• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id) Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram

@tuturmama.id)

Fkriyatul Islami Mujahidah

Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia

edogawaislaa@gmail.com Email: edogawaislaa@gmail.com

©2022 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC-BY-SA)

license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

Accepted: 29 October 2022 Revised: 16 December 2022 Published: 25 December 2022

ABSTRACT

The Indonesia's deep-rooted patriarchate culture inflicves inequality. A husband is thought to be in a higher position than his wife and therefore be free to administer matters while she is obedient. Even domestic violence perpetrated by husbands against wives is common in Indonesia. Based on this fact it is necessary to educate societies about gender-minded families that view husband and wife in equal positions. One way is by using well-interest social media as Instagram as an effort to educate people. Researchers analyzed the instagram account @tuturmama.id to know the gender-insight family education being carried out. The study uses analysis of content with a qualitative descriptive approach through the analytical step of; data reduction, data presentation, and deduction drawing. Instagram account

@tuturmama.id does gender-insight family education through the five categories of content: (1) equality of husband-and-wife roles, (2) cooperation between husband and wife, (3) the husband's role in domestic and nurturing spheres, (4) positioning the couple as partners without hierarchy, and (5) the wife's support of the husband's role in the home. The five categories of content are based on the three gender-oriented family concepts; (1) understanding and supporting each other's roles, functions, and positions in the home, (2) positioning spouses as husbands/wives, fathers/mothers, friends, partners, and lovers, and (3) making friend partners and partners in each decision making.

Keywords: Family education, gender, content analysis, Instagram.

(2)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id) ABSTRAK

Budaya patriarki di Indonesia yang telah mengakar kuat masuk ke dalam ranah rumah tangga sehingga memunculkan ketimpangan. Suami dianggap memiliki posisi lebih tinggi daripada istri sehingga bebas mengatur sementara istri harus patuh. Bahkan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan suami terhadap istri sudah menjadi kasus yang sering terjadi di Indonesia. Berdasarkan fakta ini maka perlu adanya edukasi kepada masyarakat tentang keluarga berwawasan gender yang memandang suami dan istri dalam posisi yang setara. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan media sosial yang banyak diminati yakni Instagram sebagai upaya mengedukasi masyarakat. Peneliti melakukan analisa terhadap akun Instagram @tuturmama.id untuk mengetahui edukasi keluarga berwawasan gender yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan analisis isi dengan pendekatan deskriptif kualitatif melalui langkah analisis berupa; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Akun Instagram

@tuturmama.id melakukan edukasi keluarga berwawasan gender melalui lima macam kategori konten yaitu; (1) kesetaraan peran suami dan istri, (2) kerjasama antara suami dan istri, (3) peran serta suami dalam ranah domestik dan pengasuhan, (4) memposisikan pasangan sebagai partner tanpa ada hierarki, dan (5) dukungan istri terhadap peran suami dalam rumah tangga. Kelima kategori konten tersebut berlandaskan terhadap tiga konsep keluarga berwawasan gender yakni; (1) saling memahami dan mendukung peran, fungsi, dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga, (2) memposisikan pasangan sebagai suami/istri, ayah/ibu, teman, partner, dan kekasih, dan (3) menjadikan pasangan teman diskusi dan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.

Keywords: Edukasi Keluarga, Gender, Analisis Isi, Instagram.

1. PENDAHULUAN

Sejak kecil masyarakat Indonesia sudah diajarkan bagaimana berperilaku sesuai dengan jenis kelaminnya (Mulia, 2014, p. 64). Sebagaimana yang biasa terjadi di dalam masyarakat bahwa perempuan diidentikkan dengan sifat lembut, sabar, senang melayani orang lain, dan berbagai sifat sejenis. Dalam budaya masyarakat Jawa, Sullivan menyebutkan bahwa perempuan hanya memiliki kekuatan informal yang berkaitan erat dengan penempatan perempuan di ranah domestik, yakni kasur, sumur, dan dapur (Qibtiyah, 2017).

(3)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

Hal ini terlihat dari bagaimana sejak kecil anak perempuan didandani dan diberikan mainan bahkan diingatkan ketika perilakunya dianggap tidak sesuai dengan kodrat perempuan. Berlaku pula pada anak laki-laki yang sejak kecil sudah mendapat peringatan untuk tidak gampang menangis walaupun ditimpa kesedihan seberat apapun (Mulia, 2014). Anak laki-laki harus tampil sebagai sosok yang pemberani, kuat, rasional, dan selalu berada di depan. Laki-laki yang mudah menangis akan mendapat cap sebagai anak yang cengeng bahkan banci dan menyerupai perempuan.

Konstruksi gender yang sudah terjadi secara turun-temurun ini kemudian menciptakan perbedaan peran sosial antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini perempuan selalu menempati posisi second burden sebagaimana pepatah Jawa yang disebutkan oleh (Siti Solihati, 1986) bahwa perempuan adalah kanca wingking yang berarti pendamping yang berada di belakang (Mujahidah, 2022). Istilah belakang ini merujuk pada dapur yang biasanya berada di belakang dan tidak terlihat serta beban pekerjaan domestik untuk perempuan.

Ketimpangan gender antara laki-laki dan perempuan kemudian juga merambah pada pembagian peran dalam rumah tangga, baik peran sebagai orang tua maupun peran sebagai suami dan istri. Dalam masyarakat yang patriarkis seperti ini biasanya memicu munculnya relasi kuasi suami terhadap istri (Mufidah Ch, 2008). Kekuasaan yang dominan pada suami ini berasal dari anggapan bahwa suami adalah satu-satunya anggota dalam rumah tangga yang bisa menghasilkan uang sehingga istri menjadi tergantung secara ekonomi (Mulia, 2014, p. 73).

Padahal saat ini sudah banyak sosok perempuan yang bisa bekerja dan menghasilkan uang sebagaimana laki-laki. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat 48,75 juta perempuan bekerja pada tahun 2019. Para perempuan ini mendominasi bidang pekerjaan tenaga usaha jasa sebesar 58,04% ketimbang laki-laki. Namun fakta ini tidak serta-merta menjadikan istri jadi memiliki kedudukan yang setara dengan suaminya.

Rumah tangga dan keberadaan pasangan yang seharusnya menjadi tempat berlindung justru berubah menjadi neraka (Badruzaman, 2020, p. 107).

Terbukti dengan banyaknya kasus pelecehan terhadap perempuan, perselingkuhan yang dilakukan suami, bahkan sampai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Undang- undang nomor 23 tahun 2004 menyebutkan bahwa KDRT merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia, kejahatan terhadap kemanusiaan, serta diskriminasi yang harus dihapuskan (Ismiati, 2020). Catatan Tahunan (CATAHU) Komini Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan mencatat terjadi peningkatan kasus Kekerasan Berbasis Gender hingga 50% dari tahun 2020 ke tahun 2021 dengan total 338.496 kasus (Komnas Perempuan, 2022).

Seperti yang terjadi pada beberapa rumah tangga public figure, dalam hal ini selebriti di Indonesia. Kasus-kasus tersebut mempertegas bahwa perempuan karier yang memiliki power dalam rumah tangga pun masih terkalahkan oleh pola pikir sebagian besar masyarakat termasuk pasangan mereka yang masih patriarkis. Keberadaan

(4)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

perempuan karier bahkan justru memunculkan beban ganda pada perempuan, yakni sebagai sosok pencari uang yang juga harus bertanggungjawab penuh atas pekerjaan domestik rumah tangga.

Selain itu seorang ayah biasanya juga memiliki kuasa berlebih terhadap anak perempuan, misalnya dalam hal perjodohan (Prof. Dr. Musdah Mulia, 2014, p. 73).

Sementara itu persoalan mendidik anak pun dianggap sebagai tugas dan kewajiban seorang ibu alih-alih tugas bersama antara suami dan istri. Saat terjadi hal buruk pada anak, tak jarang hanya ibu yang mendapat diskriminasi dan menjadi pihak yang dipersalahkan.

Relasi kuasa ini juga terjadi pada hubungan suami kepada istri dimana suami dianggap berada di posisi lebih kuat sebagai pemimpin yang mengatur dan mendidik.

Perempuan dikatakan bergantung pada perlindungan laki-laki dan karena secara fisik laki-laki lebih mampu sehingga menjadi partner yang mendominasi hubungan (Sukri, 2002). Hal ini kemudian disalahgunakan ketika terjadi kekerasan terhadap perempuan.

Masyarakat pada umumnya akan mentolerir kekerasan terhadap istri dan menganggapnya biasa saja.

Ketimpangan gender yang sudah mendarah daging dalam budaya masyarakat Indonesia ini sudah selayaknya perlahan-lahan dikikis untuk menjaga perempuan dari berbagai macam kekerasan dan menjaga hak-haknya. Salah satu cara yang bisa digunakan terutama di era digital adalah memberikan edukasi melalui media sosial, salah satunya Instagram. Keluarga sebagai awal mula seorang manusia tumbuh dan belajar menjadi sasaran paling strategis untuk mengikis budaya patriarki dan ketidakadilan gender. Salah satunya adalah dengan mengampanyekan edukasi tentang keluarga berwawasan gender.

Akun Instagram @tuturmama.id merupakan media sosial berbasis edukasi parenting dan relationship dengan jumlah followers sebanyak 255.000 dan 2.696 postingan. Akun ini konsisten melakukan edukasi melalui postingan konten Instagram sebanyak 5 kali posting di hari kerja dan 2 kali posting di hari libur. Intensitas postingan dan banyaknya followers pada akun Instagram ini tentu saja cukup memberikan pengaruh bagi dinamika edukasi parenting melalu media sosial.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merumuskan masalah: Bagaimana edukasi keluarga berwawasan gender dalam akun Instagram @tuturma.ma dan bagaimana bentuk keluarga berwawasan gender? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Instagram @tuturmama.id memberikan edukasi keluarga berwawasan gender dan bagaimana bentuk keluarga yang berawasan gender. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang keluarga berwawasan gender kepada masyarakat.

2. LITERATURE REVIEW

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dwi Noviani, dkk., dari Institut Agama Islam Al Quran Al Ittifaqiah Indralaya Palembang pada April 2022

(5)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

berjudul Persepsi Masyarakat terhadap Kesetaraan Gender dalam Keluarga. Dalam penelitian dengan subjek penelitian masyarakat Meranjat di Ogan Ilir ini diketahui bahwa delapan dari sepuluh responden tidak mengetahui istilah kesetaran gender meski tanpa sadar sudah menerapkannya dalam kehidupan berkeluarga (Noviani, 2022).

Implikasi penerapan kesetaraan gender dalam keluarga di antaranya berupa:

pemenuhan hak yang sama dalam pendidikan, pembagian tugas domestik dalam keluarga secara merata, kebebasan menentukan pilihan dan mengeluarkan pendapat, serta kebebasan dalam pengambilan keputusan.

Selanjutnya adalah penelitian berjudul Kesetaraan Gender dalam Konstruksi Media Sosial oleh Wicha Rizky Sakti Mashito Widodo, dkk. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 menganalisa akun Instagram @lawanpatriarki dan @lakilakibaru menggunakan analisi wacana kritis Sara Mills. Peneliti menemukan bahwa kedua akun memiliki tujuan yang sama yakni menyuarakan kesetaraan gender di tengah budaya patriarki Indonesia yang tidak hanya merugikan pihak perempuan namun juga laki-laki (Widodo & Yutanti, 2021).

Acuan penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Anggi Ayu Pratiwi tahun 2022 berjudul Dakwah Edukasi Digital: Analisis Konten Akun Instagram

@mubadalah.Id dalam Edukasi Keadilan Gender. Dalam penelitian dengan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan lapangan berupa waancara ini ditemukan bahwa Instagram memiliki peluang untuk menyebarkan keadilan gender dalam bentuk edukasi digital (Pratiwi, Najihah, & Rizal, 2022). Empat tema besar dalam akun Instagram

@mubadala.id dalam mengedukasi wacana keadilan gender yakni hak dan kewajiban perempuan, musyaarah dalam keluarga, edukasi pra-nikah, dan pelecehan dan kekerasan seksual.

Kesadaran akan keadilan gender ini sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat agar tidak terjadi ketimpangan dan perbedaan peran antara perempuan dan laki-laki. Dalam mewujudkannya diperlukan kerjasama, support, dan kontribusi aktif dari masyarakat karena prinsip keadilan gender dalam keluarga sudah menjadi kebutuhan setiap rumah tangga (Arma, 2017). Maka dari itu pendidikan keluarga berwawasan gender bisa menjadi cara untuk meminimalisir ketidaksetaraan gender (Noviani, 2022, p.

1521). Salah satunya yakni melakukan edukasi melalui media sosial karena penggambaran media terhadap perempuan akan mempengaruhi opini publik sebagaimana fungsi media dalam masyarakat (Widodo & Yutanti, 2021).

2.1. Keluarga Berwawasan Gender

Mufidah dalam bukunya Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender menyebutkan bahwa prinsip-prinsip dalam membina keluarga sakinah sama dengan prinsip dasar mewujudkan kesetaraan gender (Mufidah Ch, 2008). Dengan demikian keberadaan keluarga berwawasan gender merupakan keluarga idaman karena sejalan dengan tujuan perkawinan dan harapan dalam membangun rumah tangga. Dalam

(6)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

pembagian peran yang seimbang antara suami dan istri ini dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya:

a. Saling memahami dan mendukung peran, fungsi, dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga. Misalnya dengan berbagi peran domestik secara fleksibel tanpa adanya diskriminasi gender sehingga terhindar dari beban ganda yang ditanggung oleh salah satu pihak.

b. Memposisikan pasangan sebagai suami/istri, ayah/ibu, teman, partner, dan kekasih sehingga keduanya sama-sama bisa memperoleh hak-haknya dengan baik. Suami dan istri saling memberdayakan dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial, spiritual, dan intelektual.

c. Menjadikan pasangan teman diskusi dan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, bukan hanya terkendali pada satu pihak suami atau istri saja.

Dari peran-peran seimbang antara suami dan istri dalam rumah tangga tersebut, maka selanjutnya untuk mengetahui apakah perempuan dan laki-laki dalam keluarga telah setara, maka dapat dilihat berdasarkan:

a. Seberapa besar partisipasi aktif dari suami dan istri dalam merumuskan atau mengambil keputusan dan dalam pembagian kerja wilayah domestik maupun publik.

b. Sejauh mana akses dan kontrol istri dalam berbagai sumber daya, seperti hak waris, hak berpendidikan, hak reporduksi, jaminan kesehatan, dan sebagainya.

c. Seberapa besar seorang istri memperoleh manfaat dari hasil pelaksanaan aktifitas dalam rumah tangga baik sebagai pelaksana maupun penikmat.

Dalam usaha untuk mengikis budaya patriarki khususnya dalam ruang lingkup keluarga yakni edukasi keluarga berwawasan gender, Instagram menjadi salah satu alternatif yang digunakan. Sebagai new media, media sosial Instagram memiliki pengguna aktif di Indonesia sebanyak 99,9 juta jiwa terhitung pada April 2022 dengan rata-rata penggunaan harian selama hampir satu jam (Rizaty, 2022). Angka ini membuat Indonesia menempati posisi pengguna Instagram terbesar keempat di dunia.

2.2. New Media

Media dalam bahasa Latin berarti perantara atau pengantar, Flew mengatakan bahwa new media atau media baru adalah bentuk penggabungan antara komputasi, teknologi informasi, jaringan komunikasi media digital dan konten informasi (Candrasari, 2022, p. 68). Denis McQuail mengklasifikasikan media baru ke dalam empat jenis fungsi, yaitu sebagai media komunikasi interpersonal, media pencari informasi, media permainan interaktif, dan media partisipasi sosial (Rahmitasari, 2017, p. 165).

Media baru dianggap memiliki kebaruan yang berbeda dengan media konvensional dimana kebaruan tersebut disingkat menjadi 4C (computing and information technology, communication networks, digitalised media and information,

(7)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

and convergence) (Rahmitasari, 2017. p. 162). Media baru terdiri ini atas tiga jenis media utama, yakni internet, games, dan handphone. Media baru dalam bentuk internet muncul sebagai bentuk interaksi antara manusia dan yang saat ini penggunaannya begitu masif yakni media sosial Twitter, Facebook, Instagram, TikTok, dan sebagainya.

Media sosial merupakan salah satu bentuk media baru yang memiliki pengertian sebagai media berbasis internet yang mendukung hubungan antar individu sehingga terjadi dialog (Ryvo et al., 2020). Salah satu media sosial yang memiliki banyak pengguna adalah Instagram, yakni sebuah aplikasi untuk berbagai foto dan berjejaring sosial. Tidak hanya untuk berbagi foto dan berjajaring sosial, ada banyak manfaat dari Instagram yang bisa seseorang peroleh di antaranya adalah untuk kepedulian, berjualan, dan sebagai media edukasi.

3. METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi. Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan menggambarkan dan meringkas berbagai fenomena realitas sosial di masyarakat sebagai objek penelitian dan berupaya menarik realitas tersebut ke permukaan sebagai sebuah gambaran akan suatu kondisi atau fenomena tertentu (Bungin, 2007). Sementara analisis isi menurut Holsti merupakan teknik penarikan kesimpulan melalui pencarian karakteristik pesan secara obyektif dan sistematis (Putri & Candrasari, 2022, p.4).

Analisis isi deskriptif bermaksud untuk menggambarkan teks atau pesan tertentu secara detail (Eriyanto, 2011, p. 3).

Subjek dalam penelitian ini adalah edukasi keluarga berwawasan gender yang akan diambil dari objek penelitian yakni konten akun Instagram @tuturmama.id. Konten- konten ini kemudian akan dianalisis menggunakan metode analisi isi dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menjabarkan isi pesan edukasi keluarga berwawasan gender dalam konten Instagram @tuturmama.id. Sumber data primer diperoleh dari konten tentang keluarga khususnya yang berkaitan dengan relationship atau rumah tangga dari akun Instagram @tuturmama.id dan sumber data sekunder berasal dari jurnal, buku, website, ataupun literatur lainnya yang mendukung tema keluarga berwawasan gender.

Data yang sudah diperoleh akan peneliti analisis menggunakan langkah analisis sebagai berikut: reduksi data menurut Moleong yakni menggolongkan, mengarahkan, menajamkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data agar menarik kesimpulan yakni (Moleong, 2010). Selanjutnya adalah penyajian data yang dilakukan secara induktif dengan menguraikan data penelitian secara umum kemudian menjelaskannya secara sepsifik dan penarikan kesimpulan, yakni melakukan verifikasi data dari proses dan data yang didapat di lapangan kemudian meninjau ulang sehingga bisa menarik kesimpulan.

(8)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id) 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Akun Instagram @tuturmama.id merupakan merupakan media sosial parenting dan relationship dengan jumlah followers 255.000 dan 2.696 postingan. Akun ini sudah ada sejak tahun 2017 untuk mengedukasi para pengikutnya di media sosial. Akun Instagram @tuturmama.id mengunggah enam konten di hari kerja dan satu konten di hari libur. Konten-konten dalam akun ini terbagi ke dalam enam jenis yakni; edukasi parenting, parenting tutur anak, parenting curahan hati mama, parenting tentang papa, relationship, dan produk dari Tuturmama itu sendiri1.

Peneliti mengumpulkan data berupa konten Instagram @tuturmama.id yang diunggah pada bulan Agustus dan September 2022 sebagai data dokumentasi. Data tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria dan dianalisis dengan bantuan studi literatur. Berdasarkan kriteria yang muncul dari pengkategorian yang dilakukan, selanjutnya peneliti menganalisanya berdasarkan konsep keluarga berwawasan gender yang dikemukakan oleh Mufidah.

4.1. Analisis Konten Instagram @tuturmama.id

Edukasi yang dilakukan akun Instagram @tuturmama.id salah satunya adalah dalam bidang relationship khususnya keluarga berwawasan gender. Hal ini berlandaskan pada followers yang memang sebagian besar adalah perempuan yang perlu mengetahui haknya sebagai perempuan dalam rumah tangga. Interaksi dalam kolom komentar juga menunjukkan bahwa sebagian followers akan men-tag pasangan, anggota keluarga lain, atau teman untuk membagikan keberadaan postingan Instagram.

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada unggahan konten pada bulan Agustus dan September 2022, ditemukan 40 konten yang berkaitan dengan edukasi keluarga berwawasan gender. Dari 40 konten tersebut peneliti kemudian menemukan beberapa topik yang sering menjadi pembahasan. Topik-topik tersebut kemudian dikategorikan menjadi beberapa berdasarkan kesamaan sehingga muncul beberapa kategori baru antara lain: (1) kesetaraan peran suami dan istri, (2) kerjasama antara suami dan istri, (3) peran serta suami dalam ranah domestik dan pengasuhan, (4) memposisikan pasangan sebagai partner tanpa ada hierarki, dan (5) dukungan istri terhadap peran suami dalam rumah tangga.

Dari 5 kategori yang muncul dalam konten Instagram @tuutrmama.id, pada dasarnya memiliki substansi yang sama yakni untuk mengedukasi keluarga agar memiliki wawasan gender. Kategori yang ditemukan tersebut kemudian dianalisa keterkaitannya dengan tiga konsep dasar menurut Mufida, yaitu:

a. Saling memahami dan mendukung peran, fungsi, dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga.

1 Wawancara via Whatsapp dengan Yandani Ari selaku kepala divisi konten @tuturmama.id pada tanggal 24 Oktober 2022 pukul 19.11 WIB

(9)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

b. Memposisikan pasangan sebagai suami/istri, ayah/ibu, teman, partner, dan kekasih.

c. Menjadikan pasangan teman diskusi dan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.

4.2. Edukasi Keluarga Berwawasan Gender pada Instagram @tuturmama.id

Instagram menjadi salah satu pilihan keluarga dalam mencari pengetahuan baru di era serba digital ini. Oleh karena itu akun Instagram @tuturmama.id berupaya memberikan edukasi parenting dan relationship berwawasan gender melalui konten- konten yang diunggah seperti ilustrasi gambar maupun video.

Berdasarkan 40 konten unggahan pada bulan Agustus dan September 2022 yang berkaitan dengan edukasi keluarga berwawasan gender, terdapat 5 kategori yang muncul yakni: (1) kesetaraan peran suami dan istri, (2) kerjasama antara suami dan istri, (3) peran serta suami dalam ranah domestik dan pengasuhan, (4) memposisikan pasangan sebagai partner tanpa ada hierarki, dan (5) dukungan istri terhadap peran suami dalam rumah tangga.

Gambar 1. Suami dan istri bekerja sama dalam melakukan pekerjaan rumah tangga (Instagram @tuturmama.id, 30 Agustus 2022).

Unggahan tanggal 30 Agustus 2022 merupakan salah satu konten berkategori nomor (3) yakni peran serta suami dalam ranah domestik dan pengasuhan. Kategori ini ditemukan sebanyak 13 kali dalam periode Agustus dan September dan merupakan yang paling sering digunakan untuk memberikan edukasi keluarga berwawasan gender.

Kategori ini termasuk ke dalam konsep (a) saling memahami dan mendukung peran, fungsi, dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga.

Saling memahami dan mendukung peran dalam hal ini bisa berarti suami dan istri berbagi peran tradisional domestik secara fleksibel (Mufidah Ch, 2008). Dengan begitu maka tak ada ketimpangan dan beban ganda pada salah satu pihak karena adanya pengertian dan pemahaman tanpa membedakan gender. Bisa juga dilakukan dalam pola

(10)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

pengaturan peran yang berlandaskan kesamaan visi, adanya komitmen, saling rela, dan fleksibel sehingga dapat berubah sesuai kondisi. Komunikasi dan kerjasama antara suami dan istri merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk menerapkan konsep ini dalam rumah tangga.

Gambar 2. Membangun pernikahan bahagia dengan menempatkan suami dan istri dalam relasi yang setara (Instagram @tuturmama.id, 14 September 2022).

Selanjutnya unggahan pada tanggal 14 September 2022 merupakan salah satu contoh kategori yang paling banyak digunakan kedua dan muncul sebanyak 12 kali, yakni (4) memposisikan pasangan sebagai partner tanpa adanya hierarki dalam hubungan antara suami dan istri. Kategori ini termasuk ke dalam konsep (b) memposisikan pasangan sebagai suami/istri, ayah/ibu, teman, partner, dan kekasih. Kategori ini menegaskan hubungan setara antara suami dan istri untuk saling memberdayakan satu sama lain. Peran keduanya dalam hal ini akan memunculkan keseimbangan untuk memperoleh hak-haknya dengan penuh.

Stigma dalam masyarakat bahwa “istri harus patuh pada suami tanpa tapi” adalah sebuah bentuk hubungan otoriter dalam rumah tangga (Pratiwi et al., 2022). Keluarga yang berwawasan gender tidak akan memandang pasangan lebih rendah sehingga satu pihak bisa mengatur dan pihak lain harus patuh. Rumah tangga yang memiliki wawasan

(11)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

gender dibangun berdasarkan kerjasama dan komunikasi yang setara antara dua orang yakni suami dan istri, sebagaimana disampaikan pada postingan konten di atas.

Gambar 3. Berdiskusi dengan pasangan dalam setiap pengambilan keputusan (Instagram @tuturmama.id, 07 September 2022).

Kategori yang paling sering digunakan ketiga adalah kategori (2) kerjasama antara suami dan istri yang terlihat pada konten 07 September 2022 di atas. Sebagai kategori yang merepresentasikan kedudukan setara antara suami dan istri, kategori ini masuk ke dalam konsep (c) menjadikan pasangan teman diskusi dan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan dan muncul sebanyak 7 kali. Di dalam konsep ini suami dan istri menggunakan asas kebersamaan dalam pengambilan keputusan dan berbagai hal dalam rumah tangga.

Stereotype masyarakat di Indonesia melihat laki-laki atau suami sebagai sosok yang kuat, berani, memiliki logika yang baik, dan memiliki tanggung jawab, sementara perempuan dianggap sebaliknya. Hal ini menyebabkan laki-laki cenderung diberi peran dalam pengambilan keputusan karena melibatkan logika sementara perempuan lebih kepada peran fisik yang tidak melibatkan otak (Mufidah Ch, 2008). Keluarga yang memiliki wawasan gender akan menggunakan kebersamaan dan kesetaraan antara suami dan istri dalam pengambilan keputusan. Tidak ada yang saling memandang lebih rendah antara satu sama lain.

(12)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

Gambar 4. Suami dan istri memiliki peran setara dalam membina rumah tangga (Instagram @tuturmama.id, 19 September 2022).

Dokumentasi unggahan pada 19 September 2022 tersebut merupakan salah satu contoh konten yang termasuk ke dalam kategori (1) kesetaraan peran suami dan istri.

Kategori ini termasuk ke dalam konsep (a) saling memahami dan mendukung peran, fungsi, dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga. Kategori ini muncul sebanyak 3 kali sebagai edukasi keluarga berwawasan gender yang menjunjung tinggi kesamaan hak dan kewajiban suami dan istri.

Postingan konten di atas menjabarkan bahwa kewajiban suami dalam ‘membina rumah tangga’ tidak hanya dalam hal memberikan nafkah berupa uang kepada keluarga.

Suami juga memiliki tanggung jawab dalam hal mengurus rumah dan mengasuh anak sebagaimana tanggung jawab istri mendukung pekerjaan suami. Sehingga ada hubungan

‘saling’ antara kedua pihak tanpa membeda-bedakan dan memberikan sekat yang kaku.

Gambar 5. Istri menghargai peran suami saat di luar dan di dalam rumah (Instagram

@tuturmama.id, 26 Agustus 2022).

Selanjutnya adalah kategori (5) dukungan istri terhadap peran suami dalam rumah tangga yang terlihat pada unggahan 26 Agustus 2022. Kategori ini muncul sebanyak 3

(13)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

kali dan termasuk ke dalam konsep (a) saling memahami dan mendukung peran, fungsi, dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga. Konsep ini menekankan adanya bentuk kerja sama antara suami dan istri dalam berbagai urusan rumah tangga baik tanpa membeda-bedakan, yakni suami berperan sebagai pendukung istri dan istri berperan sebagai pendukung suami.

Hal ini tidak mengharuskan istri bekerja di ranah domestik sementara suami bekerja sebagai pencari nafkah. Keduanya bisa bertukar peran sesuai kesepakatan dan kebutuhan bersama dan tetap saling mendukung satu sama lain apapun perannya dengan cara tidak membandingkan, tidak menyudutkan, dan saling memberikan support. Tidak menutup kemungkinan suami dan istri saling bertukar peran, misalnya suami yang bekerja juga membantu mengasuh anak di rumah setelah pulang dan istri yang mengurus rumah tangga melakukan bisnis di rumah untuk menyokong prekenomian keluarga, begitupun sebaliknya.

Selain pada kategori konten-konten tersebut, setiap konten Instagram

@tuturmama.id tidak bias gender. Terdapat beberapa konten yang memberikan edukasi kesetaraan pola asuh anak laki-laki dan anak perempuan. Dalam konten parenting,

@tuturmama.id juga berusaha menunjukkan bahwa pengasuhan anak bukan hanya tanggung jawab seorang ibu saja, yakni dengan cara menggunakan sebutan ‘mama dan papa’ bukan hanya ‘mama’ saja. Hal ini menunjukkan kesetaraan peran antara ayah dan ibu yang menegaskan bahwa anak adalah tanggung jawab kedua pihak bukan hanya satu pihak saja.

Unggahan berikut adalah salah satu contoh edukasi parenting tentang kesamaan peran dan tanggung jawab anak laki-laki dan perempuan. Konten berupa reels yang diunggah pada 24 Setember 2022 menyebutkan dengan jelas bahwa orang tua harus mengajarkan anak laki-laki untuk mengurus rumah tangga. Pada dasarnya pekerjaan domestik adalah skill yang dibutuhkan baik oleh anak laki-laki maupun perempuan.

Gambar 6. Mengajarkan pekerjaan rumah tangga kepada anak laki-laki (Instagram

@tuturmama.id, 24 September 2022).

(14)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

Edukasi keluarga berwawasan gender dalam Instagram @tuturmama.id memiliki engagement yang cukup tinggi. Dibuktikan dengan jumlah views, like, dan komentar pada setiap postingannya dengan postingan tertinggi mencapai 518.000 views, 15.900 likes dan 626 komentar. Target pertumbuhan minimal 1000 followers setiap bulan pun selalu terpenuhi2. Konten yang paling banyak diminati oleh para followers akun Instagram

@tuturmama.id adalah kategori konten curahan hati mama dan parenting anak.

Instagram @tuturmama.id mengemas setiap kontennya dalam bentuk curahan hati, baik dari sudut pandang istri, suami, maupun anak. Dalam memberikan edukasi keluarga berwawasa gender, sudut pandang istri atau ibu menjadi yang paling sering digunakan. Sebagaimana kategori peran serta suami dalam ranah domestik dan pengasuhan yang menjadi kategori terbanyak digunakan untuk mengedukasi. Selain dalam bentuk curahan hati, terdapat pula konten yang dikemas dalam bentuk kisah keseharian dalam dinamika rumah tangga.

Instagram @tuturmama.id memberikan pesan edukasi keluarga berwawasan gender dengan cara yang mudah diterima oleh seluruh kalangan. Konten yang diunggah pun menarik karena menyentuh perasaan melalui pemilihan diksi gaya bertutur dalam kehidupan sehari-hari. Latar belakang musik, gaya visual, dan pemilihan warna juga menjadi faktor pendukung akun Instagram @tuturmama.id berhasil memberikan edukasi keluarga berwawasan gender dengan cara yang ramah dan mudah dipahami.

5. KESIMPULAN

Ketimpangan gender yang telah mengakar kuat dalam budaya di Indonesia masih terus terjadi, salah satunya terjadi pada relasi suami istri dalam dinamika rumah tangga.

Demi mengikis bias gender yang merugikan salah satu pihak yakni perempuan ini, edukasi keluarga berwawasan gender perlu dilakukan. Salah satunya adalah melalui media sosial Instagram yang merupakan salah satu media sosial paling banyak diminati.

Edukasi ini juga dilakukan oleh akun Instagram @tuturmama.id melalui konten parenting dan relationship.

Terdapat 5 kategori yang ditemukan dalam konten unggahan Instagram

@tuturmama.id. Kategori yang paling sering digunakan dan paling banyak diminati oleh warganet adalah kategori nomor (3) Peran serta suami dalam ranah domestik dan pengasuhan. Konsep yang paling banyak digunakan adalah konsep (a) Saling memahami dan mendukung peran, fungsi, dan kedudukan suami istri di dalam rumah tangga.

Termasuk dalam konsep (a) adalah kategori (1) Kesetaraan peran suami istri, kategori (3) Peran serta suami dalam ranah domestik dan pengasuhan, dan kategori (5) Dukungan istri terhadap peran suami dalam rumah tangga. Selanjutnya kategori nomor (4) Memposisikan pasangan sebagai partner tanpa ada hierarki masuk ke dalam konsep (b) Memposisikan pasangan sebagai suami/istri, ayah/ibu, teman, partner, dan kekasih.

2 Wawancara via Whatsapp dengan Yandani Ari selaku kepala divisi konten @tuturmama.id pada tanggal 24 Oktober 2022 pukul 19.11 WIB

(15)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

Terakhir adalah kategori (2) Kerjasama suami dan istri yang termasuk ke dalam konsep (c) Menjadikan pasangan teman diskusi dan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.

Referensi

Alimatul Qibtiyah. (2017). Feminisme Muslim di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.

Arma, M. (2017). Keluarga Sakinah Berwawasan Gender. MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender, 9(2), 178–187. https://doi.org/10.28918/muwazah.v9i2.1128

Badruzaman, D. (2020). Keadilan Dan Kesetaraan Gender Untuk Para Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Tahkim, 3(1), 103–124.

https://doi.org/10.29313/tahkim.v3il.5558

Bungin, B. (2007). Penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainnya (Vol. 2). Kencana.

Diyah Ayu Rahmitasari. (2017). Manajemen Media Baru. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.

Dra. Hj. Mufidah Ch, M. A. (2008). Psikologi Keluarga Islam Berawasan Gender. (M.H.

Zainal Habib,Ed.) (1st ed.). Malang: UIN Malang Press.

Dra. Hj. Sri Suhandjati Sukri. (2002). Bias Jender dalam Pemahaman Islam. Semarang:

Gema Media.

Eriyanto. (2011). Analisis Isi Pengantar Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Ismiati, S. (2020). Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) & Hak Asasi Manusia (HAM)(sebuah kajian yuridis). Yogyakarta: Deepublish.

Komnas Perempuan. (2022). Bayang-bayang Stagnansi: Daya Pencegahan dan Penanganan Berbanding Peningkatan Jumlah, Ragam dan Kompleksitas

Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan.

https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/peringatan-hari-perempuan- internasional-2022-dan-peluncuran-catatan-tahunan-tentang-kekerasan- berbasis-gender-terhadap-perempuan

Monavia Ayu Rizaty. (2022). Pengguna Instagram Indonesia Terbesar Keempat di Dunia. https://dataindonesia.id/Digital/detail/pengguna-instagram-indonesia- terbesar-keempat-di-dunia

Mujahidah, F. I. (2022). Problematika Perempuan Karier dalam Film Hanum dan Rangga:

Faith and The City Analisis Semiotika Roland Barthes. Kalijaga Journal of Communication, 3(2), 121–140. https://doi.org/10.14421/kjc.32.03.2021

Noviani, D. (2022). Persepsi Masyarakat terhadap Kesetaraan Gender dalam Keluarga.

Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(11), 1517–1522.

https://bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/1976

Pratiwi, A. A., Najihah, B. N., & Rizal, H. (2022). Dakwah Edukasi Digital: Analisis Konten Akun Instagram Mubadalah. Id Dalam Edukasi Keadilan Gender.

Journal Of Islamic Social Science And Communication (Jissc) Diksi, 1(02), 121–134. https://doi.org/10.54801/jisscdiksi.v1i02.123

Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. A. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prof. Dr. Musdah Mulia, M. (2014). Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan dan Keadilan Gender (1st ed.). Yogyakarta: SM & Naufan Pustaka.

(16)

Edukasi Keluarga Berwawasan Gender (Analisis Isi Akun Instagram @tuturmama.id)

Putri, N. I., & Candrasari, Y. (2022). Pesan Edukasi Positive Discipline Parenting pada Akun Instagram @goodenoughparents. Id. Jurnal Ilmiah Teknik Informatika Dan Komunikasi, 2(2), 67–75. https://doi.org/10.55606/juitik.v2i2.209

Ryvo, A., Julianto, A. N., Abdurrachim, A., Amien, A. A., Prakoso, D. S., Affian, D., … Ardipraditiya, F. H. (2020). Peradaban Media Sosial di Era Industri 4.0 (Vol.

9). Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang bekerjasama dengan ….

Siti Solihati. (1986). Wanita dan Media Massa. Yogyakarta: Teras.

Widodo, W. R. S. M., & Yutanti, W. (2021). Kesetaraan Gender dalam Konstruksi Media Sosial. Jurnal Komunikasi Nusantara, 3(1), 44–55.

https://doi.org/10.33366/jkn.v3i1.73

Referensi

Dokumen terkait