• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pelaksanaan penetapan zonasi pengelolaan waduk: pengkajian Keanekaragaman plankton waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi pelaksanaan penetapan zonasi pengelolaan waduk: pengkajian Keanekaragaman plankton waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Jawa Tengah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership)

Evaluasi pelaksanaan penetapan zonasi pengelolaan waduk: pengkajian

Keanekaragaman plankton waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Jawa

Tengah

Deskripsi Dokumen: http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=73622&lokasi=lokal

---Abstrak

Perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dibagi menjadi 5 (lima) zona yaitu Zona Bahaya, Wisata, Suaka, Bebas dan Usaha Karamba (SK Bupati Wonogiri No. 133 tertanggal 5 Juni 1986).

<br /><br />

Zona Bahaya adalah kawasan yang dinyatakan tertutup untuk umum, berdasarkan pertimbangan keamanan bangunan bendungan dan keselamatan pengunjung.

<br /><br />

Zona Wisata adalah kawasan pengembangan wisata dan rekreasi dengan kegiatan berupa pengoperasian perahu motor, olah raga ski air, kebun binatang, taman rekreasi, rumah makan dan kolam renang. <br /><br />

Zona Suaka ditujukan pada perlindungan, terutama populasi ikan. <br />

Zona Usaha Karamba dinyatakan sebagai kawasan produktif perikanan utama. Pada zona ini dibudidayakan perikanan berupa karamba jaring apung.

<br /><br />

Zona Bebas adalah kawasan produksi ikan dari Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Penangkapan ikan dalam kawasan ini tidak terlalu membutuhan pengawasan ketat.

<br /><br />

Penataan zonasi dalam pengelolaan lingkungan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri selama 17 tahun dengan berbagai aktivitasnya akan memberikan dampak pada faktor fisik, kimia dan biologi perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.

<br />

Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : <br />

1. Pelaksanaan penataan zonasi belum diketahui dampaknya pada kualitas perairan dengan indikator kelimpahan dan keanekaragaman plankton di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.

<br />

2. Dampak kondisi fisik kimia perairan pada jenis-jenis plankton indikator yang ada juga belum diketahui. <br /><br />

Penelitian bertujuan mendapatkan informasi mengenai : <br />

1. Kualitas perairan serta kelimpahan dan keanekaragaman plankton akibat penataan zonasi dalam pengelolaan lingkungan waduk di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.

<br />

(2)

<br /><br />

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan plankton pada titik sampling yang ditentukan secara acak. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis struktur komunitasnya menggunakan indeks kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman, indeks perataan dan metode deskriptif analisis. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli 2002 dan Januari 2003.

<br /><br />

Hasil pengamatan fitoplankton di perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri memperlihatkan 3 (tiga) kelas taksonomik yaitu Chlorophyta, Cyanophyta dan Diafomae. Zooplankton yang dijumpai pada Perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri adalah Cladocera, Copepoda dan Rotatoria. Secara umum kelimpahan plankton berkisar antara 1034-3901 individu/liter dengan total individu tertinggi dijumpai pada Zona Usaha Karamba (stasiun III), disusul Zona Wisata (stasiun II) dan Zona Suaka (stasiun I). Hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

<br /><br />

Zona (Stasiun) JumlahZona Suaka(Stasiun I)Zona Wisata(Stasiun II)Zona Usaha .Karamba(Stasiun III) <br />

Juli Januari Juli Januari Juli Januari <br />

Jumlah Total individu 1167 1034 2636 2853 3901 3030 <br /> Fitoplankton 1129943 24252611 3684 2862 <br /> Zooplankton3891211242217168 <br /> Jumlah Spesies332831272621 <br /> Fitoplankton272324201915 <br /> Zooplankton657776 <br /> Indeks Keanekaragaman2,8132,7112,5092,2791,9171,808 <br /> Indeks Perataan0,8040,8220,7370,6910,5880,594 <br /><br />

Hasil analisis struktur-struktur komunitas dengan menggunakan indeks keanekaragaman memperlihatkan bahwa indeks keanekaragaman bervariasi antara 1,8,-2,8. Dalam kaitannya dengan kualitas air menurut Lee (1978), perairan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri memperlihatkan kondisi yang belum tercemar sampai tercemar sedang - ringan.

<br /><br />

Indeks keanekaragaman yang tertinggi dijumpai pada Zone Suaka (stasiun I) sebesar 2,813 dengan indeks perataan yang tinggi pula yaitu sebesar 0,789. Komunitas di perairan ini berarti relatif stabil. Hal ini didukung oleh nilai indeks perataan (e) yang mendekati 1, yang memperlihatkan bahwa penyebaran jenis-jenis plankton pada perairan tersebut rata dan tidak dijumpai adanya species yang tinggi dominasinya.

(3)

<br /><br />

Di Zona Wisata (stasiun II) indeks keanekaragaman (H') nilai 2,279 (Bulan Juli) dan 2,509 (Bulan Januari) lebih balk dibandingkan Zona Usaha Karamba (stasiun III) 1,917 (Bulan Juli) dan 1,808 (Bulan Januari). Menurut Lee (1978) perairan dengan indeks tersebut menunjukkan kondisi perairan pada keadaan tercemar sangat ringan. Hal ini dibuktikan juga pada kandungan oksigennya, di atas 6,5 mg/lt merupakan daerah tercemar sangat ringan atau bahkan belum tercemar. Indeks perataan pada Zona Wisata (stasiun II) sebesar 0,730 (Juli) dan 0,691 (Januari). Nilai indeks perataan ini mendekati 1, yang berarti perairan tersebut masih stabil. Kondisi perairan tersebut dipengaruhi oleh aktivitas berupa pariwisata. Di zona ini limbah

pengunjung wisata dan limbah kebun binatang telah belum dikelola cukup baik dan sebagian dibuang ke perairan, hal ini terlihat bahwa kandungan nitrat mencapai 5 - 6 mg/lt.

<br /><br />

Di Zona Usaha Karamba (stasiun III) indeks keanekaragaman paling rendah yaitu 1,808. Kondisi perairan yang mempunyai nilai indeks keanekaragaman kurang dari 2 menurut Lee (1978) adalah perairan dalam kondisi tercemar sedang-ringan. Hal ini terbukti dengan kandungan nitrat dan fosfat di Zona Usaha Karamba (stasiun III) adalah tertinggi yaitu 6,6 - 7,4 mg/lt dan fosfat 0,9 - 1,3 mg/lt. Kandungan nitrat dan fosfat yang tinggi berkaitan dengan aktivitas pemanfaatan zonasi berupa Karamba jaring Apung yang menggunakan pakan tambahan berupa pour pellet dan Rumah Makan Apung yang menghasilkan limbah domestik. Pada Zona Usaha Karamba (stasiun III) indeks keanekaragaman (H') rendah yaitu 1,808 dengan indeks perataan (e) 0,588. Hal ini berarti perairan tersebut labil. Indeks e yang rendah menandakan penyebaran jenis pada perairan tersebut kurang merata, hal ini dibuktikan dengan adanya species yang dominan yaitu Spirogyra sp yang mempunyai indeks kelimpahan sebesar 50%. Kelimpahan fitoplankton juga dipengaruhi oleh

zooplankton. <br /><br />

Fitoplankton adalah makanan utama zooplankton, namun demikian beberapa jenis fitoplankton tidak dapat dimakan/dimangsa oleh zooplankton yang disebabkan oleh bentuk morfologi dan fisiologi fitoplankton juga ukuran, komposisi dan cara makan zooplankton. Microcystis sp dan Spirogyra sp diketahui merupakan pakan yang tidak sesuai untuk zooplankton.

<br /><br />

Dalam penelitian Pusat Penelitian Kependudukan Lingkungan Hidup Undip (1992) dilaporkan bahwa kelimpahan plankton berkisar antara 999-1708 individu/liter dan kandungan nitrit sebesar 0,009 mg/lt. Kelimpahan plankton yang lebih tinggi pada saat penelitian berhubungan dengan kandungan unsur hara perairan khususnya dengan kandungan nitrat/nitrit dan fosfat yang meningkat. Kandungan nitrit saat penelitian sebesar 0,04-0,195 mg/lt. Nitrit dengan kadar tinggi seperti yang dilaporkan Alaerts dan Santika (1984) dapat menstimulasi pertumbuhan plankton.

<br /><br />

Jenis plankton indikator yang dijumpai dominan antara lain Spirogyra sp, Microcystus flasaqua dan

Staurastrum sp. Plankton indikator yang dijumpai masih dapat menggambarkan kondisi fisik-kimia perairan yang ada.

<br /><br />

Kesimpulan penelitian sebagai berikut: <br />

(4)

(stasiun II) pada tingkat pencemaran sangat ringan dengan demikian penataan zonasi juga masih sesuai. Zona Usaha Karamba (stasiun III) pada tingkat pencemaran sedang-ringan yang disebabkan pemberian pakan ikan yang berlebihan (tersisa) maka penataan zonasi perlu ditentukan kembali atau perlu penataan dan pengawasan yang lebih ketat dalam pemanfaatannya.

<br /><br />

2. Jenis plankton indikator yang dijumpai dominan antara lain Spirogyra sp, Microcystus flasaqua dan Staurastrum sp. Plankton indikator yang dijumpai dapat menggambarkan kondisi fisik-kimia perairan yang ada.

<br /><br />

Berdasarkan kesimpulan maka peneliti menyarankan: <br />

1. Penataan zonasi dalam pengelolaan lingkungan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sebagai Zona Usaha Karamba sesuai dengan kondisi kualitas perairan yang ada harus ditinjau kembali atau dipindah. Bila tidak dipindahkan maka harus dilakukan pengawasan yang lebih ketat terutama dalam pemberian pakan ikan pada karamba.

<br /><br />

2. Penataan zonasi dalam pengelolaan lingkungan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sebagai Zona Wisata meskipun masih sesuai tetapi pengelolaan sebagai tempat wisata harus ditingkatkan terutama dalam pengelolaan limbah domestik pengunjung dan rumah makan.

<br /><br />

3. Penataan zonasi dalam pengelolaan lingkungan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri sebagai Zona Suaka sudah sesuai, perlu ditingkatkan lagi sebagai tempat penelitian dan pendidikan.

<hr>

Evaluation of the Implementation of Reservoir Management Zoning (A Case Study on Plankton Diversity in Gajah Mungkur Reservoir Zone, Wonogiri, Central Java)According to the District or Municipal Decree of Wonogiri No. 133 5 June, 1986, Gajah Mungkur Wonogiri reservoir waters is divided into 5 (five) zones consisting of: danger, tourism, preservation, business and free zone.

<br /><br />

The danger zone is declared officially closed for public, due to security for reservoir construction and safety of visitor.

<br /><br />

The tourism zone is area development for recreation activity consists of the motorboat facility, “jet sky", zoo, Recreation Park, restaurant and swimming pool.

<br /><br />

The preservation zone is for the protection of fish population. <br /><br />

The free zone is the additional area for fish production. The fishing in this area does not require strict supervision.

<br /><br />

The business zone is declared as main fishery production area. In this zone breeding fishery such as karamba jaring apung is practiced.

(5)

The zonation arrangement in Gajah Mungkur Wonogiri reservoir during 17 years with various activities will bring impact to biology, chemistry, and physics of water of Gajah Mungkur Wonogiri reservoir.

<br /><br />

The problem statement can be formulated as follows: <br />

1. It is unrecognized of zone arrangement impact in the term of Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

management such as preservation, tourism, karamba zone has decided by municipal decree No. 133 date 5 June 1986 on the abundance and diversity of plankton and quality of waters in Gajah Mungkur Wonogiri reservoir.

<br />

2. It is unrecognized of the relation of indicator plankton species with the chemistry physic condition of waters itself.

<br /><br />

The research aims are to gather information on: <br />

1. The quality of water, abundance and diversity of plankton as result of zonation arrangement. <br />

2. The relation of abundance of certain indicator plankton species with the chemistry, physics of water. <br /><br />

The implementation of the research uses sampling plankton method quantitatively with determination of random sampling. Furthermore, data is analyzed of community structure with using relative abundance index, diversity index, average index and analysis descriptive method. The research is done in July 2002 and January 2003.

<br /><br />

The results of observation phytoplankton in the waters of Gajah Mungkur Wonogiri reservoir consist of 3 classes such as: Chlorophyfa, Cyanophyta and Diatomae. The zooplankton species in the reservoir waters area such as Cladocera, Copepoda and Rotaforia. The highest level of total individual is found in the Karamba zone (station III), Tourism zone (station II), and Preservation zone (station I). The results of research are as follows:

<br /><br />

Zone AmountPreservationZone(Station 1)Tourism Zone(Stasiun II)Karamba Zone(Stasiun ill)

<br />

JulyJanuaryJulyJanuaryJulyJanuary <br />

Total amount of individual116710342636285339013030 <br />

Phytoplankton11299432425261136282862 <br />

Zooplankton3891211242217168 <br />

(6)

<br /> Phytoplankton272324201915 <br /> zooplankton657776 <br /> Diversity Index2,8132,7112,5092,2791,9171,808 <br /> Average Index0,8040,8220,7370,6910,5880,594 <br /><br />

The analysis result of community structures with using diversity index shows that diversity index have variation between 1,8 - 2,8. According to Lee (1978) the water quality, reservoir waters in Gajah Mungkur Wonogiri shows unpolluted condition until polluted in the moderate level.

<br /><br />

The highest diversity index is found in the Preservation Zone (station I) about 2,813 with the high of average index about 0,789. It means that the community in these waters is relative stable. This is supported by e value which closes 1, and shows that the spreading of plankton species in the waters is average and never found the high domination of species.

<br /><br />

In the Tourism zone (station II) diversity index of 2,279 (July) and 2,509 (January) better condition compare to Karamba zone (station III) 1,917 (July) and 1,808 (January). According to Lee (1978) waters with the above index shows waters in the polluted condition is moderate. It is proven that the oxygen content, above 6,5 mg/It is lightness of polluted area or even unpolluted. The average index in the Tourism zone (station II) about 0,730 (July) and 0,691 (January). The average index approaches 1, means that the waters is considered stable and comfortable.

<br /><br />

The Karamba zone (station III) the lowest diversity index about 1,808, according to Lee (1978) the waters condition which has diversity index value less than 2 the waters itself is categorized polluted condition in the moderate level. In the Karamba Zone (station III) the diversity index (H') is low about 1,808 with the

average index 0,588. It means that the waters not or uncomfortable and unstable. The low of e index signify that the spreading of species in the waters is not average; it is proven with the dominant species such as Spirogyra sp has abundance index 50%.

<br /><br />

Generally, the abundance of plankton is about 1034 - 3901 individual/liter. (Pusat Penelitian Kependudukan Lingkungan Hidup Undip 1992) reports that the abundance of plankton about 999 - 1708 individual/liter. The highest abundance of plankton in this research is predicted has connection to fertility level of waters itself particularly to the increasing of nitrate and phosphate contents. The nitrite content in this research about 0,04 - 0,195 mg/lt and Pusat Penelitian Kependudukan Lingkungan Hidup Unclip (1992) reports that nitrite content about 0,009 mg/lt.

<br /><br />

The indicator plankton species is dominant Spirogyra sp, Microsistus flasaqua and Staurastrum sp. The indicator plankton is found still can describe chemistry-physic condition of waters itself.

(7)

The summary of this research as follows: <br />

1. The Preservation zone (station I) in the unpolluted level and the zonation arrangement is appropriate. The Tourism Zone (station 11) is in the very light level of pollution and the zonation arrangement is still

consider appropriate. Karamba zone (station III) is in the moderate level of pollution which caused by distribution of fish woof however the zonation arrangement is necessary reconsider or require strict supervision action in the its utilization.

<br />

2. The indicator plankton species is dominant such as Spirogyra sp, Microsistus flasaqua and Staurastrum sp. The indicator plankton is found still can describe chemistry-physic condition of waters itself.

<br /><br />

Based on the above summary, the researcher gives suggestion as follows: <br />

1. The zonation arrangement in term of Gajah Mungkur Wonogiri reservoir area as Karamba zone is suitable for the waters quality condition should be reviewed or removed. If there is no action for removal of this place there should make strict supervision action particularly for the distribution of fish woof in Karamba. <br />

2. The zonation arrangement in term of Gajah Mungkur Wonogiri reservoir area as Tourism zone although there is still in appropriate condition but the tourism management could be make up for the best effort for particularly improvement for domestic waste management from restaurant and visitor.

<br />

3. The zonation arrangement in term of Gajah Mungkur Wonogiri reservoir area as Preservation zone has already appropriated, however it is necessary to make improvement for the education purpose and research place.

Referensi

Dokumen terkait

Tercacat sebanyak 31.678 jiwa atau jika dipresentase maka 81,64% masyarakat memiliki tetapi belum ruang terbuka hijau yang dapat menampung aktivitas ruang

Dari segi sistem pemungutan Wajib Pajak masih terdapat permasalahan kepatuhan Wajib Pajak dikarenakan peranan self assessment system yang dilakukan oleh

Berdasarkan Gambar 2.3 menjelaskan bahwa penelitian ini dimulai dengan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebelum diterapkan metode PBI, penelitian ini melakukan

51 Berdasarkan hasil pengambilan data di lokasi penelitian, keanekaragaman tinggi ditemukan pada zona reef crast dan reef slope dan sedikit ditemukan di zona

Hasil Analisis ragam terhadap 11 galur kacang hijau dan varietas Perkutut yang diuji menunjukkan keragaman sifat yang cukup besar terutama pada variabel pengamatan tinggi tanaman,

Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk mengetahui apakah tiap–tiap variabel bebas yaitu penerapan absensi sidik jari (X1) dan motivasi kerja (X2) saling

mendeskripsikan bentuk mobilitas sosial antargenerasi masyarakat transmigran, mendeskripsikan proses terjadinya mobilitas sosial antargenerasi masyarakat transmigran dan

Sementara itu, dengan nilai rasio odds diperoleh sebesar 6,072, berarti responden mendapatkan informasi secara transparan tentang BIAYA investasi legal yang berlaku di Indonesia