Cornel Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari
Pematangsiantar
(1921-1946)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
Armeindo Sinaga
NIM. 309121007
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ARMEINDO SINAGA. NIM 309121007. “CORNEL SIMANJUNTAK : PEJUANG DAN KOMPONIS INDONESIA DARI PEMATANGSIANTAR (1921-1946)”.(Pembimbing : Dr. Phil Ichwan Azhari, M.S), Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial. UNIMED. 2014.”
Penelitian ini bertujuan untuk (a) riwayat hidup Cornel Simanjuntak (b) proses penciptaan lagu-lagu Cornel Simanjuntak (c) kontribusi lagu-lagu Perjuangan Cornel Simanjuntak dalam sejarah Indonesia. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan studi pustaka(Library Research). Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah studi pustaka dan wawancara.
Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, komponis pejuang Indonesia turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan dengan menciptakan komposisi lagu yang disebut dengan lagu-lagu perjuangan. Lagu-lagu perjuangan dapat membangkitkan semangat juang untuk membela tanah air, misalanya lagu-lagu yang sudah ditetapkan sebagai lagu-lagu wajib Nasional.
Bakat seni musik yang dimiliki Cornel Simanjuntak kemudian dipupuk dan dibina di sekolah guru H.I.K Muntilan, menurut teman-teman satu sekolahnya di Muntilan pada masa itu yaitu Binsar Sitompul dan J.F.P Hutauruk menyatakan bahwa Cornel Simanjuntak termasuk murid yang cerdas, pemberani, jujur dan tidak pernah enggan membela pendiriannya.
Cornel segera menjadi perhatian Schoulter karena bakat musiknya yang menonjol. Bersuara tenor bagus—menurut Binsar Sitompul, seorang guru vokal terkenal orang Belanda di Jakarta jauh kemudian menyebut suaranya mirip Enrico Caruso, penyanyi tenor legendaris Italia—ia piawai bermusik terutama menggesek biola.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1946, Cornel Simanjuntak memasuki masa ini dengan penuh semangat juang dalam usia masih muda berumur ± 24 tahun dan belum berkeluarga. Pada permulaannya ia lebih merasakan seorang prajurit daripada seorang seniman. Sebagai seorang idealis sejati ia sudah menganjurkan kepada teman-teman pemuda lainnya, supaya memanggul senapan karena pada hematnya itulah satu-satunya jalan untuk berbakti kepada Tanah Air Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan serta
kemudahan dan kelancaran yang diberikan-Nya sehingga tersusunlah skripsi ini.
Banyak hal yang didapati penulis dalam pembuatan skripsi ini yaitu
bertambahnya kosa kata yang dimiliki oleh penulis dan pengetahuan-pengetahuan
baik yang di dapat dari Ilmu murni maupun Ilmu yang di dapat dalam lingkungan
sekitar. Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah maupun di tempat
perkuliahan, belajar juga dapat dilakukan di mana saja. Belajar juga bukan untuk
menambah pengetahuan esakta maupun sosial kita melainkan belajar juga
mengandung arti luas seperti berpikir untuk memanajemen waktu yang ada
sehingga dapat mengejar suatu impian yang dicita-citakan juga melihat kondisi
dan keadaan yang bisa kita manfaatkan dengan baik. Dalam belajar penulis juga
tidak dapat berdiri sendiri melainkan membutuhkan bantuan dan dukungan dari
lingkungan sekitarnya. Penulis juga sangat mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Bapak Lindung Sinaga, S.Pd
dan Ibu Taruli Simanjuntak atas semua hal yang terbaik yang diberikan
2. Kepada Rektor Universitas Negeri Medan Bapak Prof Ibnu Hajar Damanik
beserta jajaran stafnya yang telah memberikan kelancaran urusan
akademik dari awal kuliah sampai selesai.
3. Kepada Bapak Drs. Restu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
beserta jajaran pegawai fakultas yang dapat mengelola Birokrasi
kemahasiswaan dengan baik sehingga proses perkuliahan berjalan lancar.
4. Kepada Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah Ibu Dra. Lukitaningsih M.Hum
yang telah memberikan kelancaran urusan akademik dari awal kuliah
sampai selesai.
5. Kepada Sekretasis Jurusan Pendidikan Sejarah Ibu Dra. Hafnita SD Lubis,
M.Pd yang telah memberikan kelancaran urusan akademik dari awal
kuliah sampai selesai.
6. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Dr. Phil Ichwan
Azhari, M.S yang tak bosan-bosan membimbing sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik
7. Terimakasih kepada Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen
penguji utama, Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A yang turut memberi arahan
kepada penulis dalam menyusun skripsi.
8. Kepada Dosen-Dosen penguji lainya yaitu: Ibu Dra. Lukitaningsih M.Hum
dan Bapak Drs. Ponirin, M.Si
9. Kepada Bapak Mangaraja Togong Simanjuntak, SH salah satu keluarga
dari Cornel Simanjuntak yang telah membantu penulis dalam memperoleh
10.Kepada adik-adik penulis yaitu Leonard Sinaga dan Anggiat Sinaga yang
selalu memberikan semangat selama ini.
11.Kepada teman-teman Jurusan Pend. Sejarah ’09 yang telah lebih dahulu wisuda yaitu Novita Pasaribu, Leo Sihotang, Januar Siahaan, Ihsan
Nasution, Sarah Tobink, Vika Ginting dan khususnya teman sesama
pejuang skripsi yang senantiasa saling memberi dukungan dan motivasi
untuk mengejar wisuda pada bulan Mei tahun 2014 ini yaitu Risdam si Bro
dari Tembung, Arif si Muson, Irvan si Doyok, Syarifuddin Surapati,
Yudis, Novriandi si Pangeran Cinta, Mafriza, Augus Bironk alias Aunk,
Yasir pacar komting, Fatar Siahaan, Duem Saragih si Jokowi, Wibisono,
Fandi Ahmad.
12.Kepada teman-teman PPLT Unimed 2012 SMK Karya Serdang Lubuk
Pakam yaitu Samuel Sidabutar, Edi Sitanggang, Appara Rony Sinaga, Lae
Sahat, Bu Rida, Bu Cony, Bu Asmel, Bu Masita, Bu Eva, Datuk, Shuban
Afif dan lainnya penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan
kebersamaannya selama ini.
13.Kepada sahabat-sahabat 1 rumah kontrakan yaitu Edo Tambunan,
Melgibson Tambunan, Ricky Sinaga dan bang Suandi Purba serta Gogo
Simangunsong penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan
14.Kepada abang-abang stambuk yaitu Koko Sinaga, Ivensisus Gultom,
Amrin Pandiangan, Pomal Boris alias bg Pomo, Freddy Sinaga, Agus
Cilik, Putra Sinaga, Agus Black, Febi Sitorus penulis ucapkan terimakasih
atas masukan-masukan serta referensi yang telah diberikan.
15.Kepada adik-adik stambuk di Historical yaitu Enos Paul, Jhon Macai, Dedi
Manalugaskin, Izom Berutu, Rojack, Dicky, Boyce Silalahi dan adik-adik
stambuk lainnya Jhon Pasaribu, Boho Simorangkir, Bastian Siregar, Riski
Parhusip, Fandi Sitorus penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan
kebersamaannya selama ini.
16.Kepada teman-teman dan adik-adik di ITSAK yaitu Hendro, Dimas, Joel,
Lomo, Fauzi, Dedek, Bg Ginting, Partahi, Yoko, Thomson, Firman,
Novida, Agnes, Lidia, Eva dan lain-lainnya penulis ucapkan terima kasih
atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
Dan juga semua pihak-pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penulis yang tidak dapat dituliskan satu persatu. Semoga bantuan yang diberikan
kepada penulis selama ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, kiranya skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua.
Medan, Maret 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………... 14
A. Metodologi Penelitian ………...……….. 14
B. Sumber Data ……….………...… 15
C. Lokasi Penelitian ……….…………...…………. 16
E. Teknik Analisis Data ……….. 17
BAB IV. PEMBAHASAN ………... 18
A. Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak ...…... 18
B. Cornel Simanjuntak dan Lagu-Lagu Ciptaannya ... 36
C. Kontribusi Lagu Cornel Simanjuntak dalam Sejarah Indonesia ………... 54
D. Perjalanan Sejarah Lagu Lagu Perjuangan Indonesia ... 58
1. Fungsi Lagu Lagu Perjuangan Indonesia ... 58
2. Jenis Lagu Lagu Perjuangan Indonesia ... 62
BAB V. PENUTUP ……….... 66
A. Kesimpulan ……….. 66
B. Saran ……….. 68
Daftar Pustaka
DAFTAR GAMBAR
Gambar IV.1 Note Angka Lagu Maju Tak Gentar ……… 43
Gambar IV.2 Note Balok Lagu Maju Tak Gentar ………. 44
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Pematangsiantar yang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera
Utara terletak pada garis 3º 01’ 09” - 2º 54’ 40” Lintang Utara dan 99º 06’ 23” –
99º 01’ 10” Bujur Timur, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten
Simalungun. Kota Pematangsiantar terletak 400 m diatas permukaan laut serta
berada di permukaan tanah datar hingga bergelombang.
Pematangsiantar pada masa pra Proklamasi Kemerdekaan adalah daerah
kedaulatan Kerajaan Siantar.Istana pusat pemerintahannya berada di Pulau Holing
yang dikelilingi aliran sungai Bah Bolon.Adapun raja-raja, dinasti yang
memerintah adalah dari marga Damanik yang memerintah secara turun
temurun.Sebagai raja terakhir dan terkenal adalah Tuan Sang Nawaluh Damanik
yang memerintah hingga 1906.
Sama halnya seperti daerah-daerah lain yang pasti memiliki tokoh besar.
Di kota Pematangsiantar ini banyak terdapat tokoh-tokoh besar ,seperti
1. Sang Nawaluh Damanik (Raja terakhir dan terkenal dari kerajaan
Siantar)
2. Adam Malik (Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia)
2
Cornel Simanjuntak dilahirkan di Pematangsiantar (Kampung Tambunan
Simpang II) pada tahun 1921. Anak dari Bapak Tolpus Simanjuntak gelar Ompu
Mangara (+) bekas pensiunan POLRI di Medan, Ibunda Rumina boru Siahaan (+)
dan bersaudara 9 orang, 7 laki-laki dan 2 perempuan.
Cornel Simanjuntak yang telah dikenal sebagai pencipta lagu-lagu
perjuangan seperti Maju tak Gentar dan Indonesia Tetap Merdeka merupakan asli
putra kelahiran kota Pematangsiantar pada tahun 1921. Beliau dianggap sebagai
tokoh yang membawa bibit unggul perkembangan musik Indonesia.
Cornel Simanjuntak salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia bukan
hanya melalui lagu lagu ciptaannya tetapi beliau juga ikut terjun langsung dalam
perang kemerdekaan.Pada tahun 1945-1946 Cornel Simanjuntak terlibat dalam
perang melawan tentara Gurkha/Inggris.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Cornel Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari Pematangsiantar (1921-1946)”
B. Identifikasi Masalah
1. Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak
2. Proses Penciptaan Lagu-Lagu Cornel Simanjuntak
3. Kontribusi Lagu-Lagu Perjuangan Cornel Simanjuntak dalam sejarah
3
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, sehingga dalam hal ini
mengharuskan peneliti untuk membatasi masalah yang ada agar penulisan ilmiah
ini dapat lebih terarah. Dengan demikian apa yang hendak dicapai dapat
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti
membatasi masalah pada :“Cornel Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari Pematangsiantar (1921-1946)”.
D. Rumusan Masalah
Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dan
lebih mempermudah merumuskan masalah penelitian yang lebih objektif, maka
peneliti merumuskan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak
2. Bagaimana Proses Penciptaan Lagu-Lagu Cornel Simanjuntak
3. Bagaimana Kontribusi Lagu-Lagu Perjuangan Cornel Simanjuntak
dalam Sejarah Indonesia
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Riwayat Hidup Cornel Simanjuntak
2. Untuk Mengetahui Proses Penciptaan Lagu-Lagu Cornel Simanjuntak
3. Untuk Mengetahui Kontribusi Lagu-Lagu Perjuangan Cornel
4
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diharapkan akan memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan informasi bagi para pembaca mengenai Cornel
Simanjuntak : Pejuang dan Komponis Indonesia dari Pematangsiantar
(1921-1946)
2. Sebagai bahan pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti dalam
pembuatan karya ilmiah
3. Melatih membiasakan diri bagi penulis dalam melaksanakan penelitian
studi lapangan
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang diperoleh dari
lapangan kemudian diproses sesuai dengan prosedur yang ada maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Cornel Simanjuntak dilahirkan di kota Pematangsiantar (Kampung Tambunan
Simpang 2) tahun 1921. Anak dari bapak Tolpus Simanjuntak gelar Ompu
Mangara (┼) bekas pensiunan POLRI di Medan, ibunda Rumina boru Siahaan
(┼) dan bersaudara 9 orang, 7 laki-laki dan 2 perempuan. Pendidikan H.I.S St.
Fransiscus di Medan tamat tahun 1937, kemudian melanjutkan pendidikan ke
H.I.K Xaverius College di Muntilan Yogyakarta. Bakat seni musik yang
dimilikinya kemudian dipupuk dan dibina di sekolah guru H.I.K Muntilan,
menurut teman-teman satu sekolahnya di Muntilan pada masa itu yaitu Binsar
Sitompul dan J.F.P Hutauruk menyatakan bahwa Cornel Simanjuntak
termasuk murid yang cerdas, pemberani, jujur dan tidak pernah enggan
membela pendiriannya.
2. Pada 1942, tahun kelima Cornel diHIK Muntilan terpaksa tutup karena
guru-gurunya yang dari negara Barat pulang kalau tidak ditawan. Berbekal ijazah
darurat, ia mengajar di sebuah sekolah dasar di Magelang. Lagu “Mekar
Melatiku” sempat ia hasilkan di sana. Beberapa bulan saja dia menjadi guru di
kota yang dekat Muntilan tersebut. Ke Jakarta ia akhirnya bertolak di awal
Jepang (Keimin Bunka Shidosho) berdiri, ia .bergabung dengan bagian
musiknya. Tugas Cornel adalah mencipta lagu propaganda untuk penguasa
Jepang. Banyak lagu ia hasilkan termasuk “Asia Sudah Bangun”, “Hancurkan
Musuh Kita”, “Awaslah Inggeris dan Amerika”, “Mars Pasukan Sukarela”,
“Puji Kepada Heiho”, “Bekerja”, “Di Kebun Kapas”, “Bikin Kapal”,
“Menabung”, dan “Di Pabrik”. Lagu “ O Angin” , “Kemuning”, “Kenangan”,
“Mekar Melati”, atau “Citra” sudah dikenal publik di penghujung tahun 1943.
Masa 1943-1945 merupakan puncak kreativitas Cornel Simanjuntak, beliau
menghasilkan lagu Tapanuli “O, Ale Alogo” dan “Andigan Ma”. “O, Angin”
dan “Kemuning” merupakan karya yang paling dipuji Liberty Manik karena
kedua lagu tersebut merupakan permata berharga bagi perbendaharaan
lagu-lagu seni Indonesia.
3. Cornel Simanjuntak dikenal sebagai komponis besar Indonesia.
Karya-karyanya sangat fenomenal, yaitu lagu-lagu perjuangan yang pada masanya
berhasil membakar semangat heroik para pejuang dalam Perang
Kemerdekaan. Pada saat itu, semua orang memang bisa terbakar api revolusi.
Beberapa lagu yang ia ciptakan memperkaya musik Indonesia yang ketika itu
masih terbatas di sekitar keroncong, stambul, gambus, dan sejenisnya, yang
mencatatnya sebagai salah satu komponis pelopor musik seriosa di Tanah Air.
Terhadap dunia perfilman Indonesia, Cornel Simanjuntak pun memberikan
sebuah kontribusi yaitu dari nama Piala Citra dalam Festival Film
Indonesia.Citra sendiri awalnya adalah sebuah sajak karya Usmar Ismail.
B. Saran
1. Lagu perjuangan merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Ada berbagai macam makna dan pesan yang terkandung pada lagu
perjuangan. Pertama, nasionalismeyang meliputi sifat kebanggaan terhadap
Negara, cinta tanah air, mengutamakan rasa persatuan dan kesatuan. Kedua,
patriotisme yang meliputi sifat, rela berkorban, berani berjuang, pantang
menyerah, berjiwa pembaharu. Pesan ini akan memberi nilai positif jika
diimplementasikan dalam pendidikan berkarakter. Maka dari pada ada baiknya
kita sebagai generasi muda harus menghargai jerih payah hasil karya para
pejuang Indonesia melalui musik tersebut.
2. Ada baiknya para guru ataupun tenaga pendidik lainnya untuk menjelaskan
sejarah dari tiap lagu wajib nasional tersebut kepada anak didiknya. Pertama,
menjelaskan nilai sejarahnya. Dibandingkan lagu perjuangan pada masa
sekarang, lagu wajib nasional memiliki unsur sejarah yang lebih tinggi
nilainya. Lagu itu diciptakan pada tahun 1924 sampai 1949 dan dilatar
belakangi oleh perjuangan bangsa Indonesia pada masa itu dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan.Kedua, nilai pendidikannya. wajib nasional
merupakan lagu-lagu perjuangan yang wajib diajarkan di tiap-tiap sekolah
mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, sesuai dengan peraturan
pemerintah berdasarkan Instruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran dan
Kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959 yang diterbitkan oleh Balai
Pustaka tahun 1963. Jadi lagu wajib nasional ini merupakan lagu-lagu yang
didik. Ketiga, para pengarang. Para pengarang atau komponis lagu wajib
nasional ini menciptakan lagu tersebut bukan didasarkan untuk mendapatkan
materi, penghargaan atau nama baik, tetapi mereka melakukannya hanya
karena rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa Indonesia tanpa
mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Sikap dan tingkah laku para
pengarang atau komponis lagu wajib nasional inilah yang dapat menjadi suri
tauladan bagi anak didik di sekolah-sekolah, dan juga bagi masyarakat pada
umumnya. Jadi alangkah baiknya jika lagu wajib nasional ini diajarkan kepada
anak didik terutama mulai tingkat dasar selain dari lirik lagu dan cara
menyanyikannya juga dari aspek sejarah, biografi dan sejarah
pencipta/komponisnya, dan tujuan diciptakannya lagu perjuangan tersebut.
Sehingga akan mengenalkan anak pada bangsanya dan juga menumbuhkan
sifat nasionalisme dan patriotisme dalam diri mereka, untuk menciptakan
generasi yang mencintai negaranya dan menghargai para pahlawannya.
Daftar Pustaka
Adam, Asvi Warman, 2007. Seabad Kontroversi Sejarah.
Yogyakarta:Ombak
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.1983, Pemikiran Biografi
Kepahlawanan dan Kesejarahan. Jakarta.Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Sejarah Nasioal
Fakultas Ilmu Sosial.2012.Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal
Penelitian
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Jakarta:Universitas Indonesia
Huen Pui Lim dkk,2000.Sejarah Lisan Di Asia Tenggara Teori Dan
Metode.Jakarta:LP3S
Koentowijoyo,2003.Metodologi Sejarah. Yogyakarta:Gardiem Book
Muchtar, But, 1992.Cornel Simandjuntak : Seniman Pejuang dan Pejuang
Seniman. Yogyakarta : Panitia Peringatan Komponis Nasional dan
Pahlawan Cornel Simanjuntak.
Rachman, Abdul, 2013. Bentuk dan Analisis Musik Keroncong Tanah
Airku Karya Kelly Puspito.Semarang : Universitas Negeri
Semarang
Simanjuntak, Bungaran Antonius, 2010. Melayu Pesisir dan Batak
Simanjuntak, Payaman. 1992. Cornel Simanjuntak dan Kita. Yogyakarta
:Panitia Peringatan Komponis Nasional dan Pahlawan Cornel
Simanjuntak.
Simanjuntak, Willy, 1983. Komponis Pejuang Nasional Cornel
Simanjuntak.Medan : -
Syamsudin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak
Soekanto,Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru Keempat.
Jakarta:Rajawali
Tatap.2007. Batak di Pentas Musik Nasional.Jakarta:-
Utami, Sri. 2012. Persepsi Seniman Musik Kota Medan Terhadap