• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

BAB II

KERANGKA KONSEP

2.1 Tinjauan Karya Sejenis

Penulis menjadikan karya biografi “Tan Malaka: Bapak Republik Yang Dilupakan”

yang ditulis oleh Arif Zulkifli sebagai tinjauan karya terdahulu. Karya biografi ini menceritakan salah satu tokoh pahlawan Indonesia yang bernama Tan Malaka. Karya yang merupakan edisi harian khusus hari kemerdekaan oleh Tempo ini, mengangkat perjalanan hidup Tan Malaka hingga menjadi salah satu pendiri Republik Indonesia.

Perjalanan Tan Malaka dalam mendirikan Indonesia, dipenuhi dengan perjuangan dan lika-liku konflik lainnya. Buku Biografi Tan Malaka, menjadi bukti kepedulian terhadap para jasa pahlawan yang terlupakan pada masa kini. Biografi Tan Malaka dibuat dalam bentuk fisik, sementara karya yang penulis buat akan berbentuk buku dan bentuk digital e-book untuk menjangkau masyarakat digital.

Selain itu, karya sejenis lainnya yang menjadi tinjauan peneliti adalah karya biografi ayah Yerry sendiri yaitu “Ronny Pattinasarany: Dan Saya Telah Menyelesaikan Pertandingan Ini”. Karya ini mengisahkan kisah hidup Ronny Pattinasarany dari buku diary yang ditulis oleh sang istri, Stella Pattinasarany. Riwayat hidup dan perjalanan karier Ronny sebagai pemain sepakbola yang ulet, tekun, gigih, dan penuh percaya diri.

Ronny harus rela menghadapi kenyataan terkena penyakit kanker. Semua perjalanan hidupnya yang berliku-liku merupakan bagian dari pertandingan hidup. Tidak hanya

(3)

menjadi bintang didunia sepakbola Indonesia, namun Ronny juga telah menjadi legenda. Biografi yang berbentuk buku ini, lebih menyerupai sebuah catatan diary Ronny Pattinasarany. Buku biografi tokoh Ronny Pattinasarany yang telah meninggal, lebih banyak membahas tentang sejarah sepak bola Indonesia, dan pencapaian sang pahlawan. Buku ini dapat dijadikan pembelajaran oleh pembaca hingga masa kini.

Karya yang penulis buat, memiliki unsur kebaruan dan kontemporer. Masalah sosial dan meningkatnya angka pengguna narkoba yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia, hingga masa sekarang masih berlanjut. Tokoh yang penulis angkat kisahnya juga masih dapat ditemui sehingga menjadi inspirasi dan dapat memotivasi masyarakat.

1.2 Teori atau Konsep yang Digunakan

Penulis menerapkan sudut pandang orang ketiga serba tahu dalam gaya penulisannya. Menurut Hikmat (2018, p. 165), dalam jurnalisme sastra, wartawan tidak hanya bertindak sebagai orang yang melaporkan peristiwa, tapi bisa juga menjadi orang di sekitar tokoh, sehingga berperan menjadi pelapor yang tahun jalan cerita dalam berita. Dalam pelaporan jurnalisme sastra, sudut pandang orang ketiga bisa menjadi tokoh utama dalam berita, tetapi bisa juga sebagai orang yang berada di sekitar kejadian dan tengah melaporkan hasil pengamatan jurnalistik.

Pada penulisannya, penulis mengadaptasi gaya penulisan jurnalisme sastrawi ke dalam karya biografi Yerry Pattinasarany. Jurnalisme sastrawi merupakan teknik yang menggabungkan unsur jurnalisme dan sastrawi. Teknik jurnalisme yang diterapkan oleh penulis yakni, menggunakan teknik indepth reporting pada proses pengumpulan data. Menggabungkan teknik jurnalisme, penulis juga menerapkan teknik penulisan

(4)

sastrawi. Teknik penulisan sastrawi merupakan gaya bahasa yang pada umumnya dapat ditemui pada novel. Gaya bahasa ini, dapat menarik dan membangkitkan minat membaca hingga tulisan selesai.

Gaya penulisan Jurnalisme Sastrawi sebelumnya telah berkembang di Amerika Serikat pada 1960-an. Jurnalisme Sastrawi merupakan salah satu jenis jurnalisme yang melakukan reportase mendalam dan dituliskan dengan bahasa sastrawi. Di Indonesia, media Tempo menjadi inisiator penerapan jurnalisme sastra dalam karya-karyanya. Hal ini dikarenakan beberapa jurnalis media Tempo merupakan sastrawan pada 1990-an sehingga merangkai, menulis fakta dengan gaya yang terpengaruh dengan sastra, menggunakan teknik serta cermat menerapkan elemen-elemen sastra dalam penulisan dan membuat laporan jurnalistik (Putra, 2010, p. 68). Ketika berdiri, Tempo menjadi satu-satunya media (cetak) yang menulis laporan dengan teknik bercerita.

Menurut Putra (2010), jurnalistik sastrawi pada umumnya merupakan profil seseorang yang mengandung nilai berita, menjelaskan peristiwa yang menggerakan dan menjelaskan berita, menganalisis apa yang terjadi di dunia, negara, dan komunitas, mengajari masyarakat bagaimana melakukan sesuatu, menjelaskan tren, serta menghibur. Jurnalistik sastrawi dapat menerapkan kaidah-kaidah sastra dalam karya tulis nonfiksi. Dengan catatan, kata harus mengandung nilai kebenaran, tidak memasukan opini, dan tetap menggunakan etika dalam menyampaikan fakta serta informasi yang benar (p. 150 – p. 151).

Sedangkan jurnalisme sastrawi menurut W. Ross Winterowd (seperti yang dikutip dalam Putra, 2010, p. 62), adalah jurnalisme yang menggunakan teknik novelis dan ketelitian serta energi untuk membuat penetrasi sudut pandang dari sebuah realita.

Menurut Robert Vare (dalam Harsono dan Setiyono, 2008) terdapat tujuh kriteria dalam penulisan jurnalisme sastrawi, yakni:

(5)

1. Semua data dalam naskah harus berdasarkan pada fakta (nama orang, nama tempat, kronologi peristiwa, dan lainnya). Sesuai dengan data yang penulis dapatkan dari hasil wawancara bersama narasumber, penulis menuliskan karya biografi berdasarkan fakta yang penulis peroleh.

2. Narasi harus memiliki konflik yang dapat memikat pembaca. Layaknya sebuah karya sastrawi yang dijumpai pada novel, sebuah tuliskan akan memikat pembaca jika memiliki konflik atau titik puncak sebuah cerita. Dalam karya biografi Yerry Pattinasarany, penulis mendapat konflik yang cukup banyak pada perjalanan hidup Yerry sehingga karya biografi yang ditulis diharapkan menarik pembaca.

3. Ada karakter utama. Mengangkat perjalanan hidup Yerry Pattinasarany sebagai narasumber, penulis menjadikan Yerry sebagai tokoh utama dalam karya biografi penulis.

4. Narasi mengandung akses kepada bukti dan juga objek penulisan. Penulis membuat karya sesuai dengan data dan fakta yang terjadi dalam perjalanan hidup narasumber. Untuk itu hasil penulisan sesuai dengan keaslian kisah kehidupan yang terjadi pada narasumber.

5. Ada emosi. Sebuah karya yang menarik minat pembaca, memiliki emosi yang berperan memainkan perasaan pembaca. Lika-liku kehidupan narasumber hingga memutuskan bunuh diri, diharapkan dapat berperan menggerakan emosi pembaca.

(6)

6. Alur atau jalan cerita yang harus diperhatikan. Pada karya biografi Yerry Pattinasarany, penulis menggunakan alur maju mundur dan sebagian besar diceritakan sesuai dengan urutan kejadian yang terjadi dalam hidup Yerry.

7. Harus memuat unsur kebaruan. Menurut data yang diperoleh dari BNN, angka pengguna narkoba setiap tahunnya di Indonesia meningkat. Data ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah Indonesia untuk menekan angka tersebut.

Melalui karya penulis, diharapkan membantu

Menurut Pujiono (dikutip dari Hikmat, 2018, p.165), jurnalisme sastra bukan sekedar penulisan laporan faktual dengan bahasa puitis atau estetis. Jurnalisme sastra merupakan ruang dimana segenap dimensi estetik sastra menyusup ke dalam penulisan laporan jurnalisme. Dimensi estetik tersebut berupa gaya bahasa, elemen-elemen, dan teknik penulisan yang lazim dijumpai dalam sebuah karya sastra semisal cerita pendek, novel, bahkan puisi.

Sebelum menerapkan teknik penulisan sastra, jurnalisme sastra memiliki beberapa aturan dalam penulisannya. Menurut Hikmat (2018, p.170) terdapat sembilan aturan penulisan jurnalisme sastra, yakni:

1. Wartawan harus melakukan riset mendalam dan melibatkan diri dengan subjek.

2. Wartawan harus jujur kepada pembaca dan sumber berita.

3. Wartawan harus mewaspadai fiksionalitas.

4. Wartawan harus menjaga hubungan sumber berita atau narasumber.

5. Wartawan harus fokus pada peristiwa.

(7)

6. Wartawan harus menjadikan tulisan yang akrab, informal, dan logis.

7. Wartawan harus melibatkan pembaca seolah berperan serta dalam peristiwa.

8. Wartawan harus pandai menggabungkan narasi primer dan narasi simpangan.

9. Wartawan harus mewaspadai dominasi opini.

Referensi

Dokumen terkait

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari

Dari Gambar 1 tampak baik simulasi pada data suhu udara maupun data kecepatan angin memiliki rataan yang lebih mendekati data setelah menggunakan algoritma Filter