• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 1

BAB II

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

Sebagai koridor pembangunan sanitasi jangka menengah maka disusunlah visi dan misa sanitasi. Visi misi disusun mengacu kepada visi dan misi kabupaten sebagaimana tercantum pada RPJMD. Visi dan misi sanitasi juga dikaitkan dengan beberapa permasalahan pokok sanitasi di Kabupaten Bengkalis, dari hal-hal tersebut disusunlah Visi Sanitasi Kabupaten Bengkalis yaitu :

“Terwujudnya Sanitasi Bengkalis yang Lebih Baik, Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat tahun 2020”

Visi tersebut di atas mempunyai makna bahwa :

1) Terwujudnya mengandung arti usaha atau upaya percepatan pencapaian sanitasi yang lebih baik

2) Sanitasi Kabupaten Bengkalis yang lebih baik mengandung arti peningkatan sanitasi dengan pengelolaan air limbah, persampahan dan drainase sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan pencapaian Universal Acsess.

3) Berkelanjutan mengandung arti sanitasi Bengkalis dalam pengelolaannya harus berorientasi jangka panjang

4) Berbasis Masyarakat mengandung arti pengelolaan sanitasi ikut memberdayakan masyarakat.

Penjabaran dari visi dan misi satasi Kabupaten Bengkalis disajikan apada table di bawah ini :

(2)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 2 Tabel 2.1: Visi Misi Sanitasi Kabupaten Bengkalis

Visi Kabupaten

Bengkalis

Misi Kabupaten Bengkalis Visi Sanitasi Misi Sanitasi Kabupaten Bengkalis “Tercapainya masyarakat yang unggul, sejahtera, mandiri dan bertaqwa dengan mewujudkan kabupaten Bengkalis sebagai salah satu daerah otonom terbaik di indonesia tahun 2015” 1. Meningkatkan kualitas SDM terutama pembangunan sektor

pendidikan, kesehatan,

kebudayaan, kependudukan

dan ketenagakerjaan

2. Menanggulangi kemiskinan

dan memberdayakan ekonomi

kerakyatan, perekonomian

perdesaan serta kelompok

masyarkat minoritas dan

terpinggirkan 3. Mengembangkan

perekonomian daerah dan

masyarakat serta

menibgkatkan investasi dan UMKM dengan memanfaatkan kkayaan sumber daya alam yang terbarukan.

4. Meningkatkan insfratruktur

daerah antara lain

peningkatan prasarana jalan, jembatan, pelabuhan, energi listrik, pengelolaan sumber

daya air, pengelolaan

lingkungan, penataan ruang dan perumahan

5. .Mengimplementasikan

desentralisasi politik,

keuangan dan administrasi dalam sistem pemerintahan

“Terwujudnya Sanitasi Bengkalis yang Lebih Baik, Berkelanjutan dan Berbasis Masyarakat tahun 2020”

Misi Air Limbah Domestik Meningkatkan

pengelolaan air

limbah domestik

yang berkualitas dan berbasis masyarakat Misi Persampahan Meningkatkan kuantitas, kualitas dan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah Misi Drainase Meningkatkan kualitas Infrastruktur sarana prasarana drainase dan kondisi lingkungan yang sehat serta mengurangi daerah genangan

(3)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 3

daerah serta melaksanakan tata kelola pemerintah yang baik (good governant)

2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi

Tahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan kota secara menyeluruh sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan seperti RPJPD, RPJMD, dan RPIJMD serta dokumen RTRW Kabupaten Kepulauan Bengkalis .

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi antara lain adalah :

a. Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten Kabupaten Bengkalis dalam Jangka Pendek sampai dengan jangka panjang

b. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan berdasarkan luas terbangun

c. Kawasan beresiko sanitasi

d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)

Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan (Center of Business Development/ komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan pengembangan sistem.

Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi dilakukan untuk mengidentifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah dan membantu perumusan program dan kegiatan yang paling sesuai dengan kondisi wilayah berdasarkan sistem yang diusulkan. Sistem sanitasi adalah suatu proses multi-langkah, di mana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau

(4)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 4 pemrosesan akhir. Setiap tahap ini disebut kelompok fungsional karena memiliki teknologi sendiri-sendiri dengan pengelolaan spesifik. Sistem sanitasi berdasarkan pentahapan implementasi jangka pendek (1-2 tahun), jangka Menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun). Zona sanitasi menunjukkan dimana “sistem” tersebut akan diterapkan.

Dalam menetapkan sistem sanitasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah :

(i) faktor pengelolaan (peraturan, pengelolaan kelembagaan, pengaturan operasional dan pemeliharaan, kepemilikan aset)

(ii) faktor fisik wilayah (kepadatan penduduk, pemanfaatan lahan, dan topografi) (iii) faktor keuangan dan pendanaan (kapasitas fiskal, dukungan, dan mekanisme

pendanaan)

Pilihan Sistem yang dapat digunakan umumnya adalah :

a) Sub sektor air limbah domestik : Sistem setempat (Sistem on-site), dimana air limbah langsung diolah di tempat; dan sistem terpusat (sistem off-site) dengan mengalirkan air limbah domestik melaui perpipaaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

b) Sub sektor persampahan: sistem pengolahan tidak langsung (melaui tempat penampungan sementara/TPS; sistem pengangkutan langsung; dan sistem penanganan sampah di sumbernya.

c) Sub sektor drainase: sistem gravitasi dan sistem pemompaan.

2.2.1 Tahap Pengembangan Air Limbah Domestik

Dalam menentukan wilayah pengembangan air limbah domestik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat desa/kelurahan, maka disusun prioritas pengembangan sistem air limbah domestik. Penentuan zona wilayah dan sistem sanitasi air limbah berdasarkan 5 (lima) kriteria, yaitu : Kepadatan penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman) saat ini dan yang akan datang berdasarkan RTRW, kondisi ekstrim yg didefinisikan sebagai genangan yg diakibatkan oleh pengaruh pasang surut air laut, tingkat resiko kesehatan dan kondisi tanah

(5)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 5 Berdasarkan analisis penentuan zona dan sistem sanitasi air limbah di Kabupaten Kabupaten Bengkalissistem sanitasi sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada peta 2.1 di bawah ini. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota

Pengembangan sub sektor air limbah berdasarkan zona, yaitu:

1. Zona I, Merupakan sistem penanganan on - site dengan skala rumah tangga (household based) dengan penyediaan tangki septik individual yang sesuai dengan SNI. Pengelolaan limbah melalui STBM serta penyedian MCK bagi keluarga keluarga yang tidak memiliki jaman pribadi. Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan. Zona ini mencakup di 116 Kelurahan/Desa di Kabupaten Bengkalis, yaitu :

Desa Sekodi Desa Suka Maju Desa Makeruh

Desa Kelemantan Desa Muntai Barat Desa Darul Aman Desa Ketam Putih Desa Bantan Sari Desa Dungun Baru Desa Pematang Duku Desa Bantan Timur Desa Titi Akar

Desa Penebal Desa Teluk Papal Desa Tanjung Medang

Desa Temeran Desa Ulu Pulau Desa Tanjung Punak

Desa Penampi Desa Mentayan Desa Kadur

Desa Sungai Alam Desa Resam Lapis Desa Hutan Ayu

Desa Air Putih Desa Berancah Desa Suka Damai

Desa Senggoro Desa Pasiran Desa Puteri Sembilan

Desa Wono Sari Desa Deluk Desa Harapan Baru

Desa Kelapa Pati Desa Pangkalan Jambi Desa Petani

Desa Pedekik Desa Dompas Desa Bumbung

Desa Pangkalan Batang Desa Buruk Bakul Desa Kesumbo Ampai

Desa Sebauk Desa Bukit Batu Desa Air Kulim

(6)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 6 Desa Meskom Desa Parit I Api-Api Desa Pamesi

Desa Palkun Desa Temiang Desa Bathin Sobanga

Desa Kelemantan Barat Desa Api-Api Desa Pinggir Desa Sungai Batang Desa Tenggayun Desa Semunai Desa Pematang Duku Timur Desa Sepahat Desa Tengganau Desa Damai Desa Bukit Kerikil Desa Balai Pungut Desa Kelebuk Desa Tanjung Leban Desa Muara Basung Desa Kuala Alam Desa Langkat Desa Kuala Penaso Desa Pangkalan Batang Barat Desa Sepotong Desa Beringin Desa Senderak Desa Sungai Siput Desa Melibur Desa Prapat Tunggal Desa Lubuk Muda Desa Serai Wangi Desa Simpang Ayam Desa Tanjung Belit Desa Tasik Serai Desa Teluk Lancar Desa Lubuk Gaung Kelurahan Balai Raja Desa Kembung Luar Desa Sadar Jaya Desa Tasik Serai Timur Desa Teluk Pambang Desa Muara Dua Desa Sungai Meranti Desa Muntai Desa Bandar Jaya Desa Pangkalan Libut Desa Bantan Air Desa Sungai Linau Desa Buluh Apo

Desa Bantan Tengah Desa Tanjung Damai Desa Koto Pait Beringin Desa Selat Baru Desa Sumber Jaya Desa Tasik Serai Barat Desa Bantan Tua Desa Sungai Nibung Desa Tasik Tebing Serai Desa Jangkang Desa Koto Raja

Desa Kembung Baru Desa Liang Banir Desa Pambang Pesisir Desa Tanjung Datuk Desa Pambang Baru Desa Pangkalan Nyirih

(7)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 7 2. Zona II, Merupakan sistem penanganan Sistem Komunal. Dilihat dari hasil olahan data Kelurahan atau Desa yang perlu penanganan jangka pendek mencakup 26 Kelurahan, yaitu :

Kelurahan Rimba Sekampung Kelurahan Tanjung Kapal Desa Sri Tanjung Kelurahan Bengkalis Kota Kelurahan Batu Panjang Desa Pancur Jaya Kelurahan Damon Kelurahan Terkul Desa Pangkalan Pinang Desa Sejangat Kelurahan Pergam Desa Teluk Rhu

Kelurahan Sungai Pakning Desa Teluk Lecah Desa Sebangar Desa Sungai Selari Desa Sei Cingam Desa Balai Makam Desa Pakning Asal Desa Hutan Panjang Desa Bathin Betuah Desa Batang Duku Desa Sukarjo Mesim Desa Boncah Mahang Desa Lubuk Garam Desa Parit Kebumen

3. Zona III, merupakan pengelolaaan menggunakan sistem offsite kepadatan sedang sehingga bisa dilakukan dengan pembangun sistem terpusat skala kawasan/IPAL Skala kawasan. Zona ini terdapat pada daerah perkotaan yang memiliki kepadatan cukup tinggi. Zona ini mencakup 13 desa/kelurahan yaitu : Kelurahan Talang Mandi Kelurahan Duri Timur Desa Simpang Padang Kelurahan Gajah Sakti Kelurahan Babussalam Desa Pematang Obo Kelurahan Batang Serosa Kelurahan Air Jamban Kelurahan Titian Antui Kelurahan Balik Alam Desa Pematang Pudu

Kelurahan Duri Barat Desa Tambusai Batang Dui

Ketiga zona ini digambarkan pada peta tahapan pengembangan air limbah domestik, peta ini :

(8)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 8

(9)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 9 Tabel 2.2 Tahapan pengembangan air limbah domestik Kabupaten Bengkalis

No Sistem

Cakupan Layanan Eksisting (%)

Target Cakupan Layanan (%) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Pedesaan A Buang Air Besar

Sembarangan (BABS)/tidak ada akses 8,24 6 0 0 B Sistem On-Site (Setempat)

1 Cubluk dan sejenisnya

23,03 20 15 0

2 Individual( tangki septik)

66.64 69 75 90

C Sistem Komunal 2.09 5 10 10

1 MCK/ 2.09 3 4 4

MCK ++ 0 1 3 3

2 IPAL komunal 0 0 0 0

3 Tangki Septik Komunal 0 1 3 3

D Sistem Off-Site

(terpusat) 0 0 0 0

TOTAL 100 100 100 100

Wilayah Perkotaan A Buang Air Besar

Sembarangan

7.81

(10)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 10

(BABS)/tidak ada akses

B Sistem On-Site (Setempat)

1 Cubluk dan sejenisnya 21.0 10 0 0

2 Individual( tangki septik) 69.5 79 87.5 90

C Sistem Komunal 1.5 6 12.5 10

1 MCK 1.5 2 2 0

2 MCK ++ 0 1.3 3.5 0

3 IPAL komunal 0 1.2 4 3

4 Tangki Septik Komunal 0 1,5 3 2

D Sistem Off-Site (terpusat) skala kawasan

0 0 0 5

TOTAL 100 100 100 100

2.2.2 Tahapan Pengembangan Persampahan

Berdasarkan analisis penentuan zona dan sistem sanitasi Persampahan di Kabupaten Bengkalis dengan kriteria yang ada di dalam wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasikan ada 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu; 1). Tata guna lahan/klasifikasi wilayah: komersial/ Central of Business Development (CBD), permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb; 2). kepadatan penduduk. Berdasarkan kriteria penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan ke depan terdapat 4 tipikal zona persampahan yang ada didapat digambarkan sebagai berikut :

(11)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 11 1. Zona 1 merupakan zona area kepadatan rendah, pada umumnya merupakan

wilayah dengan kategori pedesaan. yang dapat dilakukan dengan merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan persampahan dengan pola 3R. Zona ini meliputi 100 keluran/desa yaitu :

Desa Sekodi Desa Selat Baru Desa Bandar Jaya Desa Kelemantan Desa Bantan Tua Desa Sungai Linau Desa Ketam Putih Desa Jangkang Desa Tanjung Damai Desa Pematang Duku Desa Kembung Baru Desa Sumber Jaya Desa Penebal Desa Pambang Pesisir Desa Sungai Nibung Desa Temeran Desa Pambang Baru Desa Koto Raja Desa Penampi Desa Suka Maju Desa Liang Banir Desa Sungai Alam Desa Muntai Barat Desa Tanjung Datuk Desa Air Putih Desa Bantan Sari Desa Makeruh Desa Senggoro Desa Bantan Timur Desa Darul Aman Desa Wono Sari Desa Teluk Papal Desa Titi Akar Desa Kelapa Pati Desa Ulu Pulau Desa Tanjung Punak

Desa Pedekik Desa Mentayan Desa Kadur

Desa Pangkalan Batang Desa Resam Lapis Desa Bumbung

Desa Sebauk Desa Berancah Desa Kesumbo Ampai

Desa Teluk Latak Desa Pasiran Desa Buluh Manis

Desa Meskom Desa Deluk Desa Pamesi

Desa Palkun Desa Dompas Desa Semunai

Desa Kelemantan Barat Desa Buruk Bakul Desa Tengganau Desa Sungai Batang Desa Bukit Batu Desa Balai Pungut Desa Pematang Duku Timur Desa Sukajadi Desa Muara Basung

(12)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 12 Desa Damai Desa Parit I Api-Api Desa Kuala Penaso

Desa Kelebuk Desa Temiang Desa Beringin

Desa Kuala Alam Desa Api-Api Desa Melibur

Desa Pangkalan Batang Barat Desa Tenggayun Desa Tasik Serai Desa Senderak Desa Sepahat Desa Tasik Serai Timur Desa Prapat Tunggal Desa Langkat Desa Sungai Meranti Desa Simpang Ayam Desa Sepotong Desa Pangkalan Libut Desa Teluk Lancar Desa Sungai Siput Desa Buluh Apo

Desa Kembung Luar Desa Lubuk Muda Desa Koto Pait Beringin Desa Teluk Pambang Desa Tanjung Belit Desa Tasik Serai Barat Desa Muntai Desa Lubuk Gaung Desa Tasik Tebing Serai Desa Bantan Air Desa Sadar Jaya

Desa Bantan Tengah Desa Muara Dua

2. Zona 2 merupakan daerah dengan tipikal kepadatan 25-100 pp; dan merupakan daerah Urban/rural atau area dengan resiko sedang yang memerlukan penanganan melalui peningkatan cakupan layanan, peningkatan sarana dan prasarana serta penanganan persampahan dengan pola 3R. Zona ini meliputi 26 kelurahan/desa, yaitu :

Desa Pangkalan Jambi Desa Hutan Panjang Desa Puteri Sembilan Desa Bukit Kerikil Desa Sukarjo Mesim Desa Harapan Baru Desa Tanjung Leban Desa Parit Kebumen Desa Petani Desa Lubuk Garam Desa Sri Tanjung Desa Air Kulim Kelurahan Tanjung Kapal Desa Dungun Baru Desa Bathin Sobanga Kelurahan Terkul Desa Tanjung Medang Desa Pinggir

(13)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 13 Desa Teluk Lecah Desa Teluk Rhu Desa Serai Wangi

Desa Sei Cingam Desa Hutan Ayu Kelurahan Balai Raja Desa Pangkalan Nyirih Desa Suka Damai

3. Zona 3 merupakan area dengan dengan fitur zona > 100 orang/ha; tetapi bukan-urban, yang memerlukan penanganan melalui peningkatan cakupan layanan, peningkatan sarana dan prasarana serta penanganan persampahan dengan pola 3R. Zona ini berada pada 10 desa/ kelurahan yaitu :

Kelurahan Batu Panjang Desa Pangkalan Pinang Desa Tambusai Batang Dui Kelurahan Pergam Desa Bathin Betuah Desa Simpang Padang Desa Pancur Jaya Desa Batang Duku Desa Pematang Obo Desa Pakning Asal

4. Zona 4 merupakan daerah CBD, daerah CBD ditandai dengan adanya perkantoran ,pusat perdagangan dan bisnis, atau daerah wisata. Pada zona ini peningkatan cakupan layanan hingga 100%( RT-TPS-TPA) dan ditangani dalam jangka pendek ke menengah. Zona ini mencakup 19 desa/kelurahan yaitu : Kelurahan Rimba

Sekampung Kelurahan Talang Mandi Desa Sebangar Kelurahan Bengkalis Kota Kelurahan Gajah Sakti Desa Balai Makam Kelurahan Damon Kelurahan Batang Serosa Desa Pematang Pudu Desa Sejangat Kelurahan Balik Alam Desa Boncah Mahang Kelurahan Sungai Pakning Kelurahan Duri Barat Kelurahan Titian Antui Desa Sungai Selari Kelurahan Duri Timur

Kelurahan Babussalam Kelurahan Air Jamban

(14)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 14

(15)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 15 Tabel 2.3 Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Bengkalis

No Sistem

Cakupan layanan eksisting

Target cakupan layanan eksisting (%) Jangka pende k Jangka menengah Jangka panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perkotaan

A Prosentase sampah terangkut 47% 60.0% 80.0% 70.0%

1 Penanganan langsung (direct)

2 Penanganan tidak langsung (indirect)

B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau

belum terlayani 38.7 % 23% 0% 0%

C 3R/pengelolaan dari sumbernya 14.30% 17% 20% 30%

T O T A L 100% 0.00% 100% 100%

Wilayah Pedesaan

A Prosentase sampah terangkut 6,8% 10 % 20% 30%

1 Penanganan langsung (direct)

2 Penanganan tidak langsung (indirect)

B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau

belum terlayani 93.2% 87% 70% 50%

C 3R/pengelolaan dari sumbernya 0 3% 10% 20%

T O T A L 100% 100% 100% 100%

Tabel 2.3 menjelaskan bahwa sistem dan cakupan layanan persampahan wilayah perkotaan saat ini sudah 47%, dan pokja menargetkan pada tahun 2020 , cakupan layanan persampahan pada wilayah perkotaan di Bengkalis sudah terlayani sebesar 80%. Hal ini disesuaikan dengan target nasional.

(16)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 16 2.2.3 Tahapan Pengembangan Drainase

Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masingmasing wilayah di tingkat kelurahan/desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan pada peta dan tabel pengembangan drainase dibawah ini:

(17)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 17

(18)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 18 Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan

Kabupaten Bengkalis

No Titik Genangan di Area Pemukiman Luas genangan eksisting di Area Permukiman (ha)

Luas genangan (ha)

Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 Bengkalis 7,680 5760 3840 1920 2 Bantan 1,645 1233,5 823 411,5 3 Bukit Batu 1,924 1443 962 481 4 Bengkalis Kecil 3,382 2536.5 1691 845,5 5 Rupat Utara 414 310,5 207 0 6 Rupat 495 370 248 0 7 Pinggir 8,727 6546 4363 2181,5 8 Mandau 1305 979 653 326 TOTAL 25572 6393 12786 6165,5

Pada tabel diatas menunjukkan luas genangan eksisting di Kabupaten Bengkalis sebesar 25.572 Ha. Pada tahapan pengembangan drainase, pokja menargetkan pada jangka menengah area tergenang berkurang sebesar 50%

(19)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 19 2.3 Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi

Analisis perkiraan pendanaan pembanguanan sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran jelas mengenai kemampuan daerah dalam pendanaan sanitasi sebagaimana diidentifikasikan di dalam dokumen SSK ini. Untuk mendapatkan gambaran ini, maka analisis difokuskan pada aspek belanja dalam APBD Kabupaten Kabupaten Bengkalis

Untuk menghitung pertumbuhan pendanaan APBD Kabupaten Bengkalis maka dibutuhkan data keuangan yang diambil dokumen penganggaran SKPD-SKPD terkait sanitasi. Adapun tabel perhitungan pertumbuhan pendanaan APBD Kabupaten Bengkalis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(20)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 20

Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Bengkalis untuk Sanitasi

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan Rata-rata

2011 2012 2013 2014 2015

%

1 Belanja Sanitasi (1.1+1.2+1.3+1.4) 0 34,789,507,193.00 45,535,941,850.00 18,665,281,678.00 39,633,391,450.00 28%

1.1 Air Limbah Domestik 0 - 943,847,500.00 1,250,761,250.00 - 0%

1.2 Sampah rumah tangga 0 14,414,037,760.00 11,640,232,450.00 16,542,400,700.00 27,765,000,000.00 11% 1.3 Drainase lingkungan 0 19,399,431,810 32,568,618,700 0 11,045,920,000 10%

1.4 PHBS 0 976,037,623 383,243,200 872,119,728 822,471,450 20%

2 Dana Alokasi Khusus (2.1+2.2+2.3) - 1,642,500,000 - - - -

2.1 DAK Sanitasi

2.2 DAK Lingkungan Hidup

2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 1,642,500,000

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - -

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)

0 33,147,007,193.00 45,535,941,850.00 18,665,281,678.00 39,633,391,450.00 30%

Total Belanja Langsung

1,356,970,851,324 1,410,131,508,255 2,862,357,175,356 3,200,121,775,898.78 2,989,373,384,229 3%

% APBD murni untuk sanitasi terhadap

Belanja Langsung 0.00% 2.35% 1.59% 0.58% 1.33% 1%

Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut)

(21)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 21

Berdasarkan tabel 2.5 untuk mempercepat pembangunan sanitasi permukiman dan kemampuan daerah maka Kabupaten Bengkalis berkomitmen untuk pendanan sanitasi dari APBD sebesar 2 % per tahun. Sedangkan untuk perkiraan besaran pendanaan sanitasi 5 (lima) tahun ke depan, dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut :

Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke depan

No Uraian

Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)

Total Pendanaan

2016 2017 2018 2019 2020

1 Perkiraan Belanja Langsung 3,080,371,767,518 3,172,782,920,543 3,267,966,408,160 3,366,005,400,404 3,466,985,562,417 16,354,112,059,042

2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 30,803,717,675 31,727,829,205 32,679,664,082 33,660,054,004 34,669,855,624 163,541,120,590

3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 61,607,435,350 63,455,658,410 65,359,328,163 67,320,108,008 69,339,711,248 327,082,241,181

Dari tabel di atas menunjukkan total perkiraan APBD murni terhadap sanitasi selama tahun sebesar Rp. 163.541.120.590 dan total perkiraan komitmen pendanaan sanitasi selama 5 tahun sebesar Rp.327.082.241.181. Besaran pendanaan sanitasi nantinya akan berada dalam rentang keduanya.

(22)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 22

Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Bengkalis untuk Operasional/Pemerliharaan dan Investasi Sanitasi No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan rata-rata 2011 2012 2013 2014 2015 1 Belanja Sanitasi 0 34,789,507,193 45,535,941,850 18,665,281,678 39,633,391,450 28%

1.1 Air Limbah Domestik 0 - 943,847,500 1,250,761,250 - 0%

1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) - - - - - 5%

1.2 Sampah rumah tangga 0 14,414,037,760 11,640,232,450 16,542,400,700 27,765,000,000 11%

1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) - - - - - 10%

1.3 Drainase lingkungan 0 19,399,431,810 32,568,618,700 - 11,045,920,000 10%

1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) - - 4,526,830,000 - - 10%

1.4 PHBS 0 976,037,623 383,243,200 872,119,728 822,471,450 0

1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) - - - - - -

Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Bengkalis untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020

No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total Pendanaan

2016 2017 2018 2019 2020

(23)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 23

30,803,717,675 31,727,829,205 32,679,664,082 33,660,054,004 34,669,855,624 163,541,120,590

1.1 Air Limbah Domestik

1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified)

1,540,185,884 1,586,391,460 1,633,983,204 1,683,002,700 1,733,492,781 8,177,056,030

1.2 Sampah rumah tangga

1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 3,080,371,768 3,172,782,921 3,267,966,408 3,366,005,400 3,466,985,562 16,354,112,059 1.3 Drainase lingkungan

1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)

3,080,371,768 3,172,782,921 3,267,966,408 3,366,005,400 3,466,985,562 16,354,112,059

Tabel 2.9: Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Bengkalis dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK

No Uraian Pendanaan (Rp.) Total Pendanaan

2016 2017 2018 2019 2020

1 Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan 7,700,929,419 7,931,957,301 8,169,916,020 8,415,013,501 8,667,463,906 40,885,280,148

2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi

30,803,717,675 31,727,829,205 32,679,664,082 33,660,054,004 34,669,855,624 163,541,120,590

3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 61,607,435,350 63,455,658,411 65,359,328,163 67,320,108,008 69,339,711,248 327,082,241,181

4

Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) 23,102,788,256 23,795,871,904 24,509,748,061 25,245,040,503 26,002,391,718 122,655,840,443

(24)

Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkalis

II- 24

Berdasarkan perhitungan pada tabel 2.9 di atas dapat diketahui bahwa pendanaan yang diestimasikan ataupun yang dikomitkan oleh Kabupaten Bengkalis masih menyisakan dana investasi untuk mendanai program SSK, diperkirakan ketersediaan besaran APBD untuk membiayai SSK berada pada rentang Rp. 122.655.840.443 – Rp. 286.196.961.033 selama 5 tahun.

(25)

Gambar

Tabel  2.3  menjelaskan  bahwa  sistem  dan  cakupan  layanan  persampahan  wilayah perkotaan saat ini sudah 47%, dan  pokja menargetkan pada tahun 2020 ,  cakupan layanan persampahan pada wilayah perkotaan di Bengkalis sudah terlayani  sebesar 80%
Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Bengkalis untuk Sanitasi
Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke depan
Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Bengkalis  untuk Operasional/Pemerliharaan dan Investasi  Sanitasi   No  Uraian  Belanja Sanitasi (Rp.)  Pertumbuhan  rata-rata  2011  2012  2013  2014  2015                          1  Belanja Sa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Make sure you look at the <a href="http://cbtopsites.com/search/iwebvest/real estate building home" target="_new">Building Home Checklist</a>.. This is

documentation includes features that make information available to users of assistive technology.. This documentation is available in HTML format, and contains markup to

Selisih perubahan kadar gula darah antar waktu perlakuan dari jam ke-0 ke pengukuran jam ke-1 menunjukkan bahwa peningkatan kadar gula terrendah adalah pada pemberian

dalam dunia kerja, 4) Relevansi kurikulum dengan pekerjaan, 5) Kompetensi alumni dan kebutuhan dunia kerja. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif

Membentuk tim pengelola Sistem Informasi Kuliah Kerja Nyata (SI-KKN) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat LINY, dengan personalia dan anggaran biaya sebagaimana

In recent years people have realized the importance of proper diet and exercise, and recent surveys show that over the last 20 years people are eating better and working out more

[r]

Pemerintah, diharapkan saudara dapat hadir pada acara Pembuktian dan Klarifikasi Dokumen. Kualifikasi dan Penawaran yang akan