi yang dihasilkan tak

hanya berlangsung satu arah,

tetapi berlangsung interaktif

antara beberapa belah pihak.

3. New Media dan Generasi Muda

Wahyuni (2013: 68-69)

menjelaskan tentang awal mula

perkembangan internet di

Indonesia mulanya hanya

menjadi media komunikasi

internal beberapa universitas

untuk kegiatan

penelitian.Internet sebagai

media baru yang sangat popular

begitu mudah diterima oleh

generasi muda.Tapscott’s

dalam Buckingham (2009: 32)

menyatakan bahwa mereka

yang lahir di tahun 1980-an

layak untuk disebut sebagai

digital generation karena

mereka menggunakan media

baru di setiap aktivitas yang

(7)

5 4. New Media dan Komunitas

Dengan memanfaatkan

keunggulan dari media baru,

komunitas yang dipelopori oleh

generasi muda mampu menjadi

media untuk melakukan

gerakan perubahan.Astuti

dalam bukunya yang berjudul

Remaja Digital (2011:221)

menyebutkan bahwa media

baru dengan karakteristik

komunikasi interaktif dimana

pelaku komunikasi dalam

media ini dapat menjadi

prosumer yaitu para generasi

muda pengguna media bisa

menjadi produsen sekaligus

konsumen dalam kegiatan

penyampaian informasi.

5. Virtual Public Sphere dalam Media Sosial

Habermas menjelaskan

konsepnya tentang public

sphere, bahwa manusia selalu

berada dalam ruang kehidupan.

Dalam ruang hidup tersebut ada

proses interaksi dan

komunikasi dengan sesama

dalam sebuah ruang pula, inilah

yang disebut ruang publik.

Adanya public sphere dalam

media sosial membentuk suatu

ruang komunikasi yang terbuka

dan transparan sehingga setiap

informasi yang dihasilkan

tersosialisasikan pada seluruh

masyarakat melalui suatu ruang

virtual. “Lazimnya, media

digital seperti internet dengan

prasarana yang menjanjikan

(8)

6 dan tak ada peraturan yang

mengatur dan terjadi dalam

lingkup geografis yang tak

terbatas akan memberikan

sebuah kesan virtual

penejelmaan kembali dari

public sphere” (Chadwick,

2008: 231).

6. Cyber Social Enterprise

Social enterprise dilihat

sebagai respon inovatif terkait

masalah pembiayaan pada

organisasi non profit, yang

mana pengumpulan donasi

perorangan, pemerintah, dan

yayasan kian bertambah sulit

(Nyssens, 2007).Kegiatan ini

tidak semata mencari ‘profit’

tapi fokus pada kegiatan sosial

yang mampu memberikan

manfaat pada

masyarakat.Social enterprise

erat kaitannya dengan kegiatan

pembangunan.Karena program

sosial ini bertujuan untuk

meningkatkan daya dan nilai

guna masyarakat serta

memajukan kualitas dari

Sumber Daya Masyarakat

(SDM).

Cyber social enterprise

adalah suatu kegiatan social

enterprise yang dilakukan

melalui ruang cyber.Perbedaan

mendasar antara cyber social

enterprise dengan social

enterprise adalah ruang dari

pelaksanaan kegiatan tersebut.

7. Persuasi sebagai Bagian dari Komunikasi Pemasaran

Persuasi merupakan

kegiatan mempengaruhi

(9)

terpaan-7 terpaan informasi yang

diberikan.Kegiatan persuasi tak

lepas dari penerapan strategi

komunikasi

pemasaran.Komunikasi

pemasaran merupakan aplikasi

komunikasi yang ditujukan

untuk membantu kegiatan

pemasaran sebuah

perusahaan.Aplikasi tersebut

sangat dipengaruhi oleh

berbagai bentuk media yang

digunakan, daya tarik pesan,

dan frekuensi penyajian

(Soemohandoyo, 2006: 3-4).

C.METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif.Jenis

penelitian kualitatif pada penelitian

ini adalah deskriptif.

Subjek dalam penelitian ini

adalah Senyum community yang

merupakan suatu komunitas social

enterprise, sedangkan objek dari

penelitian ini adalah pemanfaatan

media sosial yang dilakukan oleh

Senyum community dalam kegiatan

cyber social enterprise.

Data yang diperlukan dalam

penelitian ini, meliputi data primer

dan data sekunder. Data primer

diperoleh langsung dari lokasi

penelitian melalui wawancara dan

observasi sedangkan data sekunder

diperoleh dari studi kepustakaan

dan referensi-referensi lain. Teknik

sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive

sampling.Teknik pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara dan

(10)

8 D.ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti akan

menganalisis alasan pemanfaatan

media sosial beserta beberapa

media sosial yang Senyum

community manfaatkan sehubungan

dengan kegiatan persuasicyber

social enterprise.

1. Media yang Digunakan

a. Media Sosial sebagai Media

Persuasi Digital

Media sosial unggul dalam

proses penyampaian pesan,

dimana pesan mampu tersebar

secara otomatis, sehingga

mempercepat proses persuasi

serta mampu menjangkau

khalayak yang bersifat

heterogen dan anonym serta

viral dan massive. Viral disini

diartikan sebagai meetode

penyampaian pesan

menggunakan teknologi,

sedangkan massive diartikan

sebagai karakteristik dari media

sosial yang mampu

menyampaikan pesan dalam

skala besar dalam rentan waktu

singkat.

b. Facebook sebagai Penentu

Target Audience

Melalui Facebook pihak

Senyum bisa menentukan target

audience mereka dengan melihat

siapa saja yang selama ini

menjadi likers setia mereka.

c. Facebook dan Generasi Muda

Dilihat dari likers yang

memberikan jempolnya pada tiap

kegiatan yang di posting oleh

Senyum community, target

(11)

9 adalah generasi muda yang aktif

menggunakan Facebook.

2.Daya Tarik Pesan

a. Facebook sebagai

Media Pengikat Emosi

Pengguna

Melalui Facebook, pihak

Senyum melakukan pengemasan

cerita menggunakan pilihan kata

terbaik guna mengikat emosi

pengguna melalui tulisan.

b.Facebook dan Kemampuan

Berceritanya

Dengan feature lengkapnya,

Facebook memiliki kemampuan

untuk memberikan cerita melalui

gambar dan tulisan.

c.Twitter sebagai Media ‘Sapa’

dan Penyampai Quote

Twitter digunakan oleh

pihak Senyum untuk

memberikan sapaan-sapaan

hangat dan menyampaikan

beberapa quote, strategi ini

digunakan untuk melakukan aksi

pendekatan pada pengguna

d. Instagram sebagai Media

‘Narsis’ Senyum Community

Instagram digunakan

untuk membagikan foto-foto

hasil kegiatan Senyum

community. Pada tiap foto

ditambahkan logo dan contact

person. Pengemasan ini

dilakukan guna membangun

branding sebagai komunitas

yang memiliki kredibilitas

tinggi.

e. Pengemasan Cyber Social

Enterprise melalui Media Sosial

Pengemasan dilakukan

dengan membuat sebuah konsep

(12)

10 konsep tersebut ke dalam

beberapa program untuk

kemudian di jual melalui media

sosial.

3. Frekuensi Penyajian

a. Penyajian melalui Facebook

Status yang dibagikan

oleh pihak Senyum melalui

Facebook dilakukan secara

konsisten dan tidak

memberikan terpaan

informasi secara terus

menerus.Pihak senyum

melakukan ‘keajegan’ dengan

membagikan cukup 1-2 status

sper hari namun rutin mereka

lakukan setiap harinya.

b. Penyajian melalui Twitter

Frekuensi dari tiap

tweetyang dibagikan adalah

2-3 kali tweet/harinya.

Menurut pengamatan yang

peniliti lakukan langsung,

70% tweet dari Senyum

community merupakan tweet

yang telah disinkronisasi

dengan akun Facebook.

Dengan frekuensi 2-3 kali

tweet tiap harinya

menunjukkan bahwa pihak

Senyum memberikan batasan

pada status yang mereka

unggah melalui Twitter,

mereka tidak menerpa

pengguna terus menerus.

c. Penyajian melalui Instagram

Frekuensi penyajian dari

tiap foto melalui Instagram

adalah 1-3 kali posting setiap

harinya dengan jeda 3-4 jam

(13)

11 Pembahasan

1.Media yang Digunakan

a. Media Sosial sebagai

Penggerak Kegiatan Komunitas

Media sosial dengan segala

kemudahannya memfasilitasi

penyebaran informasi dari

komunikator pada audiens.

Terlebih sebagai media yang

digunakan oleh komunitas untuk

menyampaikan informasi dan

mempersuasi, penyampaian

informasi lebih tepat sasaran dan

dapat menjangkau khalayak yang

bersifat anonim dan heterogen

secara massive dalam waktu

singkat.

b.Media Sosial sebagai Penentu

Target Audience dari Senyum

Community

Melalui media sosial pihak

senyum dapat menentukan target

audience mereka dengan melihat

siapa saja yang menjadi likers

setianya. Dengan mengetahui

demografi dari audience,

komunikasi yang dilakukan bisa

lebih segmented.

2. Daya Tarik Pesan

a. Facebook sebagai Jawara

Persuasi Senyum

Community

Facebook dengan segala

feature lengkapnya mampu

dijadikan Senyum community

sebagai media untuk mengikat

emosi khalayak, media bercerita,

(14)

12

b. Twitter dan Instagram

sebagai Media Pelengkap

Persuasi

Twitter digunakan sebagai

media untuk memberikan sapaan

hangat, menyampaikan quote,

dan memberikan kul-tweet,

sedangkan instagram digunakan

untuk share foto-foto hasil

kegiatan.

c. Pengemasan Cyber Social

Enterprise oleh Senyum

Community melalui Media

Sosial

Konsep social enterprise

yang di usung pihak Senyum

adalah kegiatan mengemas suatu

konsep kemudian menjadikan

konsep tersebut sebagai suatu

produk menarik dan kemudian

menjual produk tersebut dalam

bentuk serangkaian program

melalui media sosial. Tujuan

pengemasan ini adalah untuk

menarik simpati dari pengguna

sehingga mereka ‘mau’ dan

tersentuh hatinya untuk

memberikan donasi pada para

adik asuh, sedangkan media

yang digunakan untuk

melakukan persuasi adalah

media sosial, sehingga kegiatan

social enterprise yang diusung

oleh Senyum community

berlangsung dalam ruang cyber.

a. 3. Frekuensi Penyajian

Penyajian Persuasi oleh Senyum Community melalui Media Sosial

Melalui Facebook, Twitter,

dan Instagram pihak Senyum

community memiliki strategi

tersendiri sebagai upaya untuk

(15)

13

Facebook frekuensi dari tiap

terpaan informasi adalah 1-2 kali

statu per harinya, melalui

Twittertweet dibagikan 2-3 kali

tweet per harinya sedangkan

melalui Instagram2-3 kali

posting per harinya.

E.KESIMPULAN DAN SARAN 1.Kesimpulan

Senyum community

memanfaatkan media sosial

sebagai media persuasi mereka

dikarenakan kelebihan yang

mereka dapatkan dibandingkan

menggunakan media

konvensional.Media sosial

mampu merangkum kesatuan

bentuk persuasi dalam satu

kemasan.

Senyum community

memanfaatkan berbagai media

sosial sebagai media persuasi

mereka berdasar pada kelebihan

yang dimiliki oleh tiap media

sosial tersebut, diantaranya

Facebook dengan berbagai

kelebihannya mampu mengikat

emosi pengguna, Facebook dan

kemampuan dalam menuangkan

cerita, serta mampu menentukan

target audience. Twitter dan

Instagram digunakan oleh

Senyum community sebagai

media pelengkap persuasi. Pada

Twitter pihak Senyum kerap

memberikan sapaan hangat,

quote-quote motivasi serta

beberapa kul-tweet, yang

kesemuanya merupakan strategi

persuasi untuk menarik

pengguna. Melalui Instagram

persuasi dilakukan dengan

(16)

14 yang disertai dengan logo dan

contact person pada bagian

bawah gambar. Pencantuman

logo bertujuan untuk

membangun branding komunitas

sebagai komunitas terpercaya

dan berkredibilitas tinggi,

sedangkan pencantuman contact

person bertujuan untuk

mempermudah pengguna dalam

membaca pesan.

Pihak Senyum community

juga mengatur frekuensi dari

setiap informasi yang mereka

bagikan melalui media sosial

dengan tujuan untuk mengurangi

kejenuhan pengguna akan

tumpukan informasi.

2.Saran

a) Bagi Senyum Community

Pihak Senyum seharusnya

lebih memaksimalkan persuasi

mereka melalui Twitter.Hal

tersebut bisa dilakukan dengan

memberikan kul-tweet

pancingan.

b) Bagi Penelitian Selanjutnya

Peneliti memiliki harapan

besar pada penelitian

selanjutnya.Penelitian

selanjutnya diharapkan mampu

memberikan kebaruan dari segi

objek penelitian sehingga

pembahasan tidak hanya fokus

pada pemanfaatan media sosial

dan strategi

komunikasi.pengkajian lebih

lanjut mengenai pemberdayaan

generasi muda oleh Senyum

community juga menjadi tema

(17)

15 F. PERSANTUNAN

Pada kesempatan ini peneliti

hendak mengucapkan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Ibu Rinasari Kusuma,

M.I.Kom dan Ibu Palupi, MA

selaku dosen pembimbing I dan

pembimbing II yang selalu

memberikan arahan dan ilmunya

kepada peneliti sehingga peneliti

mampu ,menyelesaikan karya ini.

DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku :

Calhoun, Craigh. 1993. Habermas and the Public Sphere, Rethinking

the Publik Sphere: A

Contribution to the Critique of

Actually Existing Democracy.

MIT Press

Firmansyah, Agus, dkk. 2011. Remaja

Digital; Learn, Play,

Socialize, Participate.

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Morissan. 2013. Psikologi

Komunikasi. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Soemanegara, rd. 2008. Strategi Marketing Communication: Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: Alfabeta.

Wahyuni, I Hermin. 2013. Kebijakan

Media Baru di Indonesia.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Referensi Jurnal :

Daniari dan Akbari.2013. Kekuatan Generasi Muda dalam Era Digital.

(Ispr.edu/research/kekuatan- generasi-muda-dalam-era-digital/). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.

Setyani. 2013. Penggunaan Media

Sosial sebagai Sarana

Komunikasi bagi Komunitas (http://digilib.uns.ac.id/pengg una.php?mn=detail&d_id=315 14). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00.

Referensi Buku Elektronik

Chadwick, Andrew and Howard, N. Philips.2008. Routledge

Handbook of Internet

Politics.https://books.google.c

(18)

16 Nyssens, Marthe. 2007. Routledge

Studies in the Management of Voluntary and Non Profit

Organizations Social

Enterprise.https://books.googl

e.co.id/books?id=u6Z_AgAA QBAJ&printsec=frontcover& hl=id#v=onepage&q&f=false

Referensi Online :

http://humas.unimed.ac.id/unimed-50- penyiaran-publik-dan-public- sphere-oleh--muhammad- surip-spd-msi-dosen-fbs-unimed.html. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00. (https://mobile.twitter.com/senyumkita ) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 20.45.

(www.senyumkita.com). Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 19.00. (https://www.facebook.com/senyumkit a/) Diakses pada hari Senin, tanggal 8 Desember 2014, Pukul 21.00.

Instagram Senyum Community

(http://web.binus.ac.id Diakses pada hari Minggu tanggal 9 November 2014 pukul 14.30). http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=6&cad=rja&uact=8&ved=0 CFoQFjAF&url=http%3A%2 F%2Frepository.maranatha.ed u%2F4060%2F1%2Fsocio%2 520entrepreneurship_meily.pd f&ei=8MlpVIPOA9OwuASq5 4KIBg&usg=AFQjCNEPvarN E9-J7DMmw4nl300KZHMY6A &bvm=bv.79142246,d.c2E. Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 16.00)

(www.unpad.ac.id/apa-itu-sosial-media/Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j &q=&esrc=s&source=web&c d=9&cad=rja&uact=8&ved=0 CGUQFjAI&url=http%3A%2 F%2Fashadisiregar.files.word press.com%2F2008%2F08%2 F07_media-publicsphere.pdf&ei=LctpVNi lL4_iuQTLxoHYCw&usg=A FQjCNEclVaMLcKmmNE7iv 5ya3Qwi7jtAg&bvm=bv.7914 2246,d.c2E Diakses pada hari Senin tanggal 11 November 2014, Pukul 17.00).

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan anonimisasi dengan algoritma Mondrian Multidimensional K-Anonymity, hasil dari proses partisi disajikan dalam bentuk grafik scatter plot dengan

Luasnya lingkup kewenangan klinis (clinical privilege) seorang dokter spesialis dapat saja berbeda dengan koleganya dalam spesialisasi yang sama,

4.1 Perusahaan/instansi/institusi yang telah disertifikasi oleh LS ICSM Indonesia, berhak untuk membubuhkan logo sertifikasi LS ICSM Indonesia atau Logo LS ICSM

Bidang ini juga memiliki wewenang dengan bekerja sama dengan bidang, organisasi dan pihak lain untuk membina hubungan relasi dengan pihak eksternal FKUB, baik untuk

Variabel persepsi masyarakat adalah salah satu untuk perhitungan nilai ekonomi, dengan menggunakan persepsi masyarakat dalam penelitian ini dapat mengetahui manfaat keberadaan

Kenapa Inggris membantu Perancis untuk mendapatkan kembali wilayah jajahan Perancis? Hal Kenapa Inggris membantu Perancis untuk mendapatkan kembali wilayah jajahan Perancis?

Berdasarkan hasil analis data yang diperoleh dari penelitian ini, dapat dirumuskan kesimpulan tingkat penyembuhan ketombe kering dengan pemanfaatan jeruk nipis adalah

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan dengan kinerja Keuangan Sebagai Variabel Mediator pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek