• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2017

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI KERJA

PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Yummi Asmarani Hamka1, Erwin Resmawan2, Farhanuddin Jamanie3

Abstrak

Penelitian ini menguji Pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Teknik pengumpulan data-data yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuisioner dan penelitian kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis adalah Korelasi Product Moment, Korelasi Parsial, Regresi Linear Berganda, Kesamaan Prediksi dan Koefisien Deteminisasi (Koefisien Penentu). Dari hasil penelitian, kemampuan manajerial dengan nilai koefisien 0.219 maka diperoleh Ttest sebesar 1.505. diketahui Ttabel sebesar 1.682 hal ini menunjukan Ttest lebih kecil dibandingkan Ttabel maka tidak signifikan. Sedangkan nilai koefisien gaya kepemimpinan sebesar 0.266 maka diperoleh Ttest sebesar 1.991. diketahui Ttabel

sebesar 1.682 hal ini menunjukan Ttest lebih besar dibandingkan Ttabel maka berpengaruh signifikan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel kemampuan manajerial H1 ditolak dan H0 diterima sedangkan variabel gaya kepemimpinan H1 diterima dan H0 ditolak dan variabel keduanya secara simultan menunjukan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Kata Kunci: Kemampuan Manajerial, Gaya Kepemimpinan, Prestasi Kerja

Abstract

This research examines the effect of Managerial Ability to Employee Work Achievement in Camat Loa Janan Office of Kabupaten Kutai Kartanegara, to test the influence of Leadership Style on Employee Work Achievement at Camat Loa Janan Office of Kabupaten Kutai Kartanegara and to test the Influence of Managerial Capability and Leadership Style toward Employee Work Achievement at Camat Loa Janan Office of Kabupaten Kutai Kartanegara. The method of analysis used in this study is quantitative with an associative approach.

Techniques of collecting data conducted by interview, observation, questionnaire and library research. Data analysis techniques used in this study to test the hypothesis is Product Moment Correlation, Partial Correlation, Multiple Linear Regression, Predeksi Similarity and Determinization Coefficient. The result research showed that managerial ability with coefficient value 0.219 then obtained Ttest of 1.505. is known Ttable of 1.682 this shows Ttestsmaller than Ttable then not significant. While the value of leadership style coefficient of 0.266

(2)

then obtained Ttest of 1.991. is known Ttable of 1.682 this shows Ttest larger than Ttable then have a significant effect. From this study it can be concluded that H1

managerial ability variable is rejected and H0 accepted while H1 leadership style variable accepted and H0 is rejected and both variables simultaneously show that H0 is rejected and H1 accepted.

Keywords: Managerial Capabilities, Leadership Style, Job Performance

Pendahuluan

Di era pembangunan dan globalisasi dewasa ini, peranan pimpinan dalam setiap organisasi atau instansi sangatlah dominan dalam mengembangkan dan meningkatkan produktifitas organisasi atau instansi tersebut. Dimana pengembangan manajerial juga mempunyai peran penting dan hakekatnya mencangkup banyak aspek, seperti penguasaan terhadap pengetahuan manajemen sebagai suatu sistem dalam masalah-masalah kepemimpinan. Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan-kelebihan dari pada orang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia itu dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu. Prestasi kerja yang mana merupakan parameter atau indikasi keberhasilan suatu organisasi baik di instansi pemerintahan maupun non pemerintahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa sumberdaya manusia memang merupakan faktor penentu, namun tingkat prestasi kerja tidak hanya ditentukan oleh salah satu faktor itu saja. Kita ketahui bahwa sekarang setiap orang berlomba-lomba menjadi yang terbaik dimana kita dituntut untuk bekerja keras meningkatkan daya saing dari akibat pengaruh informasi yang canggih terutama dalam hal sarana teknologi informasi yang diharapkan dapat memacu pegawai berprestasi kerja yang tinggi serta organisasi dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Sudah saatnya organisasi terutama di instansi pemerintahan harus menyesuaikan diri terhadap dinamika lingkungan yang terus berkembang.

Faktor sumberdaya manusia bagi kelancaran kegiatan organisasi, termasuk penyelenggaran pelayanan oleh birokrasi pemerintahan, mempunyai peranan yang penting dan bersifat sentral, karena hal ini sangat menentukan keberhasilan dan kemajuan suatu organisasi dan lembaga serta sekaligus dapat menentukan citra positif atau kepercayaan semua pihak terhadap organisasi atau instansi tersebut. Kepercayaan terhadap aparatur dianggap amat penting sebab masyarakat sebagai pelanggan membutuhkan perolehan pelayanan yang mampu memenuhi harapan dan kebutuhan secara baik, dan hal pertama yang dapat mewujudkannya adalah sumberdaya aparatur pelaksana pelayanan itu sendiri.

Maka kualitas dari pegawai dalam birokrasi pemerintahan,akan menentukan kelangsungan birokrasi dalam penyenggelenggaraan pelayanan dan pembangunan. Kualitas kerja pegawai atau prestasi kerja yang akan dicapai oleh

(3)

seorang aparatur pemerintah, perlu senantiasa diperhatikan dan akan dikelola secara baik agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dengan kemampuan birokrasi pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Tuntutan akan prestasi kerja pegawai merupakan suatu hal yang sangat mendesak untuk memenuhi pelayanan masyarakat dan pelaksanaan pemerintahan serta pembangunan yang terus mengalami peningkatan. Hai ini mencangkup baik dalam jumlah, jenis maupun kualitas pelayanan yang dalam pelaksanaannya memerlukan penanganan secara profesional dan proporsional. Oleh karena itu semangat kerja yang tinggi dan bertanggungjawab, kompetensi yang memadai serta kepemimpinan yang efektif dalam lingkungan birokrasi pemerintahan itu merupakan sejumlah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai. Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang dihubungan dengan sifat-sifat seseorang misalnya prestasi kerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan yang tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang yang berasal dari lingkungan seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. Jadi kemampuan manajerial termasuk salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi kerja. Oleh karena itu sudah selayaknya jika seorang pemimpin dalam melaksanakan peran kepemimpinan hendaknya didukung dengan kemampuan manajerial. Dalam hal ini yang dimaksud kemampuan manajerial yaitu suatu kekuatan, kecakapan dan keahlian sebagai pendukung menjalankan perannya sebagai pemimpin. Kemampuan manajerial dapat dilihat dari dua macam konsep, yaitu : Pertama, yang disebut Technical Rationality, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang bertaat asas kepada aturan, prinsip yang berlaku dalam dunia ilmu, dan berdasarkan kekuatan berfikir dalam menerapkan teori ilmiah berikut teknik atau cara-caranya. Kedua, Reflection in Action yaitu pelaksanaan pekerjaan yang mendasarkan pada kehati-hatian, pengalaman yang dimiliki seseorang, nilai dari suatu pekerjaan, dan dampak yang ditimbulkan. Maka kemampuan manajerial dalam struktur lembaga pemerintah saat ini amatlah strategis sehingga seorang pemimpin yang didukung dengan kemampuan manajerial dapat mendorong motivasi aparatur ke arah kinerja yang lebih baik dengan adanya kepemimpinan yang efektif dan dinamis.

Prestasi kerja akan dapat dicapai apabila didukung dengan adanya kemampuan manajerial dan gaya kepemimpinan yang efektif dan dinamis dalam suatu organisasi. Prestasi kerja memang erat hubungannya dengan kepemimpinan karena hal tersebut akan dapat tercapai apabila adanya kepemimpinan yang baik.

Hal ini cukup beralasan menepatkan manusia sebagai faktor penentu, karena hal tersebut membawa konsekuensi terhadap efektivitas, efisiensi dan prestasi kerja dalam mencapai tingkat kinerja dan prestasi pegawai yang ingin dicapai. Prestasi kerja juga mendapat pengaruh dari gaya kepemimpinan, salah satunya teori perilaku menekankan pada dua yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

(4)

tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. Gaya kepemimpinan orientasi tugas adalah perilaku kepemimpinan yang menekankan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan dengan baik, dengan cara mengarahkan dan mengendalikan dengan ketat pada bawahan. Sedangkan gaya kepemimpinan orientasi pada karyawan adalah perilaku kepemimpinan yang menekankan pemberian motivasi pada bawahan, melibatkan bawahan pada proses pengambilan keputusan, hubungan yang bersahabat, saling percaya dan saling menghormati.

Pada saat pimpinan mampu menerapkan gaya kepemimpinan dengan baik, maka akan memberikan semangat kerja yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi kerja pegawai.

Untuk meningkatkan kelancaran penyelenggara roda pemerintahan dan pembangunan sesuai dengan perkembangan masyarakat maka diperlukan sebuah bentuk organisasi yang efektif dan efisien. Keberadaan kepemimpinan dalam aparatur pemerintah saat ini amatlah strategis, karena dengan adanya komitmen yang tinggi seseorang pemimpin untuk meningkatkan kualitas aparatur pemerintah yang menjadi bawahannya. Dimana pentingnya aparat pemerintah Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara dalam melaksanakan tugas membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah dibidang penyelenggaraan administrasi, membutuhkan kerja pegawai secara efektif. Kenyataan yang ada dari pengamatan penulis selama ini menunjukkan bahwa prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur tampak beberapa hal seperti kurangnya kesempatan dalam mengikuti atau mengembangkan kemampuan melalui kegiatan diklat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawainya secara optimal, penempatan posisi pegawai tidak sesuai dengan bidang pekerjaannya, tampak terdapat beberapa pegawai yang tidak dapat mengoperasikan komputer serta tidak mengikuti perkembangan kemajuan teknologi di era sekarang, kualitas pelayanan yang diberikan dalam pencapaian waktu pelayanan memerlukan waktu lama dan terbatasnya sarana dan prasarana dalam ketersedian teknologi pendukung dalam menjalankan tugas.

Kerangka Teori

Kemampuan Manajerial

Dalam menjalankan pekerjaannya seorang pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan keterampilan dalam mengelola sumber-sumber yang ada dalam instansi pemerintahan maupun non pemerintahan terutama kemampuan mengkombinasikan sumber daya manusia dan alam di wujudkan dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Winardi (1995: 4) menyatakan bahwa : “Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan-tindakan perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan” Hampir sama dengan pendapat Winardi, menurut Siagian P. Sondang (2007: 67) bahwa : “kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola

(5)

usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan dan penilaian” Menurut pendapat Akdon (2002:102) mendefinisikan kemampuan manajerial sebagai perangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai pimpinan lembaga dapat mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Selanjutnya menurut pendapat yang dikemukakan oleh J. David Hunger & Thomas L. Wheelen (2001:452) dan Paul Hersey dalam Wahjosumidjo (2003:99) menyatakan yaitu :

“Kemampuan manajerial adalah kemampuan dalam menggerakan sumberdaya agar dapat mencapai tujuan dengan tepat, yang terdiri dari keahlian teknis, keahlian , manusia dan keahlian konseptual”. Sedangkan menurut B.S Wibowo (2002:14) menyatakan bahwa : “Kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki keterampilan manajerial diantaranya energi spiritual, keterampilan emosional, kekuatan intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”.

Dari penyataan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kemampuan manajerial adalah kemampuan pemimpin dalam mengelolah atau kesanggupan dalam mengambil tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien.

Kemampuan Manajerial sangat berperan penting dalam menjalankan kegiatan di instansi pemerintahan maupun non pemerintahan karena didalamnya terdapat hal- hal yang wajib dimiliki oleh pemimpin instansi pemerintahan maupun non pemerintahan. Diantaranya adalah Keahlian Teknis, Keahlian Manusia dan Keahlian Konseptual.

Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut mewujudkan adanya beberapa kesamaan. Pengertian kepemimpinan menurut para ahli: Menurut Yukl (2005), kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Robbins (2006), kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan. Definisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Menurut Rivai (2004), kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu : (1) Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara

(6)

seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, (3) Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Thoha, 2004 (dalam Pasolong, 2013: 37) menyatakan gaya kepemimpinan adalah merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain. Kartini Kartono (2008: 34) menyatakan gaya kepemimpinan adalah sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Wijaya supardo (2006: 4), mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu cara dan proses kompleks dimana seorang mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai suatu misi, tugas atau suatu sasaran dan mengarahkan organisasi dengan cara lebih masuk akal. Yayat M Herujito (2006: 188) mengartikan gaya kepemimpinan bukan bakat, oleh karena itu gaya kepemimpinan dipelajari dan dipraktekan dalam penerapannya harus sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Berdasarkan pengertian-pengertian gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah kemampuan seseorang pemimpin dalam mengarahkan, mempengaruhi, mendorong dan mengendalikan orang bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan organisasi atau kelompok. Menurut Rivai (2005:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang mempengaruhi bawahan agar sasaran atau tujuan organisasi dapat dicapai dengan baik yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan demokratis, bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas

Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Peran utama pemimpin adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.

Sedangkan menurut Arep dan Tanjung (2003:94) ada empat gaya kepemimpinan yang lazim digunakan, yaitu :

(7)

1. Kepemimpinan demokrasi adalah suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada kemampuan untuk menciptakan kepercayaan kepada orang yang dipimpinya.

2. Kepemimpinan diktator atau otokrasi adalah suatu gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada kesanggupan untuk memaksakan keinginannya yang mampu mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk mengumpulkan kepentingan dan atau golongan dengan kesediaan untuk menerima segala resiko apapun.

3. Kepemimpinan paternalistik adalah bentuk gaya kepemimpinan yang meliputi antara gaya demokrasi dan diktator. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin yang harus berlaku. Namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur demokrasi.

4. Kepemimpinan Free Rein atau Laissez yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100% menyerahkan sepenuhnya seluruhnya kebijaksanaan pengoperasian MSDM kepada bwahannya dengan hanya berpegang kepada ketentuan pokok yang ditetapkan oleh atasan mereka.

Pimpinan disini hanya sekedar mengawasi dari atas dan menerima laporan kebijaksanaan pengoperasian yang telah dilaksanakan oleh bawahannya.

Prestasi Kerja

Menurut Sutrisno (2011:149) menyatakan prestasi kerja adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap pekerjaan itu. Menurut Mangkunegara (2002:33) prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Hasibuan (2008:94) menyatakan prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Menurut Maier dalam As’ad (2001:63) prestasi kerja adalah kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan. Dimensi mana yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. Dari beberapa pengertian prestasi kerja yang dikemukakkan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja adalah hasil upaya yang dicapai seseorang dengan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu pemimpin akan memperhatikan dan mendorong pegawainya untuk dapat berprestasi, yaitu dengan cara melihat kemampuan dan minat pegawainya di dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, apakah tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan standar dan tepat waktu. Disamping itu pemimpin juga harus melihat kemampuan dalam penerimaan dan penjelasan delegasi tugas yang diberikan, apakah tugas tersebut mampu diselesaikan sesuai dengan keahliannya. Dengan demikian tidak akan terjadi situasi dimana seorang pegawai mengerjakan tugas yang tidak sesuai

(8)

dengan kemampuan dan keahliannya. Dimana pemimpin juga harus melihat peran serta pegawai dalam melaksanakan tugas agar tercipta pegawai yang berpestasi.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Teknik pengumpulan data-data yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi, kuisioner dan penelitian kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis yaitu menggunakan Korelasi Product Moment, Korelasi Parsial, Regresi Linear Berganda, Kesamaan Predeksi dan Koefisien Deteminisasi (Koefisien Penentu).

Hasil Penelitian

Analisis Product Moment

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel kemampuan manajerial (X1) dengan prestasi kerja (Y) pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara dan variable gaya kepemimpinan (X2) dengan prestasi kerja (Y) pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Sebelum menuju pada tahap analisis regresi yang bertujuan untuk mencari pengaruh, terlebih dahulu melihat hubungan antara variabel-variabel yang dibahas sebab setiap pengaruh pasti memiliki hubungan, jika tidak memiliki otomatis akan tidak ada pengaruh diantara variabel-variabel.

Hasil perhitungan korelasi product moment antara kemampuan manajerial (X1) dan prestasi kerja (Y) r = 0.537. Jadi terdapat hubungan antara kemampuan manajerial dengan prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 0.537. Untuk menguji korelasi signifikan atau tidak maka harus mengetahui harga Ftest dan membandingkan dengan Ftabel pada taraf kesalahan yang telah ditentukan dengan taraf kesalahan 5%. Diketahui Ftest

sebesar 17.829 dan Ftabel pada taraf kesalahan 5% sebesar 4.07. Artinya Ftest > Ftabel

(17.829 > 4..07) maka korelasinya signifikan, atau dapat dikatakan kemampuan manajerial memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kemudian Hasil korelasi product moment antara gaya kepemimpinan (X2) dan prestasi kerja (Y) r = 0,561. Jadi terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 0,561. Untuk menguji korelasi signifikan atau tidak, maka harus mengetahui harga Ftest dan membandingkan dengan Ftabel pada taraf kesalahan yang telah ditentukan dengan taraf kesalahan 5%. Diketahui Ftest

sebesar 20.207 dan Ftabel pada taraf kesalahan 5% sebesar 4.07 maka korelasonya signifikan, atau dapat dikatakan gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Korelasi Parsial

(9)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel independen (variabel bebas) dan dependen (variabel terikat), dimana salah satu variabel independentnya dibuat tetap atau dikendalikan. Jadi analisis ini merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut tetap atau dikendalikan. Dengan menggunakan program SPSS diperoleh data tabel sebagai berikut :

Korelasi antara X1 dengan Y bila X2 sebagai kontrol, adapun hasil korelasi antara variabel kemampuan manajerial (X1) dengan prestasi kerja (Y) yang dikontrol oleh variabel gaya kepemimpinan (X2) yaitu besarnya koefisien korelasi variable kemampuan manajerial (X1) terhadap prestasi kerja (Y) dengan variabel gaya kepemimpinan (X2) sebagai kontrol adalah sebesar 0.226. Untuk mengetahu koefisien korelasi parsial yang ditemukan signifikan atau tidak, maka harus dilakukan uji Ttest. Dari hasil perhitungan Ttest tersebut dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS diperoleh nilai sebesar 1.505. Ternyata Ttest lebih kecil daripada Ttabel (1.505 < 1.682). Maka dengan demikian koefisien korelasi variabel kemampuan manajerial dengan prestasi kerja di Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara yang dimana variabel gaya kepemimpinan sebagai variabel pengontrol adalah tidak signifikan yaitu tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh pegawai Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk mengetahui korelasi parsial murni atau tidak murni maka harus dilakukan perbandingan Ftest sebesar 2.260 lebih besar dari Ftabel pada taraf kesalahan 5%

sebesar 4.07 atau Ftest > Ftabel (2.260 > 4.07). Artinya korelasi parsial yang terjadi adalah murni atau dapat dikatakan terdapat hubungan atau pengaruh yang murni antara kemampuan manajerial terhadap prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Kemudian hasil perhitungan X2 dan Y diman X1 sebagai kontrol besarnya koefisien korelasi variabel gaya kepemimpinan (X2) terhadap prestasi kerja (Y) dengan variabel kemampuan manajerial (X1) sebagai variabel kontrol sebesar 0.294. untuk mengetahui koefisien korelasi parsial yang ditemukan signifikan atau tidak, maka harus dilakukan uji Ttest. Dari hasil perhitungan Ttest

tersebut dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS diperoleh nilai sebesar 1.991, sedangkan Ttabel dengan taraf kesalahan 5% diperoleh sebesar 1.682. Ternyata Ttest lebih besar daripada Ttabel (1.991 > 1.682). Maka dengan demikian koefisien korelasi variabel gaya kepemimpinan dengan prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara yang dimana variabel kemampuan manajerial sebagai variabel pengontrol adalah signifikan yaitu dapat digeneralisasikan ke seluruh pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.Untuk mengetahui korelasi parsial murni atau tidak murni maka harus dilakukan perbandingan Ftest dengan Ftabel, dari data yang diperoleh Ftest sebesar 3.973 lebih besar dari Ftabel pada taraf kesalahan 5% sebesar 4.07 atau Ftest > Ftabel (3.973 > 4.07). Artinya korelasi parsial yang terjadi adalah murni atau dapat dikatakan terdapat hubungan atau pengaruh yang murni antara

(10)

gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegra.

Regresi Linear Berganda

Adapun hasil regresi linear berganda antara variabel kemampuan manajerial (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) terhadap prestasi kerja (Y) pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara diperoleh data sebagai berikut : a = 1.474, b1 = 0.219, b2 = 0.266. Dengan demikian maka persamaan regresinya Y = 1.474 + 0.219X1 + 0,266X2. Untuk mengetahui apakah persamaan garis linear tersebut signifikan atau tidak, maka perlu dicek dengan Ftest. Dengan menggunakan aplikasi SPSS diperoleh harga sebesar 11.281.

Sedangkan dengan melihat Ftabel untuk taraf kesalahan 5% diperoleh harga sebesar 4.07. Ternyata Ftest lebih besar dan Ftabel (11.281 > 4.07), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas kemampuan manajerial (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) secara simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja (Y).

Dengan nilai koefisien b1 sebesar 0.219 maka diperoleh Ttest sebesar 1.505. Kemudian untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut signifikan bisa dibandingkan dengan Ttest dengan Ttabel, diketahui Ttabel sebesar 1.681. Dan Ttest variabel kemampuan manajerial sebesar 1.505. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Ttest lebih kecil dibandingkan Ttabel maka tidak signifikan. Jadi pengaruh kemampuan manajerial terhadap prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara adalah tidak signifikan. Kemampuan manajerial ini tidak signifikan bisa saja disebabkan pemimpin belum mempunyai kemampuan manajerial yang cukup memadai dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai. Selanjutnya dengan nilai koefisien regresi b2 sebesar 0.266 maka diperoleh Ttest variabel gaya kepemimpinan sebesar 1.991. Dan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak maka dibandingkan dengan Ttest dengan Ttabel. Diketahui Ttabel sebesar 1.682. hal ini menunjukkan bahwa nilai Ttest lebih besar dibandingkan Ttabel maka signifikan. Jadi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara adalah signifikan. Ini bisa terjadi karena pada prinsipnya seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya serta dimana kemampuannya itu dapat memacu pegawai untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan tabel koefisien diatas juga bisa diketahui koefisien regresi variabel kemampuan manajerial terhadap prestasi kerja pegawai pada Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 0.219. Hal ini berarti perubahan satu satuan terhadap variabel kemampuan manajerial mengakibatkan perubahan sebesar 0.219 terhadap variabel prestasi kerja. Walaupun perubahannya sangat kecil, hal ini bukan berarti variabel kemampuan manajerial tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja, tetapi karena hasil dari perhitungan tersebut menunjukkan angka yang sangat kecil maka pengaruh tersebut tidak signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

(11)

bahwa variable kemampuan manajerial memberi pengaruh yang positif dengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, akan tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan.

Selain koefisien regresi variabel kemampuan manajerial, juga bisa diketahui regresi variabel gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Pengaruhnya sebesar 0.266, hal ini berarti perubahan satu satuan variabel gaya kepemimpinan mengakibatkan perubahan sebesar 0.266, maka gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi kerja pegawai dan pengaruh tersebut signifikan.

Kecerdasan Prediksi

Untuk mengetahui kecermatan prediksi dari regresi tersebut maka dilakukan dengan cara membandingkan antara standar devisiasi dari Y (Sy) dengan Standar Error Of Estimate (SEest). Dengan menggunakan bantuan perhitungan SPSS diperoleh Sy yaitu 0.43809 dan SEest yaitu 0.36166. Dengan demikian maka Sy > SEest (0.43809 > 0.36166). Hal ini menunjukkan bahwa prediksi tersebut di atas adalah cermat.

Analisis Koefisien Determinisasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui presentase pengaruh variabel kemampuan manajerial (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) terhadap prestasi kerja (Y) pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS diperoleh hasil sebesar 0.349.

Dengan demikian untuk mengetahui koefisien determinasi atau koefisien penentu maka digunakan rumus sebagai berikut :

KP = R suare x 100%

= 0.349 x 100%

= 34,9%

Hal ini berarti besarnya pengaruh variabel kemampuan manajerial dan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja adalah sebesar 34.9%. Hal ini menunjukkan bahwa sisa pengaruh sebesar 62.1% adalah merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain diluar variabel kemampuan manajerial dan gaya kepemimpinan yang mempunyai pengaruh sebesar 62.1% pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kuatai Kartanegara.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Analisis variabel secara keseluruhan menyatakan bahwa variabel kemampuan manajerial, gaya kepemimpinan dan prestasi kerja pada

(12)

Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara termasuk kategori sedang.

2. Dengan menggunakan analisis korelasi pearson product moment diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Kemampuan manajerial memiliki koefisien korelasi dengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kemudian setelah diuji maka korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti kemampuan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

b. Gaya kepemimpinan memiliki koefisien korelasi dengan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kemudian setelah di uji maka korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti gaya kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

3. Dengan menggunakan analisis korelasi parsial, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Kemampuan manajerial yang awalnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja dengan menggunakan analisis korelasi pearson product moment berubah pada saat diuji dengan korelasi parsial. Dengan menepatkan variabel gaya kepemimpinan pada variabel kontrol maka pengaruh kemampuan manajerial terhadap prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara setelah di uji hasilnya tidak signifikan tetapi hubungannya murni. Murni disini bermakna hubungan yang dimiliki oleh kedua variable tersebut tidak akan berubah atau hanya memiliki perubahan yang sangat kecil walaupun hubungan tersebut dipengaruhi oleh variabel lain yang dinamakan variabel kontrol.

b. Gaya Kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai dengan menempatkan varibel kemampuan manajerial sebagai variabel kontrol pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara setelah di uji hasilnya signifikan. Hal ini berarti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja dengan kemampuan manajerial sebagai variabel kontrol pada Kantor Camat Loa Janan kabupaten Kutai Kartanegara adalah murni. Murni disini bermakna hubungan yang dimiliki oleh kedua variabel tersebut tidak akan berubah atau hanya memiliki perubahan yang sangat kecil walaupun hubungan tersebut dipengaruhi oleh variabel lain yang dinamakan variabel kontrol.

4. Dengan menggunakan regresi linear berganda, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Koefisien regresi kemampuan manajerial terhadap prestasi kerja pegawai setelah di uji hasilnya adalah tidak signifikan. Jadi pada

(13)

hipotesis pertama pada penelitian ini yaitu H1 ditolak dan H0 diterima.

Artinya kemampuan manajerial tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

b. Koefisien regresi gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pegawai setelah di uji hasilnya adalah signifikan. Jadi pada hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

c. Koefisien regresi kemampuan manajerial dan gaya kepemimpinan setelah di uji hasilnya signifikan. Jadi pada hipotesis ketiga penelitian ini H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya kemampuan manajerial dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara.

5. Dengan menggunakan analisis koefisien determinasi, maka dapat diketahui besar pengaruh kemampuan manajerial dan gaya kepemimpinan terhadap prestasi kerja pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegra lebih sedikit dibandingkan dengan variabel lain yang mempengaruhi diluar variabel kemampuan manajerial dan gaya kepemimpinan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang penulis lakukan, maka penulis memberikan saran – saran untuk dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai berikut :

1. Perlunya pemimpin meningkatkan kemampuan manajerial dalam hal keahlian manusia (human skill) dengan membuka hubungan interpesonal seperti memahami, memotivasi dan bekerjasama dengan bawahan baik secara perorangan maupun kelompok.

2. Dalam hal ini pimpinan disarankan bersikap terbuka dalam memberikan kepercayaan terhadap bawahan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan teknis pekerjaan sehingga mengoptimalkan kemampuannya serta mendukung instansi untuk terus tumbuh dan berkembang.

3. Perlunya pimpinan memberikan dorongan atau meyakinkan bawahan bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik, perlu adanya sharing antara pemimpin dengan bawahan, dengan demikian pemimpin dapat mengetahui apa yang mereka pikirkan dan harapkan serta pemimpin juga bisa mendapatkan ide atau saran positif melalui sharing tersebut.

Memberikan pelatihan sesuai dengan bidangnya masing-masing agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pegawai sehingga prestasi kerja pegawai pada Kantor Camat Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dicapai dengan baik dan melaksanakan komitmen reward bagi pegawai yang memiliki prestasi dan punishment bagi pegawai yang lalai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

(14)

Daftar Pustaka

Akdon. 2002. Identifikasi Faktor-Faktor Kemampuan Manajerial Yang Diperlakukan Dalam Implementasi School Based Management (SBM) dan Implikasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekola. Jurnal Administrasi Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arep dan Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta: PT Grasindo.

As’ad, Mohamad. 2001. Psikolog Industri. Yogyakarta: Liberty.

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mangkunegara, Anwar P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pasolong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Cetakan Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Kespuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan Keempatbelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardo, Wijaya. 2006. Teori, Prilaku, dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama.

Sutrisno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana.

Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Galia Indonesia.

Wibowo, B.S. 2002. Sharpeninh our Conceptand Tools. Bandung: PT. Syamil Cipta Media.

Winardi. 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Ketujuh. Bandung: Tarsito Yukl, Garry A. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.

Referensi

Dokumen terkait

Serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok, bahan bakunya berupa simplisia, sediaan galenik, atau campuran... Cairan

barang atau sumber daya alam dari HLR ataupun PKR tersebut; dan kedua, sumberdaya tersebut memiliki subtractability tinggi yang berarti mudahnya sumberdaya alam atau

Selain melakukan penyimpanan terhadap data yang dikirim oleh sistem akuisisi, server juga melakukan pemprosesan data untuk mengubah data dalam bentuk koordianat

Pengalaman sensori menjijihkan dan menakutkan termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik klien pada fase ini menjadi pengalaman sensori menjijihkan dan menakutkan, kecemasan

Maharaja Sri Jayasakti adalah seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai raja pada masa pemerintahan kerajaan Bali Kuno yang berkisar dari tahun 1055 M sampai tahun 1072

Pada tataran pembuat kebijakan, perlu adanya perubahan mindset yang tidak hanya memandang bahwa sumber-sumber pertumbuhan ketahanan pangan satu-satunya berasal dari

Pihak konsumen khususnya industri sering merasa dirugikan akibat kualitas tenaga listrik yang tidak memenuhi persyaratan untuk menjalankan mesin-mesin produksi, khususnya

Berdasarkan kondisi tersebut peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam bentuk