• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN BANYUMAS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, Rencana Strategis Kantor Kementeraian Agama Kabupaten Banyumas tahun 2020-2024 dapat diselesaikan dengan baik.

Rencana Strategis Kantor Kementeraian Agama Kabupaten Banyumas (Renstra Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas) disusun berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Agama tahun 2020-2024, hasil evaluasi Rencana Strategis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas tahun 2015-2019, dan aspirasi masyarakat. Dalam proses penyusunannya, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas menggunakan metode dan kerangka berpikir yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1052 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2020-2024

Renstra Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas tahun 2020-2024 ini memuat tujuan, sasaran kegiatan, arah kebijakan, dan strategi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas selama 5 (lima) tahun mendatang yang fokus pada pencapaian tujuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas. Renstra Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas ini telah mengacu pada 5 (lima) tujuan pencapaian misi Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas, yang mana kelima tujuan tersebut diterjemahkan ke dalam 41 (empat puluh satu) Sasaran Kegiatan berdasar pada Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan.

Renstra Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas tahun 2020-2024 menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh satuan kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas dalam periode lima tahun ke depan. Renstra Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas ini diharapkan dapat mendukung pencapaian program pemerintah pada sektor pembangunan bidang Agama dan Pendidikan Agama tahun 2024.

Purwokerto, 28 September 2020 Kepala

Drs. H. Akhsin Aedi, M.Ag. NIP. 196403221992031002

(3)

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERAIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS

NOMOR : 653 TAHUN 2020 TENTANG

PENETAPAN RENCANA STRATEGIS KANTOR KEMENTERAIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2020-2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2020-2024, perlu menetapkan Keputusan Kepala Kantor Kementeraian Agama Kabupaten Banyumas tentang Rencana Stategis Kantor Kementeraian Agama Kabupaten Banyumas Tahun 2020-2024; Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);

3. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2006 Nomor 96);

6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152);

(4)

7. Peraturan Presiden RI Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);

8. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 117);

9. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia Nomor680 Tanggal 30 Juni 2020);

10. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1052 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2020-2024

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA TENTANG RENCANA STRATEGIS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2020-2024.

KESATU : Menetapkan Rencana Strategis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Tahun 2020-2024 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Rencana Strategis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Tahun 2020-2024 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU disusun sebagai pedoman untuk :

1. Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja di lingkungan Kantor Kementeraian Agama Kabupaten Banyumas;

2. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Purwokerto

pada tanggal 28 September 2020 KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BANYUMAS

AKHSIN AEDI

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... KATA PENGANTAR ... SK KEPALA KANKEMENAG KAB BANYUMAS TENTANG RENSTRA KEMENAG KAB BANYUMAS TAHUN 2020-2024 ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR SINGKATAN ... i ii iii v vii viii ix BAB I : PENDAHULUAN... A. Kondisi Umum ... 1. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama ... a. Penyediaan Penyuluh Agama ... b. Festival Keagamaan ... c. Pemberdayaan Lembaga Sosial Keagamaan ... 2. Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama ... 3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama ... a. Pelayanan Administrasi Keagamaan ... b. Pengembangan Rumah Ibadat ... 4. Peningkatan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi

Ekonomi Keagamaan ... a. Pengelolaan dan Pendayagunaan Zakat ... b. Pengelolaan dan Pendayagunaan Wakaf ... 5. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah ... a. Pengembangan Sistem Pendaftaran Haji ... b. Pengembangan Pelayanan Haji ... c. Pengembangan Pelayanan Umrah ... 6. Peningkatan dan Pemerataan Akses dan Mutu Pendidikan Agama

dan Pendidikan Keagamaan ... a. Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam ... 7. Peningkatan kualitas tata kelola pembangunan bidang agama ... a. Tata Kelola Perencanaan Program ... b. Tata Kelola Kepegawaian ...

1 1 1 2 3 4 5 6 6 7 7 8 9 10 10 11 11 12 12 19 19 20

(6)

c. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan ... d. Pemanfaatan Teknologi Informasi ... e. Implementasi Reformasi Birokrasi ...

21 21 22 B. Potensi dan Permasalahan ...

1. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama ... 2. Peningkatan Harmoni Sosial dan Kerukunan Antar Umat Beragama .. 3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Keagamaan ... 4. Peningkatan Akses Layanan Pendidikan ... 5. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan ...

22 23 24 24 26 27 BAB II : BAB III: BAB IV: BAB V :

TUJUAN DAN SASARAN ... A. Visi dan Misi ... B. Tujuan Kementerian Agama Kab Banyumas ... C. Sasaran Kegiatan Kementerian Agama Kab Banyumas ... D. Rumusan Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan ... E. Nilai-Nilai Kementerian Agama ... 1. Keimanan dan ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa ... 2. Integritas ... 3. Profesionalitas ... 4. Tanggung Jawab ... 5. Keteladanan ... TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... A. Target Kinerja ... B. Kerangka Pendanaan ... 1. Pendanaan dari Pemerintah Pusat ... 2. Pendanaan dari Pemerintah Daerah ... 3. Pendanaan Masyarakat ... PENUTUP ... LAMPIRAN-LAMPIRAN

Matrik Kinerja dan Pendanaan 9 Program Matrik Kinerja dan Pendanaan 4 Program

28 28 28 28 42 65 65 65 66 67 67 69 69 88 88 94 95 96 vi

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kegiatan MTQ Kabupaten Banyumas ... 4

Gambar 2 Dokumentasi Pesparawi Kabupaten Banyumas ... 4

Gambar 3 Dokumentasi Temu sahabat Sebangsa FKUB ... 6

Gambar 4 Dokumentasi kegiatan FKUB ... 6

Gambar 5 Dokumentasi Baznas Award UPZ Instansi Terbanyak I ... 9 Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8

Gedung PLHUT Kabupaten Banyumas ... Dokumentasi Kegiatan Pembinaan Madin ... Dokumentasi Penandatanganan MOU dengan Balai Diklat ...

11 16 21

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Umat Beragama ... 3

Tabel 2 Data Penyuluh Agama ... 3

Tabel 3 Data Tempat Ibadah ... 7

Tabel 4 Grafik Perolehan ZIS Baznas Kab Banyumas ... 8

Tabel 5 Grafik Perkembangan Jamaah Haji 2015 – 2019 ... 11

Tabel 6 Jumlah Lembaga Pendidikan Umum Berciri Khas Agama dan Lembaga Pendidikan Keagamaan ... 13

Tabel 7 Jumlah Alokasi BOS dan BOP ... 14

Tabel 8 Data siswa penerima BSM / PIP ... 14

Tabel 9 Data Nilai Rata Rata Hasil UN Madrasah ... 15

Tabel 10 Data Guru PAI Bersertifikat Pendidik ... 18

(9)

DAFTAR SINGKATAN

APK Angka Partisipasi Kasar

APM Angka Partisipasi Murni

AYIC ASEAN Youth Interfaith Camp

Balitbang Badan Penelitian dan pengembangan

BOP Bantuan Operasional Pendidikan

BOS Bantuan Operasional Sekolah

BPS Badan Pusat Statistik

BSM Beasiswa Siswa Miskin

Diklat Pendidikan dan Pelatihan

Dirjen Direktur Jenderal

DLAB Dialog Lintas Agama dan Budaya

Dumas Pengaduan Masyarakat

FGD Focus Group Discussion

FKUB Forum Kerukunan Umat Beragama

HKBP Huria Kristen Batak Protestan

IIID Indonesia-India Interfaith Dialogue

IKU Indikator Kinerja Utama

IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

IRC Inter Religion Council

Kanwil Kantor Wilayah

KBM Kegiatan Belajar Mengajar

KDA 2019 Kementerian Agama dalam Angka 2019

Kepmen Keputusan Menteri

KSM Kompetisi Sains Madrasah

KTI Karya Tulis Ilmiyah

KUA Kantor Urusan Agama

KUB Kerukunan Umat Beragama

MA Madrasah Aliyah

MI Madrasah Ibtidaiyah

MIKTA Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia

(10)

MTs Madrasah Tsanawiyah

MYERS Madrasah Young Researchers Super Camp

NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

NR Nikah Rujuk

NRG Nomor Registrasi Guru

OSN Olimpiade Sains Nasional

PAI Pendidikan Agama Islam

PAN Pendayagunaan Aparatur Negara

PBSB Program Beasiswa Santri Berprestasi

Pendis Pendidikan Islam

PIP Program Indonesia Pintar

PKUB Pusat Kerukunan Umat Beragama

PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak

PNS Pegawai Negeri Sipil

PTN Perguruan Tinggi Negeri

PTS Perguruan Tinggi Swasta

PTSP Pelayanan Terpadu Satu Pintu

RA Raudhatul Athfal

Renstra Rencana Strategis

SAPA Sarapan Bersama Penyuluh Agama

SD Sekolah Dasar

SDM Sumber Daya Manusia

SDTK Sekolah Dasar Teologi Kristen

SK Surat Keputusan

SMPTK Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen

SOC Embarkasi Solo

SOP Standar Operasional Prosedur

SPM Standar Pelayanan Minimal

TK Taman Kanak-Kanak

UIN Universitas Islam Negeri

UN Ujian Nasional

USBN Ujian Sekolah Berstandar Nasional

UUD 1945 Undang-Undang Dasar 1945

(11)

Wamenlu Wakil Menteri Luar Negeri

ZI Zona Integritas

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

Berdasarkan PP Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, yang telah disempurnakan dengan PP Nomor 62 Tahun 2005 Pasal 63, Kementerian Agama mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang keagamaan. Di samping itu, Kementerian Agama juga melaksanakan sebagian program pembangunan nasional di bidang pendidikan, yaitu Raudhatul Athfal, Madrasah, dan Perguruan Tinggi Agama sesuai dengan amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra), yang tahapan dan tata cara penyusunannya didasarkan atas hirarki sasaran nasional. Penyusunan program pembangunan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas 2020-2024 dilandasi atas platform dasar yang mencerminkan visi dan misi Kementerian Agama RI. Visi dan misi tersebut selanjutnya dituangkan dan dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020 - 2024, yang di dalamnya mengandung hal-hal yang harus dijadikan sebagai prioritas.

Ada 7 (tujuh) hal pokok yang menjadi tujuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas dalam penyelenggaraan pembangunan bidang agama di Kabupaten Banyumas, selama periode 2015 - 2019 yaitu: 1. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama; 2. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama; 3. Peningkatan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan; 4. Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; 5. Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umroh; 6. Peningkatan dan pemerataan akses dan mutu pendidikan agama dan keagamaan; dan 7. Peningkatan kualitas tata kelola pembangunan bidang agama. 1. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama;

Upaya peningkatan pemahaman dan pengamalan agama antara lain dilakukan melalui peningkatan kualitas tenaga penyuluh agama, penyelenggaraan berbagai kegiatan keagamaan, dan pemberdayaan lembaga sosial keagamaan.

(13)

2

a. Penyediaan Penyuluh Agama

Penyuluh agama merupakan salah satu ujung tombak dalam upaya peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama kepada masyarakat. Sampai tahun 2020, penyuluh agama berstatus PNS untuk pemeluk agama Islam berjumlah 22 orang, sedangkan penyuluh agama Islam Non PNS berjumlah 218 orang yang tersebar di desa-desa untuk melayani penduduk Muslim yang berjumlah 1.889.434 orang (data 2019). Hal ini berarti rasio ketersediaan penyuluh Agama Islam dibandingkan dengan jumlah penduduk beragama Islam adalah 1:7.872, artinya 1 orang penyuluh harus melayani 7.872 orang. Di lingkungan Agama Katolik, penyuluh agama berstatus PNS tidak ada karena mutasi ke Kabupaten Tegal, dan tenaga penyuluh non PNS Katolik berjumlah 6 orang. Dengan jumlah penduduk beragama Katolik sebanyak 17.182 orang, berarti 1 orang penyuluh Agama Katolik harus melayani 2.864 orang. Jumlah tenaga penyuluh Agama Kristen PNS tida ada dan Non PNS ada 18 Orang dengan jumlah penduduk beragama Kristen sebanyak 24.932 orang. Ini artinya 1 orang penyuluh Agama Kristen harus melayani 1.918 orang. Sementara penyuluh agama Hindu, Budha dan Konghucu yang berstatus PNS tidak ada, adapun Non PNS Hindu ada 2 orang, Budha ada 5 orang dan Konghucu ada 1 orang yang semuanya diangkat dan dihonor dengan DIPA Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah. Untuk mengurangi kekurangan tenaga penyuluh agama, maka para pemeluk agama juga dilayani oleh para pemuka agama yang ada di masing masing agama tersebut.

Penyuluh Non PNS yang direkrut Kementerian Agama berasal dari pemuka dan ahli agama yang telah melakukan upaya secara mandiri maupun berkelompok dalam meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama yang berisi nilai-nilai ketuhanan dan merupakan kebutuhan dasar setiap umat manusia. Untuk meningkatkan peran penyuluh, Kementerian Agama telah memberikan bantuan berupa honor bulanan bagi penyuluh agama sebesar Rp. 1.000.000 per bulan. Selain itu juga dilakukan berbagai orientasi dan konsultasi serta pembinaan penyuluh agama sebagai bentuk peningkatan kompetensi bagi para penyuluh agama.

(14)

3

TABEL 1 Data Umat Beragama

Tabel 2

Data Penyuluh Agama

b. Festival Keagamaan

Penyelenggaraan festival keagamaan berperan penting dalam penanaman nilai-nilai ajaran agama. Kementerian Agama telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan keagamaan, termasuk penyelenggaraan lomba membaca kitab suci, seperti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ). Dalam masyarakat Muslim, kegiatan MTQ Tingkat Daerah (Kabupaten) diselenggarakan setiap tahun. Para juara dalam kegiatan MTQ dan STQ Tingkat Kabupaten selalu dikirim untuk mengikuti kegiatan MTQ/STQ Tingkat provinsi. Pengiriman qari/qariah ke kegiatan MTQ Tingkat Provinsi merupakan bagian dari syi’ar Islam dan silaturahim.

1.000.000

2.000.000 1.889.434

24.932 17.182 2.695 3.094 162 183

DATA PENDUDUK BERDASARKAN PEMELUK AGAMA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN : 2019 0 100 200 300 240 18 6 2 5 1

DATA PENYULUH AGAMA PNS / NON PNS KABUPATEN BANYUMAS

(15)

4

Gambar 1

Kegiatan MTQ Kabupaten Banyumas

Di kalangan umat Kristen, kegiatan lomba baca kitab suci dilakukan dalam penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi (PESPARAWI). Bersamaan dengan itu, diadakan pertemuan konsultasi, seminar, dan workshop dalam rangka memupuk persaudaraan dan kebersamaan serta mendorong aktivitas umat Kristen dalam mengembangkan pembinaan ruhani melalui seni dan budaya bernafaskan Kristen, meningkatkan kerukunan umat beragama, serta meningkatkan kualitas dan kreativitas musisi dalam menciptakan lagu-lagu pujian bagi Tuhan.

Di lingkungan umat Katolik, Hindu dan Budha kegiatan seperti diatas belum dilaksanakan di tingkat Kabupaten apalagi kecamatan.

Gambar 2

Kontingen Pesparawi Kab Banyumas

c. Pemberdayaan Lembaga Sosial Keagamaan

Di Kabupaten Banyumas banyak lembaga sosial keagamaan turut berperan serta dalam melayani umat beragama sesuai dengan bidangnya masing masing. Kemitraan dengan lembaga sosial keagamaan merupakan strategi yang sangat

(16)

5

penting dan telah dan terus dilaksanakan serta ditingkatkan kualitasnya. Kementerian Agama telah menjalin kemitraan dengan ormas ormas keagamaan, lembaga sosial keagamaan, yayasan keagamaan dan lembaga-lembaga terkait lainnya, dalam penanggulangan problematika umat. Kemitraan yang dikembangkan mencakup orientasi, koordinasi, sosialisasi dan pemberian bantuan. Meski kategorisasi dan lingkupnya berbeda-beda, lembaga sosial keagamaan yang ada

telah cukup memberi gambaran dinamika kelompok agama dalam

mengorganisasikan / mengelola berbagai aspirasi umatnya dalam pemenuhan dan peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

2. Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama

Kerukunan beragama pada hakikatnya merupakan nilai-nilai luhur yang telah lama diajarkan dan diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Banyak sekali tradisi dan kearifan lokal yang berhasil dikonstruksi bangsa ini untuk menciptakan suasana hidup rukun dan damai di tengah masyarakat yang plural. Namun demikian, mengingat kerukunan beragama merupakan sebuah kondisi dinamis yang secara terus-menerus harus dipelihara, Pemerintah bersama-sama seluruh komponen masyarakat harus terus senantiasa berupaya menjaga dan melestarikannya. Dalam rangka mewujudkan kerukunan Umat beragama, Kementerian Agama Kabupaten Banyumas menetapkan empat sasaran kegiatan Kerukunan Umat Beragama, yakni (1) sosialisasi regulasi terkait kerukunan umat beragama; (2) peningkatan kapasitas aktor-aktor kerukunan; (3) pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), lembaga keagamaan, dan institusi media; dan (4) pengembangan dan penguatan kesadaran kerukunan umat beragama.

Pemerintah khususnya Kementerian Agama telah berupaya memfasilitasi program maupun kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan dan memelihara kerukunan umat beragama melalui kemitraan dengan seluruh komponen masyarakat. Kapasitas personal mereka juga terus ditingkatkan melalui berbagai kegiatan kerukunan, seperti peningkatkan wawasan multikultur, kemampuan manajemen pencegahan dan penanganan konflik, maupun kegiatan promosi kerukunan beragama dan pembentukan desa sadar kerukunan. Keberadaan FKUB juga terus dipertahankan, dan diberdayakan untuk membantu Pemerintah dalam memelihara dan mengendalikan kerukunan antar umat beragama. Untuk hal itu, telah diupayakan bantuan dana operasionalnya bagi terlaksana peran FKUB. Forum telah berperan dalam menyamakan

(17)

6

persepsi dan sharing pengalaman, khususnya dalam hal penanganan kasus-kasus yang terjadi.

Gambar 3

Kegiatan FKUB temu sahabat sebangsa

Gambar 4

Penganugerahan hadiah lomba FKUB

3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama a. Pelayanan Administrasi Keagamaan

Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama yang menempati posisi terdepan dalam pelayanan administrasi keagamaan umat Islam. Jumlah KUA pada Tahun 2020 adalah 27 KUA. Dari seluruh KUA yang definitif tersebut semua telah memenuhi standar pelayanan masyarakat. Berdasarkan kondisi bangunan gedung KUA, semua sudah memiliki gedung sendiri. Untuk menunjang pelaksanaan pelayanan masyarakat, sejak tahun 2014 KUA memperoleh Bantuan Operasional Penyelenggaraan(BOP) sebesar Rp 3.000.000,- perbulan dan sejak tahun 2019 ditingkatkan nominalnya berdasarkan tipologi masing masing KUA yaitu Tipologi

(18)

7

A sebesar Rp. 5.000.000/bulan, tipologi B sebesar Rp. 4.000.000/bulan dan tipologi C sebesar Rp. 3.400.000/bulan.

Tahun 2020 Jumlah pegawai KUA seluruhnya 143 Orang, termasuk 36 tenaga fungsional Penghulu, yang melayani tidak kurang dari 16.000 peristiwa nikah setiap tahunnya. Di samping pelayanan administrasi keagamaan, di KUA juga terdapat berbagai bentuk dan jenis layanan lain, seperti layanan perwakafan, produk halal, layanan hisab rukyat, layanan data dan informasi keagamaan, bimbingan manasik haji, konsultasi keluarga sakinah, dan lain-lain. Kini KUA telah menjadi lembaga publik yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas aplikasi layanan berbasis IT, seperti Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH), Sistem Informasi Wakaf (SIWAK), dan lain lain.

b. Pengembangan Rumah Ibadat

Salah satu kebijakan utama Pemerintah yang telah dilakukan selama ini adalah pemenuhan akses umat beragama terhadap rumah ibadah. Pemenuhan rumah ibadah terutama dilakukan melalui pemberian bantuan sebagai stimulus bagi masyarakat dalam mewujudkan rumah-rumah ibadah yang baik dan nyaman dalam penggunaannya. Bantuan diberikan untuk pembangunan atau rehab serta bantuan biaya operasional rumah ibadah. Selain itu juga dilakukan pembinaan dan pemberdayaan rumah ibadah yang diarahkan pada peningkatan fungsi rumah ibadah sebagai pusat pembinaan umat.

Tabel 3 Data tempat Ibadah

4. Peningkatan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan Dalam ajaran agama salah satu nilai yang diajarkan adalah pentingnya mengembangkan sikap saling berbagi dan membantu diantara umat manusia.

2.000 4.000 6.000 8.000 2.223 6.383 83 14 1 16 3

DATA T EM PAT IBADAH K AB BA NYU M AS

TAH U N 2019

(19)

8

Mekanisme yang digunakan dalam melakukan kebaikan terhadap sesama sesuai ajaran agamanya, salah satunya adalah melalui penyisihan sebagian harta atau asetnya agar dapat diberikan kepada sesamanya yang lebih membutuhkan. Kementerian Agama selama ini telah berupaya melakukan peningkatan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan dana dan asetumat sebagai potensi ekonomi yang umumnya dikelola oleh lembaga keagamaan dalam rangka mengurangi dampak dari kesenjangan ekonomi yang dialami diantara umat beragama. Pemeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu menggunakan instrumen pengelolaan dana dan asetumat antara lain seperti Zakat, Wakaf, Kolekte, Dana Punia, Dana Paramita, dan Dana Persembahan Kasih.

a.Pengelolaan dan Pendayagunaan Zakat

Berdasarkan hasil survei Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Banyumas potensi zakat Kabupaten Banyumas mencapai Rp 22.5 Milyar per tahun, namun demikian penghimpunan zakat yang dapat dilakukan belum sesuai potensi yang ada walaupun setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang cukup siginifikan. Data pada Baznas Kabupaten Banyumas mencatat tahun 2015 baru Rp 3.849.939.218,- yang berhasil dihimpun, tahun 2016 sebanyak Rp6.237.364.537,-, tahun 2017 Rp7.091.484.138,-, tahun 2018 Rp8.520.001.494,-, dan tahun 2019 sebesar Rp 10.073.113.700,-. Dalam hal pengumluan zakat Kementerian Agama Kabupaten Banyumas beberapa kali meraih Baznas Award sebagai penghargaan kepada UPZ terbanyak dan teraktif dalam pengumpulan zakat.

Tabel 4

Grafik Perolehan ZIS pada Baznas Kab Banyumas

2.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000 8.000.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000 2015 2016 2017 2018 2019 3.849.939.218 6.237.364.537 7.091.484.138 8.520.001.494 10.073.113.700

GRAFIK PEROLEHAN ZAKAT KABUPATEN BANYUMAS

TAHUN 2015-2019

(20)

9

Gambar 5

Baznas Award untuk kemenag Kabupaten Banyumas

Sertifikat Baznaz Awar sebagai pengumpul zakat terbanyak

Untuk mengoptimalkan potensi zakat beberapa kebijakan telah dilakukan pemerintah antara lain, menerbitkan UU Nomor 23Tahun 2011 sebagai revisi UU No. 38 Tahun 1999 sejalan dengan semangat integrasi pengelolaan zakat. Selanjutnya telah diterbitkan juga Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Pengelolaan Zakat dan Inpres No 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat. Pembayaran zakat orang pribadi pada BAZNAS dan Lembaga Amil Zakat yang disahkan pemerintah memperoleh insentif dari negara, yaitu sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

b. Pengelolaan dan Pendayagunaan Wakaf

Untuk wakaf, Kementerian Agama telah melakukan pengembangan Sistem Informasi Wakaf (SIWAK) sebagai data baseaset wakaf, dan pemetaan serta identifikasi potensi harta wakaf di Kabupaten Banyumas. Berdirinya Badan Wakaf Indonesia (BWI) sejak tahun 2007 menjadi mitra strategis Kementerian Agama dalam mendorong perkembangan wakaf nasional. Berdasarkan data Kementerian Agama Kabupaten Banyumas tahun 2019, tanah wakaf tersebar di 3.659 lokasi dengan luas total 1.460.045,61m2. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.173 kapling (86.72%) telah bersertifikat, sedangkan 13.28% atau 486 kapling masih belum bersertifikat. Data tersebut memperlihatkan masih cukup banyak tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat sehingga berpotensi mengalami sengketa di kemudian hari.

(21)

10

Langkah penting Kementerian Agama untuk melindungi tanah wakaf adalah malaksanakan program nasional percepatan sertifikasi tanah wakaf sesuai amanat Undang-undang Nomor 41Tahun 2004 tentang Wakaf. Program tersebut dijalankan dalam bentuk pemberian bantuan sertifikasi tanah wakaf pada sejumlah lokasi tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat. Selain itu, Pemerintah telah melakukan pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan wakaf, antara lain melalui kegiatan pembinaan nadzir wakaf, rakor perwakafan dan lain lain .

5. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah antara lain dilakukan melalui pengembangan sistem pendaftaran haji, pengembangan pelayanan haji, peningkatan kualitas laporan keuangan haji.

a. Pengembangan Sistem Pendaftaran Haji

Kebijakan dalam proses pendaftaran haji yang telah dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas adalah dengan menerapkan prinsip first come first served berdasarkan urut kacang sesuai perolehan nomor porsi berdasarkan alokasi kuota secara nasional maupun provinsi. Pengembangan pendaftaran haji sistem online juga telah dilakukan secara bertahap yangdimulai sejak tahun 1996.Siskohat yang dibangun dan terhubung sampai tingkat kabupaten telah memberikan kemudahan dan kecepatanlayanan, pengendalian pendaftaran dan penyetoran lunas BPIH, dan upaya memberikan kepastian pergi haji pada tahun berjalan, serta adilsecara berurutan untuk memperoleh nomor porsi haji. Pendaftaran haji melalui Siskohat dilakukan sepanjang tahun yang dapat dimonitor dan dikendalikan setiap saat secara real time.

Untuk memudahkan calon jamaah haji dalam melakukan pendaftaran haji maka pada tahun 2019 dibangun Gedung Pusat layanan haji dan Umroh Terpadu dengan dana SBSN

(22)

11

Tabel 5

Grafik perkembangan jamaah 2015 - 2019

Gambar 6

Gedung PLHUT Kab Banyumas

b. Pengembangan Pelayanan Haji

Bentuk pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di tingkat Kabupaten dan kecamatan yang telah berjalan meliputi bimbingan manasik haji dan penyiapan dokumen haji serta menyiapkan keberangkatan jamaah haji dari Kabupaten Banyumas ke Asrama Haji Donohudan Boyolali. Bimbingan manasik haji dilaksanakan di KUA dan Kankemenag Kabupaten Banyumas. Pengembangan metode bimbingan menggunakan metode ceramah, DVD manasik dan perjalanan ibadah haji, program aplikasi manasik haji.

c. Pengembangan Pelayanan Umrah

Pada saat ini animo umat Islam Indonesia untuk menunaikan ibadah umrah ke tanah suci semakin meningkat ditandai dengan banyaknya jumlah jamaah umrah yang mengikuti ibadah umrah setiap tahun menunjukkan peningkatan signifikan.

0 500 1000 1500

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019

911 865 1110 1107

1238

JUMLAH JAMAAH HAJI KAB BANYUMAS

(23)

12

Kementerian Agama telah berupaya untuk meningkatkan jaminan kualitas Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) melalui proses akreditasi yang dilakukan secara bertahap.

Kementerian Agama, dalam hal ini Seksi Penyelenggaraan haji dan Umroh tidak menyelenggarakan ibadah umrah secara langsung, namun tugas dan fungsi Kementerian Agama adalah sebagai pemegang otoritas perizinan dan melakukan pengawasan dalam rangka perlindungan dan kelancaran jamaah umrah. Para pejabat dan jajaran Kementerian Agama berperan dalam mengarahkan masyarakat agar berhati-hati sehingga tidak tertipu oleh biro perjalanan umrah yang tidak memiliki izin resmi dari Kementerian Agama. Untuk telah dilakukan peningkatan pengawasan terhadap penyelenggaraan umrah dan akreditasi terhadap PPIU.

6. Peningkatan dan Pemerataan Akses dan Mutu Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan.

Kementerian Agama memiliki peran penting dalam pembangunan pendidikan, yaitu melalui penyelenggaraan pendidikan umum berciri khas agama, pendidikan keagamaan, dan pendidikan agama pada satuan pendidikan umum. Penyelenggaraan pendidikan tersebut dilaksanakan dalam jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pelaksanaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaanyang menjadi wewenang Kementerian Agama diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat secara pribadi maupun melalui lembaga keagamaan. a. Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam

1). Peningkatan Akses Pendidikan Madrasah

Peningkatan dan pemerataan akses pendidikan madrasah merupakan upaya memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas pedidikan madrasah pada setiap jenjang pendidikannya sehingga dapat diakses dan diikuti oleh sebanyak mungkin masyarakat dari berbagai latar belakang. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan madrasah telah menunjukkan hasil yang cukup baik, yang antara lain ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi pada berbagai jenjang pendidikan madrasah.

Meningkatnya akses pendidikan madrasah juga ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah lembaga pendidikan madrasah. Berdasarkan data EMIS Pendidikan Islam, jumlah Raudlatul Athfal/RA dan Bustanul Athfal/BA pada 2019 adalah sebanyak 185 lembaga dari 148 lembaga pada tahun 2014, atau

(24)

13

meningkat sekitar 25%. Adapun jumlah lembaga pendidikan dasar (madrasah ibtidaiyah/MI dan madrasah tsanawiyah/MTs), dan pendidikan menengah (madrasah aliyah) mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 260 madrasah (2019) dari 246 madrasah (2014), atau meningkat sekitar 5,28%.

Tabel 6

Jumlah Lembaga Pendidikan Umum berciri khas agama dan Lembaga Pendidikan Keagamaan Kemenag Kabupaten Banyumas

No Jenis Unit Kerja Pengampu Lembaga Pendidikan Jumlah Lembaga Pendidikan Jumlah Peserta Didik 1 Pendidikan Umum berciri khas Agama Seksi Pendidikan Madrasah RA 185 6.842 MI 183 35.205 MTs 57 18.543 MA 21 6.350 2 Pendidikan Keagamaan Seksi PD Pontren Pendidikan Muadalah/Diniyah formal tkt Ula 7 893 Pendidikan Muadalah/Diniyah formal tkt Wustho 3 369 Pendidikan Muadalah/Diniyah formal tkt Ulya 1 258

Sejalan dengan pertumbuhan jumlah lembaga, jumlah siswa RA/BA dan madrasah juga mengalami peningkatan. Pada tahun pelajaran 2013/2014 jumlah siswa RA/BA sebanyak 6.032, sedangkan pada 2018/2019 menjadi 8.622, atau meningkat sekitar 42.94%. Adapun jumlah siswa madrasah (MI/MTs/MA) pada 2013/2014 sebanyak 50.460 siswa, sementara pada 2018/2019 mencapai 58.381 siswa, atau tumbuh sekitar 15.70%.

Dalam rangka meningkatkan akses pendidikan madrasah, Kementerian Agama telah melaksanakan upaya antara lain pemberian dana bantuan operasional sekolah (BOS), penyaluran bantuan siswa miskin (PIP), dan pendirian unit sekolah baru (USB). Selain itu, juga dilakukan upaya peningkatan kemitraan bersama masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan pendidikan yaitu melalui pendirian madrasah swasta. Partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan madrasah telah berlangsung sejak awal berdirinya madrasah dan telah mendorong meningkatnya jumlah lembaga pendidikan madrasah. Pada tahun 2019 tercatat bahwa sebanyak 96.53% MI/MTs/MA merupakan madrasah yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat.

(25)

14

Tabel 7

Jumlah Alokasi BOP dan BOS bagi Lembaga Pendidikan Umum berciri khas agama dan Lembaga Pendidikan Keagamaan

Jenis Lembaga Lembaga Pendidikan 2015 (siswa) 2016 (siswa) 2017 (siswa) 2018 (siswa) 2019 (siswa) Pendidikan Umum berciri khas Agama MI - 29.101 15.768 33.713 35.205 MTs - 14.105 13.950 14.290 18.543 MA - 2.443 2.316 2.621 6.350 Pendidikan Keagamaan PPS Tingkat Ula 117 117 117 117 100 PPS Tingkat Wustha 492 492 492 492 480

Kementerian Agama secara terus menerus telah melakukan upaya peningkatan kualitas dan akses pendidikan madrasah pada seluruh jenjang pendidikan. Salah satu yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan program sertifikasi guru, peningkatan kualifikasi guru madrasah untuk S1 dan S2 dan lain lain. Terkait dengan peningkatan mutu madrasah sebagai lembaga yang memberikan layanan pendidikan, upaya yang telah dilakukan adalah memberikan bantuan upgrading akreditasi kepada madrasah yang belum dan/atau tidak terakreditasi untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Tabel 8

Data Siswa Madrasah Penerima BSM//PIP

No Jenjang Jumlah Penerima PIP Th 2015 (siswa/santri) Jumlah Penerima PIP Th 2016 (siswa/santri) Jumlah Penerima PIP Th 2017 (siswa/santri) Jumlah Penerima PIP Th 2018 (siswa/santri) Jumlah Penerima PIP Th 2019 (siswa/santri) 1 MI 8.171 4.838 3.500 9.346 13.783 2 MTs 4.518 3.723 3.000 3.903 10.123 3 MA 628 754 600 309 1.940 4 Ula 113 85 113 150 180 5 Wustha 368 266 368 368 286 6 Ulya 120 166 120 120 178

2). Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah

Hasil Ujian Nasional (UN) menjadi salah satu tolok ukur mutu madrasah, dan digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: (1) pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan, (2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan

(26)

15

berikutnya, (3) penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan, dan (4) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuanpendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan(Permendiknas No. 77/2008).

Upaya peningkatan mutu madrasah telah menunjukkanhasil yang cukup menggembirakan. Hal ini antara lain ditunjukkanoleh tingkat kelulusan siswa MTs dan MA dalam Ujian Nasional (UN), yang terus meningkat. Hal yang menarik dan patut dicatat ialah Prosentase kelulusan siswa madrasah dalam UN tidak berbeda dari hasil yang dicapai siswa sekolah, bahkan untuk jenjang MTs dan MA Prosentase kelulusannya banyak yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa SMP dan SMA. Kementerian Agama secara konsisten berusaha meningkatkan kualitas dan akses pendidikan di madrasah meliputi seluruh jenjang. Salah satu yang ditempuh adalah dengan menyelenggarakan program sertifikasi guru. Sinergi dengan itu dilaksanakan pula program peningkatan kualifikasi guru madrasah untuk S1 dan S2.

Tabel 9

Data Nilai Rata-Rata Hasil UN

Jenjang 2015 2016 2017 2018 2019

MTs 52,43 55,45 55,74 55,99 56,58

MA 49,00 49,04 53,37 51,92 53,92

3).Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Secara historis, pendidikan diniyah dan pondok pesantren di Indonesia merupakan lembaga swadaya masyarakat yang tidak hanya menyelenggarakan layanan pendidikan semata, tetapi juga melakukan pemberdayaan masyarakat dan pusat keagamaan Islam.

Dalam konteks peningkatan akses, pondok pesantren telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam perluasan akses masyarakat untuk mengenyam layanan pendidikan pesantren.Sampai saat ini, pertumbuhan pesantren masih cukup tinggi. Pada tahun 2014 Pondok pesantren yang terdaftar di Kabupaten Banyumas sebanyak 160 Pondok dengan santri sebanyak 19.298 santri dan diasuh oleh 2.203 kyai dan ustadz. Pada tahun 2019 jumlah pondok pesantren meningkat menjadi 190 Pondok pesantren dengan santri sebanyak 21.882 santri dan diasuh oleh 2.393 kyai dan ustadz.

(27)

16

Jumlah santri madrasah diniyah takmiliyah relatif mengalami pasang surut pada tahun 2015-2019. Walaupun jumlah madrasah diniyah takmiliyah mengalami penurunan dari 315 diniyah pada tahun 2014 menjadi 293 diniyah pada tahun 2019, namun secara umum jumlah santrinya mengalami peningkatan dari 10.675 santri pada tahun 2014 dibandingkan 26.497 santri pada tahun 2019. Sebaliknya untuk peningkatan akses masyarakat dalam pendidikan Al-Quran, walaupun jumlah lembaganya menurun dari 1.666 TPQ pada tahun 2014 menjadi 1.319 TPQ pada tahun2019, demikian juga jumlah santrinya mengalami penurunan menjadi 59.938 santri pada tahun 2019 dari 78.861 santri pada tahun 2014. Kondisi ini terjadi salah satunya antara lain karena kebijakan pendidikan di sekolah yang jam pelajarannya sampai sore karena 5 hari sekolah, sehingga banyak siswa yang tidak punya waktu lagi untuk belajar di TPQ.

Gambar 7

Kegiatan Pembinaan Madin

4). Peningkatan Pendidikan Agama Islam

Dalam bidang Pendidikan Agama Islam (PAI), kebijakan Kementerian Agama tahun 2015-2019 diarahkan pada peningkatan mutu. Strategi pencapaian yang telah dilakukan antara lain melalui peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, penyediaan dan pengembangan sarana prasarana PAI pada sekolah, pembentukan dan peningkatan kapasitas Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI, peningkatan mutu kurikulum dan bahan ajar PAI, pengembangan standar model PAI pada sekolah, serta peningkatan partisipasi dan kemitraan sekolah, masyarakat dan pihak terkait lainnya.

(28)

17

Program lain terkait dengan pendidikan agama Islam pada sekolah adalah peningkatan mutu dan kesejahteraan pendidik. Adapun strategi yang telah dilaksanakan antara lainmelalui peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAI, penyediaan tunjangan profesi bagiguru PAI. Kementerian Agama juga terus melakukan upaya pengembangan kurikulum. Dalam mendukung pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 pada Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa hal antara lain menyiapkan dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dan melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis Kurikulum 2013 untuk melatih para guru dalam memahami dan mengimplementasikan kurikulum 2013, serta meningkatkan kompetensi GPAI dalam penerapan metode pembelajaran, penilaian pendidikan, dan penyusunan rancangan pembelajaran serta perangkat pembelajaran lainnya. Di samping itu, Kementerian Agama Kabupaten Banyumas juga memberikan layanan sertifikasi pada Guru PAI. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2007 hingga sekarang.Pada tahun 2020, guru PAI yang sudah bersertifikat pendidikberjumlah 498 orang terdiri dari guru PAI pada TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Jumlah tersebut mencapai 37,69% dari 1.321 guru PAI di sekolah.

Tabel 10

Guru PAI bersertifikat pendidik

5). Peningkatan Tata Kelola Pendidikan Islam

Seksi Pendidikan Madrasah terus melakukan upaya strategis dalam rangka menciptakan tata kelola dan akuntabilitas pemerintahan yang baik. Berkaitan dengan kegiatan ini ada 2 (dua)aspek pokok yang dikembangkan, yaitu melalui aspek kelembagaan dan aspek kerjasama. Pada aspek kelembagaan fokus

0 100 200 300 400 TK SD SMP SMA/SMK 2 313 116 67

Tabel GPAI yang telah bersertifikat Pendidikan

Berdasar Jenjang Sekolah Jumlah

(29)

18

program diarahkan antaralain pada akreditasi status madrasah dan penerapan pola manajemen berbasis madrasah. Pola pengelolaan madrasah menitik beratkan pada pengambilan keputusan secara parsipatoris, pemetaan EMIS (Education Manajemen Information System),

6). Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Kristen

Di lingkungan Bimas Kristen, Pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Kristen meningkat dengan tersedianya anggaran dan layanan pendidikan keagamaan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan tinggi. Kehadiran SDK, SMPK, SMKK danPTT/AK di Banyumas adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya gereja sebagai pendukung dan/atau lembaga/yayasan keagamaan yang tersebar di seluruh Banyumas. Peningkatan kualitas satuan pendidikan Kristen dilakukan melalui pengembangan berbagai regulasi yang dibutuhkan, pengembangan kualitas materi pendidikan, dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan Kristen, tenaga pendidik dan kependidikan Kristen dan kurikulum. Upaya lain juga terus dilakukan dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanan pada pendidikan dasar dan menengah serta Sekolah Menengah teologi/agama Kristen. Peningkatan kompetensi dan kualitas guru pendidikan agama Kristen tingkat dasar dan menengah telah dilakukan melalui peningkatan kualifikasi Strata Satu (S1) PAK. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan guru pendidikan agama Kristen juga telah dilakukan sertifikasi guru tingkat dasar dan menengah, sampai dengan tahun 2019 sebanyak 14 orang dari total guru Agama Kristen sebanyak 44 orang.

7). Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Katolik

Dalam meningkatkan kualitas pendidikan Katolik selama lima tahun terakhir telah dilakukan sejumlah upaya, melalui perluasan akses, peningkatan mutu, dan pengembangan lembaga pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Dalam penyelenggaraan pendidikan agama Katolik di Sekolah Umum, telah diterbitkan regulasi dalam bentuk Keputusan Direktur Jenderal Bimas Katolik Nomor DJ.IV/Hk.00.5/204/2014tanggal 10 Desember 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada Lembaga Keagamaan Katolik. Hal ini dimaksudkan untuk menata pelaksanaan pendidikan agama Katolik lebih baik pada lembaga keagamaan Katolik sehingga hasil dari pendidikan tersebut dapat dipertanggung jawabkan

(30)

19

berdasarkan peraturan yang berlaku.Selanjutnya telah dilaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan bagi guru pendidikan agama Katolik sebanyak 5 orang guru Agama Katolik.

8). Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Hindu

Penyelenggaraan pendidikan Agama Hindu dilakukan dengan

menyediakan tenaga pendidik yang ditempatkan di sekolah dasar sebanyak 2 orang dengan kualifikasi pendidikan S 1. Untuk meningkatkan kualifikasi guru Agama Hindu telah disertifikasi dan menerima tunjangan Profesi guru sebanyak 2 guru.

9). Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Buddha

Penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Buddha telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Pembinaan pendidikan keagamaan Buddha di Kabupaten Banyumas difokuskan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Saat ini Kementerian Agama telah mengangkat 4 orang guru Agama Budha menjadi PNS. Mereka dibantu oleh 1 orang Guru Agama Budha PNS yang diangkat Kementerian Pendidikan Nasional serta 6 orang guru Non PNS. Untuk meningkatkan kualifikasi telah disertifikasi sebanyak 5 Orang PNS dan 2 Orang Non PNS.

7. Peningkatan kualitas tata kelola pembangunan bidang agama

Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang bersih merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya lembaga birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Sejumlah langkah yang ditempuh dalam upaya penguatan tata kelola kepemerintahan di lingkungan Kementerian Agama.

a. Tata Kelola Perencanaan Program

Perencanaan pembangunan bidang agama dan bidang pendidikan yang menjadi tugas utama Kementerian Agama merupakan bagian tidak terpisahkan dari perencanaan pembangunan nasional. Dalam rangka peningkatan efektifitas, efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan program yang terkandung dalam dokumen perencanaan, Kementerian Agama telah mulai melakukan restrukturisasi program dan anggaran sejak tahun 2010 dan secara efektif mulai diterapkan pada tahun 2011. Restrukturisasi program dan anggaran dimaksudkan untuk menjamin terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agama secara efektif, efisien, terpadu, menyeluruh, berkeadilan dan akuntabel . Secara keseluruhan, unit perencanaan di

(31)

20

Kementerian Agama Kabupaten Banyumas bertanggung jawab atas penyusunan 8 dokumen DIPA yang merupakan dokumen pelaksanaan anggaran dari satuan kerjadi lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Banyumas.

b. Tata Kelola Kepegawaian

Dalam menjalankan tugas fungsinya, Kementerian Agama sampai dengan tahun 2019 didukung oleh 1.416 orang PNS yang memiliki berbagai kompetensi sesuai dengan bidang yangdibutuhkan. Pengelolaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) Kementerian Agama diarahkan pada pembinaan aparatur yang profesional, netral, sejahtera, dan kredibel. Untuk itu Kementerian Agama telah melaksanakan Reformasi Birokrasi bidang kepegawaian melalui peningkatan kualitas mutu Sumber Daya Manusia yang memenuhi tuntutan melalui pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) sebagai sarana pengolah data dan informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Agama. Simpeg telah menyajikan sistem pengelolaan data yang professional, dengan menyediakan informasi data yang reliable, pengolahan data yang cepat, tepat dan akurat.

Dalam proses pembinaan PNS di Kementerian Agama berupaya menggali secara mendasar potensi SDM yang dimiliki melalui penanaman 5 (lima) budaya kerja yakni Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab, dan Keteladanan dilakukan melalui kegiatan seminar, workshop, sosialisasi dan orientasi kepegawaian. Penanaman budaya kerja pegawai juga disertai pelaksanaan sasaran kinerja pegawai (SKP) yang dimulai sejak tahun2014. Selain itu, mekanisme pengelolaan SDM Kementerian Agama yang baik juga diwujudkan melalui sistem rekrutmen, pengangkatan, mutasi, rotasi dan promosi. Selanjutnya langkah-langkah yang akan dilaksanakan ke depan dalam rangka memperluas zona integritas dalam pembinaan PNS Kementerian Agama adalah melakukan program pemetaan pegawai melalui redistribusi pegawai berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 37 Tahun 2011. Pelaksanaan program tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pegawai tiap satuan kerja sesuaidengan analisa jabatan (Anjab) dan analisa beban kerja (ABK).

(32)

21

Gambar 8

Penandatanganan MOU dengan Balai Diklat

c. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan

Mulai akhir tahun 2004 Kementerian Agama secara konsisten meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan dan barang milik negara. Kewenangan pengelolaan keuangan yang semula terpusat kemudian didistribusikan dengan membentuk Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN), serta mengangkat Kuasa Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Barang, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM), Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, dan perangkat pembayaran lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dengan menumbuhkan proses check and balances. Dari capaian Laporan Keuangan, Kementerian Agama sampai tahun 2019 yang telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP), Kementerian Agama Kabupaten Banyumas telah berupaya ikut meningkatkan opini Laporan Keuangan KementerianAgama (LKKA) menjadi WTP.

d. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Kementerian Agama Kabupaten Banyumas telah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai sarana untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam perkembangannya, pemanfaatan TIK mendorong terwujudnya e-government pada Kementerian Agama, baik secara internal maupun pelayanan publik. Untuk itu, Kementerian Agama telah mengembangkan Sistem Informasi yang berbasis webservice, antara lain alamat email Kementerian Agama Kabupaten Banyumas (kabbanyumas@kemenag.go.id) yang telah berjalan dengan baik. Selain itu

(33)

22

bebarapa seksi juga mengambangkan web tersendiri untuk melancarkan komunikasi dengan stakholder di bawahnya.

e. Implementasi Reformasi Birokrasi

Sebagai wujud peningkatan kualitas kinerja pegawai dan pelayanan publik, Kementerian Agama Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa langkah reformasi birokrasi yang dimulai sejak tahun 2009. Langkah yang paling penting dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi yaitu dengan memenuhi tuntutan Sembilan Program Mikro Reformasi Birokrasi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menpan dan RB Nomor 31 Tahun 2012 yang terdiri dari Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, serta Monitoring dan Evaluasi.

Dalam implementasinya, sepanjang tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, Kementerian Agama telah melakukan beberapa hal dalam pencapaian Program Mikro Reformasi Birokrasi antara lain:

1. Pembentukan tim manajemen perubahan;

2. Sosialisasi manajemen perubahan di lingkungan Kantor Kementerian Agama; 3. Restrukturisasi organisasi dalam rangka penajaman ;

4. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk seluruh unit organisasi dan unit kerja;

5. Penyusunan Analisis Jabatan;

6. Pelaksanaan Sistem Assesment pegawai; 7. Pembangunan database pegawai;

8. Pemetaan regulasi melalui Identifikasi Regulasi, PenyempurnaanRegulasi, dan Deregulasi;

9. Melakukan analisis jabatan yang menghasilkan peta jabatan, uraian jabatan dan informasi beban kerja.

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Mempertimbangkan berbagai kondisi objektif dan hasil capaian program pembangunan bidang agama periode 2015-2019, maka diperlukan identifikasi yang cermat terhadap potensi dan permasalahan sebagai salah satu masukan penting bagi perumusan

(34)

23

kebijakan dan penetapan strategi pembangunan bidang agama lima tahun mendatang, yakni periode 2020-2024.

Potensi dan permasalahan akan ditelaah berdasarkan tujuh bidang yang menjadi fokus pembangunan bidang agama dan pendidikan. Telaah tersebut mempertimbangkan sejumlah faktor penting yang ditengarai akan mempengaruhi pembangunan bidang agama dan bidang pendidikan khususnya pendidikan agama dan pendidikan keagamaan .

1. Peningkatan Kualitas kehidupan Umat Beragama

a. Sejumlah potensi yang dapat mendukung keberhasilan peningkatan kualitas kehidupan umat beragama, antara lain:

1) Pengalaman panjang umat beragama di Banyumas dalam upaya membangun pola hubungan antara agama dan negara yang harmonis dan mewujudkan kerukunan umat beragama di tengah kemajemukan yang ada.

2) Tingginya tingkat partisipasi masyarakat Banyumas dalam upaya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan keagamaan. Partisipasi itu tewujud dalam bentuk berbagai kegiatan bimbingan, pengajaran, dan penyuluhan keagamaan yang selama ini dilakukan secara mandiri, swadaya dan swadana oleh masyarakat.

b. Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama, antara lain:

1) Adanya kesenjangan yang masih cukup lebar antara nilai nilai luhur yang terkandung dalam ajaran agama dengan perilaku umat beragama. Di satu sisi, berbagai kegiatan keagamaan tampak begitu semarak dan dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat kegairahan keagamaan masyarakat. Namun, di sisi lain, tingkat perilaku sosial yang menyimpang masih tetap cenderung tinggi, antara lain ditandai dengan masih tetap tingginya angka kriminalitas, maraknya kasus-kasus perbuatan asusila serta penyalahgunaan narkoba yang masih tinggi.

2) Masih adanya orang yang menganut pemahaman keagamaan yang sempit, eksklusif, dan tidak toleran di kalangan masyarakat, yang dapat mengganggu keharmonisan kehidupan beragama dan pada gilirannya dapat memberi kontribusi negatif bagi keberhasilan pembangunan nasional.

3) Terbukanya ruang bagi kemunculan berbagai paham keagamaan, baik yang bersifat lokal maupun transnasional, sebagai dampak dari keterbukaan di era reformasi dan globalisasi, tetapi tidak diringi dengan kedewasaan masyarakat dalam beragama.

(35)

24

2. Peningkatan Harmoni Sosial dan Kerukunan antar Umat Beragama

a. Sejumlah potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, antara lain:

1) Tersedianya kerangka regulasi yang menyediakan pedoman pelaksanaan tugas bagi kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan pendirian rumah ibadah.

2) Telah terbentuk Forum Komunikasi Umat Beragama KabupatenBanyumas 3) Pemanfaatan dan pengembangan nilai-nilai kearifan lokal bagi pengelolaan

perbedaan dan konflik di sejumlah daerah.

4) Keberadaan tokoh agama-tokoh masyarakat, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kerukunan.

b. Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan kerukunan umat beragama, antara lain:

1) Adanya persepsi sebagian masyarakat bahwa berbagai program peningkatan kerukunan yang dikembangkan cenderung bersifatelitis, dalam arti baru menyentuh lapisan elite agama, baik tokoh agama maupun majelis agama, tetapi belum menjangkau masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan dengan target dan sasaran yang lebih berorientasi pada masyarakat akar rumput.

2) Upaya penciptaan dan pemeliharaan kerukunan selama ini lebih menekankan pada pendekatan struktural-formal dari pada pendekatan kultural-informal yang lebih mengapresiasi peranandan partisipasi masyarakat serta mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal.

3) Masih terdapat juru penerang/dakwah yang menyampaikan materi penyiaran agama dengan mengabaikan realitas sosial yang plural (majemuk).

4) Penyalahgunaan agama dan simbol simbol keagamaan untuk kepentingan politik dan ekonomi tertentu.

5) Masih berkembangnya kelompok-kelompok yang cenderung melakukan tindakan intoleran sehingga mengganggu ketertiban umum dan kerukunan umat beragama.

3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Keagamaan

a. Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan keagamaan, antara lain:

(36)

25

1) Tersedianya struktur organisasi Kementerian Agama yang memungkinkan penyediaan pelayanan sampai tingkat kecamatan, seperti pelayanan administrasi keagamaan bagi umat Islam pada Kantor Urusan Agama (KUA), meliputi pelayanan pernikahan, nasihat perkawinan, bimbingan haji, administrasi perwakafan, pembinaan keluarga sakinah serta pelayanan pembinaan umat secara umum.

2) Tingginya tingkat partisipasi masyarakat, terutama tokoh agama, juru penerang/dakwah, dan lembaga keagamaan dalam penyediaan pelayanan bagi umatnya masing-masing.

3) Peningkatan jumlah pendaftar haji merupakan potensi yang perlu dikelola dengan baik serta perencanaan persiapan yang lebih matang. Adanya jemaah haji yang menunggu waktu keberangkatan dalam waktu cukup lama bisa diarahkan dan dibimbing melakukan persiapan. Tahap-tahap persiapan dapat berupa pengadaan dokumen paspor bagi jemaah haji, cek kesehatan, dan bimbingan ibadah bagi calon jemaah haji, adanya persiapan dari masing-masing jemaah haji diharapkan pada saat keberangkatan memiliki kesiapan yang lebih maksimal;

4) Tersedianya peraturan perundang-undangan seperti UU tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji yang menjadi acuan bagi upaya peningkatan kualitas pembinaan, pelayanan, dan perlindungan bagi jemaah haji.

5) Dana setoran awal BPIH dapat dimanfaatkan untuk mendukung penyelenggaraan haji, sehingga lebih bermanfaat bagi jemaah haji dan kesejahteraan umat. 6) Tingginya peran masyarakat dalam penyelenggaraan ibadah haji yang

direpresentasikan melalui berkembangnya Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Di samping itu juga terdapat peran serta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas perjalanan ibadah umrah.

7) Profil jamaah haji yang beragam dari segi latar belakang pekerjaan, usia, pendidikan, etnis, bahasa dan budaya.

8) Kebijakan penyelenggaraan ibadah haji pemerintah Arab Saudi melalui Ta’limatul Hajj seringkali berubah-ubah.

9) Perbedaan kondisi geografis, sosial budaya, adat istiadat, dan bahasa merupakan kendala tersendiri bagi petugas haji dan juga jamaah haji.

(37)

26

10) Adanya kerja sama dengan UIN Syaifudin Zuhri Purwokerto khususnya dengan fakultas Syariah dan Fakultas Dakwah dalam rangka peningkatan kualitas tenaga penyuluh agama Islam dan ASN Kementerian Agama Kabupaten Banyumas. 11) Tingginya animo masyarakat dalam menjalankan ibadah sosial keagamaan dan

melakukan wisata keagamaan dalam berbagai jenis dan bentuknya.

12) Tersedianya kerangka regulasi sebagai landasan yuridis bagi optimalisasi pengelolaan potensi ekonomi keagamaan.

13) Berkembangnya lembaga-lembaga pengelola potensi ekonomi keagamaan seperti BAZ, LAZ dan BWI serta tingginya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi keagamaan yang berperan sebagai mitra strategis Pemerintah.

4. Peningkatan Akses Layanan Pendidikan

a. Sejumlah potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan akses layanan pendidikan antara lain:

1) Besarnya peran masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan umum berciri agama seperti RA/BA dan madrasah;

2) Adanya kebijakan nasional yang memposisikan pendidikan madrasah setara dengan pendidikan pada sekolah umum;

3) Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan keagamaan dan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan keagamaan;

4) Sifat kemandirian dari lembaga-lembaga pendidikan keagamaan.

b. Adapun sejumlah permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi upaya peningkatan akses layanan pendidikan antara lain adalah:

a) Penyelenggaraan pendidikan umum berciri agama seperti RA/BA dan madrasah yang mayoritas dikelola oleh masyarakat/swasta dapat menimbulkan masalah terkait upaya koordinasi dan standardisasi pelayanan pendidikan umum berciri agama;

b) Sebaran madrasah masih sangat terkonsentrasi pada beberapa kecamatan sehingga layanan pendidikan madrasah belum dapat menjangkau wilayah-wilayah lain yang membutuhkan;

c) Masih belum ada standarisasi yang memadai dalam penyusunan kurikulum diantara penyelenggara pendidikan keagamaan;

(38)

27

d) Terkait dengan penyelenggaraan pendidikan agama dan keagamaan Khonghucu, belum adanya kurikulum terstandar, masih terbatasnya jumlah guru agama Khonghucu, masih belum tersedianya standarisasi kompetensi guru agama Khonghucu, serta belum tersedianya data yang lengkap mengenai jumlah siswa dan guru agama, serta lembaga pendidikan agama Khonghucu di Banyumas.

5. Peningkatan Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan

a. Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan, antara lain:

1) Di Kabupaten Banyumas terdapat banyak perguruan tinggi yang dapat dilakukan kerjasama untuk pengembangan madrasah dan lembaga pendidikan umum berciri agama;

2) Meningkatnya prestasi santri di berbagai event nasional;

3) Peningkatan Prestasi Siswa pada berbagai perlombaan baik KSM, OSN, MYERS, maupun KTI;

4) Penerapan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran alternatif.

5) Guru dan pengawas PAI di Banyumas banyak yang sudah ditetapkan menjadi instruktur pengembangan kurikulum 13 tingkat nasional;

6) Literasi teknologi informasi guru agama yang sudah mulai meningkat.

b. Adapun sejumlah permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi upaya peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan antara lain adalah :

1) Belum semua lembaga pendidikan keagamaan distandarisasi, baik dalam aspek kurikulum maupun sarana prasarana penunjangnya;

2) Ketersediaan tenaga guru kurang memadai dibanding jumlah mata pelajaran yang ada, masih banyak dilakukan tugas rangkap;

3) Belum semua guru mendapatkan sertifikasi padahal sudah mendapatkan Nomor Registrasi Guru (NRG);

4) Kurikulum PAI TK belum ada sehingga penghitungan jam pelajaran guru PAI TK mengalami kesulitan;

5) Rasio jumlah siswa-pendidik yang masih terlalu rendah menimbulkan persoalan dalam hal efisiensi pembiayaan pendidikan.

(39)

28

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN

A. Visi dan Misi Kementerian Agama

Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka ditetapkanlah tujuan dan sasaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas yang mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Agama yaitu : “Kementerian Agama yang professional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul, untuk mewujudkan Indonesia maju, yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong”.

Sementara itu, misi yang ditetapkan ada 6 (enam) yaitu : 1. Meningkatkan kesalehan umat beragama;

2. Memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama; 3. Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah, dan merata; 4. Meningkatkan layanan Pendidikan yang merata dan bermutu; 5. Meningkatkan produktivitas, dan daya saing Pendidikan; dan

6. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

B. Tujuan Kementerian Agama Kabupaten Banyumas

Untuk mencapai Misi Kementerian Agama maka Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas menetapkan tujuan sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas umat beragama dalam menjalankan ibadah; 2. Penguatan kualitas A moderasi beragama dan kerukunan umat beragama; 3. Peningkatan umat beragama yang menerima layanan keagamaan;

4. Peningkatan peserta didik yang memperoleh layanan pendidikan berkualitas;

5. Peningkatan budaya birokrasi kepemerintahan yang bersih, melayani dan responsif.

C. Sasaran Kegiatan Kementerian Agama Kabupaten Banyumas

Untuk mencapai tujuan Kementerian Agama ditetapkan sasaran strategis, sasaran program dan sasaran kegatan. Dalam rangka mencapai 5 (lima) Tujuan sebagaimana disebutkan diatas, Kementerian Agama Kabupaten Banyumas

(40)

29

menetapkan 54 (lima puluh empat) Sasaran Kegiatan (SK) yang menggambarkan kondisi yang ingin dicapai Kementerian Agama Kabupaten Banyumas pada tahun 2024. Adapun sasaran strategis dan sasaran program yang sesuai dengan tugas dan fungsi Kantor Kementerian Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kualitas umat beragama dalam menjalankan ibadah ritual dan sosial dicapai dengan menetapkan sasaran strategis dan sasaran program sebagai berikut :

Kode Sasaran Strategis Sasaran Program

SS1 Meningkatnya kualitas pemahaman

dan pengamalan ajaran agama

Meningkatnya kualitas bimbingan dan penyuluhan agama

Sasaran Kegiatan yang menjadi tugas dan fungsi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya kualitas penyuluhan agama dengan indikator kinerja sebagai berikut:

1) Nilai kinerja penyuluh agama;

2) Prosentase penyuluh agama yang dibina; 3) Jumlah penyiar agama yang dibina kompetensi;

4) Jumlah kelompok sasaran penyuluh yang diberdayakan;

2. Penguatan kualitas moderasi beragama dan kerukunan umat beragama dicapai dengan menetapkan sasaran sasaran strategis dan sasaran program sebagai berikut:

Kode Sasaran Strategis Sasaran Program

SS2 Meningkatnya moderasi

beragama dan kerukunan umat beragama

1. Menurunnya frekuensi isu-isu kerukunan umat beragama

2. Meningkatnya intensitas

penyelesaian konflik intra umat beragama melalui pendekatan moderasi beragama

3. Meningkatnya kualitas

pembinaan moderasi beragama 4. Menguatnya sistem pendidikan

(41)

30

Sasaran strategis dan sasaran program pada tabel di atas, dijabarkan dalam sasaran kegiatan yang menjadi tugas dan fungsi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, yaitu :

a. Meningkatnya kualitas pelayanan perlindungan umat beragama dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut :

1) Prosentase jumlah kasus pelanggaran hak beragama yang ditindaklanjuti; 2) Jumlah aktor kerukunan yang dibina;

3) Jumlah desa sadar kerukunan yang dibina.

b. Menguatnya peran lembaga agama, organisasi sosial keagamaan, tokoh agama, tokoh masyarakat sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut :

1) Jumlah lembaga agama, organisasi sosial keagamaan, tokoh agama, tokoh masyarakat yang difasilitasi;

2) Jumlah forum penyelenggaraan dialog antar umat beragama.

c. Menguatnya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dengan indikator kinerja kegiatan, yaitu Prosentase Sekber FKUB yang ditingkatkan layanannya melalui BOP.

d. Meningkatnya kualitas pembinaan kerukunan intra umat beragama dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut :

1) Prosentase lembaga agama, organisasi sosial keagamaan, tokoh agama, tokoh masyarakat yang dibina kerukunan intra umat beragama;

2) Jumlah forum dialog intra umat beragama yang diselenggarakan.

e. Meningkatnya kualitas moderasi beragama penyuluh agama dengan indikator kinerja kegiatan, yaitu: Prosentase penyuluh agama yang berwawasan moderat.

f. Meningkatnya pengelolaan rumah ibadah sebagai pusat syiar agama yang

toleran dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut : 1) Prosentase rumah ibadah yang ramah;

2) Prosentase pengelola rumah ibadah yang dibina;

3) Jumlah Imam Besar masjid yang ditingkatkan mutunya;

4) Jumlah rumah ibadah yang ditingkatkan menjadi percontohan.

g. Meningkatnya kegiatan penyiaran agama di ruang publik dengan indikator kinerja kegiatan, yaitu jumlah siaran keagamaan yang berwawasan moderat di media masa dan ruang publik.

(42)

31

h. Menguatnya muatan moderasi beragama dalam mata pelajaran agama di ruang publik dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut :

1) Prosentase siswa di madrasah yang memperoleh pendidikan agama yang bermuatan moderasi beragama;

2) Prosentase siswa di sekolah keagamaan yang memperoleh pendidikan agama yang bermuatan moderasi beragama;

3) Prosentase siswa di sekolah umum yang memperoleh pendidikan agama yang bermuatan moderasi beragama;

4) Prosentase guru di madrasah yang dibina dalam moderasi beragama;

5) Prosentase guru pendidikan agama di sekolah umum yang dibina dalam moderasi beragama;

6) Prosentase guru di sekolah keagamaan yang dibina dalam moderasi beragama;

7) Prosentase pengawas pendidikan agama di madrasah yang dibina dalam moderasi beragama;

8) Prosentase pengawas di sekolah keagamaan yang dibina dalam moderasi beragama;

9) Prosentase pengawas pendidikan agama di sekolah umum yang dibina dalam moderasi beragama;

10) Jumlah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di madrasah yang bermuatan moderasi beragama;

11) Jumlah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah keagamaan yang bermuatan moderasi beragama.

i. Menguatnya peran pendidikan diniyah dan pesantren dalam mengembangkan

moderasi beragama Islam dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut : 1) Prosentase pesantren yang berwawasan moderat;

2) Prosentase peningkatan peserta pendidikan diniyah takmilyah dan pendidikan Al-Qur’an.

Kode Sasaran Strategis Sasaran Program

SS3 Meningkatnya keselarasan

relasi agama dan budaya

Menurunnya aksi konfrontatif

terhadap tradisi dan ritual budaya dengan mengatasnamakan agama

Gambar

Tabel 3  Data tempat Ibadah
Grafik perkembangan jamaah 2015 - 2019

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 47 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Bengkulu Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Sehingga ada akibatnya terjadi antrian pada bagian BAAUK (Biro Akademik, Umum dan Kemahasiswaan). Antrian terjadi karena kebutuhan pelayanan melebihi

Sedangkan Waldo dalam Pasolong (2008: 8) mendefinisikan “Administrasi publik adalah manajemen dan organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan

Oleh karena penambahan serat kaca dapat menambah kekuatan yang lebih baik pada plat basis tiruan resin akrilik heat cured, penambahan serat kaca 1% dengan ukuran 6mm

Dampak perubahan tata ruang melalui reklamasi Pulau Serangan dari aspek ekonomi terdiri dari dampak negatif yaitu kehilangan mata pencaharian bagi kelompok penambang

5). Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi merupakan teori mengenai desain pembelajaran dengan anggapan bahwa

Walaupun determinasi kelamin individu pada awalnya ditentukan oleh genom individu tersebut, tetapi pengalihan dari kelamin genotipe ke kelamin fenotipe dilakukan melalui

SEJAUH MAKSIMAL YANG DIIZINKAN OLEH HUKUM YANG BERLAKU DALAM YURISDIKSI ANDA, DALAM KEADAAN APA PUN RIM TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP SEGALA JENIS KERUSAKAN YANG BERHUBUNGAN