• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosio Agri Papua Vol 9 No 2 Desember 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Sosio Agri Papua Vol 9 No 2 Desember 2020"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

105 ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KAMPUNG BUK DISTRIK BUK KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT

Frinset A Momot1, Deasi Mayawati2, Ardha Puspita Sari3

1 Mahasiswa Proggram Studi Agribisnis Fakulltas Pertanian, Universitas Papua

2 Dosen Proggram Studi Agribisnis Fakulltas Pertanian, Universitas Papua

3 Dosen Proggram Studi Agribisnis Fakulltas Pertanian, Universitas Papua

Jl. Gunung Salju Amban, Papua Barat Telp. 081343153112

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pendapatan masyarakat Kampung Buk yang bekerja disektor pertanian dan menganalisis kontribusi pendapatan usahatani masyarakat terhadap pendapatan rumah tangga di kampung Buk. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan studi. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini analisa statistik dengan tabulasi. Data yang dianalisis adalah data tentang perhitungan pendapatan/penerimaan biaya usahatani, dan kontribusi pendapatan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan rumahtangga paling tinggi di Kampung Buk berasal dari usahatani tanaman pangan dan hortikutura yaitu sebesar Rp 3,360,138 dan yang paling kecil berasal dari perikanan yaitu Rp 758,471. Kontribusi pendapatan rumah tangga yang berasal dari tanaman pagan dan hortikultura di Kampung Buk adalah sebesar 30,% dari total pendapatan rumahtangga.

Kata Kunci: Usahatani, Pendapatan Rumahtangga, Kontribusi Pendapatan

PENDAHULUAN

Sektor pertanian merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan penting dalam pembagunan ekonomi di suatu daerah. Oleh karena itu sektor pertanian diharapkan dapat bekembang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pengembangan sektor pertanian secara luas, baik sumberdaya lahan maupun sumberdaya perairan (Menteri pertanian,2013:5).

Walaupun memiliki kekayaan sumber daya alam yang luas, namun kenyataannya Indonesia masih memiliki jumlah penduduk miskin yang tinggi (Badan Pusat StatistikBPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2018 ada sebanyak 25,95 juta jiwa dari total penduduk sebesar 267 juta jiwa. Tingginya angka kemiskinan di Indonesia akan mempengaruhi lambatnya pembangunan perekonomian suatu negara.

Provinsi Papua Barat merupakan provinsi yang menduduki peringkat kedua tertinggi jumlah penduduk miskin terbanyak. Salah satu kabupaten. Sorong pada tahun 2018 yang memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi adalah. Persentase penduduk miskin pada Maret 2019 sebesar 9,41 persen, menurun 0,25 persen poin terhadap September 2018 dan menurun 0,41 persen poin terhadap Maret 2018. Jika dilihat pada sektor pertanian, Kabupaten Sorong memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan untuk peningkatan perekonomian daerah maupun pendapatan masyarakatnya. Rata-rata produksi hasil pertanian Kabupaten Sorong dapat dilihat pada Tabel 1.

(2)

106 Tabel 1. Total Luas lahan, Produksi dan Produktivitas Pertanian di Kabupaten Sorong

Tahun 2017

Sumber: BPS, 2018

Data di atas terlihat bahwa Kabupaten Sorong memiliki potensi pertanian yang cukup baik. Komoditas-komoditas pertanian yang ada di Kabupaten Sorong pada umumnya dikembangkan pada daerah pedesaan. Hal ini menjadi peluang bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan pendapatan rumah tangganya. Selain potensi pertanian, Kabupaten Sorong juga memiliki potensi perikanan yang cukup luas, baik perikanan laut maupun perikanan air tawar.

Kampung Buk Kabupaten Sorong merupakan salah satu kampung yang memiliki potensi pertanian maupun potensi perikanan air tawar berupa udang galah.

Walaupun memiliki sumberdaya alam yang berlimpah, masyarakat dihadapkan pada keterbatasan kepemilikan sumberdaya ekonomi (modal, alat-alat produksi dan transportasi) dan sumberdaya manusia (pendidikan, keterampilan, dan lain-lain). Kondisi ini tentu akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan kemampuan masyarakat Kampung Buk dalam mencukupi kebutuhan dasar rumah tangganya. Penerimaan yang diperoleh masyarakat akan berdampak terhadap kelangsungan hidup masyarakat. Semakin besar penerimaan yang di peroleh dapat mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga masyarakat tersebut.

Terkait kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kampung Buk, maka perlu dilakukan suatu kajian untuk mendapatkan informasi tentang tingkat pendapatan masyarakat Kampung Buk. Melalui penelitian ini, diharapkan diperoleh informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang terkait dengan upaya peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat kampung Buk. Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang diperoleh adalah:

1. Berapa pendapatan rumah tangga masyarakat yang bekerja di sektor pertanian di Kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong.

2. Berapa besar kontribusi usahatani terhadap pendapatan rumah tangga di Kampung Buk Distrik buk kabupaten sorong.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis tingkat pendapatan masyarakat Kampung Buk yang bekerja disektor pertanian.

2. Menganalisis kontribusi pendapatan usahatani masyarakat terhadap pendapatan rumah tangga di kampung Buk.

No Komoditi Luas Lahan

(Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

1. Padi 1.240 4.269,1 3,4

2. Singkong 331 3.343 9,8

3. KacangTanah 39 51 1,3

4. Jagung 649 424,3 0,7

5. Ubi Jalar 403 3.905 9,5

6. Kedelai 74 336 4,5

7. Sayuran 2.879 60.732 21,13

(3)

107 METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan studi kasus. Kasus dalam penelitian ini adalah tingkat pendapatan dalam rumah tangga di Kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kepala keluarga (KK) yang melakukan kegiatan usahatani dan usaha lainnya, yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan rumah tangga di kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong.

Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara acak sederhana terhadap 37 (KK) Suku Klabra yang melakukan kegiatan usahatani. Data yang diambil dari Kampung Buk sebanyak 30 respoden yang bermata pencharian sebagai petani.

Data yang akan disajikan dalam bentuk tabulasi kemudian dijelaskan berdasarkan kerangka pengukuran masing-masing variable.

Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan kepala keluarga yang berpedoman pada kusioner yang telah dipersiapkan. Data sekunder merupakan pelengkap data yang diperoleh dari lembaga atau instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

Medode Analisis Data

Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini analisa statistik dengan tabulasi.

Data yang dianalisis adalah data tentang perhitungan pendapatan/penerimaan biaya usahatani, dan kontribusi pendapatan usahatani.

Pendapatan

Pendapatan dalam rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai penerimaan dikurangi total biaya produksi yang dinyatakan dalam rupiah

Dimana :

Pd = Pendapatan rumah tangga TR = Total penerimaan

TC = Total biaya

Penerimaan

Pd = TR –TC

(4)

108 Penerimaan yang dimaksud dengan penelitian ini merupakan nilai dari total pendapatan produksi yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp), secara sistematis yang dapat dirumuskan sebagai berikut .

Dimana:

Tr = Penerimaan

Y = Produksi yang di hasilkan Py = Harga produk

Produksi

Produksi yang dimaksud dengan penelitian ini merupakan hasil yang di produksi dalam usahatani dan seluruh proses produksi dengan mengkombinasikan input. Produksi dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).

Harga

Harga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah merupakan nilai dari suatu barang atau kemampuan suatu barang tersebut untuk kemudian ditukar dengan barang lain yang ditentukan secara bebas, pada umumnya dinyatakan dalam bentuk uang yaitu (Rp)

Biaya

Biaya yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan total biaya yang dikeluarkan pada kegiatan uasahatani. Ada dua jenis biaya variabel dan biaya tetap secara sitematis dapat di tulis dengan rumus sebagai berikut.

Dimana :

TC = Total Biaya (Rp) TFC = Total Biaya Tetap (Rp) TVC = Total Biaya Variabel (Rp)

Biaya tetap merupakan nilai penyusutan dari alat-alat produksi yang dipakai oleh petani untuk mengahasilkan pendapatan dalam rumah tangga. Komponen biaya yang masuk dalam biaya tetap adalah lahan alat alat- cangkul parang, kapak dan cangkul. Secara sistematis dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut.

TC = TFC + TVC TR = Y x py

NP = 𝑯𝑯𝑯𝑯−𝑯𝑯𝑯𝑯

𝑼𝑼𝑼𝑼

(5)

109 Diamana :

Np = Nilai penyusutan Hb = Harga beli (Rp) Hs = Harga sisa (Rp) Ue = Umur ekonomi (Rp)

Biaya variabel penelitian ini diperoleh dari hasil kali antara jumlah faktorfaktor produksi dengan harga belinya. Faktor–faktor produksi yang dimaksud antara lain bibit, obat–

obatan, pupuk dan tenaga kerja,yang secara sitematis yang dapat ditulis dalam rumus sabagai berikut:

Dimana:

VC = Biaya Variabel (Rp) Fp = Faktor produksi

Fpx = Harga Beli Faktor Produksi (Rp) Kontribusi Pendapatan

Kontribusi pendapatan usahatani adalah persen sumbangan pendapatan usahatani dan non usahatani yang dikategorikan dalam satuan persen (%) Pendaptan uasahatani berasal dari usahatani yang dilakukan masyarakat setempat, usahatani sayur-sayuran dan nelayan.

Pendapatan non usahatani adalah pendapatan dari luar kegiatan usahatani seperti sebagai PNS, berburu, maupun menokok sagu dan lain- lain

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2 menunjukkan bahawa 100% reponden berada pada usia produktif yaitu 15 – 55 tahun. Artinya secara ekonomi responden memiliki potensi yang besar untuk melakukan kegitan usahatani untuk menunjang kebutuhan dalam rumah tangga.

Tabel 3 menunjukkan bahwa 100% reponden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan untuk menghasilkan pendapatan rumah tangga.

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar (94 %) responden barasal dari suku klabra. Hal ini di karenakan Suku Klabra merupakan suku asli di daerah sorong yang banyak bertempat Distrik Buk.

Tabel 5 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden usahatani ( 99%) memeluk agama Kristen prostetan. Hal ini dikarenakan hampir semua responden usahatani berasal dari dalam Papua yang mayoritas beragama Kristen Protestan.

Tabel 6 menunjukkan bahwa seluruh responden merupakan petani yang memiliki pekerjaan sampingan bermacam-macam. Mayoritas pekerjaan sampingan responden di Kampung Buk adalah sebagai aparat kampung dan nelayan.

Tabel 7 menunjukkan bahwa 60% responden di Kampung Buk memiliki pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar (SD). Hal ini dikarenakan faktor biaya sehingga petani di

Kontribusi pendapatan ∶ 2̅ Pendapatan UT

𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑇𝑇𝑝𝑝𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑝𝑝 𝑋𝑋 100%

VC = Fp x fpx

(6)

110 Kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong lebih mementingkan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dibandingkan harus melajutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Tabel 2. Sebaran Responden Menurut Umur di Kampung Buk Kabupaten Sorong Tahun 2020

Sumber: Data Primer 2020

Tabel 3. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin di Kampung Buk Kabupaten Sorong Tahun 2020

Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah (KK)

Nisba (%)

Pria 30 100

Wanita 0 0,0

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Tahun 2020

Tabel 4. Sebaran Penduduk Menurut Suku di Kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong Tahun 2020

Reponden Menurut Suku Jumlah (KK)

Nisbah (%)

Klabra 28 94 %

Ambon 1 0.3%

Jawa 1 0,3%

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data primer tahun 2020

Tabel 5. Sebaran Responden Menrut Agama Di Kapung Buk Kabupaten Sorong Tahun 2020

Agama Jumlah (KK) Nisbah (%)

Kristen Protetan 29 99

Islam 1 0,1

Jumlah 30 100

Sumber : Data Prime Tahun 2020 Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah (KK)

Nisbah (%)

< 15 0 0

15-55 30 30

>56 0 0

Jumlah 30 100

(7)

111 Tabel 6. Seabaran Reponden Mernurut Matapencaharian di Kampung Buk

Kabupaten Sorong Tahun 2020

Mata pencaharian Jumlah (KK) Nisbah (%)

Utama Sampingan

Petani Nelayan 11 37

Petani Berburu 1 3

Petani Aparat 15 50

Petani CPNS 3 10

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Tahun 2020

Tabel 7. Sebaran Responden Menurut Pendidikan Formal Di Kampung Buk Kabupaten Sorong Tahun 2020

Tingkat Pendidikan Formal Jumlah (KK) Nisbah (%)

Tidak sekolah 3 10

SMA/SMK 7 23

SMP 2 7

SD 18 60

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Tahun 2020 Produksi Usahatani

Pada umumnya masyarakat di Kampung Buk menanam berbagai jenis komoditi dalam satu lahan usahatani. Rata-rata luas lahan yang dimiliki masyarakat di Kampung Buk adalah 0,9 Ha dimana status kepemilikan lahan adalah milik sendiri. Rata-rata produksi usahatani berdasarkan jenis komoditi dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan. jenis komoditi yang menghasilkan produksi terbanyak adalah pisang, dengan rata-rata produksi 46 Kg dan produksi terkecil adalah pepaya. Pada umumnya masyarakat Kampung Buk memanen hasil pertanian tidak sekaligus, namun sedikit-sedikit untuk dijual. Sisanya akan dipanen lagi jika hasil panen sebelumnya telah habis dijual dan disimpan sebagian untuk menjadi bibit yang diolah lagi pada musim tanam selanjutnya.

Biaya Usahatani

Biaya merupakan komponen penting dalam usahatani yang digunakan dalam melakukan suatu proses produksi terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yang digunakan masyarakat di Kampung Buk terdiri dari biaya produksi berupa pembelian bibit dan biaya pemasaran. Biaya tetap terdiri dari penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan seperti traktor, cangkul, parang, sabit Rata-rata biaya yang digunakan petani di Kampung Buk Kabupaten Sorong selama satu musim tanam disajikan pada Tabel 9.

(8)

112 Tabel 8. Rata-rata Produksi Usahatani Berdasarkan Jenis Komoditi per bulan Tanam di

Kampung Buk Tahun 2020

No Jenis Komoditi yang diusahakan Rata-rata Produksi (Kg/bulan)

1 Pisang 46

2 Sayur Lilin 11

3 Gedi 21

4 Rica 16

5 Bayam 25

6 Ubi Kayu 3

7 Ubi Jalar 3

8 Jagung 26

9 Kacang Tanah 3

10 Kacang Panjang 14

11 Sawi 3

12 Pepaya 1

13 Durian 11

14 Rambutan 10

Sumber: Data dioleh Tahun 2020

Tabel 9. Rata-rata Biaya Usahatani Per bulan yang Digunakan dalam Usahatani di Kampung Buk Tahun 2020

Jenis Biaya Rata-rata Biaya

Variabel 141,602

Tetap 12,128.33

Total 153,731

Sumber: Data dioleh Tahun 2020

Tabel 9 menunjukkan bahwa total biaya rata-rata usahatani di Kampung Buk adalah Rp 153,731. Per bulan. Biaya variabel 141,602 yang banyak digunakan adalah biaya bibit.

biaya variabel lain seperti pupuk dan obat-obatan tidak dikeluarkan oleh masyarakat setempat karena mereka tidak menggunakan pupuk dan obat-obatan. Hal ini karena petani di Kampung Buk masih mengandalkan kesuburan tanah secara alami. Biaya tetap yang paling besar 12,128.33 digunakan adalah penggunaan alat seperti cangkul, parang, sabit, sekop dan kapak yang digunakan oleh masyrakat setempat.

Penerimaan Usahatani

Rata-rata penerimaan usahatani per musim tanam masyarakat Kampung Buk Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan usahatani di Kampung Buk adalah sebesar Rp 4,524,188 Dimana, penerimaan terbesar berasal dari komoditi jagung dengan rata-rata penerimaan adalah 1,216,67 di ikuti dengan durian dengan rata-rata penerimaan sebesar 856,667 sedangkan penerimaan rata- rata terkecil berasar dari komoditi pepaya dan ubi kayu. Artinya kedua komudi tersebut (jagung dan durian) menghasilkan produksi yg baik sehingga berdampak kepada penerimaan yang tinggi.

(9)

113 Tabel 10. Total Penerimaan Usahatani Per bulan di Kampung Buk Tahun 2020

No Jenis Komoditi yang diusahakan

Total Penerimaan (Rp) Rata-Rata Penerimaan (Rp)

1 Pisang 11,725,000 390,833

2 Sayur Lilin 5,700,000 190,000

3 Sayur gedi 6,200,000 206,667

4 Rica 23,100,625 770,021

5 Bayam 10,050,000 335,000

6 Ubi Kayu 1,500,000 50,000

7 Ubi Jalar 800,000 26,667

8 Jagung 36,500,000 1,216,667

9 Kacang Tanah 2,000,000 66,667

10 Kacang Panjang 4,300,000 143,333

11 Sawi 1,000,000 33,333

12 Pepaya 600,000 20,000

13 Rambutan 6,550,000 218,333

14 Durian 25,700,000 856,667

Total Penerimaan 135,725,625 4,524,188

Sumber: Data dioleh Tahun 2020 Pendapatan Usahatani

Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan oleh petani. Rata-rata pendapatan yang diperoleh petani di Kampung Buk selama satu bulan disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Pendapatan Usahatani di Kampung Buk Tahun 2020

Jenis Pendapatan Pendapatan (Rp/bulan)

Total Pendapatan 86,748,660

Rata-rata 3,360,138

Sumber: Data dioleh Tahun 2020

Tabel 11 menunjukkan bahawa total pendapatan usahatani yang diperoleh masyarakat petani kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong pada tahun 2020 adalah sebesar Rp 86,748,660 dengan rata- rata pendapatan usahatani Rp 3,360,138. Artinya pendapatan tersebut cukup tinggi bila dibandingkan dengan pendapatan usahatani di daerah lainnya.

Produksi Perikanan

Selain melakukan kegiatan usahatani, masyarakat Kampung Buk juga melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ada berbagai jenis ikan yang sering ditangkap serta udang dan kerang. Rata-rata produksi perikanan tangkap yang diperoleh oleh masyarakat Kampung Buk dalam sebulan menangkap ikan adalah sebagai berikut.

Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata produksi perikanan tangkap ikan dengan sebesar 46 Kg dan udang termasuk sebesar 25 Kg dalam satu kali menangkap ikan di sungai dari total rata rata adalah sebesar 96 Kg. Jenis ikan yang paling banyak ditangkap adalah berbagai macam- macam jenis ikan yaitu ikan kedelah, ikan sakod, ikan hir, ikan sebilang yang terdapat disungai.

(10)

114 Tebel 12. Rata-rata Produksi Perikanan Tangkap di Kampung Buk Tahun 2020

Jenis Ikan Rata-Rata Produksi (kg)

Ikan 46

Udang 25

Bia/Kerang 25

Sumber: Data dioleh Tahun 2020 Biaya Produksi

Biaya variabel yang digunakan masyarakat di Kampung Buk untuk menangkap ikan di sungai adalah biaya bahan bakar (BBM), konsumsi dan plastik untuk pemasaran. Biaya tetap yang digunakan seperti alat pancing dan jaring. Rata-rata biaya yang digunakan petani di Kampung Buk Kabupaten Sorong selama satu kali musim penangkapan disajikan pada Tabel 13.

Tebel 13. Rata-Rata Biaya Penangkapan Ikan/udang Masyarakat Kampung Buk per Trip Tahun 2020

Jenis Biaya Rata-rata Biaya (Rp)

Biaya tetap 62,715

Biaya variabel 1,483,871

Rata-rata Biaya Total 1,546,586

Sumber: Data dioleh Tahun 2020

Tabel 13. menunjukkan bahawa total biaya rata-rata di Kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong adalah Rp 1,546,586 merupakan biaya yang dipakai selama melakukan proses produksi ikan dan udang, Biaya tertinggi berasal dari biaya variabel. Semakin tinggi biaya variabel, semakin tinggi pula produksi perikanan tangkap yang diperoleh.

Penerimaan

Rata-rata penerimaan pada sektor perikanan tangkap per satu kali trip penangkapan di Kampung Buk Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rata Rata Penerimaan Perikanan Tangkap Per bulan Di Kampung Buk Kabupaten Sorong Pada Tahun 2020

Jenis Perikanan Rata-rata Penerimaan (Rp)

Ikan 1,023,373

Udang 442,500

Bia/Kerang 91,667

Total peneriamaan 1,557,540

Sumber: Data dioleh Tahun 2020

Tabel 14 menunjukkan bahwa total penerimaan perikanan tangkap di Kampung Buk adalah sebesar Rp 1,557,540 dimana rata- rata penerimaan paling terbesar pada jenis ikan Rp 1,023,373 sedangkan penerimaan terkecil pada jenis bia/kerang. Rp 91,667 artinya ikan lebih banyak ditangkap setiap bulan daripada bia/kerang,dan udang.

Pendapatan Perikanan

Pendapatan merupakan selisih dari penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani/nelayan. Rata-rata pendapatan perikanan tangkap yang diperoleh masyarakat di Kampung Buk selama satu bulan disajikan pada Tabel 15.

(11)

115 Tabel 15. Pendapatan Perikanan Tangkap per bulan Di Kampung Buk Pada Tahun

2020

Sumber: Data dioleh Tahun 2020

Tabel 15 menunjukkan bahwa total pendapatan perikanan tangkap oleh masyarakat Kampung Buk per buln adalah sebesar Rp 22,754,117, dimana rata- rata Rp 758,471. Hal ini menunjukkan bahawa pendapatan perikanan lebih kecil dibandingkan pendapatan pada kegiatan usahatani tanaman pangan dan hortikultura.

Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga dari beberapa pekerjaan yang diperoleh masyarakat kampung Distrik Buk yang dapat di lihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Jenis Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan Di Kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong Pada Tahun 2020

Jenis Pendapatan Rumah Tangga Rata Rata Per/ Bulan

Kontribusi Pendapatan RT

Pertanian 3,360,138 30.00

Menokok 1,640,000 14.64

CPNS/PNS 430,467 3.84

perikanan 758,471 6.77

Tukan 357,143 3.19

operator 206,897 1.85

arisan 172,414 1.54

Pedagan kios 357,143 3.19

Aparat kampuk/Keplak Kampung 3,716,667 33.18

Swasta 166,667 1.49

Berburu 35,714 0.32

Total Pendapatan Rumah Tangga 11,201,721 100 Suber Data Tahun 2020

Tabel 16. menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan dari jenis pekerjaan yang diperoleh masyarakat Kampung Buk Distrik Pada tahun 2020 dimana rata-rata pendapatan di pertanian pangan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan dari sumber mata pencaharian lainnya. Total Rata-rata pendapatan rumah tangga perbulan di Kampung Buk Distrik Buk Kambupaten Sorong sebesar Rp 11,201,721 artinya pedapatan rumah tangga dihutum dari total keseluruhan sumsber pekerjaan yang di peroleh, termasuk dalam kategori tingi.

Kontribusi Pendapatan Rumah Tangga

Kontribusi pendapatan usahatani tanaman pangan di Kampung Buk Distrik Buk Kabupaten Sorong 2020 dari total keseluruhan pendapatan rumah tangga yang diperoleh masyarakat petani yang berada diwilayah tersebut sebesar 30%, dari total keseluruhan pendapatan rumah tangga.

Jenis Pendapatan Nilai (Rp)

Rata- rata 758,471

Total 22,754,117

(12)

116 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Rata-rata pendapatan rumahtangga paling tinggi di Kampung Buk berasal dari usahatani tanaman pangan dan hortikutura yaitu sebesar Rp 3,360,138 dan yang paling kecil berasal dari perikanan yaitu Rp 758,471

2. Kontribusi pendapatan rumah tangga yang berasal dari tanaman pagan dan hortikultura di Kampung Buk adalah sebesar 30,%

Saran

Mengingat sumber pendapatan tertinggi dari rumahtangga adalah dari sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, maka perlu ada perhatian dari pemerintah terhadap masyarakat Kampung Buk yang berkerja di sektor pertanian tanaman pangan dan hortukultura terkait pemberian bantuan pupuk dan obat-obatan serta bibit unggul agar lebih meningkatkan pedapatan terhadap usahatani. Selain itu diharapkan adanya penyuluhan pertanian dan pendampingan kepada masyarakat di Kampung Buk agar masyarakat mendapatkan informasi dalam pengelolaan usahatani menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Anggaran Pendapatan Negara. Jakarta. Di akses dari www.bps.

go.id pada tnggal 30 Oktober 2014.

Badan Pusat Statistik. 2017. Kabupaten Sorong Dalam Angka. Sorong : BPS Kabupaten Sorong.

Badan pussat Statistik Kabupten Sorong, 2018.Data Kabupaten Sorong dalam anggka:

Departemen Pertanian. 2013. Peraturan Menteri Pertanian tentang Sistem Pertanian Organik.

Departemen Pertanian. Jakarta.

Hernanto. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hernanto, F. 1988. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mubyarto 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta : Edisi Ke-tiga, LP3S Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.

Soekartawi, et al. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk pengembangan Petani Kecil.

Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Soekartawi. 1991. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. Universitas Brawijaya.

Rajawali Press. Jakarta.

Soekartawi., 1993, Agribisnis Teori dan Aplikasinya, Raja Garfindo. Persada, Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani.UI Press.Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Drafindo Persada.

Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Penerbit LP3ES Edisi Revisiˍ

Referensi

Dokumen terkait

Munculnya dikotomi antara keadilan substantif dan keadilan prosedural dalam proses penegakan hukum karena pemahaman filosofis terhadap penegakan hukum itu sendiri,

Oleh itu, dapatan kajian ini menunjukkan bahawa dalam mereka bentuk kurikulum BIM untuk golongan pekak bagi PAFA kesemua item telah dipersetujui oleh kesemua pakar dan terdapat

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti menemukan bahwa jumlah pengunjung yang terus meningkat masih ada masalah yang dihadapi diTaman Margasatwa yaitu dari segi

Selain itu, berdasarkan dengan data 34% tersebut siswa yang tidak berminat untuk berwirausaha memiliki beberapa alas an dalam diri sendiri yakni terdapat 17 siswa yang

Makalah ini bertujuan untuk mendokumentasikan toponimi yang dimunculkan pada sejumlah lagu populer sehingga dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah terkait,

3.2 Kontribusi Usahatani Kakao terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Terdapat tiga sumber pendapatan petani kakao di Desa Pangsan yaitu usahatani kakao, usahatani lainnya yang

Total pendapatan rumah tangga petani teh merupakan jumlah pendapatan diperoleh petani baik dari usaha tani teh maupun dari usaha non tani teh. Total pendapatan rumah tangga

Adapun metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan metode peramalan yang disesuaikan dengan pola data historis penjualan perusahaan