• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Letak Geografis

Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar 2 jam atau dengan jarak tempuh sekitar 65 km dari Kabupaten Sarolangun. Kondisi jalan dari Sarolangun hingga Kecamatan Pauh relatif baik, sedangkan dari Pauh menuju areal kebun didominasi jalan aspal yang rusak. Jarak kebun dari Kota Jambi adalah 200 km.

Berikut ini adalah batas-batas kebun PT JAW : sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lubuk Jering dan Desa Pematang Kabau, sebelah Selatan berbatasan dengan Tanjung Gedang, Empang Benau dan Dusun Pangkal Bulian, sebelah Timur berbatasan dengan kebun PT EMAL A dan Desa Dusun Baru yang merupakan bagian dari Kec. Pauh, dan sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Mentawak, Satuan Pemukiman C (SP C), dan kebun rakyat. Peta kebun PT JAW disajikan pada Lampiran 2.

Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

Keadaan iklim di kebun PT JAW termasuk tipe A (sangat basah) menurut klasifikasai iklim Schmidt-Ferguson. Curah hujan rata-rata tahunan antara tahun 1998 sampai 2008 adalah 2 673.98 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 104 hari/tahun, sedangkan rata-rata bulan kering 1 bulan/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yang mencapai 362.1 mm, sedangkan terendah pada bulan Juni yang hanya 108. 16 mm. Data curah hujan disajikan pada Lampiran 3.

Jenis tanah kebun Mentawak didominasi oleh tanah organosol dengan kelas lahan S3. Hal ini berkaitan dengan kondisi lahan yang memiliki kedalaman gambut 2-8 m, bahkan kedalaman gambut di areal Divisi VI mencapai lebih dari 8 m. Tanah mineral hanya terdapat di blok A2 Divisi IV. Keragaan tanaman kelapa sawit, dengan umur tanaman yang sama, pada lahan gambut dan lahan mineral secara visual tampak perbedaannya. Tanaman kelapa sawit pada lahan mineral memiliki keragaan lebih kokoh, dengan diameter batang lebih besar dan

(2)

pelepah yang tumbuh lebih baik dibandingkan tanaman pada lahan gambut. Peta kedalaman gambut disajikan pada Lampiran 4.

Jalan-jalan di kebun PT JAW diperkeras dengan menimbunkan tanah Podsolik Merah pada permukaan jalan. Karena sifat tanah Podsolik Merah yang lembek jika terkena air dan keras serta berdebu jika kering, maka ketika hari hujan kondisi jalan licin sehingga sulit dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan transprotasi, sedangkan saat cuaca panas maka kondisi jalan didominasi oleh debu.

Kebun PT JAW memiliki lahan yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 8 % . Ketinggian tempat berada pada 150 m di atas permukaan laut.

Daearah rawa banyak ditemukan pada kebun Divisi II dan Divisi III.

Areal Konsesi

Menurut SK/HGU, luas lahan yang diizinkan untuk pembangunan kebun sebesar 11 419 ha. Kebun PT JAW terbagi menjadi 6 divisi yang masing-masing memiliki luas yang berbeda. Lahan Tanaman Menghasilkan (TM) Divisi I seluas 659 ha, Divisi II seluas 568 ha, Divisi III seluas 620 ha, Divisi IV seluas 673 ha, Divisi V seluas 707 ha, Divisi VI seluas 737.74 ha. Data tata guna lahan kebun PT JAW disajikan pada Tabel 1.

Kondisi Lahan dan Pertanaman

Berdasarkan sumber bibitnya, jenis tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT JAW adalah varietas Tenera. Bibit diperoleh dari PT Sochfindo, Lonsum, dan Marihat. Tata tanam yang digunakan adalah tata tanam segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m. Tanaman Menghasilkan (TM) yang ada di PT JAW terdiri atas tahun tanam 1995 (TM 11), tahun tanam 1996 (TM 10), tahun tanam 1997 (TM 9), tahun tanam 1998 (TM 8), dan tahun tanam 2002 (TM 4).

Setiap divisi memiliki luas wilayah yang berbeda sehingga jumlah blok yang dimiliki pun berbeda. Ukuran setiap blok standar adalah 50 Ha dengan panjang 2 000 m yang membentang dengan arah Timur-Barat dan lebar 250 m dengan arah Utara-Selatan. Adapun blok-blok lain berukuran lebih kecil, hal ini disebabkan adanya pembatas yang biasanya berupa rawa dan hutan.

(3)

Tabel 1. Tata Guna Lahan PT JAW pada Tahun 2008

No. Penggunaan Lahan Total

1 TM

TM 1995 47

TM 1996 2,241

TM 1997 1,477

TM 1998 117

TM 2002 83

Jumlah TM 3,965

TBM

TBM 2007 636

Jumlah TBM 636

Jumlah TM + TBM 4,601

2 Areal pembibitan 69

3 Land clearing

Land Clearing 2008 1,000

Land Clearing 2009 1,500

Jumlah Land Clearing 2,500

Jumlah areal dapat ditanam (1 + 2 + 3) 7,170

4 Areal tidak ditanam

Jalan 182

Parit & Rawa 53

Lokasi Bangunan 37

Lokasi Pabrik -

Areal Batu -

Areal Lain-lain 42

Jumlah areal tidak dapat ditanam 314

Total areal diusahakan (1 + 2 + 3 + 4) 7,484

5 Areal cadangan 3,935

SK / HGU 11,419

Sumber : Kantor Pusat Kebun PT JAW (2009)

Gawangan merupakan ruangan yang terletak di antara dua barisan tanaman. Gawangan terdiri atas gawangan hidup dan gawangan mati. Gawangan hidup merupakan gawangan yang dikondisikan bersih dari pelepah dan gulma sehingga bisa dilalui manusia dalam melaksanakan kegiatan kebun. Lain halnya gawangan mati, tidak digunakan oleh manusia dalam kegiatan kebun. Gawangan mati ini digunakan untuk membuang pelepah. Kedua gawangan ini membentang ke arah Utara-Selatan sesuai dengan arah barisan tanaman dengan posisi selang- seling. Pada tengah blok, terdapat jalan tengah yang membentang ke arah Timur- Barat. Jalan ini berfungsi sebagai jalan pengawasan pelaksanaan kegiatan kebun.

(4)

Setiap blok dipisahkan oleh jalan dan parit. Parit berfungsi sebagai saluran drainase pada musim hujan dan penampung air pada musim kemarau. Lebar parit adalah 4-7 m. Parit ini memisahkan blok dengan jalan sehingga untuk menghubungkan keduanya digunakan titian, baik yang berbahan kayu atau pun beton.

Produksi

Produksi kebun kelapa sawit PT JAW pada enam tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 terdapat penambahan luas areal panen yaitu areal TM 2002 dan areal sisipan yang bisa dipanen kembali seluas 456.2 ha.

Areal sisipan berupa lahan rawa yang terjadi akibat air hujan membanjiri areal panen. Pada tahun 2007 terjadi lagi penurunan luas areal panen yang diakibatkan areal sisipan. Perkembangan produksi dan produktivitas PT JAW disajikan dalam Tabel 2

Tabel 2. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) PT JAW Tahun 2008 Berdasarkan Tahun Tanam.

TT Luas Jumlah pokok Jumlah TBS Produksi (ton) BJR

1995 47.00 6 153 52 883 768 697 14.54

1996 1 901.00 241 254 2 579 834 25 445 189 9.86 1997 1 476.50 192 294 2 425 342 22 526 924 9.29 1998 117.00 15 236 194 246 1 528 324 7.87 2002 83.24 10 591 139 378 1 084 257 7.78 Total 3 624.74 465 528 5 391 683 51 353 390

Sumber : Kantor Pusat Kebun (2009)

Peningkatan produksi tersebut seiring dengan meningkatnya umur TM yang berpengaruh pada Bobot Janjang Rata-rata (BJR). Menurut Lubis ( 1992), tanaman kelapa sawit berumur 8 tahun memiliki BJR 14.4-16.0. BJR kebun PT JAW secara umum berada di bawah standar karena BJR 14.54 dicapai oleh tanaman kelapa sawit berumur 13 tahun.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT JAW merupakan salah satu dari 4 unit usaha yang berada di bawah satu areal usaha, bersama PT EMAL A, PT EMAL B, dan PMKS, yang dibawahi

(5)

oleh seorang Area Manager (AM) yang berkedudukan di Muara Kulim. AM bertanggung jawab kepada Kepala Unit Usaha (Head Bussines Unit = HBU ) yang berkedudukan di Jambi. HBU inilah yang kemudian bertanggung jawab langsung kepada direksi PT Bakrie Sumatera Plantation (PT BSP Group) di Jakarta.

PT JAW dipimpin oleh seorang Estate Manager (EM) yang bertanggung jawab langsung terhadap AM atas pengelolaan unit usaha yang meliputi tanaman, proses produksi, adaministrasi kebun, pengusahaan material, finansial, personalia, dan keamanaan kebun termasuk seluruh harta kekayaan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, EM dibantu oleh seorang asisten kepala, 6 asisten divisi, asisten pembibitan, dan asisten traksi dan bengkel

Karyawan di PT JAW terdiri atas tiga golongan, yaitu HIP (Himpunan Industrial Pancasila), SKU (Serikat Kerja Umum), dan KHL (Karyawan Harian Lepas). Karyawan HIP merupakan karyawan yang biasanya diangkat berdasarkan prestasi dan jika mereka tidak masuk kerja berdasarkan alasan yang bisa diterima misalnya sakit, maka tidak dipotong gaji. Karyawan SKU adalah karyawan bulanan yang diangkat berdasarkan masa bakti kepada perusahaan, jika tidak masuk kerja maka gaji dipotong. KHL adalah karyawan yang tidak terikat artinya jika mereka masuk kerja akan mendapatkan upah, sebaliknya jika tidak masuk kerja maka tidak memperoleh upah.

Sistem upah yang berlaku berbeda berdasarkan golongan. Pengupahan SKU dan HIP diatur oleh kebijakan perusahaan. Selain itu karyawan golongan HIP dan SKU mendapatkan tunjangan beras setiap bulan untuk kebutuhan keluarga yang besarannya berbeda-beda tergantung golongan. Pengupahan KHL d ia t ur sesuai dengan U p a h M in imu m R e g io na l (UMR) yang berlaku yaitu Rp 32 000,00 /HK. Pembayaran upah dilakukan pada minggu pertama setiap bulan.

Fasilitas Kebun

Untuk mendukung kelancaran kegiatan, perusahaan menyediakan fasilitas kesejahteraan bagi karyawannya. Setiap divisi memiliki emplasemen yang berfungsi sebagai tempat tinggal karyawan divisi. Di dalam emplasemen terdapat perumahan karyawan dan sebuah mushola.

(6)

Klinik kebun terdapat di emplasemen Divisi III yang juga merupakan emplasemen kantor besar. Klinik kebun diperuntukkan bagi karyawan HIP dan SKU beserta keluarga. Jika KHL akan berobat di klinik kebun harus memiliki surat keterangan dari asisten divisi tempat KHL bersangkutan bekerja.

Di empalsement Divisi III juga terdapat sekolah TK yang memiliki dua tenaga pengajar. Fasilitas lain adalah sebuah masjid yang terletak di samping kantor besar. Untuk anak-anak karyawan yang sudah pada tingkat SD dan SLTP disediakan transportasi antar jemput ke sekolah karena kebun tidak menyediakan sekolah sampai tingkat tersebut. Perusahaan juga menyediakan jasa penitipan anak sehingga karyawan bisa melaksanakan pekerjaan kebun. Bagi para istri staf yang akan berbelanja kebutuhan sehari-hari, disediakan sebuah mobil yang siap mengantar ke tujuan.

Gambar

Tabel 1. Tata Guna Lahan PT JAW  pada Tahun 2008

Referensi

Dokumen terkait

Jamalludin dan Zaidatun (2002) menyatakan bahawa pautan atau links membolehkan suatu navigasi tidak linear berbentuk hypermedia dapat dihasilkan. Ini dapat

pelaksanakan dalam penelitian ini yang terbagi menjadi tiga, yaitu: Tahap Persiapan yaitu Penulis meminta izin terlebih dahulu kepada atasan penulis apakah

Spyderbilt Evo Denim berasal dari kata “EVOLUSI”, dengan modifikasi dari bahan dry denim, dalam prosesnya Spyderbilt Evo Denim berevolusi dari celana jeans tanpa efek

(Ayrılık), doğruluk ve mutlulukla hoş geçer. Görüldüğü gibi beyitin öznesi belli değildir. Şaire tas tas zehir içiren sevgili de olabilir, ayrılık da olabilir.

Nama perusahaan ini adalah Karoongindo, arti kata Karoongindo tersebut diambil dari kata karoong dengan maksud karung dalam bahasa Indonesia dan karung juga

Melalui tambahan pelajaran Al-Qur’an kepada jajaran Guru di SMA PGGI I Kota Bandung diharapkan mampu menerapkan metode demonstrasi yang komprehensif dan benar

Steker atau Staker berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik yang ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat digunakan. Alat

Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh