K
E
S
A
D
A
RAN P
OL
ITIK D
A
N P
AR
TI
SIPASI P
OLI
TI
K:
(STUDI ATAS PE
NGA
RUH TI
NGK
AT KE
SA
DA
RAN POLITIK TE
RH
AD
AP PA
RTI
SIPA
SI PO
LI
TI
K MASYARAKAT PADA PEMILU 2019 DI GANTUNGAN,
JATINEGARA, TEGAL, JAWA TENGAH)
Skripsi
Di aj u kan u nt uk Me m en uhi Pe rsy ar atan Me mpe roleh Ge la r Sa rja na So si al (S. So s.)
O l eh:
Burhanudin 11161120000016
PR OG RA M ST UD I IL MU PO LIT IK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1442 H./2021 M.
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
KESADARAN POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK:
(STUDI ATAS PENGARUH TINGKAT KESADARAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT PADA PEMILU 2019 DI
GANTUNGAN, JATINEGARA, TEGAL, JAWA TENGAH)
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 26 Januari 2021
Burhanudin
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Burhanudin
NIM : 11161120000016
Program Studi : Ilmu Politik
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
KESADARAN POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK:
(STUDI ATAS PENGARUH TINGKAT KESADARAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT PADA PEMILU 2019 DI
GANTUNGAN, JATINEGARA, TEGAL, JAWA TENGAH) dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.
Ciputat, 26 Januari 2021
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dr. Iding Rosyidin, M.Si.
NIP. 19701013 200501 1 003
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Idris Thaha, M.Si.
NIP. 19660805 200112 1 001
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI
KESADARAN POLITIK DAN PARTISIPASI POLITIK:
(STUDI ATAS PENGARUH TINGKAT KESADARAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT PADA PEMILU 2019 DI
GANTUNGAN, JATINEGARA, TEGAL, JAWA TENGAH) oleh:
Burhanudin 11161120000016
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Februari 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos.) pada Program Studi Ilmu Politik.
Ketua,
Dr. Iding Rosyidin, M.Si.
NIP. 19701013 200501 1 003
Sekretaris,
Suryani, M.Si.
NIP. 19770424 200710 2 003 Penguji I,
Dra. Haniah Hanafie, M.Si NIP. 19610524 200003 2 002
Penguji II,
M. Zaki Mubarak, M.Si NIP. 19730927 200501 1 008 Ketua Program Studi Ilmu Politik,
FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Iding Rosyidin, M.Si.
NIP. 19701013 200501 1 003
iv ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kesadaran politik dan partisipasi politik masyarakat yang terjadi pada pelakasanaan pemilu 2019 di Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pada pemilu 2019, angka partisipasi Desa Gantungan adalah 74,53%, merupakan angka tertinggi di Kecamatan Jatinegara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh kesadaran politik masyarakat terhadap partisipasi politik pada pelaksanaan pemilu 2019.
Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dan inferensial. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesadaran politik (Soerjono Soekanto) dan partisipasi politik (Kaase dan Marsh). Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan teknik kuesioner yang disebar kepada penduduk Desa Gantungan. Jumlah sampel penelitian sebesar 100 responden, dengan menggunakan teknik penentuan sampel berdasarkan rumus Slovin.
Pengujian yang dilakukan adalah uji korelasi dan uji regresi linear sederhana.
Hasil dari penelitian ini adalah tingkat kesadaran politik masyarakat tinggi dan tingkat partisipasi masyarakat tinggi. Berdasarkan uji korelasi (pengaruh) dan uji regresi (hubungan) menunjukkan bahwa kesadaran politik memiliki hubungan serta pengaruh yang positif terhadap partisipasi politik dengan kekuatan hubungan 0,333 serta nilai pengaruh 11,1%.
Kata kunci: Kesadaran politik, partisipasi politik, pemilu 2019 Desa Gantungan.
v
KATAPENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah, dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya, sehingga penulis diberikan kesehatan, ketabahan, keselamatan, kemudahan, kesabaran, dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, semoga di hari akhir kelak kita mendapatkan syafaatnya, Aamin yaa Rabbal ‘alamin.
Atas izin Allah SWT, skripi yang berjudul “Kesadaran Politik dan Partisipasi Politik (Studi atas Pengaruh Tingkat Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik Masyarakat pada Pemilu 2019 di Gantungan, Jatinegara, Tegal, Jawa Tengah)” dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa karya ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi maupun penulisan.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan, doa, dan bantuan dari orang-orang hebat di sekitar penulis. Dengan sangat bangga, melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, Lc., M.A. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ali Munhanif, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
3. Dr. Iding Rosyidin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik serta Suryani, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Politik.
4. Dr. Idris Thaha, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
vi
memberikan arahan, masukan, kritikan, serta dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ana Sabhana Azmy, M.I.P, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih telah memberikan arahan selama masa perkuliahan baik di dalam maupun di luar kelas.
6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Politik yang tidak dapat disebutkan satu- per satu. Terima kasih atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan selama perkuliahan berlangsung.
7. Keluarga tercinta, Mama Rohmah dan Bapak Darmo, beserta kedua adik penulis, yakni Rizky Maulana dan Inayatul Rosidah. yang selalu memberikan doa dan dukungan secara terus-menerus.
8. Keluarga besar alm. Mbah Sayuti dan Mbah Kaseng, serta alm. Mbah Soyan dan alm. Mbah Kartolah yang telah memberikan doa dan dukungannya agar skripsi ini dapat diselesaikan.
9. Masyarakat Desa Gantungan, KPUD Kabupaten Tegal, dan Aparat Desa Gantungan yang telah membantu dalam memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
10. Adhi Kurniawan dan rekan-rekan yang telah membantu, menemani, dan mendampingi dalam proses pencarian data di lapangan. Terima kasih banyak atas waktu dan kesediaan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Teman-teman Prodi Ilmu Politik A 2016 yang telah menemani selama empat tahun lebih di dalam kampus selama masa perkuliahan. Terima kasih atas kebersamaan yang telah dilalui. Semoga kita semua menjadi orang sukses.
vii
12. Rekan-rekan sebimbingan yaitu Afif, Zahrota, Jehan, Wandita, Ayu, dan Savana yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa dalam proses penyusunan skripsi ini.
13. Kawan-kawan Bahari: Ramadhan, Viku, Zahrota, Maraghi, Cendekia, Afif, Galvino, Neni, Rahmat, Dito, dan Dimas yang selalu menjadi sahabat baik selama ini. Terima kasih atas segala yang telah diberikan.
14. Teman-teman KKN 77 Desa Cimulang yang saling memberikan doa,dukungan, dan motivasi selama penyusunan skripsi.
15. Sahabat-sahabati PMII KOMFISIP yang selalu memberikan dukungan dan pengalaman berharga bagi penulis pada masa perkuliahan. Terima kasih telah mengajarkan dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk belajar berorganisasi.
Harapan penulis, semoga Allah SWT membalas kebaikan atas semua doa dan dukungan yang diberikankepada penulis. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf yang sebesar- besarnya jika terdapat pihak yang tidak dicantumkan dalam kata pengantar ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat serta memberikan wawasan baru bagi para pembaca dan khususnya dalam pengembangan studi ilmu politik.
Ciputat 26 Januari 2021
Burhanudin
viii DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Pernyataan Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 7
C. Pertanyaan Masalah ... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
a. Tujuan Penelitian ... 8
b. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Praktis ... 8
2. Manfaat Akademik ... 9
E. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II KAJIAN TEORI DAN KONSEP ... 11
A. Kesadaran Politik ... 11
B. Partisipasi Politik ... 18
C. Pemilihan Umum ... 25
D. Kajian Pustaka ... 27
E. Kerangka Pemikiran ... 30
F. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Objek Penelitian ... 35
ix
C. Instrumen Penelitian ... 35
D. Variabel Pengukuran... 37
1. Variabel Independen ... 37
2. Variabel Dependen ... 38
E. Operasionalisasi Variabel ... 39
F. Skala Pengukuran ... 40
G. Populasi dan Sampel ... 42
H. Metode Pengumpulan Data ... 44
1. Data Primer ... 44
2. Data Sekunder ... 45
I. Teknik Pengumpulan Data ... 45
a. Observasi ... 45
b. Survei atau Kuesioner ... 45
c. Studi Dokumentasi ... 46
J. Teknik Analisis Data ... 46
1. Analisis Data Deskriptif... 47
2. Analisis Inferensial ... 47
a. Uji Instrumen Penelitian ... 47
1. Uji Validitas ... 48
2. Uji Reliabilitas ... 49
b. Uji Asumsi Dasar ... 49
1. Uji Normalitas... 50
2. Uji Homogenitas ... 50
3. Uji Linearitas ... 51
c. Uji Korelasi ... 51
d. Uji Regresi ... 52
BAB IV PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 53
1. Deskripsi Umum Wilayah Kabupaten Tegal ... 53
2. Deskripsi Umum Wilayah Kecamatan Jatinegara ... 55
3. Deskripsi Umum Wilayah Desa Gantungan ... 57
4. Partisipasi Masyarakat Desa Gantungan pada Pemilu 2019 ... 58
x
B. Identitas Responden ... 59
C. Tingkat Kesadaran Politik Responden ... 61
1. Pengetahuan ... 62
2. Pemahaman ... 64
3. Sikap ... 65
4. Pola Perilaku ... 66
D. Tingkat Partisipasi Politik Responden ... 67
1. Keikutsertaan dalam Kegiatan Kampanye ... 67
2. Keiktsertaan dalam Kegiatan Pemilu ... 68
E. Uji Instrumen Penelitian ... 69
1. Uji Validitas ... 69
2. Uji Reliabilitas ... 71
F. Uji Asumsi Dasar ... 73
1. Uji Normalitas... 73
2. Uji Homogenitas ... 74
3. Uji Linearitas ... 75
G. Uji Korelasi atau Hubungan ... 76
H. Uji Regresi ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84
A. Kesimpulan ... 84
B. Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
Lampiran ... 91
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.A.1 Tingkat Partisipasi Politik Kecamatan Jatinegara pada Pemilu 2019.. 2
Tabel I.A.2 Perolehan Suara Pemilu 2019 di Desa Gantungan ... 3
Tabel I.A.3 Jumlah DPT Laki-Laki dan Perempuan... 4
Tabel I.A.4 Perolehan Suara Pemilu 2014 ... 4
Tabel III.E.1 Operasionalisasi Indikator Variabel dan Pengukuran Kesadaran Politik ... 39
Tabel III.E.2 Operasionalisasi Indikator Variabel dan Pengukuran Partisipasi Politik ... 40
Tabel III.F.1 Kategori Pengukuran Variabel Kesadaran Politik ... 42
Tabel III.F.2 Kategori Pengukuran Variabel Partisipasi Politik ... 42
Tabel IV.A.2 Angka Partisipasi Laki-laki dan Perempuan Kecamatan Jatinegara pada Pemilu 2019 ... 56
Tabel IV.A.4 Jumlah DPT pada Pemilu 2019... 58
Tabel IV.B.1.a Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 59
Tabel IV.B.1.b Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
Tabel IV.B.1.c Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 60
Tabel IV.B.1.d Identitas Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 60
Tabel IV.B.1.e Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 61
Tabel IV.C Skor Total Variabel Kesadaran Politik ... 62
Tabel IV.C.1 Pengetahuan Responden... 63
Tabel IV.C.2 Pemahaman Responden ... 64
Tabel IV.C.3 Sikap Responden ... 65
Tabel IV.C.4 Pola Perilaku Responden... 66
Tabel IV.D Skor Total Variabel Partisipasi Politik ... 67
Tabel IV.D.1 Keikutsertaan Responden dalam Kegiatan Kampanye ... 68
Tabel IV.D.2 Keikutsertaan Responden dalam Kegiatan Pemilu ... 68
Tabel IV.E.1.a Hasil Uji Validitas Variabel Kesadaran Politik (X) ... 70
Tabel IV.E.1.b Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Politik (Y) ... 71
Tabel IV.E.2.a Hasil Uji Realibilitas Variabel Kesadaran Politik dan Partisipasi Politik ... 72
xii
Tabel IV.F.1 Hasil Uji Normalitas Variabel Kesadaran Politik (X) dan Partisipasi
Politik (Y) ... 73
Tabel IV.F.2 Hasil Uji Homogenitas ... 75
Tabel IV.F.3 Hasil Uji Linearitas Variabel Kesadaran Politik dan Partisipasi Politik ... 76
Tabel IV.G.1 Kekuatan Hubungan Variabel Menurut Sugiyono ... 77
Tabel IV.G.2 Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment ... 78
Tabel IV.H.1 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 81
Tabel IV.H.2 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 81
Tabel IV.H.3 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 82
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.A.1 Diagram Perbandingan Hasil Suara Pemilu dan Pilkada Desa
Gantungan ... 5
Gambar II. E Bagan Pengaruh Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik ... 31
Gambar III. F Rumus menghitung interval skor ... 41
Gambar III. G Rumus Sampel Slovin ... 43
Gambar IV.A.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan ... 54
Gambar IV.A.2 Kepadatan Penduduk Kecamatan Jatinegara ... 55
Gambar IV.A.3 Peta Wilayah Kecamatan Jatinegara... 57
Gambar IV.F Grafik P-Plot Uji Normalitas Data ... 74
Gambar IV.H Persamaan Garis Linear ... 80
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jawaban Kuesioner Responden tentang Variabel Kesadaran Politik 91 Lampiran 2 Jawaban Kuesioner Responden tentang Variabel Partisipasi Politik 94
xv
DAFTAR SINGKATAN ANOVA : Analysis of Varian
BPS : Badan Pusat Statistik DPD : Dewan Perwakilan Daerah DPR : Dewan Perwakilan Rakyat
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPT : Daftar Pemilih Tetap
H0 : Hipotesis nol
H1 : Hipotesis satu/ alternative IRT : Ibu Rumah Tangga
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia KPU : Komisi Pemilihan Umum
KPUD : Komisi Pemilihan Umum Daerah Pemilu : Pemilihan Umum
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
S-1 : Strata Satu SD : Sekolah Dasar Sig. : Signifikansi
SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama
SPSS : Statistical Product and Service Solution TPS : Tempat Pemungutan Suara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada pelaksanaan pemilu 2019 di Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Desa Gantungan merupakan salah satu dari 17 desa yang ada di Kecamatan Jatinegara yang menduduki peringkat pertama sebagai desa yang memiliki partisipasi politik paling tinggi dalam pemilu 2019.
Pada pemilu 2019, tingkat partisipasi politik Desa Gantungan adalah 74,53%. Sedangkan rata-rata tingkat partisipasi politik masyarakat dalam satu kecamatan yakni 62,07%. Terdapat lima desa dengan tingkat partisipasi tertinggi, yakni Desa Gantungan (74,53%), Desa Jatinegara (71,62%), Desa Wotgalih (68,33%), Desa Duku Bangsa (65,84%), serta Desa Cerih (65,15%).1 Jumlah partisipasi masyarakat yang tinggi di Desa Gantungan diperoleh dari banyaknya jumlah pengguna hak pilih yaitu 2.244 dari 3.011 jiwa.
Dari Tabel I.A.1, dapat diketahui jika jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) paling sedikit (1.049 jiwa) berada di Desa Capar.
Sedangkan jumlah pemilih dalam DPT terbanyak berada pada Desa Cerih dengan jumlah pemilih DPT 4.571 jiwa. Dari data tersebut, jumlah pemilih dalam DPT Desa Cerih lebih banyak dibandingkan dengan Desa Gantungan (3.011 jiwa).
1KPUD Kabupaten Tegal, “Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara pada Setiap Desa/Kelurahan dalam Wilayah Kecamatan Pemilihan Umum 2019”, Draft Model DA1-Plano.
2
Meskipun total pemilih DPT Desa Gantungan lebih sedikit dari pada Desa Cerih, namun pada kenyataannya tingkat partisipasi masyarakat di Desa Gantungan paling tinggi dalam satu kecamatan. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Desa Gantungan layak menjadi lokasi penelitian.
Tabel I.A.1 Tingkat Partisipasi Politik Kecamatan Jatinegara pada Pemilu 2019
Sumber: KPUD Kabupaten Tegal, “Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara pada Setiap Desa/Kelurahan dalam Wilayah Kecamatan Pemilihan Umum 2019” Draft Model DA1
Dari 3.011 jiwa yang terdaftar dalam DPT di Desa Gantungan, jumlah terbanyak yang menggunakan hak pilihnya dalam pemilu adalah TPS (Tempat Pemungutas Suara) 01. TPS tersebut memiliki 284 jiwa dalam DPT dan 225 jiwa
No. Kelurahan/
Desa
Daftar
Pemilih Tetap (DPT)
Pengguna Hak Pilih DPT
Tingkat Partisipasi Politik
1 Argatawang 1.900 1.171 61,63%
2 Capar 1.040 639 61,44%
3 Cerih 4.571 2.978 65,15%
4 Dukuh Bangsa 2.904 1.912 65,84%
5 Gantungan 3.011 2.244 74,53%
6 Jatinegara 2.192 1.570 71,62%
7 Kedungwungu 2.005 1.167 58,20%
8 Lebakwangi 3.256 2.027 62,25%
9 Lembasari 3.094 1.959 63,32%
10 Luwijawa 2.971 1.492 50,22%
11 Mokaha 2.221 1.194 53,76%
12 Padasari 3.953 2.497 63,17%
13 Penyalahan 3.554 2.008 56,50%
14 Sitail 2.160 1.183 54,77%
15 Sumbarang 4.144 2.633 63,54%
16 Tamansari 3.694 2.105 56,98%
17 Wotgalih 3.009 2.056 68,33%
Total 49.679 30.835 62,07%
3
yang menggunakan hak pilihnya, serta tingkat prosentase partisipasi sebanyak 79,22%. Untuk lebih jelas, berikut data tingkat partisipasi politik Desa Gantungan:
Tabel I.A.2 Perolehan Suara Pemilu 2019 di Desa Gantungan No. Tempat
Pemungutan Suara (TPS)
Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Pengguna Hak Plih DPT
Tingkat Partisipasi
1 TPS 01 279 220 78,85%
2 TPS 02 264 188 71,21%
3 TPS 03 243 199 81,89%
4 TPS 04 221 168 76,02%
5 TPS 05 259 194 74,90%
6 TPS 06 272 197 72,43%
7 TPS 07 291 195 67,01%
8 TPS 08 259 201 77,61%
9 TPS 09 186 144 77,42%
10 TPS 10 208 144 69,23%
11 TPS 11 246 186 75,61%
12 TPS 12 283 208 73,50%
Jumlah 3.011 2.244 74,53%
Sumber: KPUD Kabupaten Tegal, “Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara pada Setiap Desa/Kelurahan dalam Wilayah Kecamatan Pemilihan Umum 2019”
Jumlah Daftar Pemilih Tetap atau DPT di Desa Gantungan adalah 3.011 jiwa, sedangkan pengguna hak pilihnya adalah 2.244 jiwa, jadi tingkat partisipasi desa tersebut adalah 74,53%. Dari jumlah keseluruhan DPT terdiri dari 1.592 laki- laki dan 1.419 perempuan. Sedangkan jumlah yang menggunakan hak pilihnya terdiri dari 1.108 laki-laki dan 1.136 perempuan. Dari kedua data tersebut, partisipasi paling tinggi diperoleh oleh penduduk perempuan dengan tingkat pertisipasi 80,06%, sedangkan tingkat partisipasi laki-laki sebesar 69,60%. Lihat table di bawah ini:
4
Tabel I.A.3 Jumlah DPT Laki-Laki dan Perempuan Daftar Pemilih
Tetap (DPT)
Pengguna Hak Plih DPT
Tingkat Partisipasi
Laki-laki 1.592 1.108 69,60%
Perempuan 1.419 1.136 80,06%
Jumlah 3.011 2.244 74,53%
Sumber: KPUD Kabupaten Tegal, “Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara pada Setiap Desa/Kelurahan dalam Wilayah Kecamatan Pemilihan Umum 2019”
Desa Gantungan merupakan desa yang memiliki tingkat partisipasi politik cukup stabil. Pada pilkada 2018 Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara memiliki angka partisipasi politik yang hampir sama dengan sekarang yakni 74,92%.2 Sedangkan pada pemilu 2014, partisipasinya adalah 67,68% yang berarti tingkat partisipasi masyarakat mengalami peningkatan pada pemilu 2019. Hal ini dapat dibuktikan dengan data hasil pemilu 2014 di bawah ini:
Tabel I.A.4 Perolehan Suara Pemilu 2014 No. Tempat
Pemungutan Suara (TPS)
Daftar
Pemilih Tetap (DPT)
Pengguna Hak Plih DPT
Tingkat Partisipasi
1 TPS 01 403 286 70,96%
2 TPS 02 355 246 69,29%
3 TPS 03 436 304 69,72%
4 TPS 04 380 236 62,10%
5 TPS 05 404 263 65,09%
6 TPS 06 402 286 71,14%
7 TPS 07 414 270 65,21%
Jumlah 2.794 1.891 67,68%
Sumber: KPUD Kabupaten Tegal, “Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, serta Calon Anggota
DPD di Tingkat Desa/Kelurahan dalam Pemilu Tahun 2014”Draft Model D
Berdasarkan data tersebut, tingkat partisipasi masyarakat meningkat sekitar 7% pada pemilu 2019. Terdapat perbedaan mengenai banyaknya jumlah TPS yang tersedia. Pada pemilu 2014 terdapat 7 TPS sedangkan pemilu 2019 terdapat 12 TPS
2 Komisi Pemilihan Umum, “Hasil Hitung Pilkada Kabupaten Tegal, 2018”, tersedia di https://infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018, internet; diunduh pada 04 Maret 2020.
5
dan memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi 74,53%. Perbandingannya dapat dilihat pada diagram berikut:
Gambar I.A.1 Diagram Perbandingan Hasil Suara Pemilu dan Pilkada Desa Gantungan
Sumber: https://kab-tegal.kpu.go.id
Dari diagram tersebut, dapat diketahui bahwa pada pemilu 2014 partisipasi masyrakat cukup rendah, sedangkan pada pilkada 2018 meningkat cukup banyak, dan pada pemilu 2019 angka partisipasinya stabil pada angka 74%. Selain itu, angka partisipasi perempuan yang sangat tinggi mencapai 80,06% berbeda 10,46%
dengan angka partisipasi laki-laki yang berjumlah 69,60%. Hal tersebutlah yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal ini. Selain itu, hal lain yang mendorongnya adalah tingginya angka partisipasi dalam satu kecamatan, tertinggi dari pada desa-desa yang lain (74,53%).
Secara umum, pemilu merupakan sebuah ajang untuk memilih para pemimpin dan wakil rakyat. Pemilu merupakan sebuah sarana pengamalan nilai-
67.68%
74.92%
74.53%
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
74.00%
76.00%
Pemilu 2014 Pilkada 2018 Pemilu 2019
6
nilai demokrasi. Pemilu merupakan inti dari pergantian kekuasaan, ciri suatu negara demokrasi. Pemilu merupakan sarana untuk memilih anggota parlemen dan pemimpin eksekutif di pusat maupun daerah. Karena, tujuan utama kita berbangsa dan bernegara adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan. Dengan adanya pemilu, kita dapat mengukur seberapa tinggi respon masyarakat terhadap acara tersebut, sehingga dapat diketahui nilai partisipasi dari suatu masyararakat.
Tingginya angka partisipasi politik merupakan bentuk kepedulian masyarakat dan kesadaran politik terhadap pentingnya terlibat dalam urusan politik.
Bentuk partisipasi yang paling mudah dilaksanakan oleh masyarakat adalah mengikuti kegiatan pemilu dan pilkada. Partisipasi politik dianggap sebagai sebuah tolak ukur seberapa tingginya partisipasi masyarakat dalam ikut serta membuat sebuah kebijakan politik. Partisipasi politik merupakan segala bentuk kegiatan seseorang atau pun sekelompok orang dalam kehidupan politik.3
Ikut berpartisipasinya seseorang dalam pemilu tak lepas dari kesadaran politik mereka. Kesadaran poltik masyarakat jika digambarkan dalam pemilu dapat berupa ikut memilih dan ikut berkampanye. Lebih luas, kesadaran politik merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik merupakan bentuk kesadaran politik. Hal tersebut dijamin oleh undang-undang dan pemerintah. Lebih jauh, Jeffy M. Paige dalam Surbakti menyebutkan bahwa terdapat dua variabel yang mempengaruhi
3 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), h.367.
7
tinggi rendahnya partisipasi politik, salah satu di antaranya adalah kesadaran politik.4 Jadi apabila individu mempunyai kesadaran politik, maka ia akan sadar dan memahami akan pentingnya berpartisipasi politik dan sadar pula akan posisinya dalam sebuah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengetahui bahwa kesadaran politik merupakan hal penting dalam partisipasi politik, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang pengaruh tingkat kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat di Desa Gantungan pada pelaksanaan pemilu 2019. Stabilnya angka partisipasi masyarakat desa tersebut yang sangat tinggi membuktikan bahwa kesadaran politik sangatlah berpengaruh terhadap partisipasi politik. Karena itu, penelitian ini sangat relevan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat di Desa Gantungan.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat yang tinggal di Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegata, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah dalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2019. Variabel kesadaran politik dibatasi pada pengetahuan, pemahaman, sikap, serta tindakan atau pola perilaku. Sedangkan untuk variabel partisipasi politik dibatasi pada keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kampanye dan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemilu.
4 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Kompas Gramedia, 2010), h. 184.
8 C. Pertanyaan Masalah
Berdasarkan pernyataan masalah di atas, maka pertanyaan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apakah tingkat kesadaran politik masyarakat pada pemilu 2019 tinggi?
2. Apakah tingkat partisipasi politik masyarakat pada pemilu 2019 tinggi?
3. Apakah ada pengaruh antara tingkat kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik masayarakat pada pemilu 2019?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui dan menjelaskan tingkat kesadaran politik masyarakat pada pemilu 2019.
b. Mengetahui dan menjelaskan tingkat partisipasi politik masyarakat pada pemilu 2019.
c. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh tingkat kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik masayarakat pada pemilu 2019.
b. Manfaat Penelitian
Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yakni manfaat praktis dan manfaat akademik.
1. Manfaat Praktis
a) Memberi penjelasandan gambaran mengenai tingkat kesadaran politik masyarakat pada pemilu 2019.
9
b) Memberi penjelasan dan gambaran mengenai tingkat partisipasi politik masyarakat pada pemilu 2019.
c) Memberi penjelasan dan gambaran mengenai pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada pemilu 2019.
2. Manfaat Akademik
a) Dapat menjadi sumber pelengkap informasi bagi penelitian-penelitian yang akan dikembangkan selanjutnya mengenai pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politk masyarakat.
b) Dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan bagi masyarakat umum yang membaca penelitian ini.
E. Sistematika Penulisan
Dalam memaparkan hasil penelitian yang bersifat komprehensif dan saling berkaitan antara bab, maka peneliti membuat pemaparan ke dalam lima bab.
Adapun sistematika penuliasannya adalah sebagai berikut:
Pada Bab I, peneliti memaparkan latar belakang masalah penelitian serta alasan dalam memilih lokasi penelitian. Fokus utama bahasan penelitian ini terkait dengan pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politik masayarakat. Warga masyarakat Desa Gantungan layak untuk diteliti, karena angka partisipasi politik yang cenderung stabil dan tinggi (74,53%) pada pemilu 2019. Hal itu dibuktikan dengan angka partisipasi pada tahun sebelumnya yang hampir sama (74,92%).
Pada Bab II, peneliti mendeskripsikan secara jelas mengenai teori kesadaran politik (Soerjono Soekanto) dan partisipasi politik (Kaase dan Marsh). Teori kesadaran politik dibagi menjadi empat indikator dalam penelitian ini, yaitu
10
pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tindakan. Adapun teori partisipasi politik terbagi menjadi dua indikator, yakni keikutsertaan dalam kegiatan kampanye dan keikutsertaan dalam kegiatan pemilu.
Bab III merupakan bahasan mengenai metode penelitian yang digunakan peneliti, yakni motode kuantitatif. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden dengan menggunakan teknik random sampling.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert untuk variabel kesadaran politik dan skala guttman untuk variabel partisipasi politik. Analisis yang digunakan adalah analisis data deskriptif dan analisis infernsial.
Bab IV membahas mengenai hasil penelitian baik pembahasan mengenai hasil kuesioner maupun hasil uji menggunakan SPSS. Pembahasan diawali dengan deskripsi lokasi penelitian yakni Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Dilanjutkan mengenai statistik deskriptif yang membahas mengenai hasil pengisian kuesioner dan hasil uji analisis inferensial dengan SPSS v20.
Bab V berisi kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil uji analisis deskriptif dan inferensial. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan antara kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada pemilu 2019, dengan kekuatan hubungan 0,333 dan memiliki pengaruh sebesar 11,1%.
11 BAB II
KAJIAN TEORI DAN KONSEP
Bab ini menjelaskan kajian teori yang peneliti gunakan untuk melihat pengaruh tingkat kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat pada pemilu 2019 di Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Teori yang digunakan adalah kesadaran politik (Soerjono Soekanto) dan partisipasi politik (Kaase dan Marsh). Adapun untuk mengukur tingkat kesadaran politik masyarakat dari terendah sampai tertinggi mempunyai empat tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, sikap, dan pola perilaku (tindakan). Bentuk partisipasi politik yang digunakan untuk melihat pengaruh kesadaran politik itu terdapat dua hal yakni keikutsertaan dalam pemilu dan keikutsertaan dalam kampanye.
A. Kesadaran Politik
Kesadaran politik merupakan kondisi atau keadaan seseorang secara utuh secara sadar mengerti pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan politik di dalam masyarakat. Kesadaran politik adalah segala macam bentuk pengetahuan, nilai-nilai, maupun orientasi yang kemudian membentuk wawasan politik individu, ditinjau dari keterlibatannya dengan kekuasaan politik.5
Ramlan Surbakti, mendefinisikan kesadaran politik sebagai kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.6 Lebih lanjut Budiardjo dalam Yuliantina
5 Utsman A. Muis Ruslan, Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin, (Solo: Era Intermedia, 2000), h. 94.
6 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), h. 144.
12
menjelaskan bahwa tingkat kesadaran politik merupakan tanda bahwa masyarakat menaruh minat dan perhatian terhadap permasalahan negara atau pembangunan.7
Kesadaran merupakan kondisi psikologis masyarakat yang tanggap terhadap sesuatu, sedangkan politik merupakan berbagai urusan yang berkaitan dengan negara. 8 Jadi kesadaran politik adalah kondisi psikologis masayarakat yang tanggap dan mau merespon terhadap segala urusan yang berkaitan dengan negara.
Kesadaran politik adalah tanggap terhadap urusan kenegaraan.
Almond dan Verba memberikan pengertian yang lebih mendalam mengenai kesadaran politik, yakni individu telah menyadari dan mengetahui mengenai hal- hal yang berkaitan dengan sistem politik yaitu dari segi input maupun segi output, maka ia dianggap memiliki kesadaran politik.9 Segi input berupa tuntutan maupun dukungan dari masyarakat kepada pemerintah, yang digunakan untuk menghasilkan sebuah kebijakan. Segi output merupakan hasil dari segi input yang telah diproses, yang terdiri atas keputusan, tindakan atau hasil kebijakan pemerintah.
Berdasarkan pengertian kesadaran politik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran politik merupakan pemahaman, wawasan, atau pengetahuan masyarakat tentang kehidupan politik, sehingga masyarakat mampu menilai dan memahami betapa pentingnya politik di dalam kehidupan sehari-hari dalam suatu Negara. Hal tersebut membuat masyarakat dapat menyikapi isu-isu yang ada,
7Maya Yuliantina, “Pengaruh Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan Kepala Desa di Desa Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan” (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung, 2016), h.16.
8 Ibid., h.16.
9 Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demorasi di Lima Negara. (Jakarta: PT Bina Aksara, 1984), h. 55.
13
kemudian hal tersebut menjadi sebuah landasan pemerintah dalam membuat kebijakan.
Kesadaran politik menjadi faktor penting terhadap tingginya partisipasi politik masyarakat. Kesadaran politik dan partisipasi politik memiliki hubungan yang berbanding lurus.10 Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kesadaran politik masyarakat, maka tingkat partisipasi politiknya juga tinggi. Budiardjo menambahkan bahwa partisipasi politik memiliki kaitan yang erat dengan kesadaran politik, karena dalam suatu pemerintahan semakin sadar orang diperintah oleh kekuasaan, maka ia semakin sadar pula untuk menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan pemerintahan.11
Tingkat kesadaran politik masyarakat berbeda-beda dan disebabkan oleh berbagai macam hal. Untuk mencapai kesadaran politik, diperlukan upaya atau metode untuk menggapainya. Ruslan12 menyatakan bahwa untuk mencapai kesadaran politik, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
a. Arahan politik bersifat langsung, dapat dilakukan menggunakan jalur formal maupun non formal. Hal ini biasanya dilakukan oleh para actor politik, pemikir politik, atau partai politik melalui penjelasan-penjelasan politik, bimbingan, dan pengajaran pendidikan politik.
b. Pengalaman politik yang didapatkan dari partisipasi politik (mengikuti pemilu, pilkada, dan kegiatan politik lainnya).
10 Lila Nurbaiti, “Kesadaran Politik dan Partisipasi Politik: Pengaruh Tingkat Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Kelurahan Tajur pada Pilkada Kota Tangerang Tahun 2018” (Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), h. 15.
11 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 369.
12 Ibid., h.96.
14
c. Kesadaran yang muncul dari belajar secara mandiri. Misalnya membaca buku- buku tentang politik, menonton berita, membaca koran, serta mengikuti berbagai peristiwa yang berkaitan dengan politik.
d. Kesadaran yang lahir dari dialog-dialog kritis.
a. Kesadaran politik yang merupakan hasil dari pelatihan dan penalaran politik.
Perbedaan kesadaran politik masyarakat memberikan warna yang berbeda.
Kesadaran politik masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Ruslan kesadaran politik dipengaruhi oleh empat hal yakni, jenis budaya politik, revolusi dan perubahan budaya, kemampuan individu,serta pemimpin politik.13 Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran politik:
a. Jenis budaya politik disaat individu itu tumbuh. Budaya politik menurut Almond dan Verba adalah orientasi psikologis sesorang terhadap objek sosial atau sikap terhadap perananan individu tersebut dalam sistem politik.14 Dengan kata lain, tabiat kepribadian politik seseorang terbentuk melalui budaya politik.
Karena itu tidak heran jika kesadaran politik di berbagai daerah berbeda-beda karena adanya perbedaan budaya politik.
b. Berbagai revolusi dan perubahan budaya yang terjadi di masyarakat. Adanya revolusi mengakibatkan berbagai perubahan baik sosial, politik, maupun budaya yang menimbulkan kesadaran politik masyarakat berbeda-beda.
c. Berbagai kemampuan dan kecakapan khusus yang dimiliki individu, juga tingkat pendidikannya. Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan
13 Ibid., h.97
14 Gabriel Almond dan Sidney Verba, Budaya Politik: Tingkah Laku Politik dan Demorasi di Lima Negara, h. 16.
15
manusia, yang mempengaruhi pola pikirnya, semakin tinggi pendidikan seseorang maka seharusnya memiliki pemahaman tentang politik.
d. Adanya pemimpin politik atau sejumlah tokoh politik yang mampu memberikan arahan politik kepada masyarakat luas. Menjelang adanya pemilu atau pilkada atau pemilihan yang lain biasanya berbagai tokoh politik baik independen atau melalui partai politik selalu melakukan kampanye. Kampanye merupakan bagian dari pendidikan politk. Mereka memberikan arahan politik kepada masyarakat dan mengajaknya untuk berpartisipasi dalam acara pemilu.
Pemahaman seseorang mengenai kesadaran politik berbeda-beda mulai dari terendah sampai tertinggi. Soekanto menyebutkan, terdapat empat indikator untuk mengukur tingkat kesadaran politik masyarakat.15 Menurutnya tingkatan kesadaran seseorang dapat dinilai dari aspek pengetahuan, pemahaman, sikap, dan pola perilaku (tindakan).
1. Pengetahuan merupakan pemahaman yang dimiliki oleh manusia mengenai sebuah teori maupun praktik.16 Pengetahuan tersebut sangat penting bagi intelegensia manusia. Pengetahuan berperan penting terhadap berbagai kehidupan dan perkembangan seseorang, baik dalam masyarakat atau organisasi. Notoatmodjo mengatakan bahwa pengetahuan ialah hasil tahu dan hal tersebut terjadi setelah individu melakukan penginderaan atau kontak terhadap suatu objek atau benda tertentu.17 Pengindraan dapat diperoleh melaui
15 Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h.239.
16 Laili Jamilatus Sanifah, “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga tentang Perawatan Activitis Daily Living (ADL) pada Lansia”, (Skripsi S-1 Program Studi Keperawatan, STIK Jombang, 2018), h.6.
17 Soekodjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h.121.
16
lima pancaindra manusia, yaitu: penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Selain itu, pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi berbagai tindakan yang dilakukan, sebagai contoh pengetahuan tentang proses pengambilan keputusan akan menentukan corak dan arah suatu keputusan yang akan diambil.
2. Pemahaman adalah kemampuan individu untuk mengerti dan memahami mengenai sesuatu setelah mengetahui atau mengingat hal tersebut. Memahami merupakan mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai sudut pandang. Pemahaman seseorang dapat dinilai apabila ia mampu memberikan penjelasan atau uraian tentang suatu hal secara rinci berdasarkan pemahamannya sendiri.18
Menurut Arman pemahaman adalah suatu proses, cara memahami, cara memelajari sesuatu dengan baik dan benar supaya individu paham, dan memiliki pengetahuan.19 Jadi dapat disimpulkan, pemahaman merupakan kemampuan manusia untuk dapat menjelaskan mengenai sesuatu hal secara baik dan benar, kemudian materi tersebut dapat diinterpretasikan secara benar.
3. Sikap, menurut Allport, merupakan respon individu terhadap semua objek atau peristiwa berdasarkan pengalaman dan situasi yang dilalui.20
4. Tindakan (pola perilaku) merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang timbul karena adanya rangsangan atau stimulus dari luar.21 Perilaku atau
18 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 50.
19 Chaniago Arman YS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 427.
20 Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.114.
21 Ibid., h. 127.
17
aktivitas seseorang dilakukan karena adanya stimulus atau rangsangan yang diterima, bukan karena mucul dengan sendirinya. Sedangkan perilaku politik adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses pengambilan, pembuatan keputusan atau kebijakan yang berkaitan dengan politik.22 Jadi perilaku politik adalah kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik dan yang dilakukan oleh masyarakat ataupun pemerintah.23
Dalam penelitian ini, kesadaran politik digunakan sebagai variabel independen atau variabel bebas, yaitu variabel yang nilainya dapat memengaruhi variabel lainnya. Kesadaran politik pada penelitian ini menggunakan ukuran data ordinal atau biasa disebut dengan data yang memiliki peringkat atau urutan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur kesadaran politik masyarakat mengacu pada tiga hal di atas, yaitu:
a. Pengetahuan. Masyarakat Desa Gantungan mengetahui tentang adanya pemilu, mengetahui arti dari pemilu, mengetahui bahwa dirinya berhak untuk berpartisipasi dalam pemilu, dan mengetahui waktu diadakannya pemilu.
Semakin tinggi pengetahuan masyarakat, kesadarannya semakin tinggi pula.
b. Pemahaman. Masyarakat Desa Gantungan memahami pentingnya pemilu, memahami pentingnya berpartisipasi dalam pemilu, memahami konsekuensi tidak berpartisipasi, memahami hak dan kewajiban warga negara, serta memahami informasi kandidat. Semakin tinggi pemahaman masyarakat, maka kesadarannya semakin tinggi.
22 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Kompas Gramedia, 2010), h. 167.
23 P. Anthonius Sitepu, Studi Ilmu Politik (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 88.
18
c. Sikap. Masyarakat Desa Gantungan meyakini dan teguh pada pendiriannya dalam pemilu, yakin akan pilihannya, yakin bahwa pemilu itu penting dan mendukung hasil akhir pemilu. Semakin tinggi sikap masyarakat terhadap fenomena yang ada, tingkat kesadarannya juga tinggi.
d. Tindakan (pola perilaku). Masyarakat Desa Gantungan menggunakan hak pilihnya atau tidak, ikut kampanye politik atau tidak, serta mengikuti serangkaian kegiatan pemilu. Semakin aktif masyarakat dalam melakukan aktifitas politik dan ikut berpartisipasi, maka kesadarannya akan tinggi pula.
B. Partisipasi Politik
Partisipasi politik merupakan suatu tindakan dalam mempengaruhi suatu kebijakan dalam pemerintahan, baik itu mendukung atau menolak atau memberi masukan mengenai hal kebijakan politik. Dalam KBBI, partisipasi politik merupakan perihal turut berperan aktif dalam suatu kegiatan. Jadi partisipasi politik merupakan kegiatan ikut serta dalam pengambilan keputusan politik.
Partisipasi politik menurut Sudijono merupakan keikutsertaan warga negara baik secara aktif maupun pasif terhadap pemerintah, dapat dilakukan dengan ikut membuat keputusan, melaksanakan keputusan, ikut mempengaruhi proses pengambilan keputusan atau ikut serta dalam memepengaruhi kebijakan pemerintah yang terjadi dalam sistem politik.24
24 Doni Hendrik, “Variabel-variabel yang Mempengaruhi Rendahnya Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Padang Tahun 2008” Demokrasi Vol. IX No.2, (Tahun 2010): h.140.
19
Herbert Miclosky dalam Setiadi,25 menyebutkan bahwa partisipasi politik merupakan sebuah kegiatan masyarakat dalam proses pemilihan pemimpin, dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung, yang dilakukan melalui proses pembentukan kebijakan politik yang dilakukan secara sukarela. Inti dari pemikiran Herbert Miclosky adalah bahwa partisipasi merupakan kegiatan sukarela dalam suatu pengambilan keputusan politik.
Huntington dan Nelson, mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara yang dilakukan secara pribadi-pribadi, yang bertujuan untuk memengaruhi pembuatan keputusan atau kebijakan pemerintah.26 Partisipasi politik menurut Budiardjo merupakan tindakan-tindakan bertujuan untuk mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah.27 Partisipasi tersebut dapat bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.
Partisipasi politik pada hakikatnya adalah tindakan suka rela, penuh kesadaran tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun.28 Karena itu, partisipasi politik terkait erat dengan pemahaman terhadap pendidikan politik masyarakat atau pemilih. Partisipasi politik merupakan prasyarat yang mutlak dalam sebuah sistem politik yang demokratis. Sebuah sistem politik yang sehat menghendaki terbukanya saluran-saluran komunikasi politik sebagai bentuk partisipasi warga.
25 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik (Jakarta: Kencana, 2013), h.129.
26 Samuel P. Huntington dan Nelson, Partisipasi Politik, di Negera Berkembang (Jakarta:
Rineka Cipta, 1997), h.3.
27 Miriam Budiarjo. Partisipasi Politik dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai. (Jakarta:
Yayasan Obor, 1998), h.4.
28 Yalvena Miaz, Partisipasi Politik Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru dan Reformasi, (Padang: UNP Press, 2012), h. 23.
20
Lebih lanjut Huntington dan Nelson menyebut batasan partisipasi politik yakni berupa berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu tau sekelompok orang dan bukan sikap (berbentuk tindakan).29 Bukan sikap misalnya, pengetahuan, minat, perasaan, dan persepsi yang berikatan dengan politik. Partisipasi politik yang dimaksud pada penelitian ini berupa aksi, tindakan, aktivitas, bukan sikap atau perasaan. Partisipasi politik tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah ataupun memilih pemimpin yang baru yang dapat dilakukan secara individu maupun kolektif.
Partisipasi politik menjadi hal yang sangat penting, dalam konteks dinamika perpolitikan suatu negara. Dengan adanya partisipasi politik yang dilakukan oleh setiap individu ataupun setiap kelompok dalam suatu masyrakat, maka semua aspek yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat secara umum dapat diwujudkan melalui partisipasi tersebut. Keaktifan dan keikutsertaan warga baik sebagai individu atau secara kelompok merupakan kuci utama dalam mewujudkan kepentingan umum. Penekanannya adalah sikap dan perilaku masyarakat dalam kegiatan-kegiatan politik, yakni setiap orang menyadari akan peranan dan pentingnya suara yang mereka berikan.30
Peranan yang dimaksud adalah keikutsertaan dalam kegiatan seperti pemilu, kampanye, demonstrasi, menulis aspirasi di media cetak, melakukan dialog, dan berbagai kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut haruslah dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan, yaitu kehendak spontanitas dari individu atau kelompok
29 Yoyoh Rohaniah, dan Efriza, Pengantar Ilmu Politik, Kajian Mendasar Ilmu Politik, (Malang:Intrash Publishing, 2015), h. 475.
30 Ibid., h. 127.
21
masyarakat. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan partisipasi politik masyarakat dapat tersalurkan. Berdasarkan hal itu, parameter untuk mengetahui tingkat partisipasi politik masyarakat dapat dilihat dari poin keaktifan dalam kegiatan-kegiatan politik.
Tingkat partisipasi politik masyarakat dapat dipengaruhi oleh kesadaran politik dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Jika kesadaran politik dan kepercayaan pemerintah tinggi maka tingkat partisipasinya cenderung aktif dan apabila kesadaran politik serta kepercayaan kepada pemerintah rendah, maka hal tersebut akan membuat partisipasi politik masyarakat cenderung pasif.31 Jeffry M.
Paige dalam Surbakti menyebutkan bahwa variabel yang mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik ada dua dan salah satu di antaranya merupakan kesadaran politik.32 Jadi apabila individu mempunyai kesadaran politik, maka ia akan sadar dan memahami pentingnya berpartisipasi politik dan sadar pula pada posisinya dalam sebuah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pentingnya partisipasi masyarakat dapat membantu menciptakan pemerintahan yang baik serta berpartisipasi membuat masyarakat mengetahui tentang situasi dan keadaan politik maupun sosial terkini. Tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Weimer dalam Sudijono,33 menyebut terdapat lima hal yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat, yaitu adanya modernisasi, adanya perubahan struktur kelas sosial, adanya pengaruh kaum intelektual dan komunikasi modern, adanya konflik
31 Cholisin dan Nasiwan, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), h.149.
32 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 184.
33 Sudijono Sastroatmodjo, Perilaku Politik, h.89.
22
antar kelompok pemimpin politik, serta adanya keterlibatan pemerintah dalam urusan sosial, ekonomi, dan budaya.
Selain lima faktor tersebut, Surbakti34 menyebutkan beberapa faktor lain yang mempengaruhi orang mau berpartisipasi dalam politik atau tidak. Pertama, status sosial dan ekonomi. Status sosial berhubungan dengan keturunan, pendidikan, dan pekerjaan. Sedangkan status ekonomi berkaitan dengan kedudukan dalam pelapisan masyarakat yang berhubungan dengan kepemilikan kekayaan.
Kedua, situasi. Situasi juga memperngaruhi partisipasi masyarakat seperti cuaca, kehadiran orang lain, keadaan ruang, suasana kelompok, dan lain sebagainya.
Ketiga, kesadaran politik. Kesadaran politik berhubungan dengan minat dan perhatian masyarakat dalam politik. Keempat, kepercayaan terhadap pemerintah.
Kepercayaan kepada pemerintah berhubungan dengan penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang ada. Kelima, perangsang partisipasi melalui berbagai media.
Sementara itu, terdapat berbagai model atau bentuk-bentuk dari partisipasi politik yang telah dijelaskan oleh berbagai para ahli. Hal ini mempermudah dalam mengukur tingkat partisipasi politik masyarakat. Ukuran partisipasi tersebut dapat dilihat dari tinggi rendahnya tingkat partisipasi seseorang, melalui bentuk atau kategori dari partisipasi politik itu sendiri.35
34 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h.144.
35 Lila Nurbaiti, “Kesadaran Politik dan Partisipasi Politik: Pengaruh Tingkat Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Kelurahan Tajur pada Pilkada Kota Tangerang Tahun 2018”, h. 20.
23
Kaase dan Marsh dalam Mujani36 membagi partisipasi politik menjadi dua model, yakni partisipasi politik konvensional dan non-konvensional. Partisipasi politik konvensional merupakan semua bentuk aktivitas warga negara yang digunakan untuk mempengaruhi hasil akhir proses politik berdasarkan hukum yang berlaku. Sedangkan partisipasi politik non-konvensional merupakan semua bentuk aktivitas warga negara yang digunakan untuk mempengaruhi hasil akhir proses pembuatan kebijakan politik yang tidak sesuai hukum dan aturan yang berlaku.
Sedangkan Budiyanto37 menguraikan bentuk-bentuk dari partisipasi politik tersebut ke dalam berbagai kegiatan yang dilakukan warga negara. Partisipasi politik konvensional dapat berbentuk pemberian suara (voting), diskusi politik, kampanye, tergabung dalam kelompok kepentingan, serta berkomunikasi dengan para pejabat politik. Adapun bentuk partisipasi politik non-konvensional dapat berupa pengajuan petisi, demonstrasi, konfrontasi, mogok, tindak kekerasan politik baik perusakan pembakaran atau pemboman, penculikan, pembunuhan, perang, dan revolusi.
Setiadi mengelompokkan partisipasi politik menjadi tiga dimensi, yakni partisipasi aktif, partisipasi pasif, dan partisipasi tidak aktif.38 Partisipasi aktif merupakan kegiatan partisipasi yang sifatnya mempengaruhi proses input dan output politik, seperti mengajukan petisi, demonstrasi, kontak dengan pejabat pemerintah, anggota aktif atau pengurus partai politik serta melakukan pengajuan
36 Saiful Mujani, Muslim Demokrat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2007), h.82.
37 Budiyanto, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.181.
38 Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Politik, h. 142.