• Tidak ada hasil yang ditemukan

INGREDIENTS OF MACHINE LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INGREDIENTS OF MACHINE LEARNING"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

INGREDIENTS OF MACHINE LEARNING

KS141321 SISTEM CERDAS

Materi 3

Jurusan Sistem Informasi ITS

(2)

OUTLINE

Pengertian

Komponen-komponen

 Task

 Model

 Feature

(3)

PENGERTIAN

PEMBELAJARAN MESIN

(4)

PENGERTIAN

PEMBELAJARAN MESIN

“Suatu program komputer dikatakan belajar dari pengalaman

(experience) E terhadap suatu jenis tugas (task) T dan dengan ukuran performa (performance measure) P, jika performa dari program

komputer tersebut pada tugas

tersebut meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengalaman”

(5)

CONTOH PENDEFINISIAN PEMBELAJARAN

Pemain Catur

T (tugas) : bermain catur

P (ukuran performa) : persentase permainan yang dimenangkan E (pengalaman/latihan) : pengalaman sebelumnya dalam bermain catur

Pengenalan Tulisan Tangan

T (tugas) : mengenali tulisan tangan

P (ukuran performa) : persentase kata yang berhasil dibaca dengan benar

E (pengalaman/latihan) : suatu basis data yang berisi kata-kata tulisan tangan beserta klasifikasinya

(6)

CONTOH PENDEFINISIAN PEMBELAJARAN (2)

Peserta Tes TOEFL

T (tugas) : mengikuti tes TOEFL

P (ukuran performa) : skor TOEFL yang diperoleh

E (pengalaman/latihan) : soal-soal latihan TOEFL yang telah dikerjakan

Self-Driving Car

T (tugas) : mengemudi pada jalan raya dengan sensor citra P (ukuran performa) : jarak rata-rata yang ditempuh sebelum terjadi error

E (pengalaman) : satu set data yang memetakan pindaian sensor dengan keputusan pengemudian yang dilakukan

manusia

(7)

KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN MESIN

Task

permasalahan/tugas yang dapat diselesaikan dengan pembelajaran mesin

Model

keluaran dari pembelajaran

Fitur

karakterisasi dari pengalaman (experience)

(8)

CONTOH: SPAMASSASSIN

SpamAssassin adalah suatu filter

spam open-source yang dipergunakan secara luas

Task: jika diberikan suatu e-mail, apakah e-mail tersebut spam atau bukan?

Menurut anda, bagaimana kira-kira permasalahan ini bisa diselesaikan?

(9)

CONTOH: SPAMASSASSIN (2)

Misalkan kita memiliki sejumlah e-mail yang sudah digolongkan menjadi spam dan bukan spam, dengan mempelajari kumpulan tersebut, manusia dapat membedakan antara spam dengan

bukan spam

 Kumpulan e-mail tersebut dapat dipergunakan sebagai data pelatihan

 Bagaimana pembedaan ini dapat dilakukan pula oleh komputer?

How do you know that an e-mail is a spam?

 Mostly, from its words

 Kata-kata dapat dipergunakan sebagai fitur untuk mengkarakterisasi sebuah e-mail

(10)

A SMALL TRAINING EXAMPLE SET FOR SPAM FILTERING

Misalkan kita memiliki contoh data empat buah e-mail yang sudah digolongkan menjadi spam dan bukan spam

Ada dua kata yang kita pilih sebagai fitur, “hadiah” (x1) dan “besar” (x2) E-mail Mengand

ung kata

“hadiah”

?

Mengand ung kata

“besar”?

x1 x2 Spam?

1 Ya Ya 1 1 Ya

2 Tidak Tidak 0 0 Bukan

3 Ya Tidak 1 0 Bukan

4 Tidak Ya 0 1 Bukan

(11)

MODEL: PEMISAH SPAM DAN BUKAN SPAM

Misalkan data pelatihan

tersebut kita gambarkan dalam ruang dua dimensi seperti

gambar di samping

Bagaimana memisahkan antara spam dan bukan spam?

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

1.2 x2

“hadiah”

“besar”

(12)

MODEL: PEMISAH SPAM DAN BUKAN SPAM (2)

Kita dapat memisahkan kedua kategori tersebut dengan

suatu garis pemisah, sebagai contoh:

4x1 + 4x2 = 5

Jika suatu e-mail terpetakan ke

4x1 + 4x2 > 5  spam

4x1 + 4x2 < 5  bukan spam 00 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

0.2 0.4 0.6 0.8 1

1.2 x2

“hadiah”

“besar”

(13)

MODEL: PEMISAH SPAM DAN BUKAN SPAM (3)

Dalam kasus ini, model pemisah spam dan bukan spam berupa suatu garis pemisah

Terdapat berbagai jenis model yang dapat dipergunakan

Bagaimana kita menemukan garis ini?

Cukup mudah, jika jumlah data dan dimensi kecil

Bagaimana jika data berjumlah besar dan berdimensi besar?

 sebagai contoh, jumlah kata pada suatu e-mail tentunya lebih

dari 2, dan terdapat banyak kata yang dapat dievaluasi, tidak terbatas pada kata yang telah ditentukan sebelumnya

 No worries, you just find an appropriate machine learning algorithm to do it for you 

Demo SVM Toy

(14)

MACHINE LEARNING

TASKS

(15)

TUGAS-TUGAS YANG DAPAT DISELESAIKAN DENGAN

PEMBELAJARAN MESIN

Klasifikasi (Classification)

Regresi (Regression)

Klastering/penemuan kelompok (Clustering)

Analisis asosiasi (Association Analysis)

Pencarian pola

Klasifikasi dan regresi membutuhkan ketersediaan data berlabel, sehingga disebut supervised learning

Klastering, analisis asosiasi, dan pencarian pola tidak

membutuhkan data berlabel, sehingga disebut unsupervised learning

Supervised Learning

Unsupervised Learning

(16)

Clusterin g

Classificati

on

(17)

REGRESSION

House size Lot size Bedrooms Granite Upgraded

bathroom? Selling price

3529 9191 6 0 0 $205000

3247 10061 5 1 1 $224900

4032 10150 5 0 1 $197900

2397 14156 4 1 0 $189900

2200 9600 4 0 1 $195000

3536 19994 6 1 1 $325000

2983 9365 5 0 1 $230000

3198 9669 5 1 1 ????

Selling price = -26.6882 * houseSize + 7.0551 * lotSize + 43166.0767 * bedrooms + 42292.0901 * bathroom -21661.1208

= $219,328.25

(18)

CONTOH: PENCARIAN STRUKTUR

Misalnya matriks di bawah ini mewakili

penilaian yang dilakukan oleh enam orang,

masing-masing pada tiap baris, terhadap empat film berbeda, dengan skor antara 0 s.d. 3:

The Imitation Game

Frozen

Interstellar

The Hobbit

Secara rata-rata, terlihat bahwa Interstellar merupakan film yang paling disukai dengan skor rata-rata (1+2+0+3+1+2)/6 = 1.5, dan The Imitation Game memiliki skor terendah dengan rata-rata 0.5

Namun, adakah pola lain yang dapat terkuak?

(19)

CONTOH: PENCARIAN STRUKTUR (2)

Bila dicermati, pada matrix di samping terdapat kolom yang merupakan hasil penjumlahan dari kolom-kolom lain, dan baris yang merupakan penjumlahan dari baris-baris lain

Kolom 3 merupakan jumlah dari kolom 1 dan 2

Baris 4 merupakan jumlah dari baris 1 dan 2

Ingat bahwa kolom mewakili film dan baris mewakili orang, sehingga hasil di atas mencerminkan bahwa:

genre dari film ketiga merupakan kombinasi dari genre film pertama dan kedua,

selera dari orang keempat merupakan gabungan dari selera orang pertama dan kedua

(20)

CONTOH : PENCARI AN STRUKTU R (3)

Dengan menggunakan teknik dekomposisi matriks (matrix decomposition), diperoleh hasil sebagai berikut:

Perhatikan kolom-kolom pada matriks film:

Film 1 (The Imitation Game) merupakan film genre 1

(misalkan drama), sedangkan film 2 (Frozen) merupakan film genre 2 (misalkan fantasi). Film 3 (Interstellar)

merupakan kombinasi dari genre 1 dan 2 (jadi, drama fantasi)

orang

faktor pengali (matriks diagonal)

genre film

genre 1 genre 2 genre 3

f1 f2 f3 f4

(21)

PENGGOLONGAN MODEL YANG DIBENTUK

Prediktif

Model prediktif menghasilkan output berupa suatu nilai variabel target

Contoh: model pada spam filter menghasilkan keputusan apakah suatu e-mail termasuk spam atau bukan spam

Deskriptif

Model deskriptif tidak bertujuan untuk menghasilkan output berupa suatu variable target, melainkan untuk

menangkap/mendeskripsikan perilaku dari suatu kumpulan data Contoh: pada suatu kumpulan data karakteristik mahasiswa,

kelompok-kelompok minat apa saja yang ada?

(22)

PENGKATEGORIAN TASK PEMBELAJARAN MESIN

Keterangan:

pada subgroup discovery, proses yang dilakukan sama dengan klasifikasi, yaitu membuat model yang keluarannya adalah nilai variabel output, namun tujuannya adalah untuk menganalisis perilaku dari variabel output tersebut, bukan

menghasilkan tebakan nilai output seakurat mungkin seperti pada klasifikasi

(23)

EVALUASI PERFORMA PADA

Performa model pada task pembelajaran mesin TASK

memiliki metode evaluasi yang terukur

Contoh:

 Pada task klasifikasi, ukurannya adalah seberapa tepat prediksi kelas yang dihasilkan oleh model yang terbentuk

 contoh: jika dari 100 e-mail yang masuk, penggolongan spam dan bukan spam yang dihasilkan sistem tepat pada 90 e-mail, berarti akurasi sistem tersebut adalah 90%

 Pada task klastering, ukurannya adalah seberapa jauh kelompok yang dihasilkan memiliki kesamaan di dalam kelompoknya sendiri dan berbeda dengan kelompok yang lain

(24)

EVALUASI PERFORMA PADA TASK (2)

Untuk memperoleh gambaran yang tepat mengenai performa sistem, data yang dimiliki dipisahkan menjadi dua bagian:

1. Training set / data pelatihan

Digunakan untuk membentuk model

2. Test set / data pengujian

Digunakan untuk menguji performa model

Tujuan dari pemisahan ini adalah supaya performa sistem dapat diukur secara objektif

Performa sistem seharusnya bagus tidak hanya pada data yang telah dipelajari saja, melainkan juga pada data yang belum pernah dilihat

Performa semacam ini disebut performa generalisasi, yaitu mengukur apakah dari data yang ada sistem telah dapat mempelajari konsep yang terkandung pada data

Konsep terkait: cross-validation  carilah apa artinya dan mengapa diperlukan

(25)

MODEL

(26)

PENGERTIAN MODEL

Model merupakan suatu konsep yang dibentuk dari data melalui proses pembelajaran, yang menangkap kesimpulan apa yang ditarik oleh sistem mengenai hubungan-hubungan yang terdapat di dalam data tersebut

Secara abstrak, model merupakan sesuatu yang

dipergunakan sistem untuk memetakan masukan ke

keluaran

(27)

JENIS-JENIS MODEL

Berdasarkan ‘bentuk’ dari model:

Model geometris

Model probabilistik

Model logika

Berdasarkan keputusan pada ruang masukan*:

Grouping

Model membagi ruang masukan menjadi segmen-segmen; pada masing- masing segmen tersebut model yang dihasilkan dapat berbeda

Grading

Menghasilkan satu model tunggal yang berlaku di seluruh ruang masukan

*himpunan seluruh kemungkinan nilai masukan, contohnya, bila masukan terdiri dari gender dan tinggi badan, maka ruang masukan merupakan seluruh kombinasi yang mungkin antara {laki-laki, perempuan}, dengan {30 cm – 250 cm}

(28)

MODEL GEOMETRIS

Pemodelan geometris memandang ruang masukan

sebagai ruang koordinat, sehingga dapat dioperasikan dengan menggunakan operasi-operasi geometris

Contoh:

Pada contoh spam filtering, kita memandang ruang masukan sebagai ruang dua dimensi, sehingga antara e-mail spam

dan bukan spam dapat dipisahkan dengan suatu persamaan garis

(29)

CONTOH:

BASIC LINEAR CLASSIFIER (PENGKLASIFIKASI LINEAR DASAR)

Pengklasifikasi linear dasar membentuk garis batas pemisah

(decision boundary) antara dua kelas, misalnya kelas positif dan kelas negatif

Dari data-data berlabel positif dan negatif, pengklasifikasi

membentuk model pemisah berupa persamaan yang memisahkan kedua kelas tersebut

Secara spesifik, pada pengklasifikasi linear dasar, garis persamaan pemisah dibentuk dengan membagi dua pusat dari kelompok data negatif dengan kelompok data positif

(30)

CONTOH:

BASIC LINEAR CLASSIFIER

(PENGKLASIFIKASI LINEAR DASAR) - 2

Pengklasifikasi linear dasar

dideskripsikan dengan persamaan:

w . x = t

dengan w = p – n

Garis batas pemisah dapat

ditemukan dengan memperhatikan bahwa (p+n)/2 terletak pada

decision boundary, sehingga:

(31)

CONTOH: SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

SVM membentuk garis batas pemisah dari dua kelompok data dengan

memaksimalkan margin dari dua kelompok tersebut

Margin:

Jarak antara data-data pada kedua kelompok, diukur dari titik-titik data pada perbatasan kedua kelompok

Support Vectors:

Titik-titik terluar pada perbatasan di antara dua kelompok yang menjadi acuan penetapan garis pemisah (titik-titik yang dilingkari pada ilustrasi di samping)

(32)

MODEL PROBABILISTIK

Model probabilistik memodelkan kemungkinan suatu titik data dikelompokkan ke suatu kelas tertentu

Proses pembelajaran pada model ini ditujukan untuk

semakin mengurangi ketidakpastian pada pengelompokan data

(33)

CONTOH:

MODEL PROBABILISTIK SEDERHANA

Jika pada suatu e-mail kita meninjau apakah e-mail tersebut mengandung kata

‘Viagra’ atau ‘lottery’, seberapa besar kemungkinan e-mail tersebut adalah spam?

Misalkan berdasarkan data kita memperoleh tabulasi sebagai berikut:

Pada tabel di atas, nilai probabilitas yang bercetak tebal merupakan nilai probabilitas yang lebih besar, sehingga data dianggap lebih mungkin tergolong ke kelas yang

nilainya bercetak tebal tersebut

(34)

MODEL LOGIKA

Model Logika adalah model yang didefinisikan dalam ekspresi- ekspresi logika, atau yang mudah dikonversikan menjadi

bentuk ekspresi logika

Contoh:

IF rajin_belajar = 1 THEN Class = pintar

IF suhu_tubuh = panas Λ hidung_berair = 1 THEN Class = flu

(35)

MODEL LOGIKA (2)

Model logika terdiri dari dua bagian:

1. Anteseden (antecedent)

Merupakan prasyarat terpenuhinya suatu pernyataan logika pada model logika

Didahului dengan keyword IF

Dapat terdiri dari beberapa kondisi yang digabungkan dengan konjungsi (Λ, ekuivalen dengan AND) atau disjungsi (V, ekuivalen dengan OR)

2. Konsekuen (consequent)

Merupakan kondisi yang terjadi / klasifikasi dari objek bila pernyataan logika pada anteseden bernilai TRUE

Didahului dengan keyword THEN

(36)

FITUR

(37)

PENGERTIAN FITUR

Fitur merupakan aspek dari data yang diteliti yang kita pergunakan untuk mengkarakterisasikan data tersebut Contoh:

Misalkan kita mempunyai sekumpulan data mengenai tiga jenis bunga Iris:

Iris-Setosa, Iris-Virginica, dan Iris-Versicolor

Kita ingin membuat model yang dapat mengklasifikasikan secara otomatis suatu jenis bunga

Fitur yang kita tinjau dapat bermacam-macam. Namun misalkan ketiga jenis bunga tersebut tampak berbeda dari sisi ukuran,

meskipun tidak ada patokan yang pasti mengenai ukuran masing- masing jenis bunga

Kita dapat mengambil fitur: panjang kelopak, lebar kelopak, panjang mahkota bunga, lebar mahkota bunga

(38)

DOMAIN FITUR

Secara matematis, fitur merupakan pemetaan dari ruang instans ke suatu set nilai fitur

Set nilai fitur ini disebut domain

Sekumpulan nilai yang mungkin untuk fitur tersebut

Contoh:

Tinggi badan:

Numerik, kontinu, [35 cm .. 250 cm]

Diskret, {“Tinggi”, “Sedang”, “Pendek”}

 Kedua domain ini merupakan domain yang dapat kita pilih untuk fitur tinggi badan manusia

(39)

KONSTRUKSI &

TRANSFORMASI FITUR

Fitur terkadang merupakan sifat yang dapat langsung terukur dari suatu objek data

Contoh: ukuran kelopak bunga pada klasifikasi bunga Iris

Terkadang kita perlu memutuskan bagaimana cara terbaik untuk merepresentasikan data

 Contoh:

penggunaan fitur kemunculan kata sebagai basis klasifikasi spam/bukan spam

Tanpa memperhatikan urutan kemunculan kata

Dikenal sebagai pendekatan bag-of-words

Namun, untuk pengklasifikasian apakah suatu kalimat secara gramatik tepat atau tidak tepat, informasi mengenai urutan kata tidak dapat

dihilangkan

(40)

KONSTRUKSI &

TRANSFORMASI FITUR (2)

Untuk memperoleh fitur yang lebih merefleksikan informasi yang relevan dengan kelas / pengelompokan yang ingin kita pelajari, kita dapat melakukan konstruksi fitur

Konstruksi fitur dapat dilakukan dengan:

Diskretisasi

Mengelompokkan nilai data dari kontinu ke kelompok-kelompok yang bersifat diskret

Dapat memberikan insight yang lebih baik mengenai data, apabila pengelompokan data yang dilakukan tepat

Kombinasi nilai beberapa fitur

Contoh: Body Mass Index – merupakan kombinasi dari tinggi badan dan berat badan

Transformasi matematis

Nilai fitur diolah dengan fungsi matematis, misalnya dengan mengkuadratkan, log, dsb.

(41)

CONTOH:

DISKRETIS ASI

Diskretisasi pada nilai berat badan diabetes

 Merah menunjukkan bukan penderita diabetes

 Biru menunjukkan penderita diabetes Seandainya data digambarkan untuk setiap 1 ons berat badan, maka akan banyak nilai berat badan yang hanya dimiliki satu orang saja

95.6 kg, 95. 7 kg, 95.8 kg, dst.

Jika digambarkan pada histogram frekuensi, hanya terdiri dari sekumpulan batang dengan tinggi 1  tidak informatif!

Pada histogram di samping, berat badan dikelompokkan per 20kg, sehingga lebih terlihat polanya

Mayoritas penderita diabetes memiliki berat badan 70 kg ke atas, sedangkan bukan

penderita diabetes memiliki berat badan 90 kg ke bawah

(42)

CONTOH: TRANSFORMASI MATEMATIS

Pendapatan 500 juta secara ‘sense’ tidak berbeda jauh dengan

pendapatan 600 juta, sedangkan 500 ribu dengan 100 juta 500 ribu berbeda jauh

meskipun sama-sama berbeda 100 juta

bagaimana kita akan menangkap ‘sense’ ini?

Untuk menskalakan pendapatan orang, kita dapat melakukan transformasi dengan menggunakan fungsi log10(x):x log10(x)

600.000.000 8.778151 500.000.000 8.69897 100.500.000 8.002166

500.000 5.69897

(43)

INTERAKSI ANTAR FITUR

Fitur-fitur yang mengkarakterisasikan suatu data dapat memiliki keterkaitan antara satu sama lain

Contoh:

 jika pada suatu artikel terdapat kata ‘wasit’, pada artikel yang sama sangat mungkin terdapat kata ‘pertandingan’

 Interaksi antar fitur dapat merefleksikan adanya redundansi informasi

Pada sebagian besar kasus, kita ingin menghilangkan redundansi ini

Namun ada kasus-kasus tertentu dimana redundansi ini ingin dipertahankan

(44)

REFERENCES

Flach, Peter. 2012. Machine Learning: The Art and Science of Algorithms that Make Sense of Data.

Cambridge University Press.

(45)

ADDITIONAL

About Bayes Teorem

(46)

TEOREMA BAYES

Ide dasar aturan Bayes: hasil dari hipotesis atau peristiwa (H) dapat diperkirakan berdasarkan pada beberapa evidence (E) yang diamati.

Hal penting dalam Bayes:

Sebuah probabilitas awal/priori H atau P(H), adalah probabilitas dari suatu hipotesis sebelum bukti diamati.

Sebuah probabilitas posterior H atau P(H|E), adalah probabilitas dari suatu hipotesis setelah bukti-bukti yang diamati ada.

P(H|E): Probabilitas posterior bersyarat (Conditional Probability) suatu hipotesis H terjadi jika diberikan evidence/bukti E terjadi

P(E|H): Probabilitas sebuah evidence E terjadi akan mempengaruhi hipotesis H

P(H): Probabilitas awal (priori) hipotesis H terjadi tanpa memandang evidence apapun

P(E):Probabilitas awal (priori) evidence E terjadi tanpa memandang hipotesi/evidence yang lain

46

) (

) ( )

| ) (

|

( P E

H P H

E E P

H

P

(47)

CONTOH

Dalam suatu peramalan cuaca untuk memperkirakan terjadinya hujan, misal ada faktor yang mempengaruhi terjadinya hujan yaitu mendung.

Jika diterapkan dalam Naïve Bayes maka probabilitas terjadinya hujan jika bukti mendung sudah diamati:

P(Hujan|Mendung) adalah nilai probabilitas hipotesis hujan terjadi jika bukti mendung sudah diamati

P(Mendung|Hujan) adalah probabilitas bahwa mendung yang diamati akan mempengaruhi terjadinya hujan

P(Hujan) adalah probabilitas awal hujan tanpa memandang bukti apapun

P(Mendung) adalah probabilitas terjadinya mendung

47

) (

) (

)

| ) (

|

( P Mendung

Hujan P

Hujan Mendung

Mendung P Hujan

P

(48)

CONTOH

Teorema Bayes juga bisa menangani beberapa evidence, misalnya ada E1, E2, dan E3, maka probabilitas posterior untuk hipotesis

hujan:

Bentuk diatas dapat diubah menjadi:

Untuk contoh diatas, jika ditambahkan evidence suhu udara dan angin:

48

) ,

, (

) (

)

| ,

, ) (

, ,

| (

3 2

1 3 2

3 1 2

1 P E E E

H P H

E E

E E P

E E

H

P

) , , (

) ( )

| ( )

| ( )

| ) (

, ,

| (

3 2 1

3 2

3 1 2

1 P E E E

H P H

E P H

E P H

E E P

E E H

P

) ,

, (

) (

)

| (

)

| (

)

| (

) ,

,

| (

Angin Suhu

Mendung P

Hujan P

Hujan Angin

P Hujan

Suhu P

Hujan Mendung

P

Angin Suhu

Mendung Hujan

P

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab dua ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan penulis untuk membangun sistem yaitu mengenai pembangunan aplikasi penyaringan spam e-mail pada

didapatkan presisi tertinggi pada percobaan pertama dari fold ke 7 yakni dengan nilai akurasi sebesar 90%, (2) Tingkat rata-rata akurasi klasifikasi sistem yang

SpamAssassin dapat menandakan apakah e-mail yang masuk ke server berisi spam atau bukan dengan mengaktifkan parameter berikut ini. Parameter di atas mengubah subject

▪ Sistem CSCW dirancang untuk memungkinkan interaksi antar manusia melalui komputer dan direpresentasikan dalam satu produk. ▪ Contoh CSCW: e-mail

E-mail: [email protected] Effectiveness of Machine Learning for COVID-19 Patient Mortality Prediction using WEKA Husnul Khuluq,1 Prasandhya Astagiri Yusuf,2 Dyah Aryani

Penelitian yang dilakukan oleh [12] menggunakan dataset NSLKDD dengan tools rapidminer, Dengan akurasi 96.371 persen, algoritme C4.5 digunakan buat mengkategorikan data log dari sistem

1, Padang, Indonesia Website: ijcs.stmikindonesia.ac.id | E-mail: [email protected] The Role of Artificial Intelligence and Machine Learning in Smart and Precision

Dihasilkan akurasi tertinggi pada parameter C yang bernilai 10, gamma = scale, menggunakan kernel linear, dan skenario data latih dan uji 70%:30% yaitu dengan nilai akurasi 96%