POLA PERSEBARAN PASAR DI KOTA BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBOUR ANALYSIS
Ricky Ibramsyah
1Dr. Ir. Bambang Edhi Leksono S, M.Sc.
2, Agung Mahadi Putra Perdana, S.Si., M.Sc.
1Institu Teknologi Sumatera
1, Institur Teknologi Bandung
2Email: [email protected]
Abstrak: Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 kecamatan dan memiliki 37 pasar berdasarkan data pada Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Bandar Lampung yang tersebar di beberapa kecamatan. Terdapat 5 kecamatan yang tidak memiliki pasar sehingga penduduk yang berada di kecamatan yang tidak memiliki pasar tersebut harus menjangkau pasar di kecamatan lain.
Dengan belum merata nya pasar ini bisa diindikasikan adanya sentralisasi pasar si Kota Bandar Lampung. Perlu adanya dekonsentralisasi supaya pasar ini menyebar dan melayani masyarakat.
Namun, diperlukan suatu penelitian untuk menganalisis persebaran pasar dan mengetahui pola persebaran pasar tersebut mengelompok, acak atau seragam. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola persebaran pasar di Kota Bandar Lampung termasuk ke dalam pola persebaran mengelompok, acak atau seragam dengan menggunakan metode nearest neighbour analysis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Hasil yang didapatkan dari hasil pengolahan untuk nilai nearest neighbour ratio yaitu sebesar 0,81 yang berpola mengelompok (clustered). Hasil tersebut didukung dengan hasil yang diperoleh pada luas layanan pasar dengan menggunakan diagram voronoi yang diklasifikasikan ke dalam 3 kelas, yaitu kelas sempit, kelas sedang dan kelas luas. Kelas sempit dengan rentang luasan 3,40 ha – 368,42 Ha melayani 20 pasar atau setara dengan 54,05% dari pasar keseluruhan. Pasar pada kelas sedang dengan rentang luasan 368,43 Ha – 866,61 Ha melayani 10 pasar atau setara dengan 27,05% dari pasar keseluruhan.
Dan pasar pada kelas luas dengan rentang luasan 866,62 Ha – 2603,27 Ha melayani 7 pasar atau setara dengan 18,9% dari pasar keseluruhan. Dengan hasil tersebut mengindikasikan bahwa persebaran pasar di Kota Bandar Lampung memiliki pola mengelompok (clustered).
Kata Kunci: Pasar, Layanan, Diagram Voronoi, Nearest Neighbour Analysis.
Abstract: The city of Bandar Lampung consists of 20 sub-districts and has 37 markets based
on data from the Housing and Settlement Service of Bandar Lampung City, which are spread
across several districts. There are 5 sub-districts that do not have a market, so residents who
do not have this market have to reach markets in other sub-districts. With the uneven
distribution of this market, it can indicate the existence of market centralization in the city of
Bandar Lampung. There is a need for decentralization so that this market spreads and serves
the community. However, a study is needed to analyze the market distribution and determine
the pattern of market distribution in groups, random or uniform. Therefore, this research was
conducted to determine the pattern of market distribution in the city of Bandar Lampung,
including the distribution pattern in groups, random or uniform using the method nearest
neighbour analysis. The method used is the nearest neighbour analysis method). The results
obtained from the processing results for the nearest neighbour ratio, which is equal to 0.81, which is clustered. These results are supported by the results obtained on the wide range of market services using the diagram Voronoi which is classified into 3 classes, namely narrow class, medium class and broad class. Narrow class with an area of 3.40 ha - 368.42 ha serving 20 markets or the equivalent of 54.05% of the total market. The market in the medium class with an area of 368.43 Ha - 866.61 Ha serves 10 markets, equivalent to 27.05% of the total market. And the market in the broad class with an area ranging from 866.62 Ha - 2603.27 Ha serves 7 markets or the equivalent of 18.9% of the total market. With these results indicate that the distribution markets in Bandar Lampung have clumped pattern (clustered).
Keywords: Market, Service, Voronoi Diagram Nearest Neigbour Analysis
1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan dengan ekonomi terbesar kesepuluh berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanjanya, proyeksi ekonomi Indonesia juga terus positif dengan permintaan domestik yang menjadi pendorong utama pertumbuhan [1]. Kota sendiri merupakan wilayah yang memiliki perkembangan dinamis dan kekhasan baik dari segi fisik kota maupun sosial ekonomi. Pembangunan perkotaan merupakan kegiatan sektoral yang dilaksanakan pemerintah dengan dukungan masyarakat baik dalam penyelenggaraan maupun pengendalian pembangunan.
Kota Bandar Lampung memiliki jumlah penduduk sebesar 1.033.803 jiwa, dengan jumlah penduduk sebesar itu Kota Bandar Lampung termasuk kota metropolitan [2]. Salah satu pemenuhan kebutuhan penduduk Kota Bandar Lampung yaitu disediakan dari sektor perdagangan seperti dibangunnya pasar baik dalam kategori pasar tradisional maupun pasar modern. Pasar merupakan fasilitas perbelanjaan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga penduduk. Keberadaan pasar-pasar tersebut mengakibatkan meningkatnya perekonomian di Kota Bandar Lampung, Sehingga pada tahun 2019 Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandar Lampung dalam sektor perdagangan meningkat 9% dari tahun sebelumnya [2]. Hal ini terjadi karena semakin berkembang pesatnya pembangunan supermarket, mall dan pusat perbelanjaan dalam sepuluh tahun terakhir yang sangat berpengaruh untuk pendapatan Kota Bandar Lampung. Setiap suatu daerah baik kota maupun kabupaten memiliki pusat pemerintah, industri, perdagangan dan lain-lain. Kota Bandar Lampung untuk sentra perdagangan di pusatkan di Kecamatan Tanjung Karang [3].
Sentra perdagangan yang terpusat ini sangat tidak baik untuk pendistribusian perekonomian di Kota Bandar Lampung, karena pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat harus terpenuhi secara merata.
Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 kecamatan dan memiliki 37 pasar tetap yang berdasarkan
data pada Dinas Perumahan dan Pemukiman yang tersebar di beberapa kecamatan. Dari 20
kecamatan tersebut terdapat beberapa kecamatan yang tidak memiliki pasar yang artinya pasar
di Kota Bandar Lampung ini belum merata ke seluruh kecamatan. Dengan belum meratanya
pasar ini bisa diindikasikan adanya sentralisasi pasar di Kota Bandar Lampung. Perlu adanya
dekonsentrasi supaya pasar ini menyebar dan melayani masyarakat. Namun, diperlukan suatu
penelitian untuk menganalisis persebaran pasar dan mengetahui pola persebaran pasar tersebut
mengelompok, acak atau seragam. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola persebaran pasar di Kota Bandar Lampung termasuk ke dalam pola persebaran mengelompok, acak atau seragam dengan menggunakan metode nearest neighbour analysis.
Layanan pasar menjadi faktor pendukung untuk menganalisis pola persebaran pasar.
Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis pola persebaran pasar di Kota Bandar Lampung dan Mengetahui luas wilayah layanan pasar terhadap pemukiman di Kota Bandar Lampung.
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah menganalisis pola persebaran pasar di Kota Bandar Lampung dengan menggunakan metode Nearest Neighbour Analysis pada ArcGIS.
Untuk mendukung hasil analisis nearest neighbour analysis menggunakan metode diagram voronoi. Pasar yang dimaksud pada penelitian ini yaitu pasar resmi atau pasar tetap yang terdaftar pada Dinas Perumahan dan Pemukiman. Kemudian pembuatan peta sebaran pasar, dan peta layanan pasar di Kota Bandar Lampung.
2. Metode Penelitian 2.1 Lokasi Penelitian
Kota Bandar Lampung adalah Ibu Kota Provinsi Lampung yang merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan, kebudayaan dan pusat kegiatan perekonomian Provinsi Lampung. Secara geografis, Kota Bandar Lampung terletak pada 5°20’ LS-5°30’ LS dan 105°28’ BT-105°37’ BT. Kota Bandar Lampung terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan [4]. Kota Bandar Lampung bertambah menjadi 20 kecamatan dengan tidak mengurangi jumlah kecamatan yang sudah ada dan ditambah dengan 7 kecamatan baru [5].
Lokasi Penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1 :
Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kota Bandar Lampung Sumber : Hasil Pengolahan, 2020
2.2 Data Penelitian
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
Data Intansi Keterangan
Sebaran pasar Dinas Perumahan dan Pemukiman (DISPERKIM) Kota Bandar Lampung
Data Spasial Batas
Administrasi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandar Lampung
Data Spasial Pemukiman Dinas Perumahan dan Pemukiman (DISPERKIM)
Kota Bandar Lampung
Data Spasial
2.3 Metodologi Penelitian
Gambar 2. 2 Metodologi Penelitian Sumber : Hasil pengolahan, 2020
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Peta Sebaran Pasar
Berdasarkan hasil pengolahan dari data yang diperoleh terdapat 37 pasar yang tersebar di beberapa kecamatan. Pasar-pasar tersebut tersebar di 15 kecamatan di Kota Bandar Lampung yaitu Kecamatan Panjang, Sukabumi, Bumi Waras, Teluk Betung Selatan atau TBS, Teluk Betung Timur atau TBT, Tanjung Karang Timur atau TKT, Enggal, Tanjung Karang Pusat atau TKP, Kemiling, Kedaton, Way Halim, Sukarame, Tanjung Senang, Labuhan Ratu dan Rajabasa. Untuk kecamatan yang tidak memiliki pasar yaitu Kecamatan Kedamaian, Langkapura, Tanjung Karang Barat atau TKB, Teluk Betung Barat atau TBB dan Teluk Betung Utara atau TBU. Persebaran lokasi pasar dapat dilihat pada tabel 3.1 dan disajikan pada gambar 3.1 :
No Koordinat UTM Keterangan Kecamatan
X Y
1 531312.51 9404981.43 Transmart Way Halim
2 528719.82 9405058.52 MBK Kedaton
3 527735.08 9407724.86 Indogrosir Labuhan Ratu
4 529302.00 9398014.00 Chandra teluk betung TBS 5 528874.00 9401835.00 Chandra Tanjung Karang Enggal
6 528645.00 9401904.00 Ramayana Enggal
7 528533.00 9401661.00 Simpur center Enggal
8 527962.00 9400910.00 Central Plaza TKP
9 528135.00 9401246.00 Mall Kartini TKP
10 528743.00 9402177.00 Bambu Kuning Square Enggal 11 526362.00 9406342.00 Ramayana Rajabasa Rajabasa 12 523587.00 9403400.00 Chandra Kemiling Kemiling
13 535742.00 9395117.00 Pasar Panjang Panjang
14 529489.00 9402066.00 Pasar Tugu TKT
15 528474.00 9397084.00 Pasar Kotakarang TBT
16 529803.00 9398076.00 Pasar Kangkung TBS
17 528665.00 9402008.00 Pasar Bawah Enggal
18 530507.00 9405635.00 Pasar Way Halim Way Halim
19 528334.00 9402050.00 Pasar Smep TKP
20 528318.00 9402235.00 Pasar Pasir Gintung TKP
21 527435.00 9401918.00 Pasar Tamin TKP
22 529676.00 9397509.00 Pasar Gudang Lelang Bumi Waras
23 528459.00 9397672.00 Pasar Cimeng TBS
24 523669.00 9403526.00 Pasar Tani Kemiling Kemiling 25 528365.00 9402004.00 Pasar Bambu Kuning TKP 26 532276.00 9408389.00 Pasar Way Kandis Tanjung Senang 27 526501.00 9408270.00 Pasar Rajabasa Rajabasa
28 528514.00 9401858.00 Pasar Tengah Enggal
Tabel 3. 1 Tabel Jumlah Seluruh Pasar pada Tiap Kecamatan
No Koordinat UTM
Keterangan Kecamatan
X Y
29 528533.00 9407464.00 Pasar Untung Tanjung Senang
30 529004.00 9403992.00 Pasar Koga Kedaton
31 529706.00 9404744.00 Pasar Tempel Way Halim Kedaton 32 536104.00 9401231.00 Pasar Tempel Beringin Sukabumi 33 532572.00 9404974.00 Pasar Tempel Way Dadi Sukarame 34 530416.00 9405643.00 Pasar Baru Way Halim Way Halim 35 526012.00 9406762.00 Pasar tempel Rajabasa Rajabasa 36 533249.87 9406464.84 Pasar Rakyat Korpri Sukarame 37 532075.61 9407203.11 Pasar Perumnas Way Kandis Tanjung Senang
Gambar 3. 1 Peta Sebaran Pasar Kota Bandar Lampung Sumber : Hasil Pengolahan, 2020
Sumber : Hasil Pengolahan, 2020
3.2 Pola Persebaran Pasar
Dalam penelitian ini, analisis yang dilakukan dalam menentukan pola persebaran pasar menggunakan metode Nearest Neighbour Analysis. Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung luas daerah Kota Bandar Lampung yang telah diketahui sebelumnya yang kemudian memberikan nomor pada tiap titik lokasi pasar, menganalisis dengan menggunakan average nearest neighbour pada software ArcGIS. Dari pengolahan yang telah dilakukan menghasilkan nearest neighbour ratio 0,81 dengan jarak rata-rata pengamatan 1037, 71 m dan z-skor -2,11. Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan nilai nearest neighbour ratio tersebut maka untuk persebaran pasar di Kota Bandar Lampung yaitu memiliki pola sebaran mengelompok (clustered).
3.3 Layanan Pasar di Kota Bandar Lampung
Penelitian dari metode diagram voronoi ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang luas layanan dari pasar di Kota Bandar Lampung terhadap pemukiman untuk setiap kecamatan.
Hasil dari diagram voronoi ini mencakup luas layanan dari pasar terhadap pemukiman.
Klasifikasi layanan pada diagram voronoi dilakukan berdasarkan luasan pada masing – masing
pola yang saling bersinggungan yang dihasilkan dari jarak antar titik pasar tersebut. Dari
luasan yang diperoleh kemudian diklasifikasikan ke dalam 3 kelas yaitu kelas sempit, sedang
dan luas. Dimana kelas sempit berdasarkan luasan disimbolkan dengan warna merah,
kemudian kelas sedang disimbolkan dengan warna kuning dan kelas luas disimbolkan dengan
warna hijau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut :
Hasil dari diagram voronoi berguna untuk mendapatkan luas layanan pasar terhadap daerah pemukiman pada tiap kecamatan. Hasil tersebut didapat dari pola diagram voronoi yang dihasilkan ketika pengolahan. Untuk hasil overlay dari diagram voronoi dengan administrasi Kecamatan Kota Bandar Lampung dan juga daerah pemukiman akan mendapatkan sebuah peta yang memberikan informasi terkait luas layanan pasar terhadap daerah pemukiman. Hasil dari klasifikasi layanan pasar tersebut yaitu layanan pasar dengan kelas sempit memiliki rentang dengan luasan 3,40 Ha – 368,42 Ha. Layanan pasar dengan kelas sedang memiliki rentang dengan luasan 368,43 Ha – 866,61 Ha. Sedangkan layanan pasar kelas luas memiliki rentang dengan luasan 866,62 Ha – 2603,27 Ha. Jumlah pasar yang masuk ke dalam kelas sempit berjumlah 20 pasar, jumlah pasar yang masuk ke dalam kelas sedang berjumlah 10 pasar dan jumlah pasar yang masuk ke dalam kelas luas berjumlah 7 pasar. Dari hasil diagram voronoi tersebut dapat diketahui luas layanan pasar terhadap pemukiman yang paling luas adalah pasar 12 dengan luas kurang lebih 1379,74 Ha yang melayani pemukiman di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kemiling, TKB dan TBB. Dapat dilihat pada Tabel 3.2 :
Gambar 3. 2 Peta Jangkauan Pasar Kota Bandar Lampung Sumber : Hasil Pengolahan, 2020
No Pasar Jangkauan berdasarkan luas (ha) Jangkauan luas pemukiman (Ha) Pemukiman Lokasi pemukiman pada kecamatan Kelas
1 1 357,79 119,08 3 Sukarame, Way Halim dan Kedamaian Sempit
2 4 173,51 66.70 2 TBS dan TBU Sempit
3 5 84,18 53,30 3 Enggal, TBU dan TKT Sempit
4 6 3,4 1,59 2 Enggal dan TKT Sempit
5 7 42,13 27,10 2 Enggal dan TKP Sempit
6 9 64,54 53,09 2 Enggal dan TKP Sempit
7 10 59,39 55,2 5 Enggal, Kedaton, TKP, TKT dan Way Halim Sempit
8 17 4,68 0,46 2 Enggal dan TKT Sempit
9 18 130,94 120,46 3 Sukarame, Tanjung Senang dan Way Halim Sempit
10 19 12,58 9,05 3 Enggal, TKP dan TKB Sempit
11 20 119,55 111,18 4 Enggal, Kedaton, TKB dan TKP Sempit
12 22 65,29 29,38 3 Bumi Waras, TBS dan TBT Sempit
13 25 9,63 3,27 2 Enggal dan TKP Sempit
14 27 305,13 161,71 2 Labuhan Ratu dan Rajabasa Sempit
15 28 4,87 0 2 Enggal dan TKP Sempit
16 30 886,03 86,03 3 Kedaton, TKB dan Way Halim Sempit
17 31 196,43 196,43 3 Kedaton, Labuhan Ratu dan Way Halim Sempit
18 34 194,24 159,27 4 Kedaton, Labuhan Ratu, Tanjung Senang dan Way Halim Sempit
19 36 376,85 346,70 1 Sukarame Sempit
20 37 287,53 224,27 2 Tanjung Senang dan Sukarame Sempit
3378,69 1824,27 20
21 2 391,46 146,12 5 Kedaton, Labuhan Ratu, Langkapura, Rajabasa dan TKB Sedang
22 3 431,93 124,4 3 Tanjung Senang, Rajabasa dan Labuhan Ratu Sedang
23 8 800,2 452,50 6 Enggal, TKB, TKP, TBB, TBS dan TBU Sedang
24 11 528,59 523,30 4 Labuhan Ratu , Langkapura, Rajabasa dan TKB Sedang
25 21 759,63 638,08 4 Labuhan Ratu, TKB, TKP dan TBB Sedang
26 23 770,14 369,66 4 TBB, TBS, TBT dan TBU Sedang
27 24 724,31 622,90 3 Kemiling, Langkapura dan TKB Sedang
28 26 264,96 201,36 2 Sukarame dan Tanjung Senang Sedang
29 29 490,35 421,70 3 Labuhan Ratu, Rajabasa dan Tanjung Senang Sedang
30 35 392,29 325,60 3 Kemiling, Labuhan Ratu dan Rajabasa Sedang
5553,86 3825,62 10
31 12 2603,3 1379,74 3 Kemiling, TKB dan TBB Jauh
32 13 1371,41 863,98 4 Tanjung Senang, Sukabumi, Panjang dan Bumi waras Jauh
33 14 890,16 136,5 5 Enggal, Kedamaian, Sukabumi, TKT dan Way Halim Jauh
34 15 1263,66 568,64 3 TBT, TBS dan TBB Jauh
35 16 886,03 753,12 7 Bumi Waras, Enggal, Kedamaian, Panjang, Sukabumi, TBS dan TBU Jauh
36 32 2048,2 392 4 Kedamaian, Panjang, Sukabumi dan Sukarame Jauh
37 33 922,08 774,54 4 Tanjung Senang, Sukarame, Sukabumi dan Kedamaian Jauh
9984,84 4868,52 7
18917,39 10518,41 37
Jumlah Dekat
Jumlah Sedang
Jumlah Jauh Jumlah Total
Tabel 3. 2 Jangkauan Pasar Kota Bandar Lampung
Sumber : Hasil Pengolahan, 2020