• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

43 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Sebelah utara : Desa Tambakrejo, Kecamatan Pacitan Sebelah timur : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan Sebelah selatan : Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung Sebelah barat : Desa Semanten, Kecamatan Pacitan

Desa Banjarsari memiliki luas sekitar 235,621 ha yang terdiri dari luas persawahan seluas 44 ha, luas pemukiman seluas 10 ha, luas perkebunan seluas 99 ha, luas pekarangan seluas 30 ha, luas tegal seluas 36 ha, dan luas prasarana umum lainnya seluas 16,621 ha.

Desa Banjarsari memiliki Sungai Grindulu yang merupakan sungai penghubung ke desa seberang yaitu Desa Semanten. Kondisi persawahan merupakan sawah tadah hujan dengan memanfaatkan air hujan yang hanya turun di musim tanam antara bulan Oktober-Maret. Jarak desa dari pemerintahan kecamatan pusat adalah 10 km, dari pusat pemerintahan kabupaten adalah 8 km, dan dari pemerintahan provinsi adalah 295 km. Apabila ingin memasuki Desa Banjarsari dapat ditempuh dengan menggunakan jalan darat .

5.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Banjarsari sudah cukup tersedia dengan baik. Kebutuhan penduduk untuk pendidikan dasar dan pelayanan kesehatan sederhana dapat terpenuhi di dalam desa tanpa harus mencari di luar wilayah desa. Jalan utama yang menghubungkan desa dengan wilayah luar

(2)

44 pundalam kondisi yang cukup baik dan permanen sehingga dapat dilalui berbagai jenis kendaran darat. Mengenai fasilitas pendidikan yang masih terbatas, Desa Banjarsari hanya memiliki 2 PAUD, 1 TK, dan 1 SD. Apabila pendidikan tingkat menengah, tingkat menengah atas dan pendidikan tinggi, penduduk harus mencarinya ke wilayah lain di luar desa. Desa Banjarsari memiliki pelayanan kesehatan sebanyak tiga posyandu yang masih aktif. Kegiatan pelaksanan posyandu terdapat kader posyandu aktif sebanyak sembilan orang dan tiga pembina posyandu.

Masyarakat memanfaatkan warung-warung yang cukup tersedia di sepanjang jalan utama desa untuk fasilitas perbelanjaan. Pedagang keliling di Desa Banjarsari cukup sedikit. Pasar dan swalayan yang memadai terletak di pusat kecamatan yaitu di daerah Arjowinangun. Transportasi umum yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mobilitas antar kecamatan tersebut adalah angkot dan motor.

Sarana yang dirasakan sangat penting oleh masyarakat adalah layanan air bersih. Sumber air utama di Desa Banjarsari sebagian besar didapatkan dari mata air dan sumur gali. Tabel 7 menunjukkan jumlah sumber air bersih dan pengguna sumber air.

Tabel 7. Jumlah Penggunaan Sumber Air Bersih di Desa Banjarsari

No Jenis Jumlah (Unit) Pemanfaat (KK)

1 Mata air 3 60

2 Sumur gali 156 340

3 Sumur pompa 1 1

Total 160 401

Sumber: Kantor Kelurahan Desa Banjarsari, Kabupaten Pacitan (2011)

(3)

45 Keberadaan layanan air bersih sangat diharapkan oleh penduduk terutama ketika memasuki musim kemarau. Pada saat musim kemarau dapat dikatakan sumber air yang tersedia tidak mencukupi bahkan untuk mandi sekalipun.

5.3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

Jumlah penduduk Desa Banjarsari pada tahun 2011 mengalami penurunan.

Penduduk Desa Banjarsari pada tahun 2010 berjumlah 1326 jiwa yang terdiri dari 633 laki-laki dan 693 perempuan, sedangkan pada tahun 2011, jumlah penduduk menjadi 1316 jiwa yang terdiri dari 633 laki-laki dan 683 perempuan. Jumlah rumah tangga pada tahun 2010 dan 2011 tidak mengalami perubahan yaitu berjumlah 401 KK terdiri dari 316 KK laki-laki (78,80%) dan 85 KK perempuan (21,20%). Seluruh penduduk desa menganut agama Islam.

Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja adalah sebanyak 438 orang dengan persentase 33,28%, usia lebih dari 56 sebesar 376 orang dengan persentase 28,57%, usia 0-7 tahun sebesar 181 orang dengan persentase 13,75%, usia 7-18 tahun sebesar 175 orang dengan persentase 13,30%, usia 1-5 tahun sebesar 108 orang dengan persentase 8,21%, usia 0-12 bulan sebesar 38 orang dengan persentase 2,89%. Masyarakat Desa Banjarsari sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian sebesar 84,78%.

Tabel 8. Jumlah Mata Pencaharian Menurut Sektor Tahun 2011 di Desa Banjarsari

No Sektor Jumlah

(orang)

Persentase (%) 1 Sektor pertanian

Sektor peternakan

1003 84,78

2 8 0,68

3 Sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga 43 3,64

4 Sektor industri menengah dan besar 16 1,35

5 Sektor jasa 113 9,56

Total 1183 100,00

Sumber: Kantor Kelurahan Desa Banjarsari, Kabupaten Pacitan (2011)

(4)

46 Tingkat kesejahteraan penduduk dapat dilihat dengan menggunakan kriteria keluarga sejahtera yang dikeluarkan oleh BKKBN, tingkat kesejahteraan keluarga di Desa Banjarsari dikelompokkan menjadi lima tahapan. Selengkapnya mengenai jumlah keluarga menurut tingkat kesejahteraannya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Kesejahteraan Keluarga di Desa Banjarsari

No Uraian Jumlah (KK) Persentase (%)

1 Keluarga Pra Sejahtera 41 10,22

2 Keluarga Sejahtera I 61 15,21

3 Keluarga Sejahtera II 98 24,44

4 Keluarga Sejahtera III 198 49,38

5 Keluarga Sejahtera III plus 3 0,75

Total 401 100,00

Sumber: Kantor Kelurahan Desa Banjarsari, Kabupaten Pacitan (2011)

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dengan persentase sebesar 49,38% mayoritas keluarga di Desa Banjarsari adalah mereka yang tergolong Keluarga Sejahtera III (KS III). Kemudian sebesar 24,44% keluarga di desaini adalah mereka yang tergolong Keluarga Sejahtera II (KS II). Selanjutnya sebesar 15,21% keluarga tergolong Keluarga Sejahtera I (KS I). Sisanya masing-masing dengan persentase sebesar 10,22% dan 0,75% adalah mereka yang tergolong Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera III plus (KS III+).

Berdasarkan kriteria keluarga sejahtera BKKBN tersebut, yang tergolong keluarga miskin adalah mereka yang termasuk Pra-KS dan KS I. Total keluarga miskin di Desa Banjarsari berdasarkan kriteria tersebut sebesar 25,43% sedangkan total keluarga tidak miskin sebesar 74,57%. Mayoritas rumah tangga di Desa Banjarsari tergolong tidak miskin.

(5)

47 5.4 Karakteristik Responden

Responden utama dalam penelitian yang dilakukan di Desa Banjarsari ini adalah rumah tangga yang mengikuti KRPL yang berjumlah 80 orang. Responden Desa Banjarsari dibagi menjadi 3 strata yaitu: strata 1 berjumlah 30 responden, strata 2 berjumlah 25 responden, dan strata 3 berjumlah 25 responden.

Karakteristik utama responden yang dapat diketahui adalah umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dalam satu rumah dan luas pekarangan. Variasi umur responden di Desa Banjarsari cukup lebar yaitu dari usia 20 hingga 79 tahun. Keikutsertaan responden pada KRPL di Desa Banjarsari dapat dilihat di Tabel 10.

Tabel 10. Rentang Umur Responden Rentang

Umur (tahun)

Strata 1 Strata 2 Strata 3

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

< 30 5 17,00 6 24,00 3 12,00

31-56 16 53,00 10 40,00 18 72,00

>56 9 30,00 9 36,00 4 16,00

Total 30 100,00 25 100,00 25 100,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Berdasarkan Tabel 10 memperlihatkan rentang umur responden berdasarkan keikutsertaan dalam KRPL. Rata-rata umur responden yang mengikuti KRPL pada strata 1 adalah 48 tahun dengan umur responden yang paling muda adalah 20 tahun sedangkan yang paling tua mengikuti KRPL adalah 79 tahun. Pada strata 2, rata-rata umur responden yang mengikuti KRPL adalah 48 tahun dengan umur responden yang paling muda adalah 26 tahun dan yang paling tua mengikuti KRPL adalah 71 tahun. Pada strata 3, rata-rata umur

(6)

48 responden yang mengikuti KRPL adalah 47 tahun dengan umur responden yang paling muda adalah 22 tahun sedangkan yang paling tua mengikuti KRPL adalah 62 tahun. Maka, responden yang mengikuti KRPL di Desa Banjarsari tidak mengenal batasan umur, yaitu dari kalangan muda hingga kalangan tua sekalipun.

Pada pelaksanaan KRPL pendidikan responden bervariasi dari SD hingga Perguruan Tinggi. Sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah. Tabel status pendidikan responden berdasarkan keikutsertaan dalam KRPL di Desa Banjarsari dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Tingkat Pendidikan Formal Responden Tingkat

Pendidikan

Strata 1 Strata 2 Strata 3

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

SD 13 43,00 11 44,00 7 28,00

SLTP 6 20,00 5 20,00 3 12,00

SLTA 7 23,00 5 20,00 8 32,00

PT 4 14,00 4 16,00 7 28,00

Total 30 100,00 25 100,00 25 100,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Berdasarkan Tabel 11 dapat terlihat bahwa tingkat pendidikan formal antara ketiga strata yang mengikuti KRPL adalah berbeda. Pada strata 1 dan 2, sebagian besar responden berpendidikan SD. Dominasi di strata 3 ditunjukkan oleh responden dengan yang berpendidikan SLTA. Perbedaan ini disebabkan karena strata 1 dan 2 kondisi perekonomian keluarga yang tidak mencukupi untuk melanjutkan jenjang yang lebih tinggi.

Tanggungan keluarga merupakan jumlah total anggota keluarga yang menggantungkan kehidupan ekonominya kepada kepala keluarga. Jumlah tersebut juga menggambarkan besarnya potensi tenaga kerja yang dapat tersedia untuk

(7)

49 usahatani keluarga. Secara rata-rata jumlah tanggungan keluarga untuk ketiga strata di Desa Banjarsari adalah 4 orang per keluarga. Artinya, seorang responden dalam suatu rumah tangga harus menanggung beban hidup bagi sekitar 4 orang anggota keluarga lainnya. Tabel 12 menunjukkan rata-rata jumlah tanggungan keluarga untuk tiap strata.

Tabel 12. Rata-Rata Tanggungan Keluarga No Kelompok Strata

Rata-rata

Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)

1 Strata 1 4

2 Strata 2 4

3 Strata 3 4

Total 4

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Kondisi di lapang menyatakan bahwa potensi kerja untuk mengikuti KRPL hanya sebesar dua orang. Hal ini dikarenakan KRPL merupakan kegiatan yang sasarannya adalah ibu rumah tangga. Kepala rumah tangga (bapak) dan anggota keluarga lainnya sifatnya hanya membantu kegiatan KRPL.

Tolak ukur dalam pengembangan KRPL adalah luas pekarangan. Luas pekarangan pada setiap strata bervariasi. Penguasaan luas pekarangan di Desa Banjarsari dapat dilihat pada Tabel 13-15.

Tabel 13. Luas Pekarangan Strata 1

No Luas Pekarangan (m2) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 <30 19 63,33

2 31-60 8 26,67

3 61-100 3 10,00

Total 30 100,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan luas pekarangan pada strata 1 yaitu luas pekarangan minimum yang dimiliki responden seluas 7 m2 sedangkan

(8)

50 maksimum yang dimiliki oleh responden seluas 80 m2. Rata-rata luas pekarangan yang dimiliki rumah tangga pada strata 1 yaitu seluas 29 m2.

Tabel 14. Luas Pekarangan Strata 2

No Luas pekarangan (m2) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 101-130 6 24,00

2 131-160 6 24,00

3 161-200 13 52,00

Total 25 100,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan luas pekarangan pada strata 2 yaitu luas pekarangan minimum yang dimiliki responden pada strata 2 seluas 104 m2 sedangkan maksimum yang dimiliki oleh responden seluas 187 m2. Rata-rata luas pekarangan yang dimiliki rumah tangga pada strata 2 yaitu seluas 150 m2.

Tabel 15. Luas Pekarangan Strata 3

No Luas pekarangan (m2) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 201-230 11 44,00

2 231-260 2 8,00

3 >260 12 48,00

Total 25 100,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2012

Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan luas pekarangan pada strata 3 yaitu luas pekarangan minimum yang dimiliki responden pada strata 3 seluas 204 m2 sedangkan maksimum yang dimiliki oleh responden seluas 550 m2. Rata-rata luas pekarangan yang dimiliki rumah tangga pada strata 3 yaitu seluas 305 m2.

5.5. Profil Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) “KEMPLING”

Kawasan Rumah Pangan Lestari (Rumah Hijau Plus-Plus) di Desa Banjarsari merupakan desa percontohan yang pertama yang dilaksanakan secara swadaya. Pengembangan KRPL di Desa Banjarsari bernama KRPL

“KEMPLING” dengan singkatan Kawasan Rumah Pangan Lestari Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, dan Lingkungan.

(9)

51 Pengembangan KRPL merupakan gerakan dengan partisipasi aktif masyarakat yang dimotori oleh ibu-ibu Tim Penggerak PKK untuk mengefektifkan sumberdaya alam yang belum optimal. Awal pengembangan KRPL melihat dari potensi lahan pekarangan masyarakat yang sangat mendukung untuk dimanfaatkan dan ditanami serta adanya anjuran penganekaragaman sayuran di pekarangan oleh Pemerintah Pacitan yang menjadi salah satu faktor utama berdirinya KRPL di Desa Banjarsari. Perbedaan dengan Desa Kayen yang merupakan desa percontohan Kementerian Pacitan dengan Desa Banjarsari yaitu partisipasi masyarakat Desa Banjarsari lebih tinggi dibandingkan partisipasi Desa Kayen. Hal ini dibuktikan dari perolehan juara dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus bahwa KRPL Dusun Padangan mampu memperoleh:

Juara ke-1 KRPL tingkat Kecamatan, Juara ke-1 KRPL tingkat Kabupaten, Juara ke-1 KRPL tingkat Dinas antar PPL, dan Juara ke-2 tingkat Kabupaten (posdaya).

Pelaksanaan awal KRPL di Desa Banjarsari dimulai dari satu dusun yaitu Dusun Padangan sekitar pada bulan April 2011. Kegiatan di Dusun Padangan diawali dengan satu RT sebesar 21 KK. Sosialisasi dilaksanakan melalui perkumpulan tidak formal untuk mengenalkan penganekaragaman sayuran di pekarangan dengan mengajak perangkat desa dan tokoh masyarakat yang berpengaruh. Hasilnya masyarakat banyak yang merespon dan akhirnya secara swadaya dengan menggunakan iuran melalui kelompok tani atau RT yang dilaksanakan di satu tempat kemudian iuran tersebut digunakan untuk membeli benih sayuran. Benih sayuran ini kemudian disemaikan di KBD sebelum dibagikan kepada masyarakat Desa Banjarsari. Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan tersebut juga mengadopsi dari Desa Kayen sehingga KRPL di Desa

(10)

52 Banjarsari muncul. Pelaksanaan KRPL KEMPLING resmi didirikan pada tanggal 3 Desember 2011.

Visi KRPL KEMPLING adalah KRPL mencukupi kebutuhan pangan keluarga. Misi KRPL KEMPLING adalah meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan, meningkatkan gerakan polibagisasi, meningkatkan budidaya ikan air tawar, dan meningkatkan budi daya tanaman TOGA.

Tujuan KRPL KEMPLING adalah:

1) Meningkatkan ketersediaan cadangan pangan keluarga.

2) Meningkatkan penganekaragaman pangan.

3) Meningkatkan kualitas keluarga.

4) Meningkatkan pendapatan keluarga.

5) Menumbuh kembangkan ekonomi kreativitas disetiap keluarga.

Sasaran KRPL KEMPLING adalah:

1) Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga yang tergabung dalam PKK Desa dan Dasa Wisma sebagai pelaku dan pengelola pekarangan.

2) Menumbuh kembangkan KBD dan sarana penunjang lainnya.

3) Meningkatkatkan Peran Koperasi Wanita yang ada di Desa Banjarsari.

Pelaksanaan Pengembangan KRPL KEMPLING terdiri dari:

1) Sosialisasi mengenai KRPL

Sosialisasi dilaksanakan oleh tim PPL Desa Banjarsari, perangkat desa, dan tokoh masyarakat kepada warga untuk menyampaikan maksud dan tujuan pengembangan KRPL.

2) Penyiapan lahan dan media tanam

(11)

53 Partisipasi masyarakat saat penyiapan lahan di pekarangan, media tanam, kelengkapan vertikultur sangat menentukan keberhasilan KRPL.

3) Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman secara rutin oleh masyarakat dengan pemberian pupuk kandang, pemasangan ajir, pemeriksaan dan pengendalian hama, serta pemeliharaan ayam/ternak, ikan.

Ciri khas dalam pengembangan KRPL yaitu setiap desa harus memiliki KBD. Pengembangan KBD merupakan sarana yang paling penting untuk diadakan. Sarana KBD dilakukan secara terpusat di salah satu rumah warga yang tempatnya strategis yaitu sekitar 5-10 m dari jalan utama Desa Banjarsari.

Produksi di KBD Banjarsari dengan melakukan persemaian sayuran di nampan kemudian dipindah ke daun pisang atau yang lebih dikenal di Desa Banjarsari adalah “voker”. Pengurus KRPL setelah itu membagikan voker ke masyarakat maupun di jual ke masyarakat desa lain.

Penyemaian benih sayur di Desa Banjarsari menggunakan bahan yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan daun pisang.

Kelebihan menggunakan daun pisang yaitu saat memindah bibit ke polibag, bibit tanaman yang ada di media semai tidak perlu dibongkar, tetapi bisa langsung dibenam ke dalam tanah. Keuntungan menggunakan media daun pisang yaitu bahan yang mudah di dapat di sekitar lokasi KBD, pengerjaannya mudah, dan benih yang ditanam lebih cepat tumbuh. Daun dari tanaman pisang dapat digunakan untuk menggantikan plastik yang selama ini digunakan untuk wadah media tanam untuk penyemaian benih. Cara pembuatan voker di Desa Banjarsari sangat sederhana, yaitu:

(12)

54 1) Menggulung daun pisang hingga membentuk gulungan sebesar ibu jari kaki dan menjepitnya dengan stapler. Kelebihan daun digunting agar gulungan menjadi rapi.

2) Gulungan daun pisang diletakkan di nampan atau pot dengan posisi tegak, diisi tanah, dan disiram agar lembab.

Awal pembangunan KBD di Desa Banjarsari terbuat dari kayu dan bambu yang beratapkan jerami kemudian Desa Banjarsari mendapatkan bantuan dari Kecamatan Pacitan oleh masyarakat digunakan untuk renovasi KBD dan membeli kebutuhan KBD yaitu benih/bibit. Pengelolaan pada awal pengembangan KBD KEMPLING dengan mengambil benih/bibit di voker secara gratis dan pembagian voker untuk tanaman cabai, tomat, dan terong masing-masing sebanyak 5 voker dan untuk bayam, kangkung, sawi sebanyak ½ ons dengan harga Rp 5.000 di pasar. Tanaman bayam, kangkung, dan sawi diasumsikan ½ ons sama dengan 10 voker tiap tanaman karena di lapang untuk ketiga tanaman tersebut masyarakat tidak semuanya ditanam dan keterbatasan ingatan responden. Seiring berjalannya waktu, masyarakat membeli bibit per voker dengan harga Rp 500 sebagai pengganti biaya kemudian hasil dari penjualan KBD masuk ke kas dan uang tersebut diputar untuk membeli perlengkapan KBD serta berakhir untuk memenuhi kebutuhan benih/bibit masyarakat Desa Banjarsari di pekarangan.

Mayoritas masyarakat mengambil voker secara gratis di KBD. Sebagian masyarakat kadang juga membeli voker secara tunai di KBD sebagai pengganti biaya yang dikeluarkan oleh KBD.

Pelaksanaan KRPL KEMPLING mempunyai kepengurusan yang didasarkan oleh inisiatif masyarakat. Berdasarkan Keputusan Kepala Desa

(13)

55 Banjarsari Kecamatan Pacitan Nomor: 10 Tahun 2011 tentang Penetapan Pengurus KRPL Desa Banjarsari sebagai berikut:

1) Penanggung Jawab 2) Ketua

3) Sekretaris 4) Bendahara

5) Seksi-seksi yang terdiri dari:

a) Pembibitan b) Pemupukan c) Pemasaran d) Kebersihan

e) Pengolahan/Pelatihan f) Pemberantasan Hama

Pelaksanaan KRPL Desa Banjarsari mendapatkan bimbingan dari PPL.

Para penyuluh lapang bertindak sebagai jembatan terhadap masyarakat KRPL.

Para penyuluh mendekatkan sumber informasi kepada rumah tangga dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh rumah tangga. Penyampaian penyuluhan secara langsung dapat dilakukan melalui tatap muka dengan penyuluh.

Penyuluhan secara tidak langsung dengan cara penyampaiannya melalui dari satu orang ke orang lain. Pertemuan rutin PPL di Desa Banjarsari dilaksanakan sebulan sekali yang disampaikan melalui Gapoktan dimana anggota Gapoktan merupakan anggota KRPL. Peran Ibu PKK dalam pelaksanaan KRPL sangat menunjang dalam pengembangan desa. Jadwal khusus untuk KRPL yang diberikan kepada ibu PKK tidak menentu sesuai dengan kepentingan kondisi di lapang.

Gambar

Tabel 7.  Jumlah Penggunaan Sumber Air Bersih di Desa Banjarsari
Tabel 9.  Kesejahteraan Keluarga di Desa Banjarsari
Tabel 10.  Rentang Umur Responden   Rentang
Tabel 11.  Tingkat Pendidikan Formal Responden  Tingkat
+2

Referensi

Dokumen terkait