• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.210/01/I/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.210/01/I/MP.16 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KECELAKAAN KAPAL KANDASNYA LCT. AGUNG SAMUDERA DI PERAIRAN SORONG

Dalam pelayarannya dari Pelabuhan Manokwari menuju Pelabuhan Sorong, LCT. Agung Samudera berbendera Indonesia, GT. 939 Awak Kapal 11 (sebelas) orang, muatan Loging Truck 5 unit, Excavator 6 unit, mobil Crane 2 unit, Loader 2 unit, Boomer 1 unit, Grader 1 unit dan Kontainer 1 unit pada tanggal 04 Desember 2013 pukul 18.50 WIT telah kandas diperairan Sorong pada posisi 00°49,7’ S - 131°12,9’ T

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun kapal mengalami kebocoran pada lambung kanannya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/1/18/DN-14, tanggal 07 Februari 2014, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal kandasnya LCT. Agung Samudera kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran

juncto

Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004,

juncto

Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), Nomor KL.205/1/I/KSOP.Srg- 2014, tanggal

11 Desember 2013, dibuat oleh Nakhoda dan diketahui oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sorong;

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sorong, tanggal 11 dan 12 Desember 2013 terhadap :

a. Nakhoda, Engel Bertus L. Resubun; b. Mualim I, Mashuri;

c. Mualim II, Ramli; d. KKM, Sudirman;

e. Masinis II, Yopie Salenussa;

(2)

f. Juru Mudi, M. Anwar;

g. Juru Minyak, Soekarno Kahar.

4. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sorong, tanggal 13 Januari 2014 ;

5. Dokumen Kapal, terdiri dari :

a. Surat Ukur International (1969) No.1238/IId dikeluarkan di Balikpapan tanggal 17 Desember 2012, oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sorong;

b. Surat Laut, nomor PK.205/1405/SL-PM/DK-13, tanggal 07 Mei 2013, diberikan di Jakarta, oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Nomor PK.006/30/5/KSOP.Bpn-13, tanggal 22 Oktober 2013, berlaku sampai

dengan tanggal 15 Desember 2013, diterbitkan di Balikpapan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Balikpapan;

d. Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, Nomor PK.007/22/17/KSOP.Bpn-13, tanggal 22 Oktober 2013, berlaku sampai

dengan tanggal 15 Desember 2013, diterbitkan di Balikpapan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Balikpapan;

e. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, Nomor PK.002/26/17/KSOP.Bpn-13, tanggal 22 Oktober 2013, berlaku sampai

dengan tanggal 15 Desember 2013, diterbitkan di Balikpapan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Balikpapan;

f. Sertifikat Garis Muat No. 005970, tanggal 03 Juni 2013, dan berlaku sampai dengan tanggal 24 Maret 2018, diterbitkan di Jakarta oleh Biro Klasifikasi Indonesia

g. Sertifikat Keamanan Kapal Internasional Nomor 01-1896 – DV tanggal 16 Oktober 2013, dan berlaku sampai dengan tanggal 10 Mei 2013, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur KPLP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

h. Sertifikat Manajemen Keselamatan, Nomor PK.401/3561/SMC/DK-13, tanggal 29 Oktober 2013, dan berlaku sampai dengan tanggal 19 Mei 2018, diterbitkan di Jakarta oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

i. Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan, Nomor PK.690/30/DOC/DK-10, tanggal 08 Januari 2010, dan berlaku sampai dengan tanggal 04 Agustus 2014, diterbitkan di Jakarta oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

(3)

j. Sertifikat Klasifikasi Lambung, Nomor 022508, tanggal 03 Juni 2013, dan berlaku sampai dengan tanggal 25 Maret 2018, diterbitkan di Jakarta oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

k. Sertifikat Klasifikasi Mesin, Nomor 014898, tanggal 03 Juni 2013, dan berlaku sampai dengan tanggal 25 Maret 2018, diterbitkan di Jakarta oleh Biro Klasifikasi Indonesia;;

l. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, Nomor PK.402/727/IOPP/DK-13, tanggal 06 Mei 2013, berlaku sampai dengan tanggal 16 April 2015, diterbitkan di Jakarta oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

m. Surat Pengoperasian Tramper di Dalam Negeri, Nomor AT.302/146/12/100/13 /14, diterbitkan tanggal 30 Oktober 2013 oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktur Jenderal Perhubungan Laut;

n. Dokumen Keselamatan Pengawakan Minimum, Nomor PK.302/27/I/DK-13, diterbitkan tanggal 08 Juli 20PK.302/27/I/DK-13, dan berlaku sampai dengan tanggal 08 Juli 2014, di Jakarta oleh Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

o. Daftar Awak Kapal, dibuat tanggal 02 Desember 2015 di Oransbari oleh Nakhoda;

p. Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor PK.304/1/06/UPP.ORB-13, diterbitkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Oransbari, tanggal 02 Desember 2013;

q. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) No. GM.760/3/34/UPP.ORB-13, tanggal 02 Desember 2013, dikeluarkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Oranshari.

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

Nama : Agung Samudera

Jenis :

Landing Craft Tank

Bendera / Tanda Panggilan : Indonesia / JZFG

Pembuatan / Konstruksi : Tahun 2012 di Balikpapan / Baja

Isi kotor : GT. 939

Isi bersih : NT. 282

Tanda selar : GT. 939 No. 1238/IId

Tenaga Penggerak Utama : 2 (dua) unit mesin merek Mitsubishi

S6R2-MTK, 4 Tak Kerja Tunggal 2x800 HP Ukuran…

(4)

Ukuran Pokok Panjang : 62,60 meter Lebar : 14,00 meter

Dalam : 4,00 meter

Pemilik : Aziz Hermanto, AR Nakhoda : Engel Bertus L. Resubun Awak Kapal : 11 (sebelas) orang 2. Jalannya Peristiwa.

a. Tanggal 03 Desember 2013 pukul 08.15 WIT LCT. Agung Samudera Awak Kapal 11 (sebelas) orang bertolak dari Pelabuhan Maripi Manokwari menuju Pelabuhan Sorong dengan muatan Loging Truk 5 unit, Excavator 6 unit, mobil Crane 2 unit, Loader 2 Unit, Boomer 1 unit, Grader 1 unit, dan Kontainer 1 unit 20“ berisi

spare part;

b. Tanggal 04 Desember 2013 pukul 18.45 WIT LCT. Agung Samudera pada posisi 00°49,1’ LS/131°12,4’ BT, mengubah haluan dari 226° ke haluan 150° sesuai dengan rencana pelayaran;

c. Pukul 18.50 WIT, atau 5 menit setelah mengubah haluan kapal mengalami kandas pada posisi 00°49,7’ LS-131°12,9’ BT, saat kejadian langit cerah, dan daya tampak bagus;

d. Lebih kurang 2-3 jam Nakhoda berusaha olah gerak untuk lepas dari kandas sehingga menyebabkan perubahan haluan menjadi Timur Laut namun tidak berhasil, kemudian Nakhoda menghubungi Agen untuk meminta bantuan pertolongan;

e. Pukul 21.45 WIT Nakhoda memerintahan untuk dilakukan

sounding

dan diketahui kemudian hasil

sounding

pada lambung kiri 3,5 meter, depan 4 meter, belakang 3,5 meter dan lambung kanan 2 meter; f. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tangki-tangki kapal dan main hole,

kemudian pemeriksaan kamar mesin, tangki bahan bakar, setelah itu dilakukan pengisian tangki depan untuk mengurangi trim;

g. Pada tanggal 05 Desember 2013 dilakukan bongkar air ballast, tanggal 06 Desember 2013 dilakukan pembukaan tangki nomor 4 cross sebelah kanan ditemukan adanya genangan air setinggi garis air sehingga kemungkinan terjadi kebocoran, dan kapal miring kiri 6°; h. Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa atau luka.

3. Dalam peristiwa kandasnya LCT. Agung Samudera, pada tanggal 04 Desember 2013, pukul 18.50 WIT, di perairan Sorong, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut : a. Tersangkut : 1) Nakhoda, Engel Bertus L. Resubun;

2) Mualim I, Mashuri.

(5)

b. Saksi-saksi : 1) Mualim II, Ramli; 2) KKM, Sudirman;

3) Masinis II, Yopie Salenusa; 4) Juru Mudi Jaga, M. Anwar;

5) Juru Minyak Jaga, Soekarno Kahar.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal kandasnya LCT. Agung Samudera, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi - saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, namun yang bersangkutan tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal. Keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Engel Bertus Leopoldus Resubun, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Sorong

Tanggal : 13 September 1961

Alamat : Jl. Sutoyo S. Gang Purnawirawan I RT. 046 / RW. 013 Desa Pelambuan, Banjamasin Barat

Pendidikan Umum : - Teknis : ANT III

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tanggal 03 Desember 2013 pukul 08.15 WIT bertolak dari Pelabuhan Maripi Manokwari menuju Sorong dengan muatan Loging Truk 5 unit, Excavator 6 unit, mobil Crane 2 unit, Loader 2 Unit, Boomer 1 unit, Grader 1 unit, dan Kontainer 1 unit 20“ berisi

spare part;

d. Tanggal 04 Desember 2013 pukul 18.45 WIT kapal pada posisi 00°49’,1 LS/131°12’,6 BT mengubah haluan dari 226° ke haluan 150° sebagaimana telah dibuat dalam rencana pelayaran pada di Peta 213; e. Pukul 18.15 WIT, atau 5 menit setelah mengubah haluan kapal

mengalami kandas pada posisi 00°49,1’ LS-131°12,9’ BT, saat kejadian langit cerah, dan daya tampak bagus;

f. Tersangkut Nakhoda berusaha olah gerak untuk lepas dari kandas sehingga menyebabkan perubahan haluan menjadi Timur Laut namun tidak berhasil, kemudian Tersangkut Nakhoda menghubungi Agen untuk meminta bantuan pertolongan;

(6)

g. Pukul 21.45 WIT Tersangkut Nakhoda memerintahan untuk dilakukan

sounding

dan diketahui kemudian hasil

sounding

pada lambung kiri 3,5 meter, depan 4 meter, belakang 3,5 meter dan lambung kanan 2 meter;

h. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tangki-tangki kapal dan main hole, kemudian pemeriksaan kamar mesin, tangki bahan bakar, setelah itu dilakukan pengisian tangki depan untuk mengurangi trim;

i. Tanggal 05 Desember 2013 dilakukan bongkar air ballast, tanggal 06 Desember 2013 dilakukan pembukaan tangki nomor 4 cross sebelah kanan ditemukan adanya genangan air setinggi garis air sehingga kemungkinan terjadi kebocoran, dan kapal miring ke kiri 6°;

j. Saat kejadian yang berdinas jaga adalah Mualim I dan Juru Mudi Jaga 2. Tersangkut Mualim I, Mashuri, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan

Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Bira

Tanggal : 11 November 1972

Alamat : Salibang, RT.02/RW.02 Desa Barong Kec. Herlang Pendidikan

Umum : SMA

Teknis : ANT V

b.

Tersangkut dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tanggal 03 Desember 2013 pukul 08.15 WIT kapal dari Pelabuhan Maripi Manokwari menuju Sorong, dengan muatan Loging Truk 5 unit, Excavator 6 unit, mobil krane 2 unit, Loader 2 Unit, Boomer 1 unit, Grader 1 unit, dan Kontainer 1 unit 20 “ berisi

spare part;

d. Tanggal 04 Desember 2013 pukul 18.50 WIT kapal kandas pada posisi 00⁰49’.7 LS/131⁰12’.9 BT, saat kejadian

Tersangkut sedang berdinas

jaga bersama Juru Mudi Jaga, sebelumnya pada pukul 18.45 WIT pada posisi kapal 00⁰49,1’ LS/131⁰12,6’ BT kapal mengubah haluan dari 226° ke 150° sesuai dengan rencana pelayaran pada peta laut 213, pada saat haluan 150° kapal langsung kandas pada lambung kanan, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut;

e. Cuaca pada saat kejadian cerah dengan daya tampak baik, setelah kandas Tersangkut langsung menentukan posisi kandas dalam peta, memeriksa lashingan muatan,

sounding

kedalaman air dan pemeriksaan tangki ballast;

f. Tanggal 06 Desember 2013 saat pemeriksaan tangki ballast diketahui tangki nomor 4 dan nomor 6 mengalami kebocoran dan kapal miring 8°.

(7)

3. Saksi Mualim II, Ramli, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Takular

Tanggal : 01 Januari 1990

Alamat : Jenelimbua, Lakura, Polongbang Selatan Pendidikan

Umum : SMA

Teknis : ANT V

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Saat kejadian Saksi berada di dek utama dan sedang tidak berdinas jaga, bahwa haluan kapal sudah sesuai dengan rencana pelayaran dan peta yang digunakan peta laut 213, Saksi hanya mencatat way point pada lembar rencana pelayaran sedangkan rencana pelayaran dan yang menarik garis haluan adalah Nakhoda;

d. Kapal kandas pada lambung kanan dan buritan, setelah kejadian Saksi memplot posisi kapal menggunakan GPS dan tidak secara visual karena Saksi kurang paham membaring secara visual, hasil baringan GPS berbeda dengan baringan Nakhoda dengan selisih 3-4 cable. 4. Saksi KKM, Sudirman, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan

Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut :

a. Lahir di : Pinrang A litta Tanggal : 03 Agustus 1982

Alamat : Manubuk, BTN Tabaria Blok D3, RT.001 RW.006 Mannuruki, Tamalatu

Pendidikan

Teknis : ATT III

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tanggal 04 Desember 2013, pukul 18 20 WIB Saksi berada di kamar dan mendengar suara dan getaran, Saksi kemudian keluar dari kamar dan melihar sekeliling kapal dan diketahui kapal sudah kandas pada lambung kanan dan buritan;

d. Selanjutnya Saksi menuju kamar mesin untuk memeriksa keadaan mesin induk, mesin bantu, generator, tangki bahan bakar, poros baling-baling dan kondisi got dalam kondisi aman;

e. Selama lebih kurang 2-3 jam mesin kapal masih berjalan untuk olah gerak kapal lepas dari kandas sampai dengan pukul 23.00 WIT mesin stop;

(8)

f. Keesokan paginya Awak Kapal melakukan

sounding

dan membuka beberapa main hole untuk mengetahui apakah ada kebocoran atau tidak.

5. Saksi Masinis II, Yopie Salenussa, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Piru

Tanggal : 16 Mei 1958

Alamat : Pulau Sekanak RT.001/RW.004 Kel. Sekanak Raya, Kec. Belakang Padang

Pendidikan Umum : SMP Teknis : ATT V

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tanggal 04 Desember 2013 Saksi berada di kamar mesin melaksanakan dinas jaga bersama dengan Juru Minyak Jaga, ketika berada di kamar mesin merasakan suara dan getaran, kemudian Saksi keluar menuju geladak utama dan melihat sekeliling kapal bahwa kapal telah kandas;

d. Saksi kembali ke kamar mesin memeriksa mesin induk, mesin bantu, tangki bahan bakar, generator, poros baling-baling dan kondisi air got, setelah memastikan kondisi kamar mesin aman Saksi melanjutkan manuver mesin maju mundur dalam usaha keluar dari kandas.

6. Saksi Juru Mudi, Muhammad Anwar, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Balikpapan

Tanggal : 05 Mei 1991

Alamat : Jl. Satu Nomor 15, Kel. Margo Mulyo, Kec. Balikpapan Barat

Pendidikan

Umum : SLTA Teknis : ANTD

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Pada saat berlayar sebelum kandas Nakhoda memerintahkan Saksi untuk mengubah haluan ke kiri sedikit karena ada batu, perintah yang diberikan Nakhoda tersebut tidak tetap yaitu kanan kiri dan tiba-tiba kapal kandas, kemudian Nakhoda memerintahkan Saksi kemudi tengah-tengah karena ketika kandas posisi kemudi masih kiri 20°;

(9)

d. Saksi hanya menunggu perintah dari Nakhoda sampai dengan pukul 20.00 LT Saksi kemudian serah terima dengan Juru Mudi Pengganti, dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa.

7. Saksi Juru Minyak, Soekarno Kahar, tidak hadir dalam Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), adalah sebagai berikut : a. Lahir di : Pinrang

Tanggal : 19 September 1991

Alamat : Karangan RT.02 RW. 02 Desa Padaidi Kec. Mattiro Bulu Pendidikan

Teknis : ATTD

b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

c. Tanggal 04 Desember 2013 Saksi berada di kamar mesin melaksanakan dinas jaga bersama dengan Masinis II, ketika berada di kamar mesin merasakan suara dan getaran, kemudian Saksi mendapat informasi dari Masinis II yang keluar kamar mesin bahwa kapal telah kandas;

d. Setelah kejadian Saksi

standby

di kamar mesin melakukan pemeriksaan air got, tangki bahan bakar dan mesin induk sesuai perintah Masinis II.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Mahkamah Pelayaran atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), serta keterangan lainnya, sehubungan dengan kandasnya LCT. Agung Samudera pada tanggal 04 Desember 2013, pukul 18.50 WIT, di perairan Sorong telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Kapal.

LCT. Agung Samudera adalah jenis

Landing Craft Tank

konstruksi baja berbendera Indonesia dengan GT.939 dan NT.282, dibangun tahun 2012 di Balikpapan. Kapal berbaling-baling 2 (ganda) geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 2 (dua) unit mesin diesel merk Mitsubishi, S6R2-MTK, 4 Tak Kerja Tunggal dengan daya 2x 800 HP pada putaran 1450 Rpm. Kapal dilengkapi 2 (dua) unit mesin bantu merk Hyundai D6AVY, dengan daya 2 x 280 HP. Kapal

(10)

diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia dengan Nomor Register 10781 Nomor IMO 8207915, tanda klass lambung A 100 P

Landing Craft

” dan tanda klass mesin SM.

b. Surat - Surat Kapal.

LCT. Agung Samudera telah dilengkapi dengan Surat Laut, Surat Ukur, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang, Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, dan surat-surat lain yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku.

c. Awak Kapal

Kapal diawaki oleh 11 (sebelas) orang sesuai dengan Daftar Awak Kapal yang dibuat oleh Nakhoda tanggal 02 Desember 2013 dan diketahui oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Oransbari, dan Surat Keterangan Perwira Nomor PK.304/1/06/UPP.ORB-13 tanggal 02 Desember 2013 dari Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Oransbari dengan Susunan perwira dek dan mesin adalah sebagai berikut :

Bagian Dek

Nakhoda : Engelbertus L. Resubun ijazah ANT III tahun 2007; Mualim I : Mashuri ijazah ANT V tahun 2012; Mualim II : Sandi ijazah ANT V tahun 2013. Bagian Mesin

K K M : Sudirman ijazah ATT IV tahun 2009; Masinis II : Yopie Salenusa ijazah ATT V tahun 2003; Masinis III : Sandi ijazah ATT V tahun 2007. Dengan demikian mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tentang kapal, surat-surat kapal dan Awak Kapal dapat diterima.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan berdasarkan keterangan para Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 19 November 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 04 Desember 2013, pukul 18.50 WIT, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut :

Cuaca : Berawan Sebagian - Berawan

Arah dan Kecepatan Angin : Utara – Timur Laut 1,1 – 1,7/2,2 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat 5,4 – 5,9 Cm/dt

Tinggi Gelombang : Utara 0,4 M – 0,6 M Jarak Penglihatan : 8,0 – 10,0 Mil

(11)

b. Menurut keterangan Tersangkut Nakhoda dalam BAPP dan keterangan Saksi-saksi bahwa saat kejadian keadaan cuaca cerah, daya tampak bagus.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan yang didapat dari BAPP dan keterangan para Saksi dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan.

Ukuran Pokok sesuai TMS (1969)

L x B x H = 62,60 m x 14,00 m x 4,00 m

Tebal plat tepi (t) = 10 mm = 0,010 m Besar Lambung Timbul (T) = 1010 mm = 1,010 m Sarat maksimal = 4,00 + 0,010 – 1, 010 = 3, 00 m Displacement (D) = 62,60 x 14,00 x 3,00 x 0,69 x 1,025

= 1859,501 Ton

Berat kapal kosong (LWT) = 0,30 x D = 557,850 Ton Kapasitas angkut (DWT) = D - LWT

= 1301,651 Ton Muatan 317 Ton.

b. Keadaan Stabilitas.

LCT. Agung Samudera sebelum terjadi kecelakaan dalam keadaan terapung, tegak, normal, stabilitas positif, setelah kandas kapal mengalami kebocoran dan miring 8° ke kiri.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tentang keadaan muatan dapat diterima sedangkan stabilitas kapal sesudah kandas tidak dapat diterima.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (

good seamanship

), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

(12)

a. Tentang Navigasi.

1) Berdasarkan keterangan dalam BAPP selain alat bantu navigasi GPS, tidak ada alat bantu navigasi lainnya yang dioperasikan pada saat menjelang terjadinya kecelakaan, dan penentuan posisi dengan menggunakan GPS keakurasiannya dapat dipercaya, namun pada kenyataannya LCT. Agung Samudera setelah ambil posisi dan mengubah haluan kapal kandas, sehingga patut diduga telah terjadi kesalahan dalam ploting posisi, sehingga ketika melakukan perubahan haluan kapal pada posisi yang salah dan kandas pada perairan dangkal;

2) Dalam bernavigasi didaerah perairan Sorong, yang merupakan perairan pantai dengan banyak bahaya navigasi dibawah air terutama dangkalan yang keras, Tersangkut Nakhoda dan Tersangkut Mualim I telah bertindak dengan tidak cermat dalam mengontrol posisi melalui baringan berulang-ulang untuk menghindari bahaya navigasi.

b. Tentang Olah Gerak.

1) Ketika LCT. Agung Samudera berolah gerak mengubah haluan kapal dari 226° ke 150° Tersangkut Nakhoda selaku pimpinan umum tidak ada koordinasi dan kerjasama dengan Mualim I selaku Perwira Dinas Jaga serta tidak melaksanakan pengamatan keliling secara seksama sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik sehingga dalam memberikan perintah kemudi Tersangkut Nakhoda merasa ragu-ragu karena terlambat dalam mengetahui keberadaan dangkalan;

2) Setelah kapal kandas Tersangkut Nakhoda langsung ambil tindakan olah gerak untuk membebaskan kapal dari kekandasan tanpa melaksanakan langkah-langkah tata cara dan prosedur dalam mengolah gerak kapal untuk lepas dari kekandasan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan cara berolah gerak Tersangkut Nakhoda dan Tersangkut Mualim I LCT. Agung Samudera tidak dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kecelakaan kapal kandasnya LCT. Agung Samudera tersebut, maka penyebab terjadinya kecelakaan adalah sebagai berikut :

a. Penyebab terjadinya kecelakaan kapal yaitu kandasnya LCT. Agung Samudera adalah merupakan rangkaian sebab akibat yang diawali dari kesalahan bernavigasi dalam ploting posisi diatas peta dari hasil posisi GPS oleh Tersangkut Mualim I, sehingga ketika kapal melakukan perubahan haluan pada posisi yang salah;

(13)

b. LCT. Agung Samudera berlayar didaerah perairan pantai memasuki Pelabuhan Sorong yang sarat dengan bahaya navigasi dibawah permukaan air laut terutama dangkalan-dangkalan berbatu, namun ketika Tersangkut Nakhoda mengambil alih komando, kemudian mengubah haluan kapal dari 226° ke 150° tidak memeriksa dan memastikan posisi kapal terlebih dahulu sebagaimana dilakukan dalam kebiasaan pelaut yang baik (

good seamanship

) sehingga kapal mengarah pada haluan yang salah dan kandas;

c. Dalam mengolah gerak kapal tidak ada kerjasama antara Tersangkut Nakhoda dan Tersangkut Mualim I sehingga tidak tercipta pengamatan keliling yang baik sebagaimana diamanahkan dalam aturan 5 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) Tahun 1972 yang mengakibatkan terlambat dalam menditeksi bahaya navigasi dan kapal mengalami kekandasan.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab kandasnya LCT. Agung Samudera sebagai akibat dari kegagalan Tersangkut Mualim I dalam bernavigasi dan kegagalan Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi dan berolah gerak.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pasca kandas Tersangkut Nakhoda langsung mengolah gerak kapal

untuk membebaskan kapal dari kekandasan, tindakan tersebut tanpa didahului dengan pengukuran kedalaman air laut di sekeliling kapal, tanpa menyelidiki dan memastikan dasar laut tempat kapal kandas, tanpa memperhitungkan tingkat kekandasan pada bagian-bagian kapal, tanpa memperhitungkan keadaan air pasang surut dan tanpa membuat perencanaan dalam mengolah gerak kapal untuk lepas dari kekandasan. Tindakan Tersangkut Nakhoda tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (

good seaman ship

);

b. Sebagai akibat dari kesalahan Tersangkut Nakhoda dalam mengolah gerak LCT. Agung Samudera untuk membebaskan dari kekandasan yang tidak menggunakan prosedur dan ilmu olah gerak, maka LCT. Agung Samudera mengalami kerusakan/kebocoran pada lambung kapal dibawah garis air atau setidak-tidaknya makin memperburuk kondisi kerusakan kapal.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda LCT. Agung Samudera tidak dapat diterima.

(14)

7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus kandasnya LCT. Agung Samudera, pada tanggal 04 Desember 2013, pukul 18.50 WIT di perairan Sorong, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Kesalahan ploting posisi kapal sebelum mengubah haluan yang dilakukan oleh Tersangkut Mualim I menyebabkan haluan kapal mengarah pada perairan dangkal tempat LCT. Agung Samudera kandas;

b. Kecerobohan dalam mengubah haluan tanpa memeriksa secara cermat tentang posisi kapal sebelum mengubah haluan yang dilakukan oleh Tersangkut Nakhoda, dan tidak dilakukannya pengamatan keliling secara seksama pada saat berolah gerak mengubah haluan dari 226° ke 150° yang dikomando oleh Tersangkut Nakhoda, menyebabkan keterlambatan dalam mengantisipasi bahaya navigasi yang ada, sehingga LCT. Agung Samudera tidak dapat menghindari dangkalan yang terlihat dan kapal kandas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa peristiwa kandasnya LCT. Agung Samudera merupakan bagian dari kesalahan Tersangkut Mualim I dalam bernavigasi dan dinilai telah lalai untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (good seaman ship) dan juga merupakan bagian dari kesalahan Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi dan berolah gerak, sehingga dinilai telah lalai untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan amanah Pasal 342 ayat pertama Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, serta harus bertanggung jawab sesuai dengan amanah Pasal 342 ayat kedua Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

8. Tentang Hal – Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan a. Hal – hal yang meringankan.

Tidak ada.

b. Hal – hal yang memberatkan.

Tidak hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal.

(15)

D. PUTUSAN

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 253 ayat (1) huruf (b), dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran :

MEMUTUSKAN :

I. Menyatakan bahwa sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal dan sidang putusan tentang kandasnya LCT. Agung Samudera, tanpa dihadiri oleh Tersangkut dan dilaksanakan secara

in absentia

.

II. Menyatakan bahwa kandasnya LCT. Agung Samudera pada tanggal 04 Desember 2013, pukul 18.50 WIT di perairan Sorong disebabkan karena kesalahan dan kelalaian Tersangkut Mualim I dalam bernavigasi yang tidak sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (

good seamanship

), dan juga karena kesalahan dan kelalaian Tersangkut Nakhoda dalam bernavigasi dan berolah gerak sehingga telah tidak memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan Pasal 342 ayat pertama Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan harus bertanggung jawab sesuai ketentuan Pasal 342 ayat kedua Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

III. Menghukum Tersangkut Nakhoda LCT. Agung Samudera, bernama Engel Bertus Leopoldus Resubun, lahir tanggal 13 September 1961, memiliki sertifikat keahlian pelaut ANT III Nomor 6200075286N30207, dikeluarkan di Jakarta tahun 2007 dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda dikapal-kapal berbendera Indonesia selama jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

IV. Menghukum Tersangkut Mualim I LCT. Agung Samudera, bernama Mashuri , lahir tanggal 11 November 1972, memiliki sertifikat keahlian pelaut ANT V Nomor 6200476069N50612, dikeluarkan di Jakarta tahun 2012 dengan mencabut sementara Sertifikat Keahlian Pelaut tersebut untuk bertugas sebagai Mualim I dikapal-kapal berbendera Indonesia selama jangka waktu 6 (enam) bulan.

V. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh para Terhukum

(16)

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 12 Januari 2016, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Pengganti, serta tanpa dihadiri oleh Terhukum Nakhoda dan Terhukum Mualim I.

Ketua : ………. Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar.

Anggota : ……….Capt. Supardi, M.M., M. Mar

Anggota : ………. Iswandi, M. Si., ATT - I

Anggota : ………. Ir. Benny Haryono, M. M.

Anggota : ………. Asril Pasaribu, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen lain yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan silabus di satuan pendidikan antara lain adalah: Contoh silabus, bahan ajar, model satuan kredit semester, model

Karena keempukan, kelezatan rasa donatnya dan ngetrendnya usaha ini sehingga banyak pelanggan yang sangat tertarik untuk mencoba membeli dan menjadi pelanggan yang

Dalam hal ini, penulis menganalisis kondisi psikologis tokoh utama dari Novel Skandal yang kemudian dihubungkan dengan pemdekatan semiotik yang digunakan untuk menjabarkan

Untuk membuat label produk dari Klinik Dr.Titi Moertolo akan digunakan metode brand extension yang disesuaikan dengan identitas brand-nya yang baru dan lebih konsisten,

Analisis wah target peningkata ce improvem kan bagia Perwakilan dap kinerj gan targe dengan ket aratur Neg tikberatkan menyempu utama (IKU gi BPKP gsung. maksudka ksanaan g telah

Tujuan merancang ulang desain kemasan Serabi Notosuman adalah agar dapat tampil lebih baik dalam berbagai aspek keberadaanya, lebih representatif sebagai sebuah

INPUT Username & password siswa Username & password guru Soal yang sesuai dengan design metode drill and practice Detail soal (lama pengerjaan soal, penentuan soal dapat

Promosi dengan jalur periklanan memerlukan orang- orang yang kreatif agar dapat memikat massa untuk tertarik pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan