• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ( RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada Subtema Anggota Keluargaku.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian ( RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada Subtema Anggota Keluargaku."

Copied!
473
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIANBERBASIS PERMAINAN ANAKKELAS I SD

PADA SUBTEMA ANGGOTA KELUARGAKU

Oleh:

Cahya Aprilliana Sari NIM: 111134193

Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model (RPPH) berbasis permainan anak kelasI SD pada subtema “Anggota Keluargaku”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and

Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil

modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas.Subjek dalam dalam penelitian ini adalah beberapa guru dan siswa pada lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDNN untuk tahap uji coba terbatas. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD subtema “Anggota Keluargaku”.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menjelaskan situasi di SD terkait dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada persiapandan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “Anggota Keluargaku”. Kualitas dari RPPH terbilang “Amat Baik” dan layak digunakan dalam pembelajaran pada subtema

“Anggota Keluarga”, berdasarkan validasi kepada 12 pakar ahli.Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk sebesar 90.25”dari skala 100.Penggunaan RPPH berdampak pada naiknya hasil belajar peserta didik dengan persentase sebesar 60%, yang terlihat dari hasil Pre-Test dan Post-tes. Guru dapat menggunakan model RPPH berbasis permainan anak sebagai salah satu model RPPH.

(2)

DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON CHILDREN GAME FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Subtheme MEMBER OF MY FAMILY

By:

Cahya Aprilliana Sari Student Number: 111134193

This studybeganfromthe need in the fieldof a daily lesson plans(RPPH) model basedon children game. The studyaimed to developthe RPPH modelbasedon children game for the first grade of elementary school on the subtheme "Member of My Family"

This study wasa researchanddevelopment. (R&D) the procedureof the research used wasa modified versionofthe two modelsbyBorg& Gall and by Sugiyonomodel, whichincludeda five-stepstages ofdevelopment: (1) preliminary study, (2) the production ofthe product, (3) product validation, (4) instrumentation for limited trial (5) limited trial.Subjects inthis studywere some teachers and students offiveelementary schools inYogyakarta, especially5students of the first grade inSDNN for the limited trial stage. The objectof this researchwas RPPH based on children game for the firstgrade of elementary school on thesubtheme"Member of My Family". Data collection techniquesusedin this studywerequestionnaire, observation, interview, anddocumentation.

The result ofthisresearch explained the field situation in the five elementary schools associated with the implementation of the 2013 curriculum, especially in the preparation and drafting the RPPH based on children game for the first grade of elementary schools on the sub theme "Member of My Family". QualityofRPPHcould be said “very good” and fitted for use in learning the sub theme "Member of My Family"based on the validation of the 12 experts. This was indicated by mean score of 90,25 out of 100. The use of RPPH impacted on the rising of students learning achievement, as seen from gain of the pretest and posttest (60%). Teachers could use RPPH model based on children game developed in this research as one of the RPPH models.

(3)

KELUARGAKU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

CahyaAprilliana Sari NIM : 111134193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA

ANGGOTA KELUARGAKU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Cahya Aprilliana Sari NIM : 111134193

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Alloh SWT atas segala nikmat hidup dan kesempatan mengenggam ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

2. Orang tuaku, Slamet, S.Pd dan Rum Aminah dua orang malaikat terhebat

yang selalu memberiku dukungan baik material, moral,maupunspiritual.

3. Kakek dan nenekku, Alm. H. Mulhasim dan Alm. Habibah yang

mendoakanku dari surga.

4. Kedua kakakku, Cahya Putra Perdana dan Cahya Putri Imaniar, S.Pd yang

selalu memberi semangat.

5. Keponakanku, Luna Gladys Shakeena.

6. Sahabat dan teman tercinta, Rahayu Lisa Margareta, Teresia Ayu Ristanti, Fela Palupi Yunianti yang selalu membantu, memberi dukungan serta

semangat.

7. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A.,Ed.D selaku pembimbing I yang memberikan bimbingan, pengetahuan, motivasi, dan semangat.

8. Ibu E. Desiana Mayasari,S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing II yang memberikan dukungan terhadap berjalannya skripsi ini.

9. Para Dosen dan Staf Karyawan PGSD Sanata Dharma yang dengan setia

membimbingku dan setia melayaniku.

10.Teman-temanku bekerja dalam penelitian kolaboratif permainan anak Mentari, Tere, Dias, Boni, Eka, Lia, Erlin, Eka, Vita, Frida, Ari, Vian, Evan, Leli.

11.Para guru dan siswa SDN N yang ikut mensukseskan penelitian 12.Teman-teman kelas A angkatan 2011.

(8)

v

MOTTO

“Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan

rasa hormat”

–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

“Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar

kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap

perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya

terhadap kehormatan dirinya”. -Khalifah Ali bin Abi Talib-

“Apa yang Allah pilihkan bagi hamba-Nya yang beriman adalah pilihan terbaik,

meski tampak sulit, berat, atau memerlukan pengorbanan harta, kedudukan, jabatan,

keluarga, anak, atau bahkan lenyapnya dunia dan seisinya.

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIANBERBASIS PERMAINAN ANAKKELAS I SD

PADA SUBTEMA ANGGOTA KELUARGAKU

Oleh:

Cahya Aprilliana Sari NIM: 111134193

Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model (RPPH) berbasis permainan anak kelasI SD pada subtema “Anggota Keluargaku”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and

Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil

modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas.Subjek dalam dalam penelitian ini adalah beberapa guru dan siswa pada lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDNN untuk tahap uji coba terbatas. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD subtema “Anggota Keluargaku”.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menjelaskan situasi di SD terkait dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada persiapandan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan anak kelas I SD pada subtema “Anggota Keluargaku”. Kualitas dari RPPH terbilang “Amat Baik” dan layak digunakan dalam pembelajaran pada subtema “Anggota Keluarga”, berdasarkan validasi kepada 12 pakar ahli.Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk sebesar 90.25”dari skala 100.Penggunaan RPPH berdampak pada naiknya hasil belajar peserta didik dengan persentase sebesar 60%, yang terlihat dari hasil Pre-Test dan

Post-tes. Guru dapat menggunakan model RPPH berbasis permainan anak sebagai

salah satu model RPPH.

(12)

ix ABSTRACT

DAILY LESSON PLAN (RPPH) BASED ON CHILDREN GAME FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Subtheme MEMBER OF MY FAMILY

By:

Cahya Aprilliana Sari Student Number: 111134193

This studybeganfromthe need in the fieldof a daily lesson plans(RPPH) model basedon children game. The studyaimed to developthe RPPH modelbasedon children game for the first grade of elementary school on the subtheme "Member of My Family"

This study wasa researchanddevelopment. (R&D) the procedureof the research used wasa modified versionofthe two modelsbyBorg& Gall and by Sugiyonomodel, whichincludeda five-stepstages ofdevelopment: (1) preliminary study, (2) the production ofthe product, (3) product validation, (4) instrumentation for limited trial (5) limited trial.Subjects inthis studywere some teachers and students offiveelementary schools inYogyakarta, especially5students of the first grade inSDNN for the limited trial stage. The objectof this researchwas RPPH based on children game for the firstgrade of elementary school on thesubtheme"Member of My Family". Data collection techniquesusedin this studywerequestionnaire, observation, interview, anddocumentation.

The result ofthisresearch explained the field situation in the five elementary schools associated with the implementation of the 2013 curriculum, especially in the preparation and drafting the RPPH based on children game for the first grade of elementary schools on the sub theme "Member of My Family". QualityofRPPHcould be said “very good” and fitted for use in learning the sub theme "Member of My Family"based on the validation of the 12 experts. This was indicated by mean score of 90,25 out of 100. The use of RPPH impacted on the rising of students learning achievement, as seen from gain of the pretest and posttest (60%). Teachers could use RPPH model based on children game developed in this research as one of the RPPH models.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayatnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS

PERMAINAN ANAK KELAS 1 SD PADA SUBTEMA ANGGOTA

KELUARGAKU” ini dengan baik.Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana pada Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

3. Christiyanti Aprinatusti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dosen pembimbing I yang telah membimbing, dan memotivasi peneliti dengan baik, memberikan nasehat serta waktunya dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen pembimbing II yang membimbing peneliti.

6. Sarajito, S.Pd, wakil kepala SDN Nyang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

(14)

xi

8. Keluarga SDN N yang telah banyak membantu berproses untuk menjadi seorang guru.

9. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian yang tidak dapat saya sebut satu per satu.

10.Dosen dan para ahli yang telah menjadi validator ahli terhadap RPP-H yang saya kembangkan.

11.Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.

Peneliti,

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK… ... viii

ASTRACT.. ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah... 8

1.3.Batasan Masalah ... 9

1.4.Rumusan Masalah ... 9

1.5.Tujuan Penelitian ... 9

1.6.Manfaat Penelitian ... 10

1.7.Spesifikasi Produk ... 10

1.8.Definisi Operational... 15

BAB II LANDASAN TEORI ... 19

2.1.Teori yang Mendukung... 19

(16)

xiii

2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme ... 20

2.1.3. Prestasi Belajar ... 23

2.1.4. Kurikulum ... 25

2.1.5. Perkembangan Kurikulum di Indonesia ... 26

2.1.6. Kurikulum 2013 ... 30

2.1.7. Perangkat Pembelajaran ... 36

2.1.7.1. Silabus ... 37

2.1.7.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ... 38

2.1.7.3. Bahan Ajar ... 42

2.1.7.4. Lembar Kerja Siswa ... 44

2.1.8. Pembagian Materi ... 45

2.1.9. Permainan Anak ... 46

2.1.10.Permainan Anak ... 46

2.1.10.1.Permainan Engklek ... 48

2.1.10.2.Permainan Ancak-ancak Alis ... 50

2.1.10.3.Permainan Ular tangga ... 51

2.1.10.4.Permainan Lingkaran Lagu ... 52

2.2.Hasil Penelitian yang Relevan ... 52

2.3.Kerangka Berfikir ... 60

2.4. Pertanyaan Penelitian... 62

BAB III METODE PENELITIAN... 63

3.1.Jenis Penelitian ... 63

3.2.Setting Penelitian ... 64

3.2.1. Objek Penelitian ... 64

3.2.2. Subjek Penelitian ... 64

3.2.3. Lokasi Penelitian ... 65

3.2.4. Waktu Penelitan ... 65

3.3. Prosedur Pengembangan ... 65

(17)

xiv

3.4.1. Wawancara ... 71

3.4.2. Observasi ... 72

3.4.3. Dokumentasi ... 73

3.4.4. Kuesioner ... 73

3.5.Instrumen Penelitian ... 74

3.5.1. Pedoman Wawancara ... 74

3.5.2. Pedoman Observasi ... 76

3.5.3 Dokumentasi ... 78

3.5.4 Lembar Kuesioner ... 80

3.6.Validitas dan Reliabilitas ... 84

3.6.1. Valididitas Instrumen ... 84

3.6.2. Reliabilitas Instrumen ... 89

3.7.Ringkasan Instrumen Penelitian ... 90

3.8.Teknik Analisis Data ... 91

3.8.1 Hasil wawancara ... 91

3.8.2 Hasil observasi ... 92

3.8.3 Hasil dokumentasi ... 92

3.8.4. Hasil kuesioner ... 94

3.8.5 Hasil kuesiner penilaian silabus dan Rpp ... 94

3.8.6 Hasil kuesioner uji coba terbatas ... 95

3.8.7 Jadwal penelitian ... 96

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 97

4.1.Hasil Penelitian ... 97

4.1.1. Rumusan Masalah Penelitian ... 97

4.1.2. Pertanyaan Penelitian ... 97

4.1.2.1. Situasi di 5 SD Berkaitan dengan Implementasi Kurikulum 2013.. 98

4.1.2.2. Prosedur Penyusunan RPPH... 108

4.1.2.3. Kualitas Penyusunan RPPH ... 113

(18)

xv

4.1.2. Pembahasan ... 142

BAB V PENUTUP ... 148

5.1.Kesimpulan ... 148

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 150

5.3. Saran ... 151

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

No. Nama Tabel Halaman

1.1 Masalah Terkait Implementasi Kurikulum 2013……….. 4

1.2 Masalah yang Dialami Siswa dalam Pembelajaran……….. 5

3.1 Kisi-kisi Wawancara Guru……….. 74

3.2 Kisi-kisi Wawancara Siswa……….. 75

3.3 Kisi-kisi Wawancara Guru setelah Uji Coba Terbatas………. 75

3.4 Kisi-kisi Topik Diskusi dalam FGD………. 76

3.5 Kisi-kisi Observasi……… 77

3.6 Kisi-kisi Pretest dan Posttest……… 79

3.7 Instrumen Penilaian Silabus……….. 81

3.8 Instrumen Penilaian RPPH ……….. 81

3.9 Kisi-kisi Kuesioner Tanggapan Siswa……….. 84

3.10 Instrumentasi Penelitian……… 85

3.11 Koefisien Reliabilitas……… 89

3.12 Ringkasan Tabel Penelitian……….. 90

3.13 Kriteria Peningkatan Kualitas RPPH……… 95

3.14 Jadwal Penelitian……….. 96

4.1 Hasil Wawancara Guru………. 101

4.2 Hasil Wawancara Siswa……… 102

4.3 Hasil Observasi………. 103

4.4 Kriteria Penilaian……….. 103

4.5 Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta……….. 104

4.6 Kriteria Penilaian Observasi……… 104

4.7 Hasil Penilaian RPPH……….. 105

4.8 Kriteria Penilaian RPPH……….. 105

4.9 Hasil Focus Group Discussion………. 106

(20)

xvii

4.11 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 1……… 115

4.12 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 1……….. 115

4.13 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 2……… 117

4.14 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 2……….. 118

4.15 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 3……… 119

4.16 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 3……….. 120

4.17 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 4……… 121

4.18 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 4……….. 122

4.19 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 5……… 123

4.20 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 5……… 125

4.21 Rekapitulasi Validasi Kuantitatif Pembelajaran 6……… 125

4.22 Rekapitulasi Validasi Kualitatif Pembelajaran 6……….. 126

4.23 Rekapitulasi peringkat kualitas RPPH……….. 128

4.24 Hasil Kuesioner Siswa……….. 128

4.25 Kualifikasi Nilai Kuesioner……….. 130

4.26 Kisi-kisi Nomer Soal Jadi Instrumen Tes………. 131

4.27 Uji Reliabilitas……….. 133

4.28 Rekapitulasi Hasil Uji validitas……… 134

4.29 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Terbatas………... 135

4.30 Daftar Nilai Siswa……… 138

(21)

xviii

DAFTARGAMBAR

No. Nama Gambar Halaman

2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya……... 58

3.1 Bagan Prosedur Penelitian Menurut Sugiyono……… 66

3.2 Bagan Prosedur R&D menurut Borg&Gall………. 67

3.3 Tahapan Prosedur Pengembangan………... 69

3.4 Rumus Validitas………... 87

3.5 Rumus Uji Reliabilitas………. 89

3.6 Rumus Perhitungan Observasi………. 92

3.7 Rumus Nilai Tes……….. 93

3.8 Rumus Rerata Siswa……… 93

3.9 Rumus Persentase Kenaikan Pretest dan Postest……… 93

3.10 Rumus Pensekoran Validasi RPPH………. 94

3.11 Rumus Pensekoran Validasi Silabus……… 94

3.12 Rumus Penskoran Kuesioner Siswa………. 96

4.1 Rumus Penilaian RPPH………... 114

4.2 Persentase Kenaikan Pretest dan Postest……… 138

4.3 Diagram Persentase kenaikan Pretest dan Postest………….. 139

4.4. Diagram Peningkatan Rerata Nilai……….. 139

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

(23)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I memuat tentanglatar belakang masalah,identifikasi masalah,batasan

masalah,rumusan masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian, spesifikasi produk,

dan definisi operasional. Uraian dari masing-masing sub bab I adalah sebagai berikut.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting bagi proses kedewasaan siswa. Hal ini

dikemukakan oleh Froebel (Morrison, 2012: 66) yang menyatakan bahwa,“Peran pendidikan adalah mengamati proses kedewasaan alami siswa dan memberikan

kegiatan yang membuat mereka mempelajari apa yang siap mereka pelajari”. Proses dalam pendidikan harus diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu. Pendidikan

bertujuan menguasai, menumbuhkembangkan potensi, pengetahuan, pengembangan

kepribadian, kemampuan sosial, ataupun kemampuan dalam bekerja (Ahmadi: 2014).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan

pengetahuan, soaial, dan keterampilan.Cara untuk mencapai tujuan pendidikan adalah

melalui kurikulum.

Kurikulum memiliki tujuan sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan. Sitepu

(2012: 57) menegaskan bahwa “Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan.” Sejalan dengan pendapat (Mulyasa: 2006) yang menyatakan bahwa kurikulum

(24)

materi standar, hasil belajar, dan cara yang akan digunakan sebagai acuan dalam

kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan

tersebut.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem kurikulum

dalam kegiatan pendidikan. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang

berlaku mulai tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan Permendikbud No.57 Tahun 2014.

Kurikulum 2013 mengembangkan kompetensi siswa menjadi manusia berkualitas,

proaktif, berahlak, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab

(Kemendikbud: 2014). Ciri utama dalam kurikulum ini adalah mengembangkan

pendidikan karakter, menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu

dan penilaian otentik (Akbar: 2013). Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang

mengharapkan siswa memiliki hubungan baik dengan Tuhan, manusia, dan

lingkungannya. “Generasi yang kreatif dan berkarakter adalah generasi yang dapat bersaing di era persaingan global” (Husamah&Yanur, 2013:4).

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah

saintifik dan tematik terpadu, pendekatan saintifik menerapkan kegiatan pembelajaran

melalui pemahaman kepada siswa untuk mengenal, dan memahami materi melalui

pendekatan ilmiah (Nirgiyantoro: 2011). Pernyataan Nirgiyantoro ditegaskan

Poerwadarminta (dalam Majid: 2014) menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran

terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat

memberikan pengalaman kepada siswa. Metode penilaian yang digunakan dalam

(25)

pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar

siswa sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti

otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.Keberhasilan penerapan

kurikulum tidak lepas dari peran seorang guru dalam memahami ciri-ciri dan elemen

perubahan dalam kurikulum tersebut. “Kesiapan guru menghadapi tantangan kurikulum perlu menjadi perhatian, karena perbaikan mutu tergantung pada kualitas

guru” (Husamah&Yanur, 2013:15). Kesiapan guru dalam implementasi kurikulum 2013 perlu ditingkatkan, salah satunya melalui pelatihan.

Pelatihan guru menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mempersiapkan

pelaksanaan kurikulum 2013 agar dapat berjalan dengan baik. Kemendikbud

memberikan pelatihan kepada guru tentang pelaksanaan kurikulumselama 4 bulan

yaitu pada bulan Februari-Juni 2013 dengan tujuan memberikan pemahaman tentang

implementasi kurikulum 2013. Data yang diperoleh dari Kemendikbud (2013),

sebanyak 61.074 guru telah menerima pelatihan. Jumlah itu terdiri atas 572 orang

struktur nasional, 4.740 orang guru inti dan 55.762 guru sasaran. Kenyataannya

pelatihan tersebut tidak sesuai harapan.Pelatihan tidak diikuti dengan metode yang

sesuai (Mulyoto: 2013). Pengamat pendidikan, Abduhzein (Sindonews, 9 Januari

2014) mengungkapkan bahwa salah satu kegagalan pelatihan tersebut dikarenakan

pola pelatihan TOT (Training of Trainer) tidak praktis dan hanya sebatas teori yang

menggunakan metode ceramah. Sejken Federasai Serikat Guru Indonesia (FSGI)

menjelaskan salah satu faktor tertundanya pelatihan guru adalah keterlambatan

(26)

Permasalahan yang timbul dari kurangnya pemahaman guru terhadap kurikulum 2013

pada saat pelatihan, berdampak pada implementasi kurikulum 2013 di sekolah.

Peneliti memilih guru kelas I karena pada saat melakukan kegiatan Progam

Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN N guru kelas I sering menanyakan perihal

kurikulum 2013. Masalah juga ditemukan peneliti pada saat melakukan penggalian

data (pengamatan data) pada lima sekolah dasar di kota Yogyakarta, yaitu SDN N,

SDK G, SDN J, SDK BJB, SDN SB. Masalah yang ditemukan peneliti terkait dengan

implementasi kurikulum 2013 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Masalah terkait implementasi kurikulum 2013

SD N N SD K G SDN J SDN SB SDK BJB terlambat serta kurangnya masih terpaku dengan RPPH kesulitan dalam menyusun rubrik penilaian RPPH

Tabel 1.1.menunjukkan hasil penemuan awal, bahwa terdapat masalah dalam

implementasi kurikulum 2013 di 5 SD Yogyakarta. Penemuan awal tersebut

menunjukkan bahwa 7 dari guru kelas I di 5 SD Yogyakarta mengalami kesulitan

dalam penyusunan RPPH dan keterlambatan buku pegangan guru dan siswa. Diantara

masalah tersebut, penyusunan RPPH merupakan masalah yang paling krusial. RPPH

menjadi penting karena memuat metode dan tujuan yang digunakan guru sebagai

pedoman dalam mencapai harapan dan tujuan pembelajaran. Pentingnya sebuah

(27)

menyatakan bahwa, “Perencanaan pembelajaran menjadi penting karena memuat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil

pengejaran yang diinginkan, serta didasarkan pada kondisi pembelajaran.”Peraturan mendikbud No.81A Tahun (2014:7) menekankan bahwa “Guru dapat mengembangkan RPPH berdasarkan kemampuan peserta didik, minat, motivasi

belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.” Hal tersebut menunjukkan bahwa guru dapat mengembangan kegiatan pada RPPH

agar sesuai minat, kebutuhan, dan latar belakang siswa. Salah satu cara yang bisa

digunakan guru dalam menyusun rencana pembelajaran adalah menyesuaikan dengan

kebutuhan anak. Analisis kebutuhan dilakukan kepada beberapa siswa kelas I untuk

mengetahui pembelajaran yang diharapkan oleh siswa.Hasil analisis kebutuhan siswa

dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Hasil analisis kebutuhan siswa kelas I pada 5 SD di Yogyakarta

SDNN SDKG SDN J SDNSB SDK BJB

menginginkan kegiatan bermain di dalam pembelajaran, siswa merasa bosan dan

(28)

harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa dapat dicapai dengan

pembelajaran yang optimal, untuk menciptakan pembelajaran yang optimal bagi

siswa salah satunya dapat ditempuh dengan melakukan permainan di kelas.

Bermain merupakan suatu aktivitas yang melekat dalam dunia anak.

Docket&Fleer (dalam Sujiono: 2010) berpendapat bahwa bermain merupakan suatu

kebutuhan bagi anak,karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan

dan pengalaman yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya dalam

meningkatkan pengetahuan dan perkembangan siswa. Permainan merupakan suatu

aktivitas yang menjadi kebutuhan dan wahana bagi anak untuk belajar melalui

interaksi sosialnya. Hal itu juga diungkapkan oleh Vygotsky (Beaty: 2013) bahwa

permainan merupakan sumber perkembangan yang menciptakan zona perkembangan

proksimal untuk menjembatani peningkatan pemahaman siswa melalui interaksi

sosialnya. Permainan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas I SD. Pada

usia 6-11 tahun permainan adalah sesuatu kegiatan yang serius namun menyenangkan

(Semiawan: 2008). Permainan menjadi kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain

anak akan memperoleh perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Permainan merupakan suatu kegiatan yang membantu siswa mengembangkan

pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan siswa selanjutnya akan bermuara pada

peningkatan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar menurut Chosiyah (Nurcahya,

2013:19) merupakan “Rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem

(29)

sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan, diharapkan dapat meningkat

prestasi belajar siswa.

Permainan juga merupakan suatu metode dalam menanamkan nilai karakter

pada siswa. “Permainan berperan dalam proses pembentukan kepribadian seorang

anak” (Sumintarsih, 2005:5). Pendidikan karakter membantu siswa membentuk

kepribadian agar sesuai dengan nilai kebaikan (Akbar: 2013). Hal tersebut

mengindikasikan bahwa pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui permainan.

Kegiatan pembelajaran dalam RPPH dapat dirancang dengan mengakomodasikan

permainan sehingga membantu guru dalam menanamkan pendidikan karakter.

Penyusunan RPPH merupakan pekerjaan guru, walaupun demikian penelitian

ini menjadi penting karena sering RPPH tidak tersedia sebagai bagian dari materi

kurikulum. Jika tersedia sering tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, Borg&Gall

(1983: 773) menyatakan bahwa,

Curriculum development is often guided by a curriculum philosophy

or academic disclipline rather than by the findings of empirical research. Also,

the development of curriculum guides and materials does not usually involve a

field-test-revise cycle. Studies by the Educational Products Information

Exchange revealed that less than 1 percent of half million or so curriculum

materials sold by the publishing industry have ever been field-tested with

students and revised prior to publication. Increasingly, though, curriculum

(30)

more of these elements are used, curriculum development approximates

educational R & D.”

Pernyataan tersebut mengungkap bahwa pengembangan kurikulum sering

tidak melalui uji lapangan dan siklus revisi. Bahan materi yang dijual oleh industri di

lapangan tidak pernah melalui uji dan tahap revisi sebelum dipublikasikan.

Perkembangan kurikulum sudah menggunakan elemen dari penelitian dan

pengembangan, namun sebenarnya perkembangan kurikulum hanya mendekati

penelitian pendidikan dan pengembangan. Penelitian ini sudah mengikuti prosedur

pengembangan kurikulum dengan melakukan uji coba lapangan dan melakukan revisi

demi perbaikan produk yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Uraian masalah yang diungkapkan peneliti diatas mengindikasikan bahwa hal

krusial yang dibutuhkan oleh guru Sekolah Dasar (SD) adalah RPPH berbasis

permainan anak. Peneliti memutuskan untuk mengambil sebuah judul penelitian

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis

Permainan Anak Kelas I SD pada Subtema Anggota Keluargaku.”

1.2. Identifikasi Masalah

Peneliti menemukan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan kurikulum 2013. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru yaitu :

1.2.1. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPPH kurikulum 2013.

1.2.2. Guru kesulitan mengimplementasikan RPPH kurikulum 2013 dalam proses

pembelajaran.

(31)

1.2.4. Sosialisasi implementasi kurikulum tidak berjalan dengan optimal

1.2.5. Guru mengalami kesulitan dalam pemahaman dan pelaksanaan pendekatan

saintifik.

1.2.6. Guru mengalami kesulitan dalam pemahaman dan pelaksanaan pendekatan

tematik terpadu.

1.2.7. Guru kesulitan dalam menyusun maupun melakukan penilaian otentik.

1.2.8. Siswa membutuhkan kegiatan pembelajaran berbasis permainan.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan agar dapat fokus pada inti

pengembangan, maka penelitian ini akan dibatasi pada :

1.3.1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) akan dibatasi

untuk kelas I, tema keluargaku, subtema anggota keluargaku.

1.3.2. Permainan yang dipakai dalam pembelajaran dibatasi pada 4 pembelajaran.

Pembelajaran 2 menggunakan permainan ancak ancak alis, pembelajaran 3

menggunakan permainan engklek, pembelajaran 4 menggunakan permainan

ular tangga, dan pembelajaran 6 menggunakan permainan lingkaran lagu.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dari pengembangan ini adalah :

“Bagaimana model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis

(32)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Mengetahui dan menyusun model rencana pelaksanaan pembelajaran harian

(RPPH) berbasis permaianan anak kelas 1 pada subtema anggota keluargaku

SD”

1.6. Manfaat penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain sebagai berikut :

1.6.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan pengalaman baru dalam menyusun RPPH berbasis

permainan anak sebagai salah satu perangkat pembelajaran pada tema

“Keluargaku” subtema “Anggota Keluargaku” kelas I sekolah dasar.

1.6.2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini memberikan inspirasi bagi guru lain untuk menggunakan

metode permainan anak pada kegiatan pembelajaran serta menjadi bahan

kajian guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian

(RPPH).

1.6.3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini memberikan referensi kepada sekolah khususnya sekolah

dasar (SD) sebagai bahan kajian dalam usaha memperbaiki pelaksanaan

(33)

1.6.4 Bagi Siswa

Penelitian ini memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam belajar

menggunakan permainan anak khususnya dalam penggunaan permainan

ancak-ancak alis, engklek, ular tangga dan lingkaran lagu.

1.7. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dihasilkan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Harian (RPPH) berdasarkan kurikulum 2013. Komponen yang terdapat dalam RPPH

adalah (1) identitas RPP, (2) pemetaan Kompetensi Inti, (3) kompetensi dasar dan

indikator pembelajaran, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6)

pendekatan, metode dan model pembelajaran, (7) media, alat dan sumber

pembelajaran, (8) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (9) penilaian

pembelajaran, (10) lampiran materi, (11) lembar Kerja Siswa (LKS), (12) soal

evaluasi dan (13) kunci jawaban pada setiap pembelajaran. Produk RPPH disusun

dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan pribadi siswa (karakter,

keterampilan dan intelektual) yang nampak dalam indikator dan tujuan pembelajaran

dengan mengakomodasikan permaianan anak sebagai ciri khasnya. Permainan anak

dipilih sebagai metode pembelajaran karena sesuai dengan karakteristik dan minat

siswa

Penyusunan RPPH diawali dengan menentukan KI-1 dan KI-2 pada salah satu

muatan dalam setiap pertemuan. Pemerintah tidak menganjurkan indikator pada KI-1

dan KI-2 untuk dimunculkan, namun peneliti memunculkan indikator KI-1 dan KI-2

(34)

dengan sesamanya. Hal tersebut dilakukan untuk menamamkan kegiatan

pembelajaran dengan berorientasi pada pendidikan karakter. Setiap kompetensi

dasarakan memunculkan indikator pembelajaran yang dipilih dengan memperhatikan

kata kerja operasional sesuai dengan Taxonomi Bloom sehingga memperjelas guru

dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membuat penilaian.

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan masing-masing indikator,

Indikator dirumuskan dari kompetensi dasar yang menghasilkan tujuan pembelajaran

yang sudah menggunakan kata kerja operasional.Penggunaan kata kerja

operasionalmemudahkan guru dalam mengukur dan menilai kegiatan pembelajaran

baik dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Tujuan pembelajaran

juga memuat unsur A (audience) yang menunjukkan kegiatan ditujukan untuk siswa,

B (behavior) yang menunjukkan kemampuan yang harus dikuasai siswa, C

(conditions) yang menunjukkan sikap atau keterampilan yang akan diamati, dan D

(degree) yang bertujuan menunjukkan tingkatan keterampilan yang akan diukur guru.

semua unsur tersebut akan memudahkan guru dalam memberikan materi karena guru

tahu apa yang harus dicapai pada masing-masing kegiatan pembelajaran. Materi yang

terdapat dalam setiap pertemuan mengandung bebrapa muatan pembelajaran

tergantung pada jadwal disetiap pertemuan. Materi dalam RPPH ditulis menggunakan

poin-poin untuk setiap muatan pembelajaran berisi isi pokok materi pembelajaran.

Materi disesuaikan dengan tema pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa.

Unsur Pendekatan pada semua pertemuan menggunakan pendekatan saintifik

(35)

kegiatan inti baik dalam penggalan satu maupun penggalan dua setiap pertemuan.

Guru dapat membedakan dengan jelas metode ilmiah dalam pendekatan saintifik

yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan karena

peneliti mencantumkan keterangan dari masing masing kegiatan tersebut pada setiap

langkah. Pendekatan tematik terlihat dari materi pembelajaran yang saling terintegrasi

antar muatan pembelajaran yang mengacu pada satu tema besar. Model pembelajaran

yang digunakan adalah discovery learning. Pemilihan model tersebut berdasaran

kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa menemukan sendiri pemahamannya.

Model discovery learning lebih menilai proses, bukan hanya hasilnya. Metode

pembelajaran yang digunakan secara keseluruhan berjumlah 6, yaitu ceramah, tanya

jawab, diskusi, demonstrasi, presentasi, dan permainan anak yang merupakan ciri

khas dalam produk RPPH. Tidak semua metode digunakan secara bersamaan dalam

satu pertemuan. Penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan dan

kegiatan pembelajaran.

Permainan anak diakomodasikan dalam produk RPPH ini dengan tujuan

menyesuaikan tingkat perkembangan dan minat siswa.Selain itu permainan juga

membantu guru dalam menanamkan pendidikan karakter.Permainan anak memuat

pendidikan karakter, karena permainan menuntut siswa berinteraksi dengan teman,

bekerjasama dengan teman, dan mengikuti aturan permainan. Permainan yang

dimasukkan dalam RPPH adalah Permainan ancak-ancak alis, Engklek, ular tangga,

dan lingkaran lagu. Permainan tersebut dipilh karena familiar atau umum dikenal

(36)

dicari, selain itu permainan ini sesuai untuk menjelaskan materi kalimat kasih sayang,

membilang banyak benda, dan penjumlahan. Peneliti memodifikasi aturan main

dalam permainan, hal ini dilakukan agar dapat menjelaskan materi yang dipilih.

Setiap aturan permainan akan terlampir pada produk RPPH.

Penilaian pembelajaran terstruktur dengan jelas yang terdiri dari penilaian

pengetahuan,sikap dan keterampilan.Penilaian berisi teknik penilaian (tes tetulis tidak

tertulis, unjuk kerja), instrumen penilaian (soal, kunci jawaban, rubrik penilaian),

Penilaian dibuat untuk setiap indikator, sehingga semua indikator dapat diukur

dengan jelas. Peneliti juga memberikan pedoman penskoran, untuk memudahkan

guru dalam memberikan penilaian.

Produk RPPH dibuat dalam satu subtema yaitu “Anggota Keluargaku” yang terdiri dari 6 pertemuan. Masing-masing pertemuan mengandung muatan yang

berbeda, sehingga memiliki tujuan dan metode yang berbeda-beda. Pertemuan

pertama, membahas materi anggota keluarga dan membingkai foto anggota keluarga.

Metode yang digunakan lebih pada tanya jawab tentang anggota keluarga dan

presentasi pada hasil membingkai foto. Pertemuan kedua, memfokuskan pada kalimat

kasih sayang untuk anggota keluarga, kegiatan bersama keluarga dan menyanyikan

lagu yang berhubungan dengan keluarga. Peneliti menggunakan permainan

ancak-ancak alis untuk membedakan antara kalimat kasih sayang dan kegiatan dalam

keluarga, selain itu terdapat metode diskusi dan presentasi yang memberikan waktu

kepada siswa untuk menemukan nilai kebersamaan dalam keluarga. Pertemuan

(37)

melakukan gerak lokomotor maupun non-lokomotor. Pertemuan ini menggunakan

permainan englek untuk membantu siswa menemukan konsep membilang dan

melakukan gerak lokomotor maupun non-lokomotor. Kegiatan bercerita hobi anggota

keluarga dilakukan melalui tanya jawab dan presentasi.

Pertemuan keempat, membahas materi penjumlahan, peraturan rumah, dan

silsilah keluarga. Materi penjumlahan dan peraturan rumah dijelaskan melalui

permainan ular tangga. Papan ular tangga memuat gambar ilustrasi tentang peraturan

dalam rumah, permainan juga dapat digunakan untuk melakukan penjumlahan.

Metode tanya jawab dan presentasi digunakan untuk menjelaskan materi silsilah

keluarga. Pertemuan kelima, membandingkan dan mengurutkan tinggi serta cerita

tentang keluarga. Metode yang digunakan dalam pertemuan ini adalah lebih pada

demonstrasi, tanya jawab, dan presentasi. Pertemuan terakhir, yaitu pertemuan ke

enam memfokuskan pada evaluasi pembelajaran. Materi yang termuat adalah

penguraian penjumlahan, gerak lokomotor, dan peraturan. Peneliti menggunakan

permainan lingkaran lagu untuk materi penguraian penjumahan dan gerak lokomotor,

sedangkan materi peraturan diintegrasikan dalam peraturan permainan lingkaran lagu.

1.8. Definisi Operasional

Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan desain RPPH berbasis

permainan anak kelas 1 sekolah dasar pada subtema Anggota Keluargaku adalah:

1.8.1.Perangkat pembelajan

Perangkat pembelajaran merupakan beberapa perlengkapan biasanya berupa

(38)

tersebut meliputi Silabus, RPP, bahan ajar, LKS, buku siswa, soal evaluasi, dan

media pembelajaran.

1.8.2.Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) yang mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013 dengan tujuan untuk

menyeimbangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik generasi

penerus bangsa Indonesia.

1.8.3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah suatu pedoman yang

digunakan guru dalam melaksanaan pembelajaran berisi tentang kompetensi

yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

1.8.4.Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan metode

ilmiah dalam kegiatan pembelajaran. Metode ilmiah terdiri dari menanya,

mencoba, menalar, mengamati, dan mengkomunikasikan.

1.8.5.Pendekatan tematik terpadu

Pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan yang menghubungkan antara

satu muatan dengan muatan yang lain dan membentuk satu tema besar. Antara

satu muatan dengan muatan yang lain membentuk suatu keterpaduan.

1.8.6Penilaian Otentik

Penilaian otentik merupakan kegiatan menilai kemampuan pengetahuan, sosial,

(39)

kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan kreatif, karena penilaian

ini melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran, bukan hanya hasil

belajar.

1.8.7 Tema Keluargaku

Tema keluargaku merupakan tema ke empat dalam semester satu di kelas satu

SD. Tema ini menggunakan topik keluarga yang di hubungkan dengan materi

pelajaran.

1.8.6.Subtema Anggota Keluargaku

Subtema anggota keluargaku merupakan subtema pertama dalam tema

keluargaku. Sub tema ini menggunakan topik anggota keluarga yang

dihubungkan dengan materi pelajaran.

1.8.7.Permainan Anak

Permainan anak merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan yang

dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Kegiatan tersebut biasanya

dilakukan anak-anak tanpa paksaan dan dengan perasaan senang.

1.8.8.Permainan Ancak-ancak alis

Permainan ancak-ancak alis merupakan permainan dari DIY. Aturan

permainannya sama dengan permainan ular naga. Hanya berbeda pada lagu

yang dinyanyikan saja. Pemain tidak dibatas, semakin banyak pemain maka

(40)

1.8.9.Permainan ular tangga

Ular tangga merupakan permainan yang masih populer dikalangan anak. Media

permainan ular tangga menggunaan kertas ular tangga, dadu dan gacuk. Pemain

dibatasi sampai 5/6 pemain saja

1.8.10.Permainan engklek

Permainan tradisional engklek merupakan permainan tradisional yang

dimainkan dengan cara lompat lompatan pada bidang-bidang datar yang

digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian

melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. Permainan

engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 6 anak dan dilakukan di halaman yang

cukup luas.

1.8.11.Permainan lingkaran lagu

Permainan ini biasa dilakukan saat TK. Semua anak membentuk lingkaran

besar dan lingkaran kecil sesuai dengan iringan lagu. Tidak ada batasan pemain,

semakin banyak pemain akan semakin seru.

1.8.12.Siswa kelas I SD yang berumur 6 tahun adalah peserta didik yang menempuh

(41)

19 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk memecahkan

masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang landasan teori terdiri dari

empatbagian yaitu teori yang mendukunghasil penelitian yang relevan, kerangka

berfikir, dan pertanyaan-pertanyaan penelitan.

2.1. Teori yang Mendukung

Teori yang mendukung memaparkan tentang belajar, prestasi belajar, teori

belajar konstruktivisme, kurikulum, perkembangan kurikulum di Indonesia,

kurikulum 2013, pendekatan saintifik, pendekatan tematik terpadu, pembagian

materi, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, lembar kerja siswa,

dan permainan anak

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar diperlukan bagi perkembangan kemampuan seseorang baik dalam

perilaku, pengetahuan, maupun sikap.“Belajar merupakansuatu aktivitas dan poses

untuk memperoleh ilmu, pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku,sikap, dan mengkokohkan kepribadian”(Suyono&Hariyanto:2012). Belajar

akan selalu menimbukan perubahan tingkah laku. Sesuai dengan pendapat McGeoch

(dalam Walgito: 2005) “Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya

perubahan perilaku (change of behavior performance) yang berarti setelah belajar

(42)

kognitif, afektif, dan psikomotor”. Pengertian belajar yang dikemukakan oleh dua ahli

memiliki persamaan yaitu belajar merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh

perubahan perilaku meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh seseorang melalui pengalaman. Belajar menurut Cronbach (dalam Djamarah, 2008: 13) “learning is shown by change

in behavior as a result of experience”. Belajar merupakan suatu aktivitas yang

ditunjukkan melalui perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Sejalan

dengan pendapat tersebut, (Suyono: 2011) berpendapat bahwa belajar menjadi suatu

proses berubahan perilakunya seseorang sebagai akibat pengamalaman. Pengalaman

seseorang dapat ditemukan melalui interaksi dengan lingkungan. Hal tersebut juga

diungkapkan oleh (Hamzah: 2007) bahwa belajar diperoleh dari proses perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan

lingkungan, belajar bukan sekedar proses menghafal, melainkan suatu proses mental

yang terjadi dalam diri seseorang. Pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses yang dialami seseorang melalui pengalaman

untuk membangun pemahamannya melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori belajar berguna untuk memaparkan teori-teori tentang belajar. Teori

yang akan dipaparkan adalah teori belajar konstruktivisme. Konstruktivisme

menganggap bahwa pengetahuan terbangun melalui pengalaman siswa dalam

menghadapi sejumlah fenomena atau fakta alami (Suyono&Hariyanto: 2012). Siswa

(43)

pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Kegiatan belajar dalam

teori belajar konstruktivisme memandang bahwa setiap siswa membentuk

pemahaman melalui apa yang mereka pelajari sendiri dari suatu pengetahuan maupun

keterampilan (Schunk: 2012). Konstruktivisme merupakan teori yang memandang

bahwa pengetahuan, keterampilan serta pemahaman dapat dibentuk melalui

pengalaman di lingkungan tempat tinggal mereka.

Teori konstrukivisme didukung oleh teori Vygostky. Vygotsky (dalam

Schunk: 2012) menekankan lingkungan sosial sebagai penentu perkembangan

individu. Interaksi dengan lingkungan dan teman sebaya akan meningkatkan

perkembangan intelektual. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan

akan membantu perkembangan siswa, karena menuntut siswa bekerja bersama teman.

Sesuai dengan konsep ZPD (Zone of Proximal Develompment) yang menyatakan

adanya perbedaan antara apa yang dilakuakan siswa sendiri dengan apa yang dapat

dilakukan siswa dengan bantuan orang lain. Orang lain yang dimaksud adalah teman

sebaya, guru, dan orang tua (Suyono& Hariyanto: 2012).

Peran guru dalam pendekatan konstruktivisme adalah sebagai Fasilitator.

Fasilitator bertugas menyediakan bimbingan dan menciptakan lingkungan yang

kondusif untuk mendukung siswa dalam memperoleh pengetahuannya. Guru dapat

memfasilitasi anak untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan teman sebayanya,

karena kolaboratif akan lebih bermakna daripada kompetitif. Guru dapat menyusun

(44)

Piaget juga menyumbangkan pemikirannya tentang teori konstruktivisme.

Menurut Piaget (dalam Suyono&Hariyanto: 2012) Usia 6-12 termasuk pada tahap

operasional konkret, Perkembangan anak yang bermakna akan membangun struktur

kognitifnya untuk memahami dan menanggapi pengalaman dalam lingkungannya.

Piaget (dalam Bennett, Liz, dan Sue: 2005) menambahkan bahwa pembelajaran aktif,

pengalaman langsung (fisrt-hand experience), dan motivasi dapat memicu

perkembangan kognitif. Kegiatan pembelajaran harus menekankan pentingnya peran

pengalaman bagi anak, atau interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya misalnya

menggunakan permainan yang mendukung struktur kognitif anak

(Suryono&Hariyanto: 2012). Permainan berfungsi menunjukkan perkembangan

kebutuhan dan minat anak yang harus dicapai oleh mereka sendiri (Bennett, Liz, dan

Sue: 2005).

Konstruktivisme Piaget, menjelaskan bahwa perkembangan dapat

meningkatkan pembelajaran melalui tahap dan usia siswa, guru dapat

mengoptimalkan kegiatan belajar melalui permainan yang sesuai dengan minat dan

perkembangan siswa. Permainan merupakan kegiatan yang sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan siswa. Permainan dapat menciptakan kegiatan

pembelajaran yang aktif, memotivasi siswa, dan menimbulkan interaksi siswa dengan

teman maupun lingkungannya.

Berdasarkan teori konstruktivisme menurut Vygotsky dan Piaget, peneliti

menyimpulkan bahwa pengetahuan dapat dibangun oleh siswa sendiri melalui

(45)

dengan usia dan perkembangan siswa. Keduanya beranggapan bahwa kegiatan

pembelajaran harus berpusat pada siswa. Kegiatan yang aktif, menggunakan

pengalaman langsung, dan sesuai dengan minat siswa akan mengoptimalkan

perkembangan siswa.

2.1.3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Chosiyah (dalam Nurcahya: 2013) merupakan

rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan

pendidikan yang dinyatakan dengan nilai. “aspek untuk menilai prestasi belajar ada 3

yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor”(Muhibbin, 2003:214-215).

Aspek kognitif merupakan aspek aspek yang berkaitan dengan tingkat intelegensi

(IQ). Aspek ini dilihat dari kemampuan berpikir seseorang. Aspek afektif adalah

aspek yang berkaitan dengan tingkat kecerdasan emosi seseorang. Dalam proses

pembelajaran aspek ini dilihat dari ketelitian siswa, tanggung jawab siswa, kerjasama

siswa dan lain-lain. Aspek yang terakhir adalah aspek psikomotor lebih melihat pada

aktifitas atau gerak fisik yang dilakukan sesorang. Aspek ini ditunjukkan oleh siswa

dengan keterampilan atau unjuk kerja yang dilakukan siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung (Azwar: 2013).

Berdasarkan pendapat diatas diartikan bahwa prestasi belajar adalah suatu

hasil yang dicapai oleh individu atas apa yang telah dikerjakan atau kemampuannya

pada bidang tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang mencakup aspek

(46)

pendidikan formal di lembaga pendidikan yang memiliki tujuan instruksional untuk

para siswa. Prestasi belajar dapat dioperasikan dalam bentuk indikator yang berupa

nilai ataupun predikat keberhasilan (Azwar: 2002).

2.1.4. Kurikulum

Kurikulum adalah bagian dari pendukung keberhasilan pendidikan.

(Permendikbud: 2014) mengungkapkan bahwa kurikulum merupakan elemen penting

dalam pendidikan yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan perberkembangan

kualitas dan potensi siswa. Kurikulum berisi rencana dan peraturan dalam

pendidikan, sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 (dalam Sanjaya: 2008) kurikulum

merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan mengenai tujuan, isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan pendidik sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

(Mulyasa: 2006) juga berpendapat bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan terkait dengan tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan

cara yang akan digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pembelajaran untuk

mencapai kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan tersebut

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kurikulum merupakan suatu unsur pendidikan yang berisi perangkat rencana dan

pengaturan yang memuat kompetensi dasar, materi, tujuan,isi,bahan pelajaran dan

pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar serta memuat cara

yang digunakan demi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum menjadi faktor

(47)

Kurikulum akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan jaman.

Karena pada prinsipnya pendidikan bertujuan menyiapkan siswa agar dapat bersaing

sesuai keadaan jaman. Menurut (Fadillah: 2014) perkembangan kurikulum menjadi

solusi terhadap persoalan yang dihadapi bangsa, karena berhasil atau tidaknya sebuah

pendidikan sangat tergantung pada kurikulum yang berlaku.

2.1.5. Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Terhitung dari tahun 1945 sampai 2014, Indonesia sudah mengalami sepuluh

kali perubahan kurikulum.Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum

pertama di Indonesia. Istilah yang digunakan adalah rencana pelajaran. Pembelajaran

dalam kurikulum ini lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara,

dan bermasyarakat daripada pengetahuan. Belum ada RPPH pada kurikulum rencana

pelajaran, Kurikulum ini memuat 2 unsur pokok, yaitu (1)daftar jam pelajaran atau

struktur program, (2)garis-garis besar program pengajaran (Suparlan:2011).

Kedua,rencana pelajaran pada kurikulum 1952 dikenal dengan istilah Rencana

Pelajaran Terurai 1952, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum

1947. Sudah ada rencana pelajaran yang disebut silabus dalam kurikulum ini.

Rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan

kehidupan sehari-hari. Setiap mata pelajaran kurikulum ini diajarkan oleh satu orang

guru dan silabus untuk mata pelajarannya sangat jelas(Trianto:2009). Ketiga,

Rencana Pelajaran 1958 yang merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran

(48)

Keempat, Rencana Pendidikan 1964 merupakan penyempurnaan dari

kurikulum Rencana Pelajaran 1958. Kurikulum ini mewajibkan metode pembelajaran

berdasarkan pemecahan masalah (problem solving). Terdapat pancawardhana yaitu

pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani

(Trianto: 2009). Kelima, Kurikulum1968 merupakan kurikulum terpadu pertama di

Indonesia.Struktur program kurikulum ini dibagi menjadi 3, yaitu: Pembinaan jiwa

pancasila, Pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus meliputi mata pelajaran

pendidikan khusus. Pada kurikulum ini, untuk pertama kali istilah kurikulum

digunakan di Indonesia (Suparlan:2011). Kurikulum rencana pendidikan dan

kurikulum 1968 sudah mengalami peningkatan dalam hal metode dan pendekatan

pendidikannya, yaitu penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) dan

pendekatan terintegrasi atau terpadu.

Keenam, Kurikulum 1975 lahir berdasarkan ketetapan MPR Nomer

IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan membentuk manusia

Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang. GBPP (Garis-garis Besar

Program Pengajaran) kurikulum ini dikenal dengan format yang rinci

(Suparlan:2011). Kurikulum ini sudah membuat pedoman pembelajaran yang

tertuang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI). Menurut

(Triyanto:2009) metode, materi, dan tujuan pelajaran dalam kurikulum 1975 tertuang

secara gamblang dalam PPSI, kemudian lahir Rencana Pelajaran setiap satuan

bahasan. Berdasarkan pendapat tersebut, kurikulum 1975 sudah mulai menuangkan

(49)

Ketujuh, Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975.

Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomer 0461/U/1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum.

Kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: (1) pelaksanaan PSPB

(pendidikan sejarah perjuangan bangsa), (2) penyesuaian tujuan dan struktur program

kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pelajaran berdasarkan

keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa

(Suparlan:2011). Menurut (Trianto:2009) Kurikulum ini menggunakan process skills

approach yang memposisikan siswa pada subyek belajar. Dari hal-hal yang bersifat

mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan (konsep cara

belajar siswa aktif). Pendapat para ahli diatas menunjukkan bahwa kurikulum 1984

sudah merubah cara pandang dari teacher center menjadi student center. Guru mulai

mengembangkan dan menyeimbangkan kemampuan siswa berdasarkan pengetahuan,

sosial, dan keterampilan siswa.

Kedelapan, Kurikulum 1994 merupakan pelaksanaan amanat UU Nomer 2

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum 1994 dilaksanakan

berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 060/ U/ 1993 tanggal 25

Februari 1993. Tiga lampiran dalam Kurikulum 1994 berisi: (1) Landasan, Program,

dan Pengembangan Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum

(Suparlan:2011). Penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum harus didasarkan

(50)

optimal. Menurut (Triyanto:2009) menambahkan bahwa Struktur kurikulum 1994

berusaha menyatukan kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984

dengan tujuan pendekatan proses. Sesuai dengan pendapat diatas, kurikulum 1975

sudah mulai memperbaiki struktur kurikulum dengan membuat panduan kurikulum.

Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum ini bukan hanya menilai hasil namun sudah

menilai proses belajar siswa.

Kesembilan, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004. Kurikulum

1975-1994 berorientasi pada pencapaian tujuan yang berimplikasi pada penguasaan

kognitif. KBK lahir sebagai tuntutan reformasi. Kurikulum ini menekankan

pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performasi

tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap

seperangkat kompetensi tertentu. KBK memiliki empat komponen, yaitu Kurikulum

dan Hasil Belajar (KHB), Penilaian Berbasis Kelas (PBK), Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM), dan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS). Pada

kurikulum ini lahir metode pembelajaran PAKEM dan CTL, serta penilaian

memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan penekanan

penilaian berbasis kelas (Trianto:2009). Berdasarkan pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa pada kurikulum ini lahir istilah kompetensi dasar. Penilaian

belajar pada kurikulum ini meliputi aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan.

Kesepuluh, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

kurikulum ini merupakan pengembangan dari KBK. Standar isi dan proses yang

(51)

(Badan Standar Nasional Pendidikan)diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (Suparlan:

2011). Tujuan pendidikan pada kurikulum KTSP menurut (Trianto:2009)

menekankan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiridan mengikuti pendidikan lanjut. Pada kurikulum

ini Rencana Pembelajaran di buat oleh pemerintah, namun untuk yang sekarang

pemerintah hanya menyediakan silabus yang dapat dikembangkan oleh guru,

sehingga guru menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran sendiri. KTSP

melahirkan istilah standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar

kompetensi lulusan (SKL).

Berdasarkan sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia diatas, dapat

diketahui bahwa perubahan kurikulum di Indonesia selalu mengacu pada kurikulum

sebelumnya. Perubahan Kurikulum dilakukan dengan tujuan melengkapi kekurangan

dari kurikulum sebelumnya, memberikan perubahan yang lebih baik dengan tujuan

meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan kurikulum selalu disertai dengan

tujuan pendidikan yang berbeda, hal tersebut disebabkan adanya suatu tujuan tertentu

yang ingin dicapai dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Seperti diungkapkan

(Hidayat: 2013) yang menyatakan bahwa kurikulum sebagai seperangkat rencana

pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan

perubahan yang terjadi di masyarakat. Mulai tahun 2013 Indonesia menggantikan

(52)

2.1.6. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulm yang baru diterapkan pada tahun ajaran

2013/2014. Ada beberapa elemen perubahan yang terjadi dikurikulum ini. Bagian ini

akan menjelaskan pengertian kurikulum 2013 dan ciri-ciri kurikulum 2013.

2.1.6.1. Pengertian kurikulum 2013

Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 menginginkan generasi bangsa memiliki kemampuan yang

seimbang antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Menurut (Fadlilliah:2014)

kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam kegiatan

pembelajaran dengan tujuan meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft

skill dan hard skill siswa berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hal serupa

juga dikemukakan oleh (Hidayat: 2013) yang mengungkapkan bahwa “kurikulum

2013 dicita-citakan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas

komrehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektualnya saja namun juga cerdas secara emosi, dan spiritualnya”. Berdasarkan kedua ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa kurikulum 2013 bertujuan untuk menciptakan siswa di Indonesia memiliki

kemampuan yang seimbang antara intelektual, emosi dan keterampilannya.

Penerapan kurikulum 2013 menjadi salah satu solusi untuk menghadapi

tuntutan jaman di era globalisasi. Menurut (Fadlillah: 2014) kurikulum 2013

bertujuan untuk menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan dan berbagai

fenomena yang terjadi di masyarakat dengan membekali mereka ilmu pengetahuan

Gambar

gambar 10 kotak-kotak biasanya berbentuk segi empat kemudian melompat dengan
Gambar 2.1Literature Map dari penelitian-penelitian sebelumnya
Tabel. 3.1 Kisi-kisi wawancara kepada guru
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara guru terhadap uji coba terbatas
+7

Referensi

Dokumen terkait

*Guna : Gerakan ini bermanfaat untuk mengaktifkan spesialisasi otak kiri dan kanan serta lateralisasi yang tercermin dari kemampuan anak memakai baju sendiri, lempar-tangkap

Menurut Moursund (1997) dalam Made Wena (2009: 147) kelebihan dari metode proyek antara lain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan kemampuan dalam

Mengenai hal ini, maka pemerintah telah mengeluarkan kebijakan atau indikator dalam merekrut guru-guru di Indonesia. Yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas tentang

Saran untuk calon guru PAI adalah untuk mendalami kompetensi. ini sebelum terjun menjadi seorang pengajar, karena

Citra resolusi tinggi yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra satelit Quickbird, citra satelit GeoEye-1 dan foto udara ultralight. Data tersebut dipilih

Hasil penelitian menunjukkan pemberian inokulan legin dan mulsa dapat meningkatkan jumlah bakteri bintil akar, tinggi tanaman, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman..

Di masyarakat Indonesia, suami dan istri pada umumnya masih beranggapan bahwa urusan rumah tangga pada pekerjaan domestik dan mengurus anak merupakan peran dan

Muslim dilakukan secara bersama-sama atas dasar keterbiasaan secara turun temurun warisan nenek moyang terdahulu. Selian itu juga tindakan irrasional kedua masyarakat