INTERELASI RTR
DENGAN SISTRAN
Kaitan RTRW dalam Sistem Perenc Pemb
RTRWN(20 th) RRTRN RPJPN (20 th) RPJPD-P (20 th) RTRWP (20 th) RRTRP RPJPD KAB/KOTA (20 th) RTRW KAB/KOTA (20 th) RRTR KAB/KOTA RENSTRA-KL RENSTRA-SKPD-P RPJMD-P (5th) RENSTRA-SKPD KAB/KOTA (5 th) RPJMD-KAB/KOTA (5 th) RENJA-KL RKP (1 th) RENJA SKPD PROVINSI RKPD-P (1 th) RENJA-SKPD KAB/KOTA RKPD-KAB/KOTA (1 th) NSPK bidang PR RPJM-N (5 th)Kedudukan RTR dan RP Nasional, Provinsi, Kabupaten danKota
Rencana Struktur Ruang Wilayah
Rencana struktur ruang wilayah merupakan rencana
kerangka tata ruang wilayah yang dibangun oleh
konstelasi pusat-pusat kegiatan (sistem perkotaan)
yang berhirarki satu sama lain dan dihubungkan oleh
sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan
transportasi
Sistem jaringan prasarana wilayah provinsi meliputi
sistem jaringan transportasi
, energi, telekomunikasi,
dan sumber daya air yang mengintegrasikan dan
memberikan layanan bagi pusat-pusat kegiatan yang
Pusat-Pusat Kegiatan Sekaligus
Pembangkit Lalulintas
• PKN yang berada di wilayah provinsi;
• PKW yang berada di wilayah provinsi;
• PKSN yang berada di wilayah provinsi; dan
• PKL yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
provinsi.
• PPK
• PPL
Fungsi Rencana Struktur RW
1. Sebagai pembentuk sistem pusat kegiatan
wilayah yang memberikan layanan bagi
subwilayah yang berada dalam wilayah; dan
2. Sebagai acuan perletakan sistem jaringan
prasarana antarwilayah yang juga menunjang
keterkaitan pusat-pusat kegiatan dalam suatu
wilayah.
AY-Dec '03 7
Model Zone Konsentris Burgess E.W.1925
Yunus H.S. 1999 1. CBD 2. TRANSITION 3. WORKING MEN’S HOME 4. BETTER RESIDENCES 5. COMMUTERS (desentralisasi permukiman akibat kemajuan teknologi transportasi)
Teori Ketinggian Bangunan, Bergel 1955
Dikembangan dari bahasan Yunus H.S. 1999
Commercial core Retailing Residential Retailing Offices A' 0 B' A B Inner residential Mixed zone zone Residential Residential Warehouse Offices, Residential Residential
AB = Distance Decay Principle A’B’ = Height Decay Principle
AY-Dec '03 9
Teori Sektor Homer Hoyt, 1939
Yunus H.S. 1999
• Dasar teori Sektor dari identifikasi pola sewa tempat
tinggal di kota-kota AS yang cenderung berbentuk
“pattern of sectors yang tidak mengikuti distance
decay principle, tetapi megikuti sektor2 tertentu dan
kekhasan masing2;
• Kunci lokasi sektor terpengaruh oleh “high quality
areas” berdasarkan opini penduduk dalam pemilihan
hunian yang “nyaman” baik dari aspek kemudahan
fasum dan fasosek, kondisi alami maupun non alami
lingkungan, prestise, dsb;
10 Faktor penentu perkembangan High Rent
Residential Area (HRRA) = Nilai Ruang:
1. Cenderung mendekati daerah sepanjang jalur transportasi dan komunikasi serta kawasan perdagangan dan perbelanjaan;
2. Daerah bebas banjir, bebas polusi, pemandangannya indah seperti tepi laut, tepi teluk, tepi danau, tepi sungai, bukit;
3. Daerahnya terbuka (open country) untuk pengembangan lebih lanjut;
4. Dekat tempat tinggal pemuka-pemuka masyarakat;
5. Dekat kompleks bangunan perkantoran, bank, pertokoan yang tertata rapi;
6. Daerah sepanjang atau aksesibiltas tinggi ke jalur transportasi cepat;
7. Cenderung berkembang pada arah yang sama dlm waktu lama; 8. Berkembang di dekat pusat2 kegiatan pada daerah permukiman
lama (gejala gentrifikasi)
9. Berkembang ke arah inisiatif promotor “real estator”
10. Tidak berkembang secara acak, tetapi mengikuti jalur2 tertentu pada salah satu atau beberapa sektor dalam kota.
Prinsip2 Dasar SisTran
1. Lancar (cepat, tepat waktu), terjangkau (OD,
murah, divable), aman (lakalintas,
kriminalitas, penularan penyakit), nyaman
(kursi ergonomis, sejuk, bersih), respek
(sopan santun petugas, pengemudi), ramah
lingkungan (polusi zat kimia, debu, suara,
terjaga kualitas LH), terpadu (intermoda,
TGR)
Prinsip2 Dasar SisTran
2. FUNGSIONAL, jaringan transpo
dikelompokkan dalam berbagai tatanan yang
masing2 mempunyai fungsi yang berbeda
(operasional rute tertentu, jadwal tertentu,
rute bebas, kendaraan penumpang,
kendaraan barang, kendaraan cepat,
kendaraan lambat, pedestrian, dsb).
Prinsip2 Dasar SisTran
3. INTERMODA, masing2 moda mempunyai
kelebihan dan kekurangan perlu diatur agar
saling mengisi kekurangannya dalam
pelayanan perangkutan orang maupun
barang.
4. STRUKTURAL, masing- masing tatanan diatur
secara sistematis, terpadu, efisien dan efektif.
Model Teori Sektor Homer Hoyt, 1939
Dalam Yunus H.S. 1999 1 2 3 4 3 3 3 4 5 3 2 3Z1 = CBD; Z2 = wholesale light manufacturing;
Z3 = permukim kls rendah; Z4 = permukim kls menengah; Z5 = permukim kls tinggi.
Terjadi filtering process yang didukung oleh private housing market;
Filtering process tidak relevan lagi apabila public housing market berperan besar.
AY-Dec '03 15
Teori Historis Alonso W. 1964
Yunus H.S. 1999
B 1 2 3 4 5
A
C
Z1 = CBD; Z2 = transition; Z3 = low status; Z4 = middle status; Z5 = high status Z
Faktor pengaruh internal
penduduk: taste, preference (keinginan), life style
A = proses desentralisasi permukiman secara sentrifugal flow
mengakibatkan pemborosan praswil dan transportasi
B = urban renewal di Z2 mengembalikan proses sentralisasi permukiman di dekat CBD
C = urban renewal melebar ke Z3 mewujudkan desentralisasi dari Z2 ke Z3 di samping
sentralisasi dari pinggir kota ke tengah (realisasi invasi).
Model Teori Struktural Alonso W. 1964
Yunus H.S. 1999 5 4 3 2 A C 1 B Z1 = CBD; Z2 = transition; Z3 = low status; Z4 = middle status; Z5 = high status ZA = Z2 mengalami deteriosasi
lingkungan yang buruk akibat invasi dan infiltrasi fungsi2 Z1,
menimbulkan proses perpindahan penduduk secara centrifugal;
B = Urban renewal di Z2 menimbulkan fenomena perpindahan penduduk, terutama yang masih sering
berpindah-pindah yang biasanya bujangan atau keluarga baru,
secara sentripetal dari fringe areas ke pusat kota;
C = usaha pemenuhan kebutuhan
perumahan yang semakin banyak menimbulkan fenomena
pembangunan kompleks2
permukiman rusun dengan fasum dan fasosek.
AY-Dec '03 17
Konsep dasar Garden City Ebenezer Howard
Pola tata ruang pusat-pusat perkotaan berdasarkan
efisiensi dan efektifitas sistem transportasi
AY-Dec '03 19
Pola metropolitan Canberra
Pola jalan kombinasi grid dan diagonal sebagai dasar tata ruang Kota Washinton DC
Struktur ruang
STRUKTUR RUANG
Rencana struktur ruang wilayah provinsi meliputi : 1. Rencana sistem perkotaan;
2. Rencana sistem jaringan transportasi; 3. Rencana sistem jaringan energi;
4. rencana sistem jaringan telekomunikasi dan informasi; dan 5. Rencana sistem jaringan sumber daya air.
Sistem Perkotaan
1. PKN Kota Gorontalo yang potensiil dikembangkan menjadi
kawasan perdagangan, pelayanan jasa, dan simpul
transportasi laut;
2. PKW Isimu yang potensiil dikembangkan menjadi pusat
kegiatan agroindustri, pergudangan, dan simpul intermoda
transportasi udara, darat dan kereta api;
3. PKW Kwandang yang potensiil dikembangkan menjadi
minapolitan, agroindustri dan agrobisnis komoditi
perkebunan dan kehutanan, serta wisata bahari Laut
Sulawesi;
4. PKW Tilamuta yang potensiil dikembangkan menjadi pusat
kegiatan agroindustri dan agrobisnis komoditi pertanian dan
perkebunan;
5. PKWp Marisa yang potensiil dikembangkan menjadi pusat
kegiatan perdagangan hasil pertambangan dan pariwisata
Teluk Tomini.
Sistem Perkotaan
1. PKL Limboto potensiil dikembangkan menjadi pusat
perdagangan dan pelayanan kabupaten, serta wisata
Tirta D. Limboto;
2. PKL Suwawa potensiil dikembangkan menjadi pusat
perdagangan dan pelayanan kabupaten, serta pusat
kegiatan pendidikan, kampus-kampus perguruan tinggi
dan lambaga riset (GIMIC);
3. PKL Paguyaman potensiil dikembangkan menjadi pusat
kegiatan agroindustri dan agrobisnis pertanian pangan;
4. PKL Paguat potensiil dikembangkan menjadi
Minapolitan;
5. PKL Papoyato potensiil dikembangkan menjadi pusat
perdagangan dan pelayanan kabupaten, serta kegiatan
pertambangan;
1. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana
transportasi dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan
transportasi
darat,
laut
dan
udara;
2. Sistem
jaringan
transportasi
meliputi
jaringan jalan, jaringan jalur Kereta Api dan
jaringan transportasi sungai, danau, dan
penyeberangan.
3. Sistem jaringan transportasi laut meliputi
tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran.
4. Sistem jaringan transportasi udara meliputi
tatanan
kebandarudaraan
dan
ruang
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI
Sistem Jaringan Jalan
» Sistem jaringan jalan yang terkait dengan wilayah
provinsi adalah jaringan jalan primer yang
peruntukannya untuk jalan antar kota yang tidak
terputus walaupun masuk kota, dan sistem jalan
sekunder yang peruntukannya untuk jalan di dalam kota
di luar sistem jalan primer;
» Jaringan jalan arteri primer meliputi perbatasan Prov Sulteng – Popayato –
Marisa – Paguat – Tilamuta – Paguyaman – Isimu – Limboto – Gorontalo; Isimu –
Kwandang – perbatasan Prov Sulut; jalur Selatan Gorontalo – Isimu.
» Jaringan jalan kolektor primer meliputi
Rencana pengembangan Jalur KA Nasional Lintas Utama di Provinsi Gorontalo dari
perbatasan Prov Sulteng – Popayato – Marisa – Paguat – Tilamuta – Paguyaman – Isimu –
Limboto – Gorontalo; Isimu – Kwandang –
perbatasan Prov Sulut; jalur Selatan Gorontalo – Isimu
Jalur penyeberangan dalam sistem SDP
direncanakan meliputi jalur Fery yaitu Marisa -Wakai – Ampana, Gorontalo – Pagimana,
Gorontalo – Wakai – Ampana, Likupang –
Kwandang – Tolitoli – Tarakan, dan Gorontalo – Molibagu – Bitung
Sistem Kepelabuhanan
• Pelabuhan pengumpul meliputi Pel Gorontalo di Kota Gorontalo, Pel Anggrek dan Pel Kawandang di Kab Gorut;
• Pel Anggrek berfungsi untuk bongkar muat kargo dan peti kemas
termasuk ekspor jagung ke Brunei Darusalam, Malaysia dan Philipina, serta pelabuhan batubara sebagai bahan baku PLTU;
• Pelabuhan-pelabuhan pengumpan antar pulau meliputi: Pel Kwandang di Kab Gorut , Pel Marisa dan Pel Bumbulan di Kab Pohuwato, dan Pel Tilamuta di Kab Boalemo.
Sistem Kebandarudaraan
• Sistem tatanan kebandarudaraan di Prov Gorontalo meliputi Bandara pengumpul sekunder Jalaludin yang merupakan bandara nasional (domestik) di Kab Gorontalo, dan bandara pengumpan di Kab Pohuwato yang merupakan bandara provinsi.
Struktur ruang
STRUKTUR RUANG
Rencana struktur ruang wilayah provinsi meliputi :
1. Rencana sistem perkotaan; 2. Rencana sistem jaringan
transportasi;
3. Rencana sistem jaringan energi;
4. rencana sistem jaringan telekomunikasi dan
informasi;
5. Rencana sistem jaringan sumber daya air; dan
6. Rencana sistem prasarana persampahan dan sanitasi.
Sistem Perkotaan
1. PKNp Matabe meliputi Mamuju, Tampapadang
dan Belang-Belang yang potensiil
dikembangkan menjadi kawasan terpadu
kegiatan industri, perdagangan, pergudangan,
petikemas, dan simpul intermoda transportasi
laut, udara, darat dan kereta api;
2. PKW –PKW; Majene, ibukota Kabupaten
Majene, sebagai kota pendidikan, dan
Pasangkayu, ibukota Kabupaten Mamuju
Sistem Perkotaan
3. PKWp Polewali, ibukota Kabupaten PolMan
yang berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa serta berpotensi sebagai
simpul transportasi yang melayani beberapa
kabupaten;
4. PKL-PKL ; Mamasa (ibukota Kabupaten
Mamasa) sebagai pusat pariwisata budaya dan
alam, Wonomulyo sebagai sentra lumbung
beras, dan Topoyo yang dikembangkan
sebagai Kota Terpadu Mandiri (KTM).
1. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana
transportasi dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan
transportasi
darat,
laut
dan
udara;
2. Sistem
jaringan
transportasi
meliputi
jaringan jalan, jaringan jalur Kereta Api dan
jaringan transportasi sungai, danau, dan
penyeberangan.
3. Sistem jaringan transportasi laut meliputi
tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran.
4. Sistem jaringan transportasi udara eliputi
tatanan
kebandarudaraan
dan
jalur
penerbangan.
Sistem Jaringan Jalan
» Sistem jaringan jalan yang terkait dengan wilayah
Provinsi adalah jaringan jalan primer yang
peruntukannya untuk jalan antar kota yang tidak
terputus walaupun masuk kota, dan sistem jalan
sekunder yang peruntukannya untuk jalan di dalam kota
di luar sistem jalan primer;
» Jaringan jalan arteri primer di Provinsi Sulbar meliputi:
Mamuju
– Bandara Tampapadang – Pelabuhan
Belang-Belang; Tapallang Barat– Sumare – Rangas – Mamuju;
Batas Sulsel
– Polewali - Majene - Mamuju.
»
Jaringan jalan kolektor primer di Provinsi Sulbar
meliputi: Belang-Belang
– Pasangkayu – Batas
Sulteng; Kaluku
– Salubatu – Arale – Mambi - Mamasa
– Batas Tator.
Jaringan jalan arteri primer di Provinsi Sulbar meliputi:
Batas Sulsel – Polewali –
Majene – Tapallang – Sumare – Rangas – Mamuju –
Bandara Tampapadang – Pelabuhan Belang-Belang. Jaringan jalan kolektor primer di Provinsi Sulbar meliputi: Belang-Belang – Pasangkayu – Batas Sulteng; Kaluku – Salubatu – Arale – Mambi -Mamasa – Batas Tator
» Rencana pengembangan jalan kolektor primer yang menghubungkan antar
ibukota Kabupaten meliputi: Kalukku – Bonehau –
Kalumpang - Batuisi – Batas Luwu Utara; Batuisi - batas Tana Toraja; Polewali –
Tabone – Malabo – Mamasa – Tabang (batas Tana Toraja); Salubatu – Tabulahang –
Mambi – Malabo; Tikke -Batas Sulteng.
» Rencana pengembangan jalan kolektor primer yang menghubungkan antar
ibukota ibukota Kecamatan meliputi: Mapili – Matangnga – SP. Mambi. Salutambung – Ulumanda – Urekang
Rencana pengembangan Jalur KA Nasional Lintas Utama di Provinsi Sulbar yang melewati pantai Barat dari perbatasan Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan – Polewali –
Wonomulyo -- Majene – Mamuju – Belangbelang – Topoyo - Pasangkayu – perbatasan Kabupaten
Donggala Provinsi Sulawesi Tengah
SISTEM TRANSPORTASI
SUNGAI, DANAU &
PENYEBERANGAN
• Sistem jaringan transportasi sungai lintas kabupaten/ kecamatan yaitu
mengembangkan jaringan transportasi sungai Babana, Sungai Tarailu. Sungai Karama masing-masing di Kabupaten Mamuju dan Sungai Mapilli di Kabupaten Polewali Mandar. • Sistem jaringan penyeberangan
yang meliputi rute Fery
Pelabuhan Simboro – Balikpapan (Kaltim), Majene – Batulicin
(Kalimantan Selatan), Pasangkayu – Samarinda (Kaltim).
SISTEM KEPELABUHAN
• Sistem tatanan kepelabuhananNasional di Provinsi Sulbar meliputi Pelabuhan-Pelabuhan Pengumpul Belang Belang, Pelabuhan Mamuju, Pelabuhan Pasangkayu, dan Pelabuhan Tanjung Silopo
• Sistem tatanan kepelabuhanan Provinsi Sulbar berupa pelabuhan pengumpan primer meliputi:
Campalagian (Kabupaten Polman), Palipi (Kabupaten
Majene), Majene (Kab. Majene), Budong Budong (Kab. Mamuju), dan Bambaloka (Kab. Mamuju Utara).
SISTEM
KEBANDARUDARAAN
Kebandarudaraan di wilayah provinsi Sulbar berupa
Bandara pengumpul sekunder Tampapadang yang
merupakan bandara domestik di Kabupaten Mamuju, dan rencana bandara pengumpan meliputi Bandara Somarorong di Kabupaten Mamasa,
Bandara Campalagian di
Kabupaten Polewali Mandar, dan Bandara Pedongga di Kabupaten Mamuju Utara;