• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

29

IV.

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang memiliki mini plant pengolahan rajungan besar dengan jumlah pekerja yang juga besar.Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2012.

4.2 Metode Pengambilan Sampel dan Jenis Data

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling (sengaja) terhadap pengusaha pengolahan rajungan skala mini plant. Mini plant yang dimaksud merupakan mini plant yang memproduksi daging kupas rajungan dengan input rajungan mentah.

Metode yang digunakan adalah survei dengan teknik wawancara dan obeservasi lapang untuk mengidentifikasi rajungan yang diolah di mini plant pengolahan rajungan. Analisis dilakukan secara deskriptif dan juga dengan menggunakan pendekatan Cost Benefit Analysis(CBA) untuk analisis aspek ekonominya.

Menurut Nasution (2003), tidak terdapat aturan yang jelas mengenai jumlah sampel yang disyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia. Selain itu tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud dengan sampel yang besar dan kecil. Penentuan jumlah sampel yang sering digunakan yaitu sebanyak sepuluh persen dari jumlah populasi. Jika populasinya besar maka sampel yang diambil dapat kurang dari sepuluh persen dan jika populasinya kecil maka jumlah sampelnya dapat lebih besar dari sepuluh persen. Sampel diambil dari mini plant di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasisebagai unit analisis. Teknik penarikan sampel dengan sistem probability sampling, dimana sampel dipilih secara sengaja oleh penulis. Hal iniberdasarkan jenis responden yang homogen dan asumsi dalam sampel adalahmenyebar normal.

(2)

30 Menurut Nazir (2005), sebuah sampel adalah bagian dari populasi. Survei sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi. Dalam mencari sampel, para ahli biasanya menggunakan probability sample. Probability sample adalah suatu sampel yang ditarik sedemikian rupa, dimana suatu elemen (unsur) individu dari populasi tidak didasarkan pada pertimbangan pribadi, tetapi tergantung kepada aplikasi kemungkinan (probabilitas). Jika pemilihan individu dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi, maka sampel tersebut dinamakan judgement sample.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara, pengamatan lapang dan percobaan. Penulis telah mempersiapkan kusioner dengan beberapa pertanyaan mengenai produksi, harga, kondisi input rajungan, jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja, dan kebijakan produksi daging rajungan. Selain itu penulis juga melakukan percobaan yang dilakukan di mini plant untuk mengetahui ukuran terbaik dari rajungan dalam pengolahannya.

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data time series untuk mengetahui rata-rata produksi, modal investasi, biaya produksi, penerimaan dari hasil penjualan, supplier rajungan mentah, jumlah input rajungan, dan jangka waktu produksi. Data sekunder ini didapatkan langsung dari pihak mini plant. Jenis data dan pengunaannya dapat dilihat pada tabel 3.

(3)

31 Tabel 3. Jenis Data dan Penggunaannya

Jenis Data Tujuan Analisis Hasil

Pengolahan rajungan berdasarkan klasifikasi ukuran& jenis kelamin Produksi, harga, kondisi input

rajungan, dan jumlah tenaga kerja.

Data time series biaya dan

penerimaan dalam produksi daging rajungan skala mini -plant. •Menghitung waktu pengupasan •Menghitung nilai ekonomi rajungan •Produksi aktual •Produktifitas tenaga kerja •ukuran rajungan yg diproduksi •NPV •IRR •Net B/C •PP

•Tingkat efisensi pengolahan rajungan

•Rente ekonomi rajungan

•Produksi rata-rata •Tingkat produktifitas

•Rata-rata ukuran rajungan yang digunakan

• Tingkat profitabilitymini plantsecara aktual

•Tingkat profitabilityminiplant setelah diterapkannya

kebijakan minimum legal size input production

4.3 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Dalam penelitian ini data didapat dari hasil pengamatan lapang dan percobaan yang dianalisis dengan mencari rata-rata, nilai terkecil, dan nilai terbesar dari data yang diperoleh. Sedangkan, data yang diperoleh melalui wawancara dianalisis dengan pendekatan produksi rata-rata per jumlah pekerja dan Cost Benefit Analysis(CBA).Jumlah produksi rata-rata dibagi jumlah tenaga kerja digunakan untuk menghitung tingkat produktifitas tenaga kerja pada mini plant. Sedangkan analisis aspek finansial berupa CBAdilakukanuntuk mengetahui aspek finansial suatu proyek pengolahan rajungan skala mini plant saat sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan minimum legal size input production.Sehingga diketahui seberapa besar dampak penerapan kebijakan

(4)

32 terhadap tingkat profitabilitypada proyek pengolahan rajungan karena kebijakan ini akan mempengaruhi penggunaan dan biaya input rajungan.

4.3.1 Identifikasi Rata-Rata Rajungan

Data identifikasi rajungan didapat dengan cara melakukan pengukuran pada setiap ekor rajungan yang menjadi input produksi pada mini plant. Pengukuran rajungan dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di nelayan dan mini plant yang membeli rajungan dari pedagang (bakul).Data identifikasi rajungan yang diambil diantaranya : jenis kelamin, kondisi fisik (bertelur/moulting), lebar karapas, dan berat rajungan. Setelah data didapat, kemudian dihitung ukuran rata-rata rajungan yang digunakan sebagai input produksi mini plant. Pengambilan data menggunakan tabel untuk mempermudah dalam pencatatan dan perhitungannya. Tabel data yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Data Identifikasi Rajungan di Tingkat Mini plant No.

JENIS KELAMIN KONDISI UKURAN

Jantan Betina Bertelur Moulting Lebar ( cm ) Berat ( gram )

1 2 3 n

4.3.2 Tingkat Efisiensi Pengolahan Rajungan

Pengukuran tingkat efiensi pengolahan rajungan merupakan cara untuk mengetahui kondisi rajungan yang mudah dan cepat dalam pengupasan serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam pengolahannya. Tingkat efisiensi pengolahan rajungan dapat diukur dengan melakukan dua percobaan berdasarkan klasifikasinya. Percobaan pertama, rajungan dikelompokan berdasarkan ukurannya (5-7 cm, 8-10 cm, dan 11-13 cm) dengan berat yang sama yaitu masing-masing lima kilogram. Kemudian percobaan dilakukan dengan menghitung berat sebelum perebusan, berat setelah perebusan, waktu yang dibutuhkan dalam pengupasan, berat daging yang dihasilkan, dan harga jualnya. Percobaan ini menggunakan tabel untuk memudahkan dalam pencatatan. Tabel yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 5.

(5)

33 Tabel 5. Pengolahan Rajungan Berdasarkan Klasifikasi Ukuran

Ukuran (cm) Sebelum Perebusan (kg) Setelah Perebusan (kg) Waktu Pengupasan ( Menit ) Total Berat Daging (kg) Harga Jual ( Rp ) 5 – 7 5 8 – 10 5 11 – 13 5

Percobaan kedua dilakukan sama seperti percobaan pertama, tetapi rajungan diklasifikasikan/dikelompokan berdasarkan jenis kelamin rajungan. Hasil percobaan kedua akan dicatat dalam tabel untuk memudahkan dalam perhitungan. Tabel data yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengolahan Rajungan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Kelamin Ukuran (cm) Sebelum Perebusan (kg) Setelah Perebusan (kg) Waktu Pengupasan ( Menit ) Total Berat Daging (kg) Harga Jual ( Rp ) Jantan 5 Betina 5

4.3.3 Tingkat Produktifitas Tenaga Kerja

Tingkat produktifitas tenaga kerja merupakan cara untuk melihat seberapa besar seorang pekerja dapat memproduksi dan menghasilkan output daging kupas rajungan. Tingkat produktifitasnya dapat dihitung dengan membagi jumlah rata-rata produksi satu periode produksi dengan jumlah pekerja. Sehingga dapat dilihat seberapa besar tingkat produktifitas rata-rata pekerja. Secara umum dapat dituliskan rumus sebagai berikut :

Dimana :

TK = Tingkat produktifitas tenaga kerja O = Jumlah Ouput Daging Rajungan/Tahun I = Jumlah Input Rajungan/Tahun

(6)

34 4.3.4 Analisis Aspek Finansial

Analisisaspek ekonomi suatu proyek atau usaha dapat dilakukan dengan menggunakan analisis kelayakan finansial.Analisis ini dilakukan dengan terlebih dahulu menyususun aliran kas (cashflow), yang terdiri dari cash inflow (arus penerimaan kas) dan cash outflow (arus pengeluaran). Cash inflow meliputi nilai produksi total, penerimaan pinjaman, dan nilai sisa. Cash outflow terdiri dari biaya investasi, biaya produksi, pembayaran pinjaman dan bunga, pajak dan lain-lain. Pengukuran cash inflow dengan cash outflow akan diperoleh manfaat bersih (net benefit). Analisis finansial dilakukan secara kuantitatif dan alat analisis yang digunakan untuk menguji kelayakan adalah Cost Benefit Analysis (CBA) dengan instrumen Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (NetB/C), dan Payback Period (PP). Tabel pengolahan data analisis aspek finansial dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.3.4.1 Net Present Value ( NPV )

Manfaat bersih merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan yang diterima selama umur proyek pada tingkat diskonto tertentu. NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Bt = manfaat pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t

= compounding factor t = tahun (1,2,3,...n)

n = umur proyek

Ukuran ini bertujuan untuk mengurutkan alternatif yang dipilih karena adanya kendala biaya modal, dimana proyek ini memberikan NPV biaya yang

(7)

35 sama atau NPV penerimaan yang kurang lebih sama setiap tahun. Proyek dinyatakan layak atau bermanfaat jika NPV lebih besar dari nol. Jika NPV sama dengan nol, berarti biaya dapat dikembalikan persis sama besar oleh proyek. Pada kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi. NPV lebih kecil dari nol, proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan ini berarti bahwa proyek tersebut tidak layak dilakukan (Gray etal, 1992).

4.3.4.2 Internal Rate of Return ( IRR )

Internal Rate of Returnmenunjukkan rata-rata keuntungan internal tahunan perusahaan yang melaksanakan investasi dan dinyatakan dalam persen. IRR adalah tingkat suku bunga yang membuat nilai NPV proyek sama dengan nol. IRR secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

i1 = tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif i2 = tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif NPV1 = NPV positif

NPV2 = NPV negatif

Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto, sedangkan jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan. Tingkat IRR mencerminkan tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dinyatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku.

4.3.4.3 Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C )

Besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Net B/C adalah merupakan perbandingan antara nilai sekarang (present

(8)

36 value) dari net benefit yang positif dengan net benefit yang negatif. Net B/C ratio secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dimana:

Bt = manfaat pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t

= compounding factor

n = umur proyek

Proyek dikatakan layak bila Net B/C lebih besar dari satu (Gray et al, 1992).

4.3.4.4 Payback Period ( PP )

Menurut Gittinger (1986)Payback Periodadalah jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai PP sebagai berikut :

Keterangan :

PP = payback Period

I = jumlah modal investasi

Ab =hasil bersih per tahun/periode atau laba bersih rata-rata per tahun.

4.4 Simulasi Penerapan Kebijakan

Pengukuran tingkat profitability dalam penerapan kebijakan minimum legal size input production dapat dilakukan dengan simulasi model. Penerapan minimum legal size rajungan berupa pembatasan ukuran rajungan yang boleh diterima oleh pengolah rajungan mini plant sebagai input produksi sehingga dapat

(9)

37 mempengaruhi produksi daging kupas rajungan dimana terjadi perubahan ukuran input rajungan. Pada analisis ini diasumsikan batasan minimal ukuran rajungan ditentukan berdasarkan hasil percobaan tingkat efiesiensi pengolahan rajungan berdasarkan klasifikasi ukuran. Beberapa skenario simulasi meliputi :

1. Menghitung hasil percobaan tingkat efisiensi pengolahan rajungan sehingga didapatkanukuran rajungan yang efisien dan menguntungkan untuk diolah. 2. Menggunakan ukuran rajungan delapan sentimeter sebagaiukuran minimal

dalam kebijakan minimum legal size input production.

3. Menghitung tingkat profitability aktual yang diperoleh pada pengolahan daging kupas rajungan kemudian dibandingkan dengan tingkat profitabilitypengolahan daging kupas rajungan jika kebijakan minimum legal size input production diterapkan.

4. Perubahan nilai produksi diakibatkan dariperubahan jumlah input dan harga input produksi tersebut.

Analisis ini menggunakan software excel, dimana excel dapat mengolah data biaya dan manfaat untuk memprediksi tingkat profitability proyek, efisiensi biaya, jangka waktu pengembalian modal dan tingkat efisiensi tenaga kerja.

Tahapan simulasi model dengan excel :

1. Menentukan biaya tetap dan biaya variabel. 2. Menentukan penerimaan per bulan.

3. Memasukan data biaya dan penerimaan.

4. Membuat formula perhitungan NPV, IRR, Net B/C, dan PP. 5. Run formula untuk mendapatkan nilai kelayakan dibutuhkan.

4.5 Asumsi Penelitian

Penelitian ini mengansumsikan beberapa hal untuk memfokuskan hasil penelitian pada permasalahan yang terjadi. Hal-hal yang diasumsikan pada penelitian ini diantaranya :

1. Perekonomian Indonesia sedang stabil atau tidak terjadi krisis besar-besaran. 2. Keadaan ekosistem rajungan tidak mengalami pencemaran atau bencana. 3. Keadaan stok rajungan di laut telah pulih atau stabil.

(10)

38 4. Harga sebelum dan sesudah penerapan kebijakan minimum legal size input production adalah konstan dari rata-rata yang dikonversi dengan indeks harga konsumen wilayah Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi.

5. Biaya sebelum kebijakan dianggap konstan dari biaya rata-rata. 6. Input rajungan di mini plant dianggap konstan.

7. Seluruh modalmini plant merupakan pinjaman.

8. Mini plant tidak mengalami resiko penolakan (reject) suplai daging rajungan oleh pabrik (plant).

Gambar

Tabel 6. Pengolahan Rajungan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Kelamin  Ukuran  (cm)  Sebelum  Perebusan  (kg)  Setelah  Perebusan (kg)  Waktu  Pengupasan ( Menit )  Total Berat Daging (kg)  Harga Jual ( Rp )  Jantan  5  Betina  5

Referensi

Dokumen terkait

4< ◆ ◆ Kagcbkbtj ugtuh Kagcbkbtj ugtuh kagcjlagtjejhbsj lbg kagcjlagtjejhbsj lbg karukushbg kbsbibo karukushbg kbsbibo tagtbgc fdyah 0 ljkagsj tagtbgc fdyah 0 ljkagsj ◆

IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX. Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikaan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi Fakultas Keguruan dan

Maka hipotesa yang menyatakan menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun

beberapa isolat karena diduga merkuri bersifat toksik bagi sel bakteri tersebut sehingga membunuh sel bakteri sedangkan isolat lain yang tumbuh pada medium MRSB yang

Hasil dari pengujian diperoleh (1) profitabilitas yang diproksikan ROA tidak berpengaruh terhadap struktur modal, (2) likuiditas yang diproksikan dengan CR

Dari segi nama dan sejarahnya, arsip memiliki banyak ciri persamaan dengan perpustakaan namun tidak dapat di- mungkiri bahwa banyak ciri khas arsip yang membedakannya

Berdasarkan analisis data dan hasil regresi secara bersama-sama (Uji F) menunjukan bahwa ke empat variable yaitu Umur (X1), Masa Kerja(X2), Curahan Jam Kerja

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)