• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEAKTIVASI INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK LITERASI MEDIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEAKTIVASI INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK LITERASI MEDIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 DEAKTIVASI INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK LITERASI MEDIA (Studi Kasus terhadap Bagaimana Deaktivasi Instagram Menjadi Sebuah

Bentuk Literasi Media yang Dilakukan oleh Mahasiswa FISIP UNS ) Rian Bimo Nugroho

Sri Hastarjo

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Instagram is currently the social media with the 3

rd

most users in Indonesia and most of its users are teenagers aged 18-24, most of whom are students.

However, this is not matched by the level of media literacy in Indonesia, which still has not reached the good criteria and still needs a lot of improvement in it.

Researchers saw an Instagram deactivation activity among students, especially FISIP UNS students. The purpose of this study is to find out more about how this instagram deactivation activity becomes a concrete form of media literacy.This study uses the theory according to the National Leadership Conference on Media Education. Using qualitative research with sampling methods, namely purposive and snowball sampling. The samples taken were 10 FISIP UNS students who had done Instagram deactivation activities. Analysis of the data used in the study using Miles and Hubberman analysis. The results showed that Instagram deactivation is a concrete form of media literacy, this is indicated by the fulfillment of four categories of media literacy, namely in terms of accessing media, analyzing media, evaluating media and communicating media messages.

Keywords: Instagram, Media Literacy, Instagram Deactivation

(2)

2 Pendahuluan

Media sosial saat ini menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Kebaradaanya yang menjadi sumber segala informasi dan wawasan membuatnya menjadi salah satu hal pokok yang membuat manusia tidak bisa jauh darinya. Dalam satu smartphone saja setiap orang pasti memiliki lebih dari satu aplikasi media sosial yang dimilikinya. Siklus berita akan selalu berputar selama 24 jam yang membuat notifikasi di smartphone seseorang pasti akan selalu ada. Banyaknya informasi yang di dapat ini memicu rasa ketakutan akan kehilangan informasi muncul. Hal ini yang membuat setiap orang terasa tidak ingin lepas dari ponsel pintarnya selama beberapa menit saja. Menurut data yang didapat oleh We Are Social

& Hootsuite pada tahun 2020 rata-rata penggunaan internet di Indonesia

mencapai kurang lebih 8 jam tiap harinya dan rata-rata penggunaan sosial

media mencapai 4 jam tiap harinya (Kemp, 2020).

(3)

3 Instagram menjadi salah satu platform pilihan karena selain mudah pengunannya, Instagram juga menyediakan berbagai fitur yang mendukung untuk berbagai kebutuhan seperti fitur story, live Instagram, Instagram TV, dsb. Menurut data yang dihimpun We Are Social & Hootsuite , pada Januari 2020 di Indonesia Instagram menjadi aplikasi dengan pengguna ter tinggi ke-4 dengan jumlah pengguna sebesar 63 juta pengguna. Usia pengguna rata-rata diatas 13 tahun dan sebesar kurang lebih 51 % didominasi oleh wanita (Kemp, 2020), tentunya pengguna Instagram terus bertumbuh hingga tahun 2021 ini. Napoleoncat mengelompokan lagi data pengguna Instagram pada tahun 2020 ke beberapa kelompok usia.

Gambar 1 1 Pengguna Instagram di Indonesia

Orang yang berusia 18 sampai 24 adalah kelompok pengguna

terbesar (23.000.000). Perbedaan tertinggi antara pria dan wanita terjadi

pada orang yang berusia 18 hingga 24 tahun, di mana wanita memimpin

sebanyak 1.000.000. Dalam kategori umur tersebut, menurut depkes RI

(4)

4 merupakan kategori umur remaja akhir dimana pada umur tersebut merupakan rentang umur mahasiswa yang ada di Indonesia. Menurut KBBI mahasiswa adalah seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi diantara yang lain. Pada umur tersebut tentunya terjadi perkembangan hormon pada seseorang yang membuatnya secara fisik dan juga secara psikis menjadi lebih matang dan terorganisir. Secara pola pikir tentunya pada umur tersebut memilik pola pikir yang lebih terbuka karena saat menjadi mahasiswa, seseorang tentunya akan lebih mengenal dunia sosial yang lebih luas daripada masa-masa sekolah sebelumnya.

Arus informasi yang cepat di Instagram membuat para penggunanya khususnya dalam hal ini mahasiswa sebagai pengguna terbanyak di Indonesia, memicu rasa takut akan ketinggalan informasi terjadi. Menurut data dari WeAreSocial pada tahun 2021 rata-rata penggunaan social media di Indonsia mencapai 3 jam 14 menit perhari, angkat tersebut diatas angka rata-rata global yaitu 2 jam 25 menit per hari. Melihat dari tren Instagram saat ini membuat tak sedikit dari para mahasiswa rela menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menscroll Instagramnya dan melihat hal- hal yang mungkin sebenarnya kurang penting dan itu dilakukan karena ia tidak ingin ketinggalan informasi apa yang terbaru dari media sosial tersebut.

Di tengah cepatnya arus informasi yang ada literasi media tentunya

menjadi hal yang penting bagi setiap pengguna sosial media. Tingkat literasi

media khususnya media digital saat ini di Indonesia belum bisa dibilang

pada tingkatan yang baik.

(5)

5 Gambar 1 2 Indeks Literasi Media Digital

Dari data yang dihimpun KOMINFO pada tahun 2020 kemarin yang melakukan survei literasi media digital di 34 Provinsi di Indonesia tingkatan literasi media yang masih sedang berada di angkat 3,47 sedangkan tingkat literasi yang bisa dibilang baik harus mencapai di angka 4,00. Hal ini yang perlu menjadi perhatian lebih bahwa literasi media perlu lebih ditingkatkan, mengingat arus informasi saat ini sangat cepat dari berbagai media yang ada.

Kenyataan menunjukkan, banyaknya jumlah pengguna Internet di Indonesia, serta tingginya frekuensi mengakses konten informasi dan media sosial, tidak serta-merta menjamin ‘kedewasaan’ netizen Indonesia dalam menggunakan Internet. Selain ke senjangan yang terjadi, berbagai kasus penyalahgunaan Internet juga marak, mulai dari internet fraud, adiksi atau kecanduan, pelanggaran privasi, bias realitas, hingga yang paling mutakhir adalah meluasnya hoax. Jika ditelisik, sejumlah kasus tersebut bermuara pada satu hal, yaitu rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia (Astuti & Kurnia, 2017, Hal. 151)

Dengan meleknya seseorang terhadap sebuah media tentunya

membuat ia memiliki cara sendiri bagaimana ia menyikapi penggunaan

sosial media yang ia punya dengan baik. Sebagai salah satu contoh artis

(6)

6 internasional yaitu Kendal Janner pada tahun 2016 di saat ia masih mahasiswa, Kendal pernah merasa bahwa Instagram menjadi kurang baik untuk kehidupannya karena penggunaannya yang berlebihan. Ia pernah memilih untuk meninggalkan Instagram untuk beberapa waktu

“I would wake up in the morning and I would look at it first thing. I would go to bed and it was the last thing that I would look at,” Jenner said.

“I felt a little too dependent on it, so I kinda wanted to take a minute. It’s a detox. I’ll be back.”

Katanya dalam akun pribadinya sebelum ia pun akhirnya menonaktifkan akun instagramnya. Seperti halnya kasus di atas Subjek dalam penelitian ini merupakan mahasiswa FISIP UNS dimana peneliti melihat kalangan mahasiswa yang memilih melakukan deaktivasi instagram yang bertolak belakang dengan kondisi saat ini dimana di saat banyak mahasiswa memilih menggunakan instagram untuk berbagai kepentingannya namun ternyata ada yang memilih untuk meninggalkannya.

Sebelum itu peneliti juga melakukan presurvey dengan akun instagram pribadi penulis dan ternyata memang tidak sedikit mahasiswa khususnya mahasiswa FISIP UNS yang pernah melakukan kegiatan deaktivasi instagram tadi.

Disini peneliti ingin meneliti lebih jauh bagaimana sebenarnya deaktivasi Instagram ini menjadi salah satu bentuk sebuah literasi media yang ada di masyarakat, khususnya yang dilakukan mahasiswa. Maka dari itu peneliti tertarik terkait dengan penelitian deaktivasi instagram menjadi sebuah bentuk literasi media

Rumusan Masalah Penelitian :

sBagaimana deaktivasi Instagram yang dilakukan mahasiswa FISIP

UNS sebagai bentuk konkrit dari literasi media ?

(7)

7 Tinjauan Pustaka :

1. Teori Literasi Media

Definisi lain dari literasi media menurut National Leadership Conference on Media Education tentang Literasi media yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuknya (Hobbs,1999 dalam Juditha,2013).

Dalam pengertian ini dijelaskan lebih rinci mengenai apa saja indikator yang ada dalam setiap kategori literasi. Dalam kategori mengakses sendiri berisi tentang pemahaman dan pengetahuan dalam mengakses dan menggunakan media, serta memahami isi pesan dari media. Yang kedua adalah analisis media dimana disini berisi pemahaman terhadap tujuan pesan dari media dan mampu mengidentifikasi pengirim serta isi pesan tersebut.. Yang ketiga adalah mengevaluasi media yaitu kemampuan dalam menilai pesan dan membandingkan dengan prespektif sendiri.

Dalam tahap ini mencakup penilaian subjektif atau reaksi sikap individu terhadap pesan dari media. Yang terakhir ialah mengkomunikasikan pesan media yaitu kemampuan dalam mengkomunikasikan pesan yang diterima kedalam bentuk lain kepada orang lain.

Penjelasan lengkap mengenai literasi media dijabarkan ke dalam tabel berikut:

Kategori Literasi Menurut National Leadership

Conference on Media Education

Keterangan Indikator

(8)

8

Mengakses Pemahaman dan

pengetahuan dalam mengakses dan menggunakan

media, serta memahami isi pesan dari media

a. Media yang digunakan b. Frekuensi penggunaan c. Tujuan penggunaan d. Mengerti isi pesan

Menganalisis Pemahaman

terhadap tujuan pesan dari media dan mampu

mengidentifikasi pengirim serta isi dari pesan tersebut

● Kemampuan mengingat pesan

● Kemampuan

menjelaskan maksud pesan

● Kemampuan mengidentifikasi pengirim pesan

● Kemampuan dalam menilai media yang

mampu menarik

perhatian Mengevaluasi Kemampuan dalam

menilai pesan dan membandingkan dengan prespektif sendiri. Dalam tahap ini mencakup penilaian subjektif atau reaksi sikap individu terhadap pesan dari media

● Sikap, perasaan atau reaksi yang dirasakan setelah menerima pesan dari media

● Mengungkapkan

informasi yang berguna

dari media

(9)

9 Mengkomunikasikan Kemampuan dalam

mengkomunikasikan pesan yang diterima kedalam bentuk lain kepada orang lain

Pesan yang diterima dikomunikasikan dalam bentuk lain

2. Instagram

Instagram adalah aplikasi media sosial berbasis Android untuk smartphone, iOS untuk iPhone, Blackberry, Windows Phone dan sekarang juga dapat dijalankan di komputer atau PC. Secara umum menggunakan Instagram untuk berbagi foto atau video. Prinsip ini cenderung berbeda dari aplikasi media sosial lainnya di mana penggunaan kata-kata atau status publik berada di garis depan. (Asfihan, 2019)

3. Deaktivasi Instagram

Ialah kegiatan menonaktifkan akun Instagram untuk sementara waktu. Fasilitas ini dibuat oleh aplikasi Instagram, dan terdapat beberapa dampak yang didapat jika pengguna menonaktifkan akun instagramnya.

Akun dari pengguna yang mendeaktivasi instagramnya dari profil, foto, komentar akan disembunyikan. Sehingga bisa dibilang seseorang tidak akan bisa menemukan akun yang sedang di deaktivasi.

Melansir dari Instagram help (Instagram, n.d.) ada beberapa cara yang harus dilakukan jika ingin melakukan deaktivasi Instagram, yaitu : 1. Login ke instagram.com dari browser seluler atau komputer. Anda

tidak bisa menonaktifkan sementara akun dari dalam aplikasi Instagram.

2. Ketuk atau klik foto profil di kanan atas, lalu pilih Edit Profil.

3. Gulir ke bawah, lalu ketuk atau klik Nonaktifkan sementara akun saya di kanan bawah.

4. Pilih opsi dari menu pilihan di samping “Mengapa Anda

menonaktifkan akun?” dan masukkan kembali kata sandi Anda. Opsi

(10)

10 untuk menonaktifkan akun Anda hanya akan muncul setelah Anda memilih alasan dari menu tersebut dan memasukkan kata sandi.

5. Ketuk atau klik Nonaktifkan Akun Sementara.

Untuk mengaktifkan akun Instagram kembali pengguna hanya perlu login kembali ke Instagram.

Metodologi

Penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian jenis

kualitatif, Untuk mendapatkan hasil sesuai tujuan penelitian, paradigma

yang digunakan ialah konstruktivismse. Paradigma ini memandang ilmu

sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action

melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang

bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial

mereka (Hidayat, 2003, hal 3). Melalui paradigma ini peniliti ingin

berfokus untuk mengetahui secara mendalam sebenarnya pengalaman atau

hal apa yang membuat dia hingga berpikiran untuk melakukan deaktivasi

Instagram karena paradigma konstruktivitis juga berpandangan bahwa

pengalaman sangat berpengaruh juga terhadap sudut pandang seseorang

itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dimana

penelitian ini secara terinci dan mendalam menjabarkan sebuah kegiatan

deaktivasi Instagram yang dilakukan sejumlah mahasiswa tingkat akhir

sebagai sebuah bentuk literasi media. Jenis studi kasus yang digunakan

yaitu studi kasus sejarah hidup, dimana disini penelti mewawancarai satu

orang untuk mengumpulkan narasi dari orang tersebut. Penelitian ini

dilakukan di Surakarta, yaitu di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

sampelnya diambil dari mahasiswa dari berbagai jurusan. Sebelum

penelitian, peneliti melakukan prasurvey melalui akun Instagram pribadi

dengan membuka kolom pertanyaan mengenai deaktivasi

Instagram.melalui story Instagram dan hasil yang didapat bahwa memang

tidak sedikit mahasiswa UNS yang pernah melakukan deaktivasi

(11)

11 Instagram. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juli hingga bulan Agustus 2021.

Populasi dalam penelitian ini ialah mahasiswa Fisip UNS. Peneliti memilih mahasiswa fisip karena peneliti pribadi sebagai mahasiswa fisip melihat tidak sedikit fenomena deaktivasi Instagram terjadi di lingkungan fakultas tersebut. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai fenomena ini. Kemudian alasan lain mengambil mahasiswa fisip yaitu agar bisa memberikan batasan yang lebih sempit terkait fenomena deaktivasi Instagram sehingga hasil penelitian bisa lebih tergeneralisir.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling dipilih karena sampel yang dibutuhkan ialah sampel yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

Snowball sampling digunakan karena di awal peneliti memiliki beberapa narasumber yang didapat melalui survey yang dilakukan peneliti melalui akun instagram peneliti, lalu peneliti menanyakan kepada beberapa informan apakah memiliki teman yang sesuai dengan kriteria yang peneliti butuhkan hingga total sampel sesuai dengan target peneliti.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria sampel yang dilakukan:

1. Narasumber merupakan mahasiswa aktif Fisip UNS.

2. Narasumber memiliki akun Instagram

3. Narasumber pernah melakukan deaktivasi Instagram

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara. Disini peneliti mewawancarai sepuluh mahasiswa FISIP UNS

yang sesuai dengan kriteria sampel yang ada.

(12)

12 Pembahasan

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa deaktivasi instagram menjadi salah bentuk konkrit dari literasi media hal ini dapat dibuktikan dengan terpenuhinya empat kategori literasi media menurut National Leadership Conference on Media Education yang penjelasan singkatnya sebagai berikut:

a. Mengakses media

Dalam kategori mengakses media ketika deaktivasi instagram semua informan tetap menggunakan media sosial lain bahkan masih ada yang menggunakan instagram melalui second account, namun yang perlu digaris bawahi bagi informan yang menggunakan second account mereka bisa dibilang membuat instagram menjadi media yang menurut mereka lebih nyaman, dengan cara informan lebih memfilter terhadap apa yang diikuti dan siapa yang mengikuti akunnya sehingga informan yang menggunakan second account bisa dibilang lebih selektif dalam memilih informasi dan media yang menurut mereka lebih nyaman., sehingga informan sebenarnya hanya membutuhkan informasi- informasi penting saja yang ada dalam second account, jika dalam instagram pertama sudah terlalu mengganggu dalam lehidupan sehingga pengguna lebih menyempitkan informasi dalam second account yang dimilikinya. Selain itu bagi informan yang lain mereka memilih media lain yang menurut informan dapat menggantikan instagram dalam keseharian informan. Walau begitu frekuensi penggunaan media sosial ketika deaktivasi instagram dilakukan, tidak seintens ketika para informan menggunakan instagramnya.

Media sosial lain memang dapat menggantikan instagram sebagai

media hiburan dan mencari informasi namun sebagai media

bersosialiasai secara online menurut para informan media lain belum

(13)

13 dapat menggantikan tujuan para informan dalam menggunakan instagram. Secara umum juga informan dapat menjelaskan dengan baik bagaiamana kondisi Instagram yang semakin kesini semakin berkembang fungsinya sebelum deaktivasi instagram dilakuan.

Dengan ini dapat disimpulkan dalam kategori mengakses media dilakukannya deaktivasi media membuat para penggunanya lebih selektif dalam memilih media mana yang dirasa dapat informan gunakan dengan lebih nyaman dan media tersebut tetap dapat memenuhi tujuan informan dalam bermedia sosial.

b. Menganalisis media

Dalam kategori analisis media melalui deaktivasi instagram membuat para informan mengerti sebenarnya hal-hal apa yang sebenarnya mereka sering lihat namun ternyata menjadi boomerang bagi mereka dan dirasa kurang penting bagi yang membuat informan menjadi kurang nyaman dalam penggunannya. Terdapat tiga hal yang menjadi perhatian lebih para informan yaitu penggunaan fitur story yang berlebihan, dibagikannya berbagai informasi yang kurang kredibel dan gangguan dari pengguna lain. Informan juga dapat memberikan pandangan mereka dengan baik sebenarnya apa yang melatar belakangi para pengirim membagikan pesan tersebut.

Walaupun begitu informan tetap memiliki pandangan bahwa

sebenarnya instagram masih memiliki berbagai konten menarik yang

kadang membuat informan menjadi cukup susah untuk

meninggalkan instagram namun memang kadang konten-konten

yang mengganggu tersebut saat ini menjadi hal yang tidak jarang

diangkat dan dibagikan oleh para pengguna instagram yang pada

akhirnya hal tersebut sulit dikontrol sehingga deaktivasilah yang

menjadi pilihan para informan.

(14)

14 c. Mengevaluasi media

Dalam kategori mengevaluasi media deaktivasi instagram merupakan bentuk sikap akhir dimana informan telah sebelumnya mencoba untuk bersikap biasa saja dan bahkan berusaha menyesuaikan diri terhadap konten atau hal yang mengganggu di instagram. Namun ketika informan merasa bahwa instagram semakin sulit dikontrol baik itu karena informasinya ataupun karena suatu hal yang mengganggu informan deaktivasi instagramlah menjadi jawaban dari permasalahan informan. Dengan deaktivasi instagram informan juga dapat mengevaluasi dengan baik sebenarnya bagaimana lingkungan instagram yang bisa berguna untuk para penggunanya

d. Mengkomunikasikan pesan media

Setelah deaktivasi instagram dilakukan semua informan mendapatkan pesan atau pembelajaran dari kegiatan tersebut. Hampir semua informan pernah setidaknya membicarakan atau membagikan pesan dan pengalaman deaktivasinya tersebut ke orang lain secara langsung , mulai dari latar belakang mereka melakukan deaktivasinya hingga beberapa juga menjelaskan mengenai apa yang informan dapatkan ketika deaktivasi instagram dilakukan.

Kesimpulan

Disini dapat disimpulkan bahwa deaktivasi instagram menjadi

salah bentuk konkrit dari literasi media hal ini dapat dibuktikan dengan

terpenuhinya empat kategori literasi media menurut National Leadership

Conference on Media Education yang penjelasan singkatnya sebagai

berikut:

(15)

15 1. Mengakses media

Dalam hal indicator mengakses media disini dapat disimpulkan bahwa ketika deaktivasi Instagram semua informan tetap menggunakan media sosial lain seperti twitter, facebook, dan beberapa juga yang memiliki akun kedua Instagram masih menggunakan instagramnya walaupun tidak se aktif ketika menggunakan akun pertamanya. Pada intinya informan memilih menggunakan media yang dirasa lebih nyaman dan juga dapat menggantikan fungsi Instagram saat deaktivasi Instagram dilakukan. Deaktivasi Instagram juga berpengaruh dalam frekuensi penggunaan media sosial khususnya Instagram sendiri walaupun digantikan dengan media sosial lain informan mengaku frekuensi penggunaanya tidak selama saat aktif menggunakan Instagram. Walau begitu digunakannya media lain sebagai pengganti Instagram bagi para informan media lain tetap belum dapat sepenuhnya menggantikan Instagram dalam hal bersosialisasi. Untuk indicator terakhir yaitu dalam hal mengerti isi pesan disini informan dapat menjelaskan dengan baik bagaiamana kondisi Instagram yang semakin kesini semakin berkembang fungsinya. Dengan ini dapat disimpulkan dalam hal mengakses media dilakukannya deaktivasi media membuat para penggunanya lebih selektif dalam memilih media.

2. Menganalisis media

Secara umum di kategori literasi menganalisis media peneliti memfokuskan terhadap analisis informan ketika sedang aktif instagram.

yaitu terhadap konten atau hal yang mengganggu para informan dan pada akhirnya memutuskan deaktivasi. Dari empat indikator dalam kategori tersebut menurut National Leadership Conference on Media Education yaitu mengingat pesan, menjelaskan pesan, mengidentifikasi pengirim pesan, dan menilai hal yang menarik dari media seluruh informan dapat menganalisis dengan baik seperti penjelasan di atas.

Melalui deaktivasi instagram sendiri membuat para informan mengerti

(16)

16 sebenarnya hal-hal apa yang sebenarnya mereka sering lihat namun ternyata menjadi boomerang bagi mereka dan dirasa kurang penting bagi mereka. Informan juga dapat memberikan pandangan mereka dengan baik bagaimana para pengirim pesan tersebut. Walaupun begitu sebenarnya informan tetap memiliki pandangan bahwa sebenarnya instagram masih memiliki berbagai konten menarik namun memang kadang konten-konten yang mengganggu tersebut saat ini menjadi hal yang tidak jarang diangkat dan dibagikan oleh para pengguna instagram yang pada akhirnya hal tersebut sulit dikontrol sehingga deaktivasilah yang menjadi pilihan para informan.

3. Mengevaluasi media

Deaktivasi instagram merupakan bentuk sikap akhir ketika informan merasa ketika instagram semakin sulit dikontrol baik itu karena informasinya ataupun karena suatu hal yang mengganggu informan. Setelah deaktivasi instagram dilakukan, informan juga dapat mengevaluasi dengan baik sebenarnya bagaimana lingkungan instagram yang bisa berguna untuk para penggunanya.

4. Mengekomunikasikan pesan media

Dari sini dapat disimpulkan bahwa saat melakukan deaktivasi

Instagram hampir semua informan pernah setidaknya membicarakan

atau membagikan pengalamannya ke orang lain dan menceritakan

mengenai latar belakang dan hal apa yang informan dapatkan selama dan

setelah deaktivasi Instagram.

(17)

17 Daftar Pustaka

Asfihan, A. (2019, oktober 2). Instagram Adalah : Sejarah, Fungsi dan Keistimewaan Instagram. Dipetik Maret 4, 2020, dari Adalah Web Site:

https://adalah.co.id/instagram/

Astuti, S. I., & Kurnia, N. (2017). PETA GERAKAN LITERASI DIGITAL DI INDONESIA: STUDI TENTANG PELAKU, RAGAM KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN MITR. INFORMASI Kajian Ilmu Komunikasi , 151.

Instagram. (t.thn.). Bagaimana cara menonaktifkan sementara akun Instagram saya? Diambil kembali dari Instagram Website https://www.facebook.com/help/instagram/728869160569983?helpref=re lated&_rdc=2&_rdr

Juditha , C. (2013). Literasi Media pada Anak di Daerah Perbatasan Indonesia dan Timor Leste . IPTEK-KOM, Vol. 15, 47-62 .

Kemp, S. (2020, Februari 18). Digital Indonesia 2020. Diambil kembali dari Data reportal: https://datareportal.com/reports/digital-2020- indonesia?rq=digital%202020%20indonesia

Hidayat, D. N. (2003). Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik

Klasik. Dalam D. N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian

Gambar

Gambar 1 1 Pengguna Instagram di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat disebabkan karena garu jenis Sedeng memiliki bentuk sudut yang relatif paling baik (62  ) dibandingkan garu lokal lainnya (57  untuk garu Buaya, 58 

Salah satunya adalah nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat investasi, selain itu Indeks Harga

Berdasarkan hasil pengamatan dari 34 sampel telur ayam ras yang dijual di pasar Kota Kendari diperoleh hasil negatif terhadap Salmonella sp., yaitu tidak ada

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kota Cimahi sebanyak 2.798 usaha dikelola oleh rumah tangga, 1 usaha

Respon terhadap pernyataan/ pertanyaan pemateri dilakukan dengan santun, cukup menunjukkan pola pikir kearah ilmiah, dan aktif merespon Keaktifan merespons cukup baik

Sangatlah penting bagi para pengguna komputer, software di negara kita bervariasi, dari yang asli sampai yang palsu, dari yang bayar sampai yang gratis, beraneka macam

Berdasarkan hasil wawancara kepada ibu Dina serta beberapa peserta didik mengenai keteladanan guru. Peneliti memperoleh keterangan bahwa guru di sekolah menjadi teladan

Data yang digunakan penulis dalam rangka penyusunan penelitian ini adalah data-data yang meliputi kongruensi linier satu variabel dan teknik- teknik