• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agus Indarjo Sutrisno Anggoro Gazali Salim Kun Retno Handayani Christine Dyta Nugraeni Julian Ransangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Agus Indarjo Sutrisno Anggoro Gazali Salim Kun Retno Handayani Christine Dyta Nugraeni Julian Ransangan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Agus Indarjo Sutrisno Anggoro

Gazali Salim Kun Retno Handayani Christine Dyta Nugraeni

Julian Ransangan

DITERBITKAN ATAS KERJA SAMA:

(2)

Domestikasi

Udang Galah

(Macrobrachium rosenbergii) Estuaria

(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak

ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i un-tuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penja-ra paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana den-gan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk penggunaan secara komersial dipidana gan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana den-da pa-ling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pi-dana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pipi-dana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(4)

Domestikasi

Udang Galah

(Macrobrachium rosenbergii) Estuaria

Penulis:

Agus Indarjo

Sutrisno Anggoro

Gazali Salim

Kun Retno Handayani

Christine Dyta Nugraeni

Julian Ransangan

DITERBITKAN ATAS KERJA SAMA:

(5)

Judul Buku:

DOMESTIKASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) Estuaria Penulis:

Agus Indarjo Sutrisno Anggoro Gazali Salim

Kun Retno Handayani Christine Dyta Nugraeni Julian Ransangan Perancang Sampul: Iqbal Ridha

ISBN: 978-623-264-247-8 ISBN: 978-623-264-248-5 (PDF) Pracetak dan Produksi:

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Penerbit:

Syiah Kuala University Press

Jln. Tgk Chik Pante Kulu No.1, Kopelma Darussalam 23111, Kec. Syiah Kuala. Banda Aceh, Aceh

Telp: 0651 - 8012221

Email: upt.percetakan@unsyiah.ac.id

Website: http://www.unsyiahpress.unsyiah.ac.id Universitas Borneo Tarakan

Jalan Amal Lama Nomor 1, Tarakan Telp. 08115307023

Fax. 08115307023 Email: ubt@borneo.ac.id Cetakan Pertama, 2021 xi + 115 (15,5 X 23)

Anggota IKAPI 018/DIA/2014 Anggota APPTI 005.101.1.09.2019

Dilarang keras memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.

(6)

DOMESTIKASI UDANG GALAH i

KATA PENGANTAR

1. Dr. Ir. Agus Indarjo, M. Phill

Bismillahirrahmanirrahim, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, karena atas semua limpahan karunia dan rahmat-Nya lah sehingga buku referensi berjudul ‘Domestikasi Udang Galah’ dapat terselesaikan. Buku referensi ini sendiri dibuat sebagai bentuk pengembangan yang dilakukan agar dapat meningkatkan mutu dari referensi yang telah ada, sehingga meningkatkan bentuk keberhasilan dan juga usaha terkait yang akan dilakukan. Selain itu kami ucapkan terima kasih kepada Direktur Pengembangan Teknologi Industri dari Kementrian Riset dan Teknologi/BRIN yang telah memfasilitasi penelitian INSINAS Gelombang 2 Tahun 2020 sebagai salah satu luaran produk dari penelitian.

Buku referensi ini sendiri bisa memberikan pendekatan pembelajaran agar pembaca bisa dengan mudah memahami mengenai materi-materi yang terkandung didalamnya, serta memberikan berbagai bentuk motivasi kepada pembaca untuk memberikan pendekatan dalam mencari tahu mengenai materi yang terkait.

Melalui terbitnya buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah

(Macrobrachium rosenbergii) Estuaria’ ini, tidak lupa juga saya

ucapkan terima kasih teruntuk editor tim yang selalu membantu dalam proses penyempurnaan, baik proses pemberian masukan, koreksi, serta pembaca dalam buku materi ini. Saya menyadari buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) Estuaria’ ini diibaratkan seperti peribahasa ‘Tak ada gading yang tak retak’ dikarenakan masih terdapat banyak kekurangan didalamnya, oleh karenanya saya berharap dapat menerima proses saran dan kritik yang bersifat cukup membangun demi kesempurnaan buku ini. Akhir kata saya berharap semoga nantinya buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah’ ini mampu memenuhi harapan dari para pembaca sekalian.

(7)

ii DOMESTIKASI UDANG GALAH

2. Prof. Dr. Ir. Sutrisno Anggoro, M.S

Alhamdulillah, Maha puji Allah Swt. atas semua karunia dan nikmat yang telah diberikan-Nya, oleh karena-Nya buku ini akhirnya telah selesai disusun. Buku referensi yang berjudul ‘Domestikasi Udang

Galah (Macrobrachium rosenbergii) Estuaria’ ini disusun agar dapat

membantu para pencari referensi dengan judul yang terkait sehingga mempermudah mereka untuk mempelajari dan juga memahaminya, terutama bagi masyarakat awam yang baru ingin mempelajari tentang domestikasi udang galah.

Buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii) Estuaria’ ini sendiri memiliki sifat yang terbuka sehingga dapat dilakukan penyempurnaan serta perbaikan yang akan dilakukan kedepannya, untuk itu saya mengundang para pembaca buku referensi ini untuk memberikan masukan, kritik dan juga saran agar kami dapat melakukan penyempurnaan dan perbaikan kedepannya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun lainnya, karena atas keterlibatan dalam kontribusinya, buku referensi ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik serta mudah-mudahan buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah’ ini bisa memberikan materi masukan yang terbaik dalam kemajuan dunia science demi dimanfaatkan oleh generasi muda yang berpotensial.

(8)

DOMESTIKASI UDANG GALAH iii

3. Gazali Salim, S.Kel., M.Si

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, pertama-tama izinkan saya bersyukur kepada Allah Swt. karena atas izin-Nya lah buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Estuaria’ ini berhasil diselesaikan dengan sangat baik. Tidak lupa juga

saya panjatkan selawat serta salam kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasalam, sebagai nabi akhir penutup zaman dan juga sebagai manusia yang memiliki pengaruh cukup besar pada peradaban manusia yang terjadi saat ini.

Penulisan buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah’ ini sendiri telah dikaji secara mendalam melalui berbagai macam referensi terdahulu, sehingga para pembaca akan lebih mudah untuk mengetahui materi pembaharuan dalam buku ini. Ucapan terima kasih saya berikan kepada tim penyusun serta berbagai macam pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proses pembuatan buku referensi ini. Semoga amal dan kebaikannya diterima oleh Allah Swt. dalam bentuk amal jariyah yang bermanfaat bagi orang banyak.

Saya sangat menyadari bahwa masih ada beberapa kekurangan didalam buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah’ ini, oleh sebab itu saya mengharapkan saran dan kritik demi dilakukannya penyempurnaan buku referensi ini di kemudian hari. Semoga nantinya buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah’ ini bisa memberikan banyak manfaat khususnya pada pembaca yang sedang mencari referensi terkait dengan judul buku ini dan membutuhkannya.

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. 25 Agustus 2020

(9)

iv DOMESTIKASI UDANG GALAH

4. Kun Retno Handayani, S.H

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, pertama-tama izinkan saya bersyukur kepada Allah Swt. karena atas izin-Nya lah buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Estuaria’ ini berhasil diselesaikan dengan sangat baik. Tidak lupa juga

saya panjatkan selawat serta salam kepada Nabiyullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasalam. Ucapan terima kasih saya berikan kepada tim penyusun serta berbagai macam pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proses pembuatan buku referensi ini. Semoga amal dan kebaikannya diterima oleh Allah Swt. dalam bentuk amal jariyah yang bermanfaat bagi orang banyak. Semoga banyak manfaat khususnya pada pembaca yang sedang mencari referensi terkait dengan judul buku ini dan membutuhkannya.

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. 25 Agustus 2020

(10)

DOMESTIKASI UDANG GALAH v

5. Christine Dyta Nugraeni S.Si., M.Si.

Izinkan saya mengucapkan terima kasih dan puji syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa, karena dengan karunia dan rahmat-Nya saat ini saya bisa ikut bagian dalam menyelesaikan buku referensi yang berjudul ‘Domestikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) Estuaria’. Sekiranya buku referensi ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa adanya dorongan serta bantuan dari beberapa tim penyusun, oleh karenanya saya ucapkan banyak terima kasih selama proses

pembimbingan dan penyusunan buku referensi ‘Domestikasi Udang

Galah (Macrobrachium rosenbergii) Estuaria’ sebab tanpa mereka

saya kiranya tidak dapat menyelesaikannya sendirian.

Proses penyusunan buku referensi ‘Domestikasi udang galah’ ini sendiri terbilang tidak mudah, karena banyaknya referensi yang perlu digunakan serta dipilah-pilih agar dapat menyatukannya dalam satu pemikiran. Oleh karenanya jika ada salah satu kesalahan didalamnya, masih belum sempurna, dan masih mempunyai beberapa kelemahan maka izinkan saya menghaturkan suatu permohonan maaf kepada para pembaca sekalian.

Sangat besar harapan saya untuk di kemudian hari, jika nantinya buku referensi ‘Domestikasi Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii) Estuaria’ ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur maupun patokan dalam proses pembuatan makalah ilmiah dan dijadikan buku referensi sebagai mana mestinya untuk dimanfaatkan bagi para pembaca.

(11)

vi DOMESTIKASI UDANG GALAH

6. Prof. Madya Dr. Julian Ransangan, B. Sc (Hons), M. Sc., PhD

Segala syukur dan pujian hanyalah kepada Tuhan Yang Maha Esa kerana dengan anugerah kebijaksanaanNya buku referensi berjudul ‘Domestikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) Estuaria’ ini telah berjaya disiapkan. Diharap buku ini akan dapat memberikan manfaat serta membantu para penggemar khususnya masyarakat awam yang ingin mempelajari dan memahami domestikasi udang galah. Buku ini disusun mengikut bab dan ditulis menggunakan bahasa mudah agar setiap lapisan masyarakat mampu mendapat manfaat dari buku ini. Selain itu, diagram-diagram ringkas yang dimasukkan ke dalam buku ini menjadikannya lebih menarik dan mudah dipahami.

(12)

DOMESTIKASI UDANG GALAH vii

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x BAB I. DOMESTIKASI ... 1 1.1 Pengertian Domestikasi ... 1 1.2 Landasan Domestikasi ... 2 1.3 Domestikasi Hewan ... 8

1.4 Penyebaran Domestikasi Hewan ... 10

1.5 Mekanisme Domestikasi Hewan ... 16

1.6 Domestikasi Tumbuhan ... 18

1.7 Tujuan Domestikasi ... 22

1.8 Pemanfaatan Domestikasi Hewan dan Tanaman ... 24

BAB II. UDANG GALAH... 31

2.1 Klasifikasi Udang Galah ... 31

2.2 Morfologi Udang Galah ... 32

2.2.1 Bentuk Kepala Udang ... 33

2.2.2 Bentuk Tubuh Udang ... 34

2.2.3 Bentuk Kaki Renang Udang ... 35

2.2.4 Morfometrik-Meristik Udang Galah ... 36

2.3 Siklus Hidup ... 38

2.4 Habitat dan Penyebaran ... 39

2.5 Kebiasaan Makan Udang Galah ... 42

2.6 Pertumbuhan ... 43

2.7 Pergantian Kulit (Moulting)... 45

BAB III. PEMBUDIDAYAAN SKALA LABORATORIUM ... 47

(13)

viii DOMESTIKASI UDANG GALAH

3.3 Pemberian Pakan ... 50

3.4 Pengukuran Panjang dan Berat Udang ... 51

3.5 Pengukuran Kualitas Air... 51

3.6 Analisa Data ... 53

BAB IV. PEMBUDIDAYAAN SKALA USAHA KECIL ... 55

4.1 Aspek Pemasaran ... 55 4.1.1 Permintaan ... 55 4.1.2 Penawaran... 55 4.1.3 Peluang ... 56 4.1.4 Rantai pemasaran ... 56 4.2 Aspek Produksi ... 57 4.2.1 Teknologi ... 57 4.2.2 Fasilitas produksi ... 59 4.2.3 Sarana produksi ... 64 4.2.4 Masalah produksi ... 68

BAB V. DOMESTIKASI UDANG GALAH ... 71

5.1 Sejarah Domestikasi Biota Air... 71

5.2 Kandungan Nutrisi Udang Galah ... 72

5.3 Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Domestikasi ... 73

BAB VI. PENUTUP ... 75

GLOSARIUM ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(14)

DOMESTIKASI UDANG GALAH ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tahapan perkembangan larva M.rosenbergii.. ... 40 Tabel 2. Daftar nutrisi udang galah yang terkandung setiap 100 gr. ... 72

(15)

x DOMESTIKASI UDANG GALAH

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Evolusi hewan domestikasi anjing .. ... 1

Gambar 2. Ikan bandeng termasuk domestikasi sempurna ... 4

Gambar 3. Ikan arwana termasuk domestikasi hampir sempurna . ... 4

Gambar 4. Ikan napoleon termasuk domestikasi belum dikatakan sempurna ... 5

Gambar 5. Skema pengambilan keputusan untuk pengembangan budidaya dan dampak pada lingkungan.. ... 7

Gambar 6. Domestikasi hewan sejak zaman dahulu. ... 9

Gambar 7. Jalur domestikasi hewan ... 12

Gambar 8. Contoh domestikasi serigala abu-abu ... 13

Gambar 9. Domestikasi tanaman jagung ... 19

Gambar 10. Mutasi dalam domestikasi tanaman jagung. ... 20

Gambar 11. Kepompong ulat sutra... 24

Gambar 12. Kuda sebagai alat transportasi, ... 25

Gambar 13. Berbagai macam tanaman obat. ... 26

Gambar 14. Kebutuhan pangan ... 27

Gambar 15. Domestikasi merupakan objek penelitian sejak zaman dahulu ... 28

Gambar 16. Artemia sebagai salah satu pakan ikan ... 28

Gambar 17. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 31

Gambar 18. Morfologi udang galah ... 32

Gambar 19. Anatomi kepala udang ... 34

Gambar 20. Bentuk tubuh udang galah ... 35

Gambar 21. Bentuk kaki renang udang galah ... 36

Gambar 22. Morfometrik-meristik udang galah ... 37

Gambar 23. Siklus hidup udang galah ... 38

Gambar 24. Perkembangan larva udang galah ... 44

Gambar 25. Moulting pada udang ... 46

(16)

DOMESTIKASI UDANG GALAH xi

Gambar 27. Pengambilan udang galah dari nelayan... 49

Gambar 28. Proses aklimitasi ... 49

Gambar 29. Proses pemberian pakan ... 50

Gambar 30. Pengukuran panjang total udang galah. ... 51

Gambar 31.Pengukuran kualitas air ... 51

Gambar 32. Diagram alir pemasaran udang galah ... 56

Gambar 33. Tahapan teknologi pembudidayaan udang galah ... 57

Gambar 34. Kolam tanah sebagai tahap pendederan outdoor ... 58

Gambar 35. Sistem polikultur ... 59

Gambar 36.Kolam budidaya udang ... 60

Gambar 37.Pemasangan shelter pada kolam pemeliharaan ... 61

Gambar 38. Pematang pada tambak darat ... 62

Gambar 39. Proses aerasi menggunakan kincir air ... 63

Gambar 40. Pakan udang galah ... 64

Gambar 41. Proses pengapuran tambak ... 65

Gambar 42. Benih udang galah ... 66

Gambar 43. Penyakit black spot pada udang ... 68

Gambar 44. Variasi pertumbuhan udang galah. ... .68

Gambar 45. Ikan hias sebagai salah satu domestikasi biota air ... 71

(17)
(18)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 1

BAB I

DOMESTIKASI

1.1 Pengertian Domestikasi

Domestikasi merupakan studi budidaya yang dilakukan oleh manusia dan mampu merubah genetik baik pada hewan juga tumbuhan. Pada UU Republik Indonesia No.16 Tahun 2016 terkait mengenai adanya Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia yang menyebutkan bahwa domestikasi memiliki pengertian bahwa suatu proses dalam menjinakkan organisme (hewan) yang masih liar (buas) untuk menjadi organisme yang dapat dipelihara, proses pembudidayaan untuk tumbuhan sehingga menjadi tanaman, serta proses pembiakan untuk mikroorganisme agar bisa dikelola untuk dimanfaatkan lagi bagi manusia. Dengan kata lain, proses domestikasi adalah proses penjinakan terhadap suatu spesies yang berada di alam liar untuk menjadi spesies yang bermanfaat dalam kehidupan manusia. Proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya karena melibatkan seleksi dan pemuliaan sehingga menghasilkan spesies atau varietas yang baru. Proses domestikasi bisa dikenal sebagai bentuk evolusi proses adaptasi dari lingkungan di habitat liar menuju ruang lingkup kehidupan manusia sehari-hari. Oleh sebab itu, spesies baru jelas akan memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan nenek moyang mereka.

(19)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 31

BAB II

UDANG GALAH

2.1 Klasifikasi Udang Galah

Biota perairan jenis Macrobrachium rosenbergii atau yang dikenal dengan nama giant prawn (udang galah) yang merupakan bagian dari kelas Crustacea dari Genus Macrobrachium dengan Famili

Palaemonidae, juga termasuk kategori taksonomi udang palaemoid yang

umumnya asal usul hidupnya berasal dari payau dan pada akhir hidupnya hidup di perairan mendekati air tawar. Udang galah memiliki klasifikasi menurut dari Murtidjo (2008) sebagai berikut:

Filum: Arthropoda Kelas: Crustacea Ordo: Decapoda Famili: Palaemonidae Genus: Macrobrachium Spesies:Macrobrachium rosenbergii

(20)

32 DOMESTIKASI UDANG GALAH

2.2 Morfologi Udang Galah

Udang galah atau Macrobrachium rosenbergii mempunyai tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian, diantaranya yaitu cephalothorax (kepala menyatu dengan dada), abdomen (badan), serta uropoda (ekor). Ciri khusus yang udang galah punya dibandingkan udang air tawar yang lain yaitu mempunyai rostrum yang panjang, pipih, dan memiliki bentuk seperti pedang. Memiliki kaki tubuh yang cenderung dominan. Pada bagian cangkang udang yang masih muda terdapat garis horizontal yang disertai bintik hitam pada badan dan yang paling penting adalah udang galah mempunyai warna biru kehijauan yang cantik (Suhendra dan Paryono, 2004).

Gambar 18. Morfologi udang galah

Dapat disimpulkan bahwa udang galah memiliki ciri khas bentuk tubuh yang beruas-ruas serta dilengkapi dua kaki renang, kulitnya keras karena berasal dari kitin juga pleura kedua memiliki posisi untuk menutupi pleura pertama serta ketiga. Bentuk yang menonjol dan terlihat seperti pedang di carapace dikenal dengan sebutan rostrum, memiliki gigi atas dengan jumlah 11 hingga 15 buah serta gigi bawah dengan jumlah 8-14 buah. Udang galah juga memiliki kaki jalan kedua pada fase udang dewasa dapat terjadi penambahan ukuran (panjang) dan bobot (besar) dengan ukuran bervariasi dapat mencapai ukuran 1,5 kali lebih panjang daripada badannya. Sementara pada udang galah (betina) pertumbuhannya sendiri tidak terlalu mencolok. Saat udang galah masih menjadi larva, terdiri dari sebelas stadia yang akan berlangsung kurang

(21)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 47

BAB III

PEMBUDIDAYAAN SKALA LABORATORIUM

Macrobranchium rosenbergii atau biasa dikenal dengan nama

udang galah adalah sumber daya alam yang memiliki komponen utama bagi dunia usaha budidaya pada khususnya air payau/tawar, dengan bernilai ekologis dan ekonomis yang cukup tinggi, bahkan adanya peluang besar dalam pangsa pasar M. rosenbergii masih sangat diminati hingga keluar negeri. Menurut Zuhri (2012) dalam Ali dan Waluyo (2015), namun permintaan yang terpenuhi baru 40% saja dikarenakan jumlah hasil produksi udang galah masih sangat rendah jika dibandingkan dengan udang yang lain seperti vannamei dan windu.

Hasil pengolahan data KKP tahun 2011 dalam Ali dan Waluyo (2015) pembesaran untuk jenis M. rosenbergii sangat menentukan dalam lokasi tempat (kolam) untuk budidaya air tawar (freshwater pond). Sementara untuk luas jenis kolam air tawar di Indonesia saat tahun 2009 baru terealisasikan seluas 146.557 ha dari sekitar 541.100 ha luas lahan yang memiliki potensi sebagai tempat pembudidayaan air tawar. Angka tersebut terbilang sangat jauh jika dibandingkan dengan luas lahan tambak (brackishwater pond) di Indonesia yang telah mencapai angka seluas 682.857 ha dari sekitar 2.963.717 ha. Sementara disisi lain faktor yang membuat minimnya lahan usaha budidaya adalah jumlah M.

rosenbergii yang masih sangat sedikit yang disebabkan masih kurangnya

produksi akan larva.

Adanya kegiatan pengembangan perbaikan (revitalisasi) tambak yang di buat oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2012 merupakan salah satu bentuk usaha kepedulian negara untuk memaksimalkan kembali lahan pertambakan yang ada di wilayah Indonesia. Akan tetapi KKP telah menetapkan empat potensi penting dalam kawasan industrialisasi yang bernilai potensi penting untuk digunakan dalam kelas Crustacea (windu dan vanamei), rumput laut, patin, dan bandeng. Seperti yang telah kita ketahui bahwa udang galah memiliki batas toleransi yang memungkinkan dapat survival terhadap kondisi habitat lingkungan yang memiliki kisaran kadar garam tinggi (euryhaline). Sifat tersebut memungkinkan udang galah dapat beradaptasi dengan baik di perairan payau, berdasarkan sifat euryhaline

(22)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 55

BAB IV

PEMBUDIDAYAAN SKALA USAHA KECIL

4.1 Aspek Pemasaran 4.1.1 Permintaan

Hingga sekarang masih belum ada kegiatan dari masyarakat yang memiliki data kuantitatif yang bisa mendiskripsikan banyaknya permintaan akan M. rosenbergii. Akan tetapi, dalam data kualitatif didapatkan beberapa wawasan pengetahuan dan informasi dalam mengetahui kondisi pasar lokal jenis permintaan diperoleh dari perusahaan ataupun perseorangan, hotel ataupun restoran yang ada di kota Surabaya, Cilegon, Semarang, Medan, Yogyakarta, Batam, dan yang paling banyak adalah Bali. Kebanyakan peminat utama udang galah di Bali adalah para turis mancanegara yang populer dengan sebutan mini lobster atau baby lobster. Produksi udang galah di Bali masih cukup rendah dengan kisaran 100-200 kg (pada tahun 2001) jika dibandingkan dengan permintaannya yang mampu mencapai 700 kg/ hari, oleh karenanya masih perlu didatangkan dari daerah lain (Bank Indonesia, 2008).

4.1.2 Penawaran

Terdapat beberapa provinsi lain yang kini tengah ikut kegiatan usaha budidaya M. rosenbergii, diantara adalah daerah Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Riau, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Hingga awal tahun 2003, daerah Pangkep, provinsi Sulawesi selatan telah ditetapkan menjadi pusat pembibitan dan pengembangan M. rosenbergii yang memiliki lahan dengan kisaran angka 9.100 hektar. Sementara itu, pada kabupaten Ciamis dan Sukabumi di Provinsi Jawa Barat ikut menawarkan lahannya yang cocok sebagai tempat investasi budidaya udang galah. Pada saat ini tidak ada data secara pasti tentang potensi lahan yang akan digunakan untuk pembudidayaan udang galah di Indonesia, akan tetapi jika dilihat dari segi teknis udang jenis ini bisa dikembangkan pada sentra

(23)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 71

BAB V

DOMESTIKASI UDANG GALAH

5.1 Sejarah Domestikasi Biota Air

Menyinggung soal domestikasi untuk biota air, seperti udang dan ikan tentunya tidak luput dari berbagai macam usaha dari manusia dari zaman dahulu yang sudah terlebih dahulu melakukan sistem budidaya. Negara Asia yang pertama kali melakukan penerapan sistem budidaya pemeliharaan ikan adalah China yang dimulai sekitar 2.300 tahun yang telah lampau.

Gambar 45. Ikan hias sebagai salah satu bentuk domestikasi biota air

Pada zaman dulu, proses pemeliharaan bermula saat benih udang serta ikan yang didapatkan dengan cara mengalirkan air laut menuju kolam pemeliharaan yang telah dipersiapkan. Larva udang serta ikan yang terbawa dari perairan laut akan dibiarkan hingga bertumbuh dalam kolam pemeliharaan dan siap untuk dilakukan proses panen. Tentu saja proses pembudidayaan ini terbilang kurang efektif, karena sangat bergantung kepada proses yang alami tanpa dilakukan pemantauan lebih lanjut. Oleh karena itu seiring berjalannya waktu mulai

(24)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 75

BAB VI

PENUTUP

Proses domestikasi adalah proses penjinakan terhadap suatu spesies yang berada di alam liar untuk menjadi spesies yang bermanfaat dalam kehidupan manusia. Proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun

lamanya karena melibatkan seleksi dan pemuliaan sehingga

menghasilkan spesies atau varietas yang baru. Proses domestikasi biasa dikenal sebagai bentuk evolusi proses adaptasi dari lingkungan di habitat liar menuju ruang lingkup kehidupan manusia sehari-hari. Oleh sebab itu, spesies baru jelas akan memiliki karakter yang berbeda dibandingkan dengan nenek moyang mereka.

Pada umumnya M. rosenbergii sendiri memiliki beberapa habitat yang sesuai preferensi ekologis yaitu habitat perairan air mendekati tawar dan habitat perairan air payau dengan kadar garam berkisar 12.5+7.5 ppt di mana stadia larva-juvenil dan perairan tawar dalam stadia juvenil-dewasa. Saat M. rosenbergii sudah dewasa kisaran umur lima hingga enam bulan maka, mereka akan mendekati muara sungai untuk melakukan pemijahan. Udang galah juga mengalami beberapa kali pergantian kulit yang dikenal dengan sebutan ‘moulting’ dengan diikuti oleh perubahan dari struktur morfologi untuk mencapai fase juvenil. Berdasarkan hal tersebut maka kita ketahui bahwa daur hidup dari udang galah mencakup lingkungan perairan tawar dan payau. Udang galah yang berjenis kelamin betina yang telah siap untuk memijah akan bermigrasi menuju perairan payau, sehingga daerah tersebut juga dikenal sebagai tempat pertumbuhan dari larva. Setelah post-larva hingga menjadi dewasa, M. rosenbergii kemudian beruaya kembali menuju perairan mendekati air tawar.

Larva udang galah sangat membutuhkan habitat perairan yang memiliki kadar garam estuaria untuk kelangsungan kehidupannya, batas toleransinya bekisar selama tiga hingga lima hari sejak penetasan jika melebihi batas waktu maka larva akan mati. Berlaku juga sebaliknya jika larva M. rosenbergii telah menemukan habitat ekologi kehidupan yang cocok tentunya hal tersebut sangat mendukung untuk kelangsungan hidupnya menjadi post-larva. Agar dapat mencapai tingkat post-larva, maka larva udang galah dapat memenuhi 11 tahapan perkembangannya

(25)

78 DOMESTIKASI UDANG GALAH

GLOSARIUM

Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup.

Aklimatimasi Proses atau hasil menjadi terbiasa dengan iklim baru atau kondisi baru.

Akuakultur adalah membudidayakan, memelihara, dan memanen ikan, kerang, dan tanaman air. Pada dasarnya, ini bertani di air.

Alga adalah sekumpulan organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga

pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan

bertalus.

Antena Kadang-kadang disebut sebagai "peraba", adalah pelengkap berpasangan yang digunakan untuk penginderaan pada artropoda. Antena dihubungkan ke satu atau dua segmen pertama dari kepala artropoda.

Antropofilik Lebih memilih manusia daripada hewan lain. Ini terutama menyinggung (i) artropoda pengisap darah seperti nyamuk, yang menunjukkan preferensi parasit untuk inang manusia sebagai sumber darah atau jaringan di atas inang hewan; dan (ii) jamur dermatofitik yang tumbuh secara istimewa pada manusia.

Antropologi adalah studi ilmiah tentang kemanusiaan, berkaitan dengan perilaku manusia, biologi manusia, dan masyarakat, baik di masa kini maupun masa lalu, termasuk spesies manusia masa lalu.

Arkeologi Studi tentang sejarah manusia dan prasejarah melalui penggalian situs dan analisis artefak dan sisa-sisa fisik lainnya.

(26)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 79

Biota adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu.

Bioteknologi Eksploitasi proses biologis untuk keperluan industri

dan lainnya, terutama manipulasi genetik

mikroorganisme untuk produksi antibiotik, hormon, dll.

Carapace Cangkang atas yang keras dari kura-kura, krustasea, atau araknida.

Cephalothorax Bagian anterior tubuh pada arakhnida dan krustasea tertentu, yang terdiri dari kepala dan dada yang menyatu

Krustasea Sekelompok besar artropoda akuatik yang meliputi kepiting, lobster, udang, kutu kayu, teritip, dan banyak bentuk kecil lainnya. Mereka sangat beragam, tetapi kebanyakan memiliki empat pasang atau lebih anggota badan dan beberapa pelengkap lainnya.

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.

Eksopoda Cabang luar tungkai biramous atau embel-embel krustasea.

Exploitasi Tindakan menggunakan dan memanfaatkan sumber daya.

Empiris Berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan.

Endokrin Berkaitan dengan hormon dan kelenjar yang membuat dan mengeluarkan mereka ke dalam aliran darah melalui mana mereka melakukan perjalanan untuk mempengaruhi organ jauh.

Endopoda Cabang dalam tungkai biramous atau embel-embel krustasea.

(27)

80 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Epipaleolitik adalah istilah untuk periode yang terjadi antara paleolitik muda dan neolitikum selama zaman batu.

Euryhaline Mampu hidup di perairan dengan kisaran salinitas yang luas.

Evolusi adalah perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.

Fisiologi adalah studi ilmiah tentang fungsi dan mekanisme dalam sistem kehidupan.

Fitoplankton adalah komponen autotrofik (makan sendiri) dari komunitas plankton dan merupakan bagian penting dari ekosistem samudra, laut, dan cekungan air tawar. Kebanyakan fitoplankton terlalu kecil untuk dilihat satu per satu dengan mata telanjang. Namun, jika jumlahnya cukup tinggi, beberapa varietas mungkin terlihat sebagai bercak berwarna di permukaan air karena adanya klorofil di dalam selnya dan pigmen aksesori (seperti fikobiliprotein atau xantofil) pada beberapa spesies.

Gen adalah urutan nukleotida dalam DNA atau RNA

yang mengkode sintesis produk gen, baik RNA maupun protein.

Genetik adalah studi tentang keturunan. Keturunan adalah proses biologis di mana orang tua mewariskan gen tertentu kepada anak atau keturunannya.

Hemolim adalah cairan, analog dengan darah pada vertebrata, yang bersirkulasi di bagian dalam tubuh artropoda yang bersentuhan langsung dengan jaringan hewan.

(28)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 81

Hepatopankreas adalah organ saluran pencernaan artropoda dan

moluska. Dalam mamalia fungsinya dijalankan oleh

hati dan pankreas, yaitu produksi enzim

pencernaan, dan penyerapan makanan yang dicerna.

Herbivora adalah hewan yang mendapatkan energinya hanya dari memakan tumbuhan.

Hormon adalah pembawa pesan kimiawi yang disekresikan langsung ke dalam darah, yang membawanya ke organ dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsinya.

Inbreeding adalah produksi keturunan dari perkawinan atau perkembangbiakan individu atau organisme yang berkerabat dekat secara genetik. Hal ini biasanya menyebabkan penurunan kebugaran biologis suatu populasi untuk sementara waktu (disebut depresi perkawinan sedarah), yaitu kemampuannya untuk bertahan hidup dan bereproduksi.

Kanabalisme adalah tindakan memakan individu lain dari spesies yang sama sebagai makanan.

Larva adalah bentuk muda (juvenile) hewan yang perkembangannya melalui metamorfosis, seperti pada serangga dan amfibia. Bentuk larva dapat

sangat berbeda dengan bentuk dewasanya,

misalnya ulat dan kupu-kupu yang sangat berbeda bentuknya. Larva umumnya memiliki organ khusus yang tak terdapat pada bentuk dewasa dan juga tidak memiliki organ tertentu yang dimiliki pada bentuk dewasa.

Metabolisme adalah reaksi kimia dalam sel tubuh yang mengubah makanan menjadi energi. Tubuh kita

membutuhkan energi ini untuk melakukan

segalanya mulai dari bergerak, berpikir, hingga bertumbuh.

(29)

82 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Metamorfosis Proses transformasi dari bentuk yang belum matang menjadi bentuk dewasa dalam dua atau lebih tahap yang berbeda.

Migrasi adalah pergerakan orang atau hewan dari satu tempat ke tempat lain.

Mikrobiologi adalah studi tentang organisme mikroskopis, seperti bakteri, virus, archaea, jamur, dan protozoa.

Moulting adalah cara hewan secara rutin membuang sebagian tubuhnya (seringkali, tetapi tidak selalu, lapisan luar atau penutup), baik pada waktu tertentu dalam setahun, atau pada titik tertentu dalam siklus hidupnya.

Moluska Filum besar hewan avertebrata (seperti siput, kerang, dan remis) yang memiliki tubuh lunak tidak beruas-ruas tanpa pelengkap tersegmentasi dan umumnya dilindungi oleh cangkang berkapur.

Monokultur adalah praktik pertanian yang memproduksi atau menumbuhkan satu tanaman, tanaman, atau spesies ternak, varietas, atau berkembang biak dalam satu lahan atau sistem pertanian pada satu waktu.

Mutasi adalah perubahan dalam urutan nukleotida genom organisme, virus, atau DNA ekstrachromosomal.

Nomadi adalah anggota masyarakat tanpa permukiman tetap yang berpindah-pindah dari dan ke daerah yang sama secara teratur.

Ontologis adalah cabang filsafat yang mempelajari konsep-konsep seperti keberadaan, keberadaan, penjadian, dan realitas. Ini mencakup pertanyaan tentang

bagaimana entitas dikelompokkan ke dalam

kategori dasar dan entitas mana yang ada di tingkat yang paling mendasar. Ontologi secara tradisional terdaftar sebagai bagian dari cabang utama filsafat yang dikenal sebagai metafisika.

(30)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 83

Osmotik Kecenderungan cairan, biasanya air, untuk melewati membran semipermeabel ke dalam larutan di mana konsentrasi pelarut lebih tinggi, sehingga menyamakan konsentrasi bahan di kedua sisi membran. Difusi cairan melalui membran atau partisi berpori.

Plankton adalah organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan kadang kala sulfur, serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.

Polikultur adalah bentuk pertanian di mana lebih dari satu spesies tumbuh pada waktu dan tempat yang sama meniru keanekaragaman ekosistem alam.

Polynesia adalah subkawasan Oseania, terdiri dari lebih dari 1.000 pulau yang tersebar di tengah dan selatan Samudra Pasifik.

Post-larva Berkaitan dengan, atau menunjukkan suatu tahap atau tahapan dalam perkembangan hewan setelah tahap larva, terutama yang di mana beberapa karakteristik larva dipertahankan, sebelum hewan tersebut mencapai bentuk dewasa sepenuhnya (digunakan terutama untuk ikan dan invertebrata laut).

Predator Hewan yang memangsa hewan lain secara alami.

(31)

84 DOMESTIKASI UDANG GALAH

menghasilkan individu baru. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis, yakni seksual dan aseksual.

Rostrum Proyeksi mirip paruh, terutama moncong kaku atau kepala berkepanjangan di anterior pada serangga, krustasea, atau cetacea.

Sintesis adalah suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada yang menghasilkan suatu hasil baru.

Sosiologi Studi tentang perkembangan, struktur, dan fungsi masyarakat manusia.

Telson Segmen terakhir di perut, atau pelengkap terminal,

pada krustasea, chelicerata, dan serangga

embrionik.

Thelicium adalah karakter seksual sekunder yang terbentuk dari sterna toraks posterior udang betina (terutama penaeoid dan sergestoid).

Uropoda Sepasang pelengkap perut keenam dan terakhir dari lobster dan krustasea terkait, yang merupakan bagian dari ekor kipas.

Zooplankton adalah plankton heterotrofik (kadang-kadang detritivorous). Plankton adalah organisme yang ada di lautan dan permukaan air tawar. Individu zooplankton biasanya mikroskopis, tetapi beberapa (seperti ubur-ubur) lebih besar dan bisa dilihat dengan mata telanjang.

(32)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 85

DAFTAR PUSTAKA

Aaltola, E. 2014. Bioengineered domestication: ‘wild pets’ as species coservations?, in Oksanen, M. and Siipi, H. (eds) The Ethics

of Animal Re-creation and Modification: Reviving, Rewilding, Restoring. Hampshire, UK: Palgrave Mcmillan.

Adekunle, A. I. & Joyce, A.-O.B. 2014. Effect of partial and total replacement of live feed (artemia) with formulated diets in early stage growth of hybrid catfish (Heterobranchus

bidorsalis x Heterobranchus longifilis) fry, International Journal of Fisheries and Aquatic Studies, 1 (3): 143-146.

Adite, A., Abou, Y., Sossoukpe, E., Gbaguidi, M.H.A.G., & Fiogbe, E.D., 2013, Meristic and morphological characterization of the freshwater prawn, Macrobrachium macrobrachion (Herklots,

1851) from the mono river – coastal lagoon system, Southern

Benin (West Africa): Implications for species conservation,

International Journal of Biodiversity and Conservation 5(11):

704-714.

Aish, A., Trents, S. & Williams, J. 2003. Squanddering the seas. London, UK.

Alauddin, M and Tisdell, C.A. 1998. The environment and economic development in South Asia: An overview concentrating on Bangladesh. New York, US; London, UK: St. Martin’s Press; Mcmillan Press.

Ali, F dan A. Waluyo 2015. Tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang galah (Macrobranchuim rosenbergii de man) pada media bersalinitas. Limnotek. 22(1): 42-51.

Alimon, S. 2005. Pond preparation and water management. Malaysia

Technical Cooperation Programmed. Departement of Fisheries, Ministry of Griculture and Agro-Based Industry.

Malaysia.

Alongi, D.M. 2015. The impact of climate change on mangrove forests.

Current Climate Change Reports 1.

Amien, M., & Iromo, H. 2014. Optimalisasi reproduksi induk untuk menjaga keseimbangan populasi udang windu di Perairan Tarakan, Kalimantan Utara, Jurnal Harpodon Borneo 7 (2): 102-108.

(33)

86 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Amin, M. I., Rosidah, dan Lili, W. 2012. Peningkatan kecerahan warna udang red cherry (Neocaridina heteropoda) jantan melalui pemberian astaxanthin dan canthaxanthin dalam pakan,

Jurnal Perikanan dan Kelautan 3 (4): 243-252.

Amoussou, T. O et al. 2017. An overview of fish restocking into fresh and brackish inland waterways of benin (West Africa). International

Journal od Fisheries and Aquatic Studies 5 (2): 164-172.

An, H. S. 2014. Comparison of genetic diversity between wild-caught broodstock and hatchery –produced offspring populations of the vulnerable korean kelp grouper (Epinephelus bruneus) by

Microsatellites, Genetics and Molecular Research 13 (4):

9675-9686.

Anggoro, S. 1992. Efek osmotik berbagai tingkat salinitas media terhadap daya tetas telur dan vitalitas larva udang windu (Pennaeus

monodon Fabricius). Disertasi, Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anna, Z. 2017. Indonesia shrimp resource accounting for sustainable stock management, Biodiversitas 18 (1): 248-256.

Antonio, E. S. 2011. diet shift in the sand shrimp crangon uritai along the estuary-marine gradients, Journal of Crustacean Biology, 31 (4): 635-646.

Arai, K 2001. Genetic improvement of aquacultire finfish species by chromosome manipulation techniques in Japan, Aquaculture, 197.

Arrieta, J. M., Arnaud-Haond, S., and Duarte, C. M. 2010. What lies underneath: corserving the oceans genetic resources,

Proceedings of the National Academy of Sciences, 107 (43):

18318-18324.

Asche, F and Bjorndal, T. 2011. The economics of salmon aquaculture. 2nd edn, Management. 2nd edn. Oxford, UK: Wiley-Blackwell. Ashari, U., Sahara, S., & Hartoyo, S. 2016. daya saing udang segar dan

udang beku indonesia di negara tujuan ekspor utama, Jurnal

Manajemen dan Agribisnis, 13 (1): 1-13.

Aziz. 2008. Perangsangan moulting pascalarva lobster air tawar jenis capit merah (Cherax quadricarinatus, Von Martens) dengan perlakuan suhu. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian

(34)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 87

Babu, K. R. 2014. Fecundity variations of black tiger shrimp panaeus monodon from two different geographical locations, East Coast of Andhra Pradesh, India, Journal of Global

Biosciences, 3 (4): 725-730.

Babu, K.R. 2013. Improved maturation of wild and pond-reared black tiger shrimp panaeus monodon (fabricius) using different combinations of live and wet feeds, Asian J, Exp. Sci., 27 (2) 37-42.

Balihristi, G. 2009. Profil danau limboto. Gorontalo: Balai lingkungan hidup riset dan teknlogi informasi Provinsi Gorontalo. Barus, T. A. 2004. Pengantar limnologi studi tentang ekosistem air daratan. Medan: USU Press.

Boyd, C. E. 1982. Water quality management for pond fish culture development in aquaculture and fish science, Vol. 9. Elsevier Scientific Pub. Comp.

Damora, 2011. Beberapa aspek biologi ikan beloso (Saurida

micropectoralis) di Perairan Utara Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Pada Balai Riset Perikanan Laut. Vol 3 (6) hal. 366

– 367.

Demchick, M. dan E. Streed. 2002. Non-timber forest products and implication for forest managers: Use, collection, and growth of berriers, fruits, and nuts. university of minnesota extention service, 405 Coffey Hall.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gorontalo. 2013. Data potensi perikanan budidaya Kabupaten Gorontalo.

Direktorat Prasarana Perikanan Tangkap. 2015. Sumberdaya ikan Indonesia. Ditjen Perikanan Tangkap. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Balkhair, M., Al-Mashiki, A. And Chesalin, M. 2012. Experimental rearing of spiny lobster, Panulirus homarus (Palinuridae) in land based tanks at mirbat station (Sultanate of Oman) in 2009-2010, Agricultural and Marine Science 17.

Bank Indonesia. 2008. Budidaya pendederan dan pembesaran udang galah konvensional.

(35)

88 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Binur, R. & Pancoro, A., 2017, Inbreeding depresion level of post-larvae freshwater prawn (Macrobrachium rosenbergii) from several hatcheries in Java, Indonesia, Biodiversitas 18(1): 609-618. Boyd, C. E. 1981. Water quality in warm water fish pond. Auburn

University. Auburn-Alabama.

Boyd, C. E. 1990. Water quality in pond for aquaculture. Birmingham

Publishing Company, Alabama.

Budiman A. A. 2004. Perkembangan udang GIMacro di Indonesia. Temu

Nasional Udang Galah GIMacro di Jogjakarta, 22—23 Juni

2004.

Buwono ID. 1993. Tambak udang windu sistem pengelolaan berpola intensif. Yogyakarta: Kanisius.

Bylemans, J. 2016. Evaluating genetic traceability methods for captive-bred marine fish and their applications in fisheries management and wildlife forensics, Aquaculture Environment

Interactions.

Calado, R. 2008. Marine ornamental shrimp: Biology, aquaculture and conservation. West Sussex, UK: Wiley-Blackwell.

Carpenter, E.K and V.R. Niem. 1998. The living marine resources of the western central pacific. Vol 2. Cephalopods, Crustaceans,

Holothurians, Sharks. FAO of United Nations. Rome.

Casimiro, A. C. R. 2018. Escapes of non-native fish from floaded aquaculture facilities: The case of paranapanema river, Southern Brazil, Zoologia.

Cheng,W., Su-Mei Chen, Feng-I Wang, Pei-I Hsu, Chun-Hung Liu, and Jiann-Chu Chen. 2002. Effect of temperature, pH, salinity and ammonia on the phagocytic and clearance efficiency of giant freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii to Lactococcus

garvieae. Aquaculture. 219: 111–121.

Chimsung, N. 2014. Maturation diets for black tiger shrimp (Panaeus

monodon) broodstock: A review, Songklanakarin Journal of Science and Technology 36 (3): 265-273.

Connon, R. E. 2018. The utility of transcriptomics in fish conservation,

Journal of Experimental Marine Biology and Ecology.

Cooke, S. J. 2016. Angling for endangered fish: conservation problem or conservation action? fish and fisheries.

(36)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 89

Costello, M. J., and Chaudhary, C. 2017. Marine biodiversity, biogeography, deep-sea gradients and conservation, Current

Biology. Elsevier 27 (2011): 511-527.

D’Abramo, L.R., J.H. Tidwell., M. Fondren dan C.L. Ohs. 2006. Pond produvtion of freshwater prawn in temperate climates southern regional Aquaculture Center (SRAC) Publications No 484

Darmansah MA. 2011. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) pada pendederan di dalam bak dengan padat penebaran 100 hingga 175 ekor/m2. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Dayal, J. S. 2013. Shrimp- A nutritional perspective, Current science, 104 (11): 1487-1491.

Dempster, T. 2018. Recapturing escaped fish from marine aquaculture is largely unsuccessful: Alternatives to reduce the number of escapees in the wild, Reviews in Aquaculture 10 (1): 153-167. Dewi, R.R.S.P.S., I. Khasani, Sularto, and W. Pamungkas. 2006. Production of female giant freshwater prawn (Macrobrachium

rosenbergii ) through hormonal induction. Indonesian Aquaculture Journal. 1(1): 35-38.

Diamond, J. 2002. Evolution, consequences and future of plant and animal domestication, nature.

Diana, J. S. 2009. Aquaculture production and biodiversity conservation,

BioScience, 59 (1): 27-38.

Dore, I., and Frimodt, C. 1987. An illustrated guide to shrimp of the world,

Journal of Chemical Information and Modeling. New York: Van

Nostrand Reinhold.

Doyle, R. W. 2016. Inbreeding and disease in tropical shrimp aquaculture: A reappraisal and caution, Aquaculture Research , 47 (1): 21-35.

Duarte, C. M., Marba, N., and Holmer, M. 2007. Rapid domestication of marine species, Science.

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air: bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan. Yogyakarta: Kanisius Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara.Yogyakarta.

(37)

90 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Evans, L.T. 1996. Crops evolution, adaptation, and yield. Combridge

Univ. Press.

Farmery, A. 2015. Life cycle assessment of wild capture prawns: expanding sustainability considerations in the australian nothern prawn fishery, Journal of Cleaner Production. Elseveir 87: 96-104.

Fauziah. 2018. Composition and biodiversity of shrimp catch with trammel net in banyuasin coastal waters of South Sumatera, Indonesia, AACL Bioflux, 11 (5): 1515-1524.

Food and Agriculture Organization. 2006. Fisheries and aquaculture circular no. 1034: A review on culture, production and use of spirulina as food for humans and feeds for domestic animals and fish. Rome: ISBN 978-92-5-106106-0.

Foss, A., T. Vollen, and V. Oiestad. 2003. Growth and oxigen

consumption in normal and O2 supersaturated water, and

interactive effects of O2 saturation and ammonia on growth in

spotted wolfish (Anarhichas minor Olafsen). Aquaculture. 224: 105-116.

Frankham, R., Ballou, J.D. & Briscoe, D.A., 2002, Introduction to conservation genetics, Cambridge University Press, New York.

Fujaya, Y. 2016. Domestication and selective breeding for producing fast growing and hight meat quality of blue swimming crab (Portunus pelagicus), AACL Bioflux 9 (3): 670-679.

Geiger, W. 2005. Impact of an introduced crustacean on the trophic webs of mediterranean wetlands, Biological Invasions, 7 (1): 49-73. Genzel, L. 2017. The object space task shows cumulative memeory

expression in both mice and rats, BioRxiv: 1-30.

Gopa, M., P.K. Mukhopadhyay dan D.N. Chattopadhyay. 2005. Nutrition and feeding in freswater prawn (Macrobranchium rosenbergii) farming. Aqua Feeds: Formulation & Beyond. 2(1):17-19 Guillemin, M. 2014. Tracing the trans-pacific evolutionary history of a

domesticated seaweed (gracilaria chilensis) with

archaeological and genetic data, PLOS ONE 9 (12).

Haddon, L. 2006. The contribution of domestication research to in home comouting and media consumption, the information society;

(38)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 91

Hadie W, Sumantadinata K, Carman O, Hadie LE. 2002. Pendugaan

jarak genetik populasi udang galah Macrobrachium

rosenbergii dari sungai Musi, sungai Kapuas, sungai

Citanduy, dengan truss morphometric untuk mendukung program pemuliaan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 8 (2): 1-5.

Hadie, L. E. & Hadie, W., 2012, Perbaikan mutu genetik udang galah (Macrobrachium rosenbergii) berdasarkan seleksi famili,

Berita Biologi 11(2): 211-219.

Hadie, L. E., Hadie, W. & Sularto, 2013, Estimasi heritabilitas udang galah (Macrobrachium rosenbergii) berbasis pada keragaman fenotip, J. Ris. Akuakultur 8(3): 355-362.

Hadie, W. and L.E. Hadie. 1997. Hilangnya benih dalam budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii ) dan dugaan faktor penyebabnya. W. Pen. Perik. Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.

Hariati, A. M. 1989. Makanan ikan. UNIBRAW/LUW/Fishries Product Universitas Heemstra, .C. and J.E. Randall. 1993. Groupers of the world. FAO Species Cataloque. Food and Agriculture. Harlan, J. R. 1976. Plant and animal distribution in relation to

domestication, philosophical transactions of the royal society B: Biological Sciences.

Herawati, T. 2016. Domestication of marble goby (Oxyeleotris

marmorata), indogenous fish of Citarum river, Indonesia, Aquatic Procedia.

Hew, C. L., and Fletcher, G. L. 2001. The role of aquatic biotechnology in aqauculture.

Hossain, M. S., and Iqbal, A. 2014. Production and characterization of chitosan from shrimp waste, J. Bangladesh Agril. Univ, 12 (1): 153-160.

Huet, M. 1979. Text book of fish culture breeding and cultivation of fish.

Fishing News. London.

Indarjo, A., Salim, G., Zein, M., Soejarwo, P. A., Nugraeni, C. D., Bija, S., & Pham, Y. T. H. (2020). Characteristics of von bertalanffy growth, allometric, condition index and mortality of Periophthalmus barbarus in Mangrove and Bekantan Conservation Area (KKMB), Tarakan, North Kalimantan.

(39)

92 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Indonesian Journal of Marine Sciences/Ilmu Kelautan, 25(1).

DOI: 10.14710/ik.ijms.25.1.31-38.

Imanto, P. T., and Sumiarsa, G. S. 2010. Keragaan Copepoda Cyclopoida: Apocyclops sp. pada kondisi kultur, Jurnal Riset

Akuakultur, 5 (3): 363-372.

Imron, Iskandariah, Iswanto, B., & Dewi, R.R.S.P.S., 2008, Morphological variability of several indonesian populations of giant freshwater prawn, Macrobrachium rosenbergii, Indonesian

Aquaculture Journal 3(1): 1-12.

Irwandi, Badrudin, R., & Suryanty, M. 2015. Analisi pendapatan dan efisiensi usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) di Desa Mekar Mulya Kecamatan Penarik Kabupaten Mukomuko, AGRISEP 15 (2): 237-253.

Ismael, D., & New, M. B. 2000. Freshwater prawn culture: the farming of

Macrobrachium rosenbergii. Oxford, UK: Blackwell Science.

Jianfang, G., & Zuoyan, Z. 2012. Molecular basis and genetic improvements of economically important traits in aquacultur animals, Chinese Science Bulletin 57 (15): 1751-1760. Jones, L. 2013. Impacts of climate change on coastal habitats, marine

climate change impacts partnership: Science Review.

Juliana, Konio, Y., & Lamadi, A. 2018. Domestikasi & pengaplikasiannya terhadap ikan manggabai.

Junda, M. 2018. Development of intensive shrimp farming, Litopanaeus

vannamei in land base ponds: Production and management, Journal of Physics: Conference Series.

Kabahenda, M. K. 2011. Protein and micronutrient composition of low-value fish products commonly marketed in the Lake Victoria Region, World Journal of Agricultural Sciences, 7 (5): 521-526.

Kanchanachai, Y. 2011. Estimating genetic parameters for weight and body size of pacifis white shrimp (Litopanaeus vannamei) bu restricted maximum likehood method, Kasetsart

Journal-Natural Science 45 (6): 1047-1057.

Keys, S. J., and Crocos, P. J. 2006. Domestication, growth and reproductive performance of wild, pond and tank-reared brown tiger shrimp Panaeus esculentus, Aquaculture 257.

(40)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 93

Khasani, I. 2004. Peningkatan produksi massal benih udang galah GiMacro. Laporan Hasil Penelitian. Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Sukamandi.

Khasani, I. 2013. Atraktan pada pakan ikan: Jenis, fungsi dan respon ikan. Media Akuakultur.8(3): 127-133

Khasani, I., 2008, Upaya peningkatan produktivitas dalam usaha pembesaran udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man), Media Akuakultur 3(1): 25-30.

Khasani, I., Imron & Iswanto, B., 2010a, Standar operasional budidaya udang galah guna mendukung pemuliaan, Pusat Riset

Perikanan Budidaya, Badan Riset Kelautan dan Perikanan,

Subang.

Khasani, I., Wahjuningrum, D. & Evan, Y., 2010b, Uji ketahanan larva udang galah dari beberapa sumber populasi terhadap bakteri

Vibrio harveyi, J. Ris. Akuakultur 5(3): 411-424.

KKP [Kementrian Kelautan dan Perikanan]. 2011. Kelautan dan perikanan dalam angka 2011. Kementerian Kelautan dan

Perikanan. Jakarta.

Kusrini, E. 2011. Menggali sumber daya genetik udang jerbung (Fenneripanaeus merguiensis de Man) sebagai kandidat udang budidaya di Indonesia, Media Akuakultur 6 (1) 49-53. Larson, G & Fuller, D. Q. 2014. The evolution of animal domestication,

annual review of ecology, evolution, and systematics.

Larson, G. 2014. Current perspectives and the future of domestication studies, Proceedings of the National Academy of Science 111 (17): 6139-6146.

Leach, H.M. 2003. Human domestication reconsidere, Current

Anthropology, 44 (3): 349-368.

Leakey, R.B.B. 1999. Potential for novel food products from agroforestry trees: A review. Food Chemistry 66 : 1- 14.

Lesmana, D. S. 2001. Kualitas air untuk ikan hias air tawar. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Limam, Z. 2011. Extraction and characterizzation of chitin and chitosan from crustacean by-products: Biological and physicochemical properties, African Journal of Biotechnology, 10 (4): 640-647.

(41)

94 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Macfayden, S., and Bohan, D. A. 2010. Crop domestication and the disruption of species interactions, basic and applied ecology.

Elsevier, 11 (2): 116-125.

Maghdoudloo, T. 2012. Effects of different levels of energy and protein sources on the growth performance, f=feei=ding, survival rate and the chemical body composiition of juvenile pacifis white shrimp (Litopanaeus vannamei), Iranian Journal of Fisheries

Science 11 (3): 531-547.

Maheswarudu, G. 2016. Selective breeding and developtment of disease resistant broodstock of black tiger shrimp Panaeus monodon Fabricus, 1798, Photon.

Marshall, F., and weissbrod, L. 2011. Domestication processes and morphogical change, Current Anthropology.

Masden, G. 2013. Reproductive behavioural differences between

wild-caught and pond-reared panaeus monodon prawsn

broodstock, Aquaculture.

Mbayong, W. C. C. 2016. Diversity and some life traits of shrimps of cameroon’s coastline, International Journal of Fisheries and

Aqautic Studies, 4 (6): 36-41.

Mente, E. 2003. Nutrition, physiology, and metabolism of crustaceans.

Science Publisher, inc, Enfield.

Mohani, V. C., Yulianto, E., and Mawardi, M. K. 2016. Pengaruh jumlah produksi udang indonesia, harga udang internasional, dan nilai tukar rupiah terhadap ekspor udang Indonesia, Jurnal

Administrasi Bisnis, 39 (2): 67-73.

Mollah, M. 2009. Effects of stocking density on the growth and breeding performance of broodfish and larva growth and survival of shol, channa striatus (bloch), Journal of the Bangladesh

Agricultural University, 7 (2): 427-432.

Moss, S. M. 2010. An integrated approach sustainable shrimp farming,

Asian Fisheries Science.

Motoh, H. 1985. Biology and ecology of panaeus monodon. proceeding of the first international conference on the culture of panaeid prawn;shrimp. Iloilo city, Filipina: Aquacultire Department,

Southest Asian Fisheries Development Center.

Muflikhah, N. 2007. Domestikasi ikan gabus (Channa striata), BAWAL 1 (2): 169-175.

(42)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 95

Mukti, A.T dan W.H. Satyantini. 2005. Role of L-Carnitine on

development and growth of freshwater prawn fry,

Macrobranchium rosenbergii. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesiai. 1:23-26

Munasinghe, D.H.N. & Thushari, G.G.N., 2010, Analysis of morphological variation of four populations of Macrobrachium rosenbergii (De Man, 1879) (Crustacea: Decapoda) in Sri Langka, Cey. J.

Sci. (Bio. Sci.) 39(1): 53-60.

Murtidjo BA. 1992. Budidaya udang galah sistem monokultur. Yogyakarta: Kanisius.

Muzaki, A., Haryanti and Moria, S. B. 2006. Teknik pembenihan udang putih Panaeus merguensis dengan penggunaan probiotik Alteromonas sp. Aquacultura Indonesia.

Nandlal, S. & Pickering, T., 2005, Freshwater prawns Macrobranchium

rosebergii farming in Pacific Island Countries. Volume One. Hatchery operation. Noumea, Secretariat of the Pacific

Community, New Caledonia.

New, M.B. 2002. Farming freshwater prawn, a manual for the culture of giant river prawn (Macrobrachium rosenbergii ). FAO

Fisheries Technical Paper, Rome.

New, M.B. and W.C. Valenti. 2004. Freshwater prawn culture: The farming of Macrobrachium rosenbergii. Blackwell Science, Oxford.

New, M.B., 2005, Freshwater prawn farming: Global status, recent research and a glance at the future, Aquaculture Research 36: 210-230.

Ngginak, J. 2013. Komponen senyawa aktif pada udang serta aplikasinya dalam pangan, Jurnal Sains Medika 5 (2):128-145.

Nugroho, E., Sukadi, M. F., and Huwoyono, H. 2012. beberapa jenis ikan lokal yang potensial untuk budidaya: Domestikasi, teknologi

pembenihan, dan pengelolaan kesehatan lingkungan

budidaya, Media Akuakultur 7 (1): 52-57.

Nur, A. 2017. Potensi akuakultur udang putih lokal (Panaeus

merguiensis) di Indonesia, in Seminar Nasional BAPPEDA

(43)

96 DOMESTIKASI UDANG GALAH

Pal, J. 2014. Biological method of chitin extraction from shrimp waste an eo-friendly low cost technology and ist advanced application,

International Journal of Fisheries and Aquatic Studies 1

(6):104-107.

Peixoto, S. 2018. Reproductibe cycle and size at first sexual maturity of the white shrimp Panaeus schmitti (Burkenroad, 1936) in Notheastern Brazil, Latin American Journal of Aquatic

Research.

Pescod, M.B. 1973. Investigation of rational effluen and stream standard for tropical countries. London: AIT.

Piperno, D. R. 2011. The origins of plant cultivation and domestication in the new world troopics, Current Anthropology.

Pratiwi, R. 2013. Lobster komersial (Panulirus spp), Oseana 38 (2): 55-68.

Price, E. O. 1984. Behavioral aspects of animal domestication, The

Quarterly Review of Biology 59 (1).

Price, E. O. 1999. Behavioral development in animals undergoing domestication, applied animal undergoing domestication,

Applied Animal Behaviour Science 65 (3): 245-271.

Price, E. O. 2002. Animal domestication and behaviour. New York: CABI

Publishing.

Prihartatik, T. 2006. Toxicity fish eating beloso (Glossggobius giuris) in Ujung Pangkah waters of East Java. Thesis Faculty of

Fisheries and Marine Sciences, Bogor Agricultural University.

Primavera, J. H. 1997. Sosio-economic impacts of shrimp culture,

Aquaculture Research, 28: 815-827.

Qurrota’ayun S. 2009. Pembuatan alat ukur kadar garam (salinitas) dalam air berbasis mikrokontroler. Universitas Islam Negeri Malang.

Ramachandran, K. 2017. Growing demand for high-quality seafood

products and production systems in aquaculture,

Oceanography and Fisheries.

Ramandey, E.R.P.F., 2013, Variasi genetik udang windu (Penaeus

monodon Fabricus, 1798) hasil persilangan populasi Aceh

dan pangandaran berdasarkan karakter morfologis dan molekular, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

(44)

DOMESTIKASI UDANG GALAH 97

Riani, E. & Dana, D., 2003, Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan kualitas larva udang windu (Penaeus monodon Fab), Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan

Perikanan Indonesia 10(1): 41-45.

Rimalia, A., Mukhlisah & Kisworo, Y., 2015, Karakterisasi induk pembentuk populasi g0 sintetis udang galah dari sumber genetik Sungai Barito, Kintap dan Pagatan, Ziraa’ah 40(2): 145-151.

Robison, B. D., and Rowland, W. 2005. A potential moddel system for studying the genetics of domestication: Behavioural variation among wild and domesticated strains of zsebra danio (Danio

rerio), Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 62

(9): 2046-2054.

Rocchi, M. 2017. Key species and impact of fisheries through food web analysis: A case study from Baja California Sur, Mexico,

Journal of Marine Systems.

Rodriguez, C. F. 2005. Loss of diversity and degradation of wetlands as a result of introducing exotic crayfish, Biological Invasions 7 (1): 75-85.

Sagi, A., Z. Ra’anan, Cohen, and Y. Wax. 1985. Production of

Macrobrachium rosenbergii in monosex opulations: Yield

characteristics under intensive monoculture condition in cages. Elsevier Science Publisher B.V., Amsterdam.

Said, D. S. M. Maghfirah, D. Wowor, dan Triyanto. 2012. kondisi populasi, kondisi ekologis, dan potensi udang Macrobrachium

sintangense. Studi kasus wilayah Bogor-Jawa Barat dan

Brebes-Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Limnologi

6. Botanical Convention Center, 16 Juli 2012. Bogor

Sakti I. 2012. Revitalisasi tambak, KKP pacu produksi udang. http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/7800/REVITALISASI-TAMBAKKKP PACU-PRODUKSI-UDANG/

Salim, G dan Anggoro S. 2019. Domestikasi udang: Prospek masa depan sumber pangan dari laut. ISBN. 978-623-209-554-0.

CV. Budi Utama. Deepublish. Sleman. Yogyakarta.160

halaman.

Salim, G, Rachmawani, D., & Septian, D. (2018). Analisis model sifat pertumbuhan dan indeks kondisi kepiting bakau (Scylla

(45)

98 DOMESTIKASI UDANG GALAH

serrata) yang berasal dari perairan estuaria Kota Tarakan.

Jurnal Borneo Saintek, 1(3), 1–12. DOI: 10.35334/borneo_saintek.v1i3.929.

Satyani, D., N. Meilisza dan L. Solichah. 2010. gambaran pertumbuhan panjang benih ikan botia (Chomobita macracanthu) hasil budidaya pada pemeliharaan dalam sistem hapa dengan padat penebaran 5 ekor per liter. Prosiding Forum Inovasi

Teknologi Akuakultur.

Shokoohmand, M. 2018. Analysis of genetic diversity of white shrimp (Methapenaeus affinis) from the Northwest of Persian gulf using microsatelites markers, Turkish Journal of Fisheries and

Aquatic Sciences, 18 (3): 391-397.

Siregar, A S. T. P. Sinaga, & Setijanto. 2001. Studi ekologi fauna bentik (Macrobrachium spp) pada Sungai Banjaran, S. Pelus dan S. Logawa, Banyumas. Biosfera 19 - (Mei 2001) ISSN: 0853 – 1625.

Small, B. C., Hardy, R. W. & Tucker, C. S. 2016. Enchancing fish performance in aquaculture, Animal Frontiers 6 (4): 42-49. Sobrizal. 2016. Potensi pemuliaan mutasi untuk perbaikan varietas padi

lokal Indonesia, Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 12 (1): 23-36.

Spaargaren, D. H. 1997. Physiological constrains in shrimp cultures,

Comparative Biochemistry and Physiology, 118A (4):

1371-1376.

Subekti, S., Prawesti, M., & Arief, M. 2011. Pengaruh kombinasi pakan buatan dan pakan alami cacing sutra (Tubifex tubifex) dengan persentase yang berbeda terhadap retensi protein, lemak dan energi pada ikan sidat (Anguila bicolor), Jurnal Kelautan 4 (1):1-6.

Sudirman, I. 2013. Empowering local capacity dalam meningkatkan industri udang lokal di Kabupaten Bulungan, Jurnal

Interdependence 1 (3): 236-252.

Sudrajat, A.O dan I. Effendi. 2002. Pemberian pakan buatan bagi benih

ikan betutu, Oxyeleotris marmorata (BLKR.). Jurnal

Akuakultur Indonesia, Volum 1.

Sugianto, R & Tjarsono, I. 2017. Fluktuasi ekspor udang indonesia ke jepang tahun 2010-2014, JOM FISIP, 4 (2): 1-16.

Gambar

Gambar 1. Evolusi hewan domestikasi anjing
Gambar 17. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
Gambar 18. Morfologi udang galah
Gambar 45. Ikan hias sebagai salah satu bentuk domestikasi biota air  Pada  zaman  dulu,  proses  pemeliharaan  bermula  saat  benih  udang  serta  ikan  yang  didapatkan  dengan  cara  mengalirkan  air  laut  menuju kolam pemeliharaan yang telah dipersiap

Referensi

Dokumen terkait