• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir seluruh masyarakat di Indonesia memiliki sepatu. Sepatu biasa digunakan sebagai fashion dalam berbagai pekerjaan, seperti sepatu resmi, sepatu dansa, sepatu olahraga, sepatu kerja, sepatu militer, dan sebagainya. Sepatu biasanya terbuat dari berbagai bahan yang terdiri dari bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan lidah. Biasanya juga terbuat dari kanvas atau kulit yang menutupi semua bagian mulai dari jemari, punggung kaki hingga bagian tumit.

Dalam dunia industri, sepatu merupakan suatu bisnis yang sangat menguntungkan untuk dijalani. Hal itu dapat dilihat dari tingkat pembelian sepatu yang sangat tinggi di kalangan masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Usaha Kecil dan Menengah Kementrian Perindustrian Euis Saedah yang mengatakan bahwa Indonesia telah memenuhi sekitar 3 persen kebutuhan alas kaki dunia. Hal itu berdasarkan pada data nilai ekspor tahun 2013 yang mecapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 44 triliun. Nilai itu tumbuh dari tahun 2012 yang hanya mencapai US$ 3,6 miliar atau sekitar Rp 42 triliun. Selain nilai ekspor yang cukup besar, surplus ekspor industri alas kaki selama lima tahun terakhir rata-rata mencapai US$ 2 miliar. (Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/08/12/090598992/RI-Kuasai-3-Persen-Pasar- Alas-Kaki-Dunia)

Hal ini disebabkan karena sepatu merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Kebanyakan dari masyarakat setiap harinya pasti menggunakan sepatu, dalam kerja maupun dalam kegiatan lainnya. Sepatu sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Orang tidak lagi mengenakannya sekedar sebagai alas kaki, tetapi juga untuk menunjukkan kelas sosialnya. Tidak heran jika sejumlah desainer dunia berlomba menciptakan sepatu mewah untuk menekankan kekuatan ekonomi pemakainya.

Masyarakat kini menjadikan sepatu sebagai salah satu bagian dari mode, tidak hanya sebagai alas kaki semata. Itulah mengapa bisnis toko sepatu terus berkembang.

Dulu toko-toko sepatu mungkin hanya ditemukan di kota-kota besar saja, tetapi sekarang mudah ditemukan dimana saja. Banyaknya ragam alas kaki di dunia ini

(2)

menjadikan bisnis sepatu sangat menjanjikan untuk dijalani. Sebelum abad ke-19, masyarakat umumnya berjalan tanpa alas kaki. Hanya bangsawan atau orang berpangkat tinggi yang mengenakan alas kaki. Ini menjadikan sepatu sebagai salah satu benda mahal yang membedakan kelas dalam masyarakat. Pada tahun 1800, sepatu bersol karet pertama kali dibuat. Kemudian tahun 1892, Goodyear memproduksi sepatu karet dengan nama Keds, atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kets. Pada masa itulah baru toko sepatu mulai ditemukan.

Berbagai jenis sepatu digunakan dalam kegiatan maupun keadaan yang berbeda-beda. Setiap jenis sepatu diproduksi berdasarkan kebutuhan pemakainya dengan spesifikasi dan kegunaan yang berbeda-beda, mulai dari bentuk model, harga, merk, kualitas dan fungsi yang berbeda-beda.

Dari uraian diatas, pastinya manajemen produksi dan operasi sangat berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengatur jumlah produksi maupun biaya produksi. Salah satu bagian dari manajemen produksi adalah bahan baku. Bahan baku menjadi aspek penting dalam manajemen produksi, terutama mengenai pemesanan dan produksi bahan baku menjadi barang siap pakai. Apabila sebuah perusahaan memiiliki manajemen produksi yang baik, pastinya segala permasalahan mengenai pemesanan maupun produksi dapat diatur dengan baik. Namun, hal ini berkebalikan dengan apa yang terjadi pada CV. Armindo Inti Perkasa.

CV. Armindo Inti Perkasa adalah salah satu perusahaan sepatu TNI AL/AD yang beralamat di Kav. Bulevar Hijau blok SN No. 22, Bekasi Barat, 17131. Sebagai produsen yang memproduksi sepatu TNI AL/AD, CV. Armindo Inti Perkasa memproduksi 3 jenis sepatu, yaitu sepatu PDL-A, sepatu PDL-B dan sepatu PDH-A.

Ketiga sepatu tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Ada 2 jenis kulit yang digunakan dalam pembuatan sepatu tersebut, yaitu kulit jeruk, dan kulit kilap.

Untuk sepatu PDL-A dan PDL-B menggunakan kulit jeruk sedangkan untuk sepatu PDH-A menggunakan kulit kilap. Sepatu jenis PDL-A dibuat tinggi sampai setengah betis sedangkan sepatu PDH-A dan PDL-B sesuai dengan sepatu pada umumnya.

Berikut adalah data penjualan dan pemintaan sepatu CV. Armindo Inti Perkasa periode Januari 2014 – April 2015 :

(3)

Tabel 1.1 Data Permintaan Sepatu CV. Armindo Inti Perkasa Periode Januari 2014 - April 2015

Bulan

Permintaan (pasang)

PDL-A PDH-A PDL-B

Januari (2014) 3.192 2.770 1.350

Februari 3.079 2.293 1.585

Maret 3.754 2.168 2.453

April 3.633 2.269 1.315

Mei 3.908 3.329 1.444

Juni 4.036 2.296 890

Juli 4.766 720 1.295

Agustus 3.313 1.497 1.685

September 3.829 2.105 1.120

Oktober 3.037 2.994 1.787

November 3.135 1.793 1.180

Desember 5.326 2.650 1.545

Januari (2015) 3.760 1.226 878

Februari 4.797 528 1.037

Maret 2.956 531 1.161

April 2.168 1.078 1.943

TOTAL 58.689 30.247 22.668

Sumber : CV. Armindo Inti Perkasa

Tabel 1.2 Data Penjualan/Produksi Sepatu CV. Armindo Inti Perkasa Periode Januari 2014 – April 2015

Bulan Penjualan (pasang)

PDL-A PDH-A PDL-B

Januari (2014) 3.102 2.740 1.400

Februari 3.050 2.245 1.450

Maret 3.723 2.254 2.356

April 3.720 2.375 1.279

Mei 3.880 3.150 1.450

(4)

Juni 4.020 2.145 980

Juli 4.745 980 1.244

Agustus 3.340 1.435 1.685

September 3.850 2.025 1.230

Oktober 3.002 2.895 1.750

November 3.150 1.670 1.134

Desember 5.245 2.550 1.453

Januari (2015) 3.740 2.015 987

Februari 4.645 600 1.021

Maret 2.865 850 1.140

April 2.230 1.240 1.998

TOTAL 58.307 31.169 22.557

Sumber : CV. Armindo Inti Perkasa

Peneliti dalam hal ini akan meneliti besarnya tingkat pemesanan ekonomis bahan baku untuk memenuhi pesanan konsumen. Permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah pihak perusahaan tidak dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku secara tepat dalam melakukan produksi disebabkan permintaan pelanggan yang tidak menentu. Selain itu, perusahaan terlalu banyak mengeluarkan biaya-biaya persediaan bahan baku.

Dari data diatas, masalah yang ditemukan yaitu sering kali jumlah bahan baku kehabisan stock (stockout), kadang-kadang overstock. Dilihat dari permintaan dan penjualan/produksi tidak pernah sama. Hal itu dikarenakan perencanaan dan pengendaliaan persediaan bahan baku yang kurang baik sehingga menyebabkan proses produksi terganggu sehingga pesanan konsumen tidak selesai tepat waktu.

Oleh karena itu, penulis ingin membantu menemukan solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Didalam penelitian ini, penulis menggunakan metode peramalan (forecasting) untuk memperkirakan penjualan pada periode yang akan datang dengan metode yang ada di peramalan, dan menentukan persediaan bahan baku yang tepat dengan menggunakan metode Inventory. Untuk itu berdasarkan latar belakang diatas, skripsi ini dibuat dengan judul “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity untuk Meminimalisir Biaya Operasional pada CV. Armindo Inti Perkasa”.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun identifikasi masalah yang dijabarkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Manakah metode yang paling tepat antara moving average, weighted moving average, exponential smoothing, exponential smoothing with trend, dan linear regression untuk meramalkan penjualan pada periode berikutnya di CV. Armindo Inti Perkasa ?

2. Metode pengendalian persediaan manakah yang menghasilkan total biaya terendah dan berapa jumlah pemesanan bahan baku yang ekonomis pada CV.

Armindo Inti Perkasa ?

3. Kapan reorder point untuk masing-masing bahan baku pada CV. Armindo Inti Perkasa ?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan dijalankan di CV. Armindo Inti Perkasa yang beralamat di Kav. Bulevar Hijau blok SN No. 22, Bekasi Barat, 17131. Penelitian ini akan dijalankan dari bulan Februari 2015 hingga April 2015 dan hanya membahas mengenai persediaan bahan baku untuk sepatu tipe PDL-A, PDH-A, dan PDL-B dan tidak membahas hal-hal lain di luar penelitian. Objek dari penelitian ini adalah bahan baku untuk pembuatan produk tipe PDL-A, PDH-A, dan PDL-B.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian:

• Untuk mengetahui metode yang paling tepat antara moving average, weighted moving average, exponential smoothing, exponential smoothing with trend, dan linear regression untuk meramalkan permintaan konsumen CV. Armindo Inti Perkasa.

• Untuk mengetahui total biaya terendah dan jumlah pemesanan bahan baku yang ekonomis pada CV. Armindo Inti Perkasa.

• Untuk mengetahui titik pemesanan ulang terhadap bahan baku pada CV.

Armindo Inti Perkasa.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal praktek bisnis dan pengembangan ilmu pengetahuan, manfaat ini mungkin berguna untuk :

(6)

1. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan saran tentang manajerial pengendalian persediaan dalam perusahaan, sehingga perusahaan dapat membuat atau memperbarui kebijakan yang akan mengoptimalkan fungsi persediaan.

2. Pembaca

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengendalian persediaan, terutama dalam model Inventory dan menyusun ulang tingkat dan Analisis yang dilakukan nyata dalam kegiatan usaha.

3. Penelitian lebih lanjut

Untuk menjadi bahan referensi yang berguna untuk penelitian atau studi lebih lanjut tentang topik ini.

4. Penulis

Untuk memperkaya studi tentang manajemen operasional, terkait dengan pengelolaan operasional terutama peramalan, Inventory, dan Forecasting.

1.6 State of Art

Tabel 1.2 State of Art

No: Nama Pengarang Judul Journal Hasil Penelitian 1. Aju Mathew, Prof. E. M.

Soemasekaran Nair and Asst Prof. Jenson Joseph E.

(2013)

Demand Forecasting for Economic Order

Quantity in Inventory Management

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan bahwa

peramalan secara umum adalah prediksi beberapa masa depan. Bisnis

menggunakan berbagai perkiraan

seperti perkiraan teknologi, ekonomi, dan penjualan produk

(7)

atau jasa. Hasil akurasi dari perkiraan permintaan akan secara signifikan meningkatkan

penjadwalan produksi perencanaan kapasitas, bahan

perencanaan kebutuhan, dan

manajemen persediaan.

2. Fred C. Lunenberg (2012) Forecasting Demand and

Supply

Perencanaan sumber daya manusia dimulai dengan perkiraan jumlah dan jenis

karyawan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan organisasi.

Perencanaan juga melibatkan analisis

pekerjaan, yang terdiri dari penyusunan deskripsi pekerjaan

dan spesifikasi pekerjaan.

Perhatian khusus bagi para eksekutif

(8)

saat ini adalah pertumbuhan badan hukum yang

mengatur proses manajemen sumber

daya manusia.

3. Sheila Namagembe, J.C. Munene, Moses Muhwezi, Sarah Eyaa

(2012)

Information Sharing Inventory

Management and Customer Satisfaction

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan dalam

Jurnal ini adalah tentang manajemen

persediaan dan kepuasaan pelanggan.

Penelitian ini mempelajari tentang berbagi

informasi, manajemen persediaan, dan

kepuasaan pelanggan di

negara berkembang.

4. Peter Wanke (2014) Production and Inventory Management

Journal

Perencanaan sumber daya manusia dimulai dengan perkiraan jumlah dan jenis

karyawan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan organisasi.

(9)

Perencanaan juga melibatkan analisis

pekerjaan, yang terdiri dari penyusunan deskripsi pekerjaan

dan spesifikasi pekerjaan.

Perhatian khusus bagi para eksekutif

saat ini adalah pertumbuhan badan hukum yang

mengatur proses manajemen sumber

daya manusia.

5. Thogori M. & Dr. Jane Gathenya (2014)

Role of Inventory Management on

Customer Satisfaction among

the Manufacturing Firms in Kenya: A

Case Study of Delmonte Kenya

Penelitian ini mendukung temuan Copco,

(2013) yang menegaskan bahwa

penting bagi perusahaan untuk

menentukan tingkat maksimum

dan tingkat stok minimum untuk

memastikan bahwa tingkat

persediaan mencakup variasi

permintaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang menarik adalah ketika fenetil ester digunakan sebagai pereaksi menggantikan sikloheksanol, maka hasil yang diperoleh dari ketiga jenis katalis di atas 90%.Hal ini

Salah satu tujuan penilaian dalam pembelajaran adalah mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau kelompoknya, keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran,

Ka- lau mengundang wartawan paling tidak harus ada fasilitas wawancara”.(wawan- cara dengan Pristiqa A.Wirastami) Kerjasama antara wartawan dan prak- tisi public relations

Teori ini didasarkan kepada beberapa asumsi yaitu terjadi suatu keadaan ketergantungan yang dilihat dari suatu gejala yang sangat umum di negara dunia ketiga, ketergantungan

Interface Bridging Hardware Konsep AMR Smart GSM Modem Universal Consentrator Protocol Overview DLMS Overview AGENDA InTek TM

Penelitian ini memfokuskan pada kajian perilaku memilih dalam pilkada langsung di Kota Pasuruan tahun 2010 dan 2015 dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang

Implementasi untuk sistem pengukuran demikian dapat dilakukan cukup dengan mempergunakan dua mikrokontroler, yaitu satu master I2C yang melakukan pengukuran dosis radiasi

Website telah digunakan 9 secara luas oleh khalayak sebagai media komersil (Liu dan Arnett, 2000; Robbins and Stylianou, 2003; dalam Cao et al, 2005). Beberapa tahun terakhir