• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN BARANG KENA CUKAI ILEGAL. Direktorat Penindakan dan Penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kementerian Keuangan RI OUTLINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGAWASAN BARANG KENA CUKAI ILEGAL. Direktorat Penindakan dan Penyidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kementerian Keuangan RI OUTLINE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

PENGAWASAN

BARANG KENA CUKAI ILEGAL

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

OUTLINE

Kontribusi Penerimaan Cukai

Data Penindakan Cukai Hasil Tembakau

Inisiatif Strategis dan Quick Win

IKU Pengawasan peredaran BKC Ilegal Tindak Lanjut Penindakan

Penguatan Pemberantasan Cukai Ilegal

(2)

3 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

Kontribusi Penerimaan Cukai

4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

KONTRIBUSI KEPABEANAN DAN CUKAI DALAM PENERIMAAN NEGARA

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Penerimaan Perpajakan 11.9 11.9 11.3 11.2 10.0

Kontribusi DJP 7.9 7.9 7.7 8.2 7.3

Kontribusi DJBC (Total) 4.0 3.9 3.7 3.0 2.7

• Cukai + PPN HT 1.3 1.4 1.3 1.5 1.1

• BM + BK 0.6 0.5 0.4 0.2 0.3

• PDRI 2.1 2.0 2.0 1.3 1.3

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

Bea Masuk dan Bea Keluar

5.1 4.4 3.8 2.0 2.8

Cukai

9.7 10.1 10.3 11.7 11.2

PPN HT

1.6 1.6 1.5 1.7 0.0

PDRI

17.0 16.9 16.9 11.6 12.9

Total

33.3 33.0 32.6 26.9 27.0

Kontribusi Penerimaan Perpajakan terhadap PDB

Tahun 2012 – 2016 (%) Kontribusi penerimaan Kepabeanan dan Cukai terhadap penerimaan Perpajakan Tahun 2012 – 2016 (%)

Sumber: SPAN, LKPP diolah, Dit PPS

(3)

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

KONTRIBUSI PENERIMAAN CUKAI HASIL TEMBAKAU PERIODE 2011 S.D. 2016

PERSENTASE REALISASI PENERIMAAN DJBC TAHUN 2016

Ket: Kontribusi Penerimaan Cukai terhadap Total Penerimaan DJBC Meningkat dari Tahun ke Tahun

Sumber: LKPP, diolah

6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

Data Penindakan

(4)

7 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

PENINDAKAN HASIL TEMBAKAU PERIODE 2013 S.D. 2016

JUMLAH PENINDAKAN NILAI BARANG HASIL PENINDAKAN

(Juta Rp)

sumber : app.penindakan.net

JUMLAH BARANG HASIL PENINDAKAN (Batang)

8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

PERSENTASE PENYELESAIAN SBP

Catatan:

• ± 38% data pada aplikasi app.penindakan.net tidak dilakukan update tindak lanjut

• ± 50,6% penyelesaian BHP dengan BDN/BMN

• ± 1,24% penyelesaian BHP dilakukan Penyidikan

Sumber: app.penindakan.net

TAHUN MMEA HT

2014 6 23

2015 15 24

2016 22 20

(5)

9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

TREND JUMLAH PENINDAKAN HASIL TEMBAKAU TAHUN 2016

172 194

255

180 172 178

122 180

290

194 257

180

- 50 100 150 200 250 300 350

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

TINGKAT PELANGGARAN ROKOK ILEGAL BERDASARKAN SURVEY UGM 2010 - 2016

1,77% 3,41% 4,54% 5,49%

3,51%

1,52%

1,25%

1,17%

1,42%

1,58%

0,47%

0,57%

1,03%

1,25%

1,95%

1,00%

0,46%

1,69%

2,04%

1,16%

1,43%

2,35%

3,30%

3,99%

3,92%

2010 2012 2014 2016* 2016**

Salah Personalisasi Salah Peruntukan Bekas Palsu Polos

Sumber data :

Survey Cukai Rokok Ilegal 2010, 2012, 2014 (PSEKP UGM), 2016 (P2EB, perkiraan), diolah

12,14%

16.112 pack 14,19%

11,74%

21.078 pack

8,38%

22.163 pack 6,14%

20.886 pack

GAP/ Extra Effort 2,06%

↑2,24%

↑3,36%

↑0,39%

*

Proyeksi tingkat pelanggaran cukai SIGARET ilegal 2016 oleh Dit Cukai

**Berdasarkan data survey cukai SIGARET ilegal 2016

TARGET 2018

6 %

(6)

11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

TOP 10 MERK YANG DITINDAK BERDASARKAN JUMLAH SBP dan Survey UGM

Sumber: app.penindakan.net dan Survey Sigaret Ilegal UGM diolah

12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

ACTION PLAN PENGAWASAN BKC HT

Mendorong sosialisasi massif, nasional dan terkoordinasi terkait BKC HT Illegal

Penindakan secara terpadu, mentargetkan sumber (pabrik) dan penerapan pasal TPPU dalam penyidikan

Pengawasan Peredaran BKC HT Ilegal Menjadi Faktor Dalam Pengukuran Pencapaian Kinerja (IKU)

Usulan Mandatory Registrasi Mesin dalam ketentuan NPPBKC

Usulan perubahan mekanisme pemesanan PC sesuai Profil Pengusaha BKC dan Produsksi untuk menekan pelanggaran.

Pada Jangka Panjang diharapkan adanya penerapan IT Inventory bagi pengusaha

BKC.

(7)

13 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

Inisiatif Strategis dan Quick Win

14 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

KONSEPSI REFORMASI

Inisiatif Strategis

1.Pengendaliaan titik rawan integritas 2.Revitalisasi budaya organisasi 3.Peningkatan profesionalisme 4.Penyempurnaan sistem reward dan

punishment

Quick Win

1.Piloting pengendalian titik rawan integritas 2.Single Identity (NIK,

NPWP & KTP) 3.Join Operation DJBC-DJP

(penutupan/blokir perusahaan) 4.Piloting Otomasi

Penutupan Manifest 5.Automated Monitoring

Tools (filtering transaksi tidak wajar) 6.Rekam LHP fisik via

HP/tablet(pelabuhan &

kawasan Berikat) 7.Otomasi pemblokiran ijin

pabrik rokok ilegal 8.Piloting revitalisasi peran

audit & sinergi antar unit Pusat dan Vertikal 9.Penutupan Gudang

Berikat yg tidak patuh 10.Penambahan

perusahaan berstatus comply (MITA & AEO) 5.Join program DJBC-DJP

6.Intensifikasi & ekstensifikasi Penerimaan 7.Integrasi Proses Bisnis & Utilisasi Dbase

8.Pemberian dukungan IKM 9.Pemberian insentif dan penerapan

sistem fasilitasi tepat sasaran 10.Penyederhanaan perizinan fasilitas 11.Penguatan Peran & Citra Fas. Kepab.

12.Pengembangan otomasi pelayanan 13.Pengembangan Sistem Kepatuhan

Pengguna Jasa yg terintegrasi 14.Percepatan Pely Impor & Ekspor untuk

Perbaikan Dwelling Time & EODB 15.Revitalisasi peran DJBC di Perbatasan

16.Revitalisasi Pengawasan Kepabeanan 17.Revitalisasi Pengawasan Narkotika 18.Revitalisasi pengawasan peredaran BKC 19.Revitalisasi peran & sinergi ktr vertikal

20.Standardisasi sarana prasarana 21.Penganggaran yg kredibel, akuntabel, 22.Penyempurnaan sistem kom. publik 23.Review kebijakan & UU

Tema

E.

Penguatan Pengawasan

F.

Modernisasi Kelembagaan &

Peraturan Kepercayaan publik yg

tinggi:

• Perdagangan legal

• Bebas Pungli/korupsi

• Kepuasan pguna jasa

Institusi yg kredibel &

akuntabel:

Penerimaan optimal

Pengawasan efektif

Fasilitasi tepat sasaran

Pelayanan prima KONDISI YG DIHARAPKAN

Kepercayaan publik masih rendah:

• Perdagangan illegal

• Pungli/korupsi

• Keluhan/pengaduan

Implementasi peran DJBC blm optimal:

Penerimaan

Pengawasan

Fasilitasi

Pelayanan

KONDISI SAAT INI

A.

Penguatan Integritas & Budaya

Organisasi

B.

Optimalisasi Penerimaan

C.

Perluasan Fasilitasi

D.

Percepatan Pelayanan P

R I N S I P D A S A R

• Simplifikasi &

Efisiensi

• Transparansi &

Akuntabilitas

• Sistemik & Terukur

• Digitalisasi Proses

• Manj Kinerja &

Manj Resiko

(8)

15 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

OTOMASI PEMBLOKIRAN IJIN PABRIK ROKOK ILEGAL (SE DALAM PROSES)

Tindakan berupa tidak melayani pemesanan pita cukai dan pembekuan NPPBKC berdasarkan rekomendasi kantor pusat DJBC/KWBC/KPU BC/KPPBC yang melakukan penindakan

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pengawasan dan menambah efek jera bagi pelaku pelanggaran di bidang cukai, mengurangi peredaran hasil tembakau ilegal serta dalam rangka mengamankan hak-hak keuangan negara

Penindakan di bidang cukai hasil tembakau dengan jenis pelanggaran salah personalisasi.

16 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

IKU Pengawasan Peredaran

Barang Kena Cukai Ilegal

(9)

17 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

IKU PENGAWASAN BKC HT ILEGAL

• Penegakan hukum yang efektif yang salah satunya diukur berdasarkan indikator waktu penyelesaian.

Sasaran Strategis

• Monitoring Harga Jual Eceran dan Harga Transaksi Pasar, Sosialisasi dan/atau Penindakan terhadap hasil tembakau ilegal.

Indikator

•3 unsur -> Pelaksanaan Operasi (Sosialisasi, Monitoring, Penindakan), Operasi Penindakan dan Penindakan dengan Tindak Lanjut

•Target ditentukan Kantor Pusat DJBC dengan mempertimbangkan beberapa data seperti (Prevalensi merokok per Provinsi dari Data Riskesdas 2013, Jumlah penduduk per Provinsi dari Sensus Penduduk 2010, Perbandingan jumlah rural- urban/pedesaan-perkotaan per Provinsi dari Peraturan Kepala BPS nomor 37 tahun 2010, Pengeluaran per Kapita per Provinsi dari usenas 2016, Jumlah penindakan BKC HT 2016 per Kanwil DJBC dan Data Sebaran Pegawai)

Formula

18 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

Tindak Lanjut Penindakan dan

Barang Kena Cukai Hasil Tegahan

(10)

19 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

PROSES PENERIMAAN PERKARA

PENELITIAN PENDAHULUAN

 Kelengkapan Berkas penindakan

 Kejelasan Jenis, waktu, tempat, pelaku pelanggaran

 Ada BHP, dokumen terkait, saksi, pelaku

 Keterkaitan alat bukti, BB, pelaku

PROSES PENANGANAN PERKARA

T

BHP UNIT

PENINDAKAN

LPF LP

LPP

LAP DUGAAN PIDANA LAINNYA

• Hasil Lit/Riksa Unit Lain

• Pengembangan Sidik

• Tertangkap Tangan

PELANGGARAN

?

Y T

PENYIDIKAN PENELITIA

SPLIT

N

L SPTP

K SPDP

Surat Pengembalian

Surat Pengembalian

PERKARA DITERIMA

(Terbit LP-1 & SBP atas Lap dugaan pid lainnya)

BDN BENDA SITAAN

PELANGGAR TIDAK DIKENAL

20 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

14 H BMN

Dimusnahka n

Penetapan Peruntukan lebih lanjut

 BKC (Pasal 2 ayat (1) huruf a, b dan c)

 Busuk, Bau atau Berbahaya.

 BKC (Pasal 2 ayat (1) huruf d)

 Barang lain

A L U R

KPPBC/KWBC/P2

(Pencatatan BMN)

KPKN/KWKN/Dirjen KN

Daftar BMN + perkiraan nilai BMN

+ Usulan

Penetapan

Dimusnahkan

Penetapan Lain

Panghapusan dari Buku Daftar BMN

Penilaian

Panghapusan di Buku Daftar BMN Pelaksanaan B

D N

Barang dan/atau Sarkut dirampas bds putusan hakim

BKC dr Pemilik tdk Diketahui BKC & BL dr Pelanggar tdk

dikenal

PENGELOLAAN BMN BKC SESUAI

PMK-39/PMK.04/2014

(11)

21 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

TANTANGAN PENYELESAIAN BHP

Jangka waktu penyelesaian BHP Biaya penanganan BHP

IKU Penyelesaian BHP

22 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

Penguatan Pengawasan dan

Pemberantasan BKC HT Ilegal

(12)

23 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

INSENTIF CUKAI

• Dasar :

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 144 /PMK.02/2016 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Atas Pencapaian Kinerja di Bidang Cukai

• Insentif di Bidang Cukai

Insentif adalah apresiasi yang diberikan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas capaian kinerja di bidang cukai berupa alokasi anggaran yang ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara yang diperuntukkan sebagai tambahan imbalan bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

24 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

TIM KHUSUS PENGAWASAN CUKAI

Spesialisasi

Pengawasan Cukai

Multi Disiplin Ilmu

Target Penindakan

Signifikan

(13)

25 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

NOTA KESEPAHAMAN KEMENKEU – TNI 2017

“Militer, parpol, elit, dan birokrat menjadi institusi penting menjadi pilar suatu negara,”

Menkeu – Sri Mulyani Indrawati 16 Januari 2017, Rapat Pimpinan TNI

25

26 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

MOU KEMENKEU DENGAN POLRI 2012

(14)

27 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

RPMK PENGGUNAAN SENJATA API DINAS

• Belum Ada SOP Penggunaan Senjata Api DJBC

• Rata-rata utilisasi senjata api DJBC sebesar 25,84% dari 2.500 Pucuk yang dimiliki DJBC.

• Belum ada RPMK Penggunaan Senjata Api DJBC sesuai amanat PP 56 Tahun 1996 tentang Senjata Api Dinas DJBC

LATAR BELAKANG

• Potensi penurunan moril Petugas DJBC dalam menggunakan Senjata Api ketika menghadapi Tugas Beresiko Tinggi

• Munculnya Gugatan Hukum terhadap Penggunaan Senjata Api Oleh DJBC

IMPLIKASI

• Dalam Rangka memberikan kepastian hukum atas penggunaan Senjata Api Dinas telah disusun RPMK Penggunaan Senjata Api Dinas DJBC posisi draft di menunggu persetujuan Menteri Keuangan.

• Pelatihan Ketentuan Hukum dan Penggunaan Senjata Api DJBC

STRATEGI DIT P2

28 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

HARAPAN

• Tahun 2017 adalah tahun PENGAWASAN sehingga diharapkan Kepatuhan Pengusaha BKC meningkat dan peredaran BKC Illegal Khususnya HT Menurun menjadi 6%

(Hasil Survey)

• Penerimaan Cukai yang di tetapkan APBN/APBNP 2017 tercapai dan Pemerintah tetap memberikan Insentif Cukai dengan formula yang lebih baik sebagai penghargaan atas kinerja DJBC

• IKU Pengawasan Peredaran BKC HT diharapkan memberikan dampak strategis dan merupakan tantangan yang dapat dicapai dengan kerja keras.

• Terhadap BHP BKC yang dikelola agar tidak disimpan dalam

kurun waktu yang lama karena semakin tinggi biaya yang

harus dikeluarkan.

(15)

29 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

Direktorat Penindakan dan Penyidikan

TERIMA KASIH

30 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

MOU KEMENKEU-TNI

(16)

31 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

MOU KEMENKEU-POLRI

32 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan RI

NOTES TANTANGAN PENYELESAIAN BHP

• Jangka waktu penyelesaian BHP

 terhadap penyelesaian BHP yang berasal dari pelanggaran Cukai tidak terdapat temuan BPK, dan terdapat perbedaan jangka waktu penanganan BHP dalam hal ini BDN /BMN Cukai dengan Pabean.

 Sinkronisasi peraturan BDN/BMN antara PMK 62 tahun 2011 tentang BDN/BMN Pabean dengan PMK 39 Tahun 2014 tentang penyelesaian BKC.

• Biaya penanganan BHP

 Biaya yang muncul atas penanganan BHP BKC dapat dibebankan menggunakan biaya DOKPPN (pemusnahan, pemindahan, lelang dll) dan DIPA (dalam hal Benda Sitaan dan terdapat pada pos pembiayaan DIPA).

• IKU Penyelesaian BHP

 Tahun 2014-2016 IKU penyelesaian BHP hanya terdapat di Eselon 4 dan 3

Subdit Penyidikan sehingga tidak terdapat keseragaman penyelesaian BHP,

saat ini (2017) IKU penyelesaian BHP dibebankan kepada Kasubdit

Penyidikan dan Kantor Vertikal meliputi Kanwil dan KPU, diharapkan setelah

adanya pembebanan IKU kepada kantor vertikal terdapat penyeragaman

penyelesaian BHP. IKU penyelesaian BHP adalah Persentase tindak lanjut

penyelesaian BHP.

Referensi

Dokumen terkait

Okay, say we were given a set of 3D input data, and we need to apply the SVM learning algorithm to it to achieve an optimal decision plane of:. And we were also given three examples

Berdasarkan hasil evaluasi kualifikasi untuk paket pekerjaan Pembangunan Sipil Infrastrukstur Sisi Darat Bandar Udara Letung Tahap II, maka Pokja III Jasa Konstruksi Dishub

The second way is to use cleansing herbal formulas which often contain herbs that are known to kill parasites, reactivate the peristalsis (muscular action of the colon) and

Pada hari ini Senin tanggal dua bulan November tahun dua ribu lima belas , selaku Pokja Tahap XI I I PLP Kabupaten Purwakarta berdasarkan Surat Perintah

Sehubungan dengan akan dilakukan Pembuktian Kualifikasi untuk paket pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan (Kec.Palmatak) , kegiatan di lingkungan Dinas Pendidikan

19700314 200212 1 003 Berkenaan dengan Pengumuman Penyedia Pelaksana Jasa Konstruksi Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum T.A APBDP 2014 tanggal 10 Desember 2014, maka dengan

Princesa; Contigo; Tu nombre me sabe a yerba; Ruido; 19 Días y 500 noches; Penélope; Cantares; Pastillas para no soñar; Para la libertad; Pueblo blanco; Mediterráneo; Fiesta; Y nos

Secara rinci kondisi proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa sebagai berikut (1) siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tertib, tidak malu-malu lagi, (2) siswa