• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Permasalahan dalam ranah hubungan internasional pada umumnya bersifat high politics yakni isu-isu yang vital bagi keberlangsungan suatu negara seperti keamanan. Keamanan merupakan salah satu aspek yang harus dijamin oleh pemerintah untuk keberlangsungan dan kesejahteraan masyarakat. Ancaman yang datang dari dalam maupun luar akan berpengaruh terhadap stabilitas suatu negara.

Pada abad ke 20, ancaman yang dihadapi suatu negara lebih didominasi oleh aktor negara atau ancaman peperangan antar negara. Namun pada abad ke 21, ancaman yang dihadapi oleh negara sudah tidak lagi didominasi oleh aktor negara. Tetapi muncul aktor non-negara seperti individu atau kelompok yang dianggap dapat mengancam stabilitas suatu negara. Contoh nyata dari kelompok yang dapat mengancam keamanan suatu negara adalah kelompok teroris. Teroris ini menggunakan metode kekerasan oleh suatu kelompok atau individu untuk mencapai tujuan politik. Fenomena terorisme ini memberi pengaruh kepada beberapa negara dalam mengorientasikan kebijakan mereka untuk mendukung kelompok-kelompok teroris atau mengambil langka-langkah anti teroris (Ataman, 2014, hal. 58).

Tragedi serangan teroris yang dikenal terjadi pada tanggal 11 September 2001 di Amerika Serikat atau yang sering disebut 9/11 (nine eleven). Serangan tersebut dilancarkan oleh kelompok teroris yang dikenal sebagai al-Qaeda (kelompok ekstremis Islam) yang menyebabkan sekitar 3.000 korban jiwa meninggal (History, 2018, September 11 Attacks, para. 3). Tragedi serangan teroris juga terjadi pada negara lainnya seperti di Inggris pada tanggal 7 Juli 2005 yang menyebabkan 52 korban jiwa meninggal (BBC, 2015, 7 July London bombings: what happened that day, para. 1).

Terdapat beberapa literatur yang membahas fenomena terorisme dan menjelaskan indikator apa saja yang dimiliki oleh individu atau kelompok teroris.

(2)

2

Pada umumnya suatu kelompok atau organisasi lebih dianggap sebagai teroris daripada individu karena teroris seorangan tidak mungkin dapat melakukan serangan dan mencapai tuntutan politiknya (Lutz & Lutz, 2014, hal. 6). Fenomena teroris seorangan ini disebut sebagai lone-wolf terrorism. Namun, fenomena lone- wolf terrorism ini bisa saja terjadi. Sebagai suatu contoh kasus yakni serangan Anders Breivik di Norwegia pada tahun 2011.

Tragedi pada tanggal 22 Juli 2011 di Nowegia merupakan serangan terorisme dengan metode yang baru yakni penyerangan dilakukan oleh seorang diri tanpa adanya afiliasi dari kelompok atau organisasi apa pun. Serangan tersebut menyebabkan 77 korban jiwa dan korban luka-luka hampir mencapai 240 orang (Independent, 2017, Norwegian far-right mass murder changes his name to Fjotolf Hansen, para. 8). Serangan pertama Anders Breivik terjadi saat ia meledakkan bom yang berada di dalam mobil di pusat Oslo (ibukota Norwegia), mengakibatkan delapan korban jiwa. Kemudian, Anders Breivik melanjutkan serangan berikutnya menuju Pulau Utøya utuk melancarkan serangan keduannya, di mana organisasi politik Workers’ Youth League yang merupakan naungan dari Norwegian Labour Party sedang menyelenggarakan kamp musim panas dan menembak mati 69 pemuda (Berntzen & Sandberg, 2014, hal. 1).

Anders Behring Breivik merupakan warga negara Norwegia yang mengakui serangannya atas kejadian pada tanggal 22 Juli 2011 di Norwegia.

Anders Breivik mengklaim dirinya adalah pemimpin dari jaringan Knights Templar Europe. Namun, pihak kepolisian tidak menemukan indikasi kalau jaringan tersebut berdiri. Anders Breivik memiliki manifesto atas serangannya yakni Breivik mempublikasikan sebuah buku yang berjudul 2083 – A European Declaration of Independence. Buku tersebut memberikan deskripsi secara rinci dan berisikan buku hariannya tentang operasinya. Dalam buku tersebut, Anders Breivik memberikan pernyataan bahwa tindakan nyata diperlukan dan dianggap

‘perlu’ untuk menyelamatkan Norwegia dan Eropa dari imigran Muslim dan secara khusus untuk menghukum pendirian politik Norwegia karena telah mendukung multikulturalisme (Spaaij, 2012, hal. 2).

(3)

3

Secara sejarah, Norwegia telah membayangkan negara mereka merupakan negara yang memiliki masyarakat homogen dalam bentuk etnisitas, bentuk budaya, dan agama. Dalam hal kebudayaan dan agama, Norwegia hingga pada tahun 1990-an merupakan negara yang homogen yakni populasi Norwegia merupakan suku asli Sami dan menganut agama Protestant Lutheranism. Pada awalnya orang Muslim tidak menemukan negara yang menarik untuk berimigrasi karena Norwegia merupakan negara yang memiliki iklim dingin dan miskin atau bisa disebut “negara berkembang”. Kehadiran orang Muslim di Norwegia telah diakui secara sosial pada akhir tahun 1960-an, ketika migran Moroko, Turki, dan Pakistan pertama mulai berdatangan. Hal tersebut dikarenakan ditemukannya sumber daya minyak bumi Norwegia di Laut Utara (Bangstad, 2014, hal. 48).

Setelah tahun 1985, Muslim di Norwegia mulai bertambah banyak karena imigran dan pelajar termasuk orang asli Norwegia yang mulai pindah ke Islam. Hingga pada saat ini, Islam telah menjadi agama terbesar dan tercepat kedua di Norwegia (Norway Today, 2016, Muslim communities are growing rapidly in Norway, para.

5).

Imigrasi dan integrasi adalah isu-isu penting dalam agenda politik, dan mendapat perhatian luas dari media. Orang-orang Norwegia juga peduli dengan isu tersebut. Hasil pencarian di halaman debat surat kabar Aftenposten menunjukkan topik imigrasi dan integrasi memiliki 324.319 kontribusi. Sebagai perbandingan, terdapat 19.049 kontribusi tentang sekolah dan pendidikan dan 62.209 pada lingkungan (Directorate of Integration and Diversity (IMDi), n.d., Immigrants in the Norwegian media, hal. 2). Artikel tentang imigrasi dan integrasi lebih fokus kepada permasalahan dari pada sumber daya. Perdebatan imigrasi dan integrasi di Norwegia sering merujuk kepada Islam dan Muslim. Perdebatan mengenai ‘sneak-Islamisation’, ‘ekstrem Islamisme’ dan penggunaan hijab dalam kepolisian merupakan isu yang besar bagi media di tahun 2009. Sebelumnya, imigran biasanya dibahas dalam istilah yang menunjukkan kewarnegaraan (Pakistani). Saat ini, istilah tersebut merujuk kepada istilah religius (Muslim) dan sangat umum digunakan terutama ketika orang-orang dengan latar belakang dari negara Islam (IMDi, n.d., Immigrants in the Norwegian media, hal. 5).

(4)

4

Berdasarkan sejarah Islam di Norwegia dan dinamika yang terjadi antara Muslim dengan warga negara Norwegia, isu imigrasi dan integrasi merupakan isu yang sangat penting di Norwegia. Hingga kemudian pada tahun 22 Juli 2011 serangan yang dilancarkan oleh Anders Breivik menjadi suatu refleksi kepada pemerintah dan masyarakatnya. Dalam penelitian ini penulis ingin mendalami permasalahan bagaimana Anders Breivik memilih target utama dari serangannya.

Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melihat mengapa Anders Breivik melancarkan serangannya kepada warga lokal Norwegia. Penulis akan menggunakan teori kebencian menurut Robert J. Sternberg untuk melihat bagaimana keterkaitan kebencian dalam kehidupan Anders Breivik.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana analisis penargetan serangan Anders Breivik di Nowegia pada tahun 2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana analisis penargetan serangan Anders Breivik di Norwegia pada tahun 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yakni manfaat umum dan khusus. Manfaat umum yang diharapkan dari penelitian ini adalah mampu menganalisis proses penargetan serangan Anders Breivik di Norwegia pada tahun 2011. Manfaat khusus dalam penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat menjadi suatu analisis yang dapat dipertimbangkan oleh para pembuat kebijakan serta pihak-pihak yang berkaitan dalam upaya menanggulangi ancaman individu ekstrem, khususnya lone-wolf terrorism. Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai referensi mahasiswa dalam melakukan kajian yang berkaitan dengan serangan Anders Behring Brevik di Norwegia.

1.5 Batas Penelitian

Penulis memberi batasan penelitian ini pada tahun 2011 dalam menjelaskan proses penargetan serangan Anders Breivik di Norwegia. Penulis

(5)

5

memilih tahun 2011 karena pada tahun tersebut terjadinya serangan Anders Breivik di Norwegia.

Referensi

Dokumen terkait

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

tidak dapat mengukur non-perform dari suatu kredit padahal terdapat variabel total loans dalam perhitungan efisiensi; investor di Indonesia masih berorientasi short term

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidana atau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata,

Penelitian dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan mengikuti desain penelitian Kemmis dan Mc. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi

Sebagai tambahan, Anda akan membuat sebuah ObjectDataSource yang berparameter sehingga dapat melewatkan item yang yang terpilih pada DropDownList ke data komponen untuk

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR