• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. Profil Kepala Desa, Program Pembangunan Desa, dan Respon Masyarakat. 2. Kondisi Geografi Desa Kedungpapar:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. Profil Kepala Desa, Program Pembangunan Desa, dan Respon Masyarakat. 2. Kondisi Geografi Desa Kedungpapar:"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

Profil Kepala Desa, Program Pembangunan Desa, dan Respon Masyarakat

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Desa Kedungpapar merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sumobito. Secara umum karakteristik wilayah desa Kedungpapar dapat dilihat dari aspek fisik yang meliputi letak, luas,

topografi dan kondisi iklim.36

2. Kondisi Geografi Desa Kedungpapar: a. Letak

Desa Kedungpapar merupakan desa yang terletak + 3 Km dari pusat Pemerintahan Kecamatan Sumobito, terletak 16 Km dari desa Kedungpapar menuju pusat Pemerintahan Kabupaten/Bupati. Secara administratif batas-batas desa Kedungpapar adalah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan desa Sumobito, di sebelah selatan berbatasan dengan desa Betek dan Plemahan, kemudian sebelah barat berbatasan dengan desa Segodorejo, dan di sebelah timur berbatasan dengan Sungai Gunting dan Desa Karobelah.

36 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Kedungpapar

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, Tahun 2011-2015.

(2)

Desa Kedungpapar terdiri dari 4 dusun 4 RW (Rukun Warga) dan 19 RT (Rukun Tetangga). Perincian 4 Dusun tersebut adalah sebagai berikut: dusun Kedungpapar 5 RT dan 1 RW, lalu dusun Losari 6 RT dan 1 RW, kemudian dusun Penampan 4 RT dan 1 RW, dan di dusun Tragal 4 RT dan 1 RW.

b. Luas

Luas wilayah desa Kedungpapar adalah 503,60 Ha. Menurut jenis penggunaan tanahnya, luasan tersebut terinci sebagai berikut:

Table 2.1 Luas Tanah Menurut Penggunaan

No Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha)

1. Pemukiman / Perumahan 39.433

2. Sawah 175.280

3. Sarana Umum 2.160

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan, RPJM Desa Tahun 2011-2015

Dengan begitu sebagian besar wilayah desa Kedungpapar adalah tanah pertanian produktif. Ada beberapa komoditi yang banyak diusahakan oleh para petani di desa Kedungpapar yang dianggap sesuai dengan kondisi lahan yang ada, diantaranya yang mendominasi adalah: tanaman padi dan jagung, selain itu para petani juga menanam kedelai sebagai jenis komoditi yang lain.

(3)

3. Kondisi Demografi Desa Kedungpapar

Sumber daya manusia yang tersedia bisa dilihat dari data jumlah penduduk, baik menurut golongan umur, tingkat pendidikan maupun mata pencaharian. Jumlah penduduk di desa Kedungpapar pada tahun 2010 adalah sebanyak 3.095 orang, yang terdiri dari laki-laki 1.524 orang dan perempuan 1,571 orang.

a. Penduduk Menurut Golongan Umur

Data ini bermanfaat untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk dan mengetahui jumlah angkatan kerja yang ada. Dari 3.095 jumalah penduduk, tercatat 1647 laki-laki dan 1368 perempuan.

Data penduduk menurut golongan umur di desa Kedungpapar golongan usia balita 0 bln - 4 thn terdapat + 283 jiwa, usia anak-anak mulai 5 thn – 15 thn terdapat 881 jiwa, usia remaja mulai 16 thn-21 thn terdapat + 821 jiwa, usia dewasa mulai 22 thn – 59 thn terdapat + 737 jiwa, dan usia tua/manula usia 60 thn keatas terdapat + 123 jiwa.

b. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Proses pembangunan desa akan berjalan dengan lancar apabila masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi.

(4)

Dari jumlah penduduk 3.095 jiwa, tercatat 35 jiwa pendidikan play group/TK/RA, 258 jiwa pendidikan SD, lalu 247 jiwa pendidikan SLTP, selanjutnya 204 jiwa berpendidikan SMA/sederajat, kemudian 38 jiwa yang berpendidikan perguruan tinggi, 16 jiwa yang buta huruf, dan 2.307 jiwa penduduk belum bersekolah (balita) dan yang tidak bersekolah (dewasa/manula).

c. Penduduk Prasejahtera/Miskin

Banyak sedikitnya penduduk miskin merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu masyarakat, namun ini juga bukan merupakan suatu hal yang mutlak. Berdasarkan klasifikasi BKKBN di desa Kedungpapar terdapat 171 keluarga yang tergolong prasejahtra, 192 keluarga kategori sejahtera I, sejahtera II sebanyak 197 keluarga, 291 keluarga kategori sejahtera III dan 33 keluarga kategori sejahtera III +.

d. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di desa Kedungpapar sebagian besar masih di sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat. Data mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(5)

Tabel 2.2 Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

1 Petani 126 2 Buruh Tani 813 3 Pegawai Negeri 16 4 Tukang Batu/Kayu 76 5 Angkutan 34 6 TNI/POLRI 4 7 Pensiunan 5 8 Pedagang 119 9 Lain-lain 392

Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan RPJM Desa Tahun 2011-2015

4. Potensi Sumber Daya Alam

Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan. Topografi desa Kedungpapar adalah wilayah datar.

Iklim adalah nilai rata-rata dari keadaan alam di udara pada suatu tempat dalam waktu yang cukup lama. Iklim merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Sebagai contoh dalam

(6)

bidang pertanian, iklim mempunyai pengaruh yang cukup besar, misalnya untuk penentuan masa tanam.

Desa Kedungpapar secara umum beriklim tropis dengan ketinggian + 25 m dpl, serta suhu berkisar antara 26 ˚ - 32 ˚ Celcius. Curah hujan di desa Kedungpapar dinilai cukup baik. Hal ini terbukti dari turunya hujan tiap tahun di masa tanam. Walaupun tidak dapat dipungkiri juga ketika musim kemarau tiba, para petani di Kedungpapar memilih mengeluarkan biasa sendiri untuk mengairi sawahnya.

5. Potensi Unggulan Desa

Desa Kedungpapar merupakan salah satu desa yang memiliki letak cukup strategis. Demikian juga dengan kondisi tanah yang sebagian relatif datar dan subur dapat menunjang produktivitas pertanian.

Transportasi antar daerah di desa Kedungpapar juga relatif lancar dengan demikian keberadaan desa Kedungpapar dapat dijangkau oleh angkutan umum sehingga mobilitas warga Kedungpapar cukup tinggi. Hal tersebut sangat memudahkan aktivitas masyarakat desa Kedungpapar karena dapat menjangkau sumber-sumber kegiatan ekonomi.

6. Kondisi Infrastruktur Pendukung Pembangunan Prasarana Pertanian

(7)

Desa Kedungpapar merupakan daerah agraris dengan pengembangan tanaman semusim. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sistem pengairan irigasi. Mengingat bahwa, bila musim kemarau tiba air untuk pengairan sawah sulit diperoleh. Kondisi mata air yang ada kurang memenuhi kebutuhan air, sehingga perlu adanya sarana yang dapat mencukupi kebutuhan akan air. Cek dam atau pembangun dan perbaikan plengsengan mungkin merupakan salah satu contoh sarana yang dibutuhkan masyarakat dalam bidang pengairan/irigasi.

Gambar 1.1 Pembangunan Jembatan dan Pavingisasi Menuju Lahan Pertanian antara

Dusun Losari-Kedungpapar pada Awal Tahun 201437

37

(8)

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Profil Kepala Desa

Bapak Sugeng selaku kepala desa Kedungpapar adalah orang yang berasal dari kalangan biasa-biasa saja. Beliau lahir di desa Segodorejo Kecamatan Sumobito kabupaten Jombang pada 19 September 1961. Riwayat pendidikan beliau dimulai SD di Segodorejo pada tahun 1969 -1974 kemudian lanjut ke SMP Khoiriyah di Sumobito pada tahun 1975-1977, dan beliau mengikuti sekolah kejar paket C pada 2011 lalu.

Pada tahun 1985 pak Sugeng menikah dengan bu Alfiyah yang dikaruniai 2 orang anak laki-laki. Tahun 1956 lahir anak pertama beliau yang bernama Risad. Kemudian di tahun 1995 mempunyai anak kedua yang bernama Niko.

Terjadinya konflik rumah tangga yang dialami pak Sugeng dan bu Alfiyah, hingga pada tahun 1997 beliau bercerai dari ibu Alfiyah. Kemudian beliau memutuskan untuk menikah lagi, yaitu dengan bu Lilik pada tahun 1999 sampai dengan saat ini. Sebelum bu Lilik menikah dengan pak Sugeng, beliau pun pernah menikah dengan pak Yudi yang dikarunia 2 orang putri, yaitu Winni dan Ayu serta 1 orang putra yang bernama Raka.

Sejak awal memasuki pernikahan kedua, bu Lilik membawa serta Raka dalam kehidupan barunya bersama pak Sugeng. Karena memang saat itu Raka masih berusia 4 tahun dan membutuhkan kasih sayang lebih

(9)

dari ibunya. Tidak seperti orang tua tiri kebanyakan yang dikenal jahat, pak Sugeng malah merawat dan mendidik Raka seperti anak kandungnya sendiri.

Sebelum mencalonkan diri sebagai kepala desa, bapak Sugeng telah dikenal dengan sikapnya yang mudah bergaul dengan siapapun, mempunyai jiwa sosial yang baik, dan merakyat. Beliau bekerja sebagai supir angkot, mulai tahun 1995 sampai tahun 2007. Kemudian pada pertengahan 2007 beliau mencalonkan diri sebagai kepala desa pada periode I yaitu tahun 2008-2013 lalu. Atas kepercayaan serta dukungan yang diberikan masyarakat, pada periode kedua ini yaitu tahun 2014-2019 mendatang, beliau terpilih kembali menjadi kepala desa.

Terpilihnya pak Sugeng kembali pada periode kali ini, menjadikan beliau lebih semangat dan meningkatkan kinerja menjadi lebih baik. Beliau menuturkan bahwa “tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, tujuan saya ndak neko-neko mbak.. dalam kepemimpinan periode tahun ini. Yang menjadi prioritas utama saya adalah pada pembangunan desa dan pelayanan masyarakat.”

Pak Sugeng juga mengungkapkan perasaan yang dirasakan ketika beliau bisa dipercayai oleh masyarakat kembali sebagai kepala desa.

Alhamdulillah ya mbak.. saya bersyukur sekali karena masyarakat Kedungpapar senatiasa mendukung dan mendoakan saya agar bisa terpilih lagi menjadi kepala desa, padahal saya tidak pernah istilahnya

nyogok kepada masyarakat. Jujur saja, padahal semasa kampanye

(10)

sebagainya itu hasil pinjaman dari sanak-saudara, sampean kan tau sendiri mbak... saya ini orang biasa-biasa saja. Tetapi masyarakat masih saja mendukung saya. Bahkan untuk konsumsi semasa kampanye, jujur ya mbak.. makanan dan minuman itu ibaratnya ngalir sendiri setiap hari, hampir semua masyarakat menyumbang secara ikhlas kepada saya dan keluarga untuk kebutuhan kampanye waktu itu. Saya merasa sangat terharu mbak.., begitu besar pengorbanan serta dukungan yang diberikan masyarakat pada saya dalam bentuk seperti itu. Mangkanya dalam periode ini, saya akan lebih mengoptimalkan kinerja serta pembangunan desa dan pelayanan bagi masyarakat,

sebagai bentuk terima kasih saya pada masyarakat.38

2. Pembangunan atau Program Yang Dilakukan Kepala Desa

Mengenai prestasi yang telah dicapai kepala desa selam menjabat kepala desa di periode lalu, terbilang cukup banyak. Mulai dari pembangunan prasarana pemerintahan desa/kelurahan, sarana sosial, sarana kesehatan, dan sebagainya. Hal ini penting direncanakan dan dilakukan untuk mendukung pelayanan prima aparatur desa terhadap masyarakat desa. Dengan dibangunnya sarana yang memadai yang mendukung prasarana pemerintahan seperti balai desa, maka pelayanan untuk masyarakat akan semakin baik.

Sebagai bentuk prestasi yang telah dicapai kepala desa, dibawah ini terdapat gambar pembangunan prasarana pemerintahan desa/kelurahan, yaitu renovasi gedung balai desa yang dilakukan pada akhir tahun 2013.

(11)

Gambar 1.2 Renovasi Gedung Balai Desa pada akhir Tahun 201339

Selain pembangunan prasarana pemerintahan desa diatas, terdapat pula fasilitas kesehatan, sebagai bentuk prestasi yang dilakukan oleh kepala desa pada tahun 2010 lalu.

Fasilitas poskesdes tersebut berfungsi sebagai puskesmas pembantu desa, yang membantu dan melayani masyarakat ketika mengalami sakit atau akan melahirkan. Di poskesdes setiap hari (kecuali sabtu-minggu) pada jam kerja, selalu dijaga oleh bidan desa yang siap siaga melayani masyarakat. Dibawah ini adalah gambar poskesdes desa kedungpapar.

39

(12)

G

Gambar 1.3 Pembangunan Gedung Poskesdes Sebagai Fasilitas

Kesehatan Desa Kedungpapar pada Tahun 201040

Selain pembangunan sarana/fasilitas berupa gedung, kepala desa juga telah mengusahakan pembangunan berupa saluran drainase disepanjang lingkungan perkampungan. Berikut ini adalah gambar saluran drainase tersebut.

Gambar 1.4 Bantuan Saluran Drainase dari PNPM Mandiri Perdesaan di

Dusun Penampan Desa Kedungpapar Tahun 201041

40 Sumber: dokumentasi pribadi peneliti, diambil tanggal 12 Mei 2014 41

(13)

3. Pandangan Masyarakat Terhadap Kepala Desa dan Program Pembangunannya

Pandangan masyarakat mengenai bapak Sugeng selaku kepala desa di Kedungpapar dapat dikatakan cukup baik. Banyak masyarakat yang suka terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh beliau, serta menyukai kepribadian yang beliau beserta istrinya. Namun ada pula masyarakat yang tidak suka terhadap semua hal tersebut. Kebanyakan masyarakat menyukai kepribadian beliau beserta istri karena beliau mudah bergaul atau yang biasa disebut blusukan dengan semua kalangan, orang dewasa, remaja maupun anak-anak. Beliau juga dermawan terhadap warga yang tidak mampu atau sedang membutuhkan bantuan.

Respon baik dari masyarakat bisa dilihat ketika mereka berpartisipasi serta memberikan respon baiknya kepada semua kegiatan yang diadakan oleh beliau guna membangun serta memajukan desa Kedungpapar. Masyarakat saling bergotong-royong dalam setiap kegiatan misalnya; adanya kegiatan desa, adanya pengajian di desa, kerja bakti desa terutama saat merenovasi balai desa, dan terutama ketika masa-masa kempanye Pilkades lalu.

Masyarakat menunjukkan respon baiknya ketika ikut

berpartisispasi dalam kampanye Pilkades lalu, serta membantu jalannya kampanye dengan baik. Misalnya, masyarakat berbondong-bondong mendatangi rumah tiap calon kepala desa ketika diadakan syukuran pada

(14)

tiap rumah calon kepala desa menjelang Pilkades lalu. Warga datang bermaksud untuk memberi dukungan serta doa restu kepada tiap calon kepala desa, begitu juga kepada bapak Sugeng.

Selain itu, respon baik tersebut dapat juga dituangkan oleh masyarakat dalam keikutsertaan menyuarakan aspirasi/suara melalui pemilihan kepala desa (Pilkades) secara demokrasi demi mensukseskan pembangunan desa untuk tahun mendatang. Hal itu dapat lihat ketika seluruh masyarakat ikut berpartisipasi dalam Pilkades yang diadakan secara demokratis pada 72 November 2013. Berikut ini adalah gambar masyarakat ketika berpartisipasi serta mensukseskan Pilkades lalu.

Gambar 1.5 Partisipasi Masyarakat Kedungpapar Ketika Pelaksanaan

Pilkades pada 27 Nopember 201342

Pandangan baik dari masyarakat memang cukup banyak terhadap bapak Sugeng ketika belum menjabat sebagai kepala desa, karena masyarakat melihat sifat-sifat sosial beliau yang baik. Penilaian baik

42

(15)

terhadap bapak Sugeng juga di benarkan oleh nenek yang berusia 74 tahun ibu Hj. Aminah, beliau adalah tetangga samping rumah bapak Sugeng. Ibu Hj. Aminah menuturkan :

Nak Lurah iku bagus lakune, seneng nolong rakyate sing ora mampu utowo sing butuh bantuan, lan apik ambek tetonggo-tetonggone. Nggeh niku nak.. sing ndadekno rakyate seneng marang nak Lurah. Mugi-mugi ae nggeh, nak Lurah iso mimpin deso iki ben dadi deso sing luweh apik43

Terjemah:

Nak Lurah itu baik tingkah lakunya, suka menolong rakyatnya yang tidak mampu atau yang sedang membutuhkan bantuan, selain itu juga baik kepada tetangga-tetangganya. Ya itu nak.. yang menjadikan rakyatnya senang kepada nak Lurah. Semoga saja ya, nak Lurah bisa memimpin desa ini menjadi desa yang lebih baik.

Mengenai jiwa sosial yang dimiliki bapak Sugeng beserta istrinya, memang banyak disukai dan mendapat respon positif dari masyarakat baik generasi muda maupun tua.

Penuturan bu Nukilah yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci, turut juga memberikan pandangan serta respon baiknya kepada bapak Sugeng. Bu Nukilah menuturkan :

Pak lurah iku orang’e dermawan mbak, masio ora sugih tapi beliau seneng nolong wong liyo.. buktine sewaktu aku nyuci ndek omah’e pak Lurah, pernah ono tamu mbah-mbah lanang teko dusun Losari nang omah’e pak lurah, mbah iku mau apene nyilih duet kanggo tuku mangan, padahal sak durung’e mbah iku teko.. bu lurah iku crito nek lagi gak ndue duet.. ternyata mbak, sak onok’e duet pak lurah ngekek’ii mbah lanang iku mau.44

43 Wawancara dengan Ibu Hj. Aminah, tanggal 15 Mei 2014 44

(16)

Terjemah:

Pak Lurah itu orangnya dermawan mbak, walaupun ndak kaya tapi beliau suka menolong orang lain.. buktinya sewaktu saya nyuci dirumah pak Lurah, pernah ada tamu orang kakek-kakek dari dusun Losari ke rumah pak Lurah, kakek itu mau pinjam uang buat beli makan, padahal sebelum kakek itu datang.. bu Lurah itu cerita kalau sedang ndak punya uang.. ternyata mbak, dengan seadanya uang pak Lurah memberi kakek itu.

Perbuatan baik itulah yang membuat bu Nukilah menyukai serta memberi respon positif serta dukungan kepada bapak Sugeng ketika akan mencalonkan diri kembali sebagai kepala desa.

Selain informasi yang diperoleh dari bu Nukilah tersebut, informasi lain juga diperoleh dari kalangan pemuda. Perntayaan ini dituturkan oleh Hendra selaku pemuda di desa Kedungpapar. Hendra menuturkan :

Pak lurah itu selain suka menolong orang lain, beliau juga sering berinteraksi secara langsung dengan warga/penduduknya, mulai dari yang tua sampai yang muda, bahkan anak-anak kecil juga.. pak lurah orangnya bisa mbaur dengan semua kalangan masyarakat, bahkan bisa merangkul anak-anak muda, yang kita tahu bahwa selama ini kalangan muda bisa dibilang sulit untuk di arahkan atau diberi tahu. Saya rasa itulah yang menjadi alasan bagi masyarakat, memandang baik dan

mendukung pak lurah kembali dalam Pilkades periode kali ini.45

Informasi mengenai pandangan serta respon positif terhadap bapak Sugeng tersebut juga dibenarkan oleh bapak Rahardjo yang sehari-hari bekerja sebagai angkatan laut di Tanjung Perak Surabaya, namun empat bulan yang lalu beliau sudah pensiun. Beliau menuturkan :

45

(17)

Lurah itu...orangnya supel serta mudah bergaul dengan semua kalangan, karna memang dia sendiri berasal dari kalangan orang biasa-biasa saja. Selama menjabat sebagai kepala desa pada periode lalu, dia bisa memajukan desa Kedungpapar dengan baik. Masyarakat memberi dukungan kepada dia untuk kembali mencalonkan diri menjadi kepala desa. Maka dari itu lah mbak..saya memberikan kepercayaan dan dukungan penuh ketika dia mencalonkan diri sebagai kepala desa lagi

pada periode kali ini.46

Selain informasi yang didapat dari bapak Rahardjo tersebut. Ada informasi lain yang disampaikan oleh bapak H. Kamsidi. Beliau selaku tokoh masyarakat/orang lama di Kedungpapar. Bapak H. Kamsidi menuturkan:

Menurutku.. ket mbiyen sak durunge nyalokno dadi Lurah, aku ngenal nak Lurah iku ancen seneng srawung ambek tonggo utowo rakyate, awak’e gag pilih kasih nek arepe mbantu utowo nolong. Bagus sifat pemimpin koyok iku nak.. mangkane rakyate akeh sing seneng lan ndukung nak Lurah dadi maneh. Buktine yowes nyoto kan.. sak iki nak Lurah dadi kepala desa maneh. 47

Menurut saya, dari dulu sebelum mencalonkan diri sebagai Lurah/kepala desa, saya mengenal nak Lurah itu memang suka bergaul/supel dengan tetangga atau rakyatnya, dia tidak pilih kasih kalau akan membantu atau menolong. Bagus sifat pemimpin seperti itu nak.. mangkanya rakyat banyak yang suka dan mendukung nak Lurah menjadi kepala desa lagi. Buktinya juga sudah nyata.. sekarang nak Lurah jadi kepala desa lagi.

Kemudian informasi lain mengenai pandangan masyarakat terhadap kepala desa tersebut didapat dari bapak berinisial B, beliau selaku ketua dusun di dusun Penampan. Bapak B menuturkan:

46 Wawancara dengan bapak Rahardjo, tanggal 17 Mei 2014 47

(18)

Mayoritas masyarakat memang menilai pak Lurah sebagai orang yang baik, berjiwa sosial tinggi, dan mudah bergaul dengan siapa pun. Saya juga menilai demikian. Lantas mengenai kebijakannya, saya rasa sejauh ini sudah bagus, untuk program pembangunan desa memang sudah banyak yang beliau kerjakan dan sudah menjadi prestasi sendiri. Saya rasa, untuk kinerja dan kedisiplinan itu yang perlu diperbaiki dan

ditingkatkan menjadi lebih lagi, karna hal itu masih kurang.48

Selanjutnya informasi lain didapat dari ibu-ibu anggota PKK, yaitu bu Nuriyati. Beliau menuturkan bahwa:

Pak Lurah memang baik dan suka membaur dengan rakyatnya. Beliau sering menghadiri acara perkumpulan atau rapat desa. Begitu juga bu Lurah, beliau selalu aktif dalam kegiatan PKK, dasawisma, dan lainnya. Hal-hal seperti itulah yang disukai masyarakat. Selain itu program pembangunan desa yang telah dilakukan pak Lurah juga sangat baik. Semoga saja tahun ke depan nanti, akan ada program

pembangunan yang lebih baik untuk masyarakat Kedungpapar.49

Selanjutnya informasi yang terakhir mengenai pandangan masyarakat terhadap kepala desa, disampaikan oleh pak Toha yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang kayu/kuli bangunan. Beliau menuturkan:

Saya menilai pak Lurah itu memang orangnya baik dan suka menolong, sering srawung (membaur) juga dengan semua orang. Kalau saya sedang bekerja di proyek pembangunan desa pun, beliau sering ngobrol langsung dengan tukang/kuli yang lainnya juga. Saya pribadi mbak, pernah pinjam uang pada pak Lurah untuk kebutuhan sekolah anak saya ketika mau masuk SMP. Selain itu pak Lurah juga pernah menjenguk anak kedua saya yang dirawat di rumah sakit karna

48 Wawancara dengan pak B, tanggal, 20 Mei 2014 49

(19)

penyakit deman berdarah. Maka dari itu, sebagai balasannya saya

mendukung pak Lurah untuk jadi kepala desa lagi di tahun ini. 50

4. Aspek Yang Paling Dominan Menyebabkan Terpilihnya Kembali Kepala Desa

Pandangan baik masyarakat terhadap kepala desa, pasti didasari oleh aspek yang dominan dalam menilai bapak Sugeng sebagai kepala desa. Dari penjelasan yang telah diuraikan bahwa bapak Sugeng berasal dari kalangan biasa saja, namun beliau memiliki jiwa sosial yang baik sehingga banyak masyarakat yang menyukai serta memilih beliau kembali dalam Pilkades periode kali ini.

Aspek dominan tersebut dapat diperoleh data serta informasinya melalui wawancara dengan sejumlah informan di desa Kedungpapar. Informan tersebut diantaranya adalah bapak Sunarto, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh tani dan tukang kayu. Beliau menuturkan :

Awalnya saya mengenal pak lurah itu sebagai orang yang biasa saja sikapnya, sama seperti lurah-lurah yang lain. Selain itu saya juga tahu kalo pak lurah itu orangnya suka menolong..dan kenyataan itu juga saya alami sendiri, ketika dulu istri saya dituduh mencuri dan mencemarkan nama baik tetangga saya sendiri, sampai istri saya dilaporkan dan ditahan di kantor polisi Sumobito. Saya mencoba untuk meminta bantuan kepada pak lurah agar mau menguruskan masalah serta membebaskan istri saya dari tahanan polisi tersebut, dan pak lurah pun membantu menyelesaikan masalah tersebut sampai istri saya bisa dikeluarkan dari tahanan. Dari itulah rasanya saya benar-benar mengenal baik pak lurah dan saya merasa utang budi mbak…sama pak

50

(20)

lurah, mangkanya saya mendukung sekali pak lurah untuk menjadi

kepala desa lagi.51

Informasi lain mengenai aspek yang dominan mempengaruhi masyarakat memilih bapak Sugeng menjadi kepala desa kembali disampaikan oleh bu Hj. Nanik selaku ketua rutinan yasin ibu-ibu di dusun Penampan. Bu Nanik menuturkan :

Saya menilai pak Lurah itu orang yang bisa membaur dengan semua kalangan masyarakat, beliau tidak minder walaupun berasal dari kalangan biasa saja. Beliau bisa memajukan desa menjadi lebih baik, serta mau menerima kritik dan saran dari masyarakat, bahkan beliau dan keluarganya sampai menerima hinaan, dan caci-maki mbak… dari orang-orang yang tidak suka dengan beliau. Dari kejadian itu mbak…saya merasa iba sama pak Lurah, apa karena pak Lurah berasal dari kalangan biasa saja dan dulunya beliau menjadi supir angkot, lantas orang-orang berhak menghina beliau dengan seenaknya. Pada malam hajatan sebelum Pilkades dilaksanakan, saya mewakili rutinan yasin ibu-ibu memberi sumbangan konsumsi dari uang kas rutinan, yang diberikan pada pak Lurah dan keluarganya. Semua itu wujud rasa iba saya pada pak Lurah dan keluarganya, karena hinaan orang-orang tersebut.52

Gambar 1.5 Ibu-ibu Bergotong-royong Menyiapkan Makanan Dalam Acara Hajatan Di Kediaman Pak Lurah Menjelang Pilkades

51 Wawancara dengan bapak Sunarto, tanggal 18 Mei 2014 52

(21)

Informasi selanjutnya mengenai aspek yang dominan mempengaruhi masyarakat memilih bapak Sugeng menjadi kepala desa kembali disampaikan oleh bu Lina Yulia, beliau seorang pegawai sipil yang bekerja di Puskesmas Sumobito bagian Gizi. Bu Lina menuturkan :

Penilaian saya tentang pak Lurah, orangnya itu ramah terhadap siapapun (tua, muda, maupun anak-anak), sering membaur dan mendengar aspirasi masyarakat di tiap-tiap dusun, walaupun ada kelompok orang-orang yang tidak suka dengan beliau. Jujur ya mbak… saya loh ikut marah dan ndak terima atas hinaan yang diterima pak Lurah dan keluarganya semasa kampanye Pilkades yang lalu dari orang-orang tidak berperasaan itu. Dan sewaktu hajatan dirumah pak Lurah menjelang Pilkades lalu, saya membeli dan menyuruh lima pedagang asongan yang biasa berjualan di stasiun kereta api Sumobito untuk datang ke rumah pak Lurah dan memberikan dagangannya secara cuma-cuma pada semua masyarakat yang datang berkunjung ke rumah pak Lurah. Saya merasa kasian mbak…pak Lurah kan dari kalangan biasa, jadi untuk acara hajatan tersebut pasti membutuhkan dana yang banyak, karna yang datang berkunjung masyarakat satu desa, belum juga yang lain atau sanak saudaranya. Maka dari itu selain saya, masyarakat yang lain juga membantu (memberi konsumsi) sewaktu hajatan di rumah pak Lurah

menjelang Pilkades lalu.53

Selanjutnya informasi mengenai aspek yang dominan

mempengaruhi masyarakat memilih bapak Sugeng menjadi kepala desa kembali disampaikan oleh pak Naryo, beliau bermata pencaharian sebagai petani dan menjadi teman SMP kepala desa dulu. Pak Naryo menuturkan:

53

(22)

Lurah dari dulu itu memang gampang bergaul dan punya banyak teman. Bahkan sampai menjadi kepala desa sampai saat ini, karakternya msih tetep sama. Masyarakat memang suka dan mencari kepala desa yang seperti Lurah itu, biar masyarakat bisa berinteraksi atau sekedar ngobrol dengan dia secara langsung. Dan tentang pembangunan desa yang telah dilakukannya, saya rasa sudah cukup baik dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Maka dalam Pilkades lalu, saya mendukung Lurah sepenuhnya. Agar masyarakat bisa makmur dan mendapatkan fasilitas pembangunan desa yang layak, untuk kesejahteraan mereka. Selain itu, tujuan lain dari dukungan penuh yang saya berikan tersebut, saya sejujurnya merasa iba pada Lurah. Kalaupun tidak terpilih lagi jadi kepala desa dalam arti kalah dengan dua calon lainnya, yang memang diketaui masyarakat berasal dari kalangan mampu, nantinya dia akan mendapat pekerjaan apa. Dari situlah saya mendukung Lurah dengan sepenuhnya agar bisa jadi

kepala desa lagi pada Pilkades lalu.54

Informasi lainnya mengenai aspek yang dominan mempengaruhi masyarakat memilih bapak Sugeng menjadi kepala desa kembali disampaikan oleh pak Bisri, beliau selaku ta‟mir masjid Al-Istiqomah di dusun Penampan. Bapak Bisri menuturkan:

Pak Lurah itu gampang bergaul, orangnya baik dengan semua kalangan, jika tidak ada halangan beliau sering datang mengikuti kegiatan di masjid. Beliau pun mempunyai ciri khas, yaitu ndak pernah pakek kopyah ketika menghadiri acara di masjid. Itulah cirri khas pak Lurah. Kemudian mengenai program-program yang dilakukannya selama ini cukup baik. Bahkan yang saya salutkan atas program beliau, ketika bulan ramdhan kemarin masjid ini mendapatkan bantuan dari pemerintah dan dihadiri langsung oleh Bupati. Dalam acara safari ramadhan tersebut, selain dana bantuan

yang diberikan untuk masjid, yang di utamakan adalah

bantuan/santunan untuk para janda tua, anak yatim, dan kemajuan TPQ. Pada awal kepemimpinannya saja (periode tahun ini), beliau sudah bisa membuat program bagus seperti itu untuk masyarakat,

54

(23)

apalagi di tahun mendatang mbak..? mungkin akan semakin baik lagi mbak. Semoga doa dan harapan masyarakat pada kepemimpinan pak

Lurah kali ini bisa terwujud dan terlaksana dengan baik, amin.55

Informasi selanjutnya mengenai aspek yang dominan

mempengaruhi masyarakat memilih bapak Sugeng menjadi kepala desa kembali disampaikan oleh bapak Mataji selaku ketua RT. Beliau menuturkan bahwa:

Lurah itu memang merakyat orangnya, bisa membaur dengan semua orang terutama bisa merangkul anak muda. Gaya bicaranya juga biasa-biasa saja dan suka bergurau, begitu juga kalo beliau pidato. Dan orang-orang memanggilnya dengan sebutan “Lurah gaul”. Model

pemimpin seperti itulah yang diinginkan oleh masyarakat

mbak…masyarakat menilai, kalo memilih calon kepala desa yang lain belum tentu nantinya akan berkarakter seperti pak Lurah saat ini, yang merakyat dan apa adanya. Dan beliau juga pinter/lincah nyari obyek untuk pembangunan desa. Pembangunan desa menjadi lebih baik dalam berbagai bidang, dari tahun-tahun sebelumnya. Semua itu atas

program pembangunan desa yang telah dilakukan oleh pak Lurah.56

Informasi terakhir mengenai aspek yang dominan mempengaruhi masyarakat memilih bapak Sugeng menjadi kepala desa kembali disampaikan oleh bu Siarlik, beliau sebagai ibu rumah tangga biasa sekaligus tetangga kepala desa. Bu Siarlik menuturkan:

Selama saya bertetangga dengan pak Lurah, saya ndak pernah mengalami kecemburuan sosial atau yang lainnya dengan beliau maupun keluarganya. Beliau pun sering main ke rumah saya dan berkumpul dengan orang-orang yang lain, berbincang-bincang serta

55 Wawancara dengan pak Bisri, tanggal 9 Agustus 2014 56

(24)

bergurau. Ketika beliau berkumpul bersama masyarakat seperti contoh di rumah saya itu, orang-orang menganggap beliau seperti orang pada umumnya karna perilaku, kata-kata, dan pakaian beliau juga sama dengan orang-orang biasa, bukan sebagai kepala desa. Karena memang keseharian beliau adalah membaur dan interaksi secara langsung dengan rakyat. Dari itulah masyarakat memilih beliau lagi sebagai kepala desa, karna memang rakyat merasa sudah dekat dan akrab dengan beliau. Program-program yang dilakukan juga sudah

baik, dan selalu mengutamakan pelayanan masyarakat.57

C. Temuan

Dari hasil deskripsi penelitian diatas, telah dijelaskan tentang bagaimana pandangan masyarakat terhadap kepala desa serta aspek apa yang mendominasi masyarakat bisa memilih beliau kembali. Selain itu, terdapat pula pernyataan yang secara tidak sengaja diterima oleh peneliti dari hasil wawancara, dan pernyataan tersebut dianggap peneliti sebagai temuan. Pernyataan tersebut didapat dari beberapa masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Pernyataan yang dimaksud sebagai temuan tersebut, diterima dari responden yang bernama Ibu berinisial M, beliau menjadi kader desa dan pernah juga menjabat sebagai sekretaris I BPD di desa Kedungpapar pada periode yang lalu. Beliau menuturkan bahwa:

Kalau dilihat dari kesehariannya, pak lurah memang mempunyai kepribadian dan jiwa sosial yang baik di masyarakat, suka menolong, dermawan, dll. Selain itu dalam memimpin desa ini, beliau sudah memajukan serta membangun desa ini menjadi sangat baik dari berbagai bidang. Namun, dari semua penilaian baik saya kepada pak lurah tersebut, ada hal yang tidak saya sukai pula dari pak lurah.

57

(25)

Mengenai administasi keuangan desa beliau sering meremehkan. Beliau bukan korupsi, tetapi tidak teratur dalam mengadministrasi

keuangan.58

Selanjutnya penuturan yang dianggap peneliti sebagai temuan, disampaikan oleh bapak berinisial F selaku sekretaris desa (Carik). Pak Carik menuturkan :

Sebenarnya dalam memimpin serta memajukan desa, pak lurah sudah melakukannya dengan baik. Namun dibalik itu ada pula hal yang membuat citra pak lurah dimata saya kurang baik, yaitu dari kinerja beliau yang kurang disiplin khususnya tentang admnistrasi keuangan desa.59

Penuturan yang terakhir disampaikan oleh Bu Purwaningsih, beliau menjadi ketua Kopwan Pertiwi di desa Kedungpapar. Beliau menuturkan :

Begini ya mbak… mengenai pak Lurah dan kepemimpinan atau kebijakannnya, selama ini saya rasa cukup bagus. Namun ibarat kata mbak.. tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan pak Lurah. Selama beliau memimpin dan menjabat sebagai kepala desa, memang hampir semua fasilitas desa yang kurang memadai sekarang sudah terpenuhi. Perbaikan sarana-prasarana dalam segala bidang telah diperbaiki, dsb. Memang mbak.. hampir sebagian besar masyarakat menyukai kepemimpinan dan kebijakan pak Lurah, begitu juga saya. Tetapi pak Lurah suka pinjam uang koperasi dan lama baru

mengembalikannya. Membuat saya bingung sebagai ketuanya.60

Dari hasil temuan yang disampaikan oleh beberapa responden diatas, dapat disimpulkan bahwa: adanya pandangan negatif dari beberapa

58 Wawancara dengan bu Maskuriyah, tanggal 20 Mei 2014

59 Wawancara dengan bapak Faizal Karim, selaku Sekretaris Desa (Carik), tanggal 20 Mei

2014

60

(26)

masyarakat terhadap pak Sugeng selaku kepala desa di Kedungpapar, mengenai administrasi keuangan desa.

Bagi beberapa masyarakat, pak Sugeng dinilai kurang disiplin dalam mengelola administrasi keuangan desa. Masyarakat berharap, dalam menjalankan tugas sebagai kepala desa di periode ini pak Sugeng bisa lebih memperbaiki kinerjanya, khususnya di dalam mengelola keuangan desa. Administrasi keuangan yang baik akan membantu lebih mudah tercapainya kesejahteraan masyarakat.

D. Teori Interaksionisme Simbolik dan Kemenangan Kepala Desa

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Interaksionisme Simbolik. Menurut peneliti, teori ini dianggap cukup relevan mengkaji dan menganalisis rumusan masalah yang berisi tentang; a) bagaimana pandangan masyarakat terhadap kepala desa Kedungpapar, dan b) aspek apa yang paling dominan yang mempengaruhi masyarakat memilih beliau kembali. Dari penelitian yang berjudul “Pandangan Masyarakat Terhadap Kepala Desa

Kedungpapar.”

“Menurut George H. Mead dalam Ritzer” 61

interaksionisme simbolik mempelajari tindakan sosial dengan mempergunakan teknik introspeksi untuk dapat mengetahui barang sesuatu yang melatarbelakangi tindakan sosial itu

61 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta: PT

(27)

dari sudut aktor. Maksudnya, dalam melakukan tindakan sosial setiap manusia hendaknya melihat atau bercermin dari kejadian yang telah lampau, untuk dapat bertindak kembali dimasa yang akan datang dengan baik dan tidak mengulang kesalahan yang pernah terjadi dimasa lalunya.

Begitu juga dengan bapak Sugeng selaku kepala desa di Kedungpapar. Beliau berhasil menunjukkan kepada masyarakat bahwa dia adalah seorang yang siap untuk menginstropeksi dirinya. Sehingga masyarakat mau memilihnya kembali.

Selain itu Mead juga berpendapat bahwa “manusia mampu membuat isyarat, dalam arti bahwa setiap tindakan seseorang atau individu tanpa pikir

dan secara otomatis mendapatkan reaksi dari individu lain.”62

Maksudnya, setiap tindakan sosial yang dilakukan seseorang dan melibatkan orang lain, secara tidak sengaja dan tanpa disadari gerakan atau sikap isyarat yang dilakukan seseorang tersebut akan mendapatkan reaksi dari seseorang yang lain.

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh pak Bisri diatas, bahwa “Pak Lurah itu gampang bergaul, orangnya baik dengan semua kalangan. Beliau pun mempunyai ciri khas, yaitu ndak pernah pakek kopyah ketika menghadiri acara di masjid. Itulah ciri khas pak Lurah.” Tanpa disadari oleh kepala desa, bahwa ciri khas yang biasa dilakukannya tersebut mendapat reaksi dari masyarakat secara positif sehingga dia terpilih kembali.

62

(28)

Selanjutnya, Mead berpendapat bahwa “Tanggapan seseorang tidak hanya dibuat secara langsung terhadap tindakan orang lain, tetapi didasarkan pada “makna” yang diberikan terhadap tindakan orang lain itu. Interaksi antar individu, disertai oleh penggunaan simbol-simbol, dengan saling berusaha

untuk saling memahami maksud dari tindakan masing-masing.”63

Maksudnya, masyarakat atau individu dalam menaggapi suatu tindakan sosial tidak didasarkan pada reaksi spontanitas saja, namun juga berdasarkan “makna” yang disampaikan oleh individu (aktor) tindakan sosial tersebut. Dan interaksi yang terjadi antara masyarakat atau individu dengan yang lainnya disertai oleh penggunaan simbol, dan saling berusaha memahami maksud dari tindakan sosial tersebut.

Begitu pula dengan kepala desa yang mempunyai “makna” tertentu dalam setiap interaksi yang dilakukannya dengan masyarakat akan mempunyai simbol-simbol tertentu pula. Simbol-simbol tersebut dapat diketahui dari penuturan yang disampaikan oleh pak Mataji, “Lurah itu memang merakyat orangnya, bisa membaur dengan semua orang terutama bisa merangkul anak muda. Gaya bicaranya juga biasa-biasa saja dan suka bergurau, begitu juga kalo beliau pidato. Dan orang-orang memanggilnya dengan sebutan „pak Lurah gaul‟.”

63 George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta: PT

(29)

Selain penuturan pak Mataji tersebut, ada penuturan lain mengenai simbol-simbol dalam melakukan tindakan sosial tersebut, disampaikan oleh bu Siarlik, “Ketika beliau berkumpul bersama masyarakat seperti contoh di rumah saya itu, orang-orang menganggap beliau seperti orang pada umumnya karna perilaku, kata-kata, dan pakaian beliau juga sama dengan orang-orang biasa, bukan sebagai kepala desa.”

Keseluruhan simbol-simbol yang muncul secara tidak terduga dalam stiap tindakan atau interaksi sosial yang dilakukan kepala desa, secara tidak langsung dan tanpa disadari telah menimbulkan reaksi dari setiap masyarakat, baik positif maupun negatif. Dari keseluruhan simbol-simbol yang muncul dari tindakan sosial tersebut, secara tidak langsung kepala desa juga mempunyai makna yang sama yaitu mempertahankan karakter merakyat yang disukai masyarakat, serta bisa terpilih kembali menjadi kepala desa.

Selain itu dari masyarakat desa Kedungpapar sendiri, mereka tentu sudah mengintropeksi serta menilai pak Sugeng semasa menjabat sebagai kepala desa di periode lalu dengan baik dan cermat, dibandingkan dengan calon kepala desa lainnya, melalui pembelajaran makna dan simbol yang dilakukan pak Sugeng. Sehingga pada akhirnya masyarakat bisa menetukan pilihan dan berinteraksi dengan masyarakat lain untuk melakukan tindakan sosial bersama, dan mempercayai serta memilih bapak Sugeng kembali menjadi kepala desa.

Gambar

Table 2.1 Luas Tanah Menurut Penggunaan  No  Jenis Penggunaan Tanah  Luas (Ha)
Tabel 2.2 Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian  No   Mata Pencaharian  Jumlah Penduduk
Gambar 1.1 Pembangunan Jembatan dan Pavingisasi Menuju Lahan Pertanian antara  Dusun Losari-Kedungpapar pada Awal Tahun 2014 37
Gambar 1.2 Renovasi Gedung Balai Desa pada akhir Tahun 2013 39
+4

Referensi

Dokumen terkait