• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Konsumen Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Konsumen Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF BRAND IMAGE ON PURCHASE DECISIONS (Study on Consumers of Make Over Cosmetics Products at Brawijaya

University) By :

Almala Khuba Revas Silvia

Faculty of Economics and Business of Brawijaya University Email : almalasilvia@gmail.com

Advisor :

Nadiyah Hirfiyana Rosita, SE., MM., CMA.

ABSTRACT

A brand image describes the extrinsic nature of a product or service, including the way the brand seeks to meet the social and psychological needs of consumers.

Brand image represents the associations that exist in the memory of consumers when imagining or thinking about a particular brand. The purpose of this study was to determine the effect of brand image on purchasing decisions for consumers of cosmetic make over products at Brawijaya University. The population in this research is the Make Over Cosmetics Consumers in Universitas Brawijaya. The sampling method is Accidental Sampling to 100 respondents and uses a questionnaire as data collection. The data analysis tool in this study used multiple linear regression analysis techniques. The results showed that partially and simultaneously the variable dimensions of self-image consisting of favorability of brand association, strength of brand association and uniqueness of brand association have a significant positive effect on purchasing decisions for consumers of cosmetic products make over. The value of the variable R square (X) and variable (Y) is 0.554. Based on these results, the percentage value of the independent variable affecting the dependent variable on the purchase decision is 55.4%, while the other 44.6% is influenced by other factors not examined.

Keywords: Brand Image, Purchase Decision

(2)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada Konsumen Produk Kosmetik Make Over di Universitas

Brawijaya) Oleh :

Almala Khuba Revas Silvia

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email : almalasilvia@gmail.com

Dosen :

Nadiyah Hirfiyana Rosita, SE., MM., CMA.

ABSTRAK

Citra merek mendeskripsikan sifat ekstrinsik dari produk atau layanan, termasuk cara merek tersebut berusaha memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis konsumen. Brand image merepresentasikan asosiasi yang ada di dalam ingatan konsumen saat membayangkan atau memikirkan merek tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya. Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya. Metode pengambilan sampel adalah Accidental Sampling kepada 100 responden dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data. Alat analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial dan simultan variabel dimensi citra diri yang terdiri dari favorability of brand association, Strength of brand association dan Uniqueness of brand association berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Kosmetik Make Over. Nilai variabel R square (X) dan variabel (Y) adalah 0,554. Berdasarkan hasil tersebut, nilai persentase variabel independen mempengaruhi variabel dependen terhadap Keputusan Pembelian sebesar 55,4%, sedangkan 44,6% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Kata kunci: Citra merek, Keputusan Pembelian

(3)

PENDAHULUAN

Persaingan industri kosmetik di Indonesia saat ini semakin pesat. Hal tersebut ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan kosmetik yang semakin ketat. Kementerian Perindustrian (2020) menyatakan bahwa setidaknya tercatat 797 perusahaan industri kosmetik di Indonesia yang memproduksi dan menjual merek-merek make-up dan skin care. Angka ini naik dari 760 perusahaan pada tahun 2019.

Melihat dari data BPS, pada triwulan I tahun 2020, kinerja kimia, farmasi dan obat tradisional termasuk sektor kosmetik mengalami pertumbuhan sebesar 5,59%. Bahkan ditengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa melalui pencapaian nilai ekspornya yang

menembus 317 juta dolar AS pada semester I di 2020 atau naik sebesar 15,2% dibanding periode yang sama pada tahun 2019 (Kemenperin, 2020).

Saat ini kosmetik merupakan kebutuhan harian yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik wanita maupun pria yang ingin meningkatkan penampilan cantik dan menarik. Selain itu kosmetik memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kepercayaan diri seseorang, sehingga tidak heran jika produk kosmetik saat ini menjadi kebutuhan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu bisnis kosmetik merupakan bisnis yang prospektif menjanjikan. Setiap kosmetik diciptakan memiliki keunggulan yang berbeda-beda untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

(4)

Salah satu bisnis kosmetik yang mulai berkembang di Indonesia adalah Make Over. Make Over adalah kosmetik yang diproduksi oleh PT.

Paragon Technology and Innovation (PTI). Selain Make Over, PTI memproduksi kosmetik Wardah dan Emina. Namun Make Over menjadi kosmetik yang lebih unggul dari Wardah dan Emina dikarenakan Make Over memiliki misi mendorong wanita untuk bebas mengekspresikan diri melalui make-up, oleh karena itu produk yang ditawarkan Make Over lebih beragam dibandingkan dengan Wardah atau Emina, terutama dalam segi warna.

Harga produk Make Over yang terjangkau, namun kualitas yang ditawarkan Make Over sangat bagus.

Selain itu, Make Over rajin mengeluarkan inovasi terbaru dari produknya, sehingga kualitas produk

dari Make Over selalu mengalami peningkatan. Sekilas produk ini mirip dengan produk yang berasal dari luar negeri, namun dalam versi yang lebih terjangkau (Tim Redaksi Tokopedia, 2020). Segmentasi produk Make Over yaitu wanita dewasa dengan kelas sosial menengah keatas. Oleh sebab itu, Make Over dikenal sebagai brand make up professional (Liliyah, 2018).

Salah satu cara agar sebuah produk mudah dikenal dan diingat oleh konsumen dengan membuat citra merek yang baik pada produk yang dihasilkan. Citra merek merupakan pembeda antara produk satu dengan produk lainnya dalam kategori produk tertentu (Kotler dan Keller, 2016).

Citra Merek (Brand Image) memiliki peran penting dalam kemajuan sebuah produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan kepada konsumennya (Aaker, 2016).

(5)

Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu meningkatkan citra merek dimata konsumen dalam upaya meningkatkan profit dan tingkat penjualan produk. Sebuah merek yang memiliki citra yang positif atau disukai memberikan manfaat bagi produsen untuk lebih dikenal konsumen. Hal ini yang dapat menyebabkan konsumen seringkali menggunakan citra merek sebuah produk sebagai salah satu acuan dalam membuat sebuah keputusan pembelian.

Terdapat tiga faktor pendukung terbentuknya citra merek, yaitu:

Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association) , Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) dan Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) (Ferrinadewi, 2019).

Asosiasi merek adalah segala hal yang

berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek (Humdiana, 2015).

Keunggulan asosiasi merek mengacu pada pertanyaan apakah asosiasi merek yang dirasakan oleh konsumen secara keseluruhan lebih menguntungkan dari pada merek pesaing atau justru sebaliknya.

Kekuatan asosiasi merek mengacu pada bagaimana cara asosiasi tersebut menyebar di jaringan asosiatif yang diaktifkan oleh merek sebagai simpul. Keunikan asosiasi merek, jika sebuah merek telah mencapai customer-based brand equity sesuai dengan apa yang diinginkan, merek tersebut juga dapat memiliki beberapa asosiasi yang unik. Asosiasi yang unik adalah titik penjualan yang unik dari merek. (Sumiati, dkk. 2016).

Citra merek merupakan salah satu aspek yang dipertimbangkan di dalam keputusan pembelian (Peter dan

(6)

Olson, 2014), jika konsumen dihadapkan pada pilihan seperti nama merek, harga, dan berbagai atribut produk lainnya. Konsumen akan cenderung memilih nama merek terlebih dahulu setelah itu memikirkan harga, hal ini terjadi karena citra merek yang terbentuk di benak konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi dalam pembelian produk yang diinginkan (Peter dan Olson, 2014).

Penelitian mengenai hubungan citra merek dengan keputusan pembelian juga dilakukan oleh Evelina dkk., (2012) dengan judul pengaruh citra merek, kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian kartu perdana Telkomflexi (Kudus).

Hasil penelitian membuktikan bahwa seluruh variabel indipenden yaitu citra merek, kualitas produk, harga, dan

promosi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen keputusan pembelian. Saran penelitian adalah PT. TelkomFlexi sebaiknya lebih meningkatkan citra merek agar konsumen lebih mengenal produk.

Pengambilan keputusan konsumen pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah. Peneliti menggunakan variabel keputusan pembelian ini karena studi tentang keputusan pembelian masih layak untuk diteliti mengingat semakin banyaknya produk yang beredar mengakibatkan perlunya berbagai pertimbangan bagi masyarakat dalam melakukan keputusan pembelian.

Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses mental yang hampir sama dalam memutuskan produk dan merek apa yang akan

(7)

dibeli (Yulindo 2013). Keputusan pembelian konsumen dapat dilakukan apabila produk tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen.

Merek merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh konsumen untuk mengenali dan mempermudah mereka dalam melakukan pembelian terhadap produk-produk tertentu dalam pasar serta merek dapat digunakan sebagai simbol bahwa produk tersebut memiliki harga dan kualitas yang baik.

Merek juga merupakan faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan yang memperkenalkan dan menawarkan produk tidak terlepas dari merek yang dihandalkan oleh perusahaan untuk mendapatkan konsumen. Merek digunakan oleh perusahaan untuk membedakan produk mereka dalam pasar dan sebagai

pembanding terhadap produk-produk sejenis yang memiliki merek yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis berminat melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Studi Pada Konsumen Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya”

TINJAUAN PUSTAKA Citra Merek

Citra merek mendeskripsikan sifat ekstrinsik dari produk atau layanan, termasuk cara merek tersebut berusaha memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis konsumen (Kotler & Keller, 2016). Ekstrinsik bisa diartikan sebagai suatu hal yang berada di permukaan luar, artinya hal yang bisa dilihat atau dinilai bahkan sebelum

(8)

konsumen atau orang menggunakan suatu produk atau jasa. Brand image merepresentasikan asosiasi yang ada di dalam ingatan konsumen saat membayangkan atau mekikirkan merek tertentu.

Asosiasi merek merupakan suatu hal yang menghubungkan sebuah merek dengan suatu gagasan, ingatan atau kegiatan panca indra dari konsumen. Asosiasi yang dimiliki sebuah merek diwujudkan dalam berbagai bentuk hal seperti jenis, keunggulan, kekuatan, dan keunikan (Shimp & Andrews, 2013). Asosiasi merek juga bisa dikaitkan dengan atribut yang dimiliki oleh sebuah merek.

Atribut adalah fitur deskriptif yang mencirikan merek, seperti apa pelanggan membayangkan tentang apa merek tersebut atau tentang apa yang merek tersebut miliki dan apa yang

berhubungan dengan aktivitas pembelian atau konsumsinya (Jalilvand & Samiei, 2012). Dari teori- teori tersebut dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan sebuah atribut dan sifat ekstrinsik yang terbentuk di dalam pikiran konsumen melalui pengalaman langsung konsumen sebelumnya dengan produk atau melalui program pemasarannya yang bertujuan untuk mendiferensiasi sebuah merek dari kompetitornya.

Dimensi Citra Merek

1. Favorability of brand association / keunggulan asosiasi merek. Salah satu faktor pembentuk citra merek adalah keunggulan produk, dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Favorability mengacu pada pertanyaan apakah asosiasi merek yang dirasakan oleh konsumen secara keseluruhan lebih

(9)

menguntungkan daripada merek pesaing atau justru sebaliknya.

2. Strength of brand association / kekuatan asosiasi merek. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa atau suatu kepribadian khusus.

Merupakan kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa atau kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara produk atau merek dengan konsumen. Merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah–tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas adalah salah satu kunci

yang dapat membentuk citra merek konsumen. Strength of brand association mengacu pada bagaimana cara asosiasi tersebut menyebar di jaringan asosiatif yang diaktifkan oleh merek sebagai simpul.

3. Uniqueness of brand association / keunikan asosiasi merek.

Merupakan keunikan–keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut.

Jika sebuah merek telah mencapat customer-based brand equaity sesuai dengan apa yang diinginkan, merek tersebut juga dapat memiliki beberapa asosiasi unik. Beberapa asosiasi inti idealnya tidak dibagi dengan merek pesaing. Asosiasi yang unik adalah titik penjualan yang unik dari merek.

(10)

Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson (2010) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses

pengintegrasian yang

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di antaranya.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009) keputusan pembelian merupakan suatu bentuk niat untuk membeli sebuah produk yang paling disukai. Menurut Amirullah (dalam Dessyana, 2013) keputusan pembelian adalah suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu. Keputusan pembelian oleh konsumen adalah suatu

keputusan seseorang ketika memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada Schiffman dan Kanuk (dalam Sopiah dan Sangadji, 2016).

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu proses dalam menilai dan mengintegrasikan dua pilihan alternatif atau lebih untuk membeli atau sebelum membeli produk.

Gambar 2.2 Model Hipotesis

Berdasakan model hipotesis diatas, maka dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

Favorability of brand association

(X1)

Strength of brand association (X2)

Uniqueness of brand association

(X3)

Purchase Decision

(Y)

(11)

H1: Favorability of brand association berpengaruh terhadap Purchase Decision Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya

H2: Strength of brand association berpengaruh terhadap Purchase Decision Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya

H3: Uniqueness of brand association berpengaruh terhadap Purchase Decision Produk Kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

Lokasi Penelitian, Populasi, dan Sampel

Lokasi penelitian ini di Universitas Brawijaya Malang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen produk kosmetik Make Over di Universitas Brawijaya yang berjumlah 100 responden.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel non-probability yang berarti seluruh konsumen yang menggunakan produk kosmetik Make Over.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data untuk digunakan sebagai bahan dalam penelitian. Dua sumber data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner (angket) dengan menggunakan skala linkert, dokumentasi maupun pengumpulan informasi yang berasal dari dokumen, jurnal ilmiah, dokumen lain yang menunjang penelitian ini

(12)

Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, karena dalam penelitian ini akan dikaji mengenai pengaruh langsung dari Favorability of brand association (X1) , Strength of brand association (X2), dan Uniqueness of brand association (X3), Purchase Decision (Y).

Uji analisis data dilakukan juga dengan uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Sedangkan pengujian instrument penelitian menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS versi 21.

HASIL

Uji Instrumen Penelitian

Hasil uji validitas variabel independent (x) dan dependent (y)

menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% pada sejumlah instrumen yang digunakan dalam penelitian pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian di Universitas Brawijaya diperoleh nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel

dengan product moment sebesar 0,1966. Hal ini menunjukkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mampu digunakan atau dapat digunakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha pada masing-masing variabel memiliki nilai koefisien yang lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa hasil jawaban responden dapat diandalkan atau reliabel. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai hasil uji Kolmogorov-Smirnov variabel atmosphere sebesar 0,874 >

(13)

0,05. Jadi berdasarkan hasil uji diketahui bahwa sampel yang digunakan mempunyai distribusi normal.

Analisis Regresi Linear Berganda

Berikut adalah hasil analisis regresi linear berganda :

Tabel 4. 19

Regresi Linier Berganda

Variabel Bebas

Koefisien

Regresi t hitung t tabel Taraf Signifik ansi

Keterangan

Konstanta 29,776 5,882 1,98472 0,000 Signifikan

Favorability 0,640 4,306 1,98472 0,000 Signifikan

Strength 0,829 3,914 1,98472 0,000 Signifikan

Uniqueness 0,602 2,706 1,98472 0,000 Signifikan

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.19, maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

Secara keseluruhan dari Tabel 4.19 hasil persamaan regresi yang telah

diperoleh, maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Koefisien regresi Favorability of brand association (X1) dari

perhitungan linier berganda dapat dilihat sebesar 0,640. Hal ini berarti semakin rendah Favorability of brand association maka akan semakin rendah kepuasan konsumen. Favorability of brand association dan Keputusan Pembelian terjadi hubungan positif.

Jika exterior mengalami peningkatan, maka kepuasan konsumen akan mengalami peningkatan.

2. Koefisien regresi Strengh of brand association (X2) dari perhitungan linier berganda dapat dilihat sebesar 0,829. Hal ini berarti semakin rendah Strengh of brand association maka akan semakin rendah kepuasan konsumen.

Strengh of brand association dan kepuasan konsumen terjadi hubungan positif. Jika Strengh of brand association mengalami

(14)

peningkatan, maka Keputusan Pembelian akan mengalami peningkatan.

3. Koefisien regresi Uniqueness of brand association (X3) dari perhitungan linier berganda dapat dilihat sebesar 0,602. Hal ini berarti semakin rendah Uniqueness of brand association maka akan semakin rendah kepuasan konsumen. Uniqueness of brand association dan Keputusan Pembelian terjadi hubungan positif.

Jika Uniqueness of brand

association mengalami

peningkatan, maka kepuasan konsumen akan mengalami peningkatan.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.19 sebagai berikut :

Tabel 4. 21 Hasil Uji t

Variabel Bebas

Koefisien Regresi

t Statistik

t tabel Taraf Signifikansi

Keterangan

Favorability Strengh Uniqueness

0,640 0,829 0,602

4.306 3.914 2.706

1,98472 1,98472 1,98472

0,000 0,000 0,000

Signifikan Signifikan Signifikan

Berdasarkan hasil Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa t hitung > t table dan nilai Sig < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Favorability of brand association, Strength of brand association, dan Uniqueness of brand association, memiliki pengaruh signifikan terhadap Purchase Decision.

PEMBAHASAN

Favorability of brand association (X1) memiliki pengaruh terhadap Purchase Decision (Y)

Hasil pengujian H1 menunjukkan adanya pengaruh signifikan Favorability of brand

(15)

association terhadap Keputusan Pembelian, dimana semakin baik Favorability of brand association maka akan membuat semakin baik pula Keputusan Pembelian yang akan timbul. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Favorability of brand association (X1) berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian oleh Soim dkk, (2016) menyatakan bahwa seluruh variabel brand image secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian dan secara parsial yang berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian adalah Favorability of brand association.

Strength of brand association (X2) memiliki pengaruh terhadap Purchase Decision (Y)

Hasil pengujian H2 menunjukkan adanya pengaruh Strength of brand association terhadap Keputusan Pembelian, dimana semakin baik Strength of brand association maka akan membuat semakin baik juga Keputusan Pembelian. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Strength of brand association (X2) berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian oleh Soim dkk, (2016) menyatakan bahwa seluruh variabel brand image secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian adalah variabel Strength of brand association.

(16)

Uniqueness of brand association (X3) memiliki pengaruh terhadap Purchase Decision (Y)

Hasil pengujian H3 menunjukkan adanya pengaruh Uniqueness of brand association terhadap Keputusan Pembelian, dimana semakin baik layout maka akan membuat semakin baik juga Keputusan Pembelian. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Uniqueness of brand association (X3) berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian oleh Guotama (2019) bahwa Secara simultan:

Brand Image memiliki hubungan yang kuat dengan Purchasing Decision. Berdasarkan koefisien determinasi dan uji hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan

terdapat pengaruh yang signifikan Brand Image terhadap Purchasing Decision. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Kekuatan asosiasi merek (strength on brand association), Keuntungan asosiasi merek (favourability of brand asscociation) dan Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Purchase Decision.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian dari pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian produk Make Over, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif antara Favorability of brand association

(17)

terhadap keputusan pembelian pada produk Make Over. Semakin tinggi Favorability of brand association maka keputusan pembelian juga akan meningkat.

2. Terdapat pengaruh positif antara Strengh of brand association terhadap keputusan pembelian pada produk Make Over. Semakin tinggi Strengh of brand association maka keputusan pembelian juga akan meningkat.

3. Terdapat pengaruh positif antara Uniqueness of brand association terhadap keputusan pembelian pada produk Make Over. Semakin tinggi Uniqueness of brand association maka keputusan pembelian juga akan meningkat.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran berupa masukan

kepada Make Over dan peneliti selanjutnya. Saran-saran yang ingin peneliti sampaikan antara lain sebagai berikut:

1. Make Over

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Strength of Brand Association memberikan pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian. Hasil tersebut membuktikan bahwa kekuatan Make Over salah satunya menjadi merek favorit yang perlu dipertahankan karena kekuatan Make Over sangat memberikan pengaruh besar bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Favorability of Brand Association menjadi faktor yang paling berpengaruh kedua setelah variabel Strength of Brand Association terhadap keputusan pembelian

(18)

konsumen. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa keunggulan bersaing dengan produk lainnya juga perlu dipertahankan terlebih lagi semakin banyanyaknya pesaing di dalam industri kosmetik menuntut perusahaan untuk lebih memperhatikan keunggulan pesaingnya.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Uniqueness of Brand Association memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian walaupun pengaruhnya tidak sebesar 2 variabel yang telah disebutkan sebelumnya. Hasil tersebut memberikan wawasan bahwa produk Make Over masih tergolong hampir serupa dengan produk sejenis dari merek lain. Oleh karena itu, keunikan Make Over masih perlu ditingkatkan lagi.

2. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya menggunakan variabel bebas Favorability of brand association, Strengh of brand association, Uniqueness of brand association terhadap keputusan pembelian. Saran penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain yang belum diteliti pada penelitian ini. Penelitian ini juga hanya berfokus pada perusahaan kosmetik, oleh karena itu, saran untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan perusahan di luar industri kosmetik. Penelitian ini menggunakan respondeng sebanyak 100 orang. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan responden yang lebih banyak supaya dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adiwidjaja, & Tarigan. (2017).

Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Keputusuan Pembelian Sepatu Converse. Jurnal

Alika, R. (2019, Mei 28). Katadata.id.

Retrieved from

https://katadata.co.id/berita/2019/05/

28/kosmetik-nasional-bersaing-

dengan-produk-impor, diakses pada tanggal 5 Oktober 2019

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Diah Lathifa. (2018, Desember 19).

POPBELA.com. Retrieved from https://today.line.me/id/pc/article/Ini+5 +Fakta+Brand+Kosmetik+Lokal+yang +Go+Internasional+Bangga

Evelina, Handoyo, & Listyorini.

(2012). Pengaruh Ekuitas Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana Telkom Flexi. Jurnal

Fatlahah, A. (2013). Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Es Krim Wall’s Magnum. Jurnal

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang:

Fernaldi.

Jalilvand, M. R., & Saimei, N. (2012).

The effect of electronic word of mouth on brand image and purchase intention. Marketing Inteligence &

Planning, 460-476.

Kotler, & Armstrong. (2014). Prinsip- Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016).

Marketing Management (15th Global Edition). Essex: Pearson Education Limited.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Nisrina, S. (2018, Oktober 25). SWA.

Retrieved from

https://swa.co.id/swa/business- strategy/make-over-perkuat-diri- sebagai-brand-make-up-profesional Pourazad, N., Stocchi, L., & Pare, V.

(2019). Brand attribute associations, emotional consumer-brand relationship and evaluation of brand extensions. Journal

(20)

Sangadji, & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen : Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian.

Yogyakarta: ANDI.

Sanusi. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sanusi, A. (2011). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Schiffman, & Kanuk. (2010).

Consumer Behavior Tenth Edition.

New Jersey: Pearson Education.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2017).

Metode Penelitian untuk Bisnis (Edisi 6). Jakarta: Salemba Empat.

Shimp, T. A., & Andrews, J. C.

(2013). Advertising, Promotion, and other aspects of Integrated Marketing Communication (9th Edition). Mason:

Cengage Learning.

Soim, Suharyono, & Abdilah. (2016).

Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada pembeli kartu perdana simPATI di booth Telkomsel Matos). Jurnal

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sumarwan, U. (2011). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

Sumiati, Nadiyah, H. R., Ida, Y.

(2016) Brand Dalam Implikasi Bisnis.

Malang: UB Press.

Tanudjaja, Z. O. (2018). Pengaruh Brand Image, Harga, dan Kualitas Pelayanan terhadap Pembelian Ulang pada PO. Harapan Jaya di Tulungagung.

Zhang, Y. (2015). The Impact of Brand Image on Consumer Behavior. A Literature Review, 58-62.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel ekuitas merek yang terdiri dari Brand Awareness, Brand Association, Perceived quality, dan Brand Loyalty mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1.) Hasil visualisasi terhadap seluruh benda uji, ternyata kondisi yang

Gambar 3.3 Pengaruh Label Halal dan Kualitas Produk Terhadap Proses Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Menggunakan Citra Merek (Brand Image) sebagai

Berdasarkan permasalahan, tujuan peneli- tian, hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Uji Kompetensi Siswa Keahlian Multi- media di

(a) Terjadi kenaikan nilai kekakuan elastik yaitu KP-1 terjadi kenaikan nilai kekakuan elastik sebesar 215,094%, KP-2 terjadi kenaikan sebesar 407,715%, KP-3 terjadi kenaikan

30 Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah.. Penilaian atas penggolongan kredit baik kredit tidak bermasalah, maupun bermasalah tersebut dilakukan

Pengaruh Promosi dan Citra Merek (Brand Image) terhadap Keputusan Pembelian berdasarkan hasil penelitian menunjukan besarnya pengaruh simultan sebesar 83,4% dan

Penelitian ini menguji pengaruh komponen variabel Citra Merek (brand image) dan Kualitas Produk (product quality) terhadap keputusan pembelian laptop merek Asus di