RISET HARIAN RISET HARIANRISET HARIAN RISET HARIAN
RISET HARIAN Senin, 19 September 2011Senin, 19 September 2011Senin, 19 September 2011Senin, 19 September 2011Senin, 19 September 2011 HIGHLIGHT
HIGHLIGHTHIGHLIGHT HIGHLIGHT
HIGHLIGHT BEI STATISTICBEI STATISTICBEI STATISTICBEI STATISTICBEI STATISTIC
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET GLOBAL MARKET COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET EXCHANGE MARKET GRAFIK IHSG
GRAFIK IHSGGRAFIK IHSG GRAFIK IHSG GRAFIK IHSG
MARKET PREVIEW MARKET PREVIEWMARKET PREVIEW MARKET PREVIEW MARKET PREVIEW
Setelah terkoreki selama enam hari perdagangan berturut-turut, IHSG pada perdagangan akhir pekan kemarin berhasil rebound ditutup di 3835,181 atau menguat 60,847 poin (1,61%). Tampaknya aksi jual asing mulai meredah. Ini terlihat dari asing mulai melakukan pembelian, meskipun masih kecil, sebagaimana tercermin dari nilai pembelian bersih akhir pekan kemarin yang mencapai Rp.25,26 miliar. Saham-saham unggulan di sektor perbankan dan saham batubara menjadi motor penguatan kembali indeks komposit. Penguatan ini juga sejalan dengan tren yang terjadi di pasar saham kawasan Asia maupun global. Membaiknya kembali pasar saham global terutama dipicu meredahnya kekhawatiran pasar atas krisis utang Yunani setelah sejumlah bank sentral utama dunia, seperti The Fed dan ECB, berkomitmen untuk melonggarkan likuiditas dengan memberikan fasilitas pinjaman dolar untuk perbankan Eropa. Indeks DJIA pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup menguat 75,91 poin (0,66%). Selama sepekan indeks DJIA menguat 4,7%. Sedangkan IHSG sepekan terakhir terkoreksi hingga 4,08%, menghapus keuntungan sepekan sebelumnya. Tekan jual asing sepekan kemarin mencapai Rp.3,62 triliun melampaui aksi beli bersih asing pekan sebelumnya yang mencapai Rp.601,5 miliar. Hari ini perdagangan saham diperkirakan akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan melanjutkan penguatan. Pelaku pasar dalam beberapa sesi perdagangan berikut akan bergerak di level optmis menyusul peluang The Fed mengucurkan stimulus lanjutannya. Level resisten IHSG akan menguji 3910 dan tahanan bawah ada di 3740.
IHSG 3740-3910
- PT. Solusi Tunas Pratama IPO akhir September. - INTA jajaki obligasi Rp. 1,3 T Q1 2012.
BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI BERITA TERKINI
Intraco Jajaki Emisi Obligasi Rp. 1,3 Triliun. PT. Intraco Penta Tbk (INTA) berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp. 1,3 triliun paa kuartal I-2012. Dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan alat berat usaha perseroan PT. Intan Baruprana Finane. Pembiayaan alat berat oleh IBF tahun depan mencapai Rp. 1,3 triliiun. Sebab permintaan alat berat pada tahun 2012 diperkirakan akan meningkat. (Investor Daily)
PTBA Dapat Kredit US$ 219 Juta dari BNI. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui anak usahanya, PT Bukit Pembangkit Innovative (BPI), mendapatkan pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 219,785 juta. Uang sebanyak itu akan digunakan untuk mendanai pembangunan PLTU Mulut Tambang Banjarsari 2x110 MW di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, oleh anak usahanya yang 59,75% sahamnya dimiliki perseroan itu. (Detikcom)
Tuscany Investment Group Bakal Relisting APEX. Tuscany Investment Group Ltd akan melakukan relisting terhadap PT Apexindo Pratama (APEX) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kepala Biro PKP Sektor Jasa Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Gonthor R Aziz menuturkan, setelah membeli 93,95 persen saham Sabre Systems International Pte (SSI) dari PT Mitra International Resources Tbk (MIRA), rencana relisiting tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja perseroan. Selain berencana untuk melakukan relisting, pihak Tuscany juga berencana melakukan pendekatan dengan para kreditur untuk melakukan rencana restrukturisasi utang Apex sebanyak USD850 juta dan juga menjajaki dilakukannya penawaran umum terbatas. (Okezone)
IPO, Solusi Tunas Pratama Raih Izin Praefektif. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menuturkan PT Solusi Tunas Pratama mendapatkan izin praefektif pada hari ini terkait rencananya untuk dapat melantai di Bursa Efek Indone-sia (BEI). Perusahaan tersebut akan melempar sahamnya kepada publik sekira 16,7 persen atau setara dengan 100 juta lembar saham. Selain itu, regulator pasar modal tersebut menargetkan izin praefektif Solusi Tunas Pratama akan keluar pada bulan September sehingga diperkirakan pertengahan Oktober 2011, perseroan pun dapat segera melantai di BEI. Rencana penggunaan dana yang akan diraih dari publik tersebut akan digunakan sebanyak 35 persen pengembangan investasi yang berkaitan dengan pembangunan menara. Lalu sebanyak 50 persen akan dialokasikan untuk investasi berupa akuisisi yang bertujuan untuk meperluas usaha perseroan dan sisanya sebesar 15 persen akan dikeluarkan untuk modal kerja. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT Ciptadana Sekuritas. (Okezone)
Indomobil Mulai Mengeduk Batubara. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) kini fokus melebarkan sayap bisnisnya ke sektor pertambangan. Emiten yang biasanya menjual mobil ini siap menjalankan usaha kontraktor batubara. IMAS resmi menjadi kontraktor batubara milik PT Nusantara Berau Coal di Kalimantan di wilayah Kalimantan mulai tahun ini. Sejatinya IMAS sudah bisa memproduksi batubara sebanyak 1,7 juta ton pada tahun ini. Tapi proses penambangan batubara tertunda sehingga baru bisa dimulai pada Mei lalu. Imbasnya, produksi batubara hingga akhir tahun ini kemungkinan hanya mencapai 1,2 juta ton. (Kontan Online)
BNBR Bayar Repo ke Recapital Rp 30 Miliar. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berkomitmen melunasi utang berupa gadai saham atau repurchase agreement (repo). Pinjaman repo BNBR per Juni tahun ini mencapai Rp 490,18 miliar. BNBR telah membayar repo senilai Rp 30 miliar kepada Recapital Securities. Jadi, secara keseluruhan utang repo BNBR kini menyusut menjadi Rp 460,18 miliar. BNBR juga telah memperpanjang sejumlah repo yang telah jatuh tempo hingga setahun ke depan. (Kontan Online)
BUMI Jual Saham BRMS di Rp. 840. PT. Bumi sources Tbk (BUMI) selaku pemilik saham PT. Bumi Re-sources Mineral Tbk (BRMS) akan menjual 75,1% saham BRMS kepada Bumi Plc senilai Rp. 17,5 triliun atau setara dengan Rp. 840 per lembar saham. Transaksi ini memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan dilaksanakan pada 21 Oktober 2011. (Prospektus)
Izin Pra Efektif IPO Atlas Energy Keluar Pekan Depan. Proses penawaran saham PT Atlas Energy Re-sources berlanjut. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akan memberi izin pra efektif Atlas pekan depan. Atlas akan melepas 17% saham baru kepada publik. Jadwal listing perseroan adalah semester II-2011. Sebagai penjamin emisi (under-writer) IPO, Atlas telah menunjuk PT UBS Securities dan PT Indo Premier Securities. (Detikcom)
SAHAM PILIHAN
ADHI 550-650. Konsorsium perusahaan yang dipimpin oleh PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memenangin proyek EPC
RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) atau proyek pembangunan kilang refinerry milik Pertamina di Cilacap. Proyek ini bekerjasama dengan Goldstar Co. Ltd, perusahaan asal Korea Selatan. Nilai proyek ini sebesar USD931,48 juta atau sekitar Rp.8 triliun. Kilang tersebut berkapasitas 62 ribu bpsd. Proyek ini dijadwalkan selesai dan diserahterimakan dalam waktu 39 bulan. Hingga Juli, ADHI membukukan kontrak baru Rp.4,7 triliun. Kontrak baru tersebut antara lain proyek PLTU 3x7 MW Sintang senilai Rp.357 miliar, PLTU 2x7 MW Tembilahan Rp.277 miliar, LTU 2x7 MW Tanjung Selor Rp.268 miliar, dan Menara The Convergence Indonesia Rp.185 miliar. Perseroan optimis mampu mencapai target kontrak baru tahun ini sebesar Rp.12,5 triliun, meskipun hingga Juli lalu nilai kontrak baru perseroan baru mencapai Rp.4,7 triliun. Hal ini mengingat banyak proyek baru akan dimulai tendernya pada paruh kedua tahun ini. Perseroan hingga semester I tahun ini (1H11) mencatatkan pendapatan usaha relatif stabil dibandingkan periode yang sama 2010 yakni sebesar Rp.1,8 triliun. Laba usaha tumbuh 36,45% mencapai Rp.102,56 miliar dengan marjin naik mencapai 5,62% dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar 4,04%. Namun laba bersih turun 6,38% mencapai Rp.21,62 miliar Hal ini terutama disebabkan turunnya laba kurs pada 1H11 menjadi hanya Rp.838 juta dibandingkan periode yang sama 2010 yang mencapai Rp.1,4 miliar. Tahun ini, berdasarkan konsensus analis, target pendapatan usaha mencapai Rp.6,8 triliun dan laba sebesar Rp.194 miliar atau EPS sebesar Rp.107. Pada harga Rp.590, harga saham ADHI hanya ditransaksikan dengan PE 5,5 proyeksi laba 2011dan PE 5,3 proyeksi laba 2012. Sedangkan berdasarkan nilai buku (PBV), harga saham perseroan saat ini hanya ditransaksikan dengan PBV 1,3x, jauh lebih murah ketimbang saham emiten seperti WIKA dan PTPP yang saat ini ditransaksikan dengan rata-rata PBV1,6x. Harga saham perseroan saat ini telah terdiskon sebesar 36% dibandingkan harga awal tahun yang masih ditransaksikan pada harga Rp.920. Secara histors tahun lalu harga saham perseroan ditransaksikan dengan PE 8x. Dengan asumsi PE 8x, harga saham perseroan ditargetkan akan mencapai Rp.900 dengan proyeksi laba 2012 sekitar Rp.111/saham. Untuk jangka pendek, harga saham ADHI berpeluang mencapai Rp.650, dengan menggunakan pendekatan fibonacci retracement. Level support kuat harga sahamnya ada di Rp.550. Maintain
SAHAM PILIHAN
Perhatikan : ASII 64800-66750 Trading Buy HRUM 8250-8700 Trading Buy ITMG 43550-45100 Trading Buy BUMI 2500-2775 Sell on Strength SMGR 8300-9000 Buy break 8750 UNSP 360-390 Buy.
SGRO 3400-3600 Buy KLBF 3500-3800 Buy
AKRA 2500-2700 Sell on Strength BMRI 6350-6750 Buy
BBRI 6400-6600 Buy
BRMS 650-800. Pergerakan harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada perdagangan akhir
pekan kemarin menguat signifikan sebesar 20% mencapai Rp.720 dari penutupan harga sehari sebelumnya yang masih di Rp.600. Volume transaksi sahamnya meningkat mencapai 67,32 miliar saham dibandingkan volume rata-rata hariannya dalam sebulan terakhir yang hanya 19,84 juta saham. Penguatan harga saham BRMS tersebut dipicu spekulasi pasar atas beredarnya berita bahwa perseroan akan melakukan Tender Offer harga sahamnya di Rp.840 terkait dengan rencana BUMI, sebagai pengendalinya, melepas kepemilikannya di BRMS kepada Vallar Plc (Bumi Plc). Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bumi Plc (Vallar Plc) berniat mengakuisisi 75% saham BRMS pada harga Rp.840. Bumi Plc, melalui Jersey SPV, akan membayar dengan menerbitkan obligasi tukar ke BUMI. Obligasi ini bisa dikonversi menjadi 2% saham preferen yang dapat ditukarkan dari Jersey SPV (perusahaan yang dibentuk untuk menerbitkan convertible bond) dengan saham Bumi Plc pada saat penerbitan saham Bumi plc. Obligasi tukar tersebut senilai USD2,01 miliar dengan bunga 2% per tahun dan bisa dikonversi dengan saham Bumi Plc pada harga 11,80 poundsterling per saham. BUMI akan mengagendakan penjualan sahamnya di BRMS tersebut pada RUPS Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya dilaksanakan tanggal 21 Oktober mendatang. Namun mengingat kepemilikan Bumi Plc yang saat ini menguasai BUMI sebesar 29,86%, akuisisi BUMI Plc atas BRMS bisa dinilai tidak akan mengakibatkan perubahan pengendali sehingga tidak perlu dilakukan tender offer. Speculative Buy.
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.
