• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FREKUENSI GETARAN GEARBOX COOLING TOWER UNTUK OPTIMALISASI PREDICTIVE MAINTENANCE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FREKUENSI GETARAN GEARBOX COOLING TOWER UNTUK OPTIMALISASI PREDICTIVE MAINTENANCE."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Regina Asri, 2013

Analisis Frekuaensi Getaran Geaerbox Cooling Tower Untuk Optimalisasi Predictive Maintentance

ANALISIS FREKUENSI GETARAN GEARBOX COOLING TOWER UNTUK

OPTIMALISASI PREDICTIVE MAINTENANCE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Fisika Bidang Keahlian Fisika Instrumen

Oleh

Regina Asri

0902054

PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Regina Asri, 2013

ANALISIS FREKUENSI GETARAN GEARBOX COOLING TOWER

UNTUK OPTIMALISASI PREDICTIVE MAINTENANCE

Oleh Regina Asri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Regina Asri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Regina Asri, 2013

REGINA ASRI

0902054

ANALISIS FREKUENSI GETARAN GEARBOX COOLING TOWER UNTUK

OPTIMALISASI PREDICTIVE MAINTENANCE

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Ir. Agus Triprasodjo, M.T

NIP. 5883073 K3

Pembimbing II,

Drs. Waslaluddin, M.T

NIP. 196302071991031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika,

(4)

Regina Asri, 2013

(5)

THE ANALYZE OF VIBRATION FREQUENCIES TO OPTIMIZE PREDICTIVE MAINTENANCE OF GEARBOX COOLING TOWER

Nama : Regina Asri

Pembimbing : 1. Agus Triprasodjo 2. Drs. Waslaluddin, M.T Penguji : 1. Agus Triprasodjo, M.T 2. Ahmad Aminudin, M.Si 3. Agus Danawan, M.Si

Abstract

Have performed the analyze of vibration frequencies to optimize predictive maintenance of gearbox cooling tower. Gearbox vibration frequencies produced by components gearbox cooling tower which used to analyze the damage in gearbox cooling tower that occurs in gearbox components such as unbalance, missalignment, roller bearings, gear tooth wear, tooth load gear, gear ecentricity and backlash, gear cracked, and gear missalignment. To detect it, the method of documentary studies used to analyze frequency of the components gearbox cooling tower by finding the formula corresponding to components gearbox and collect data on each components gearbox. This study is used to generate documentation vibrational frequency values generated by each components gearbox that may indicate damage to the components gearbox. Based on the results of data processing, the obtained values of the vibrational frequencies individual components such as the gearbox shaft frequency value is 985 rpm, the fan frequency value is 127 rpm, the gearmesh frequency value is 8.890 rpm helical gear and gearmesh frequency of spiral bevel gear is 51.220 rpm, bearing frequency values are in the range of 0,466 rpm up to 34533.34 rpm, and the value of the frequency of gear are in the range of 5.68 rpm up to 20,685 rpm.

(6)

Regina Asri, 2013

ANALISIS FREKUENSI GETARAN GEARBOX COOLING TOWER UNTUK OPTIMALISASI PREDICTIVE MAINTENANCE

Nama : Regina Asri

Pembimbing : 1. Agus Triprasodjo, M.T 2. Drs. Waslaluddin, M.T Penguji : 1. Agus Triprasodjo, M.T

2. Drs. Agus Danawan, M.Si

3. Ahmad Aminudin, M. Si

ABSTRAK

Telah dilakukan analisis frekuensi getaran gearbox cooling tower untuk optimalisasi

predictive maintenance. Frekuensi getaran gearbox yang dihasilkan oleh masing – masing komponen gearbox digunakan untuk menganalisis kerusakan yang terjadi di dalam komponen gearbox seperti unbalance, missalignment, roller bearing, gear tooth wear, gear tooth load, gear ecentricity and backlash, gear cracked, dan gear missalignment. Untuk mendeteksi berbagai kerusakan tersebut, maka dilakukan analisis frekuensi menggunakan metode studi dokumentasi yang dilakukan dengan cara mencari rumus – rumus yang sesuai dengan komponen – komponen gearbox dan mengumpulkan data – data pada masing – masing komponen gearbox. Studi dokumentasi ini digunakan untuk menghasilkan nilai frekuensi getaran yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox yang dapat mengindikasi terjadi kerusakan pada komponen - komponen gearbox. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh nilai frekuensi getaran dari masing – masing komponen gearbox diantaranya nilai frekuensi shaft sebesar 985 rpm, nilai frekuensi

fan sebesar 127 rpm, nilai frekuensi gearmesh helical gear 8.890 rpm dan gearmesh spiral bevel gear 51.220 rpm, nilai frekuensi bearing berada dalam rentang 0,466 rpm sampai dengan 34.533,34 rpm, dan nilai frekuensi gear yang berada dalam rentang 5,68 rpm sampai dengan 20.685 rpm.

(7)

v

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

LAMPIRAN – LAMPIRAN ………...x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka ... 5

2.1.1. COOLING TOWER ... 9

2.1.1.1.Klasifikasi Cooling Tower ... 11

2.1.1.2.Komponen – Komponen Penyusun Cooling Tower ... 16

2.1.2. Gearbox ... 24

2.1.2.1.Prinsip Kerja Gearbox... 25

2.1.2.2.Bagian – Bagian Gearbox ... 25

2.1.3. Pemeliharaan Prediktif ... 27

2.1.3.1.Keuntungan Pemeliharaan Prediktif ... 28

(8)

vi Regina Asri, 2013

2.1.4. Kerusakan – kerusakan pada Gearbox Cooling Tower ... 30

2.1.5. Monitoring dan Proteksi untuk Sistem Pemeliharaan Fan Cooling Tower ... 42

2.2. Kerangka Pemikiran ... 47

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian... 48

BAB IV PEMAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA 4.1 Spesifikasi Gearbox ... 58

4.2 Frekuensi yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox ... 60

4.2.1 Frekuensi Gearmesh... 60

(9)

vii Regina Asri, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. Data Kerusakan Gearbox ... 1

2.1. Karakteristik berbagai FanSentrifugal………...19

2.2. Karakteristik berbagai FanAxial……….…………...22

4.1. Spesifikasi Teknik Cooling Tower Unit II dan III………..57

4.2. ISO 10816-3………....61

4.3 Standar ISO 10816-3 ………...64

4.4. Identifikasi Frekuensi pada Gearbox………..75

4.5. Identifikasi Frekuensi pada BearingHasil Perhitungan………..75

4.6. Identifikasi Frekuensi pada Gear………76

6.1. Spesifikasi Bearing pada Cooling Tower Unit III PLTP Kamojang……...84

6.2. Spesifikasi Spiral Bevel Gear……….84

6.3. Spesifikasi Helical Gear……….85

6.4. Spesifikasi Gear………...85

(10)

viii Regina Asri, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Sistem Produksi Energi Listrik Sub - Unit PLTP Kamojang ... 5

2.2. Konstruksi Blade ... 7

2.3. Konstruksi Cooling Tower ... 8

2.4. Kerja Menara PendinginTipe Crossflow ... 9

2.5. Forced Draft Cooling Tower ... 12

2.6. Induced Draft Cooling Tower dengan Aliran Berlawanan ... 13

2.7. Induced Draft Cooling Tower dengan Aliran Melintang ... 14

2.8. Cooling Tower Tipe Aliran Crossflow ... 15

2.9. Cooling Tower Tipe Aliran Counterflow ... 16

2.10. Bahan Pengisi Berbentuk Film... 16

2.11. Drift Eliminator ... 17

2.12. Louvre ... 17

2.13. Nosel ... 18

2.14. Fan Sentrifugal... 21

2.15. Fan Axial ... 23

2.16. Pembagian Zona Cacat ... 33

2.17. Spektrum Cacat Tingkat I ... 33

2.18. Spektrum Cacat Tingkat II ... 34

2.19. Spektrum Cacat Tingkat III ... 34

2.20. Spektrum Cacat Tingkat IV ... 35

(11)

ix Regina Asri, 2013

2.22. Spektrum FFT untuk Gear Tooth Load ... 39

2.23. Spektrum FFT untuk Gear Ecentricity and Backlash ... 40

2.24. Spektrum FFT untuk Gear Misalignment ... 40

2.25. Spike yang ditimbulkan Cracked Gear ... 41

2.26. Spektrum FFT untuk Gear Hunting Tooth ... 41

2.27. Monitoring dan Proteksi Sistem Gearbox Fan Cooling Tower ... 42

2.28. Teknik Monitoring Sensor Getaran ... 47

3..1. Konstruksi Tapered Bearing ... 51

3.2. Alur Penelitian ... 55

4.1. Struktur Sel Cooling Tower ... 56

4.2. Struktur Gearbox pada Cooling Tower Unit II dan III PLTP Kamojang .... 58

4.3. Struktur Gearbox Kipas pada Cooling Tower Unit II dan III PLTP Kamojang ... 58

4.4. Gearbox dengan Lokasi Pengumpulan Data ... 80

6.1. Fisik Sensor ... 87

6.2. Dimensi Sensor ... 87

6.3. Thread Mount ... 87

(12)

x Regina Asri, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampran 1. Data Teknik Gearbox………84

Lampiran 2. Spesifikasi Sensor Accelerometer ………...86

(13)

1 Regina Asri, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geothermalatau Panas Bumi sudah menjadi trending topic yang hangat di Indonesia. Salah satunya adalah lapangan panas bumi Kamojang yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di dalam undang – undang dan peraturan di Indonesia seluruh hasil dari lapangan panas bumi secara tidak langsung menjurus kepada target eksplorasi untuk mendapatkan potensi energi panas bumi yang dapat dipakai untuk indirect use atau untuk menghasilkan energi listrik. Untuk menghasilkan energi listrik, PLTP Kamojang memiliki fasilitas lapangan uap yang terbentang dari sumur produksi hingga ke cooling tower

dan berakhir di sumur injeksi.

Pada proses kerjanya, cooling tower ini tidak selalu bekerja dengan lancar. Berdasarkan historical mesin yang diperoleh, dalam jangka waktu sepuluh

tahun, gearboxcooling tower telah mengalami dua kali kerusakan.

Tabel 1.1. Data Kerusakan Gearbox

(14)

2

Regina Asri, 2013

teridentifikasi dari nilai frekuensi yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox. Apabila kerusakan tersebut dibiarkan, akan menyebabkan kerusakan fatal pada gearbox sehingga fan tidak dapat berputar untuk menghisap udara panas dari air kondensat.

Selama ini yang telah dilakukan terhadap sistem gearbox cooling tower

PLTP Kamojang adalah pemeliharaan dengan model breakdown maintenance

yang dilakukan setelah mengalami kerusakan dan pemeliharaan preventif yang mengacu pada penggantian komponen berdasarkan life time. Kedua pemeliharaan tersebut dinilai tidak optimal karena berdampak pada biaya yang dibutuhkan relatif mahal.

Saat ini salah satu metode konsep pemeliharaan prediktif pada mesin rotasi yang banyak bermanfaat adalah metode pemantauan kondisi yang menjadikan vibrasi mesin sebagai parameter. Metode ini terasa sekali manfaatnya hampir di seluruh sektor industri terutama pada industri pembangkit listrik. Untuk mengetahui secara akurat apa yang menjadi akar permasalahan timbulnya getaran, maka metode pemantauan dan analisis

vibrasi terhadap mesin rotasi merupakan salah satu metode yang baik, sehingga membantu/memudahkan pihak maintenance mengarahkan dan melakukan perbaikan.

(15)

3

Regina Asri, 2013

terlebih dahulu, penjadwalan tenaga kerja perbaikan, merencanakan kapan waktu perbaikan, dan jenis perbaikan lain yang perlu dilakukan secara paralel. Pemantauan terhadap sistem gearbox cooling tower yang sedang beroprasi ini dilakukan dengan cara memasang sensor dan sistem monitoring pada

gearbox cooling tower. Monitoring sistem gearbox dilakukan dengan mengidentifikasi nilai – nilai frekuensi yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox. Hasil identifikasi frekuensi ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk memilih sensor vibrasi yang tepat dalam memantau sistem kerja gearbox di cooling tower.

Gearbox di cooling tower PLTP Kamojang belum terpasang sensor vibrasi, sehingga harus dilakukan analisis terhadap pemilihan sensor vibrasi yang tepat untuk memantau sistem kerja gearbox di cooling tower. Oleh karena itu, dilakukanlah sebuah penelitian di PLTP Kamojang dengan judul

“Analisis Frekuensi Getaran Gearbox Cooling Tower Untuk Optimalisasi Predictive Maintenance”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakangnya, maka yang menjadi rumusan masalahnya yaitu :

1. Bagaimana analisis hasil frekuensi getaran dari masing – masing komponen gearbox cooling tower?

2. Bagaimana hubungan antara frekuensi getaran dengan kegiatan predictive maintenance yang dilakukan terhadap sistem gearbox cooling tower?

1.3. Batasan Masalah

(16)

4

Regina Asri, 2013

kerusakan - kerusakan yang timbul pada sistem kerja gearbox cooling tower

dalam mengoptimalkan kegiatan pemeliharaan prediktif pada sistem gearbox cooling tower.

1.4. Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menganalisis frekuensi getaran yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox cooling tower dalam mengidentifikasi kerusakan - kerusakan yang timbul terhadap komponen – komponen gearbox dan untuk mengoptimalkan teknik pemeliharaan prediktif terhadap sistem gearbox cooling tower.

1.5. Manfaat Penelitian

Setelah tujuan yang dimaksud tercapai, ada beberapa manfaat yang akan diperoleh, diantaranya :

1. Bagi dunia ilmu pengetahuan

Mendapatkan tambahan referensi untuk teknik pemeliharaan gearbox

cooling tower dan mengetahui besar frekuensi getaran yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox cooling tower.

2. Bagi objek penelitian

Dapat mengantisipasi kerusakan – kerusakan yang terjadi pada sistem

gearbox cooling tower secara dini sehingga memiliki daya tahan hidup yang lebih lama dan mengoptimalkan sistem kerja gearbox cooling tower. 3. Bagi peneliti

(17)

48 Regina Asri, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam mengoptimalkan kerja sistem pendingin jenis Mechanical Draft Crossflow Cooling Tower digunakan data dari menara pendingin yang dioperasikan oleh PT. Indonesia Power PLTP Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang bergerak di industri Pembangkit Tenaga Listrik. Penelitian ini dilakukan pada bulan maret – april 2013 di PT. Indonesia Power PLTP Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Cooling tower yang ditinjau dalam penelitian ini adalah buatan Mitsubishi Heavy Industries LTD untuk unit II dan III. Unit II dan III memiliki jumlah fan masing – masing sebanyak 5 set jenis axial flow dan setiap fan memiliki jumlah blade

sebanyak 8 buah dengan besar kecepatan putarnya sebesar 95,3 – 127 rpm atau setara dengan 1,59 – 2,12 Hz. Untuk mesin gearbox yang terpasang pada Unit II dan III masing – masing sebanyak 5 set dan tipe gearbox yang digunakan pada Unit II dan III adalah tipe spiral bevel gear. Rasio reduksinya sebesar 1 : 7,53.

Dalam memelihara sistem gearbox cooling tower dilakukan analisis frekuensi dengan metode studi dokumentasi dengan membaca spek data pada komponen

gearbox cooling tower dan mencari rumus – rumus yang sesuai dengan komponen – komponen gearbox cooling tower. Dari rumus dan data gearbox tersebut maka dihasilkan nilai frekuensi getaran lalu dianalisis untuk memperoleh indikator kerusakan - kerusakan yang terdapat pada sistem kerja gearbox cooling tower.

Frekuensi yang dihasilkan terdiri dari frekuensi gearmesh, shaft, bearing, gear, dan

fan. Hasil perhitungan nilai frekuensi ini digunakan untuk memilih sensor vibrasi yang paling tepat dalam rangka mengoptimalkan teknik pemeliharaan prediktif. Pemeliharaannya dilakukan dengan mendeteksi spektrum getaran menurut frekuensi

(18)

49

Dalam rangka mengoptimalkan pemeliharaan prediktif terhadap sistem gearbox cooling tower unit II dan III di UBP Kamojang maka dilakukan analisis terhadap hasil perhitungan frekuensi terhadap sistem kerja gearbox cooling tower. Analisis hasil perhitungan frekuensi pada masing – masing komponen gearbox cooling tower

dapat digunakan untuk mengetahui kerusakan - kerusakan dalam gearbox cooling tower sehingga dapat mengoptimalkan kegiatan pemeliharaan prediktif. Berikut ini adalah langkah – langkah dalam mengoptimalkan pemeliharaan prediktif yang dilakukan terhadap sistem kerja gearbox cooling tower :

1. Dokumentasi

Dokumentasi ini meliputi pengumpulan data – data teknik gearbox dan sejarah perawatan gearbox. Dokumentasi dikumpulkan dari spesifikasi gearbox cooling tower sehingga dari spesifikasi ini diperoleh prinsip kerja gearbox cooling tower dan data – data teknis dari gearbox di cooling tower tersebut. Selain itu, dari hasil pengumpulan data spesifikasi gearbox ini diperoleh prilaku mekanik gearbox yang meliputi kecepatan putar gearbox.

Untuk mengetahui besar frekuensi yang dibangkitkan oleh masing – masing

(19)

50

Regina Asri, 2013

Frekuensi yang dihitung meliputi frekuensi gearmesh, shaft, bearing, gear,

dan fan. Berikut pembahasan mengenai perhitungan terhadap nilai frekuensi yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearboxcooling tower :

1. Frekuensi Gearmesh

Frekuensi getaran ini akan selalu nampak pada spektrum getaran baik untuk roda gigi rusak maupun yang masih baik.

(1)

Keterangan : = jumlah gear

= kecepatan shaft motor

2. Frekuensi Shaft

Frekuensi input shaft sama dengan besar frekuensi yang dikeluarkan oleh motor. Hal ini terjadi karena antara input shaft pada gearbox dan motor terpasang rigid (fix coupling). Sedangkan untuk frekuensi output shaft pada

gearbox sama dengan besar frekuensi yang timbul pada fan. Output shaft

dengan fan jugaterpasang rigid.

3. Frekuensi Fan

(2)

Keterangan :

= Jumlah gigi fan

(20)

51

4. Frekuensi Bearing

Gambar 3.1. Konstruksi TaperedBearing (NTN Corporation, 2009) Bearing dipasang pada shaft dan gear. Jika jumlah gear ditambah, maka koefisien bearing berkurang. Ada lima koefisien yang mempengaruhi kinerja

bearing, diantaranya :

1. BPFI (Ball pass frequency inner )

(3)

2. BPFO ( Ball pass frequency Outer )

(4)

3. BSF ( Ball spin frequency )

{ } (5)

4. FTF ( Fundamental train frequency )

(6)

5. DF (Defect Frequncy)

{ } (7)

Keterangan :

= Number of balls or rollers

(21)

52

Regina Asri, 2013

= Bearing pitch diameter (mm)

= Contact angle (⁰)

Inner bearing dihubungkan langsung dengan shaft dan berputar, dengan besar kelajuan sudutnya sama dengan kelajuan shaft. Sedangkan outer bearing dihubungkan langsung dengan masing – masing gear. Sistem selalu berputar pada arah yang sama.

5. Frekuensi Gear

[ ] (8)

(9)

(10)

(11)

(12)

Keterangan :

= Kecepatan rotasi Shaft 1

= Tooth in

= Tooth out

(22)

53

Hasil perhitungan frekuensi digunakan untuk menganalisis sistem kerja

gearbox terhadap kerusakan – kerusakan yang mungkin terjadi akibat dari frekuensi getaran yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox.

Selain nilai frekuensi, data lain yang diperoleh dari hasil observasi yaitu sejarah perawatan mesin gearbox yang meliputi catatan kerusakan gearbox cooling tower Unit II yang pernah terjadi di PLTP Kamojang seperti yang terdapat dalam tabel 1.1. Pada unit III belum pernah terjadi kerusakan selama unit berkerja.

Rancangan gearbox dan karakteristik operasi gearbox menentukan jenis kerusakan yang mungkin terjadi dan respon getaran terhadap kerusakan tersebut. Namun, untuk memahami rancangan dan karakteristik operasi gearbox yang digunakan dapat diperoleh dari sumber informasi yang terbaik, yaitu pabrik pembuat mesin gearbox yang terpasang di unit II dan III PLTP Kamojang yang memuat tentang semua spesifikasi dari gearbox yang bersangkutan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengoptimalkan teknik pemeliharaan prediktif adalah dengan memilih sensor vibrasi yang tepat untuk memantau sistem kerja gearbox cooling tower. Secara resmi sensor dipilih

berdasarkan pada kriteria – kriteria yang dimiliki oleh objek penelitian (ISO 10816 – 3). Kriteria tersebut diantaranya:

1. Sensor harus memiliki rentang frekuensi yang mencakup seluruh frekuensi yang ditimbulkan oleh komponen – komponen gearbox.

2. Sensor harus dapat bekerja sesuai dengan keadaan lingkungan dimana sensor tersebut dipasang seperti temperatur lingkungan, kadar bahan kimia yang terdapat di sekitar sensor, dan mencakup prilaku mekanik pada gearbox

(23)

54

Regina Asri, 2013

Karena sensor akan dipasang di badan gearbox yang terdapat di dalam

cooling tower maka sensor harus dapat berkerja pada keadaan lembab, berair, dan tahan terhadap hydrogen sulfida.

Apabila kedua kriteria tersebut telah dipenuhi, maka sensor vibrasi untuk memantau kerja gearbox cooling tower dapat ditentukan. Dari kedua kriteria tersebut, maka dapat diperoleh jenis sensor, tipe sensor, material sensor, hingga ke alat instrumentasi pembantu sensor ketika sensor bekerja seperti tipe konektor yang harus digunakan dan jenis kabel yang dipilih dalam membantu sistem kerja sensor pada saat memantau gearbox cooling tower.

2. Kriteria “Severity

Sebelum terjadi kerusakan pada seluruh komponen gearbox, maka harus ditentukan jadwal pemeliharaan. Penentuan ini berdasarkan pada level getaran dan karakteristik dari getaran tersebut dengan mengacu pada standar getaran yang baku dan pengukuran getaran yang telah rutin dilakukan berdasarkan hasil monitoring. Namun sebelum dilakukan pemantauan, maka harus direkomendasikan terlebih dahulu alat instrumentasi untuk membantu monitoring

gearbox sebagai penyempurna kerja sensor. Alat instrumentasi ini digunakan sebagai transmitter yang menghubungkan sensor dengan operator. Transmitter akan membuat operator mengetahui spektrum getaran yang terjadi apabila terjadi kerusakan pada salah satu komponen gearbox dan dapat menganalisis kerusakan tersebut berdasarkan pada rekaman getaran pada saat terjadi kelainan. Transmitter yang dipilih harus sesuai dengan kriteria sensor, sehingga antara transmitter dan sensor dapat saling bekerja sama untuk memantau sistem kerja gearbox cooling tower.

(24)

55

Pemeliharaan prediktif dilakukan dengan dibantu oleh dua alat instrumentasi tambahan yaitu sensor dan sistem monitoring. Sensor yang dimaksud untuk memantau sistem kerja gearbox di cooling tower adalah sensor vibrasi. Sedangkan sistem monitoringnya yaitu transmitter penyempurna kerja sensor yang dapat memonitoring spektrum getaran yang dibangkitkan oleh masing – masing komponen gearbox.

(25)
(26)
(27)

81 komponen gearbox diantaranya frekuensi shaft sebesar 985 rpm, frekuensi

fan sebesar 127 rpm, frekuensi gearmesh helical gear 8.890 rpm dan

gearmesh spiral bevel gear 51.220 rpm, frekuensi bearing berada dalam rentang 0,466 rpm sampai dengan 34.533,34 rpm, dan frekuensi gear yang berada dalam rentang 5,68 rpm sampai dengan 20.685 rpm yang dapat mengindikasikan terjadinya kerusakan pada sistem kerja gearbox cooling tower seperti unbalance, missalignment, roller bearing, gear tooth wear, gear tooth load, gear ecentricity and backlash, gear cracked, dan gear missalignment. Kerusakan - kerusakan yang timbul berdasarkan hasil analisis frekuensi getaran gearbox dapat mendorong untuk mengoptimalkan sistem

pemeliharaan prediktif terhadap gearbox cooling tower salah satunya dengan memasang sensor accelerometer VIB 6.125R dalam memantau sistem kerja

gearbox cooling tower.

5.2. SARAN

Pemeliharaan prediktif dioptimalkan dengan memasang vibration analyzer

yang dapat digunakan untuk menganalisis vibrasi yang terjadi pada gearbox.

(28)

82 Regina Asri, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Donnellan, Paul. (2001). “Condition Monitoring Of Cooling Tower Fan Gearboxes”.

Journal of Condition Monitoring. 2, 331 – 341.

Labolatorium Dinamika – PPAU Ilmu rekayasa ITB. (2007). Memahami Standard Getaran ISO 10816 & ISO 7919. Bandung : ITB

Setiyadi, Iwan. (2007). “Identifikasi Penyebab Getaran Tinggi Pada Salah Satu

Peralatan Pembangkit Listrik”. Majalah Ilmian Pengkajian Industri. 1, (1),

4-5.

Anshary, Zakky. (2011). Perancangan Sistem Analisis Berbasis Komputer. Skripsi pada Program Studi Teknik Elektro ITB Bandung : tidak diterbitkan.

Grinn, Jerrery G. (1995). “Vibration Frequencies Generated By Paper Machine

Differential Gearbox Drives”. Tappi Journal. 78, (8), 93 – 102.

Spesifikasi Instrumen PLTP Kamojang. (1982). Agency Of The Ministry Of Mines And Energy Of The Government Of The Republic Of Indonesia. Indonesia : PLN.

Oscar, Messter. (2009). Condition Monitoring. Germany : PRUFTECHNIK

(29)

83

Regina Asri, 2013

S/menara.pendingin.pdf.swf&cekd=ok&link=&namafile=menara.pendingin.p df. [3 Maret 2013].

UNEP . (2006). Fan dan Blower. [Online]. Tersedia : www.energyefficiencyasia.org. [3 Maret 2012]

GEO4VA. (1989). Ground Loop Configuration and Installation. Australia : Virginia Department of Mines, Minerals and Energy . [Online]. Tersedia : www.geo4va.vt.edu/A2/A2.htm [3 Maret 2012]

AIRAH. (1989). Types of Cooling Towers . Australia : Australian Institute of Air Conditioning Refrigeration and Heating (AIRAH). [Online]. Tersedia : www.airah.org.au/downloads/CPD-samplepg.pdf. [3 Maret 2013]

Gambar

Tabel
Gambar  2.1.   Sistem Produksi Energi Listrik Sub - Unit PLTP Kamojang ......................
Tabel 1.1. Data Kerusakan Gearbox
Gambar 3.1. Konstruksi Tapered Bearing (NTN Corporation, 2009)
+2

Referensi

Dokumen terkait