• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN

LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK

(Suatu Studi Tentang Evaluasi Dampak Pelaksanaan Program

Layanan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Di Lembaga

Hidayatul Muhtadin Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang)

Disusun oleh: NURUL IBRISIYAH

NPM: 2013310083

UNIVERSITAS MADURA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : NURUL IBRISIYAH NPM : 2013310083

PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS : ILMU ADMINISTRASI

JENJANG : STRATA SATU (S-1)

JUDUL : DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (Suatu Studi Tentang Evaluasi Dampak Pelaksanaan Program Layanan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Di Lembaga Hidayatul Muhtadin Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang)

Pamekasan, mei 2017

Dosen pembimbing Penulis

(3)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Ini Dipertaahankan Dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Madura

Pada Hari: Sabtu Tanggal: 29 Juli 2017

Ketua

Dr. TAUFIQ HIDAYAT,M.Si

Anggota I anggotaII

Dra.TITIEN SULISTIAWATY, M.Si SYAIFUL ANAM, S.Sos, M.AP

Mengetahui

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia–Nya sehingga saya dapat menyusun skripsi ini yang berjudul ”DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (Suatu Studi Tentang Evaluasi Dampak Pelaksanaan Program Layanan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Di Lembaga Hidayatul Muhtadin Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang)” dapat terselesaikan

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan baik dari segala materi, maupun pembahasan, dan tata bahasa. Hal ini disebabkan kemampuan peneliti yang masih perlu belajar, untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi.

Rasa terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan terutama kepada:

1. Ibu Dra.TITIEN SULISTIAWATY, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Negara di Universitas Madura

2. Bapak Dr. TAUFIQ HIDAYAT,M.Si selaku dosen pembimbing dalam menyusun skripsi ini yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Administrasi Negara Universitas Madura yang telah memberikan bekal ilmu

(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

- Kedua orang tuaku (syafuidin dan sumaryam) yang kucintai dan ku hormati - Untuk semua saudaraku yang selalu memberikan semangat

- Dan sahabat yang mendukung ku

MOTTO

Jangan pernah takut gagal sebelum kita mencoba Karena hidup itu pilihan

(6)

ABSTRAKSI

Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) adalah program dukungan sosial khusus yang diselenggarakan Kementerian Sosial untuk menyelamatkan anak-anak yang rentan mengalami atau telah berada dalam situasi krisis perlindungan anak yang membahayakan keselamatan, kesejahteraan, dan kelangsungan tumbuh-kembangnya di masa depan. Dikembangkan dan diselenggarakan dengan melibatkan dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan organisasi kemasyarakatan, PKSA diharapkan tumbuh menjadi sebuah model penanganan permasalahan sosial yang akan berkontribusi pada terbangunnya sistem layanan di seluruh tingkatan pemerintahan dan masyarakat dalam menjamin pemenuhan hak dasar anak dan terlindunginya anak dari ketelantaran, kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan diskriminasi sehingga dapat terjaga kelangsungan hidupnya, tumbuh dan berkembang, serta dapat berpartisipasi secara optimal sesuai dengan potensinya.

Teori yang digunakan adalah teori dampak dari abdul wahab(1997) karna teori tersebut ada kaitannya dengan yang diteliti di Lembaga Kesejahteraan sosial Anak (LKSA) lembaga Hidayatul Muhtadin.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif kualitatif metode deskriptif dapat dikatan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, analisis data mengacu yang telah dikembangkan oleh Miles dan Humberman (1992) yakni menggunakan analis interaktif dengan empat prosedur: pengumpulan data, reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian diperoleh deskripsi bahwa program LKSA adalah Kesejahteraan sosial anak agar kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial anak agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksa-nakan fungsi sosialnya. kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

Dari kesimpulannya yaitu program dukungan sosial khusus yang diselenggarakan Kementerian Sosial untuk menyelamatkan anak-anak yang rentan mengalami atau telah berada dalam situasi krisis perlindungan anak yang membahayakan keselamatan, kesejahteraan, dan kelangsungan tumbuh-kembangnya di masa depan.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR ...iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAKSI ...vi

DAFTAR ISI... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan penelitin... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Dampak ... 10

B. Dampak kebijakan Program Layanan Publik... 11

C. Evaluasi Dampak ... 12

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 20

B. Lokasi penelitian ... 21

C. Sumber Data ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Analisis Data ... 24

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ... 28

1. Gambaran Umum Program LKSA Hidayatul Muhtadin... 28

2. Deskripsi Hasil Temuan Penelitian Tentang Program LKSA ... 41

B. Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60

(9)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Abdul Wahab (1997:7) menyatakan Keluaran dan hasil akhir kebijakan pemerintah itu juga penting untuk dicermati karena keduanya pada dasarnya merupakan refleksi hasil akhir dari proses kebijakan tertentu, entah itu dalam bidang pengentasan kemiskinan, pendidikan ataukah pelayanan kesehatan masyarakat bagi kalangan berpenghasilan rendah.

Abdul Wahab Menyatakan Suatu analisis terhadap keluaran kebijakan (policy output analisys) dengan demikian setidaknya dapat menjelaskan pada kita apakah tujuan dan sasaran dari proses kebijakan atau prograng yang telah ditelaah telah mencapai atau tidak. Atas dasar logika dan sudut pandang seperti inilah maka keluaran kebijakan, menurut Waterman dan Wood, kemudian menjadi kriteria yang sangat penting dalam meneliti setiap proseskebijakan publik (1997:65)

Studi ini berangkat dari tipe-tipe studi kebijakan memfokuskan diri pada aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menjelaskan keputusan kebijakan yang telah ditetapkan. Demikian, studi kebijakan akan mampu memberi penjelasan atas salah satu atau lebih

(10)

kekuatan-Lenviton dan Hughes dalam Abdul Wahab Istilah dampak evaluasi disini umumnya mengacu pada kontribusi dari temuan-temuan evaluasi pada upaya memodifikasi tertentu atas kebijakan atau program (1997:45)

Rossi dan Freeman dalam Abdul Wahab mengacu pada para pengguna program pelayanan publik, kedua ahli itu berkomentar sebagai berikut: Dalam banyak kasus, orang-orang yang diharapkan sebagai pemetik manfaat program mungkin amat berkepentingan terhadap hasil akhir evaluasi namun sering mereka justru merupakan pihak yang paling tidak siap menjadikan suara mereka didengar. Para pemetik manfaat yang dijadikan sasaran program cenderung tidak terorganisasikan, dan tempatnyapun tersebar dimana-mana

Salah satu sasaran pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya, yaitu terwujudnya tatanan kehidupan dan penghidupan sosial, material, dan spiritual yang diliputi rasa keselamatan, ketentraman lahir dan batin dengan memberikan kesempatan bagi setiap warga negaranya, termasuk anak-anak yang putus sekolah/tidak mampu untuk meneruskan sekolahnya, untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan hidup jasmani dan rohani, dan sosial sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 dengan memprioritaskan perlindungan bagi semua masyarakat

(11)

indonesia tanpa terkecuali seperti mamajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Yang sudah tercantung dalam Undang-undang republik indonesia nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak pasal 1 ayat 2, perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.(http://www.kpai.go.id/hukum/undang-undang-republik- indonesia-nomor-35-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-undang-undang-nomor-23-tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/)

Adapun undang-undang yang tercantum yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Produk hukum ini menjamin terwujudnya kesejahteraan anak melalui terpenuhinya kebutuhan pokok anak. Kesejahteraan ini meliputi penjaminan pertumbuhan dan perkembangan anak secara wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Undang-undang ini mengatur tanggungjawab orangtua terhadap kesejahteraan anak. Dalam pasal awal undang-undang ini termuat hak anak yang meliputi hak atas kesejahteraan, pelayanan, perlindungan, dan pemeliharaan. Usaha kesejahteraan anak dalam

(12)

undang-undang ini meliputpembinaan, pengembangan, pencegahan, dan rehabilitasi.

Pelayanan Sosial Anak merupakan upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan dasar yang meliputi bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas pelayanan sosial dasar, peningkatan potensi diri dan kreatifitas anak, serta penguatan orang tua. Dalam pelaksanaann pelayanan sosial yang diberikan oleh lembaga kesejahteraan sosial anak masih terjadi hambatan seperti kurangnya dana yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan sosial anak, serta minimnya fasilitas yang dimiliki oleh lembaga kesejahteraan sosial anak membuat sehingga pencapaian program pelayanan sosial anak yang diberikan belum sepenuhnya berjalan dengan efektif.

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saiyidah Nafisah dengan judul “kualitas pelayanan pengasuhan lembaga kesejahteraan sosial anak dan kesiapannya dalam pelaksanaan permanency planning di panti sosial asuhan anak (PSAA) putra utama 3 ceger” Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta yaitu dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kualitas pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 cegersesuai dengan peraturan Menteri sosial republik indonesia nomor 30/HUK/2011 tentang standar pelayanan berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Terlaksananya 13 dari 14 indikator standar pelayanan berbasis lembaga kesejahteraan sosial anak dan ada juga yang tidak terlaksana

(13)

yaitu indikator perlindungan anak dan indikator pengasuhan, penyebab tidak terlaksananya indikator perlindungan anak karena ada beberapa anak yang sudah tinggala lama di panti masih mengeluhkan pengasuh melakukan tindakan kekerasan dan panti kurang bersosialisasi serta melibatkan masyarakat dalam merespon pencegahan dan penanganan kekerasan anak. Sedangakan penyebab tidak terlaksananya indikator pengasuhan yang sesuai dengan standart dari kementerian dari kementerian sosial adalah renggangnya pelayanan bimbingan keseharian anak asuh karena dibatasi oleh jam piket, pengasuhh juga mengalami kendala saat menghadapi anak yang susah diatur sehingga menjadi faktor kejenuhan sendiri bagi para pengasuh dan kondisi keuangan panti saat ini sedangg menurun serta mengalami kekurangan SDM.

Dari pandangan diatas untuk mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi anak-anak di LKSA banyak hal yang harus dilakukan secara terpadu oleh pemerintah dan masyarakat. Disamping rehabilitasi terhadap anak-anak di LKSA itu sendiri perlu diciptakan kondisi sosial keluarga dan masyarakat di lingkungannya sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjalinnya hubungan yang harmonis antara anak-anak LKSA dengan masyarakat lingkungan.( dalam buku pedoman PSKA hidayatul muhtadin kec, pangarengan kab, sampang)

lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) menurut Depsos RI (2004: 4), yaitu suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial anak yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan

(14)

memadai bagi pengembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.

Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) adalah program dukungan sosial khusus yang diselenggarakan Kementerian Sosial untuk menyelamatkan anak-anak yang rentan mengalami atau telah berada dalam situasi krisis perlindungan anak yang membahayakan keselamatan, kesejahteraan, dan kelangsungan tumbuh-kembangnya di masa depan. Dikembangkan dan diselenggarakan dengan melibatkan dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan organisasi kemasyarakatan, PKSA diharapkan tumbuh menjadi sebuah model penanganan permasalahan sosial yang akan berkontribusi pada terbangunnya sistem layanan di seluruh tingkatan pemerintahan dan masyarakat dalam menjamin pemenuhan hak dasar anak dan terlindunginya anak dari ketelantaran, kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan diskriminasi sehingga dapat terjaga kelangsungan hidupnya, tumbuh dan berkembang, serta dapat berpartisipasi secara optimal sesuai dengan potensinya. Program ini dirancang untuk menghasilkan upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial dan bantuan kesejahteraan sosial anak, yang menjangkau seluruh anak yang mengalami masalah

(15)

sosial sehingga mereka dapat menikmati kehidupan dan berada dalam lingkungan pengasuhan yang memungkinkannya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensinya.

Program ini dirancang untuk menghasilkan upaya yang terarah, terpadu yang berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial dan bantuan kesejahteraan sosial anak, yang menjangkau seluruh anak yang mengalami masalah sosial sehingga mereka dapat menikmati kehidupan dan berada dalam lingkungan pengasushan yang memungkinkannya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai potensinya.

Dalam suatu pendekatan untuk program suatu metode pendekatan belajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan belajar dalam menguasai dan meningkatkan kecerdasan spiritual (Dzikir), intelektual (Fikr) dan gerakan aktual (amal shaleh), mencetak generasi yang mengaktualisasikan ajaran agama dan nilai-nilai pancasiala, membantu meningkatkan kesejahteraan anak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan menggunakan keterampilan, kalistung, berfikir, mendengar dan berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi yang bersumber dari lingkungan sekitar.

(16)

Terdapat masalah dalam temuan studi di lapangan melalui wawancara sebagai berikut : Bapak Imam Safiih sebagai ketua LKSA di Hidayatul Muhtadin.

“LKSA hidayatul muhtadin memberikan layanan berbasis lembaga kesejahteraan sosial anak, tetapi layanan tersebut masih belum maksimal karena program yang ada di LKSA masih sedikit, program LKSA berdirinya masih baru dan masih menata program LKSA yang lebih baik lagi ”. (wawancara tanggal 25-06-2017).

Berdasarkan gambaran singkat dan fenomena masalah di atas maka penulis terkait untuk melakukan penelitian dampak pelaksanaan program layanan kesejahteraan sosial anak (suatu studi tentang evaluasi dampak pelaksanaan program layanan lembaga kesejahteraan sosial anak di lembaga hidayatul muhtadin kec. Pangarengan kab. sampang)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

Bagaimana Dampak Pelaksanaan Program Layanan Di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah penelitian yang telah di ungkapkan, adapun tujuan penelitian yaitu:

(17)

Untuk mengetahui Dampak pelaksanaan program layanan Lembaga Kesejateraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang

D. Kegunaan Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan manfaat untuk:

1. Kegunaan Teoritis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang dampak pelaksanaan program (LKSA)

2. Kegunaan praktis

Diharapkan akan memberikan masukan pada pihak-pihak yang berkepentingan di LKSA Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang

(18)

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian dampak

Dampak jika dilihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013: 171) yang dikutip oleh Iwan (2015:35) adalah benturan, dari pengaruh yang mendatangkan akibat positif maupun negatif. Artinya ada daya yang timbul dari sesuatu sehingga mengakibatkan pembentukan watak, kepercayaan dan perbuatan seorang ketika menjalankan kehidupan ini. Ketika membahas masalah dampak adanya faktor yang dipahami dan ditanggapi secara serius untuk menjadi hubungan yang timbal balik.

Irwan dampak (2015:35) mendefinisikan secara sederhana dapat diartikan sebagai akibat atau pengaruh ketika akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal balik antara satu dengan yang lainnya. Dampak merupakan keadaan dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi Konsep sosial dalam kamus bahasa indonesia adalah sesuatu yang menyangkut aspek-aspek kehidupan masyarakat.

Menurut Irwan (2015:36) dampak sosial merupakan pengaruh yang bersifat timbal balik antara satu dengan yang lain menyangkut kepada aspek-aspek kehidupan masyarakat berhubungan dengan adanya perubahan kondisi yang meliputi terhadap struktur sosial dalam masyarakat tersebut. Dampak sosial yang terjadi dalam kehidupan

(19)

masyarakat dilandasi oleh perubahan sosial, sehinggga mengakibatkan situasi dan kondisi semakin tidak membaik ketika menjalankan aktivitas sehari-hari. Perubahan sosial tersebut terjadi jika adanya suatu struktur yang terganggu apakah itu sektor ekonom, politik,budaya dan lain-lain. (,2015:36 )

2. Dampak kebijakan Program Layanan Publik

Menurut Winarno (2007:152) biasanya pembicaraan awal mengenai kerangka kerja teoritik berangkat dari kebijakan itu sendiri dimana tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran ditetapkan. Di sinalah proses implementasi bermula. Proses implementasi akan berbeda-beda tergantung pada sifat kebijakan yang dilaksanakan. Macam-macam keputusan yang berbeda akan menunjukkan karakteristik, struktur-struktur dan hubungan antara factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan publik sehingga proses implementasi juga akan mengalami perbedaan.

Van Meter dan Van Horn. Yang dikutip oleh Winarno Menggolongkan kebijakan-kebijakan menurut dua karakteristik yang berbeda, yakni: jumlah perubahan yang terjadi dan sejauh mana consensus menyangkut tujuan dan antara pemeran serta dalam proses implementasi berlangsung, unsure perubahan merupakaan karakteristik yang paling penting setidaknya dalam dua hal. Pertama implementasi akan dipengaruhi sejauh mana kebijakan menyimpang dari kebijakan sebelumnya (2007:152)

Menurut Winarno (2007: 153) Ciri penting lain dari kebijakan adalah tingkat konflik atau konsensus dari tujuan-tujuan dan

(20)

sasaran-sasarannya. Ciri ini dilihat dari sejauh mana para pejabat yang melaksanakan kebijakan mempunyai kesepakatan terjahadap tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran program? Konsensus mingkin tidak akan terjadi bila tindakan-tindakan yang berdasarkan nilai-nilai dari para pejabat dan pemimpin menjadi faktor yang paling menentukan bagi kebijakan akhir.

3. Evaluasi Dampak

Abdul Wahab (1997:38) mengemikakan Komponen dampak dari studi evaluasi sebetulnya didasarkan atas hasil akhir analisis efektivitas namun melangkah setapak kedepan. Ia berusaha menilai apakah realisasi tujuan (objective) memberikan kontribusi terhadap tujuan yang lebih tinggi (goal). Dalam keputusan penelitian evaluasi dampak juga digunakan untuk menunjukkan relevansi atau signifikansi dari sebuah proyek atau program. Oleh karena itu, logis jika dikatakan bahwa hanya akan ada dampak kalau sebuah proyek telah membuahkan akibat-akibat tertentu , baik yang dikehendaki atau tidak. Hal ini mengandung makna bahwa dampak hanya dapat diukur melalui evaluasi akhir yang dilaksanakan beberapa tahun sesudah proyek tersebut dinyatakan selesai. Sebagai konsekuensi studi-studi dampak yang bersifat expost dilaksanakan melalui evaluasi eksternal. Perkecualian adalah proyek-proyek atau program-program yang berdurasi panjang dimana selama proses implementasi telah

(21)

tersedia waktu yang cukup guna memungkinkan dilaksanakannya penilaian dampak.

Menurut Winarno (2007:164) Kondisi ekonomi, sosial dan politik merupakan variabel selanjutnya yang diidentifikasi oleh van master dan van horm, dampak kondisi ekonomi, sosial dan politik pada kebijakan publik merupakan pusat perhatian yang besar selama dasawarsa yang lalu, para peminat perbandingan politik dan kebijakan publik secara khusus tertarik dalam mengidentifikasikan pengaruh variabel-variabel lingkungan yang pada hasil-hasil kebijakan. Sekalipun dampak dari faktor-faktor ini pada implementasi keputusan-keputusan kebijakan kebijakan mendapat perhatian yang kecil, namun menurut van Master dan van Horm, faktor-faktor ini mungkin mempunyai efek yang mendalam terhadap pencapaian badan-badan pelaksana.

Menurut Winarno (2007:226) Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilai kebijakan yang mencakup subtansi implementasi dan dampak. Anderson dalam hal ini, evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu kegiataan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap rumusan massalah-masalahkebijakan. Program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan kebijakan implementasi maupun tahapan dampak kebijakan.

(22)

Menurut Laster dan Stewart, dalam Winarno (2007:226) evaluasi kebijakan dapat dibedakan kedalam dua tugas yang berbeda. tugas pertama adalah untuk menentukan konsekuensi-konsekuensi apa yang ditimbulkan oleh suatu kebijkan dengan cara menggambarkan dampaknya. Sedangkan tugas kedua adalah untuk menilai keberhasilan atau kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standart atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Winarno (2007:226-227) Tugas pertama merujuk pada usaha untuk melihat apakah program kebijakan publik mencapai tujuan atau dampak yang diinginkan ataukah tidak. Bila tidak, faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Tugas kedua dalam evaluasi kebijakan pada dasarnya berkaitan erat dengan tugas yang petama. Setelah kita mengetahui konsekuensi-konsekuensi kebijakan melalui penggambaran dampak kebijakan publik, maka kita dapat mengetahui apakah program kebijakan yang dijalankan sesuai atau tidak dengan dampak yang diinginkan. Dari sini kita dapat melakukan penilaian apakah program program yang dijalankan berhasil atau gagal? Dengan tugas kedua dalam evaluasi kebijakan adalah menilai apakah suatu kebijakan berhasil atau tidak dalam meraih dampak yang diinginkan.

Abdul Wahab (1997:64) mendefinisikan Di sana-sini telah disinggung bahwa secara umum motivasi dasar dilaksanakannya evaluasi ialah untuk menilai secara kritis apakah tujuan-tujuan sesuatu program tercapai dan dengan cara bagaimanakah tujuan-tujuan tercapai, namun, tujuan-tujuan kebijakan publik itu pada umumnya menjangkau

(23)

aspek-dirumuskan secara umum, maka sebagai konsekuensinya tidaklah gampang mengukur kualitatatif atas efektivitas kebijakan publik. Tanpa berpegang pada kerangka dan logika berpikir demikian, maka legitimasi atas pelaksanaan evaluasi kebijakan itu akan sangat terbatas, bahkan sangat diragukan kesahihannya.

Menurut Winarno (2007:225-226) Pada dasar, kebijakan publik dijalankan dengan maksud tertentu, untuk meraih tujuan-tujuan tertentu yang berangkat dari masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Evaluasi dilakukan karena tidak semua program kebijakan publik meraih hasil yang diinginkan. Evaluasi kebijakan ditujukan untuk melihat sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk mengetahui apakah kebijakan publik yang telah dijalankan meraih dampak yang diinginkan. Dalam bahasa yang lebih singkat evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menilai “manfaat” suatu kebijakan.

Untuk memenuhi tugas tersebut, suatu evaluasi kebijakan harus meliputi beberapa kegiatan, yakni pengkhususan (spesifikation) pengukuran (measurement), analis, dan rekomendasi. Spesifikasi merupakan kegiatan yang paling penting diantara kegiaatan yang lain dalam evaluasi kebijakan. Kegiatan ini meliputi identifikasi tujuan atau kriteria melalui mana program kebijakan tersebut akan akan dievaluasi ukuran-ukuran atau kriteria inilah yang akan kita pakai untuk menilai manfaat program kebijakan, pengukuran menyangkut aktifitas program

(24)

pengumpulan informasi yang relevan untuk objek evaluasi, sedangkan anlisis adalah penggunaan informasi yang telah terkumpul dalam rangka menyusun kesimpulan, dan akhirnya, rekomendasi, yakni penentuan mengenai apa yang harus dilakukan dimasa yang akan mendatang.

Abdul wahab (1997:72) menyatakan Dengan demikian pelaksanaan studi evaluasi yang informasinya bersumber dari perspektif pengguna jasa pelyanana tidak dapat menghindarkan diri dari dua macam distorsi. Distorsi yang pertama ialah berasal dari pengaruh yang bisa saja melampaui hal-hal yang tengah dievaluasi. Dampak yang kedua, berasal dari tingnkat aspirasi awal dari pengguna jasa pelayan itu sendiri, yang dalam penelitian evaluasi sebenarnya juga termasuk aspek penting yang perlu dievaluasi.

James anderson yang dikutip oleh Winarno (2007:227-229) membagi evaluasi kebijakan kedalam tiga tipe. Masing-masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman para evaluator terhadap evaluasi. Tipe pertama, evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional, maka evaluasi kebijakan dipandang sebagai kegiatan yang sama penting dengan kebijakan itu sendiri. Tipe kedua, merupakan tipe evaluasi seperti ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut: apakah program dilaksanakan dengan semestinnya? Berapa biayany? Siapa yang menerima manfaat (pembayaran atau pelayanan), dan berapa jumlahnya? Apakah terdapat duplikasi atau kejenuhan dengan program-program lain? Apakah ukuran-ukuran dasar prosedur-prosedur secara sah diikuti? Tipe evaluasi kebijakan ketiga adalah tipe evaluasi kebijakan sistematis. Evaluasi sistematis melihat secara objektif program program kebijakan yang dijalankan untuk mengukur dampaknya bagi masyarakatt dan melihat sejauh mana tujuan-tujuan yang dinyatakan tersebut itu tercapai.

(25)

Penelitian Chen (1990) yang dikutip oleh Abdul Wahab (1997:14) menunjukkan bahwa munculnya studi evaluasi program pembangunan sesungguhnya berkaitan dengan kecenderungan umum yang menekankan derajat rasionalitas dalam akuntabilitas masyarakat modern. Oleh karena itu, jika kita ikuti pendapat Chen itu, maka penelitian evaluasi yang sekadar mengukur seberapa jauh tujuan program telah tercapai, sebagai mana lazimnya berlaku pada desain evaluasi tradisional, maka fokus perhatiannya sebenarnya hanyalah pada terpenuhnya apa yang oleh Max Weber disebut sebagai rasionalitas formal (formal rasionality).

Dari berapa pandangan teori evaluasi dampak diatas maka untuk kepentingan penelitian ini peneliti cenderung menggunakan teori dampak dari Abdul Wahab sebagaimana ditulis diatas

Oleh sebab itu dari pandangan perspektif diatas dapat disimpulkana sebagai berukut: Implementasi kebijakan merupakan proses yang rumit dan kompleks. Namun, dibalik kerumaitan dan kekompleksitasannya tersebut, implementasi memegang peran yang sangat penting dalam proses kebijakan, tanpa adanya tahap implementasi kebijakan, program-program kebijakan yang telah disusun hanya akan menjadi catatan-catatan resmi di meja para pembuat kebijakan. Kedua model implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horm, dan Edwards, memberikan referensi yang cukup berarti untuk

(26)

mengkaji implementasi kebijakan, dengan adanya kedua model tersebut, kita menjadi lebih mudah untuk mengidentivikasikan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap implementasi kebijakan. Melalui model ini kita dapat melihat kendala-kendala yang mungkin timbul selama proses implementasi kebijakan sehingga harapan untuk memperbaiki implementasi kebijakan dimasa mendatang terbuka lebar.

Implementasi kebijakan perlu pula dipahami siapakah aktor aktor yang terlibat dalam implementasi, dan cara-cara atau teknik apa saja yang dihgunakan dalam implementasi kebijakan publik, ada sejumlah aktor dan lembaga, seperti misalnya birokrasi, lembaga legislatif, lembaga peradilan, kelompok-kelompok penekanan. Dan organisasi masyarakat mempunyai keterlibatan secara langsung dan subtansial dalam perumusan dan implementasi kebijakan publik. Seperti yang telah diurakan sebelumnya, ada dua pendekatan: perintah dan pengawasan, dan insentif ekonomi. Dua pendekatan ini berbeda dalam cara dan teknik yang digunakan yang digunakan dalam implementasi kebijakan, sekalipun dua pendekatan ini diperdebatkan, apapun pendekat yang dipakai sangat tergantung pada keyakinan dikalangan aktor yng terlibat dalam implementasi kebijakan publik.

Proses evaluasi dapat dipendang sebagai akhir proses kebijakan, tetapi dapat juga diartikan tidak. Artinya setelah tahap evaluasi kebijakan masih ada tahap yang lain, yakni tahap terminasi atau perubahan

(27)

kebijakan. Pada dasarnya setiap kebijakan mempunyai tujuan-tujuan tertentu atau ingin meraih dampak-dampak yang diinginkan. Namun demikian, karena proses kebijakan merupakan proses yang kompleks, maka seringkali program-program kebijakan tidak dapat meraih tujuan atau dampak yang diinginkan seperti halnya dalam tahap implementasi, tahap evaluasi kebijakan pun juga mendapat kendala seperti misalnya ketidak jelasan tujuan, tantangan dari pada birokrat dan lain sebagainya

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mencapai suatu tujuan, metode penelitian di definisikan sebagai cara atau strategi untuk menentukan atau memperoleh data yang diperlukan, metode adalah suatu cara dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan sekaligus sebagai teori untuk memecahkan masalah.

Dengan demikian suatu penelitian dapat dipecahkan masalahnya tergantung pada ketepatan dan keakuran dalam menentikan metode penelitiannya. Metode ini merupakan deskriptif kualitatif. Menurut moleong (2012:302) penelitian deskriptif adalah memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Metode deskriptif dapat dikatakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode penelitian kualitatif adalah penellitian kualitatif yaitu penelian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

(29)

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.(Moleong, 2007,6)

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan alasan bahwa peneliti berusaha menggambarkan dan ingin mengetahui bagaimana Dampak Pelaksanaan Program Layanan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang Jl. Empu Ronggo II/11 Ombul Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin yang berdiri pada tanggal 14 Oktober 2014 berada di Desa Apaan Kecamatan Pangarengan kabupaten Sampang Jawa Timur merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang sosial. Segala bentuk rencana kegiatan yang diperioritaskan oleh LKSA Hidayatul Muhtadin selaras dengan program nasional salah satunya dalam Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Untuk itu diperlukan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang, Pemerintah Propinsi Jawa Timur (JATIM) dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sampang, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial. Keberadaan LKSA Hidayatul Muhtadin dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dan

(30)

perlindungan bagi anak-anak penyandang masalah sosial agar dapat memperoleh kehidupan yang layak.

C. Sumber Data

Sumber data menurut bogdan dan lofland seperti yang dikutip oleh Moleong (2000:112), sumber data utama dalaam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahaan seperti dokumen dan lain-lain. Yang menjadi sumber informasi adalah seorang atau lebih yang dapat dijadikan nara sumber data, karena dianggap menguasai bidang permasalahan dan berhubungan erat dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Untuk mempermudah dalam penelitian ini, sesuai dalam penelitian ini maka sumberdata adalah informan, infoman awal dipilih secara purposive (Purposive sampling). Ini dimaksud untuk memilih informan yang benar-benar dapat digunakan dan sesuai yang diharapkan.

Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dalam hal ini data dikumpulkan melalui melalui teknik sampling dengan penggalian data pihak yang dianggap informan untuk kemudian terus mengelinding sampai data yang diperoleh mencapai titik jenuh (suatu keadaan dimana data yang dipeleh dari beberapa pihak mempunyai makna yang sama).

Untuk keperluan tersebut, maka peneliti dalam hal ini mengelompokkan dua jenis data berdasarkan cara memperolehnya, yaitu:

(31)

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung baik melalui wawancara, obsevasi yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

 Sumber Data/Surposive Sampling: 1. Kepala lembaga LKSA

2. Bagian staf LKSA 3. Siswa/Siswi

b. Data sekunder adalah sumber yang memberikan data atau keterangan kepada peneliti tentang masalah yang diteliti, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Yaitu mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya dalam hal ini yang menjadi data sekunder yaitu buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dokumen-dokumen yang berisi informasi penting(sugiyono,2008:225)

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dilapangan yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Wawancara / interview

Menurut Moleong (1996:1350) mengemukakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajikan pertanyaan dan

(32)

yang diwawancarai yang memberikan jawaban atau pertanyaan itu. Untuk mendapatkan data dalam rangka peneliti ini maka akan digunakan pedoman wawancara sebagai alat untuk membatasi penelitian agar tidak terlalu meluas dan meminimalisirkan pertanyaan yang tidak sesuai dengan fokos

2. Dokumen

Yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen atau catatan-catatan yang ada pada tempat penelitian yang penting dan mempunyai hubungan dengan objek penelitian.

Menurut moleong (1996:1610) menyatakan bahwa dokumen adalah setiap bahan penulis atau film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan penyidik. Dokumen dokumen yang digunakan untuk memberikan data tambahan sebagaai data sekunder yang membantu peneliti untuk memperoleh data yang dekat dengan fenomena yang dipelajari.

E. Analisis Data

Terdapat teknik teknik analisis lain, seperti yang dikemukakan Milws dan Humberman (1990), yaitu model analisis data berlangsung atau mengalir (flow model analisis), menurutnya, ada empat aktivitas yang dilakukan melalui pendekatan ini, yaitu: pertama pengumpulandata. Kedua reduksi data. Ketiga display data. Ke empat verifikasi/menarik kesimpulan

(33)

1. Pengumpulan data

Merupakan proses yang berlangsung sepanjang penelitian dengan menggunakan seperangkat instrumen yang telah digunakan guna memperoleh informasi data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam proses pengumpulan data ini, seorang peneliti dapat melakukan analisis secara langsunng sesuai dengan informasi data yag diperoleh dilapangan

2. Reduksi data

Merupakan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstaksikan, dan mentranformasi data mentah yang muncul dalam penulisan catatan lapangan. Reduksi data bukan merupakan suatu yang terpisah dari analisis. reduksi data adalah bagian dari analisis.

3. Display data

Adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam upaya menggambarkan kesimpulan dan mengambil tindakan. Biasanya dalam bentuk display (penampilan) data kualitatif menggunakaan teks narasi. Sebagai reduksi data kreasi dan penggunaan display juga bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analis, akan tetapi merupakaan bagian dari bagian analisis.

(34)

4. Verifikasi dan menarik kesimpulan

Merupakan aktivitas analisis, dimana pada awala pengumpulan data, seorang analisis mulai memutuskan apakah sesuatu bermakna, atau tidaka mempunyai keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proposisi.

Dengan demikian, komponen-komponen analisis data dari Miles dan Humberman dalam Sugiono (2015:136)dalam model interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar : Model analisis interaktif Miles dan Hamberman. Pengumpulan data

Display data

Reduksi data

Penarikan kesimpulan/verifikasi

(35)

F. Keabsahan Data

untuk dapat memperoleh keabsahan data maka dilakukan melaluli sejumlah kriteria tertentu yaitu:

a. Derajat kepercayaan

Kriteria dimaksudkan sebagai peengganti konsep validitas internal dari penelitian kualitatif. Hal ini berfungsi untuk menemukan data sehingga data yang diperoleh bisa menunjukkan derajat kepercayaan. Peneliti melaksanakan pembuktian atas kenyataan-kenyataan yang sedang diteliti.

(36)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

a. Gambaran Umum Program LKSA Hidayatul Muhtadin

Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) adalah program dukungan sosial khusus yang diselenggarakan Kementerian Sosial untuk menyelamatkan anak-anak yang rentan mengalami atau telah berada dalam situasi krisis perlindungan anak yang membahayakan keselamatan, kesejahteraan, dan kelangsungan tumbuh-kembangnya di masa depan. Dikembangkan dan diselenggarakan dengan melibatkan dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan organisasi kemasyarakatan, PKSA diharapkan tumbuh menjadi sebuah model penanganan permasalahan sosial yang akan berkontribusi pada terbangunnya sistem layanan di seluruh tingkatan pemerintahan dan masyarakat dalam menjamin pemenuhan hak dasar anak dan terlindunginya anak dari ketelantaran, kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan diskriminasi sehingga dapat terjaga kelangsungan hidupnya, tumbuh dan berkembang, serta dapat berpartisipasi secara optimal sesuai dengan potensinya.

(37)

a. Deskripsi lokasi

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin adalah lembaga yang berdiri pada tanggal 14 Oktober 2014 berada di Desa Apaan Kecamatan Pangarengan kabupaten Sampang Jawa Timur merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang sosial. Segala bentuk rencana kegiatan yang diperioritaskan oleh LKSA Hidayatul Muhtadin selaras dengan program nasional salah satunya dalam Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Untuk itu diperlukan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang, Pemerintah Propinsi Jawa Timur (JATIM) dan Pemerintah Pusat dalam hal ini Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sampang, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Sosial. Keberadaan LKSA Hidayatul Muhtadin dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dan perlindungan bagi anak-anak penyandang masalah sosial agar dapat memperoleh kehidupan yang layak

b. Keadaan siswa belajar

Data anak yang berpenghuni di lembaga kesejahteraan sosial anak LKSA hidayatul muhtadin.

(38)

DAFTAR NAMA-NAMA ANAK PANTI

NAMA PANTI : LKSA Hidayatul Muhtadin Dsn Ombul Desa Apa'an Pangarengan KAB/KOTA : Sampang

PROVINSI : Jawa Timur

No. Nama

Jenis Tempat Tanggal Keadaan Identitas TempatTinggal PengasuhUtama Alasan Nama Nama Alamat Pendidkan Kelamin Lahir Lahir OrangTua*) Anak **) (DidalamAnak SebelumAnak MasukPanti Ayah Ibu Orang Tua Anak

Panti/Diluar

Panti Panti ***)Masuk ****)

1 Zainul Alim L Sampang 15/01/2007 1 3 Diluar Panti 1 10 Mu`inAbd.

(Alm) Misnati Ombul- Apa'an MI

2 Saiful Anwar L Sampang 24/10/2006 1 3 Diluar Panti 1 10 SamsulArifin Rohimah Apa'an MI

3 Ach. Fauzen L Sampang 21/03/2006 1 3 Diluar Panti 1 10 SodikMoh. Musirroh Apa'an MI

4 Alimuddin L Sampang 06/08/2005 1 3 Diluar Panti 5 10 Mathari Amina Ombul- Apa'an MI

5 Abd. KhodirJailani L Sampang 25/07/2005 1 3 Diluar Panti 1 10 HantoroMosleh Marfuatun Ombul- Apa'an MI 6 Moh. Fauzi L Sampang 12/06/2006 1 3 Diluar Panti 1 10 Ahmad(Alm) Sulalah Pacangga'an MI

(39)

Tohir Hasinah

9 RizalMuhaimin L Sampang 25/07/2004 1 3 Diluar Panti 5 10 Mu'inAbd. Hasanah Ombul- Apa'an MI 10 Rifki ArdiAnsyah L Kudus 06/09/2004 1 3 Diluar Panti 1 10 AchmadMustofa Sunarmi Ombul- Apa'an MI 11 MohammadSyu'aib L Sampang 15/04/2003 1 3 Diluar Panti 1 10 SamsulArifin Muhimmah Ombul- Apa'an MI 12 RiyadusShalihin L Sampang 02/03/2002 1 3 Diluar Panti 1 10 Amiruddin Sa'adeh Ombul- Apa'an MTs 13 Nasrullah L Sampang 13/07/2003 1 3 Diluar Panti 1 10 RahmanAbd Khairiyah Ombul- Apa'an MTs 14 Junaidi L Sampang 12/05/2002 1 3 Diluar Panti 1 10 MotholibAbd. Juma’ati Ombul- Apa'an MTs 15 Moh. RiskiRomadhoni L Sampang 25/11/2003 5 3 DidalamPanti 5 3 H. Miskah Musaria Pacangga'an MTs 16 Khairul Anam L Sampang 06/11/2002 1 3 Diluar Panti 1 10 MughniAbdul Mufarrohah Ombul- Apa'an MTs 17 Fendiyanto L Sampang 15/09/2000 1 3 DidalamPanti 1 3 SamaletRiadi Suratiyah Pacangga'an MTs 18 MausulHisbullah L Sampang 12-04-2003 1 3 DidalamPanti 1 3 Rusli Durriyah Ombul- Apa’an MTs 19 MulhikulAbror L Sampang 22-08-2003 1 3 DidalamPanti 1 3 MohamadAhyak Musarrofah Ombul- Apa’an MTs 20 Darus Salam L Sampang 29-08-2001 1 3 DidalamPanti 1 3 H. Abd.Salam Amina Ombul- Apa’an MTs

(40)

22 Abd. Haris L Sampang 06-08-1998 1 3 DidalamPanti 1 3 Wasil MarwiyahSiti Ombul- Apa’an SMA 23 RizelMubarok L Sampang 05-Mei-00 1 3 DidalamPanti 1 3 Molyadi Khoiriyah Dsn.NanggungaSiti MTs 24 Moh. Muafi L Sampang 02-Feb-97 3 3 DidalamPanti 5 3 Mijo (Alm) Atmaniyah Tanamereng SMA

25 Abd. Rosyid L Sampang 17-Okt-97 1 3 DidalamPanti 1 3 Misruji Toyyibah Pacangga'an SMA

Catatan/Keterangan:

*) **) ***) ****)

1. Kedua Orang Tua 1. Surat Kenal Lahir 1. Orang Tua 1. Yatim Piatu 7. Korban Konflik 2. Yatim Piatu 2. Akta Kelahiran 2.Kakek/Nenek 2. Ditelantarkan 8. Korban Bencana 3. Yatim 3. Kartu Keluarga 3.Paman/Bibi 3. Miskin/TdkMampu 9. Putusan Pengadilan 4. Keadaan Orang Tua tdk

diketahui 4. KTP 4. Saudara Kandung 4. Sulit Diatur/TdkDisiplin 10. Pendidikan

5. Keadaan ayah tdk diketahui 5. Surat PengantarDesa/Kel 5. Kerabat 11. Pendidikan Agama

6. Keadaan ibu tdk

(41)

Data diatas adalah data anak yang masuk program LKSA Hidayatul Muhtadin mayoritas anak yang ada di LKSA karena tidak mampu untuk menuntaskan sekolahnya jadi anak tersebut mendaftarkan untuk masuk LKSA. Dari data anak yang ada di Lembaga Kesejah Teraan Sosial Anak (LKSA) kebanyakan masih ada orang tuanya dan hanya beberapa yang tidak ada orang tuanya identitas pada anak, semuanya menggunakan identitas Kartu Keluarga (KK) pengasuhan anak sebelumnya yaitu kebanyakan diasuh oleh orangtuanya dan hanya bebeerapa saja yang diasuh oleh kerabatnya. alasan anak yang masuk pada Lembaga Kesejahteraan Sosial anak (LKSA) dari 25 anak yang masuk di LKSA yaitu 15 anak karena ingin meneruskan sekolahnya dan 10 anak karena miskin dan tidak mampu.

(42)

c. Keadaan tutor

Keadaan tutor sebagai penyelenggara program Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak berlokasi dijalan empu ronggo desa Apaan kec. Pangarengan Kab. Sampang

(43)

NO. NAMA JENIS KELAMIN TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR MULAI BEKERJA DI PANTI JABATAN STATUS KEPEGAWAIAN* LATAR BELAKANG PENDIDIKA N TERAKHIR PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI 1.

Imam Syafiih, S.Com L Sampang 12/07/1988 2004 Ketua 1 S1 Komputer

2.

Moh. Yusuf, S.Pd.I L Sampang 11/04/1986 2008 Sekretaris 1 S1 Komputer

3.

Zainal Abidin, S.Pd.I L Sampang 15/06/1986 2010 Bendahara 3 S1 Pendidikan

Anak 4.

Imam Tirmidzi, S.Th.I L Sampang 05/02/1981 2004 Seksi Dakwah 1 S1 Da’i

5.

Moh. Ahyak, S.Pd.I L Sampang 12/05/1971 2004 Seksi

Pendidikan 1 S1

Pendidikan Anak 6.

Ahmad Faisol, S.Pd.I L Sampang 12/05/1986 2008 Seksi Sosial 1 S1 Pendidikan

Anak 7.

Zainuddin L Sampang 25/01/1979 2004 Seksi

Pendanaan 1 SD

Pendidikan Anak 8.

Erfan Efendi L Sampang 22/11/1990 2014 Seksi Humas 3 MA

-9.

Taubatan Nasuha P Sampang 15/06/1992 2010 Seksi

Konsumsi 3 MA

Pendidikan Anak 10.

Abd. Rosyid, S.Sos L Pamekasan 01/04/1983 2008 Pendamping

Anak Asuh 1 S1

Pendidikan Anak

(44)

Uraian tugas masing-masing jabatan:  Ketua

- Sebagai mandataris musyawarah kepengurusan dan sidang istimewa - Merupakan Top Leader untuk menjaga kestabilan dan kedinamisan

organisasi

- Sebagai pimpinan dan penanggung jawab tertinggi organisasi - Pemegang kebijaksanaan umum

 Sekretaris

- Pemegang kebijakan tertinggi pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin dibidang Administrasi Kesekretariatan

- Sebagai pelaksana harian membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya

- Sebagai penanggung jawab Administrasi Kesekretariatan

- Pengganti ketua dalam hal kekuasaan dan kebijakan, apabila keduanya berhalangan

- Sebagai penertib sistem keorganisasian  Bendahara

- Fungsionaris pengurus LKSA.

- Pelaksana kebijakan umum dibidang keuangan - Melaksanakan program dibidang keuangan

(45)

- Bersama ketua dan pengurus lainnya mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan

- Bertanggung jawab kepada ketua

- Melaporkan keluar masuknya keuangan kepada ketua

- Memberikan bimbingan kepada bendahara panitia kegiatan dalam hal pembuatan pendanaan dan laporan keuangan dalam LPJ kegiatan - Mencatat keluar masuknya dana dan mengatur sirkulasi keuangan

organisasi

- Bertanggung jawab kepada Musyawarah Kepengurusan  Pengurus Seksi

- Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya - Membuat format awal terhadap program kerja yang dibidanginya. - Melaksanakan program pada seksinya masing-masing \

- Bertanggung jawab atas jalannya program seksi yang dipimpinnya - Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan masing-masing

seksi

- Memperhatikan dan menjaga keharmonisan antara seksi yang satu dengan seksi yang lain

(46)

Maksud disusunnya Mekanisme Kerja Pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kelancaran dan tertib organisasi

2. Memberikan arahan dan acuan yang jelas, terinci dan terencana bagi pelaksanaan kegiatan organisasi

3. Terwujudnya administrasi yang rapi

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan kedinamisan suatu organisasi harus didukung oleh keuletan anggota dan kreativitas yang tinggi, sarana dan prasarana modal serta penataan yang efektif dan efisien. Tertibnya organisasi dalam menjalankan kegiatan, harus ditopang oleh pengurus yang bekerja efektif, ulet dan didukung oleh partisifasi seluruh anggota. Apabila unsur-unsur di atas terpenuhi secara keseluruhan, maka dapat mengantarkan organisasi mencapai tujuan serta terciptanya suasana tertib, lancar dan dinamis.

1. Mekanisme kerja pengurus merupakan kerangka acuan yang bersifat umum bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin beserta segenap aparat organisasinya.

2. Mekanisme kerja pengurus merupakan deskripsikonstitusi lanjutan dari AD/ART Lembaga Kesejahteraan SosialAnak (LKSA) Hidayatul Muhtadin.

(47)

Jika pengurus lembaga tidak ada maka yang akan terjadi adalah program di lembaga tidak akan berjalan dengan apa yang diharapkan karena para pengurus lembaga adalah ketercapaian dari sebuah program.

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin sekurang-kurangnya teridiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, untuk melaksanakan kebijaksanaan organisasi secara operasional, maka dibentuklah bagian-bagian yang diperlukan.

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin diurus oleh suatu badan pengurus yang terdiri dari : 1. Penasehat 2. Pengurus Inti 3. Donatur.

Kedaulatan tertinggi berada ditangan seluruh Pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin yang diwujudkan melalui musyawarah kepengurusan 2. Musyawarah Pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin dilakukan satu tahun sekali

d. Sarana dan prasara yang digunakan di LKSA Hidayatul Muhtadin

untuk mendukung kegiatan program di LKSA hidayatul muhtadin maka sarana dan prasana yang di perlukan adalah sebagai berikut:

-

menyediakan sarana dan prasarana program kegiantan

(48)

-

menyediakan dapur beserta peralatan makan

-

menyediakan kamar mandi besta

-

menyediakan peralatan kebersihan

-

menyediakan ruang kelas beserta perlengkapannya seperti bangku papan tulis dan alat tulis untuk kegiatan bimbingan yang akan diikuti

-

menyediakan ruang belajar komputer

-

menyediakan ruang perpustakaan agar anak asuh bisa membaca dengan mudah

-

menyediakan musholla untuk kegiatan ibadah anak asuh

-

menyediakan lapangan olahraga untuk kegiatan olahraga anak asuh

sarana dan prasarana perkantoran

-

menyediakan segala kebutuhan perkantoran pada masing-masing sub bagian dan seksi, menyediakan komputer dikantor dan segala keperluan yang dibutuhkan dikantor

Tujuannya program LKSA Hidayatul Muhtadin bertujuan sebagai berikut:

(49)

 Turut serta mendukung pemerintahan dalam upaya mencerdaskan anak kurang mampu (yatim, terlantar, dan dhu’afa )melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal  Turut serta dalam memajukan kepentingan umum dalam

bidang kesejahteraan sosial, dan budaya

 Turut serta dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan negara republik indonesia

 Melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, berdaya guna atau berhasil guna bagi masyarakat dan pemerintah

 Lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin tidak berafiliasi dengan partai politik

 Turut serta membantu pemerintah dalam memberantas buta huruf dan buta aksara.

 Turut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan pendidikan intelektual, emosional, dan spiritual.

e. Deskripsi hasil temuan penelitian tentang program lksa yaitu: merupakan upaya Pengasuhan anak untuk program lksa Lembaga Kesejahteraan sosial anak menyatakan standar pelayanan adalah seperti orang tua bagi anak-anak yang ditempatkan di lembaga, dan selayaknya orang tua, maka lembaga tersebut bertanggung jawab untuk memenuhi pemenuhan hak-hak anak yang meliputi hak terhadap

(50)

perlindungan, hak terhadap tumbuh kembang (mendukung perkembangan kepribadian anak, memfasilitasi relasi anak dengan keluarga dan pihak lainnya secara positif dan menyekolahkan anak); hak terhadap partisipasi (mendengar, mempertimbangkan serta mengimplementasikan suara dan pilihan anak); serta memenuhi hak anak terhadap kelangsungan hidup (memenuhi kebutuhan dasar anak terhadap makanan, minuman dan fasilitas yang aman). Dari adanya program LKSA tersebut

Salahsatu upaya pemerintah dalam menangani masalah anak ini

adalah melalui program kesejahteraan sosial anak (PKSA) dibawah

tanggung jawab kementrian sosial republik indonesia, PKSA adalah

upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk

layanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak meliputi bantuan

pemenuhan kebutuhan dasar, layanan sosial dasar dan oenguatan bagia

anak.

Program kesejahteraan sosial anak sangat diperlukan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan anak, seperti kebutuhan pendidikan, kebutuhan

kesehatan, kebutuhan bermain serta kebutuhan anak lainnya, anak

yang putus sekolah dapat melanjutkan sekolah kembali, dengan adanya

Program kesejahteraan untuk anak memberikan manfaat dalam

(51)

lain anak menjadi termotivasi untuk belajar dan dan mengubah

perilaku yang lebih baik. Antara lain mendapatkan fasilitas dan

kesempatan untuk tumbuhkembangnya secara sehat dan wajar dan

mendapatkan pendidikan yang layak dan untuk anak dapat dirasakan

manfaatnya.

Memberikan layanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka kearah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.

Penyelenggara pelayanan kesejahteraan sosial anak di program LKSA sehingga terbentuk manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup keluarganya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas.

Bapak weheb selaku ketua yayasan progran lksa, menyatakan :

Program Lksa yang berfungsi sebagai pendukung pemerintah dalam upaya mencerdaskan anak yang kurang mampu melalui jalur formal maupun non formal, Lembaga kesejahteraan sosial anak atau LKSA ini merupakan sebuah lembaga sosial yang menyelenggarakan kegiatan:

(52)

-

Pendidikan Non Formal

 Pendidikan tartilul Qur’an  Pengajian kitab

 Diadakannya pembelajaran TIK

Di LKSA itu salahsatunya yaitu tartilul Quran jadi anak-anak di LKSA itu mempunyai aktivitas untuk belajar dan menghafal Al-quran agar nanti anak-anak LKSA itu bisa melanjut perguruan tinggi yang ada program beasiswa tartilul quran jadi anak-anak LKSA yang ada disini memang di proitaskan itu untuk menghafal Quran nanti dari lembaga akan diajukan untuk bisa melanjutkan kuliah. Dan yang lainnya yaitu ilmu tekhnologi jadi program LKSA junga mengadakan ilmu komputer karena IT itu sangat penting pada saat ini didalam berpendidikan, didalam pesantren, didalam lembaga maupun sehari-hari jadi ana-anak itu tidak awam artinya ana-anak itu memahami bahwa globalisasi itu sangat penting. (wawancara pada tanggal,11-7-2017)

2.1 Dampak Yang Diharapkan Dalam Program LKSA Hidayatul Muhtadin

Adapun dampak yang diharapkan dalam pelaksanaan program lembaga kesejahteraan sosial anak di lembaga hidayatul muhtadin sebagaimana dinyatakan oleh salah satu penyelenggara program lksa hidayatul muhtadin di pangarengan sampang yaitu: Bapak imam syafiih S.kom selaku ketua LKSA Hidayatul Muhtadin menyatan:

Program LKSA tersebut yaitu anak yang dulunya putus sekolah bisa meneruskan sekolah dan anak tersebut dulunya tidak mengenal komputer dengan adanya LKSA anak tersebut bisa belajar komputer. . (wawancara pada tanggal,11-7-2017)

(53)

Sumber: dari hasil penelitian di LKSA Hidayatul Muhtadin.

Dari pernyataan foto diatas, dapat disimpulkan bahwa: bimningan dan latihan yang diberikan kepada anak-anak yang ada di LKSA Kec.Pangarengan Kab.Sampang yaitu sebagia bekal untuknya nanti, sehingga perlu disesuaikan dengan fakta dan tuntutan yang ada.

Program LKSA cenderung dilaksanakan secara sektoral, jangkauan pelayanan terbatas, mengedepankan pendekatan institusi dan dilaksanakan tanpa rencana strategis. Untuk itu diperlukan kebijakan dan program kesejahteraan sosial anak yang terpadu, berkelanjutan, menjangkau seluruh anak yang mengalami masalah sosial melalui sistim dan program kesejahetraan dan sosial anak yang melembaga dan profesional dengan mengedepankan peran dan tanggung jawab.

Kesejahteraan sosial anak yaitu agar kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial anak agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksa- nakan fungsi

(54)

dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlin-dungan dari kekerasan dan diskriminasi. upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak, yang meliputi bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas pelayanan sosial dasar, peningkatan potensi diri dan kreativi-tas anak, penguatan orang tua/keluarga dan penguatan lembaga kesejahteraan sosial anak.

Dampak yang diharapkan juga dinyatakan oleh salah satu Staf Ahmad Faisol, S.Pd.I seksi sosial.

Dari Lksa ini mengharapkan pada anak-anak yang kurang mampu bisa memberikan bantuan yang layak setidaknya anak tersebut bisa menerima bantuannya dan yang diharapkan dapat menuntaskan yang namanya buta huruf dan di LKSA Hidayatul Muhtadin tersebut bisa memberikan pengetahuan dan wawasan dan dapat memberikan perlindungan dan terpenuhinya kebutuhan anak-anak yang ada di LKSA Hidayatul Muhtadin setidaknya dapat merasakan hal yang sama dengan anak-anak lainnya

meskipun tidak sepenuhnya terpenuhi karena di LKSA sendiri masih dibilang cukup muda karena masih baru. . (wawancara pada tanggal,11-7-2017)

(55)

Dampak yang diharapkan juga di nyatakan oleh salah satu anak yang ada di lksa hidayatul muhtadin yaitu Fendiyanto asal dari daerah sampang

saya ingin seperti anak-anak yang lain dapat merasakan yang namanya bersekolah dan ingin menguasai mengenai tentang teknologi komputer yang ada di kegiatan LKSA tersebut. (wawancara pada tanggal,11-7-2017)

Untuk memastikan keselarasan program dengan perubahan kerangka kebijakan pembangunan nasional dan menjaga keberlanjutan upaya mensejahterakan anak Indonesia, Kementerian Sosial telah memastikan bahwa pengembangan pola operasional Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) bersumber pada rumusan Rencana Strategis Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak 2015-2019, dan mengacu pada Kebijakan nasional tentang pemenuhan hak anak telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019.

Penyelenggaraan upaya kesejahteraan sosial anak seperti halnya Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) di tengah dinamika pembangunan sosial, ekonomi, dan politik Indonesia seperti saat ini bukanlah persoalan sederhana. Ragam tantangan harus diantisipasi secara cerdas, terutama dari perkembangan situasi permasalahan anak dan dinamika pengembangan sistem layanan sosial di masyarakat.

(56)

2.2 Dampak Yang Tidak Diharapkan Dalam Lembaga LKSA Hidayatul Muhtadin

Kesejahteraan sosial anak adalah bagian dari permasalahan kesejahteraan sosial masyarakat yang perkembangannya sangat dipengaruhi oleh dinamika pembangunan sosial yang terjadi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, perubahan merupakan elemen penting dalam PKSA.Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak secara terencana dan berkelanjutan akan melakukan upaya-upaya pengembangan PKSA berdasarkan kajian-kajian terstruktur terhadap kemajuan dan pembelajaran-pembelajaran yang diperoleh dari penyelenggaraan PKSA di berbagai tingkatan

Adapun dampak yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan program lembaga kesejahteraan sosial anak di lembaga hidayatul muhtadin sebagaimana dinyatakan oleh salahsatu penyelenggara programa lksa hidayatul muhtadin di pangarengan sampang yaitu: Bapak imam syafiih s.kom selaku ketua LKSA Hidayatul Muhtadin menyatan:

Dampak yang tidak diharapkan yaitu hal-hal yang menyimpang dalam peraturan di LKSA ini seperti anak tersebut sudah diberikan arahan yang baik tapi belum juga mengerti jadi hal tersebut bisa memberikan dampak buruk bagi anak tersebut dan anak tersebut gagal dalam menjalankan bimbingan kegagalan dalam mendidik anak itulah yang tidak diharapkan. . (wawancara pada tanggal,11-7-2017)

(57)

Dampak yang tidak diinginkan juga dinyatakan oleh salah satu Staf Ahmad Faisol, S.Pd.I seksi sosial.

Jika anak yang ada di LKSA tersebut tidak dapat menerima peraturan dengan baik di LKSA tersebut maka itu dinamakan gagal binaan hal-hal tersebut lah yang tidak diinginkan terjadi. . (wawancara pada tanggal,11-7-2017)

3. a. Komponen Penyelenggaraan PKSA Hidayatul Muhtadin Lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin ini membantu dalam bidang sosial untuk kesejahteraan masyarakat khususnya anak. Untuk mencapai tujuan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) dikembangkan sebagai program dukungan sosial bagi anak dengan mensinergikan pemanfaatan komponen inti Bantuan Tunai Bersyarat dan Layanan Rehabilitasi Sosial.

b. Lingkup Layanan

PKSA dirancang sebagai upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan social dan bantuan kesejah teraan sosial anak yang meliputi :

-

Bantuan sosial pemenuhan kebutuhan dasar (akte kelahiran, nutrisi);

(58)

-

Penguatan resiliensi anak melalui pengembangan keterampilan hidup anak, baik dalam area personal, sosial, dan vokasional;

-

Penguatan tanggung jawab dan kemampuan orang tua/keluarga dalam pengasuhan dan perlindungan anak

-

Penguatan kelembagaan kesejahteraan sosial anak. 4. Kelompok sasaran dari LKSA Hidayatul Muhtadin

Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) diselenggarakan untuk memberikan layanan rehabilitasi sosial bagi anak-anak yang mengalami permasalahan perlidungan anak yang, dengan alasan kekhususan permasalahannya, dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

a. Anak yang mengalami keterlantaran pengasuhan (usia 6 – 18 tahun);

b. Anak yang hidup dan bekerja di jalanan; c. Anak yang berhadapan dengan hukum; d. Anak dengan disabilitas;

e. Remaja rentan; dan

f. Anak yang membutuhkan perlindungan khusus lainnyaLayanan sosial yang diselenggarakan oleh jejaring sistem sumber

(59)

 Layanan pemeriksaan dan tindakan medis serta pemulihan kesehatan yang meliputi:

-

Layanan pemeriksaan dan pemulihan masalah psikologis/menta

-

Layanan pendampingan dan bantuan hokum

-

Layanan penyelenggaraan pendidikan

-

Layanan perlindungan, rehabilitasi, dan jaminan social

-

Layanan administrasi kependudukan

5. Tujuan Dari Terlaksananya LKSA Hidayatul Muhtadin Tujuan umum

a. Tertanganinya masalah-masalah perlindungan anak di masyarakat secara layak, sistemik, dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh-kembang anak

b. Meningkatnya komitmen dan kemampuan orangtua/ pengasuh dalam menjalankan peran dan tanggungjawab pengasuhan anak c. Meningkatnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam

upaya-upaya perlindungan anak

d. Terbangunnya mekanisme layanan dan sistem rujukan kesejahteraan dan perlindungan anak di tingkat daerah

(60)

Tujuan Khusus

a. Terselenggaranya layanan perlindungan anak bagi anak yang mengalami kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi, dan keterlantaran

b. Meningkatnya kemampuan anak yang meliputi kemampuan menyelesaikan masalah, melindungi diri, belajar, beradaptasi, berpartisipasi, dan kemampuan lainnya yang dibutuhkan untuk dapat berfungsi secara sosial sesuai tingkat perkembangannya. c. Meningkatnya pemahaman orangtua/pengasuh tentang

tanggungjawab dan tuntutan peran mereka dalam pengasuhan dan perlindungan anak

d. Meningkatnya kemampuan orangtua dalam mengurangi resiko dan mengatasi masalah perlindungan anak di dalam lingkungan pengasuhan anak

e. Dinas atau unit kerja di daerah yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan urusan kesejahteraan sosial memiliki kemampuan mengelola layanan perlindungan anak dan mampu berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan sistem layanan kesejahteraan anak di daerah

f. LKSA memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan keseluruhan tahapan layanan perlindungan anak, sesuai dengan kaidah penanganan kasus dalam pekerjaan sosial

(61)

g. Meningkatnya inisiatif masyarakat dalam upaya-upaya promotif, pengurangan resiko, dan penanganan masalah perlindungan anak di daerah.

B. Pembahasan

Setelah memaparkan hasil wawancara dari hasil penelitian di hubungkan teori serta pendapat ahli yang menyeliputi penyelenggaraan dan pengembangan program Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Hidayatul Muhtadin dan manfaat dari LKSA Hidayatul Muhtadin akan dibahas

Salahsatu upaya pemerintah dalam menangani masalah

anak ini adalah melalui program kesejahteraan sosial anak (PKSA)

dibawah tanggung jawab kementrian sosial republik indonesia, PKSA

adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan

oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dalam

bentuk layanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar anak meliputi

bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, layanan sosial dasar dan

oenguatan bagia anak.

Program kesejahteraan sosial anak sangat diperlukan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan anak, seperti kebutuhan pendidikan, kebutuhan

kesehatan, kebutuhan bermain serta kebutuhan anak lainnya, anak

Gambar

Gambar : Model analisis interaktif Miles dan Hamberman.

Referensi

Dokumen terkait

Stasiun III memiliki pH air terendah karena lokasinya berada dekat dengan vegetasi daratan (area pertanian sawah) yang memiliki kandunganasam lebih tinggi dan jauh dari

berbasis web. Penggunaan sistem E-Voting mempermudah mahasiswa dalam proses pemilihan karena tidak perlu datang ke kampus, di sisi lain menghemat biaya pelaksanaan

Penelitian Stefane et al juga menemukan hasil yang serupa, yaitu terdapat korelasi negatif kuat antara disabilitas aktivitas sehari-hari dengan kualitas hidup

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk

Tujuan penelitian : (1) Mengetahui perubahan garis pantai di pesisir Kabupaten Rembang Tahun 2003 – 2014 (2) Mengetahui perubahan penggunaan lahan di pesisir

IIIB di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatussalikin Air Itam Pangkalpinang tergolong baik yang aktivitas siswanya terdiri dari tiga indikator yaitu siswa memperhatikan penjelasan

Dengan menggunakan arsip pelanggan yang telah anda buat untuk keluarga Tuan Wijaya, dalam jangka waktu 10 menit tambahkan uraian pembayaran berikut ini pada kartu reservasi:. •

Manjusri, yang sudah mencerahkan sang putri, mengakui pencapaian Kesadaran Buddha dari Putri Raja Naga, akan tetapi bagi orang lain yang berkumpul di sana, adalah suatu