• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY INDONESIAN HYDRODYNAMIC LABORATORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY INDONESIAN HYDRODYNAMIC LABORATORY"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN CORPORATE IDENTITY INDONESIAN HYDRODYNAMIC LABORATORY

Mada Harinda Primasatya

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/ Fax (031) 5931147

ABSTRAK

IHL (Indonesian Hydrodynamic Laboratory) merupakan satu-satunya tempat penelitian dan pengembangan di bidang teknologi hidrodinamika dan kemaritiman di Indonesia.

Akan tetapi, IHL tidak banyak dikenal oleh perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan baik dalam negeri maupun luar negeri. Kendala utama yang dihadapi oleh IHL adalah belum dimilikinya identitas visual yang baku. Salah satu hal yang penting dilakukan adalah merancang corporate identity yang representatif, karena salah satu cara untuk bersaing dan dapat bertahan adalah dengan menciptakan suatu identitas visual yang baku dan konsisten. Perancangan corporate identity ini dilakukan dengan mempertimbangkan pihak-pihak yang berkaitan yakni klien, konsumen dan kompetitor.

Metode perancangan dimulai dari survei pasar untuk kemudian dianalisis hasilnya.

Perancangan corporate identity IHL diharapkan dapat membantu menunjukkan kompetensi yang dimiliki, sehingga mampu menambah keunggulan bersaing di pasar industri maritim baik skala lokal maupun internasional.

ABSTRACT

IHL (Indonesian hydrodynamic Laboratory) is the only place of research and development in the field of hydrodynamics and maritime technology in Indonesia.

However, IHL is not widely known by the company engaged in shipping both domestically and abroad. The main obstacle faced by IHL is not already own visual identity standards. One important thing to do is to design the corporate identity of a representative, because one way to compete and survive is by creating a visual identity standard and consistent. The design of corporate identity is done by considering the parties relating to the clients, customers and competitors. Design method starts from the market survey and then analyzed the results. Design of corporate identity IHL is expected to help demonstrate their competence, so as to increase the competitive advantage in the market scale of the maritime industry both locally and internationally.

KEYWORD

Corporate identity, Hidrodinamika, IHL

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan industri maritim, terutama industri galangan kapal Indonesia pada tahun 2006 – 2007 menunjukkan perkembangan dimana Indonesia menjadi salah satu Negara pembangun kapal dari 22 negar a di dunia. Indonesia telah di percaya untuk membangun 126 unit kapal atau sekitar 586.000 GT (gross tonnage) dimana nilai kontraknya sekitar 10 trilyun rupiah. Peringkat pertama industri galangan kapal ditempati korea selatan yang mampu memproduksi sekitar 98.436.000 GT setiap tahunnya. Filipina merupakan Negara tetangga dengan galangan kapal teraktif yang mampu menempati urutan 4 dunia1.

Begitu besarnya potensi maritim Indonesia maka tidak berlebihan jika diupayakan selama lima tahun kedepan (2009-2014) kapal Indonesia dapat berkontribusi melayani angkutan ekspor-impor, sekurang-kurangnya 20% dan lima tahun berikutnya (2014-2019) menjadi 40% seperti yang telah disampaikan oleh Kepala Bappenas dalam acara Seminar Kebijakan Pengembangan Industri Maritim Nasional. Seiring perkembangan teknologi dan kemaritiman, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Indonesia memiliki lembaga yang dapat membantu mengembangkan bidang teknologi dan pengetahuan, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). BPPT adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan T eknologi. Pada tahun 1978 Menteri Negara Riset dan Teknologi RI Prof Dr. Ing. B.J. Habibie mengusulkan perlu adanya satu lembaga yang bergerak di bidang teknologi hidrodinamika dan k emaritiman karena Indonesia adalah Negara maritim dan besarnya peluang untuk mengembangkan teknologi kemaritiman.

Lembaga ini diresmikan oleh Presiden RI H.Soeharto pada t ahun 1995 dengan nama Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI). Nama LHI diberikan oleh konsultan dan pengujian bangunan kapal MARIN jerman yang pada saat itu memberi nama Indonesian Hydrodynamic Laboratory (IHL). Berdasarkan SK Menristek/Ka BPPT No. 071/M/Kp/VII/1998 tanggal 31 Juli 1998, nama Labor atorium Hidrodinamika Indonesia (LHI) dirubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Balai Pengkajian dan P enelitian Hidrodinamika (UPT-BPPH) yang dipimpin oleh seorang Kepala dengan pangkat setingkat Eselon III. Akan tetapi sampai dengan saat ini,

1 −−−−−−−−−−, Perkembangan Industri Galangan kapal Indonesia periode 2005-2007; Kajian Ekonomi Regional Provinsi Riau Triwulan I-2008 , Boks III.

(3)

nama LHI masih tetap digunakan karena nama tersebut lebih komersial di banding UPT – BPPH2.

Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika (BPPH) yang selanjutnya disebut IHL merupakan tempat penelitian dan pengembangan di bidang teknologi hidrodinamika dan kemaritiman terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Fungsi pokoknya yaitu melaksanakan pengkajian, penelitian, penerapan dan pelayanan jasa teknologi hidrodinamika untuk prasarana dan sarana kelautan serta teknologi bawah air.

Sejak diresmikannya IHL pada tahun 1995 hingga saat ini, Industri Maritim di Indonesia yang menjadi pasar dari IHL baru 14% yang sudah menggunakan jasa IHL.

Beberapa kendala yang dihadapi antara lain adalah IHL belum bisa menunjukkan diri sebagai pusat Penelitian dan pengembangan teknologi hidrodinamika di tengah industri maritim dalam negeri. Sejauh ini, BPPH yang juga di kenal dengan nama Laboratorium Hidrodinamika Indonesia atau Indonesian Hydrodynamic Laboratory tidak memiliki konsistensi dalam menggunakan identitasnya untuk menghadapi klien.

Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan ada satu waktu dimana klien dari luar negeri akan lebih tertarik untuk bekerjasama dengan pusat penelitian dan pengembangan di bidang teknologi hidrodinamika dan kemaritiman di luar negeri yang dipandang lebih kompeten.

Setelah pergantian manajemen pada t ahun 2009, IHL melakukan banyak perubahan dan pembenahan manajemen untuk mendapatkan servis yang cepat, tepat waktu dan ak urat. Pada rapat kerja tanggal 14-16 Nopember 2009, Kepala Seksi Program dan P emasaran mengusulkan untuk membuat standarisasi nama untuk BPPH, yaitu penggunaan nama IHL dan logo standar pada kegiatan yang bersifat promosi dan urusan dinas ekstern serta membuat identitas visual yang tetap dan baku agar dapat menunjang IHL untuk lebih di kenal di Indonesia dan asia tenggara.3

Dengan adanya perubahan manajemen guna meningkatkan servis terhadap kliennya, maka IHL harus melakukan penguatan citra agar IHL dapat dipandang sebagai Pusat Penelitian dan pengembangan teknologi hidrodinamika yang berkompeten di indonesia. Selain itu dapat membuat klien semakin yakin untuk bekerjasama dengan IHL. Salah satu upaya yang harus di tempuh adalah merancang sebuah corporate identity untuk membuat standarisasi identitas visual serta penerapannya yang mampu menggambarkan kompetensi IHL dalam bidang

2 Wawancara, Depth Interview, LHI BPPH : DR.Ir. Wibowo Harso Nugroho M.Sc, Kepala Seksi Program dan Pemasaran UPT BPPH.

3 Hasil Raker UPT – BPPH, 14-16 november 2009

(4)

Hidrodinamika dan k emaritiman. Nantinya diharapkan Corporate Identity yang akan terbentuk menjadi sebuah branding bagi servis yang tersedia pada IHL dan kemudian akan menguatkan posisi servis yang ada pada IHL ini di pasar industri maritim.

Dalam kasus IHL ini terdapat beberapa hal mendasar yang mendorong diperlukannya sebuah Corporate Identity adalah IHL belum memiliki sebuah identitas visual yang tetap dan baku. Belum ada konsistensi dan pakem dalam penerapan dan pemakaian logo serta sistem grafis pada media promosi yang digunakan oleh IHL. Hal ini ditunjukkan pada penerapan sistem grafis dan logo pada beberapa eksisting brosur yang ada, juga pada produk-produk yang dimiliki IHL. Hasil Rapat kerja IHL tanggal 14-16 Nopember 2009, IHL sepakat untuk menggunakan nama IHL dan logo standar pada kegiatan yang bersifat promosi dan ur usan dinas ekstern serta membuat identitas visual yang tetap dan baku agar dapat lebih di kenal di Indonesia dan asia tenggara4.

Tujuan

Perancangan corporate identity Indonesian Hydrodynamic Laboratory bertujuan agar IHL lebih dikenal oleh mitra usahanya, memudahkan untuk menjalin hubungan dengan mitra kerja. Corporate identity diharapkan mampu membantu tercapainya visi misi IHL, yaitu menjadi pusat unggulan litbangyasa teknologi hidrodinamika dan kemaritiman yang mandiri serta terpercaya di Indonesia dan di Asia Tenggara.

Disamping itu mampu menunjukkan kompetensi yang dimiliki IHL sehingga mampu meraih lebih dari 86% dari pasar industri maritime yang belum bekerjasama dengan IHL.

Masalah

Bagaimana merancang suatu Corporate Indentity yang mampu menunjukkan kompetensi yang dimiliki UPT-BPPH untuk menambah keunggulan bersaing di pasar industri maritim?

METODE PENDEKATAN

Identifikasi masalah

Untuk mengetahui identifikasi masalah, maka dilakukan penggalian data dari pihak stakeholder melalui depth interview dengan Bapak Dr. Ir. Wibowo Harso Nugroho, M.Sc. selaku Kepala Seksi Program dan Pemasaran BPPH. Selain itu data

4 Hasil Raker UPT – BPPH, 14-16 november 2009

(5)

juga digali dari klien IHL untuk mengetahui needs dari klien terhadap layanan jasa uji yang digunakan sebagai data primer. Data sekunder diperoleh dari data intern IHL yang terdapat dalam perpustakaan IHL, data dalam masing – masing seksi, serta data dari internet. Dari kedua data tersebut dapat di tarik kesimpulan melalui proses komparasi antara data primer dan data sekunder.

Tinjauan Literatur

Tinjauan Literatur diperoleh sesuai dengan perancangan yaitu perancangan Corporate Identity. Tinjauan literatur yang digunakan meliputi studi tentang corporate identity, logo, elemen bentuk penyusun logo, studi warna, studi tipografi, tagline, serta studi tentang gestalt.

Studi Eksisting

Analisa studi eksisting terkonsentrasi pada media yang berkaitan dengan corporate identity seperti analisa latar belakang IHL, analisa logo, serta analisa media dari IHL. Studi eksisting juga menggunakan Komparator dari IHL yaitu Marin (Belanda) sebagai pembanding dalam proses perancangan corporate identity dari IHL. Analisa studi eksisting bertujuan untuk mengetahui kelebihan dalam corporate identity dari komparator yang dapat dijadikan acuan dalam perancangan corporate identity IHL.

Konsep Desain

Gambar 1:

Bagan Konsep Desain

Perancangan konsep desain untuk corporate identity IHL memiliki orientasi pada brand image dari IHL. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan kompetensi dari IHL, serta menempatkan positioning IHL sebagai pusat unggulan litbangyasa teknologi hidrodinamika dan kemaritiman yang mandiri serta terpercaya di pasar Indonesia dan Asia Tenggara.

Kriteria Desain

Tinjauan aspek teori yang digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan corporate identity Indonesian Hydrodynamic Laboratory adalah tinjauan

(6)

teori tentang corporate identity dan logo beserta elemen – elemen penyusun logo.

Dijelaskan dalam tinjauan teori tentang beberapa contoh logo dengan berbagai kategori yang bersumber pada buku literatur tentang Corporate identity dan logo.

Proses yang digunakan pada perancangan corporate identity Indonesian Hydrodynamic Laboratory adalah Thumbnail, Rough desain, Final Desain. Pada proses pemilihan final desain, di tentukan dari stakeholder IHL

Aspek pasar dari perancangan Corporate identity Indonesian Hydrodynamic Laboratory dapat di bagi menjadi dua j enis target audience yaitu target audience eksternal dan internal. Aspek pasar dari IHL adalah industry yang menggunakan hidrodinamika dan kemaritiman.

User/ klien dari Perancangan ini adalah pihak IHL. Dimana Kepala IHL memberi wewenang kepada Kepala seksi Program dan Pemasaran, Dr. Ir. Wibowo Harso Nugroho, M.Sc. untuk membimbing perancangan corporate identity Indonesian Hydrodynamic Laboratory hingga selesai.

Keputusan yang tentang hasil akhir dari perancangan ini akan di tentukan oleh klien dengan melihat pendapat dari karyawan. Pendelegasian kewenangan dan penentuan sebuah keputusan yang telah ditentukan oleh IHL, dilakukan pengambilan keputusan kepada kepada Kepala BPPH dan Kepala Seksi Program dan Pemasaran

PEMBAHASAN

“At a minimum, the identity system should create something memorable and distinctive about the organisation, something that enables the organisation to stand out from the crowd. In the best executions, a corporate identity system will provide a unique positioning platform for the organisation, something that allows customers and others to develop a feeling of familiarity with the organisation.” 5

"Paling tidak, sistem identitas harus menciptakan sesuatu yang terkenang dan istimewa tentang organisasi, sesuatu yang memungkinkan organisasi untuk berani keluar dari keramaian. Dalam eksekusi yang baik, sistem identitas perusahaan akan memberi sesuatu posisi yang unik untuk organisasi, sesuatu yang memungkinkan pelanggan dan orang lain untuk merasakan keakraban dengan organisasi."

Pendapat lain menyatakan bahwa Corporate Identity adalah kunci identitas perusahaan yang terletak pada logo perusahaan itu, kemudian pada berbagai bentuk

5 Withbread, David. The Design Manual, Sydney : University of New South Wales Press Ltd, 2001, Hal 56.

(7)

penunjang grafis dan visual, disamping juga sistem promosi perusahaan itu.6Sebuah identitas yang ditampilkan secara konsisten akan memberi gambaran pada pub lik bahwa entitas tersebut konsekuen dan p rofesional. Pada Perancangan Corporate Identity IHL, sistem identitas yang dirancang harus mampu menciptakan sesuatu yang mampu menunjukkan kompetensi yang dimiliki, sehingga mampu untuk menambah keunggulan bersaing di pasar industri maritim.

Logo merupakan wajah perusahaan dan identity yang paling penting. Karena logo tidak hanya mengidentifikasi, akan tetapi memberikan impresi terhadap perusahaan tersebut tentang visi dan misi perusahaan. Logo sebagai elemen utama dalam sebuah Corporate identity yang dinilai mampu mengkomunikasikan kompetensi IHL di pasar indonesia dan asia tenggara dan mampu memposisikan IHL di dalam industri maritim.

Asal kata logo dari bahasa Yunani yaitu Logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu populer adalah istilah logotype, bukan logo7. Istilah logotype muncul tahun 1810 – 1840. Pada awalnya logotype adalah elemen tulisan saja. Logotype yang di artikan sebagai : tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Dalam salah satu artikelnya, Design Institute of Australia mengatakan “Logo adalah sebuah simbol atau gambar pengidentifikasi perusahaan tanpa kehadiran nama perusahaan”8. Sedangkan logotype adalah cara khusus untuk menuliskan nama perusahaan. Logotype adalah komponen – komponen yang menunjukkan identitas perusahaan atau identitas suatu produk, baik berupa simbol, gambar atau huruf yang membedakannya dengan yang lain.9

Pada perancangan identitas visual IHL, be berapa studi literatur dilakukan agar mendapatkan referensi identitas visual yang mampu mengkomunikasikan kompetensi IHL sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dilihat dari klasifikasi bentuk logo yang paling banyak diterapkan pada industri maritime adalah logo dengan penggunaan picture mark dan letter mark.

Logo dibentuk dari basic shapes / primitive shapes atau ‘bentuk-bentuk dasar’

(Basic shapes sendiri dibentuk dari poin dan gar is). Kemudian beberapa basic

6 Sachari, Agus, dan Trisnawati, Suranti, Catatan Kuliah KAMUS DESAIN, Bandung : Penerbit ITB, hal 37

7 Rustan, Surianto, Mendesain LOGO, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal 12 8 ibid, hal 13

9 Sachari, Agus, dan Trisnawati, Suranti, Catatan Kuliah KAMUS DESAIN, Bandung : Penerbit ITB, hal III

(8)

shapes, apabila saling bergabung dapat membentuk dua j enis objek yang lebih kompleks yang kita kenal dengan gambar dan huruf (pada logo disebut picture mark dan letter mark).10

Pada Industri maritim, penggunaan p icture mark yang sifatnya abstrak dan menyerupai objek aslinya banyak yang digunakan. Area logo yang picture marks-nya mendekati bentuk-bentuk dasar / basic shapes. Karena sifatnya abstak, sulit menerjemahkan maknanya hanya dari tampilan fisiknya saja. Elemen Letter Mark perlu ditambahkan pada picture mark untuk memperjelas identitas visual yang ada.

Beberapa Perusahaan mencoba tampil beda dari yang lainnya dengan tetap menggunakan Lettermark sebagai elemen utama dari logonya.

Roland Barthes (1915-1980), seorang kritikus literatur dan s osial Perancis menulis dalam essay-nya pada tahun 1964 berjudul “Rhetoric of the Image” sebagai berikut : “Karena gambar (images) bersifat polysemy (mengandung banyak makna yang berbeda), maka teks digunakan untuk memberi gambar itu makna sebenarnya yang dimaksudkan” 11. Para Perancangan Corporate Identity Indonesian Hydrodymanic Laboratory ini menggunakan penggabungan antara elemen gambar dan tulisan karena hal tersebut dapat mewakili tentang kekuatan perusahaan tsb.

Dari bentukan dasar Identitas visual untuk BPPH yang paling mewakili unsur kompetensi, kepercayaan, integritas adalah bentukan dasar segi empat. Karena bentukan segi empat memiliki Stabil, diam, kokoh, teguh, rasional, keunggulan teknis, formal, sempurna, dapat diandalkan, kejujuran, intergritas12. Bentukan segi empat memiliki Makna yang berlawanan dengan bentuk lingkaran, bentuk segi empat memiliki makna tentang pembatasan, kebendaan dan tanah. Statis13.

Gestalt adalah sebuah teori psikologi dan m engatakan bahwa seseorang akan mempersepsikan apa y ang terlihat dari lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh14. Gestalt adalah sebuah kata dari bahasa Jerman yang artinya adalah bentuk, tidak dapat di terjemahkan dalam bahasa inggris, tetapi secara bebas artinya

10 Rustan, Surianto, Mendesain LOGO, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal 23 11 Rustan, Surianto, Mendesain LOGO, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal 26 12 Rustan, Surianto, Mendesain LOGO, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal 47 13 Widiatmoko, Didit, Tentang Logo, Jurnal Seni Rupa dan Desain “VISUAL”, volume 9

nomor 1 Juli - Desember 2006, Jakarta : Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanegara , hal 2

14 Rustan, Surianto, Mendesain LOGO, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 49

(9)

“utuh” (whole), “konfigurasi” atau “bentuk”15. Dasar pemikiran utama dalam teori Gestalt adalah bahwa ekperimen persepsi visual dan pe nelitian perlu mempertimbangkan lebih dari sekedar unsur yang terpisah yang menjadikan suatu pengalaman, oleh karena efek total suatu pengalaman visual berbeda dengan efek penghimpunan atau pengumpulan dari bagian-bagian yang terpisah16. Dengan kata lain Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh. Teori ini dapat menjelaskan kecenderungan persepsi yang dibentuk di benak seseorang. Prinsip-pronsip dalam Gestalt yang banyak diterapkan dalam logo antara lain similarity, closure, figure ground, dan impossible figure17.

Warna dasar yang dapat mewakili konsep Precisely Superior antara lain warna Biru. Karena warna biru dapat menggambarkan produktifitas, kekuatan, komitmen, teknologi dan itelegensi yang tinggi. sesuai dengan apa yang terkandung dalam BPPH itu sendiri. Selain itu warna biru juga merupakan warna dominan pada industry maritim.

Warna-warna penunjang yang mewakili konsep Precisely Superior antara lain putih, abu abu, dan hitam. Warna putih dapat membuat sebuah produk terlihat jernih dan bersih. Begitu pula dengan bentukan gelombang dan ang in yang memiliki kecenderungan warna putih. Abu – abu memiliki kesan yang dapat diandalkan (trusted), keamanan, elegan, rasa hormat, dan f ormal. Sedangkan warna hitam memiliki kesan yang kuat, elegan, tegas, malam, prestis, sederhana.

Tipografi adalah gambar/visual dari kata-kata, setiap huruf bekerja bersama untuk menyampaikan pesan. sama seperti kita mengartikan sebuah visualisasi, dengan kita menterjemahkan tipografi. Pendapat lain mengenai tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain.18 Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah betuk komunikasi verbal dan merupakan property visual yang pokok dan efektif.19

15 Safanayong, Yongky, Desain Komnukasi Visual terpadu, Jakarta : Arte Intermedia. 2006, hal 43

16 Ibid, hal 43

17 Rustan, Surianto, Mendesain LOGO, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 2009, hal 70 18 Jurnal Deskomvis “NIRMANA”, volume 1 nomor 1 – Januari 1999, Surabaya : Jurusan

Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra, hal 5 19 Sihombing, Danton. 2001, Tipografi dalam desain grafis, Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama, hal 58

(10)

Dalam corporate identity tipografi dapat dibagi menjadi dua, yaitu tipografi dalam logo (letter marks, dan tipografi yang digunakan dalam media-media aplikasi logo (corporate typeface / corporate typography) 20. Karena memiliki fungsi yang berbeda, karakteristik huruf yang digunakan pada letter marks dengan corporate typeface juga berbeda. Penggunaan tipografi dilakukan secara dinamis dengan dengan tetap berdasar pada empat prinsip pokok tipografi. Penggunaan huruf yang dianjurkan adalah sans serif, karena memiliki sifat dinamis, bersahabat, tegas, dan kokoh. Selain itu juga mudah dilakukan modifikasi untuk menguatkan corporate identity.

Pada perancangan identitas visual ini modifikasi huruf dengan merubah sudut kemiringan huruf sebesar 12˚ atau yang sering disebut dengan italic. sudut kemiringan terbaik yang mudah diidentifikasi mata kita adalah 12˚, karena jika kurang dari 12˚

mata kita akan sulit untuk membedakan apakah huruf tersebut italic atau bukan.21 Jika sudutnya lebih besar dari 12˚ maka akan mempengaruhi keseimbangan huruf.

Analisis Keunggulan Bersaing

BPPH memiliki kelebihan yang telah dijelaskan dalam value dan positioning perusahaan untuk mencapai keunggulan dalam bersaing dan meraih pasar di industri maritim, diantaranya :

1. Low cost Leadership

BPPH mampu memberikan harga yang murah dibanding kompetitornya di Korea Selatan, Cina dan Belanda. BPPH mampu memberikan harga yang murah karena biaya produksi yang ada d i Indonesia cukup murah dibanding Negara lain. Selain itu biaya administrasi dan pajak juga lebih rendah dari Kompetitornya.

2. Diferensiasi

BPPH menggunakan alat dan software berlisensi dari Marin Belanda, sehingga data yang dihasilkan lebih akurat dengan toleransi maksimal 0.3%.

Selain itu, BPPH juga melayani dengan cepat proses pengujian.

3. Fokus

BPPH tetap fokus untuk memberikan harga yang murah di banding kompetitornya, dengan hasil yang akurat dan servis yang cepat. Selain itu berkaitan dengan energy yang diperbarukan (pembangkit listrik, dll) dalam bidang

20 Rustan, Surianto, S.Sn., Mendesain LOGO, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 78

21 Sihombing, Danton. 2001, Tipografi dalam desain grafis, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 32

(11)

hidrodinamika untuk mendukung BPPT sebagai lembaga yang berkembang dalam bidang teknologi.

Perancangan corporate identity IHL ini mengambil kesimpulan dari berbagai macam point penting yaitu Positioning, Fenomena, Problematik, Value perusahaan, Karakteristik unik target audiens yang akhirnya disimpulkan untuk mendapatkan What to Say “Superior, Accurate and Fast services”. Kemudian didapat How to Say

“Precisely Superior” yang memiliki makna Tepat dan Unggul

Gambar 2:

Bagan Konsep Desain

Tepat mewakili elemen yang dibutuhkan oleh target audiens IHL yaitu hasil tepat dan akurat. Positioning dari IHL adalah Pusat pengembangan dan penelitian teknologi hidrodinamika yang Unggul. Selain itu Unggul juga dapat mewakili semua value dari IHL yaitu harga yang murah, servis yang cepat, dan akurat.

Pada gambar 3 di jelaskan bahwa proses penentuan kriteria desain didapat dari konsep desain Precisely Superior yang kemudian diterjemahkan dalam bentukan visual. Bentukan visual ini yang akhirnya digunakan sebagai acuan dalam mendesain identitas visual IHL.

(12)

Gambar 3:

Alur penentuan kriteria desain berdasar pada konsep desain

Penentuan kriteria desain juga dicapai dari beberapa elemen yang terdapat pada gambar 4. Studi literature dan permintaan dari pihak klien yang memegan peran penting dalam penentuan kriteria desain perancangan ini. Kriteria desain ini akan dijadikan acuan dalam mendesain alternative identitas visual melalui proses desain yang ada.

(13)

Gambar 4:

Alur penentuan kriteria desain

Pada proses penyeleksian logo awal, teknik voting thumbnail logo dipilih. Dari logo yang terpilih di lanjutkan pada proses digital dan di laporkan kepada klien. Proses penyeleksian logo tahap selanjutnya ditentukan oleh User/ klien dari Perancangan ini adalah pihak BPPH hingga terpilih 5 desain yang harus dikembangkan.

(14)

Gambar 5:

Pemetaan penyeleksian logo

HASIL

Logo Indonesian Hydrodynamic Laboratory terdiri atas dua bagian, yaitu logogram, logotype, dimana kedua unsur tersebut memiliki ukuran, bentuk dan proporsi yang baku. Segala bentuk penggunaan serta aturan dalam memperlakukan logo selanjutnya dijelaskan dalam GSM (Graphic Standards Manual).

Logogram IHL terdiri dari bentukan stilasi kapal dan ombak. Bentukan stilasi gelombang ombak yang memiliki sifat bentukan dinamis memvisualisasikan sebuah kapal yang sedang bergerak. bent ukan gelombang memberi makna IHL selalu bergerak dinamis dalam pencapaian tujuan, visi dan misi perusahaan itu sendiri.

logotype IHL sebagai perwujudan ketegasan dan kekuatan IHL dalam industri Maritim.

Logotype IHL merupakan kependekan dari Indonesian Hydrodynamic Laboratory.

Pada logo utama juga terdapat logotype Agency for Assessment and Aplication of

(15)

Technology dimana nama tersebut adalah nama lain dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang menerangkan bahwa IHL masih menjadi satu bagian dari BPPT.

Gambar 6:

Bentuk dan Proporsi Logo terpilih IHL

Pada Penggunaan Logo I HL akan dibagi menjadi dua k ategori yaitu office logo dan Marketing logo. Setiap kategori memiliki aturan pemakaian dan jenis proporsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan layout yang akan digunakan, sebagai berikut :

Gambar 7:

Jenis penggunaan logo IHL

Logo IHL menggunakan tone warna biru dengan beberapa turunan warna biru dan hitam. Tone warna yang digunakan harus disesuaikan dengan beberapa kondisi tertentu :

(16)

Gambar 8:

Tone warna logo IHL

Jenis font yang digunakan adalah Arial, Oceania Medium, dan Trebuchet MS

Gambar 9:

Supergraphic IHL

Supergraphic IHL merupakan turunan dari bentukan gelombang pada logo IHL. Bentukan gelombang dipilih karena dapat mewakili bidang hidrodinamika. Warna yang digunakan pada supergraphic adalah warna dasar dari logo IHL.

(17)

Pengaplikasiannya dapat dilakukan secara fleksibel namun proporsi bentukan gelombang tsb telah di tentukan.

Supergraphic difungsikan untuk mendampingi logo, maupun berdiri sendiri dengan tujuan menguatkan keberadaan IHL secara visual yang diterapkan secara terus menerus dan berkesinambungan di setiap media yang digunakan.

Aplikasi Logo Pada Media

Berdasarkan kegiatan yang ada di IHL, makan kebutuhan media disampaikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Gambar 10:

Diagram kebutuhan dan aplikasi media IHL

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

Dalam sebuah perancangan corporate identity sangat diperlukan pemahaman akan teori corporate identity serta pemahaman akan subjek corporate yang akan di rancang sedetail mungkin. Hal ini mengingat seorang desainer harus mampu menyampaikan dan menerjemahkan visi dan misi, serta kompetensi perusahaan ke dalam bahasa visual secara tepat. Dalam perancangan corporate identity ini telah didapat beberapa kesimpulan yang menyangkut permasalahan yang diambil sebagai subyek dari penelitian :

1. Perancangan sebuah identitas visual Indonesian Hydrodynamic Laboratory tidak hanya berhenti pada Logo saja. Logo hanyalah sebagai identitas awal yang kemudian dilanjutkan pada langkah-langkah membentuk pencitraan (branding).

Beberapa aplikasi logo pada media membentuk satu keteraturan yang dimuat dalam graphic standards manual yang bertujuan untuk menjaga konsistensi logo.

(18)

2. Membuat sebuah logo beserta elemen grafis pendukungnya harus sejalan dengan visi dan misi serta kompetensi yang ingin dicapai oleh UPT-BPPH. Maka penerapan di lapangan juga harus didukung penuh mulai dari tingkatan tertinggi hingga terendah, demi menjaga keutuhan konsep yang telah dibangun.

3. Pesan pencitraan dari identitas visual sebuah perusahaan terbentuk dari disampaikannya visi, misi serta kompetensi antara UPT-BPPH dengan m itra kerjanya. Agar memudahkan UPT-BPPH untuk menjalin hubungan dengan mitra kerja melalui berbagai komponen Corporate Identity yang mendukungnya.

4. Dengan adanya Perancangan corporate identity Indonesian Hydrodynamic Laboratory diharapkan UPT-BPPH dapat menjadi pusat unggulan litbangyasa teknologi hidrodinamika dan k emaritiman yang mandiri serta terpercaya di Indonesia dan d i Asia Tenggara. Perancangan corporate identity juga diharapkan mampu menunjukkan kompetensi yang dimiliki UPT-BPPH sehingga mampu meraih lebih dari 86% dari pasar industri maritim yang belum bekerjasama dengan BPPH.

Saran

Di dalam merancang suatu corporate identity terdapat beberapa hal yang harus dipahami, antara lain :

1. Dalam merancang suatu corporate identity harusnya sangat memperhatikan secara detail seluruh proses kerja serta kompetensi untuk mendapatkan suatu cirri khas dari perusahaan.

2. Penggunaan media aplikasi yang di tuju harus sesuai dengankebutuhan dan aktivitas dari perusahaan yang bersangkutan. Bukan hanya mengikuti perkembangan media tetapi harus dapat memahami tentang kebutuhan media bagi perusahaan yang bersangkutan.

3. Setiap aplikasi media harus dibuat secara berkesinambungan dan dibuat secara konsisten. Agar pesan yang akan disampaikan tidak akan berhenti di tengah jalan.

4. Pengambilan gambar melalui teknik fotografi juga harus di olah kembali karena dalam perancangan corporate identity ini harus menampilkan gambar yang mendekati sempurna.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

−−−−−−−−−−, Perkembangan Industri Galangan kapal Indonesia periode 2005- 2007; Kajian Ekonomi Regional Provinsi Riau Triwulan I-2008 , Boks III.

Hasil Raker UPT – BPPH, 14-16 november 2009

Withbread, David. 2001. The Design Manual. University of New South Wales Press Ltd. Sydney

Sachari, Agus, dan Trisnawati, Suranti, Catatan Kuliah KAMUS DESAIN. Penerbit ITB. Bandung

Rustan, Surianto, 2009. Mendesain LOGO. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Widiatmoko, Didit. volume 9 nomor 1 Juli - Desember 2006. Tentang Logo. Jurnal

Seni Rupa dan Desain “VISUAL”. Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanegara. Jakarta

Safanayong, Yongky. 2006. Desain Komnukasi Visual terpadu. Arte Intermedia.

Jakarta

________________. volume 1 nomor 1 – Januari 1999. Tentang Logo. Jurnal Deskomvis “NIRMANA”. Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra. Surabaya

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi dalam desain grafis. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengangkatan dan pengangkatan kembali staf medis agar dibuat aturan apa dan bagaimana peran dan tugas sub komite kredensial, komite medis, ketua Kelompok Staf Medis

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi saya yang berjudul “Efektivitas Ekstrak Buah Belimbing Wuluh terhadap Angiogenesis Penyembuhan Luka

Muatan perencanaan RTRW Kabupaten Bone 2011-2031, meliputi: rencana tata ruang kawasan lindung dan budidaya; kawasan perkotaan; kawasan perdesaan; kawasan pesisir; rencana

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2008 IV-4 menyatakan bahwa APBD merupakan dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalam masa satu tahun anggaran terdiri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas representasi visual bahan ajar biologi kelas XI kurikulum 2013 dari tiga buku terbitan “A”, “B”, dan

Hal tersebut terbukti dengan adanya nilai signifikansi p = 0.000 (p<0.05) pada kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan memiliki nilai rata- rata 10.86 sedangankan,

4) Moderasi kompleksitas tugas pada hubungan Pengetahuan dan kinerja auditor. Hipotesis 4 menyatakan moderasi kompleksitas tugas berpengaruh pada hubungan