• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PERSONAL SELLING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH TABUNGAN WADIAH PADA PT BPRS AL-MAKMUR LIMBANANG KAB 50 KOTA TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PERSONAL SELLING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH TABUNGAN WADIAH PADA PT BPRS AL-MAKMUR LIMBANANG KAB 50 KOTA TUGAS AKHIR"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

1

STRATEGI PERSONAL SELLING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH TABUNGAN WADIAH PADA PT BPRS AL-MAKMUR

LIMBANANG KAB 50 KOTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

Pada prodi DIII Perbankan Syariah

Disusun Oleh : IIL NOVITRA NIM. 3116.033

DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BUKITTINGGI

1439/2019 M

(2)

2

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing Tugas Akhir mahasiswa jurusan DIII Perbankan Syariah IAIN Bukittinggi atas nama IIL NOVITRA NIM 3116.033 dengan judul

“Strategi Personal Selling Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Tabungan Wadiah Di PT.BPRS Al-Makmur Limbanang” memandang bahwah Tugas Akhir yang bersangkutan sudah memenuhi persyaratan ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang Tugas Akhir.

Demikianlah persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan seperlunya

Bukittinggi,20 mei 2019 Pembimbing

HJ.Zulhelmi,SE,MM

NIP.196404222014112001

(3)

3

ABSTRAK

Tugas Akhir atas nama IIL NOVITRA, BP .3116.033, Berjudul

“STRATEGI

PERSONAL SELLING

DALAM MENINGKATKAN

JUMLAH NASABAH TABUNGAN WADIAH PADA PT BPR SYARIAH AL-MAKMUR LIMBANANG” Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah Untuk mengetahui strategi personal selling dalam meningkatkan jumlah nasabah tabungan wadiah pada PT BPR Syariah Al-Makmur limbanang.

Metode penelitian yang dipakai adalah metode field research berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana dengan analisis data yang terkumpul dan teruraikan secara mendalam mengenai strategi personal selling untuk meningkatkan jumlah nasabah tabungan. Teknik pengumpulan data adalah observasi dengan menggunakan pendekatan participant observation, yaitu kegiatan pengamatan peneliti terlibat dalam objek yang diamati, dan wawancara dengan manager sdi dan umum pada PT BPR Syariah Al-Makmur limbanang.teknik analisis data yang dilakukan dalam menganalisis data ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu mengumpulkan data referensi baik berupa literature maupun artikel-artikel yang yang berhubungan dan menggambarkan apa yang terjadi dilapangan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwah kegiatan promosi personal selling untuk meningkatkan jumlah nasabah tabungan wadiah yang dilakukan oleh pihak bank sudah sesuai dengan konsep dan nilai-nilai pemasaran syariah.

Kegiatan personal selling dilakukan dengan cara sosialisai dan brosur kepada

masyarakat. Namun dalam melaksanakan kegiatan personal selling tersebut, pihak

bank melalui marketing perlu memperluas cakupanya. Tidak hanya kekantor-

kantor, sekolah-sekolah, dan dan perusahan tetapi juga lapisan masyarakat pada

umunya.agar kegiatan personal selling lebih optimal dan jumlah nasabah baru

tabungan wadiah meningkat dengan pesat, dan dapat mengatasi kendala-kendala

yang dihadapi seperti :1)kurannyapemngetahuan masyarakat tentang produk bank

syariah. 2) dan bisa meyakinkan nasabah tentang produk syariah

(4)

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Strategi Personal Selling Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Tabungan Wadiah di PT. BPRS Al-Makmur Limbanang “ Shalawat dan salam tetap tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan menuju alam terang benderang dan berilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penulisan tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada jurusan DIII Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di institut Agama Islam Negri (IAIN) Bukttinggi. Dalam penulisan dan penjelsan Tugas Akhir penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki namun berkat rahmat dan karunia Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir melalui bantuan dari berbagai pihak . untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada ayahanda Radinas dan ibunda Asnawati dan juga kepada adik dan kakak serta seluruh kelurga besar penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi. Berkenan dengan itu izinkan penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Ibu Dr.Ridha Ahida, M.hum, Rektor IAIN Bukittingi beserta Wakil

Rektor.

(5)

5

2. Bapak Dr. Iis ismuddin, MA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi

3. Ibu Novera Martilova,SE, MM, Ketua DIII Perbankan Syariah IAIN Bukittinggi.

4. Ibu Hesi Eka Putri,SE,MSi, Penasehat akademik (PA) yang telah memberikan arahan dan kungan kepada penulis selama menjalankan perkulihan di IAIN Bukittinggi.

5. Ibu Hj. Zulhelmi,SE,MM selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir.

6. Bapak dan ibuk dosen serta karyawan/i IAIN Bukittinggi yang telah membekali penulisan dengan berbagai ilmu pengetahuan di perguruan tinggi ini.

7. Pimpinan serta karyawan/i perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis berbagai macam sumber buku.

8. Bapak Mhd.Budi Nanda direktur utama, Ricky Arnando Yasri direktur di PT.BPRS Al-Makmur Limbanangyang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan kakak Cut Riski Wirawanti selaku manajer sdi dan umum , bang Ridho Tri Hidayat selaku marketing yang telah bersedia menjadi narasumber penyelesain Tugas Akhir.

9. Kepada sahabat Nujum Laila, Alil Putra, Ikhwan Rasyid, Yanra

Zaky, Anita Rahmi, Indriani Putri dan Ririn yang telah memberi

dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir

(6)

6

10. Kepada seluruh keluarga besar mahasiswa jurusan DIII Perbankan Syariah Lokal A angkatan 2016 .

Dalam penulisan ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan , oleh karena itu penulis sangan mengharapkan saran kritikan yang dapat membangun dari pembaca semua demi kemajuan tulisan penulis dimasa yang akan datang.atas kritikan dan saranya penulis mengucapkan terima kasih,akhir kata penulis

berharap semoga tulisan bermanfaat bagi kita semua.Amin

Bukittinggi, 20 Mei 2019

Penulis

IIL NOVITRA

3116.033

(7)

7

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….………. i

PENGESAHAN PENGUJI ………. ii

ABSTRAK ………..………. iii

KATA PENGANTAR ……….……….. iv

DAFTAR ISI ………. vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ………5

C. Batasan Masalah ………. 5

D. Rumusan Masalah ……….. 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………6

F. Penjelasan Judul ………. 7

G. Kajian Terdahulu ……… 8

H. Metode Penelitian ……… 9

I. Sistematika Penulisan ……….... 13

BAB II LANDASAN TEORI A.Personal selling ……….………. 16

1. Pengertian personal selling ……… 16

(8)

8

2. Tujuan Personal Selling ……….. 17

3. Kelebihan dan Kelemahan Personal Selling ………...…. 19

4. Prinsip-Prinsip Personal Selling ... 20

5. Keunggulan Personal Selling ………...……… 23

6. Langkah-Langkah Personal Selling ………….…………....………. 24

B. Strategi Personal Selling ………..……….26

1. Langkah-Langkah Personal Selling ………..……….. 27

C. Pengertian Tabungan Wadiah ………...……….. .29

1. Landasan Syariah ……… 30

2. Rukun dan Syarat Wadiah ………...………….. 31

3.Macam-Macam Wadiah ……….. 32

BAB III HASIL PENELITIAN A. Monografi PT.BPRS AL-Makmur Limbanang………...……....……… 34

a. Sejarah Berdirinya PT.BPRS AL-Makmur Limbanang ....………...…. 34

b. Visi dan Misi PT.BPRS AL-Makmur Limbanang ………....……. 36

c. Kode Etik dan Budaya Perusahaan

………....…… 37

(9)

9

d. Struktur Organisai PT.BPRS AL-Makmur Limbanang

………... 38 e. Produk-Produk dan jasa PT.BPRS AL-Makmur Limbanang

……….… 49 B. Strategi Personal Selling dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah Tabungan

Wadiah Pada PT.BPRS AL-Makmur Limbanang ……….…. 55 1.Produk Tabungan Wadiah ………...….. 55 2. Strategi Personal Selling ………...………...… 55 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ………..……… 57 B. SARAN ………..……… 57 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

10

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah adalah bank yang dalam menjalankan usahanya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah islam. Bank syariah atau sering pula disebut bank islam adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga (riba).)

1

Sebagaimana yang telah di jelaskan dalam alquran bahwa bunga itu di haramkan yaituterdapat dalam surah al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi:

ِلَٰذ ِّۚ ِ سَمۡلٱ َنِم ُن َٰطۡيَّشلٱ ُهُطَّبَخَتَي يِذَّلٱ ُموُقَي اَمَك َّلَِإ َنوُموُقَي َلَ ْا ٰوَب ِ رلٱ َنوُلُكۡأَي َنيِذَّلٱ اَمَّنِإ ْا ٓوُلاَق ۡمُهَّنَأِب َك

َبۡلٱ َهَتنٱَف ۦِهِ ب َّر نِ م ٞةَظِع ۡوَم ۥُهَءٓاَج نَمَف ِّْۚا ٰوَب ِ رلٱ َم َّرَح َو َعۡيَبۡلٱ ُ َّللَّٱ َّلَحَأ َو ْْۗا ٰوَب ِ رلٱ ُلۡثِم ُعۡي ٓۥُه ُر ۡمَأ َو َََلََ اَم ۥُهَلَف ٰى

َنوُدِل َٰخ اَهيِف ۡمُه ِِۖراَّنلٱ ُب َٰح ۡصَأ َكِئَٰٓل ْوُأَف َداَع ۡنَمَو َِِّۖللَّٱ ىَلِإ

Artinya:.Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

1M.sulhan,manajemen bank konvensional dan syariah,(UIN Malang:pres 2008),hal125

(11)

11

Dengan kata lain , tidak sekali-kali mereka bangkit dari kuburnya pada hari kiamat nanti, melainkan seperti orang gila yang terbangun pada saat mendapatkan tekanan penyakit dan setan merasukinya.ibnu abbas mengatakan bahwah orang yang memakan riba di bangkitkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan gila dan tercekik.

Sebagai perbankan syariah yang terus maju dan berkembang maka PT BPRS Al- Makmur memiliki 7 kantor kas yang berlokasi pada Pakan Komih Limbanang Kec.Suliki Bunian Payakumbuh, Simpang Tiga Kenanga Padang Laweh Mungka, Pakan Rabaa Gadut, Koto Baru Simalanggang Kec.Payakumbuh, Pasar Dangung-danguang Kab. Lima Puluh Kota dan Pasar Baruh Gunuang Kec.Gunuanag Omeh Kab Lima Puluh Kota.

2

Dalam menghimpun dana BPRS Al-Makmur memakai banyak produk diantaranya adalah tabungan iB Al-Makmur merupakan tabungan berdasarkan prinsip wadiah yaitu titipan murni yang bisa diambil kapan saja. Sedangkan tabungan iB qurban Al-Makmur adalah produk pilihan aman dan tepat bagi nasabah untuk menyimpan dan mengembangkan dana.

3

Tabungan haji Al-Makmur merupakan tabungan berdasarkan prinsip mudharabah yang disediakan khusus untuk mewujudkan keinginanniat suci nasabah dalam melakukan ibadah haji.

Menindaklanjuti fakta yang sedang terjadi saat ini dengan persaingan bank syariah dan bank konvensional yang sangat kompetitif khususnya di dunia

2 Brosur profil PT BPR syariah Al-makmur

3 Brosur profil PT BPR syariah AL-makmur

(12)

12

perbankan Indonesia,maka berbagai usaha yang dilakukan oleh pihak bank untuk meningkatkan minat masyarakat untuk bergabung di bank syariah khususnya di BPR Syariah Al-Makmur tapi kendala yang dihadapi untuk menarik nasabah ataupun calon nasabah bagian marketing adalah disekitar Payakumbuh minimnya pengetahuan masyarakat tentang bank syariah khususnya bank BPR Syariah Al- Makmur limbanang di sebabkan oleh kurangnya promosi dari pihak bank.

Dari promosi yang telah dilakukan oleh marketing yaitu promosi di pasar dan masyarakat sering tidak memperhatikan karena sibuk dengan kegiatan jual beli sehingga masyarakat tidak paham tentang produk tabungan wadiahyang di jelaskan di pikiran masyarakat semua produk tabungan itu sama sehingga masyarakat ragu dengan tabungan wadiah ini. Jadi untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut di butuhkan strategi personal selling yaitu kegiatan promosi yang dilakukan dengan melakukan penjualan secara pribadi kepada pelanggan.

Tabungan wadiah adalah tabungan yang di jalankan berdasarkan akad wadiah yakni titipan murni yang harus di jaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya

4

4 Sofian asuri, manajemen pemasaran, (Jakarta: rajawali press 2011), h.5

(13)

13

Berikut adalah data total jumlah nasabah tabungan wadiah di PT BPRS Al-Makmur lima tahun terakhir.

Tabel 1

Data jumlah nasabah tabungan di PT.BPRS AL-MAKMUR Limbanang Tahun Jumlah

Nasabah

Jumlah Tabungan

Persentase

2014 25.337 13.152.832.055.80 -

2015 28.227 15.101.933.957.46 11,4%

2016 29.884 18.938.973.569.31 5,8 %

2017 31.055 19.503.144.484.15 3,9 %

2018 33.134 19.898.580.754.90 6,6 %

Sumber: Direktur PT.BPRS Al-Makmur Limbanang

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah nasabah di PT.BPRS Al-Makmur Limbanang selama lima tahun mulai dari tahun 2014-2018 mengalami peningkatan pada tahun 2014 jumlah nasabah di PT.BPRS Al- Makmur sebanyak 25.337 orang. Sedangkan persentase jumlah nasabah tertinggi yaitu pada tahun 2015 sebesar 11,4 % .

Tabel diatas juga menjelaskan jumlah tabungan di PT.BPRS Al-Makmur

selama lima tahun terakhir dari tahun 2014-2018. Jumlah tabungan yang terendah

yaitu pada tahun 2014 sebesar 13.152.832.055.80 dan persentase jumlah tertinggi

yaitu pada tahun 2015 yaitu sebesar 11,4 persentase jumlah nasabah terendah pada

tahun 2017 yaitu sebesar 3,9%.

(14)

14

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan jumlah tabungan wadiah selama lima tahun 2014-2018 menunjukan perkembangan yang fluktuasi (naik turun) sehingga membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentangstrategi personal selling dalam meningkatkan jumlah nasabah tabungan wadiah di PT.BPRS Al-Makmur oleh karena itu penulis memberi judul tugas akhir “STRATEGIPERSONAL SELLING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH TABUNGAN WADIAH DI PT BPRS AL-MAKMUR LIMBANANG”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diindetifikasikan masalah sebagai berikut :

1. strategipersonal selling yang dilakukan PT.BPRS AL-Makmur limbanang dalam meningkatkan jumlah nasabah.

2. Nasabah kurang memahami tentang produk tabungan wadiah di PT.BPRS AL-Makmur Limbanang

3. Pemahaman masyarakat yang kurang tentang bank syariah.

C.Batasan dan RumusanMasalah 1.Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini di

batasi pada strategi personal sellingdalam meningkatkan jumlah

nasabah pada produk tabungan wadiah di PT.BPRS Al-Makmur

Limbanang .

(15)

15

2. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategipersonal sellingdalam meningkatkan jumlah nasabah tabungan wadiah pada PT.BPRS AL-Makmur Limbanang.

D.Tujuan Dan Kegunaaan Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategipersonal sellingdalam meningkat jumlah nasabah terhadap produk tabungan wadiah pada PT.BPRS Al-Makmur Limbanang.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan akademik

1) Untuk menambah wawasan penulis tentang strategipersonal selling dalam meningkatkan jumlah nasabah terhadap produk tabungan wadiah.

2) Bagi penulis penelitian ini berguna untuk menyelesaikan studi dan meraih gelar ahli madya.

b. Kegunaan institusi

Mengetahui lebih dalam mengenai strategipersonal selling dalam

meningkatkan jumlah nasabah pada produk tabungan wadiah.

(16)

16

c. Kegunaan studi lanjut

Di harapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau rujukan untuk bahan perkuliahan dan untuk perbandingandengan strategi pemasaran dalam meningkatkan jumlah nasabah terhadap produk tabungan wadiah pada PT.BPRS al-Makmur Limbanang.

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul ini maka penulis perlu untuk menjelaskan pengertian dari beberapa kata yang penting yang terdapat dalam proposal.

strategi : serangkain rencana besar yang menggambarkan bagaimana sebuah

perusahan harus beroperasi untuk mencapai tujuanya.

5

Personal selling :Kegiatan promosi yang dilakukan dengan melakukan penjualan secara pribadi kepada pelanggan.

6

Tabungan wadiah :Tabungan yang di jalankan berdasarkan akad wadiah yakni titipan murni yang

5 Agus hermawan,komunikasi pemasaran, (Jakarta:Erlangga,2012), hal 33

6 Sentot iman wahjono,manajemen pemasaran bank (Yogyakarta: graha ilmu 2010),hal.140

(17)

17

harus di jaga dan di kembalikan setiap sesuai dengan kehendak pemiliknya.

7

Jadi dari judul dapat disimpulkan bahwa strategi personal selling untuk meningkatkan jumlah nasabah tabungan wadiah pada PT.BPRS AL- Makmur Limbanang perlu dilakukan dengan menggunakan strategi personal selling

F.Kajian Terdahulu

Penelitian tentang ini sebelumnya pernah di teliti oleh mahasiswa perbankan syariah luklul Jannah (nim 1404.067) yang berjudul

“penerapan strategi pemasaran tabungan mudharabah di BMT serambi mekkah Padang Panjang” dengan kesimpulan beliau lebih mengfokuskan pada bagaimana penerapan strategi pemasaran tabungan mudharabah di BMT Padang Panjang.

8

Penelitian yang kedua merupakan tugas akhir dari Riza Safitri (Nim3114.0550) yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Tabungan Sikoci Mudharabah di Bank Nagari Syariah Cabang Tapus” penelitian ini berfokuskan padabagaimana bagaimana strategi pemasaran yang di lakukan oleh bank nagari syariah dalam memasarkan produknya.

9

7.Brosur PT.BPRS AL-MAKMUR

8 Luklul Jannah, Penerapan Strategi Pemasaran Tabungan Mudharabah, (Tugas Akhir)

9 Riza Safitri, Strategi Pemasaran Produk Tabungan Sikoci Mudharabah, (Tugas Akhir)

(18)

18

Penelitian yang ketiga adalah tugas akhir dari Nozi Nofrida Yanti (Nim 3114089) yang berjudul “Strategi Pemasaran Kpr Musyarakah Mutanaqishahpada Bank Muamalat Kantor Cabang Pembantu (Kcp) Solok penelitian ini membahas tentang cara pemasaran kpr musyarakah mutanaqisiyah.

10

G.Metode Penelitian

Agar pembahasaan ini lebih terarah dan sistematiak sesuai dengan penelitian maka penelitan ini berusah untuk semaksiaml mungkin untuk menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian ini yaitu:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifyaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT.BPRS Al-Makmur Limbanang.

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 03 Januari 2019 sampai selasai. Alasan penulis memilih lokasi ini untuk penelitian karena lebih dekat dengan tempat tinggal, mudah dijangkau, dan ekonomis, selain itu penelitian dilakukan pada PT.BPRS Al- Makmur limbanang Adalah karena ingin lebih tahu tentang

10 Nozi Nofrizal Yanti, Strategi Pemasaran Kpr Musyarakah Mutanaqishah, (Tugas Akhir)

(19)

19

personal selling untuk meningkatkan jumlah nasabah di bank tersebut..

3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang di kumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu perusahaan langsung melalui objeknya.

11

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan dan pembahasan masalah langsung pada PT.BPRS Al-Makmur Limbanang dan melakukan wawancara dengan pihak marketing

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil studi perpustakaan baik berupa bahan-bahan bacaan maupun data angka yang memungkinkan.

11

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari hasil studi perpustakaan buku-buku tentang operasional bank syaraiah dan buku pedoman pelaksanaan yang terdapat pada PT.BPRS Al-Makmur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

11Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1999),h. 112

(20)

20

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.Penelitian ini dilakukan dengan mengamati langsung bagaimana pemasaran tabungan wadiah di PT.BPRS AL-Makmur Limbanang.

b. Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpulan data informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan untuk dijawab secara lisan juga. Dalam penelitian ini penulis melakukan di PT.BPRS AL-Makmur.limbanang

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan melihat mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.Metode ini dilakukan denngan melihat dokumen-dokumen resmi seperti monografi catatan serta buku-buku peraturan yang ada.

12

5.Teknik Analisis Data.

Data yang dikupulkan akan di olah dan di analisis. Pola pendekatan yang dilakukan dalam menganalisa masalah ini yakni dengan mengunakan metode deskiptif kualitatif yaitu mengunakan Dokumen- dokumen berhubungan apa yang terjadi di lapangan.

12 Abdurahmat fathoni, metodologi penelitian dan teknik penyusunan skripsi, ( Jakarta PT rincka Cipta2006), hal, 104.

(21)

21

a .Reduksi data

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak,untuk itu perlu menyederhanakan data yang terkait dengan kepentingan penelitian saja.

13

b.Penyajian data

Setelah reduksi data,maka selanjutnya adalah penyajiandata. , maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya bedasarkan apa yang telah di pahami tersebut.

c.Penarikan kesimpulan

Langkah terakhirnya dalam menganalisis data adalah penarikan kesimpulan dan veryfkasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih sementara, akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

14

I. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang.identifikasi masalah, rumusan masalah,batasan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

13 Anis fuad,panduan praktis penelitiankualitatif,(Yogyakarta,graha ilmu2014),hal 16h

14 Anis fuad kandung sapto nugrohoPenelitian kualitatif, (yogyakartagraha ilmu2024),hal 17

(22)

22

Terdiri dari pembahasan yang mencakup pengertian pemasaran,konsep-konsep pemasran ,pengertian personal selling, tujuan personal selling, pengertian wadiah, landasan hukum wadiah, rukun dan syarat wadiah

BABIII : HASIL PENELITIAN

Terdiri dari monografi PT. BPRS AL-Makmur atau keterangan dari profil perusahaan, tujuan, visi dan misi, struktur organisasi perusahaan, produk serta hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap pembahasaan permasalahaan.

BAB IV : PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran

(23)

23

BAB II

LANDASAN TEORI A.Personal selling

1.Pengertian personal selling

Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan dengan melakukan penjalan secara pribadi kepada pelanggan.dalam penjualan secara pribadi terjadi sentuhan langsung antara tenaga pemasaraan dengan konsumen sehingga memugkinkan terjadinya kontak langsung saat kontak langsung itulah dapat di galih beberapa hal untuk kegiatan lainya.

15

Beberapa bank melakukan personal selling dengan melakukan penjualan langsung kepelanggan dari rumah ke rumah (door too door) bahkan beberapa bank sengaja merekrut tenaga untuk di didik melakukan personal selling. Bank yang lainnya melakukan dengan menyewa perusahaan penyedia tenaga kerja secara outsourcing untuk melakukan personal selling.Agar efektif personal selling yang di lakukan oleh tenaga outsourcing harus di damping oleh pejabat atau karyawan bank.Hal ini untuk mendapatkan momen yang sangat berharga yaitu saat menangkap ekspresi dan respon dari pelanggan.

15 Sentot iman wahjono,manajemen pemasaran bank,(yogyakarta:graha ilmu,2010). 140

(24)

24

Beberapa manfaat dari di selenggarakanya personal selling adalah antara lain:

1. Dapat bertatap muka langsung dengan pelanggan sehingga dapat langsung menjelaskan dan menangkap respon lainya tentang produk.

2. Dapat memperoleh informasi langsung dari pelanggan.

3. Dapat langsung mempengaruhi dan melakukan persuasi(membujuk) pelanggan dengan beberapa argumentasi yang hanya di kuasai oleh pejabat bank.

4. Dapat mendidik atau mengedukasi pelanggan tentang bagaimana cara menggunakan dengan baik produk produk, tentang apa yang harus di hindari dan apa yang harus di ikuti petunjuknya.

5. Dapat menjalin hubungan akrab untuk membangun basis hubungan janga panjang yang berkelanjutan.

6. Memungkinkan pejabat dan karyawan bank memperoleh perhatian penuh dari pelanggan.

2 .Tujuan personal selling

Untuk konsumen,tujuan mencakup mendorong pembelian

dalam unit yang lebih besar membangun percobaan diantara

bukan pemakai, dan menarik pengganti dari merek pesaing.untuk

pengecer, tujuan termasuk pendorong pengecer untuk

menjalankan produk baru dan tinngkat persedian yang lebih

(25)

25

tinggi, mendorong pembelian diluar musim, mendorong penyimpanan persediaan produk-produk yang berhubungan mengimbangi promosi kompetitif,membangun kesetiaan merek dari pengecer dan berusaha untuk masuk ketoko eceran baru.

16

Tujuan dari personal selling ini adalah:

a) Mencari calon pelanggan

Mencari calon pelanggan atau petunjuk.

b) Menetukan sasaran

Memutuskan bagaimana mengalokasikan waktu merekan antara calon pelanggan dan pelanggan.

c) Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan informasi tentang produk dan jasa perusahaan.

d) Menjual

Mendekati, mempersentasikan, menjawab pertanyaan mengatasi keberatan dan menutupi penjualan.

e) Melayani

Memberi berbagai pelayanan kepada pelanggan mengkonsultasi masalah, memberikan bantua teknis, mengatur pembiayaan dan melakukan pengiriman.

16 Philip khoter,manajemen pemasaran, (Jakarta : prenhalindo.2002), hal 787.

(26)

26

3.Prinsip-prinsip dasar personal selling

dalam melakukan promosi dengan personal selling prinsip- prinsip dasar yang harus diketahui.

17

a. Persiapan yang matang meliputi pengetahuan.

b. Mengenal pasar dimana barang akan dijual yaitu meliputi keterangan-keterangan mengenai keadaan perekonomian pada umumnya, persiangan trend harga dan sebagainya.

c. Mengenai langganan dan calon langganan dalam hal ini perlu diketahui buying motives, yaitu apa motif orang membeli.

d. Cukup mengetahui tentang produk yang dijualnya para konsumen sangat tidak senang pada penjual yang tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan konsumen.

4.kelebihan dan kelemahan personal selling Kelebihan personal selling antara lain:

1) Interaksi terjadi secara spontan.

2) Sumber informasi mudah melakukan penesuian terhadapo kondisi yang terjadi serrta perbedaan sasaran dapat diatasi pada saat ini.

3) Dapat memperoleh informasi langsung dari pelanggan.

17 H.Bukari Alma, manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, (Bandung:alfabet, 2007)hal186

(27)

27

4) Dapat menjalin hubungan akrabuntuk membangun basis hubungan jamgka panjamh yang berkelanjutan.

5) Dapat melakukan demonstrasi penggunaan produk bila di perlukan untuk mempengaruhi keputusan pembeli.

6) Keberadaan dai calon pembeli dapat dikemukakan dengan tenaga kerja dapat berupaya mengatasi penjelasan lebih lanjut.

7) Menciptakan kesan baik dan bersahabat saat pejabat bank melayani langsung oelanggan, hal ini akan menghapus kesan eklusif pejabat dan karyawan bank.

Kelemahan personal selling antara lain:

18

1) Biaya yang ditanggung perusahaan lebih tinggi 2) Kesulitan mencari penjual yang profesional.

3) Memerlukam banyak tenaga pemjual.

4) Pada umumnya hanya digunakan untuk penjualan tertentu saja.

5.Faktor-faktor yang diperhatikan dalam personal selling

Faktor-faktor yang mempengaruhi personal selling adalah sebagai berikut:

19

1) Sumber daya perusahaan, tujuan dan strategi pemasaran

18http//blogspot.co.id./2012/10/marketing komunikasi personal selling.

19 Nugroho Setiadi,prilaku konsumen:konsepdan implikasi untuk strategi dan penelitianpemasaran,(Jakarta:Kencana,2003),hal,258

(28)

28

Walaupun biaya perkontak lebih tinggidibandingkan dengan alat promosi lainya, banyak perusahaan menggunakan penjualan tatap muka sebagai alat promosi utama.penjualan tatap muka selalu harus diselaraskan dengan tujuan dan strategi pemasaran perusahaan.Tujuan dan strategi membantu dalam menentukan jenis-jenis komunikasi yang harus dijalankan dan alat-alat promosional yang tepat.

Periklanan media dan promosi penjualan merupakan promosi yang tepat,karena keduanya dapat mengkomunikasikan informasi dasar kepada produk kepadabanyak pembeli potensial dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Jika tujuan peusahaan untuk memperluas saluran distribusi dengan meyakinkan pelanggan besar atau pedagang eceran untuk memajang produk, maka penjualan tatap muka atau personal selling dan mungkin promosi perdagangan lebih tepat digunakan.Kemampuan membujuk yang tinggi dari penjualan tatap muka menjadikan alat promosi itu tepat ketika tujuanya adalah untuk mengambil pangsa pasar dari pesaing yang telah ada.Akhirnya, jika tujuan perusahaan adalah untuk menjaga pangsa pasar yang telah diraih, maka informasi yang bersiafat mengingat perlu disampaikan kepada konsumen untuk itu yang tepat yaitu periklanan.

2) Karakteristik pasar sasaran

Karena biaya perkontak relative tinggi dari alat promosi

lainya, penjualan tatap muka paling sering dipakai ketika pasar

(29)

29

sasaran relative sedikit, rata-rata konsumen memungkinkan untuk melakuakn pesanan dalam jumlah besar perusahaan yang menjual kepada industry dengan sedikti konsumen potensial, dan mendistribusikan produk melalui sejumlah kecil pedagang perantara besar, lebih tetap jika menggunankan penjualan tatap muka.

3) Karakteristik produk

Kebanyakan bauran promosi untuk produk-produk industry sebaiknya menkonsentrasikan pada upaya penjualan tatap muka, sedangakan untuk consumer gooods tahan lama mengkobinasikan penjualan tatap muka dan periklanan produsen yang menghasilkan consumer gooods tidak tahan lama sebaiknya menggunakan periklanan dan promosi penjualan alasan bahwah barang industry dan consumer gooods yang tahan lama cendrung menggunakan penjualan tatap muka karena konsumen memerlukan banyak informasi untuk membuat keputusan pembelian.

4) Kebijakan saluran distribusi

Kebijakan penjualan tatap muka harus memperhatikan strategi

untuk mendorong penjual kembali untuk membeli produk. Ketika

pemasar menggunakan pull strategy (berusaha menarik konsumen

dengan melakukan tindakan pembelian )berarti perusahaan

membangun permintaan konsumen berdasarkan merek. Jika kebijakan

pull strategyupaya penjualan tatap muka akan lebih efektif.

(30)

30

5) kebijakan harga

Kebijakan harga perusahaan dapat juga mempengaruhi komposisi bauran promosi.Item “big-ticket” (harga mahal) baik barang industry maupun barang konsumsi, secara khusus memerlukan penjualan tatap muka.Produk-produk seperti ini lebih canggih secara teknis dan estetis, dan konsumen merasakan resiko yang besar dalam pembelianya.Oleh karena itu, pembeli potensial biasanya menginginkan jenis informasi dan saran yang detail, yang hanya bisa diperoleh dari tenaga penjualan sebelum mereka mengambil keputusan pembelian.

6.Keunggulan personal selling

20

Penggunaan penjualan tatap muka sebagai alat promosi tidak hanya bertujuan untuk komunikasi saja sehingga menghasilkan tingkat averenes dan konsumen tetapi yang paling penting, penjualan tatap muka adlah menciptakan penjualan.

Penjualan tatap muka mempunyai karateristik yang sangat berbeda dengan alat promosi lainya.Perbedaan karateristik menyebabkan penjualan tatap muka mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu di bandingkan alat- alat informasi lainya. Keunggualan yang lain yang menonjol adalah penjualan tatap muka melibatkan komunikasi langsung dengan konsumen potensial. Pesan penjualan tatap muka sering lebih bisa membujuk dari pada periklanan atau publisitas dimedia massa.dalam penjualan tatap muka proses

20 Nugroho j.Setiadi,Prilaku Konsumen,,,hal 186-187

(31)

31

alur komunikasi terjadi dua arah, sehingga konsumen secaralangsung bisa bertanya menngenai produk kepada tenaga penjualan. Oleh karena itu, tenaga penjualan juga bisa menerima umpan balik secara langsung dari knsumen potensial dalam bentuk keberatan,pertanyaan atau komunikasi non-verbal.

Keunggulan lainya yaitu tenaga penjual dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai karakteristik produk, yang tidak mungkin disampaikan dalam iklan di media elektronik dan media cetak.Selain mempunyai keunggulan, penjualan tatap muka juga mempnyai kelemahan, kelemahan utamanya yaitu komunikasi hanya terjdi pada sekelompok kecil konsumen potensial.Akibatnya penjualan tatap muka menjadi mahal jika diukur berdasarkan biaya perkontrak dnegan konsumen potensial.

7. Langkah-Langkah personal selling

untuk melakukan personal sellingdilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

21

a. Prospecting for consumers

Usaha melakukan prospek terhadap calon konsumen sering mengalami hambatan berupa penolakan. Dengan identifikasi pasar sasaran yang sempit, berarti tenaga penjualan telah melakukan bidikan, sehingga kemungkinan kesalahanatau kegagalan dalam proses penjualan akan semakin kecil.

b. Opening the relationship

21 Nugroho Setiadi, prilaku Konsumen,,,,,,hal 187

(32)

32

Dalam pendekatan awal terhadap konsumen prspektif, tenaga penjualan seharusnya mencoba untuk menekan pada dua hal , pertama menentukan siap dalam organisasi yang akan didatagi yaitu pengaruh dan otoritas untuk melakukan pembelian produk .dan kedua memperoleh cukup perhatian dalam perusahaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan pada kulifikasi prospek, artinya apakah calon konsumen yang akan didatangi memenuhi kulifikasi sebagai calon konsumen yang akan didatangi memenuhi kualifikasi yang benar-benardiperkirakan akan membeli .ini perlu dilakukan karena dalam sebua organisasi sering dibedahkan siap yang melakukan eksekusi pembelian dan yang memutuskan untuk melakukan pembelian pendekatan terhadap dua pihak ini sangat pentinng.

c. Qualifying the prospect

Sebelum tenaga berusaha membuat janji untuk persentasi penjualan, seharusnya dia menentukan apakah kulifikasi konsumen prespektif bernilai sebagai knsumen potensial atau tidak.

d. Presenting the sales massagae

Persantese adalah inti dari proses penjulan membuat persentase

yang baik secara nyata menjadi aspek kritis pekerjaan penjualan sering

kali tidak melakukan aktifitas ini.

(33)

33

e. Closing the sales

Closing merupakan perolehankesempatan terakhir untuk pembelian.

f. Servicing the account

Tugas tenaga penjualan belum selesai ketika keputusan pembelian dilakukan oleh konsumen, banyak jenis pelayanan dan bantuan yang diberikan agar konsumen puas dan melakukan tindakan pembelian ulang.Sayangnya ini tidak dilakukan secara baik.

B.Pengertian Tabungan Wadi’ah

Secara etimologis, kata wadi’ah berasal darri kata wada’aasy’syai’ jika ia meninggalkannya paada orang yang menerima titipan.Adapun wadia’ah secara terminologis, yaitu pemberian kuasa oleh penitip kepada orang yang menjaganya tanpa konpensasi (ganti).

22

Dalam tradisi fikih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan wadai’ah.Wadi’ah juaga dapat diartikan sebagai titipan murni daari satu pihak ke pihak lain, baik sebagai individu ataupun sebagai badan hukum. Titipan yang dimaksud harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.

23

Berdasarkan undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

22Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah. (Jakarta; Kencana, 2012), hal. 282

.

23Zainudin Ali, HukumPerbankanSyariah (Jakarta; SinarGrafika, 2008), hal. 23

(34)

34

menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat yang dipersamakan dengan itu.

24

Prinsip syariah tabungan diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nsional No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan.Tabungan ada dua jenis yaitu tabungan yang tidak dibenarkan syari’ah, yaitu tabungan yang berdasarkkan perhitungan bunga.Dan tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip wadi’ah dan mudharabah.Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dengan tabungan wadi’ah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadi’ah yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan kehendak pemiliknya.Berkaitan dengan produk tabungan wadi’ah, Lembaga keuangan syariah menggunakan akad wadi’ah yad adh-dhamanah. Dalam hal ini, anggota bertindak sebagaipenitip yang memberikan hak kepada lembaga keuangan syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan lembaga keuangan syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, lembaga penghimpun dana bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya jika sewaktu-waktu pihak penitip dana membutuhkan uang atau barang yang dititipkan. Disisi lain lembaga penghimpun dana berhak atas keuntungan dari hasil penggunaan atau manfaat uang dan barang tersebut.

24Undang-undangPerbankanRepublik Indonesia, h.2

(35)

35

Dengan kata lain, pemberian bonus merupakan kebijakan lembaga penghimpun dana semata yang bersifat sukarela.

1. Landasan Hukum Wadi’ah

a.

Al-Qur’an





Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.

b. Ijma’

Para tokoh ulama sepakat diperbolehkannya wadiah.Ia termasuk ibadah sunnah. Dalam kitab mubdi disebutkan: “ijma’ dalam setiap masa memperbolehkan wadi’ah. Dalam kitab Ishfah disebutkan : ulama sepakat bahwa wadi’ah termasuk ibadah sunnah dan menjaga barang titipan itu mendapatkan pahala.

c. Fatwa Dewan Syariah

Kemudian berdasarkan fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN)

No: 01/DSN-MUI/TV/2000, menetapkan bahwa giro yang

dibenarkan secara syari’ah, yaitu Giro yang berdasarkan prinsip

(36)

36

Mudharabah dan wadi’ah.Demikian juga tabungan dengan produk wadi’ah, dapat dibenarkan berdasaarkan Fatwa DSN No: 01/DSN-MUI/TV/2000, menyatakan bahwa tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip wadi’ah.

2.Rukun dan syarat wadiah a. Rukun

1) Pihak yang berakad

2) Orang yang menitipkan (muwaddi’) 3) Orang yang dititipi barang (wadi’) 4) Objek yang diadakan

5) Barang yang dititipkan (wadi’ah) 6) Sighot

a) Serah (ijab) b) Terima (qabul) b. Syarat

1) Pihak yang berakad

2) Orang yang menitipkan dan yang menerima tiptipan disyaratkan sudah baligh dan berakal.

3) Sukarela (ridha), tidak dalam keadaan dipaksa atau terpaksa dibawah tekanan.

4) Objek yang dititipkan merupakaan mutlak milik si penitip (muwaddi)

5) Sighot

(37)

37

6) Jelas apa yang dititipkan.

3.Macam-macam Wadi’ah

a.Wadi’ah yad al-amanah

Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barangyang dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya.Sebagai konpensasi, penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya kepada yang menitipkan.Dalam konteks ini, pada dasarnya pihak penyimpan (custodian) sebagai penerima kepercayaan (truste) adalah yad al-amanah ‘tangan amanah’ yang berarti bahwa ia tidak diharuskanbertanggung jawab jika sewaktu dalam penitipan terjadi kehilanganatau kerusakan pada barang/ aset titipan, selama hal ini bukan akibatdari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang/

aset titipan. Wadiah yad al-amanah memiliki empat karakteristik, berikut adalah Karakteristik wadi’ah yad al- amanah:

1) Harta atau barang yang dititipakan tidak

boleh dimanfaatkan dan digunaakan oleh

penerima titipaan.

(38)

38

2) Penerima titipan hanya berfungsi sebagai penerima amanah yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga barang yang dititipkan tanpa boleh memanfaatkannya.

3) Sebagai kompensasi, penerima titipan dikembalikan untuk mebebankan biaya kepada yang menitipkan.

4) Mengingat barang atau harta yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan, aplikasi perbankan yang memungkinkan untuk jenis ini adalah jasa penitipan atau safe deposit box.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan wadi’ah yad al-amanah adalah akad antara dua pihak dimana pihak yang menerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang yang dititipkan. Dalam aplikasi perbankan syariah, akad wadi’ah yad al-amanah ini dapat diterapkan dalam produk jasa penitipan atau safe daeposit box.

a. Wadi’ah Yad Dhamanah

Dari prinsipyad al-amanah‘tangan

amanah’kemudian berkembang prinsipyadh-

(39)

39

dhamanah‘tangan penanggung’yang berarti bahwa pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/

aset titipan. Dalam pelaksanaannya, akad wadi’ah yad dhamanah dapat diterapkan dalam produk penghimpunan dana pihak ketiga antaralain giro dan tabungan. Lembaga keuangan syari’ah terutama BPRS AL-MAKMURakan memberikan bonus kepada anggota atas dana yang dititipkan di keuangan tersebut. Bila yang dititipkan mendapatkan manfaat, keuntungan maka pihak penghimpun dana dapat memberikan bonus kepada pihak anggota lembaga keuangan tersebut. Berikut ini adalah skema dari al-Wadiah yad dhamanah : Skema wadiah yad dhamanah

Akad wadiah yad-dhamanah

Titip

barang/aset Bonus Penyimpan/

mustawada

Penitip/

muwaddi

Bagi hasil, margin,sewa

Pemanfaatan aset

Dunia

usaha

(40)

40

Sama denganwadiah al-amanah, wadiah yadh dhamanah juga memiliki Karakteristik, berikut merupakan karakteristik wadiahyadh dhamaanah:

1) Harta daan barang yang dititipkan boleh dimanfaatkan oleh pihak yang menerima titipan.

2) Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan bagi penerima titipan untuk memberikan hasil manfaat kepada si penitip.

3) Produk perbankan yang sesuai dengan akad ini.

4) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan wadi’ah yad

dhamanah adalah akad antara dua pihak,

dimana pihak yang menerima titipan boleh

memanfaatkan barang yang dititipkan. Dalam

prakteknya dilapangan, akad wadi’ah yad

dhamanah dapat diterapkan dalam bentuk produk

penghimpunan dana seperti giro dan tabungan.

(41)

41

BAB III

HASIL PENELITIAN A.Monografi PT.BPRS AL-Makmur Limabanang

1. Sejarah Berdirinya PT.BPRS AL-Makmur Limabanang

Bank pembiayaan Rakyat Syariah Al-Makmur (BPRS Al-Makmur) berkantor pusat di Pokan Komih Limbanang, Kecamatan Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota. Dahulu bernama Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bunsu Sinamar Makmur, yang didirikan pada tanggal 18 Juli 1993 dengan Akta Notaris Chufran Hamad SH nomor 68 dan disahkan oleh Mentri Kehakiman RI melalui SK nomor. C211744HT 01-01 Th. 1993 tanggal 3 November 1993 dan izin Mentri Keuangan RI melalui SK nomor.79/KM. 17/1991 tanggal 21 Maret 1995.

Berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor.10/53/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 15 Juli 2008, dan keputusan Mentri Hukum dan HAM RI nomor.AHU-51468.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008, serta keputusan Pimpinan Bank Indonesia nomor.

10/8/kep.BPI/Padang/2008 tanggal 10 Oktober 2008, terhitung mulai tanggal 15 Oktober 2008, PT. BPR Bunsu Sinamar Makmur, telah melakukan perubahan kegiatan usaha dari Perbankan Konvensional menjadi Perbankan Syariah dan beroperasi penuh secara Perbankan Syariah dengan nama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Al-Makmur yang disingkat denganBPRS Al- Makmur.

PT. BPR Syariah Al-Makmur berkantor pusat di Pokan Komih Limbanang dan memiliki 42 orang Karyawan dengan 5 kantor kas yang tersebar di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh yaitu :

1. Gadut, Pakan Rabaa Gadut, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima

Puluh Kota.

(42)

42

2. Payakumbuh, Jl. Pemuda No.28, Kota Payakumbuh.

3. Koto Baru Simalanggang, Kec Payakumbuh, Kab.Lima Puluh Kota.

4. Mungka, Simpang Tiga Kenanga, Kec. Mungka, Kab. Lima Puluh Kota.

5. Baruah Gunuang, Kec. Gunuang Omeh, Kab. Lima Puluh Kota.

Tujuan didirikannya PT. BPR Syariah Al-Makmur yakni menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan, deposito dan menyalurkannya kembali melalui pembiayaan bagi masyarakat yang membutuhan. Dengan produk-produk perbankan yang dimilikinya, diharapkan dapat menunjang perekonomian daerah.

Selain itu PT.BPR Syariah Al-Makmur juga mendapatkan penghargaan dari majalah Info Bank Jakarta dengan predikat “ SANGAT BAGUS “ atas kinerja keuangan tahun 2011, 2012, dan 2013 untuk kategori BPRS seluruh Indonesia yang breast Rp.25 Milliar sampai dengan Rp.50 Milliar, serta tahun 2014 dan 2015 untuk kategori BPRS seluruh Indonesia yang breaset RP.50 Milliar sampai dengan RP.100 Milliar dan juga untuk tahun 2015 menerima Golden Awards atas diterimanya Info Bank Awards selama lima tahun berturut-turut.

Legalias Perusahaan : 1. Akta Pendirian

Akta No. 68 tanggal 18 Juni 1993 oleh Notaris Chufran Hamal SH dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI, SK No. C2-11744 HT 01-01 Th.

1993 tanggal 3 November 1993 2. Izin Operasional

Menteri Keuangan RI, SK No. 79/KM. 17/1991 tanggal 21 Maret 1995 3. Izin Perubahan Kegiatan Usaha

1. Keputusan Gubernur Bank Indonesia

Nomor : 10/53/KEP. GMI/DpG/2008 tanggal 15 Juli 2008

2. Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI

(43)

43

Nomor : AHU-51468.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008

3. Keputusan Pimpinan Bank Indonesia

No. 10/8/Kep.PBI/Pdg/2008 tanggal 10 Oktober 2008 4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Nomor : 030936400116 tanggal 17 Maret 2014 5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Nomor : 005/03.09.10/BPMPPT-LK/PM/III/2014 tanggal 17 Maret 2014

6. Surat Izin Usaha Tempat Usaha (SITU)

Nomor : 085/SITU/BPMPPT-LK/III/2014 tanggal 17 Maret 2014 7. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor : 01.520.161.9-204.00 tanggal 18 November 2008 2. Visi dan Misi PT. BPRS Al-Makmur

Sebagai lembaga keuangan yang berbasiskan Al-Quran dan As- Sunnah maka PT.BPRS Al-Makmur mempunyai visi dan misi yang hendak dicapai agar PT. BPR Syariah Al-Makmur selalu menjadi lembaga keuangan yang berkompeten dan selalu dipercaya oleh nasabahnya. Adapun yang menjadi Visi dan Misi dai PT.BPR Syariah Al-Makmur yaitu :

25

a. Visi PT.BPR Syariah Al-Makmur

“ Menjadi BPR Syariah Handal, Terpercaya, Terbesar Dan Terbaik Dengan Sumber Daya Insane Yang Berakhlak Mulia”

b. Misi PT.BPR Syariah Al-Makmur

1. Meningkatkan perekonomian kerakyatan di Sumatra Barat melalui ekonomi Syariah.

2. Meningkatkan profesinalisme sumber daya insani dan informasi teknologi.

3. Memiliki produk yang inovatif.

25 Profil PT.BPR Syariah AL-Makmur

(44)

44

4. Memiliki asset terbesar di Sumatra Barat.

26

5. Menjadi acuan bagi BPR/S dalam operasional perbankan yang sehat.

3. Kode Etik Dan Budaya Perusahaan

Kode etik merupakan suatu bentuk peraturan yang tertulis, mengikat dan memiliki sanksi dan dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral.Setiap banker di Indonesia wajib mengelola bank secara sehat dan menghormati norma-norma perbankan yang berlaku, menaati semua tata nilai sebagai pedoman dasar dalam menentukan sikap dan tindakannya.Kode etik ini merupakan rumusan norma-norma, nilai- nilai tertulis yang disusun dan disepakati bersama para banker untuk menjadi pedoman yang ditaati. Kode etik ini bersifat universal, agar semua banker mempunyai persepsi yang sama dengan implementasinya.

Agar kinerja PT. BPR Syariah Al-Makmur lebih baik lagi, bank ini menerapkan 7 kode etik yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh staf karyawannya, diantaranya yaitu :

1. Jujur

2. Bertanggung jawab 3. Visioner

4. Disiplin 5. Kerjasama 6. Adil 7. Peduli

Selain itu, PT BPR Syariah Al-Makmur juga mempunyai budaya perusahaan agar lebih menunjang kinerja bank, yaitu :

1. Amanah 2. Loyalitas

26 Profil PT.BPR Syariah AL-Makmur

(45)

45

3. Madani

4. Ahli

5. Kesungguhan 6. Mandiri 7. Usaha 8. Syukur

4. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR SYARIAH AL-MAKMUR RUPS

Keterangan : 1. Direksi

DEWAN KOMISARIS

AUDIT DAN KEPATUHAN

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR

KOMITE KEPEGAWAIAN KOMITE

PEMBIAYAAN

Sdi & umum

Staff umum

satpam Teknologi

informasi

Staff penagihan

Adm pembiayaan Legal officer Account

officer pembiayaan dan penagihan

Marketing dana dana

Appraisal officer

cs teller pembukuan Operasional

teller cs Staff operasional

Kntor kas koordinator

DEWAN PENGAWAS SYRIAH

(46)

46

Organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan didalam maupun luar perseroan.

Tugas:

a. Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengurusan perseroan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perseroan.

b. Mewakili perseroan, baik di luar pengadilan (perjanjian, kesepakatan) maupun di dalam pengadilan. Tidak ada pihak lain yang dapat bertindak atas nama perseroan kecuali diberikan kuasa oleh direksi yang berwenang.

c. Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, AD dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas perseroan telah sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku, AD, keputusan RUPS serta peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perseroan;

d. Direksi dalam memimpin dan mengurus perseroan semata-mata hanya untuk kepentingan dan tujuan perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan.

e. Direksi senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan perseroan

secara amanah dan transparan, jika diperlukan direksi

(47)

47

membutuhkan persetujuan komisaris atau RUPS dalam setiap pengambilan keputusannya. Untuk itu, direksi mengembangkan sistem pengendalian internal dan sistem manajemen resiko secara terstruktural dan komprehensif.

f. Direksi akan menghindari kondisi dimana tugas dan kepentingan perseroan berbenturan dengan kepentingan pribadi.

g. Direksi wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas pengurusan perseroan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perseroan;

h. Mewakili perseroan, baik di luar pengadilan (perjanjian, kesepakatan, dll.) maupun di dalam pengadilan. Tidak ada pihak lain yang dapat bertindak atas nama perseroan kecuali diberikan kuasa oleh direksi yang berwenang.

i. Direksi wajib tunduk pada ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, AD dan keputusan RUPS dan memastikan seluruh aktivitas perseroan telah sesuai dengan ketentuan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku, AD, keputusan RUPS serta peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh perseroan;

j. Direksi dalam memimpin dan mengurus perseroan semata-mata

hanya untuk kepentingan dan tujuan perseroan dan senantiasa

berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perseroan;

(48)

48

k. Direksi senantiasa memelihara dan mengurus kekayaan perseroan secara amanah dan transparan, jika diperlukan direksi membutuhkan persetujuan komisaris atau RUPS dalam setiap pengambilan keputusannya. Untuk itu, direksi mengembangkan sistem pengendalian internal dan sistem manajemen resiko secara terstruktural dan komprehensif.

l. Direksi akan menghindari kondisi dimana tugas dan kepentingan perseroan berbenturan dengan kepentingan pribadi.

Tanggung jawab:

a. Direksi wajib bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Sebagai organ yang wajib bertanggungjawab, direksi mempertanggungjawabkan kepengurusan itu kepada RUPS.

b. Direksi wajib membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah RUPS dan risalah rapat direksi, menyelenggarakan pembukuan perseroan; melaporkan kepemilikan sahamnya dan keluarga yang dimiliki pada perseroan atau perseroan lain.

c. Direksi wajib menyiapkan laporan tahunan (termasuk pertanggung jawaban tahunan) untuk RUPS.

d. Direksi wajib memberikan keterangan kepada RUPS mengenai

segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan perseroan.

(49)

49

e. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan atau RUPS lain yang dianggap perlu (termasuk melakukan pemanggilan dan lain-lain).

f. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan sebagian besar atau seluruh kekayaan perseroan.

g. Direksi wajib menyiapkan rencana penggabungan, peleburan atau pengambilalihan untuk diajukan kepada RUPS.

2. Dewan Komisaris

Organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi perseroan.

Tugas dan Tanggung jawab :

a) Memberikan pengarahan dan nasehat kepada direksi dan menjalankan tugasnya.

b) Melakukan pengawasan atas kebijakan direksi dalam menjalankan Perusahaan.

c) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Anggaran dasar perusahaan dan keputusan-keutusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

d) Mengevaluasi rencana kerja dan anggaran perusahaan serta mengikuti

perkembangan Perusahaan dan apabila terdapat gejala yang

menunjukkan Perusahaan sedang dalam masalah, Dewan Komisaris

(50)

50

akan segera memintaDireksi untuk mengumumkannya kepada para pemegang saham dan memberikan rekomendasi untuk langkah- langkah perbaikan yang diperlukan.

e) Memberikan saran dan pendapat kepada RUPS mengenaitujuan strategis Perusahaan, rencana pengembangan usaha, anggaran tahunan, laporan keuangan tahunan, penunjukan laporan akuntanpublik sebagai auditor ekternal dan hal-hal penting lainnya.

3. Dewan Pengawas Syariah

Organ perseroan yang melakukan pengawasan terhadap produk-produk perseroan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Tugas dan tanggung jawab :

a. Memberikan pedoman atau garis-garis besar syariah untuk menghimpun maupun untuk penyaluran dana serta kegiatan yang berkaitan dengan syariah.

b. Mengadakan perbaikan seandainya suatu produk telah/sedang dijalankan dinilai bertentangan dengan syariah.

c. Bertanggung jawab atas pengawasan terhadap operasional bank agar sesuai dengan syariah.

4. Internal Audit

Internal audit adalah auditor yang bekerja didalam suatu

entitas/perusahaan yang bertugas untuk mengetahui apakah prosedur serta

kebijakan yang sudah disusun dan diterapkan oleh manajemen telah

dipatuhi, menentukan apakah penjagaan atas kekayaan entitas/organisasi

(51)

51

sudah baik atau tidak, menetukan tingkat efektivitas kegiatan organisasi, serta menentukan kehandalan informasi yang telah dihasilkan oleh bagian dari entitas/organisasi.

Tugas dan tanggung jawab Internal Audit

a. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee).

b. Melakukan tinjauan dokumen dan persyaratan lain yang berskaitan dengan auditee.

c. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara terperinci.

d. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checlist).

e. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh.

f. Mengumpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup relevan.

g. Melaporkan temuan audit atau masalah yang ditemukan selama audit internal.

h. Memntau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai.

5. Kepala Bagian Marketing

Pemasaran atau marketing adalah suatu rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Tugas dan tanggung jawab :

a. Sebagai bagian yang memperkenalkan suatu perusahaan kepada

masyarakat

(52)

52

b. Bertugas dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dengan menjual produk perusahaan tersebut

c. Bertugas menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan masyarakat serta jembatan antara perusahaan dengan lingkugan eksternal.

d. Menyerap dan menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan penjualan produk.

6. Kepala Bagian Umum dan Operasional

Adalah memimpin,mengawasi dan bertanggung jawab atas terlaksananya kelancaran kerja dibagian operasional serta memberikan laporan rutin berkala atas pekerjaannya kepada direksi.

Tugas dan tanggung jawab:

a. Mengawasi dan mengendalikan operasi bank agar terlaksana dengan baik

b. Menjalankan fungsi kepemimpinan pada bagian operasional c. Menyusun anggaran atau rencana kerja pada bidang operasional d. Melaksanakan program kerja sesuai dengan rencana anggaran

kantor.

5. SUSUNAN PERSONALIA

PT.BPR SYARI’AH AL-MAKMUR DEWAN KOMISARIS

Komisaris Utama : Drs. H. Azmi Sjahbuddin

Komisaris Anggota : -

(53)

53

DEWAN PENGAWAS SYARIAH

Ketua : Asyari, S.Ag, M.si

Anggota : Safrudin Halimy Kamaluddin, M.A DIREKSI

Direktur Utama : Mhd. Budi Nanda, S.E., CIRBD Direktur : Ricky Arnando Yasri, S.H, CIRBD BAGIAN AUDIT DAN KEPATUHAN

Manager : Widya Permata Sari, S.E

BAGIAN PEMBIAYAAN & PENAGIHAN

Manager : Riki Rikardo, S.E

Account Officer : Rahmat Taufit, S.Ei Account Officer : Hengki Pratama, S.E Account Officer : Dima’ Syuhada, S.Ei Apraisal Officer : Nurmanto David Septian Legal Officer : Cut Riski Wirawanti, S.H Administrasi Pembiayaan : Ratna Cintia Melina, S.H Staff Penagihan : Irnalis

Staff Penagihan : Darma Ferdi BAGIAN DANA

Manager : Ridwan, S.Pt

Marketing Dana : Erik Ektrada, S.E

Marketing Dana : Agus Budianto

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pemberian dosis POC BMW dengan dosis 7,5 mL/L air (P3) memberikan pengaruh nyata dan dapat meningkatkan jumlah daun,

Mengenai kota Wenang sebelum berganti dengan nama Manado, masyarakat setempat percaya, bahwa awal mulanya sebagai sebutan bagi penduduk asli Minahasa, yaitu Wanua

Persentase relatif asam lemak linolenat yang merupakan bagian dari asam lemak omega-3 dalam kuning telur dengan pemberian kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum

Data yang digunakan adalah jumlah tenaga kerja sektoral di Provinsi Banten tahun 2010 dengan wilayah referensi negara Indonesia.Hasil perhitungan analisis LQ pada tabel 33 adalah

Walaupun, bank yang listing tidak mempunyai keharusan dalam mengungkapkan aktivitas tanggung jawabnya secara lebih luas dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

Dapat dinyatakan secara kategorikal bahwa tidak ada satupun organisasi yang boleh mengabaikan apa yang terjadi disekitarnya. Artinya dalam mengelola organisasi, faktor-faktor

Indragiri Hulu Sasongko L SMKN 1 KUALA CENAKU Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura..

Hmil percobaan Aslianti dan A m (1992) pada larva bmdeng umw 11 - 33 hari menunjukkan bahwa kelangsungan hidup larva yang diberi pakan buatan sebesar 21.9%, jauh